BAB II ISI A. PENGERTIAN HAM Berikut adalah pengertian HAM dari berbagai sumber ; 1. Menurut Undang- Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Pasal 1 ayat (1) Merumuskan Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 2. Menurut ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 HAM adalah dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan YME dan berfungsi menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia, dan masyarakat yang tidak boleh diabaikan, dirampas, atau diganggu oleh siapa pun. Hak-hak asasi manusia tersebut meliputi, hak hidup, hak kemerdekaan, hak memiliki sesuatu, dan mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. 3. Hak Asasi Manusia dalam Kamus Bahasa Indonesia memberi pengertian secara etimologis Secara Etimologis, hak Asasi Manusia terbentuk dari 3 kata, hak, asasi, dan manusia. Dua kata pertama, hak dan asasi berasal dari bahasa Arab, sementara kata manusia adalah kata dalam bahasa Indonsia. Kata Haqq terambil dari akar kata Haqqa, yahiqqu, haqqan, artinya benar,nyata, pasti,tetap, dan wajib. Apabila 1|Page dikatanakan Yahiqqu ‘Alaika an Taf’ala kadza, itu artinya “Kamu wajib melakukan seperti ini.” Berdasarkan pengertian tersebut, maka haqq adalah kewenangan atau kewajiban melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Sedangkan kata asasiy berasal dari akar kata assa, yaussu, asasaan, arrtinya membangun, mendirikan, meletakkan. Dapat juga berarti asal, asas, pangkal, dasar dari segala sesuatu.Dengan demkian, asasi artinya segala sesuatu yang mempunyai sifat yang sangat mendasar dan sangat fundamental. (Ibrahim Anis, Mu’jam al- wasith, juz I (Beirut; Dar al-fikri, tt), h. 1815 Sedangkan menurut kamus Besar Bahasa Indonesa memberi arti Hak asasi Manusia (HAM) sebagai hak-hak mendasar pada diri manusia. Berikut merupakan pengertian HAM menurut para ahli ; 1. Jan Materson (Komisi HAM PBB) berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. 2. John Locke berpendapat bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. 3. Miriam Budiardjo mengemukakan bahwa hak asasi adalah hak yang dimiliki manusiayangtelahdiperolehdandibawanyabersamaandengan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat. 4. Muladi berpendapat hak asasi adalah segala hak-hak dasar yang melekat dalam kehidupan manusia ( those rights which are inherent in our nature and without which we cannot live as human being). 5. Peter R. Baehr menjelaskan hak asasi manusia sebagai hak dasar yang dipandang mutlak perlu untuk perkembangan individu. 2|Page B. SEJARAH PERKEMBANGAN HAM DUNIA DARI MASA KE MASA Sejarah HAM dimulai pada saat berakhirnya Perang Dunia II. Dan, negara-negara penjajah berusaha menghapuskan segi-segi kebobrokan daripada penjajahan, sehingga pemikir-pemikir Barat mencetuskan konsep "Declaration of Human Rights" (DUHAM) pada tahun 1948. Semula Konsep HAM ini secara sukarela dijual ke semua negara yang sedang berkembang atau negara bekas jajahan namun tidak banyak mendapat respon. Banyak negara tidak bersedia menandatangani "Declaration of Human Rights" Hak Asasi Manusia (HAM) dilahirkan oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin Eleanor Roosevelt, dan pada 10 Desember 1948 secara resmi diterima oleh PBB sebagai “Universal Declaration of Human Rights”. Universal Declaration of Human Rights (1948) memuat tiga puluh pasal, menjelaskan hakhak sipil, politik, ekonomi, social dan kebudayaan yang fundamental yang harus dinikmati oleh manusia di dunia ini.Hal itu sesuai dengan pasal 1 piagam PBB, menegaskan salah satu tujuan PBB adalah untuk mencapai kerjasama internasiomal dalam mewujudkan dan