peserta kb aktif

advertisement
Oleh :
Drs. H.Sukardi,M.Kes
Disampaikan
Pada Acara Rapat Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah
pada tanggal 15 Desember 2008
D: B 41 HQ
D: B 41 HQ
 Penduduk sebagai aset yg sangat bermanfaat bagi
pembangunan
 Masalah kependudukan perlu perhatian : Program
KB digalakkan melalui Revitalisasi Program
 Keberhasilan KB di era desentralisasi dan otonomi
daerah jadi sangat menentukan keberhasilan
Pembanguan Daerah
 Kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota sangat
penting dalam menjadikan Program KB Nasional
sebagai Prioritas
D: B 41 HQ
1. UU No. 10 tahun 1992
2. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah
3. PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan pemerintah
antara pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota bahwa KB dan KS merupakan urusan wajib
4. PERPRES No. 7 tahun 2004 tentang RPJMN :
Ada 7 Program pokok antara lain :
a. Program Keluarga Berencana
b. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
c. Program Ketahanan & Pemberdayaan Keluarga
d. Program Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas
e. Program Pengelolaan Sumber Daya Aparatur
f. Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan
Kepemerintahan
g. Program Peningkatan Pengawasan & Akuntabilitas Aparatur
Negara
D: B 41 HQ
5. Peraturan Mendagri No.13 /2006 yang dirubah
menjadi Peraturan Mendagri No. 59 / 2007
tentang pedoman pengelolaan keuangan di
daerah ditegaskan : Urusan KB dan KS termasuk
klasifikasi belanja penyelengaraan urusan wajib
yang diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dalam upaya memenuhi kewajiban Daerah
D: B 41 HQ
7. SURAT MENTERI DALAM NEGERI No. 476/2008/S
tanggal 16 Juli 2008 perihal pengelolaan Program KB di
Daerah
1. Memberikan dukungan terhadap Program KB dengan
menjadikannya sebagai Program Prioritas yang sesuai
dengan kondisi anggaran yang memadai dari APBD
2. Mempertimbangkan secara proporsional adanya satuan
perangkat daerah pengelola program KB dengan mengacu
pada PP No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah.
3. Dalam pelaksanaan Program Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera agar memberikan perhatian utama
pada keluarga miskin dan rentan yang memiliki angka
kelahiran yang tinggi
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program KB di
kabupaten / Kota
D: B 41 HQ
Membangun setiap keluarga Indonesia untuk memiliki
anak
ideal,
sehat,
berpendidikan,
sejahtera,
berketahanan dan terpenuhi hak – hak reproduksinya
melalui pengembangan kebijakan, penyediaan layanan
promosi,
fasilitasi,
perlindungan,
informasi
kependudukan
dan
keluarga,
serta
penguatan
kelembagaan dan jejaring KB
D: B 41 HQ
1. KELUARGA BERENCANA
2. KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA
3. KETAHANAN DAN PEMBERDAYAAN
KELUARGA
4. PENGUATAN PELEMBAGAAN
KELUARGA KECIL BERKUALITAS
D: B 41 HQ
Memenuhi permintaan masyarakat terhadap pelayanan
KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya penurunan
angka kematian ibu, bayi dan anak serta penanggulangan
masalah Kesehatan Reproduksi
Daerah Unmet Need Tinggi, TFR Tinggi,PUSMUPAR Tinggi,
MMR dan IMR Tinggi, Keluarga Miskin dan Rentan
D: B 41 HQ
Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, sikap dan perilaku
positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, guna
meningkatkan
derajat
kesehatan
reproduksinya
dan
mempersiapkan kehidupan berkeluarga dalam mendukung
upaya meningkatkan kualitas generasi mendatang
PRIORITAS :
Daerah dengan Usia Kawin Pertama Rendah, Pemahaman
Remaja tentang KRR masih rendah, ASFR 15 – 19 tinggi,
Narkoba, Prevalensi HIV dan AIDS tinggi
D: B 41 HQ
Meningkatkan kesejahteraan dan membina ketahanan
keluarga dengan memperhatikan kelompok usia
penduduk berdasarkan siklus hidup melalui kegiatan
BKB,BKR,BLK,BKL dan UPPKS
PRIORITAS :
•
Pemberdayaan Keluarga Pra Sejatera dan KS-I
melalui
kegiatan
pembelajaran
berwirausaha
dengan Program UPPKS
•
Sumber modal UPPKS berasal dari APBN,PNPM
Mandiri, PERUM Pegadaian ( Krista), Bank BRI
(KUR)
sehingga
diharapkan
Pemda
dapat
memfasilitasi dan menyiapkan melalui APBD
•
Pembinaan
Ketahanan
D: B 41 HQ BKB,BKR,BLK dan BKL
Keluarga
melalui
Membina kemandirian sekaligus meningkatkan cakupan
dan mutu Pelayanan KB dan KR, serta ketahanan dan
pemberdayaan keluarga, terutama yang diselenggarakan
oleh Institusi Masyarakat di Perkotaan dan Pedesaan ;
PRIORITAS :
 Penguatan kembali lini lapangan & Mekops, terutama
bagi daerah dengan tenaga PKB/PLKByang semakin
berkurang
 Pendataan Keluarga sebagai Data Mikro yang lengkap
dapat di jadikan sumber Data Basis oleh Pemerintah
Daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat terutama Keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera I
D: B 41 HQ
MISI
MEWUJUDKAN KELUARGA
KECIL BAHAGIA SEJAHTERA
FILOSOFI
Penggerakan
peranserta
masyarakat
VISI
NILAI
SELURUH KELUARGA
IKUT KB
Cerdas
Ulet
Kemitraan
GRAND STRATEGY
1.
