Tanggapan Ibu-Ibu Dasawisma RT.03 RW.01 Dukuh Krajan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan yang banyak
digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Penggunaan minyak goreng ini sebagai
media penggorengan yang bertujuan untuk menjadikan makanan gurih dan
renyah, meningkatkan cita rasa, perbaikan tekstur dan pembawa rasa.
Dalam artikel
Nurma Subangkit (2013), berapa Kali Minyak Goreng
Sebaiknya Digunakan? telah dijelaskan tentang ciri-ciri minyak goreng bekas
yang telah rusak dan tidak layak digunakan, serta batasan berapa kali minyak
goreng sebaiknya digunakan untuk menggoreng. Minyak goreng yang warnanya
sudah berubah menjadi coklat sampai kehitaman tandanya sudah rusak akibat
sering dipakainya berulang kali. Minyak goreng berasal dari bahan baku seperti
kelapa, kelapa sawit, jagung, kedelai, biji bunga matahari.Kandungan utama dari
minyak goreng secara umum adalah asam lemak yang terdiri dari asam lemak
jenuh (saturated fatty acids) misalnya asam plamitat, asam stearat dan asam lemak
tak jenuh (unsaturated fatty acids) misalnya asam oleat (Omega 9) dan asam
linoleat (Omega 6). Asam lemak tak jenuh ini yang memiliki ikatan karbon
rangkap, yang mudah terurai dan bereaksi dengan senyawa lain, sampai
mendapatkan komposisi yang stabil berupa asam lemak jenuh. Komposisi dan
kandungan bermacam-macam asam lemak ini yang sangat menentukan mutu dari
minyak goreng.
1
Dalam konteks Indonesia tentang Merek Top Indonesia (Kompas: 2013)
didapatkan bahwa minyak goreng merupakan belanja terpenting bagi sebagian Ibu
- Ibu dalam kategori memasak: Hemart menarik pangsa pasar 70,20%, Kunci Mas
menarik pangsa pasar 80,32% dan Rose Brand menarik pangsa pasar 50,40%.
Merebut dan menambah pangsa pasar, perusahaan yang berdiri dibelakang produk
tersebut biasanya menggunakan iklan sebagai salah satu strategi pemasarannya.
Penggunaan iklan sebagai salah satu strategi pemasaran adalah sangat
tepat, sebab menurut Alo Liliweri (2007: 144-145) “iklan mempunyai fungsi yang
sangat luas, diantaranya fungsi pemasaran, fungsi ekonomi, fungsi komunikasi,
fungsi pendidikan dan fungsi sosial. Menurut Fandi Tjiptono (1997: 226), iklan
memiliki emapat fungsi : “ menginformasikan khalayak mengenai produk
(informatif), mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), menyegarkan
informasi yang telah diterima khalayak (remending), menciptakan suasana yang
menyenangkan
sewaktu
khalayak
menerima
dan
mencerna
informasi
(intertainment).
Banyak media yang bisa digunakan untuk iklan, diantaranya televisi, iklan
melalui media televisi menjadi pilihan menarik karena di samping jangkauannya
luas, juga adanya unsur hiburan yang sangat mendukung pembentukan persepsi
konsumen terhadap suatu produk. Sehingga pada gilirannya berpengaruh pada
tindakan pertukaran guna memuaskan berbagai pihak yang terlibat dalam aktivitas
pemasaran.Selain itu televisi merupakan media yang paling lengkap dalam
merangsang emosi konsumen karena prosesnya melalui dua indera yaitu
penglihatan dan pandangan (audio-visual) televisi sebagai media advertising
2
memiliki kemampuan untuk menggambarkan emosi keseluruhan disbanding
media lain.
Diantara komponen masyarakat pemirsa televisi dan tentu saja iklan yang
ditayangkan ada didalamnya, sekaligus penguna minyak goreng adalah ibu-ibu.
Mewakili kaum terpelajar komunitas ini layak diperhitungkan,karena jumlah IbuIbu tidak sedikit untuk dijadikan obyek pemasaran.
Sehubungan dengan penggunaan televisi sebagai media iklan Menurut
Durianto (2003: 14) memberi penjelasan:
Iklan televisi harus menarik, pesan mudah dipahami, serta sasaran harus
tersegmentasikan. Iklan televisi juga harus memiliki strategi yang diperhatikan
frekuensi tayangannya, kesempatan audience untuk melihat, menilai rating stasiun
pemancar serta lingkungan penayangannya. Sering iklan tersebut muncul di
televisi akan dapat mendekatkan diri di hati konsumen sehingga menarik
konsumen, karena proses reaksi akan terjadi dalam iklan.
Ada beberapa karakteristik yang biasa digunakan untuk menilai sebuah
iklan yaitu : Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (keinginan), Action
(Membeli).
Empat
karakteristik
dikenal
dengan
formula
(http://donydw.wordpress.com/2007/11/29/tentang-efektifitas-iklan).