mendorong penghargaan atas hak-hak asasi manusia dan kemerdekaan yang mendasari bagi semua orang, tanpa membedakan suku bangsa, kelamin, bahasa maupun agama. Pada awalnya deklarasi ini hanya mengikat secara formal dan moral anggota PBB, tetapi sejak 1957 dilengkapi 3 (tiga) perjanjian : 1. International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights 2. International Covenant em civil and political rights 3. Optional Protocol to the International covenant on civil and Political Rights Ketiga dokumen tersebut diterima Sidang Umum PBB 16 Desember 1966, dan kepada anggota PBB diberi kesempatan untuk meratifikasinya. Setiap Negara yang meratifikasi dokumen tersebut, berarti terikat dengan ketentuan dokumen 3|Page tersebut. Kovenan tersebut bertujuan memberi perlindungan atas hak-hak (rights) dan kebebasan (freedom) pribadi manusia. Setiap Negara yang meratifikasi kovenan tersebut, menghormati dan menjamin semua individu di wilayah kekuasaannya, dan mengakui kekuasaan pengadilan hak-hak yang diakui dalam kovenan tersebut, tanpa membedakan ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik, asal-usul kebangsaan atau social, harta milik, kelahiran atau status lainnya. Meskipun telah disepakati secara aklamasi oleh sejumlah anggota PBB, baru 10 tahun kemudian perjanjian itu dapat diberlakukan. Ini disebabkan pada tahun 1976, baru 35 negara bersedia meratifikasi. Bahkan tidak berbeda dengan Indonesia, Negara yang merasa dirinya champion dalam hak asasi manusia seperti USA dan Inggris hingga awal decade 1990-an belum meratifikasi kedua kovenan tersebut Latar belakang sejarah HAM pada hakikatnya muncul karena keinsyafan manusia terhadap harga diri, harkat, dan martabat kemanusiaannya sebagai akibat tindakan sewenang- wenang dari penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan, dan kezaliman yang hampir melanda seluruh umat manusia. Sejarah perkembangan HAM dari masa ke masa dapat dilihat sebagai berikut : 1. Tahun 2500 SM – 1000 SM a. Perjuangan Nabi Ibrahim malawan kezaliman Raja Namruds. b. Nabi Musa memerdekakan bangsa Yahudi dari perbudakan Raja Firaun agar terbebas dari kesewenag- wenangan. c. Hukum Hamurabi pada masyarakat Babilonia yang menetapakan ketentuanketentuan hukum yang menjamin keadilan bagi warganya. 4|Page 2. Tahun 600 SM di Athena (Yunani) Solon telah menyusun undang- undang yang menjamin keadilan bagi setiap warganya. Untuk itu, ia membentuk Hekiaea, yaitu mahkamah keadilan untuk melindungi orang- orang miskin dan majelis rakyat atau Eklesia. Karena gagasan inilah, Solon dianggap sebagai Bapak Pengajar Demokrasi. Perjuangan Solon didukung oleh seorang tokoh negarawan Athena. 3. Tahun 527 SM- 322 SM a. Kaisar Romawi Flavius Anacius Justianus, menciptakan peraturan hokum modern yang terkodifikasi, yaitu Corpus Luris sebagai jaminan atas keadilan dan HAM. b. Pada masa kebangkitan, yunani telah banyak melahirkan filsuf terkenal dengan visi hak asasi seperti Socrates dan Plato sebagai peletak dasar diakuinya HAM serta Aristoteles yang mrngajarkan tentang pemerintahan berdasarkan kemauan dan cita-cita mayoritas warga. 