JUARA I LOMBA KARYA TULIS KRR BKKBN TINGKAT PROVINSI 2010 KRR, Untuk Kita Remaja Indonesia Oleh : I Dewa Gede Angga Pramana SMA N 1 Semarapura Siapa sih remaja itu ? Remaja..Sebuah kata yang mengungkapkan gambaran pokok kehidupan anak muda. Ya, remaja seakan-akan menjadi masa transisi dimana perilaku, sifat, dan wataknya belum sepenuhnya dewasa. Tak ayal lagi, ini yang membuat orang tua yang memiliki anak usia remaja terutama remaja putri, merasa khawatir. Pergaulan yang bebas dan tanpa control sewaktu-waktu dapat menghipnotis para remaja terjerumus dalam lembah yang suram. Seks Bebas, NAPZA, minuman keras, seolah-olah sudah menjadi ikon dari seorang “remaja” itu sendiri. Di zaman serba ada ini, para remaja bisa berbuat apa saja. Tak seperti dahulu, remaja terutama putri harus berdiam diri dalam rumah dan menuruti nasehat orang tuanya. Mereka harus membantu orang tua bekerja di rumah. Namun, sekarang, 180 derajat sangat terbalik dengan keadaan dulu. Remaja telah menunjukkan jati dirinya serta mencari kebebasan. Pada masa remaja, banyak peristiwa-peristiwa penting yang akan menentukan masa depan serta kualitasnya. Di Negara-negara berkembang, masa transisi remaja berlangsung sangat cepat. Bahkan usia saat berhubungan seks pertama ternyata selalu lebih muda daripada usia ideal menikah (Kiragu,1995:10, dikutip dari Iskandar, 1997) Betapa mirisnya seorang remaja dalam masa transisi. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang modern kian mengantar remaja mengadaptasi perilaku-perilaku yang sebenarnya sangat dilarang ditiru dalam masa remaja. Misalnya : merokok, minuman keras, seks bebas, narkoba, dan hal buruk yang akan senantiasa menambah deretan hal terburuk yang dimiliki remaja. Antara tabu, risih, dan malu .. Pernahkah anda berpikir,mengapa remaja bisa juga terkena pergaulan bebas ? Pergaulan bebas nyatanya masih ada dalam kehidupan nyata. Hal ini perlu dibicarakan mengingat masa remaja adalah masa transisi (peralihan) menuju ke arah kedewasaan. Saat remaja, mereka merasakan bahwa mereka haruslah mencari jati diri mereka agar dapat diterima oleh lingkungannya. Berpacaran misalnya, itu merupakan salah satu unsur dari bentuk pencarian jati diri sang remaja. Tak perlu munafik, karena saat remaja, rasa ketertarikan terhadap lawan jenis menjadi alas an mereka berpacaran. Namun dari sisi yang lain, berpacaran yang tidak sehat dapat menimbulkan kerugian yang besar. Godaan kadang saja dapat membuat remaja “buta” dan kalap untuk berbuat di luar dari jalur norma. Apalagi kalau bukan seks bebas dengan nekat. Berdasarkan sumber yang saya baca, remaja perempuan lebih lemah dalam menolak “hubungan gelap” dengan pasangan. Mereka kekurangan informasi dasar mengenai ketrampilan dalam menegosiasikan hubungan seksual dengan pasangannya. Sebaliknya remaja putra lebih “agresif” memaksa berhubungan seksual secara nekat. Kebanyakan dari remaja putra, mengaku pengaruh teman lebih dominan dalam hal pergaulan bebas ini. Hasil survey yang dilakukan oleh petugas Kampanye Nasional untuk Pencegahan Kehamilan pada Remaja sungguh mencengangkan. 