KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA MANFAAT LAPORAN KEUANGAN KEBUTUHAN TERHADAP LAPORAN KEUANGAN; LAPORAN KEUANGAN UNTUK AKUNTABILITAS PUBLIK; LAPORAN KEUANGAN UNTUK TRANSPARANSI. 2 KEBUTUHAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Informasi keuangan merupakan suatu kebutuhan bagi para pengguna (stakeholders); Laporan keuangan disajikan kepada stakeholder untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan sosial, politik, dan ekonomi sehingga keputusan yang diambil lebih berkualitas dan tepat sasaran; Laporan keuangan merupakan cermin untuk melihat kondisi keuangan republik tercinta ini; Neraca merupakan cermin utama untuk melihat apa yang ada di republik, terutama menyangkut hal-hal yang salah urus atau hal-hal yang tidak diurus maupun yang belum diurus; 3 LAPORAN KEUANGAN UNTUK TRANSPARANSI Era keterbukaan, teknologi informasi & komunikasi sedemikian maju, masyarakat semakin mudah untuk mendapatkan berbagai informasi dengan biaya relatif murah. Setiap rupiah uang publik harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat yang telah memberikan uangnya untuk membiayai pembangunan dan operasional pemerintahan; Dalam hal pengelolaan uang publik, masyarakat semakin cerdas menuntut adanya transparansi. Transparansi pengelolaan keuangan pemerintah merupakan tuntutan publik yang harus direspon secara positif. 4 LAPORAN KEUANGAN UNTUK AKUNTABILITAS Laporan keuangan merupakan gambaran adanya akuntabilitas dari para pemangku kekuasaan. Akuntabilitas adalah “amanah” berarti pemangku kekuasaan adalah mereka yang terpercaya dan bertanggung jawab dalam mengelola sumberdaya publik yang diberikan kepadanya; Tidak adanya laporan keuangan menunjukkan lemahnya akuntabilitas; Lemahnya akuntabilitas megindikasikan lemahnya sistem, selanjutnya berimbas pada membudayanya korupsi sistematik; 5 Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan menyediakan informasi mengenai: kecukupan penerimaan selama periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran, kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundangan, jumlah sumberdaya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai, 6 Tujuan Laporan Keuangan bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya, posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman. perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. 7 Manfaat Laporan Keuangan Memberikan informasi untuk: menentukan dan memprediksi kondisi kesehatan keuangan pemerintah terkait dengan likuiditas dan solvabilitasnya; menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi pemerintah dan perubahan-perubahan yang telah dan akan terjadi; memonitor kinerja, kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan; perencanaan dan penganggaran; 8 Manfaat Laporan Keuangan mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional: menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas sehingga memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja periode-periode sebelumnya, dan dengan kinerja unit yang lain; mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas operasi, program, aktivitas, dan fungsi tertentu di dalam pemerintahan; mengevaluasi hasil (outcome) suatu program, aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap pencapaian tujuan dan target; mengevalauasi tingkat pemerataan dan keadilan (equtiy & equality) 9 PENGERTIAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Analisis laporan keuangan merupakan analisis yang dilakukan terhadap berbagai macam informasi yang disajikan dalam laporan keuangan Dalam melakukan analisis, setiap pengguna laporan harus mengidentifikasi informasi yang harus dipilih untuk dianalisis, teknik analisis yang tepat, ruang lingkup, kedalaman analisis dengan menggunakan pertimbangan yang cermat agar dapat memperoleh informasi yang diinginkan untuk mendukung keputusan-keputusan yang diambilnya. 