Menggerakkan dan
Memberdayakan
Seluruh Masyarakat
dalam Program KB
D: B 41 HQ
2.
Menata
Kembali
Pengelolaan
Program KB
4.
Meningkatkan
Ketahanan dan
Kesejahteraan
Keluarga Melalui
Program KB
3.
Memperkuat
SDM
Operasional
Program KB
5.
Meningkatkan
Pembiayaan
Program KB
NO
1.
CAKUPAN
Pencapaian PB
2.
Pencapaian PB Pria
3.
PIK-KRR
4.
Keluarga Balita Yang Aktif BKB
5.
6.
7.
8.
PPM
REALISASI
149.190
120.154
%
80,54
3.583
2.117
59,08
95
101
106,31
23.283
31.576
135,62
Keluarga Remaja Yang Aktif BKR
5.817
9.205
158,24
Direktori Kelompok UPPKS
1.128
1.093
96,90
7.544
38,95
8
88,88
KPS-KS I Anggota UPPKS
Yang Aktif Berusaha
19.369
SKPD KB sesuai dengan
PP. 41 Tahun 2007
D: B 41 HQ
9
DPS
KKB SWA 0,73%
1,60%
BPS
10,42%
KKB PEM
87,25%
D: B 41 HQ
PIL
19,8%
IUD
3,9%
MOW
0,7%
MOP
0,1%
KONDOM
1,7%
IMPLANT
8,7%
IUD
MOW
MOP
KONDOM
IMPLANT
SUNTIKAN
PIL
D: B 41 HQ
SUNTIKAN
65,0%
IUD
12,30%
PIL
22,98%
MOW
2,33%
MOP
0,34%
KONDOM
0,60%
IMPLANT
10,95%
IUD
MOW
MOP
KONDOM
IMPLANT
SUNTIKAN
SUNTIKAN
50,49%
D: B 41 HQ
PIL
1.
Keluarga Pra Sejahtera dan KS-I dilayani
dengan
menggunakan
Lingkaran
Program yang disiapkan oleh Pemerintah
secara cuma-Cuma
2.
Keluarga Sejahtera II,KS III dan KS III+
diarahkan untuk mandiri melalui dokter
dan bidan prater swasta
3.
Jaminan Ketersedian Alat Kontasepsi
(JKK)
oleh
Pemerintah
Kab/Kota
diharapkan dapat memenuhi permintaan
pelayanan KB baik melalui jalur
pemerintah maupun sektor swasta
D: B 41 HQ
1. TFR
: 2,69
2. CPR
: 53,5%
54,9%
3. UNMEET NEED
: 16%
12,9%
4. PARTISIPASI PRIA
: 0,75%
5. LPP
: 1,71
D: B 41 HQ
2,8
RENDAHANYA CU KB ( PESERTA KB AKTIF )
YANG DIPENGARUHI OLEH 3 FAKTOR:
1. UNMET NEED YANG TINGGI 20,34%
2. PUSMUPAR YANG TINGGI <35%
3. MIX KONTRASEPSI HORMONAL YANG TINGGI
83,8%
D: B 41 HQ
1. Menurunkan Unmet Need dari 20,34%
menjadi 10,17%
2. Meningkatkan Peserta KB baru PUSMUPAR
dari 35% menjadi 60%
3. Membina Peserta KB Hormonal menjadi
Peserta KB Lestari
D: B 41 HQ
1.
2.
