UU Keistimewaan DIY dan peluang peningkatan derajat kesehatan

advertisement
Tenti Novari Kurniawati
Perkumpulan IDEA



Di negara Colombia, gerakan mendorong partisipasi
perempuan dalam pembangunan dengan membentuk
Departemen Perempuan, dimana lembaga ini fokus kepada
pemberdayaan perempuan, isu yang berkaitan dengan anak,
lansia dan kelompok difable.
Selain itu, juga ada kebijakan Women’s Equity and Participation
serta Program Community Welfare Homes, dimana negara
memberikan subsidi untuk pelatihan-pelatihan perbaikan
nutrisi, perawatan kesehatan, psikologi anak, dan pinjaman
skala mikro untuk pengembangan ekonomi perempuan.
Di Medellin Colombia ini, terdapat 80.000 Community Welfare
Homes. Program ini bertujuan untuk mengurangi persoalan
gizi buruk bagi anak balita dan anak-anak miskin secara
umum



penganggaran partisipatif(participatory budgeting) sebuah proses
demokrasi langsung, sukarela dan universal, di mana orang dapat
berdebat dan memutuskan anggaran dan kebijakan publik.
Partisipasi warga negara tidak terbatas pada tindakan pemungutan
suara untuk memilih eksekutif atau legislatif, tetapi juga
memutuskan tentang pengeluaran prioritas dan kontrol pengelolaan
pemerintah. Dia berhenti menjadi pihak yang hanya menerima dari
proses politik yang ada dan menjadi protagonis permanen
administrasi publik.
Penganggaran partisipatif menggabungkan demokrasi langsung
dengan demokrasi perwakilan, dan sebagai sebuah prestasi yang
harus dijaga dan dihargai.





Di beberapa wilayah seperti di Peru, Argentina, Brazil, (Belem,
Resife, Sao Paulo) memberikan kuota 50% untuk kehadiran
perempuan dalam proses PB.
Di Recife Brazil, disediakan fasilitas pusat penitipan anak
ketika perempuan terlibat atau memfasilitasi proses PB.
Di kota Sao Paulo Brazil, ada mekanisme bagaimana
kelompok-kelompok rentan yang aspirasinya sering tidak
didengarkan didorong untuk terlibat dalam proses PB.
Upaya yang dilakukan adalah dengan menyediakan forum
khusus untuk pemilihan delegasi dari masing-masing satu
dari 9 kelompok rentan (perempuan, kulit hitam, anak-anak
dan remaja, orang tua, orang dewasa muda dan GLBTs (gay,
lesbian, biseksual dan transeksual).
Di Belem Brazil, Kongres Kota dalam proses PB memberikan
kuota untuk kaum muda, perempuan, kelompok pribumi,
difable, homoseksual.




Siapa aktor-aktor kunci di internal birokrasi yang
menjadi faktor pendukung keberhasilan?
Siapa aktor-aktor di luar birokrasi yang menjadi
faktor pendukung keberhasilan
Apa proses yang sudah didorong dan
dikembangkan?
Kebijakan yang ideal dan didorong oleh proses
yang ideal belum tentu berhasil karena ada
konteks dimensi konteks yang mempengaruhi –
bisa menjadi faktor pendukung namun bisa
menjadi faktor penghambat
konten
-Kebijakan apa
yang sudah ada
-Bagaimana proses
penyusunan
kebijakan
-Siapa aktor-aktor
yang terlibat
proses
Kondisi derajat
kesehatan
reproduksi dan
seksual di DIY
Ada UU
keistimewaan
dan Perda
Induk
Keistimewaan
DIY
konteks












Hak untuk mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi.
Hak untuk kebebasan berpikir dan membuat keputusan tentang kesehatan
reproduksinya
Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak
Hak untuk hidup dan terbebas dari resiko kematian karena kehamilan,
kelahiran
Hak atas kebebasan dan keamanan dalam kesehatan reproduksi
Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk yang menyangkut
kesehatan reproduksi
Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan reproduksi
Hak atas kerahasiaan pribadi dalam menjalankan kehidupan reproduksinya
Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang
bernuansa kesehatan reproduksi
Hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi dalam kesehatan
reproduksi
Pasal 71
(1)
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara
fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata
bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan
dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada
lakilaki dan perempuan.
(2)
Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi:
a. saat sebelum hamil, hamil, melahirkan, dan sesudah
melahirkan;
b. pengaturan kehamilan, alat konstrasepsi, dan kesehatan
seksual; dan
c. kesehatan sistem reproduksi.
(3) Kesehatan reproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilaksanakan melalui kegiatan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif
Pasal 72
Setiap orang berhak:
a. menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, serta
bebas dari paksaan dan/atau kekerasan dengan pasangan yang sah.
b. menentukan kehidupan reproduksinya dan bebas dari diskriminasi, paksaan,
dan/atau kekerasan yang menghormati nilai-nilai luhur yang tidak merendahkan
martabat manusia sesuai dengan norma agama.
c. menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat secara
medis serta tidak bertentangan dengan norma agama.
d. memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi
yangbenar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pasal 73
 Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi
dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman,
bermutu, dan terjangkau masyarakat, termasuk keluarga
berencana.