10 PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN Masyarakat; Para wakil rakyat; Lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa; Pemberi atau yang berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman Manajeman pemerintah 11 TUJUAN ANALISIS Meyakini bahwa pemerintah telah melaksanakan anggaran sesuai dengan peraturan perundang-udangan T U J U A N Mengukur dan mengevalusasi kinerja pemerintah Mengukur potensi pendapatan atau sumber ekonomi Mengetahui kondisi keuangan Mengetahui kemampuan pemerintah dalam memenuhi kewajibannya 12 TINGKAT KEDALAMAN ANALISIS Semakin besar permasalahan yang dihadapi dan semakin panjang waktu yang menjadi kepentingan pengguna akan diperlukan analisis yang semakin mendalam dengan menggunakan berbagai teknik dan metode analisis. 13 TINGKAT KEDALAMAN ANALISIS Contoh: Seorang calon investor yang akan menanamkan uang untuk jangka waktu yang panjang akan membutuhkan banyak informasi dengan ruang lingkup yang luas, dan melakukan analisis secara mendalam dengan menggunakan berbagai teknik analisis. Mereka akan membutuhkan informasi mengenai: - potensi ekonomi di masa yang akan datang - mengukur tingkat keuntungan yang dikehendaki - mengukur berapa lama investasinya akan diperoleh kembali. 14 TINGKAT KEDALAMAN ANALISA Contoh: Sebaliknya mungkin ada pejabat pemerintah yang hanya ingin mengetahui naik-turunya pendapatan pajak atau bukan pajak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Karena kebutuhannya sangat sederhana maka ia hanya akan membandingkan antara pajak dan bukan pajak dengan tahun anggaran sebelumnya. 15 PRASYARAT ANALISIS Prasysarat analisis yang harus dipahami oleh pengguna, antara lain: 1. Laporan keuangan disusun berdasarkan SAP dan kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh pemerintah 2. Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan mungkin dipengaruhi oleh suatu kondisi atau masalah tertentu yang spesifik 3. Pengaruh transaksi, peristiwa dan kejadian yang ekstrim atau luar biasa juga harus dieliminasi supaya tidak meyesatkan. 4. Pemilihan angka-angka yang menjadi tolok ukur harus dilaksanakan secara hati-hati, terlebih lagi jika yang digunakan sebagai pembanding adalah laporan keuangan 16 METODE ANALISIS Analisis horisontal: dilaksanakan dengan membandingkan angka-angka dalam suatu laporan keuangan kementerian negara/lembaga dengan kementerian negara/lembaga lainnya, antara pemerintah dengan pemerintah lainnya. Analisis vertikal: dilakukan dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan keuangan yang sama. 17 TOLOK UKUR ATAU PEMBANDING Evaluasi hasil analisa laporan keuangan akan dibandingkan dengan kriteria atau tolok ukur yang ditetapkan. 2. Tolok ukur yang dapat digunakan dalam melakukan analisa ini antara lain: 1. 1) informasi internal dari kementerian negara/lembaga yang bersangkutan, berupa: a. rencana kerja dan anggaran atau dokumen lainnya b. laporan keuangan periode sebelumnya 2) informasi eksternal, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan K/L lainnya. 