ANALISA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

advertisement
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
MANFAAT LAPORAN KEUANGAN
 KEBUTUHAN TERHADAP LAPORAN
KEUANGAN;
 LAPORAN KEUANGAN UNTUK
AKUNTABILITAS PUBLIK;
 LAPORAN KEUANGAN UNTUK
TRANSPARANSI.
2
KEBUTUHAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
 Informasi keuangan merupakan suatu kebutuhan
bagi para pengguna (stakeholders);
 Laporan keuangan disajikan kepada stakeholder
untuk membantu mereka dalam mengambil
keputusan sosial, politik, dan ekonomi sehingga
keputusan yang diambil lebih berkualitas dan tepat
sasaran;
 Laporan keuangan merupakan cermin untuk
melihat kondisi keuangan republik tercinta ini;
 Neraca merupakan cermin utama untuk melihat apa
yang ada di republik, terutama menyangkut hal-hal
yang salah urus atau hal-hal yang tidak diurus
maupun yang belum diurus;
3
LAPORAN KEUANGAN UNTUK TRANSPARANSI




Era keterbukaan, teknologi informasi & komunikasi
sedemikian maju, masyarakat semakin mudah untuk
mendapatkan berbagai informasi dengan biaya
relatif murah.
Setiap rupiah uang publik harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat yang telah
memberikan uangnya untuk membiayai
pembangunan dan operasional pemerintahan;
Dalam hal pengelolaan uang publik, masyarakat
semakin cerdas menuntut adanya transparansi.
Transparansi pengelolaan keuangan pemerintah
merupakan tuntutan publik yang harus direspon
secara positif.
4
LAPORAN KEUANGAN UNTUK AKUNTABILITAS
 Laporan keuangan merupakan gambaran adanya
akuntabilitas dari para pemangku kekuasaan.
 Akuntabilitas adalah “amanah” berarti pemangku
kekuasaan adalah mereka yang terpercaya dan
bertanggung jawab dalam mengelola sumberdaya
publik yang diberikan kepadanya;
 Tidak adanya laporan keuangan menunjukkan
lemahnya akuntabilitas;
 Lemahnya akuntabilitas megindikasikan lemahnya
sistem, selanjutnya berimbas pada membudayanya
korupsi sistematik;
5
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam
menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik
keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan
menyediakan informasi mengenai:
 kecukupan penerimaan selama periode berjalan untuk
membiayai seluruh pengeluaran,
 kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi
dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan
peraturan perundangan,
 jumlah sumberdaya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai,
6
Tujuan Laporan Keuangan



bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi
kebutuhan kasnya,
posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan
berkaitan dengan sumber-sumber
penerimaannya, baik jangka pendek maupun
jangka panjang, termasuk yang berasal dari
pungutan pajak dan pinjaman.
perubahan posisi keuangan entitas pelaporan,
apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan
selama periode pelaporan.
7
Manfaat Laporan Keuangan
Memberikan informasi untuk:
 menentukan dan memprediksi kondisi kesehatan
keuangan pemerintah terkait dengan likuiditas
dan solvabilitasnya;
 menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi
pemerintah dan perubahan-perubahan yang
telah dan akan terjadi;
 memonitor kinerja, kesesuaian dengan peraturan
perundang-undangan, kontrak yang telah
disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan;
 perencanaan dan penganggaran;
8
Manfaat Laporan Keuangan

mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional:
 menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas
sehingga memudahkan analisis dan melakukan
perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan,
membandingkan dengan kinerja periode-periode
sebelumnya, dan dengan kinerja unit yang lain;
 mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi, dan
efektivitas operasi, program, aktivitas, dan fungsi
tertentu di dalam pemerintahan;
 mengevaluasi hasil (outcome) suatu program,
aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap
pencapaian tujuan dan target;
 mengevalauasi tingkat pemerataan dan keadilan
(equtiy & equality)
9
PENGERTIAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis
laporan keuangan merupakan analisis
yang dilakukan terhadap berbagai macam
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
Dalam melakukan analisis, setiap pengguna
laporan harus mengidentifikasi informasi yang
harus dipilih untuk dianalisis, teknik analisis yang
tepat, ruang lingkup, kedalaman analisis dengan
menggunakan pertimbangan yang cermat agar
dapat memperoleh informasi yang diinginkan
untuk mendukung keputusan-keputusan yang
diambilnya.
10
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN

Masyarakat;
 Para wakil rakyat;
 Lembaga pengawas, dan lembaga
pemeriksa;
 Pemberi atau yang berperan dalam proses
donasi, investasi, dan pinjaman
 Manajeman pemerintah
11
TUJUAN ANALISIS
Meyakini bahwa pemerintah telah melaksanakan
anggaran sesuai dengan peraturan perundang-udangan
T
U
J
U
A
N
Mengukur dan mengevalusasi kinerja pemerintah
Mengukur potensi pendapatan atau sumber ekonomi
Mengetahui kondisi keuangan
Mengetahui kemampuan pemerintah dalam memenuhi
kewajibannya
12
TINGKAT KEDALAMAN ANALISIS
Semakin besar permasalahan yang
dihadapi dan semakin panjang waktu
yang menjadi kepentingan pengguna
akan diperlukan analisis yang
semakin mendalam dengan
menggunakan berbagai teknik dan
metode analisis.
13
TINGKAT KEDALAMAN ANALISIS
Contoh:
Seorang calon investor yang akan menanamkan uang
untuk jangka waktu yang panjang akan membutuhkan
banyak informasi dengan ruang lingkup yang luas, dan
melakukan analisis secara mendalam dengan
menggunakan berbagai teknik analisis. Mereka akan
membutuhkan informasi mengenai:
- potensi ekonomi di masa yang akan datang
- mengukur tingkat keuntungan yang dikehendaki
- mengukur berapa lama investasinya akan
diperoleh kembali.
14
TINGKAT KEDALAMAN ANALISA
Contoh:
Sebaliknya mungkin ada pejabat pemerintah yang hanya
ingin mengetahui naik-turunya pendapatan pajak atau
bukan pajak dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Karena kebutuhannya sangat sederhana maka ia hanya
akan membandingkan antara pajak dan bukan pajak
dengan tahun anggaran sebelumnya.
15
PRASYARAT ANALISIS
Prasysarat analisis yang harus dipahami oleh
pengguna, antara lain:
1. Laporan keuangan disusun berdasarkan SAP dan
kebijakan akuntansi yang ditetapkan oleh pemerintah
2. Angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan
mungkin dipengaruhi oleh suatu kondisi atau masalah
tertentu yang spesifik
3. Pengaruh transaksi, peristiwa dan kejadian yang
ekstrim atau luar biasa juga harus dieliminasi supaya
tidak meyesatkan.
4. Pemilihan angka-angka yang menjadi tolok ukur harus
dilaksanakan secara hati-hati, terlebih lagi jika yang
digunakan sebagai pembanding adalah laporan
keuangan
16
METODE ANALISIS


Analisis horisontal: dilaksanakan dengan
membandingkan angka-angka dalam suatu
laporan keuangan kementerian
negara/lembaga dengan kementerian
negara/lembaga lainnya, antara pemerintah
dengan pemerintah lainnya.
Analisis vertikal: dilakukan dengan
membandingkan antara pos yang satu
dengan pos yang lain dalam laporan
keuangan yang sama.
17
TOLOK UKUR ATAU PEMBANDING
Evaluasi hasil analisa laporan keuangan akan
dibandingkan dengan kriteria atau tolok ukur
yang ditetapkan.
2. Tolok ukur yang dapat digunakan dalam
melakukan analisa ini antara lain:
1.
1) informasi internal dari kementerian negara/lembaga
yang bersangkutan, berupa:
a. rencana kerja dan anggaran atau dokumen lainnya
b. laporan keuangan periode sebelumnya
2) informasi eksternal, informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan K/L lainnya.
18
TEKNIK ANALISIS
Teknik analisa laporan keuangan meliputi:
 Analisis perubahan laporan keuangan
 Analisis persentase per komponen
 Analisis trend
 Analisis rasio
 Analisis sumber dan penggunaan
dana
 Analisis ketaatan terhadap peraturan
19
ANALISIS PERUBAHAN LAPORAN KEUANGAN

Pengertian
Teknik analisa yang dilakukan dengan
memperbandingkan pos-pos yang sama
dari dua laporan keuangan suatu K/L
dengan dua periode yang berlainan