4. Tahun 30 SM – 632 M a. Kitab suci Injil yang dibawa Nabi Isa Almasih, sebagai peletak dasar etika Kristiani dan ide pokok tinkah laku manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih terhadap Tuhan atau sesama manusia. b. Kitab suci Al Quran yang diturunkan Nabi Muhammad saw.banyak mengajarkan toleransi, berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksanam menerapkan kasih saying, dsb. 5. Tahun 1215 Magna Charta merupakan piagam pertama tentang HAM di dunia. Magna Charta lahir di Inggris. Magna Charta merupakan dokumen yang berisi hak- hak kalangan bangsawan yang diberikan oleh Raja John. Ketentuan tersebut sekaligus 5|Page memberikan batasan- batasan kewenangan raja yang sebelumnya memiliki kekuasaan absolut. Sebelumnya raja memiliki kekuasaan membuat hokum sementara dia sendiri tidak terikat terhadap hokum tersebut. Setelah lahirnya Magna Charta kekuasaan raja menjadi tidak mutlak dan dapat dimintai pertanggungjawaban di muka hukum. Proses lahirnya piagam ini didorong oleh adanya gerakan rasionalisme dan humanism di Erops secara revolusioner di bidang hukum, hak asasi, dan ketatanegaraan. Pelopor gerakan revolusi tersebut antara lain adalah John Locke dan Thomas Aquino. 6. Tahun 1679 Lahir piagam HAM, yaitu Hobeas Corpus Act, yang isinya jaminan kebebasan warga Negara dan mencegah pemenjaraan yang sewenang- wenang terhadap rakyat. 7. Tahun 1689 Lahir piagam Bill of Rights di Britania Raya, yaitu berisi undang- undang tentang hak- hak asasi dan kebebasan bernegara. 8. Tahun 1776 Decraration of Independence di Amerika, yaitu deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh tiga belas Negara bagian. Deklarasi ini merupakan piagam HAM karena mengandung pernyataan ,“bahwa semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Tuhan Yang Maha Pencipta”. a. Bahwa semua manusia di anugerahi oleh pencipta-Nya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebahagiaan. b. Amerika Serikat sebagai Negara pertama yang mencantumkan HAM dalam konstitusi (secara resmi dimuat dalam Constitution of USA 1787). c. Naskah proklamasi kemerdekaan Amerika independence) diciptakan oleh Thomas Jefferson. 6|Page Serikat (declaration of 9. Tahun 1789 Lahirnya piagam Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen, yaitu piagam pernyataan HAM dan warga Negara sebagai hasil dari Revolusi Prancis di bawah kepemimpinan Jenderal Laffayette. a. Revolusi Prancis bersemboyan Liberte (kemerdekaan), egalite (persamaan), dan fratenite (persaudaraan). b. Revolusi ini diprakarsai oleh pemikir- pemikir besar Prancis, seperti J.J.Rousseau, Voltaire, dan Montesquieu. c. Piagam hak asasi ini baru masuk konstitusi Prancis tahun 1791. 10. Tahun 1918 Lahir piagam HAM, yaitu Rights of Determination. Naskah ini diusulkan oleh Presiden Theodore Woodrow Wilson yang memuat 14 pasal dasar untuk perdamaian yang adil. 11. Tahun 1941 Atlantic Charter yang lahir pada saat berkobarnya Perang Dunia II dengan pelopornya F.D.Roosevelt, mengusulkan empat kebebasan (The Four Freedoms) sebagai penyangga HAM yang paling pokok dan mendasar. Isi dari The Four Freedoms ini antara lain: a. Kebebasan untuk berbicara dan mengemukakan pendapat (freedom for speak and expression). b. Kebebasan untuk beragama (freedom for religion). c. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear). d. Kebebasan sari kekuranagan dan kelaparan (freedom from want). 7|Page 12. Tahun 1948 HAM sedunia dideklarasikan PBB pada 10 Desember 1948 yaitu Universal Declaration of Human Rights. Piagam ini disusun oleh panitia khusus yang dibentuk PBB dengan nama Komisi HAM pada tahun 1946. 13. Convenant of Human Rights (1966) Piagam HAM PBB yang telah diratifikasi oleh Negara- Negara anggota ini berisi: a. The international on civil and political rights yaitu HAM sipil dan politik PBB. b. The international convenant of economic, social, and cultural rights yaitu hak asasi di bidang ekonomi, social, dan budaya PBB. C. HAM DI INDONESIA Berikut adalah perkembangan HAM di Indonesia 1.Periode Sebelum Kemerdekaan ( 1908 – 1945 ) a) Boedi Oetomo Dalam konteks pemikiran HAM, pemimpin Boedi Oetomo telah memperlihatkan adanya kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petisi – petisi yang dilakukan kepada pemerintah kolonial maupun dalam tulisan yang dalam surat kabar goeroe desa. Bentuk pemikiran HAM Boedi Oetomo dalam bidang hak kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat. • Perhimpunan Indonesia Lebih menitikberatkan pada hak untuk menentukan nasib sendiri. • Sarekat Islam Menekankan pada usaha – usaha unutk memperoleh penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan deskriminasi rasial. 