18 TEKNIK ANALISIS Teknik analisa laporan keuangan meliputi: Analisis perubahan laporan keuangan Analisis persentase per komponen Analisis trend Analisis rasio Analisis sumber dan penggunaan dana Analisis ketaatan terhadap peraturan 19 ANALISIS PERUBAHAN LAPORAN KEUANGAN Pengertian Teknik analisa yang dilakukan dengan memperbandingkan pos-pos yang sama dari dua laporan keuangan suatu K/L dengan dua periode yang berlainan Tujuan Untuk mengetahui perubahan suatu pos dari periode yang satu ke periode yang lain 20 ANALISIS PERUBAHAN Uraian Realisasi 2006 Realisasi 2005 Kenaikan (Penurunan) Rp % A. Pendapatan Negara dan Hibah I. Penerimaan Perpajakan 409.203.019 347.031.113 62.171.906 1. Pajak Dalam Negeri 395.971.535 331.791.943 64.179.592 2. Pajak Perdagangan Internasional 13.231.483 15.239.170 (2.007.687) II. Penerimaan Negara Bukan Pajak 226.950.066 146.888.310 80.061.756 1. Penerimaan Sumber Daya167.473.800 Alam 110.467.256 57.006.544 2. Bagian Pem. atas Laba BUMN 22.973.056 12.835.193 10.137.863 3. PNBP. Lainnya 36.503.209 23.585.859 12.917.350 III. Penerimaan Hibah 1.834.050 1.304.782 529.268 Jumlah Pendapatan Negara 637.987.136 495.224.207 142.762.929 & Hibah (A.I+A.II+A.IIII) 17,92 19,34 -13,17 54,51 51,60 78,98 54,77 40,56 28,83 21 ANALISIS PERUBAHAN Uraian Realisasi 2006 Realisasi Kenaikan 2005(Penurunan) Realisasi 2006 vs B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat 440.032.084 1. Belanja Pegawai 73.252.287 2. Belanja Barang 47.181.912 3. Belanja Modal 54.951.875 4. Pembayaran Bunga Utang 79.082.563 5. Subsidi 107.431.785 6. Bantuan Sosial 40.708.566 7. Belanja Lain-lain 37.423.093 II. Transfer untuk Daerah 226.179.954 1. Dana Perimbangan 222.130.617 a. Dana Bagi Hasil 64.900.298 b. Dana Alokasi Umum 145.664.184 c. Dana Alokasi Khusus 11.566.134 2. Dana Otsus & Penyesuaian 4.049.336 a. Dana Otonomi Khusus 3.488.284 b. Dana Penyesuaian 561.052 III. Suspen 916.774 Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + 667.128.813 B.III) 361.155.202 54.254.195 29.171.687 32.888.839 65.199.594 120.765.318 24.903.485 33.972.081 150.463.868 143.221.256 49.692.261 88.765.427 4.763.567 7.242.612 1.775.312 5.467.300 (1.986.652) 509.632.418 Rp % 78.876.882 21,84 18.998.092 35,02 18.010.225 61,74 22.063.036 67,08 13.882.969 21,29 (13.333.533) -11,04 15.805.081 63,47 3.451.012 10,16 75.716.086 50,32 78.909.361 55,10 15.208.037 30,60 56.898.757 64,10 6.802.567 142,80 (3.193.276) -44,09 1.712.972 96,49 (4.906.248) -89,74 2.903.426 -146,15 157.496.395 30,90 22 ANALISIS PERUBAHAN Kenaikan (Penurunan) Uraian Realisasi 2006 Realisasi 2005 Realisasi 2006 vs 2005 Rp % I. Pembiayaan Dalam Negeri 55.982.075 19.144.695 36.837.380 192,42 1. Rekening Pemerintah 11.555.466 8.901.481 2.653.985 29,82 2. Dana Moratorium 7.357.400 (13.700.000) 21.057.400 -153,70 3. Privatisasi & Penj.Aset Prog. Restr 5.055.702 6.563.537 (1.507.835) -22,97 4. Surat Utang Negara (Neto) 35.985.507 22.574.677 13.410.830 59,41 5. Penyertaan Modal Negara (3.972.000) (5.195.000) 1.223.000 -23,54 II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto) (26.566.486) (10.271.960) (16.294.526) 158,63 1. Penarikan Pinjaman LN (Bruto) 26.114.584 26.840.442 (725.858) -2,70 a. Penarikan Pinjaman Program 13.579.552 12.264.809 1.314.743 10,72 b. Penarikan Pinjaman Proyek 12.535.032 14.575.632 (2.040.600) -14,00 2. Pemb.Cicilan Pokok Utang LN. (52.681.070) (37.112.409) (15.568.661) 41,95 Jumlah Pembiayaan (D.I + D.II) 29.415.590 8.872.728 20.542.862 231,53 23 Kesimpulan dari hasil analisa Pendapatan Negara mengalami kenaikan secara ratarata 28,83 %, kecuali Pajak Perdagangan Internasional turun sebesar 13,17 %, Belanja Pemerintah Pusat secara keseluruhan meningkat secra rata-rata 21,84%, kecuali Belanja Subsidi turun 11,04 %. Transfer untuk Daerah meningkat tajam secara siknifikan yaitu 50,32 %, kecuali Dana Penyesuaian turun 89,74 %. Pembiayaan Dalam Negeri meningkat tajam, yaitu mencapai 192,42%, sedangkan Pembiayaan Luar Negeri menurun sebesar 41,95%. 