RPJMD 2012-2017 sudah memasukkan isu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
RKPD 2014 juga sudah memasukkan
Bagaimana dengan kebijakan keistimewaan
DIY?
UU K DIY
N0.13 tahun 2012
Perda No.1 tahun 2013
Tata cara Pembentukan
Daerah Istimewa
Perdais Induk No.
Tahun 2013 tentang
Kewenangan Dalam
urusan Keistimewaan
Permendagri No.27
Tahun 2013 Tentang
Pedoman Penyusunan
APBD Tahun 2014
Mekanisme pencairan
Dana Keistimewaan
PMK No.107/2013
1.
2.
3.
4.
5.
Urusan Tata Cara Pengisian Jabatan,
Kedudukan, Tugas dan Wewenang Gubernur dan
Wakil Gubernur
Urusan Kelembagaan
Urusan Kebudayaan
Urusan Pertanahan
Urusan Tata Ruang
Diturunkan ke dalam Program dan Kegiatan di
SKPD
Kesehatan
Meningkatkan
akses dan
Mutu
Pelayanan Penanggul
angan
Dasar
Pendidikan
Kemiskina
n

Setiap 72 menit kanker serviks mengakibatkan
kematian bagi perempuan
(dinkes.jogjaprov.go.id/.../588-tiap-72-menitkanker-serviks)



25 wanita Indonesia meninggal setiap hari karena
kanker serviks
Data Yayasan Kanker Indonesia
Cab.Yogyakartasetiap hari 40-60 orang Jenis
kankernya bermacam, yakni kanker payudara dan
leher rahim pada perempuan dan kanker paruparu serta prostat pada laki-laki
AKI DIY Tahun 2011 56 kasus
RPJMD DIY Tahun 2012-2017
Istilah kesehatan reproduksi hanya ditemukan di
urusan Keluarga Berencana dan Urusan Keluarga
Sejahtera

indikator keberhasilan program KB adalah angka
kepesertaan KB mandiri tinggi, angka
kepesertaan KB pria tinggi, dan unmet need yang
rendahbukan kepada kampanye pencegahan
dengan memperbanyak materi tentang kespro
Program Pelayanan KIE
Peningkatan Perlindungan Hak Reproduksi Individu, Promosi Pelayanan
Khiba, Pembinaan Keluarga BerencanaAdvokasi dan Penyuluhan,
Pengembangan Ketahanan danPemberdayaan keluarga, Pengembangan
Ketahanan Keluarga, Peningkatan Pemberdayaan Keluarga Sejahtera
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
 Advokasi dan KIE tentang KesehatanReproduksi Remaja (KRR)
 Memperkuat dukungan dan PartisipasiMasyarakat



Program Pengembangan PusatPelayanan Informasi dan Konseling KRR
Pendirian Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR
Pembinaan Forum Pelayanan KRR Bagi Kelompok Remaja dan Kelompok
Sebaya di luar sekolah
Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS,
Penyuluhan Penanggulangan Narkoba dan PMS di Sekolah
Output/target realisasi RPJMD 2013:
 Terbentuknya Pusat Informasi dan Konseling KRR
 Target kinerja: 78%
Total anggaran Rp.370 jutaBPPM