8|Page • Partai Komunis Indonesia Sebagai partai yang berlandaskan paham Marxisme lebih condong pada hak – hak yang bersifat sosial dan menyentuh isu – isu yang berkenan dengan alat produksi. • Indische Partij Pemikiran HAM yang paling menonjol adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakuan yang sama dan hak kemerdekaan. • Partai Nasional Indonesia Mengedepankan pada hak untuk memperoleh kemerdekaan. • Organisasi Pendidikan Nasional Indonesia Menekankan pada hak politik yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk menentukan nasib sendiri, hak berserikat dan berkumpul, hak persamaan di muka hukum serta hak untuk turut dalam penyelenggaraan Negara. Pemikiran HAM sebelum kemerdekaan juga terjadi perdebatan dalam sidang BPUPKI antara Soekarno dan Soepomo di satu pihak dengan Mohammad Hatta dan Mohammad Yamin pada pihak lain. Perdebatan pemikiran HAM yang terjadi dalam sidang BPUPKI berkaitan dengan masalah hak persamaan kedudukan di muka hukum, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak untuk memeluk agama dan kepercayaan, hak berserikat, hak untuk berkumpul, hak untuk mengeluarkan pikiran dengan tulisan dan lisan. 2. Periode Setelah Kemerdekaan ( 1945 – sekarang ) a. Periode 1945 – 1950 Pemikiran HAM pada periode awal kemerdekaan masih pada hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak kebebasan untuk untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen. Pemikiran HAM telah mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan masuk kedalam hukum dasar Negara ( konstitusi ) 9|Page yaitu, UUD 45. komitmen terhadap HAM pada periode awal sebagaimana ditunjukkan dalam Maklumat Pemerintah tanggal 1 November 1945.Langkah selanjutnya memberikan keleluasaan kepada rakyat untuk mendirikan partai politik. Sebagaimana tertera dalam Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945. b. Periode 1950 – 1959 Periode 1950 – 1959 dalam perjalanan Negara Indonesia dikenal dengan sebutan periode Demokrasi Parlementer. Pemikiran HAM pada periode ini menapatkan momentum yang sangat membanggakan, karena suasana kebebasan yang menjadi semangat demokrasi liberal atau demokrasi parlementer mendapatkan tempat di kalangan elit politik. Seperti dikemukakan oleh Prof. Bagir Manan pemikiran dan aktualisasi HAM pada periode ini mengalami “ pasang” dan menikmati “ bulan madu “ kebebasan. c. Periode 1959 – 1966 Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku adalah sistem demokrasi terpimpin sebagai reaksi penolakan Soekarno terhaap sistem demokrasi Parlementer. Pada sistem ini ( demokrasi terpimpin ) kekuasan berpusat pada dan berada ditangan presiden. Akibat dari sistem demokrasi terpimpin Presiden melakukan tindakan inkonstitusional baik pada tataran supratruktur politik maupun dalam tataran infrastruktur poltik. Dalam kaitan dengan HAM, telah terjadi pemasungan hak asasi masyarakat yaitu hak sipil dan dan hak politik. d. Periode 1966 – 1998 Setelah terjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno ke Soeharto, ada semangat untuk menegakkan HAM. Pada masa awal periode ini telah diadakan berbagai seminar tentang HAM. Salah satu seminar tentang HAM dilaksanakan pada tahun 1967 yang merekomendasikan gagasan tentang perlunya pembentukan Pengadilan HAM, pembentukan Komisi dan Pengadilan HAM untuk wilayah Asia. Selanjutnya pada pada tahun 1968 diadakan seminar Nasional Hukum II 10 | P a g e yang merekomendasikan perlunya hak uji materil ( judical review ) untuk dilakukan guna melindungi HAM. Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.Meskipun dari pihak pemerintah mengalami kemandegan bahkan kemunduran, pemikiran HAM nampaknya terus ada pada periode ini terutama dikalangan masyarakat yang dimotori oleh LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) dan masyarakat akademisi yang concern terhadap penegakan HAM. Salah satu sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM adalah dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM ) berdasarkan KEPRES No. 50 Tahun 1993 tertanggal 7 Juni 1993. Lembaga ini bertugas untuk memantau dan menyelidiki pelaksanaan HAM, serta member pendapat, pertimbangan, dan saran kepada pemerintah perihal pelaksanaan HAM. e. Periode 1998 – sekarang Pergantian rezim pemerintahan pada tahun 1998 memberikan dampak yang sangat besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di Indonesia. Pada saat ini mulai dilakukan pengkajian terhadap beberapa kebijakan pemerintah orde baru yang berlawanan dengan pemajuan dan perlindungan HAM.Selanjutnya dilakukan penyusunan peraturan perundang–undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM dalam kehidupan ketatanegaraan dan kemasyarakatan di Indonesia. Hasil dari pengkajian tersebut menunjukkan banyaknya norma dan ketentuan hukum nasional khususnya yang terkait dengan penegakan HAM diadopsi dari hokum dan instrument Internasional dalam bidang HAM. Strategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap status penentuan dan tahap penataan aturan secara konsisten. Pada tahap penentuan telah ditetapkan beberapa penentuan perundang–undangan tentang HAM seperti amandemen konstitusi Negara ( Undang–undangDasar 1945 ), ketetapan MPR ( TAP MPR ), Undang – undang (UU), peraturan pemerintah dan ketentuan perundang–undangan lainnya. 11 | P a g e Pada masa menjelang peralihan pemerintahan dari masa Orde Baru ke masa Reformasi banyak sekali kejadian menyangkut pelanggaran HAM ini. Peristiwa 1998 yang berujung penguduran diri Presiden Soeharto pada waktu itu sebetulnya adalah puncak dari segala peristiwa yang terjadi sebelumnya. Pada masa pemerintahan yang sangat represif, banyak aktifis yang tiba-tiba hilang tak tahu di mana rimbanya. Disinyalir kuat mereka telah diculik dan dibunuh oleh tangan-tangan penguasa pada waktu itu. Aksi demo besar-besaran mahasiswa dari seluruh Indonesia juga menyimpan sejumlah kasus pelanggaran HAM oleh aparat keamanan terhadap rakyat sipil. Semuanya berlangsung secara sporadic dan sangat massif pada waktu itu. Karena institusi hukum telah dikuasai oleh penguasa, maka HAM adalah alat yang digunakan untuk menjerat para pelaku pelanggaran tersebut. Bahkan ketika masa reformasi, cara-cara pelenyapan aktifis masih juga terjadi. Masih segar dalam ingatan kita bagaimana almarhum Munir yang tewas secara mendadak dalam perjalanannya ke Belanda. Di dalam darahnya ditemukan racun jenis arsen yang melewati ambang batas normal. Diduga kuat dia telah dengan sengaja diracun. Hingga tahun 2014 kasus munir belum ada titik terang. 