24 ANALISIS PERUBAHAN 25 ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN Pengertian Suatu teknik analisa yang dilakukan dengan membandingkan antara suatu pos terhadap totalnya dalam laporan keuangan yang sama. Tujuan Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi suatu pos dalam bentuk angka total. 26 Ilustrasi Belanja pegawai selama satu tahun anggaran Rp3 milyar, yang terdiri: Gaji Rp1 milyar, Honorarium Rp1,5 milyar Lainnya Rp0,5 milyar. Angka ini memperlihatkan bahwa besarnya gaji hanya 1/3, sedangkan honorarium mencapai ½ atau 50%. Angka yang demikian sudah memberikan sinyal adanya kelemahan atau kesalahan dalam pemberdayaan sumber daya manusia. 27 ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN No Analisa prosentase per komponen menurut tahun A Pendapatan 1 Pajak Dalam Negeri dengan total Pendapatan 2 Penerimaan SDA dengan total Pendapatan 3 Laba BUMN dengan total Pendapatan B Belanja 1 Belanja Pemerintah Pusat dengan total Belanja 2 Belanja Pegawai dengan total Belanja Pusat Pemerintah 3 Belanja Bunga Utang dengan total Belanja Pusat Pemerintah 4 Belanja Subsidi dengan total Belanja Pusat Pemerintah 5 Transfer untuk Daerah dengan total Belanja 6 Dana Bagi Hasil dengan total Total Belanja 2006 Naik 2005 (Turun) 62,06% 67,00% 26,25% 24,57% 3,60% 2,59% -4,94% 1,68% 1,01% 65,95% 10,98% 11,85% 16,10% 33,90% 9,72% -4,91% 0,34% -0,94% -7,59% 4,38% -0,03% 70,86% 10,64% 12,79% 23,69% 29,52% 9,75% 28 CONTOH PENGUNGKAPAN HASIL ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN 29 ANALISIS TREND Pengertian Teknik analisa yang dilakukan dengan membandingkan pos-pos yang sama dari beberapa periode yang berurutan (time serries data). Tujuan untuk memahami arah atau kecenderungan suatu pos dari waktu ke waktu. 30 Ilustrasi 31 ANALISIS TREND Berikut ini ilustrasi trend dalam bentuk grafik atas pendapatan tersebut. 400 350 300 Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 250 Pendapatan Cukai 200 150 Pendapatan Bea Masuk 100 50 0 1 2 3 4 5 32 CONTOH PENGUNGKAPAN HASIL ANALISIS TREND 33 ANALISIS RASIO Pengertian Teknik analisis yang dilakukan dengan membandingkan pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan keuangan yang sama. Rasio-rasio yang diperoleh selanjutnya akan dibandingkan dengan rasio yang sama di K/L yang bersangkutan untuk periode yang berlainan atau akan dibandingkan dengan rasio pos yang sama dari K/L lainnya. Tujuan Untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, efisiensi serta kemampuan suatu organisasi dalam memperoleh hasil untuk membiayai pengeluarannya. 34 ASET 31 Des 2006 31 Des 2005 Aset Lancar Kas Investasi Jangka Panjang 125,98 triliun 38,19 triliun 128,55 triliun 46,19 triliun 663,55 triliun 650,49 triliun Aset Tetap 343,92 triliun 314,17 triliun 0 1,73 triliun 86,50 triliun 78,20 triliun Dana Cadangan Aset Lainnya Total Aset 1.219,96 triliun 1.173,13 triliun 35 KEWAJIBAN Kewajiban Jangka Pendek 31 Des 2006 31 Des 2005 108,14 triliun 138,03 triliun Kewajiban Jangka Panjang 1.221,92 triliun 1.204,02 triliun Total Kewajiban 1.330,06 triliun 1.342,05 triliun 36 ANALISIS RASIO 2006 2005 Current Ratio= Current Asset Current Liabilities 1,17 0,93 Quick Ratio = Cash Current Liabilities 0,33 0,35 Solvabilitas Ratio= Total Asset