38 % remaja mengaku, urusan seks remaja masih mendapat pengaruh dari orangtua. Sekitar 32 % remaja mengaku mendapat pengaruh dari temannya untuk urusan “berhubungan” tersebut. Dalam hal penekanan pengaruh yang diterima oleh remaja putri dan remaja putra, sebanyak 37 % remaja putri mendapat tekanan dari pasangannya untuk urusan seks. Dan 19 % remaja yang mengaku mendapat pengaruh dari pasangannya. Hasil survey yang telah disebutkan diatas, membuat kita sebagai remaja sadar. Bahwa menjaga kesehatan reproduksi itu perlu sekali sebagai langkah awal untuk menghindarkan diri kita dari penyakit seperti PMS (penyakit menular seksual). Namun masih banyak saja remaja yang masih kurang paham fungsi organ reproduksinya masing-masing. TABU..MALU..RISIH..kata-kata itu seolah-olah menjadi alasan seorang remaja mengapa pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja masih kurang. Selain itu, pencetus dari kurangnya pengetahuan remaja tentang KRR adalah sikap orang tua yang cenderung malu untuk menjelaskan tentang KRR kepada anak-anak remajanya. Padahal ketidaktahuan remaja akan KRR menjadi bumerang sendiri bagi si remaja yang sedang mencari jati diri mereka. Mari tegakkan pendidikan KRR Pentingkah pendidikan KRR bagi remaja ? Oh, jelas..sangat penting bagi remaja. Akses informasi yang banyak akan menentukan apakah remaja sudah dapat mengambil keputusan terkait dengan pergaulan bebas yang kian marak. Pendidikan KRR perlu ditegakkan sejak dini dan berlangsung secara terus menerus. Sebagai langkah awalnya, remaja Indonesia perlu dibekali dengan imtaq yang kuat. Karena godaan selalu saja datang saat remaja sedang menghadapi masa transisi seperti saat ini. Selanjutnya remaja Indonesia diberi peningkatan pemahaman remaja mengenai KRR dengan ditunjang materi KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), yang berisi tentang ketegasan sikap remaja Indonesia akibat pengaruh dan konsekuensi dari berhubungan seks diluar nikah. Serta kemana harus meminta tolong seandainya telah terjadi kehamilan yang tak diinginkan atau apa yang harus dilakukan apabila remaja terkena dampak dari pergaulan bebas tersebut, misalnya penyakit menular seksual. Peran sekolah dalam hal menanamkan Pengetahuan KRR kepada siswa dapat dilakukan dengan cara menjadikan KRR sebagai mata pelajaran lokal atau sebagai materi baru di sela-sela kegiatan belajar mengajar. Usaha Kesehatan Sekolah dan peran guru Bimbingan Konseling akan sangat membantu dalam menghadapi masalah remaja yang berkaitan dengan reproduksi remaja. Dari siswa sendiri, janganlah takut, malu, dan risih apabila ingin menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja. Ini perlu agar kita sebagai remaja tidak salah kaprah dalam memahami fungsi reproduksi tubuh kita. Sosialisasikan tentang KRR kepada teman- temanmu agar temanmu tahu dampak dari berhubungan seksual secara nekat dan lebih menghargai organ reproduksi mereka. Tak kalah pentingnya adalah peran orang tua di rumah. Orang tua kita harus tahu dan harus bisa menjawab setiap pertanyaan anak-anak remajanya tentang KRR. Kalaupun seandainya orang tuamu tidak mengetahui mengenai KRR, saatnya kamu sebagai remaja Indonesia yang berkualitas untuk aktif mencari ilmu dan mencari informasi mengenai KRR. Internet, buku-buku, selebaran, poster tentang KRR akan sangat membantu kamu dalam memahami KRR. Semakin banyak pengetahuan yang kamu miliki, semakin kamu tahu bahwa pergaulan bebas terutama seks bebas perlu kita waspadai. Tanyakan segala macam pertanyaan tentang KRR kepada orang yang lebih mengetahui. Dengan begitu, kamu akan mudah menyebarkan ke temantemanmu mengenai pengetahuan KRR yang kamu dapat. Remaja Indonesia haruslah remaja yang sehat. Remaja yang kuat pendirian dan tangguh menghadapi segala godaan yang datang tentunya akan menjadi nilai plus bagi seorang remaja. Hindari pergaulan bebas dan perbanyaklah pengetahuan mengenai KRR..Karena KRR, Untuk Kita Remaja Indonesia.