Kabupaten BantulKec.Pajangan, Srandakan,
kasihankegiatan pengembangan dan
pendirian PIK KRRanggaran Rp.6 juta
Kabupaten GunungkidulKec.Patuk, Semanu,
Tepus
Kota YogyakartaKec.Gondomanan,
Ngampilan, Wirobrajan
Kab.KulonprogoKec.Kalibawang, Pengasih,
Sentolo
Kab.SlemanGodean, Kalasan, Kec.Sleman.
Dinas Pendidikan
 Pelatihan Pendidikan Kesehatan Reproduksi
 Indikator HasilMemberikan bekal pengetahuan
akan kesehatan reproduksi yang menangani
peserta didik anak berkebutuhan khusus untuk
dapat dikembangkan dan diterapkan di sekolah
masing-masing.
 AnggaranRp.200 jutayang dilatih 120 guru
Dinas Kesehatan
Pertemuan forum Kerjasama KRRsasaran
puskesmasanggaran Rp.14,3 juta
Kesepakatan keterpaduan KRR Kab/kotaRp.26,9
juta
Jumlah Rupiah Usulan Tahun 2013
Dana Keistimewaan Diy (sumber:informasi
publik.jogjaprov.go.id)
N
o
Urusan
1.
Kebudayaan
2.
Pertanahan
3.
Kelembagaa
n
4.
Tata Ruang
TOTAL
Usulan Awal 2013
459.896.360.420
+/Hasil Akhir Usulan
Pembahasan
2013
(245.784.849.42
214.111.511.000
0)
40.652.937.500 (34.352.937.500)
6.300.000.000
(506.593.250)
2.516.142.500
31.642.000.000 (21.612.000.000)
10.030.000.000
(303.821.380.17
0)
231.392.653.500
3.022.735.750
535.214.033.670


Adakahkebijakan
program, kegiatan
dan anggaran
untuk mendukung
derajat kesehatan
reproduksi dan
seksual?
Jika tidak, apa yang
harus dilakukan?


Ada 3 sebaran wilayah yang dipilih yaitu: (1) Wilayah
perkotaan dipilih Kecamatan Bantul (desa Ringinharjo dan
Desa Trirenggo); (2) wilayah pegunungan dipilih
Kecamatan Pleret (desa Pleret dan Desa Wonolelo); (3)
Kecamatan Kretek (Desa Donotirto dan Desa Parangtritis)
untuk wilayah pesisir.
Dari data awal diperoleh 2.833 responden ibu hamil dan
mempunyai anak balita. Sebaran responden di Kecamatan
Bantul sebanyak 1.131 responden, di Kecamatan Kretek
ada 920 responden dan di Kecamatan Pleret terdapat 782
responden. Data awal ini diperoleh dari kader posyandu di
dusun maupun di desa. Keluarga yang memiliki anak
balita atau jumlah anak balita





Pemahaman responden terhadap proses kehamilan dan persalinan cukup tinggi.
Pemahanan proses kehamilan yang baik berkorelasi dengan pemeriksan selama
kehamilan. Dari data yang kami peroleh 82,6% melakukan pemeriksan USG untuk
mengetahui kondisi janin, 13,2% tidak melakukan pemeriksan USG dan 4,2%
responden tidak menjawab. Dari hasil USG sebanyak 17,1% bayi mengalami
permasalahan , kemudian 81,5% dinyatakan normal dan 1,4% tidak menjawab.
Program Jampersal tersosialisasikan dengan baik ke warga, warga paham syarat untuk
mendapatkan Jampersal dan dimana saja proses persalinan dengan mengunakan
jampersal dapat di layani.
Terkait pelayanan saat melahirkan sebanyak 93,7 % responden dibantu para medis
dan 4,5% tidak dibantu para medis dan 1,7% responden tidak menjawab. Dari
pertanyaan proses persalinan yang tidak dibantu paramedis sebanyak 129 responden
dan 104 responden berada di Kecamatan Kretek.
Terkait dengan Balita BGM yang dalam 3 kali penimbangan berturut-turut tidak
mengalami kenaikan berat badan sebanyak 38,8% anak atau sebanyak 1.097 anak.







Tambahan dana untuk PMT (dana disesuaikan kepada
jumlah balita yang ada di setiap posyandu)
Penyuluhan tentang AKI, AKB, dan Gizi Buruk
Penyuluhan BKR (Bina Keluarga Remaja) perlu di
optimalkan untuk mengurangi angka persalinan di
bawah 20 tahun
PMT disesuaikan dengan kebutuhan gizi anak, jangan
malah makanan dewasa yang diberikan ke anak
Subsidi untuk kader posyandu ditambah
Penyuluhan tentang AKI, AKB, dan Gizi Buruk
ditingkat puskesmas kecamatan ditingkatkan
Sosialisasi Jampersal , AKI, AKB dan GIBUR dikuatkan
serta disesuaikan caranya dengan object sosialisasi
Urusan
Kebudayaanbisakah
memasukkan isu
kesehatan reproduksi
berbasis budaya?
Metode KIE
disesuaikan dengan
konteks budaya lokal
Download