Model Persediaan Untuk Permintaan Independen

advertisement
Matakuliah
Tahun
: F0532 – Manajemen Operasi
: 2005
Pertemuan XI
Manajemen Persediaan
1
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan
Mahasiswa akan mampu :
1. Menunjukkan berbagai fungsi persediaan
dalam operasi suatu perusahaan
2. Menunjukkan perencanaan dan pengendalian
persediaan untuk mencapai keseimbangan
dalam operasi perusahaan.
3. Menunjukkan berbagai model persediaan
4. Menghitung kebutuhan persediaan
berdasarkan model persediaan untuk
permintaan independen
2
Outline Materi
•
•
•
•
Fungsi Persediaan (Inventory)
Manajemen Persediaan
Model Persediaan
Model Persediaan untuk Permintaan
Independen
3
Fungsi Persediaan (1)
• Efisiensi operasional suatu organisasi / perusahaan dapat
ditingkatkan karena berbagai fungsi penting persediaan (inventory).
• Persediaan : adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan
digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu seperti, untuk digunakan
dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali, atau
untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.
• Jenis Persediaan : (1) Persediaan bahan mentah (raw materials),
(2) Persediaan komponen-komponen rakitan / suku cadang
(purchased parts / components), (3) Persediaan bahan pembantu /
penolong (supplies), (4) Persediaan barang dalam proses (work in
process), Persediaan barang jadi (finished goods).
• Fungsi Persediaan : (1) Menghilangkan risiko keterlambatan
pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan perusahaan,
(2) Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik
sehingga harus dikembalikan, (3) Menghilangkan risiko terhadap
kenaikan harga barang atau inflasi,
4
Fungsi Persediaan (2)
(4) Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman
sehingga perusahaan tidak akan kesulitan bila bahan tersebut tidak
tersedia di pasaran, (5) Mendapatkan keuntungan dari pembelian
berdasarkan potongan kuantitas (quantity discounts), (6)
Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya
barang yang diperlukan. Berdasarkan fungsi-fungsi persediaan
diatas, maka fungsi persediaan dapat dikelompokkan menjadi : (1)
Decoupling : persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat
memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier,
(2) Fluctuation Stock : persediaan yang dimaksudkan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak dapat diperkirakan atau
diramalkan, (3) Lot Size Inventory : persediaan yang yang
diadakan dalam jumlah yang lebih besar daripada kebutuhan saat
ini dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari potongan
kuantitas, (4) Anticipation Stock : persediaan untuk menghadapi
permintaan yang dapat diperkirakan atau diramalkan berdasarkan
pengalaman atau data masa lalu, yaitu permintaan musiman.
5
Manajemen Persediaan (1)
• Manajer operasi dapat menetapkan suatu sistem untuk mengelola
persediaan dengan cara mengelompokkan produk-produk
persediaan (analisis ABC) dan dengan mempertahankan
keakuratan catatan persediaan yang ada.
• Analisis ABC : Dalam manajemen persediaan dikenal analisis ABC,
yaitu membagi persediaan dalam tiga kelompok / kelas berdasarkan
prinsip Pareto : the critical few and the trivial many – beberapa yang
penting / bernilai tinggi dan banyak yang sepele / bernilai rendah.
Klasifikasi ABC membagi persediaan dalam tiga kelompok
berdasarkan jumlah nilai uang per tahun. Volume / jumlah nilai uang
tahunan dihitung dari kebutuhan tahunan untuk setiap jenis
persediaan dikalikan dengan nilai per unitnya.
• Klasifikasi ABC : Kelas A : persediaan yang memiliki jumlah nilai
uang per tahunnya tinggi. Kelompok ini mewakili 70% - 80% dari
total biaya persediaan, meskipun volumenya hanya sedikit mewakili
sekitar 15% - 20% dari seluruh jumlah (volume) persediaan.
6
Manajemen Persediaan (2)
Kelas B : persediaan yang memiliki jumlah nilai uang per tahunnya
sedang / menengah. Kelompok ini mewakili 15% - 25% dari total
biaya persediaan, sedangkan volumenya mewakili sekitar 30% dari
seluruh jumlah (volume) persediaan.
Kelas C : persediaan yang memiliki jumlah nilai uang pertahunnya
rendah. Kelompok ini mewakili sekitar 5% - 15% dari total biaya
persediaan, sedangkan volumenya 50% - 55% dari seluruh jumlah
(volume) persediaan.
• Pengendalian Persediaan dalam Industri Jasa : Dalam bisnis
eceran, persediaan yang tidak dicatat di antara penerimaan dan
waktu penjualan dinamakan penyusutan, yang terjadi karena
pencurian atau administrasi yang kacau/berantakan. Teknik
pengendaliannya : (1) Pemilihan karyawan, pelatihan dan disiplin
yang baik, (2) Pengendalian yang ketat terhadap kiriman barang
yang datang, (3) Pengendalian yang efektif terhadap semua barang
yang keluar dari fasilitas.
7
Model Persediaan
• Dalam Pengelolaan Persediaan terdapat dua keputusan penting
yang harus dilakukan oleh manajemen, yaitu : (1) berapa banyak
jumlah bahan / barang yang harus di pesan untuk setiap kali
pemesanan, (2) kapan pemesanan bahan / barang harus dilakukan.
Untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan, telah
dikembangkan beberapa model dalam manajemen persediaan.