Jangkauan dan sasaran yang semakin luas mencakup seluruh keluarga
Meningkatnya angka kelahiran (TFR) yang diikuti oleh tingginya jumlah
anak ideal yang diharapkan
3. Tingginya jumlah keluarga atau sasaran KB khususnya (unmet need)
yang belum terlayani
4. Pemahaman masyarakat terhadap hak-hak reproduksi, fungsi keluarga,
upaya peningkatan kesejahteraan belum memadai
5. Peranan pria dalam menentukan jumlah anak
6. Peranan kaum perempuan dalam menentukan sikap dan partisipasi
terhadap upaya pembangunan keluarga
7. Unmet need yang tinggi
8. Tingginya PUSMUPAR dan yang menjadi peserta KB rendah.
9. Pemakaian Alkon hormonal yang tinggi.
10. Mekanisme Operasional semakin lemah.
11. Jumlah petugas lapangan KB yang semakin kurang
D: B 41 HQ
I.
II.
III.
IV.
V.
MENINGKATKAN KIE DAN KONSELING KRR BAGI REMAJA DI
PIK KRR
MELAKUKAN KIP/K KIA DAN KB KEPADA BUMIL, SUAMI DAN
KELUARGA OLEH PKB, PETUGAS MEDIS DAN PARA MEDIS
MENINGKATKAN PERAN TOMA/TOGA DALAM PENYULUHAN
KB
MENINGKATKAN PELAYANAN KB RUTIN DAN BERKUALITAS
DENGAN DUKUNGAN SARANA DAN LOGISTIK YANG
LENGKAP
PEMBINAAN PESERTA KB AKTIF
D: B 41 HQ
I.
MENINGKATKAN KIE & KONSELING KRR BAGI REMAJA DI PIK
KRR
Latar Belakang :
a) Jumlah penduduk usia remaja besar
b) Remaja akan menjadi PUS
c) Remaja rentan terhadap KTD, Narkoba dan
d) Perkawinan usia dini cukup tinggi
e) Remaja penerus bangsa
TUJUAN
1.
2.
3.
D: B 41 HQ
HIV/AIDS
Setiap remaja memahami tentang Triad KRR (HIV/AIDS,
PMS Dan Narkoba/NAPZA)
Remaja memahami pentingnya KB setelah menjadi PUS
Remaja memahami pentingnya Program KHIBA/KIA
sehingga bisa merencanakan persalinan aman oleh
tenaga kesehatan.
KEGIATAN KIE DAN KONSELING KRR BAGI REMAJA
DILAKUKAN MELALUI PEMBENTUKAN PIK-KRR :
1.
2.
3.
4.
5.
Jalur sekolah
Jalur pondok pesantren
Jalur SMU/SMK
Jalur PTS/PTN
Jalur Umum (Desa/Kelurahan)
D: B 41 HQ
II. Melakukan KIP/Konseling KIA&KB kepada ibu
hamil beserta suami dan keluarganya dengan
melibatkan tenaga penyuluh KB, Perawat
Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa.
Latar Belakang :




Jumlah ibu hamil cukup tinggi rata-rata 105.000/th
Angka kematian ibu tinggi
Angka kematian bayi tinggi
Peserta KB aktif rendah
Tujuan :


D: B 41 HQ
Agar ibu hamil beserta suami Dan keluarganya
merencanakan persalinan aman oleh Nakes
Merencanakan ber KB pasca persalinan
III.
Meningkatkan peran Toga, Toma dalam kegiatan
penyuluhan KB kepada masyarakat terutama dengan
segementasi sasaran PUS (PA, Kelompok Unmet
Need, PUS hamil)
Latar Belakang :
 Budaya yang masih melekat pada masyarakat
kepada tokoh agama/tokoh masyarakat (mengikuti
petunjuk Toga/Toma
 Peran tokoh agama/tokoh masyarakat belum
optimal dalam kegiatan penyuluhan KB Dan KRR
 Banyak tokoh agama/tokoh masyarakat yang
memiliki potensi dlm.keg. Program KB
D: B 41 HQ
Tujuannya :
1. Memanfaatkan kegiatan pengajian untuk
memberikan penyuluhan KB kepada masyarakat
2. Memanfaatkan peran Toga dengan penyuluhan KB
dengan kegiatan khotbah nikah pada calon
pengantin
3. Memanfaatkan Toga, Toma dalam menyampaikan
materi KB dalam khotbah Jumat
4. Memanfaatkan peran Toga, Toma dalam acara
resepsi pernikahan
D: B 41 HQ
IV. Meningkatkan pelayanan kontrasepsi KB secara rutin dan
berkualitas disetiap klinik KB, melalui :



Penyiapan tenaga trampil
Melengkapi sarana pelayanan KB
Menyediakan alkon yang lengkap
Latar Belakang :
1.
2.
3.
4.