AIDA
Diantara
komponen masyarakat pemirsa televisi dan tentu saja iklan yang ditayangkan ada
di dalamnya, sekaligus pengguna minyak goreng adalah Ibu-Ibu Dasawisma Rt.03
Rw. 01 Dukuh Krajan Salatiga.
Tanggapan Ibu-Ibu terhadap iklan minyak goreng di televisi dengan
fenomena sebagai berikut :
3
a. Ada sebagian ibu-ibu yang menggunakan minyak goreng tetap (loyal),
dikarenakan sudah yakin terhadap kualitas minyak goreng yang dipakai.
b. Ada sebagian ibu-ibu yang menggunakan minyak goreng ganda atau lebih
dari satu, hal ini dimungkinkan karena merasa mendapat keuntungan dari
keunggulan masing-masing minyak goreng.
c. Ada sebagian Ibu - Ibu yang tidak menggunakan minyak goreng tetap atau
berganti-ganti minyak goreng karena merasa membeli minyak goreng baru
lebih menguntungkan.
d. Ada sebagian Ibu-Ibu yang berganti-ganti minyak goreng karena merasa
belum ada yang cocok.
Perilaku demikian adalah fenomena atau bukti nyata tanggapan Ibu-Ibu
Dasawisma Melati RT. 03 RW. 01 Dukuh Krajan Salatiga terhadap berbagai iklan
minyak goreng di televisi yang dikemas secara menarik, kompetitif
dan
meyakinkan. Mengungkap lebih mendalam berbagai fenomena tanggapan Ibu-Ibu
DasawismaRT. 03 RW. 01 Dukuh Krajan Salatiga terhadap iklan di televisi
sebagaimana telah diungkapkan di atas, maka penulis akan mengkajinya secara
diskriptif dalam sebuah skripsi.
Efektivitas sebuah iklan dapat diukur dalam sifat persuasifnya dalam
mengajak konsumen membeli produk, dan akan lebih bagus lagi apabila mampu
menanamkan fanatisme konsumen terhadap produk iklan yang ditayangkan.
Dengan kata lain, konsumen tidak hanya membeli satu atau beberapa kali, tetapi
menjadi pengguna tetap dari produk yang diiklankan. Begitu kompleknya nilai
4
yang tersirat dalam iklan, maka kreativitas dalam pembuatan iklan sangat
diperlukan untuk menciptakan keterkaitan antar iklan dan faktor emosi.
1.2
Masalah Penelitian
Masalah dalam penelitian ini adalah, bagaimana Tanggapan Ibu - Ibu
terhadap iklan minyak gorengdi televisi berdasarkan formula Attention, Interest,
Disire, dan Action ( AIDA ) pada Ibu-IbuDasawisma RT.03 RW.01 Dukuh
Krajan Salatiga.
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tanggapan ibu-ibu terhadap
iklan minyak goreng di televisi berdasarkan formula AIDA pada ibu - ibu
Dasawisma RT. 03 RW.01 Dukuh Krajan Salatiga.
1.4
Signifikasi Penelitian
1.4.1 Signifikasi Teoritis
Menurut Frank Jefkins (Jakarta: 1997), iklan yang baik memiliki
beberapa karakteristik sebagaimana tersimpul dalam formula Attention,
yaitu iklan yang ditayangkan harus mampu memenangkan perhatian
pemirsa, interest disamping iklan itu harus memenangkan perhatian, iklan
juga harus menarik perhatian, desire disamping menarik perhatian, iklan
juga harus mendorong orang menginginkan barang yang diiklankan, action
iklan mampu mendorong orang melakukan tindakan pembelian atas apa
yang dilakukan.
5
1.4.2 Signifikasi Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana serta
informasi yang berguna bagi pabrik minyak goreng berkaitan dengan
kualitas iklan minyak goreng yang ditayangkan ditelevisi dan tanggapan
Ibu – Ibu terhadap iklan minyak goreng di televisi berdasarkan formula
AIDA pada Ibu-Ibu Dasawisma RT.03 RW.01 Dukuh Krajan Salatiga
dalam mempertimbangkan penggunaan minyak goreng.
1.5
Keterbatasan
Peneliti menyadari ada banyak keterbatasan dalam penelitian ini.
Diantaranya pengambilan sampel yang hanya padaIbu - Ibu Dasawisma RT.03
RW.01 Dukuh Krajan Salatiga. Banyak tanggapan yang disampaikan untuk
tayangan iklan minyak goreng tapi yang dilihat hanya menggunakan empat
formula AIDA (Attention, Interest, Desire, and Action). Karena minyak goreng di
televisi sangat banyak, maka penulis hanya membatasi penelitian pada iklan
minyak gorenghemart, kunci mas dan rose brand masih banyak keterbatasan lain
diantaranya keterbatasan waktu, tenaga dan pembiayaan yang dihadapi peneliti.
6
Download