BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jauh berabad-abad yang lalu sebelum dunia kedokteran berkembang yaitu sekitar 2500SM ditemukan suatu metode terapi yang dikembangkan oleh suku bangsa Egypt dengan menggunakan “electrogenic fish”, meskipun hal tersebut baru pertama didokumentasikan oleh seorang dokter berkebangsaan Romawi sekitar tahun 46 setelah masehi (Kane and Taub, 1975). Perkembangan pembangkit electrostatic pada abad ke-18 banyak mempengaruhi penggunaan kelistrikan di dunia kedokteran, walaupun hasil penelitian klinis dan berbagai jenis terapi baru dipopulerkan di akhir abad 19 dan awal abad 20 (Stilling, 1975). Ketertarikan penggunaan listrik untuk terapi nyeri telah dikembangkan pada tahun 1965 oleh Melzack and Wall, yaitu seorang fisiologis yang meneliti efek dari electroanalgesik. Melzack and Wall juga memperkenalkan teori “GATE CONTROL” yang merupakan landasan teroi dari alat elektrostimulator. Elektrostimulator merupakan sebuah mesin penghasil jutaan sinyal-sinyal listrik kecil yang memasuki tubuh melalui sebuah elektrode yang diletakkan pada permukaan kulit di dekat area yang sakit ataupun diatasnya. Sinyal listrik yang 1 2 cepat tersebut menghalangi sinyal rasa sakit yang lebih lambat dan dia bergerak cepat sepanjang syaraf menuju syaraf tulang belakang lalu menuju otak. Otak segera dihujani oleh jutaan sinyal listrik yang lembut dan menyenangkan. Sinyal rasa sakit masih tetap dikirimkan ke otak tetapi bergerak dengan lebih lambat melalui serabut syaraf yang berdiameter lebih kecil. Karena otak hanya mampu mengintepretasikan informasi dalam jumlah terbatas, maka sinyal rasa sakit akan tertutupi atau terlampaui jumlahnya oleh stimulan dari elektrostimulator. Hal ini dikenal sebagai teori “GATE CONTROL”. Pelepasan senyawa kimia (endorphin) sebagai respon dari rasa sakit juga mempengaruhi apakah gerbang menuju otak untuk menerima rasa sakit dalam keadaan terbuka atau tertutup. Hal ini mengarah pada teori bahwa sinyal rasa sakit bisa diintervensi dengan stimulasi pada sekitar area yang sakit atau pada syaraf pembawa sinyal pada tulang belakang yang benar. Kelebihan elektrostimulator dibandingkan dengan alat terapi yang menggunakan gelombang ultrasound ataupun radiasi x-ray, elektro stimulator tidak menimbulkan efek samping baik berupa efek radiasi maupun efek kimia terhadap tubuh karena terapi dengan alat ini tanpa menggunakan obat-obatan. Namun untuk mendapatkan hasil penyembuhan yang maksimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu ketepatan dalam pemilihan frekuensi, lama waktu terapi, bentuk gelombang, dan yang terpenting adalah periode pelaksanaan terapi yang dilakukan secara berkesinambungan. Mengacu pada uraian diatas, maka penulis mengambil judul : “RANCANG BANGUN ELEKTROSTIMULATOR BERBASIS ATMEGA8” 3 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat dikemukakan yaitu: 1. Bagaimana merencanakan dan membuat alat elektrostimuator sehingga menghasilkan kejut listrik yang nyaman bagi penderita nyeri syaraf. 2. Bagaimana kejut listrik yang dihasilkan elektrostimulator dapat efektif dan efisen untuk terapi penyembuhan bagi penderita nyeri syaraf. 1.3 Batasan Masalah Agar tidak terjadi kerancuan dan pelebaran masalah dalam penyajian dan pembahasan, maka penulis menentukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Pemilihan frekuensi yang dapat diatur dari 00 – 100Hz, menggunakan tombol up/down. 2. Bentuk pulsa yang dibangkitkan adalah rectanguler yang digunakan untuk mode constant stimulation sebagai terapi penyakit nyeri akut. 3. Lama waktu terapi yang dapat diatur dari 1 – 60 menit. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat alat elektrostimulator yang menghasilkan kejut listrik yang nyaman, efektif dan efisien bagi penderita nyeri syaraf serta mudah digunakan bagi pengguna. 4 1.5 Metode Penelitian Adapun metode penulisan yang digunakan didalam penyusunan buku ini adalah sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mencari dan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan penyusunan karya tulis ini. 2. Studi lapangan terhadap alat yang akan dibuat, yaitu : Melakukan rancangan dan pembuatan modul sesuai dengan prinsip kerja alat dan melakukan pengujian dan analisis data. 3. Penyusunan karya tulis yang merupakan pembahasan hasil studi kepustakaan dan pendataan pada rangkaian tersebut. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa bab adalah sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI Menerangkan dan menjelaskan tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan dan mendukung untuk memecahkan masalah. 5 BAB 3 PERANCANGAN SITEM Menguraikan dasar-dasar perencanaan dan pembuatan alat, perencanaan masing-masing blok meliputi fungsi dan cara kerja setiap blok beserta perhitungan secara teoritis mengenai perencanaan blok rangkaian. BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA Berisi tentang persiapan pendataan, proses pengumpulan data untuk selanjutnya diolah menjadi informasi yang akan di analisis. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan mengembangkan karya tulis. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN serta saran untuk menyempurnakan ataupun