D: B 41 HQ
Masih banyak tenaga bidan/paramedis
yang belum memperoleh latihan KIE konseling Dan
pelayanan kontrasepsi KB
Masih banyak dijumpai Klinik dengan fasilitas sarana KIE
Dan Yan KB terbatas
Mekanisme distribusi alkon yang belum lancar/optimal
Klinik belum dapat memberikan pelayanan secara rutin
dan berkualitas
Tujuan
1. Melayani kontrasepsi KB kepada kelompok
Unmet Need secara rutin
2. Memberi pelayanan kontrasepsi KB kepada
calon akseptor pasca persalinan
3. Memberi pelayanan pengayoman dan
pembinaan (pelayanan ulang) kepada
peserta KB aktif agar tidak terjadi Drop Out
D: B 41 HQ
V. PEMBINAN PESETA KB AKTIF
Latar Belakang
 Angka Drop Out masih tinggi
 Belum meratanya ketersediaan tempat pelayanan KB
yang mandiri (terutama daerah pedesaan)
 Masih banyak akseptor kondom, pil dan suntik KB
yang memerlukan pembinaan secara rutin
(pelayanan ulang)
 Perlu adanya pemgayoman secara kontinyu (terus
menerus) dan berkualitas
D: B 41 HQ
Tujuan
 Mencegah terjadinya Drop Out
 Membina Peserta KB Aktif agar menjadi
peserta KB lestari
 Mencegah/mengatasi terjadinya efek
samping, komplikasi Dan kegagalan
pemakaian alat kontrasepsi
D: B 41 HQ
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Meningkatnya pemberian ASI Eksklusif 6 bulan
Dapat menyusui bayi/anak sampai usia 2 tahun
Meningkatnya peserta KB Baru
Meningkatnya peserta KB Aktif & lestari
Menurunnya TFR
Menurunnya LPP
Menurunnya AKI, AKB
Memberikan kontribusi terhadap peningkatan
IPM NTB yang didukung dengan meningkatnya
derajat kesehatan.
D: B 41 HQ
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Program jaminan terhadap akses fasilitas pelayanan KB dan KR
Program jaminan kualitas pelayanan KB dan KR.
Program peningkatan Partisipasi Pria.
Program pembiayaan program KB dan KR
Program Promosi, Advokasi, Standarisasi dan Fasilitas KB dan KR
Program Integrasi Pelayanan KB dengan KIA, HIV dan AIDS.
Program peningkatan kualitas SDM Pengelola dan Pelayanan KB
dan KR.
8. Program Monitoring Management Pelayanan KB dan KR
9. Program pengembangan dan peningkatan kualitas PIK-KRR.
10. Program peningkatan kualitas pelayanan KRR dan Sustainabilitas
PIK – KRR.
D: B 41 HQ
11. Program Intensitas Ketahanan Keluarga melalui BKB,BKR,dan
BKL
12. Program peningkatan kualitas dan kuantitas UPPKS berdasarkan
Pendataan dan Direktori Data Basis
13. Program peningkatan fasilitas usaha melalui kemitraan dalam
aksesibilitas sumber daya ekonomi ( informasi, permodalan, ATTG
dan pemasaran
14. Program peningkatan kualitas dan kuantitas pengelola kelompok
percontohan Bina Lingkungan Keluarga/BLK.
15. Program peningkatan kualitas dan kuantitas advokasi kepada
steak holder dan pengembangan jejaring Advokasi dan KIE.
16. Program Peningkatan Peran TOGA dan TOMA,penguatan opini
dan perubahan pengetahuan,sikap dan perilaku masyarakat.
17. Program peningkatan kualitas dan kuantitas PLKB,IMP dan
jejaring kerja kemitraan
18. Program pembiayaan pelayanan dan penyelenggaraan KS PK
D: B 41 HQ
1.
PENGELOLAAN SDM APARATUR
a. Peningkatan kompetensi petugas dan pengelola program
b. Pelatihan Teknis Program
c. Pengkajian dan penelitian Program KB
2. PENGUATAN KELEMBAGAAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS
a. Penguatan jaringan operasional lini lapangan berbasis masyarakat dan
Pengembangan Teknologi Informasi
b. Pendatan Keluarga
c. Pembinaan, Pengembangan ,Pengelolaan Data dan Informasi Berbasis
Teknologi Informasi
3. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PROGRAM KB
1. Pengadaan alkon dan sarana pelayanan KB
2. Menjamin ketersedian alkon di berbagai tempat palayanan Pemerintah
dan Swasta
3. Penyedian Saran Operasional KIE
4. Penyedian Dana Alokasi Khusus ( DAK )
a. Pengadaan kendaran Mobil Unit Penerangan (MUPEN) kab/ kota
b. Penyedian sarana mobilitas PKB dan PLKB
c. Penyedian saran KB di Klinik
d. Penyedian saran KIE
D: B 41 HQ
D: B 41 HQ
D: B 41 HQ
D: B 41 HQ
D: B 41 HQ
D: B 41 HQ
D: B 41 HQ
D: B 41 HQ
D: B 41 HQ
D: B 41 HQ
Download