Total Liabilities 0,92 0,87 37 ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Pengertian Teknik analisa untuk mengetahui dari mana pemerintah memperoleh dana dan bagaimana pemerintah tersebut menggunakan dana yang diperolehnya selama tahun berjalan. Tujuan Analisa ini dimaksudkan antara lain untuk mengetahui: sumber dana selama satu tahun anggaran penggunaan dana selama satu tahun anggaran kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya sumber dana yang digunakan untuk memperoleh aset dari mana defisit anggaran ditutup ke mana surplus anggaran digunakan 38 ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Arus kas diklasifikasikan menjadi empat, yaitu: arus kas dari aktifitas operasi arus kas dari aktifitas investasi aset non keuangan arus kas dari aktifitas pembiayaan arus kas dari aktifitas non anggaran 39 ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Arus kas dari aktifitas operasi mencerminkan kemampuan pemerintah untuk mendanai kebutuhan operasionalnya. Arus kas neto dari aktifitas operasi positif mencerminkan penerimaan kas operasional mencukupi kebutuhan operasionalnya. Arus kas dari aktifitas operasi negatif mencerminkan pemerintah tidak mampu mandiri, berarti tidak mampu menggali potensi pendapatan sehingga biaya operasi tidak mencukupi. 40 ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari penjualan aset tetap dan perolehan aset tetap. Arus kas dari aktifitas investasi positif berarti pemerintah sedang mengurangi/tidak menambah aset tetap yang dimilikinya. Arus kas dari aktifitas investasi negatif berarti pemerintah sedang membangun dan mengadakan sarana dan prasarana. 41 ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Arus kas dari aktifitas pembiayaan mencerminkan dari mana pemerintah memperoleh dana untuk menutup defisit dan ke mana pemerintah mengalokasikan adanya surplus dana. Jumlah ini arus kas dari aktifitas pembiayaan ini seharusnya berimbang dengan jumlah surplus/defisit. 42 ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA Arus kas dari aktivitas nonanggaran mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah. 43 ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA I. Arus Kas Masuk Total Penerimaan Perpajakan Total PNBP Total Penerimaan Hibah Total Penjualan Aset Total Penerimaan Pembiayaan Total Non Anggaran Total Arus Masuk Kas II Arus Kas Keluar Total Belanja Total Pembelian Aset Total Pembiayaan Jumlah Arus Kas Keluar Kenaikan/Penurunan Kas Tahun 2006 409.203.019 226.914.454 1.834.051 35.612 147.875.945 3.218.046 789.081.127 Tahun 2005 346.859.857 146.761.634 1.326.497 126.676 91.926.664 10.844.852 597.846.180 611.840.408 55.288.405 118.460.355 785.589.168 3.491.960 472.472.997 37.009.878 83.053.935 592.536.810 5.309.370 44 Analisis Ketaatan Terhadap Peraturan Pengertian Teknik analisa yang dilakukan dengan cara menguji apakah peraturan-peraturan yang ada telah ditaati. Tujuan Untuk mayakini bahwa semua peraturan perundang-undangan telah dipatuhi. 45 PRINSIP 1. 2. 3. 4. Pendapatan dan belanja diatur dalam undangundang APBN Prinsip prealabel, yaitu anggaran harus disahkan sebelum ada penggunaan Prinsip universalitas, yaitu semua jenis pengeluaran harus dicantumkan dalam anggaran Prinsip spesialitas, yaitu anggaran yang telah disediakan dalam mata anggaran pengeluaran tertentu tidak diperkenankan untuk digeser 46 PRINSIP Prinsip periodisitas, yaitu laporan disusun secara berkala sesuai dengan peraturan 6. Azas bruto, yaitu tidak diperbolehkan adanya offsetting antara pendapatan dan belanja 7. Anggaran belanja merupakan plafon 8. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan pedoman yang mengatur pelaksanaan anggaran 5. 47 ANALISIS THD UU APBN ANALISA HORIZONTAL ANTARA ANGGARAN DENGAN REALISASI TAHUN ANGGARAN 2006 Kenaikan (Penurunan) Uraian Anggaran 2006 Realisasi 2006 Realisasi 2006 vs Rp B. Belanja Negara I. Belanja Pemerintah Pusat 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Modal 4. Pembayaran Bunga Utang 5. Subsidi 6. Bantuan Sosial 7. Belanja Lain-lain II. Transfer untuk Daerah 1. Dana Perimbangan a. Dana Bagi Hasil b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus 2. Dana Otsus & Penyesuaian a. Dana Otonomi Khusus b. Dana Penyesuaian III. Suspen Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III) 478.249.290 78.904.457 55.506.999 66.723.899 82.494.656 107.627.567 44.590.994 42.400.714 220.849.845 216.797.725 59.563.725 145.664.200 11.569.800 4.052.120 3.488.284 563.836 699.099.136 440.032.084 73.252.287 47.181.912 54.951.875 79.082.563 107.431.785 40.708.566 37.423.093 226.179.954 222.130.617 64.900.298 145.664.184 11.566.134 4.049.336 3.488.284 561.052 916.774 667.128.813 % (38.217.206) (5.652.170) (8.325.087) (11.772.024) (3.412.093) (195.782) (3.882.428) (4.977.621) 5.330.109 5.332.892 5.336.573 (16) (3.666) (2.784) 0 (2.784) (7,99) (7,16) (15,00) (17,64) (4,14) (0,18) (8,71) (11,74) 2,41 2,46 8,96 (0,00) (0,03) (0,07) 0,00 (0,49) (31.970.323) (4,57) 48 LATIHAN 49 50 51 PERTANYAAN TINGKAT PENCAPAIAN TARGET? TINGKAT PERTUMBUHAN? EFISIENSI? PROFIT CENTER EFISIENSI? COST CENTER SATKER MANA YANG LEBIH BAGUS? 52 53 SOLUSI SATKER A SATKER B 54 TELAAH LAPORAN KEUANGAN TINGKAT SATKER 55 LAPORAN REALISASI ANGGARAN 56 UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH Dokumen sumber: DIPA, DIPAL, Rev. DIPA/DIPAL, POK, SSBP, SSPB, dan SPM&SP2D. 2. Format Laporan: 1. LRA Satuan Kerja/W/E1/Departemen LRA: Realisasi Belanja LRA: Realisasi Pendapatan LRA: Realisasi Pengembalian Belanja LRA: Realisasi Pengembalian Pendapatan 57 UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH Kementerian negara/lembaga Eselon 1 Wilayah provinsi Satuan Kerja Jenis Satuan Kerja 58 UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH Fungsi, Sub Fungsi, Program, Kegiatan, Output, Sumber Dana dan Cara Penarikan. Jenis Belanja (2 digit, 4 digit, dan 6 digit) Jumlah Rupiah (anggaran dan realisasi) 59 NERACA 60 Kas di Bendahara Pengeluaran Minus (kurang): SPM/SP2D UP/TUP ada yang belum rekam. Terlalu besar: SPM GU Nihil masih ada yang belum direkam. SSBP berupa pengembalian UP belum direkam. Kas di Bendaharawan Pengeluaran = Uang Muka dari KPPN. 61 MAK(MAP) yang Mempengaruhi Akun “Kas di Bendahara Pengeluaran” Kode MAK (MAP) Uraian MAK (MAP) Debet Kredit 825111 Pengeluaran Uang Persediaan Dana Rupiah - 825112 Pengeluaran Uang Persediaan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri - 825113 Pengeluaran Uang Persediaan Pengguna PNBP (Swadana) - (815111) (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana Rupiah) - (815112) (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri) - (815113) (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Pengguna PNBP (Swadana)) - (815114) (Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Tahun Anggaran yang Lalu) - 62 Kas di Bendahara Penerima Cermati apakah pada tanggal neraca masih terdapat kas di bendahara penerima (kas yang diterima dari PNBP) yang belum disetor ke kas negara. Jika ada, sajikan nilai kas tersebut di neraca sebesar nilai yang ada pada bendahara penerima. Akun “Kas di Bendahara