• Permintaan Dependen vs Permintaan Independen : (1)
Permintaan bersifat Dependen berarti permintaan terhadap suatu
produk berkaitan / tergantung dengan permintaan untuk produk
lainnya (permintaan terhadap ban mobil dan radiator tergantung dari
produksi mobil itu sendiri, (2) Permintaan bersifat Independen
berarti permintaan terhadap suatu produk tidak berkaitan / tidak
tergantung dengan permintaan untuk produk lainnya (permintaan
terhadap kulkas tidak tergantung dengan permintaan pemanggang
roti)
8
Model Persediaan Untuk
Permintaan Independen (1)
• Model Persediaan untuk Produk yang Permintaannya bersifat
Independen : mengasumsikan bahwa permintaan untuk satu
produk tidak berkaitan dengan permintaan untuk produk lainnya
• Biaya-Biaya dalam Persediaan : (1) Biaya Pemesanan (Ordering
Cost) yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
pemesanan bahan/barang seperti biaya pasokan,
formulir/administrasi, pemrosesan pesanan, biaya angkutan,
bongkar muat. (2) Biaya Penyimpanan (holding costs atau carrying
costs) yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
penyimpanan atau penahanan persediaan untuk jangka waktu
tertentu seperti biaya sewa gudang, asuransi, bunga, penyusutan,
listrik. (3) Biaya Pemasangan (Set Up Cost) ; adalah biaya-biaya
untuk mempersiapkan mesin-mesin atau proses manufaktur dari
suatu rencana produksi. Di banyak organisasi/perusahaan biaya
pemasangan berhubungan erat dengan waktu pemasangan (setup
time).
9
Model Persediaan Untuk
Permintaan Independen (2)
•
1.
Model-Model Persediaan untuk Permintaan Independen : (1)
Model Economic Order Quantity (EOQ), (2) Model Production
Order Quantity, (3) Model Quantity Discount.
Model Persediaan Economic Order Quantity : merupakan
suatu teknik pengendalian persediaan tertua dan paling terkenal,
dan mudah penggunaannya, dengan asumsi : (1) barang yang
dipesan dan disimpan hanya satu macam, (2) tingkat kebutuhan
/permintaan barang diketahui dan bersifat konstan, (3) biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan adalah konstan dan
diketahui, (4) waktu tenggang (lead time) diketahui dan bersifat
konstan, (5) barang yang dipesan, diterima dalam satu batch /
kumpulan produk pada suatu waktu tertentu, (6) harga barang
tetap dan tidak tergantung dari jumlah yang dibeli (tidak ada
potongan kuantitas, (7) keadaan kehabisan stok (kekurangan)
dapat dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
10
Model Persediaan Untuk
Permintaan Independen (3)
2. Model Persediaan Production Order Quantity : suatu model
persediaan yang diterapkan ketika persediaan secara terusmenerus mengalir atau terbentuk sepanjang suatu periode tertentu
setelah dilakukan pemesanan atau ketika produk diproduksi dan
dijual pada saat yang bersamaan. Dengan keadaan demikian dapat
dimasukkan data tingkat produksi atau arus persediaan dan
permintaan setiap harinya. Model persediaan ini cocok untuk
lingkungan produksi dan berguna ketika persediaan secara terusmenerus terbentuk sepanjang waktu. Model ini dibuat dengan
menetapkan biaya pemesanan atau pemasangan sama dengan
biaya biaya penyimpanan atau penahanan (carrying cost).
Q*p = √2DS/H[1 – (D/P)] , dimana Q = jumlah unit perpesanan, H =
biaya penyimpanan per unit per tahun, p = tingkat produksi per
tahun, d = tingkat permintaan harisn atau tingkat penggunaan, t =
lama jalannya produksi dalam satuan hari.
11
Model Persediaan Untuk
Permintaan Independen (4)
3. Model Persediaan Quantity Discount : untuk meningkatkan
penjualan, banyak perusahaan yang menawarkan potongan harga
untuk para pelanggan mereka. Quantity discount merupakan
pengurangan harga (P) untuk barang yang dibeli dengan jumlah /
kuantitas yang lebih besar. Bila memasukkan biaya produk,
persamaan untuk biaya persediaan totalnya menjadi :
Biaya total = Biaya pemesanan+Biaya penyimpanan + Biaya Produk
TC = D/Q.S + QH/2 + PD, dimana TC = Biaya total, Q = jumlah unit
yang dipesan, D = permintaan tahunan dalam satuan unit, S =
Biaya pemesanan per pesanan, P = harga per unit, H = Biaya
penyimpanan per unit per tahunan.
Prosedur penentuan jumlah yang ekonomis untuk suatu
pembelian yang menggunakan potongan harga/kuantitas : (1)
hitung EOQ pada harga terendah, dengan persamaan
Q* = √2DS/IP , bila EOQ fisibel (jumlah yang dibeli sesuai dengan
yang dipersyaratkan) maka kuantitas tersebut merupakan pesanan
yang optimal.
12
Model Persediaan Untuk
Permintaan Independen (5)
(2) bila EOQ tidak fisibel, hitung total biaya (TC) pada kuantitas
terendah pada harga tersebut, (3) hitung EOQ pada harga terendah
berikutnya. Bila fisibel hitung biaya totalnya. Kemudian bandingkan
total biaya dari kuantitas pesanan yang telah dihitung. Kuantitas
optimal adalah kuantitas yang mempunyai total biaya terendah, (4)
Apabila langkah (3) masih tidak fisibel, ulangi langkah (2) dan (3)
sampai memperoleh EOQ yang fisibel atau perhitungan tidak
mungkin lagi dilanjutkan.
13
Download