1. Pelaksanaan dan penegakan HAM di Indonesia Tegaknya HAM selalu mempunyai hubungan korelasional positif dengan tegaknya negara hukum. Sehingga dengan dibentuknya KOMNAS HAM dan Pengadilan HAM, regulasi hukum HAM dengan ditetapkannya UU No. 39 Tahun 1999 dan UU No. 26 Tahun 2000 serta dipilihnya para hakim ad hoc, akan lebih menyegarkan iklim penegakkan hukum yang sehat. Artinya kebenaran hukum dan keadilan harus dapat dinikmati oleh setiap warganegara secara egaliter. Begitu pula keberadaan budaya hukum dari aparat pemerintah dan tokoh masyarakat merupakan faktor penentu (determinant) yang mendukung tegaknya HAM. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, isu mengenai HAM di Indonesia bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak yang cepat tersebut terutama karena memang telah terjadi begitu banyak 12 | P a g e pelanggaran HAM, mulai dari yang sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat (gross human right violation). Disamping itu juga karena gigihnya organisasi-organisasi masyarakat dalam memperjuangkan pemajuan dan perlindungan HAM Pada masa menjelang peralihan pemerintahan dari masa Orde Baru ke masa Reformasi banyak sekali kejadian menyangkut pelanggaran HAM ini. Peristiwa 1998 yang berujung penguduran diri Presiden Soeharto pada waktu itu sebetulnya adalah puncak dari segela peristiwa yang terjadi sebelumnya. 2. Permasalahan yang dihadapi pemerintah dalam penegakan HAM di Indonesia . Berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam rangka penghormatan, pengakuan, penegakan hukum dan HAM antara lain 1. Penegakan Hukum di Indonesia belum dirasakan optimal oleh masyarakat. Hal itu antara lain, ditunjukan oleh masih rendahnya kinerja lembaga peradilan. Penegakan hukum sejumlah kasus pelanggaran HAM berat yang sudah selesai tahap penyelidikannya pada tahun 2002, 2003, dan 2004, sampai sekarang belum di tindak lanjuti tahap penyelidikannya. 2. Masih ada peraturan perundang-undangan yang belum berwawasan gender dan belum memberikan perlindungan HAM. Hal itu terjadi antara lain, karena adanya aparat hukum, baik aparat pelaksana peraturan perundang-undangan, maupun aparat penyusun peraturan perundang-undangan yang belum mempunyai pemahaman yang cukup atas prinsip-prinsip perlindungan hak asasi manusia. 3. Belum membaiknya kondisi kehidupan ekonomi bangsa sebagai dampak krisis ekonomi yang terjadi telah menyebabkan sebagian besar rakyat tidak dapat menikmati hak-hak dasarnya baik itu hak ekonominya seperti belum terpenuhinya hak atas pekerjaan yang layak dan juga hak atas pendidikan 13 | P a g e 4. Sepanjang tahun 2004 telah terjadi beberapa konflik dalam masyarakat, seperti Aceh, Ambon, dan Papua yang tidak hanya melibatkan aparat Negara tetapi juga dengan kelompok bersenjata yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak untuk hidup secara aman dan hak untuk ikut serta dalam pemerintahan 5. Adanya aksi terorisme yang ditujukan kepada sarana public yang mnyebabkan rasa tidak aman bagi masyarakat 6. Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu Negara dengan Negara lainnya manjdi makin tinggi. Dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional menjadi makin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain, terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang dan terorisme. Salah satu permasalahan yang sering timbul adalah adanya peredaran dokumen palsu. Yang membuat orang-orang luar bebas datang ke Indonesia. 3. Upaya Pemerintah dalam hal penghormatan, pengakuan , dan penegakan Hukum dan HAM Untuk mewujudkan dan menegakkan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia tidaklah semudah menuliskan serta mengucapkannya. Hal ini disebabkan banyak hambatan dan tantangan yang tidak lagi sebatas terorika, melainkan sudah menjadi realita yang tidak dapat dihindari apalagi ditunda-tunda. Dalam penegakan HAM melalui sistem hukum pidana yang telah berlaku di Indonesia terdapat kendala-kendala atau hambatan yang bersifat prinsipil substansil dan klasik. Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakkan, Dan memajukan Hak asasi manusia melalui langkah implementasi 14 | P a g e yang efektif dalam bidang hukum, politik, social, budaya, pertahanan dan keamanan Negara, dan bidang lainnya. Bahwa untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan hak asasi manusia serta memberikan perlindungan , kepastian keadilan dan perasaan aman kepada perorangan ataupun masyarakat, perlu dibentuk suatu pengadilan Hak asasi manusia untuk menyelesaikan pelanggaran Hak Asasi manusia yang berat sesuai dengan ketentuan pasal 104 ayat (1) UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak asasi manusia yakni UU No. 26 tahun 2000. Program pemrintah dalam penegakan Hukum dan HAM (PP Nomor 7 tahun 2005) yaitu meliputi pemberantasan korupsi, anti terorisme, dan pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus selalu ditegakkan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten. 15 | P a g e BAB III PENUTUP D. KESIMPULAN HAM adalah dasar yang melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan YME dan berfungsi menjamin kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia, dan masyarakat yang tidak boleh diabaikan, dirampas, atau diganggu oleh siapa pun. Dilihat dari Latar belakang sejarah HAM itu sendiri, pada hakikatnya HAM muncul karena keinsyafan manusia terhadap harga diri, harkat, dan martabat kemanusiaannya sebagai akibat tindakan sewenang- wenang dari penguasa, penjajahan, perbudakan, ketidakadilan, dan kezaliman yang hampir melanda seluruh umat manusia, sejak tahun sebelum masehi peristiwa dalam memperjuangkan HAM sudah terjadi, dari dulu hingga sekarang HAM selalu diperjuangkan dan memang pada hakikatnya HAM adalah karunia dari Tuhan YME yang diberikan kepada kita sejak kita lahir dan tidak ada satu orangpun yang berhak merampasnya. Namun, pada kenyataannya kasus pelanggaran HAM masih saja terjadi tidak hanya di indonesia tetapi juga di dunia, dari kasus pelanggaran HAM ringan hingga kasus pelanggaran HAM berat. Oleh karena itu, hingga sekarang ini seluruh negara-negara di dunia terus menerus melakukan tindakan dalam upaya penegakan HAM tak terkecuali indonesia, kita sebagai mahasiswa hendaknya mendukung upaya pemerintah dan para aktivis- aktivis HAM dalam upaya menegakkan HAM di indonesia sehingga kedepannya tidak ada lagi pelanggaran HAM yang terjadi. Maka untuk dapat menegakan HAM di Indonesia dan di dunia diperlukan : 16 | P a g e 1. Kesadaran rasa kemanusiaan yang tinggi. 2. Aparat hukum yang bersih, dan tidak sewenang- wenang. 3. Sanksi yang tegas bagi para pelanggar HAM. 4. Penanaman nilai- nilai keagamaan pada masyarakat. Penegakan HAM di dunia dan di indonesia khususnya tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga tanggung jawab semua umat manusia. Hak asasi manusia merupakan hak kodrati manusia. Melanggar dan menciderai HAM berarti juga menciderai kasih dan kebaikan Allah bagi umat manusia. 17 | P a g e DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia http://amlsk.wordpress.com/2008/12/17/pengertian-ham/ Undang- Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Pasal 1 ayat (1) http://catatancallysta.blogspot.com/2013/10/pengertian-hak-asasi-manusiamenurut.html http://kitabsejarah.blogspot.com/2014/03/sejarah-perkembangan-ham-di-dunia.html http://hariadi44.blogspot.com/2013/04/makalah-hak-asasi-manusia-di-indonesia.html http://hukum.kompasiana.com/2013/05/28/ham-di-indonesia-563659.html 18 | P a g e