Penerima” = “Pendapatan yang Ditangguhkan” 63 Kas Lainnya dan Setara Kas Berupa: 1. Bunga jasa giro yang belum disetor ke kas negara 2. Pungutan pajak yang belum disetor ke kas negara 3. Penerimaan hibah langsung berupa kas (dalam/luar negeri) 4. Belanja yang tidak jadi direalisir atau pengembalian belanja 5. Belanja (gaji/honor) yang belum dibayarkan kepada yang berhak Saldo Akun ‘Kas Lainnya dan Setara Kas’ butir 1-4 = Pendapatan yang Ditangguhkan Saldo akun ‘Kas Lainnya dan Setara Kas’ butir 5 = Utang Kepada Pihak Ketiga Persediaan Sering terjadi tidak ada nilai persediaan pada Neraca baik pada laporan semester maupun akhir tahun. Mintalah laporan persediaan ke bagian barang, terutama pada akhir semester, karena pada semester satuan kerja seharusnya mempunyai persediaan. Persediaan = Cadangan Persediaan 65 Bagian Lancar TGR/TPA TGR/TPA biasanya mencakup masa pelunasan lebih dari satu tahun anggaran. Jika pada akhir tahun masih terdapat saldo, dilakukan reklasifikasi untuk menentukan Bagian Lancar (yang jatuh tempo pada tahun depan) Jumlah Bagian Lancar TGR/TPA ini dimasukkan ke kelompok aset lancar, sedangkan sisanya (TPA/TGR) disajikan dalam kelompok Aset Lainnya. 66 <Aset Tetap> Sebelum Disesuaikan Periksa apakah masih ada akun “<Aset Tetap> Sebelum Disesuaikan” Akun ini masih muncul, mungkin disebabkan oleh: Penerimaan ADK dari Aplikasi SIMAK-BMN belum dilakukan, Penerimaan ADK dari SIMAK-BMN sudah dilakukan tetapi terdapat Aset berikut SPM/SP2D nya yang belum direkam Penerimaan ADK dari SIMAK-BMN sudah dilakukan tetapi ada kesalahan dalam perekaman nomor SPM/SP2D ataupun jumlah rupiah SPM Pada akhir Semester atau Tahun akun ini tidak boleh lagi muncul di neraca. MAK yang Menimbulkan Akun “<Aset Tetap> Sebelum Disesuaikan” Mata Anggaran Pengeluaran Kode MAK Uraian Akun-akun Neraca yang ditimbulkan Kode BB Uraian 531111 Belanja Modal Tanah 131211 Tanah Sebelum Disesuaikan 532111 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 131411 Peralatan dan Mesin Sebelum Disesuaikan 533111 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 131611 Gedung dan Bangunan Sebelum Disesuaikan 534111 Belanja Modal Jalan dan Jembatan 534112 Belanja Modal Irigasi 131811 534113 Belanja Modal Jaringan Jalan, Irigasi, dan Jaringan Sebelum Disesuaikan 68 Aset Tetap Bandingkan nilai aset tetap di Neraca dengan Laporan BMN Intrakomtabel. Nilai aset tetap non KDP di neraca seharusnya sama dengan total nilai BMN di LBMN Intrakomtabel. Bandingkan pertambahan nilai aset tetap di Neraca dengan Realisasi Belanja Modal pada LRA. Jika akuntansi BMN masih dikerjakan secara manual, periksa kebenaran mapping antara laporan BMN dengan akun aset tetap di Neraca. Total nilai aset tetap harus sama dengan nilai akun “Diinvestasikan Dalam Aset Tetap” 69 Akun-akun Aset Tetap Kode Akun Uraian Akun 131111 Tanah 131211 Tanah Sebelum Disesuaikan 131311 Peralatan dan Mesin 131411 Peralatan dan Mesin Sebelum Disesuaikan 131511 Gedung dan Bangunan 131611 Gedung dan Bangunan Sebelum Disesuaikan 131711 Jalan, Irigasi, dan Jaringan 131811 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Sebelum Disesuaikan 131911 Aset Tetap Lainnya 132111 Konstruksi Dalam Pengerjaan 70 Aset Lainnya Lakukan reklasifikasi pada akhir tahun untuk TPA/TGR yang akan jatuh tempo pada tahun berikutnya. Yakinkan bahwa nilai TPA/TGR yang terdapat pada neraca akhir tahun adalah nilai setelah dikurangai bagian lancar-nya. Total Aset Lainnya = Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya. 71 72 LATIHAN 73 74 75 76 77 ANALISIS LKPP 78 79