Tujuan
Untuk mengetahui perubahan suatu pos
dari periode yang satu ke periode yang
lain
20
ANALISIS PERUBAHAN
Uraian
Realisasi
2006
Realisasi
2005
Kenaikan
(Penurunan)
Rp
%
A. Pendapatan Negara dan Hibah
I. Penerimaan Perpajakan
409.203.019 347.031.113
62.171.906
1. Pajak Dalam Negeri
395.971.535 331.791.943
64.179.592
2. Pajak Perdagangan Internasional
13.231.483
15.239.170
(2.007.687)
II. Penerimaan Negara Bukan Pajak
226.950.066 146.888.310
80.061.756
1. Penerimaan Sumber Daya167.473.800
Alam
110.467.256
57.006.544
2. Bagian Pem. atas Laba BUMN
22.973.056
12.835.193
10.137.863
3. PNBP. Lainnya
36.503.209
23.585.859
12.917.350
III. Penerimaan Hibah
1.834.050
1.304.782
529.268
Jumlah Pendapatan Negara
637.987.136 495.224.207 142.762.929
& Hibah (A.I+A.II+A.IIII)
17,92
19,34
-13,17
54,51
51,60
78,98
54,77
40,56
28,83
21
ANALISIS PERUBAHAN
Uraian
Realisasi 2006 Realisasi
Kenaikan
2005(Penurunan) Realisasi 2006 vs
B. Belanja Negara
I. Belanja Pemerintah Pusat
440.032.084
1. Belanja Pegawai
73.252.287
2. Belanja Barang
47.181.912
3. Belanja Modal
54.951.875
4. Pembayaran Bunga Utang
79.082.563
5. Subsidi
107.431.785
6. Bantuan Sosial
40.708.566
7. Belanja Lain-lain
37.423.093
II. Transfer untuk Daerah
226.179.954
1. Dana Perimbangan
222.130.617
a. Dana Bagi Hasil
64.900.298
b. Dana Alokasi Umum
145.664.184
c. Dana Alokasi Khusus
11.566.134
2. Dana Otsus & Penyesuaian
4.049.336
a. Dana Otonomi Khusus
3.488.284
b. Dana Penyesuaian
561.052
III. Suspen
916.774
Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + 667.128.813
B.III)
361.155.202
54.254.195
29.171.687
32.888.839
65.199.594
120.765.318
24.903.485
33.972.081
150.463.868
143.221.256
49.692.261
88.765.427
4.763.567
7.242.612
1.775.312
5.467.300
(1.986.652)
509.632.418
Rp
%
78.876.882
21,84
18.998.092
35,02
18.010.225
61,74
22.063.036
67,08
13.882.969
21,29
(13.333.533)
-11,04
15.805.081
63,47
3.451.012
10,16
75.716.086
50,32
78.909.361
55,10
15.208.037
30,60
56.898.757
64,10
6.802.567
142,80
(3.193.276)
-44,09
1.712.972
96,49
(4.906.248)
-89,74
2.903.426 -146,15
157.496.395
30,90
22
ANALISIS PERUBAHAN
Kenaikan (Penurunan)
Uraian
Realisasi 2006 Realisasi 2005 Realisasi 2006 vs 2005
Rp
%
I. Pembiayaan Dalam Negeri
55.982.075
19.144.695 36.837.380 192,42
1. Rekening Pemerintah
11.555.466
8.901.481 2.653.985 29,82
2. Dana Moratorium
7.357.400 (13.700.000) 21.057.400 -153,70
3. Privatisasi & Penj.Aset Prog. Restr
5.055.702
6.563.537 (1.507.835) -22,97
4. Surat Utang Negara (Neto)
35.985.507
22.574.677 13.410.830 59,41
5. Penyertaan Modal Negara
(3.972.000) (5.195.000) 1.223.000 -23,54
II. Pembiayaan Luar Negeri (Neto)
(26.566.486) (10.271.960) (16.294.526) 158,63
1. Penarikan Pinjaman LN (Bruto)
26.114.584
26.840.442
(725.858) -2,70
a. Penarikan Pinjaman Program
13.579.552
12.264.809 1.314.743 10,72
b. Penarikan Pinjaman Proyek
12.535.032
14.575.632 (2.040.600) -14,00
2. Pemb.Cicilan Pokok Utang LN.
(52.681.070) (37.112.409) (15.568.661) 41,95
Jumlah Pembiayaan (D.I + D.II)
29.415.590
8.872.728 20.542.862 231,53
23
Kesimpulan dari hasil analisa




Pendapatan Negara mengalami kenaikan secara ratarata 28,83 %, kecuali Pajak Perdagangan Internasional
turun sebesar 13,17 %,
Belanja Pemerintah Pusat secara keseluruhan
meningkat secra rata-rata 21,84%, kecuali Belanja
Subsidi turun 11,04 %.
Transfer untuk Daerah meningkat tajam secara
siknifikan yaitu 50,32 %, kecuali Dana Penyesuaian
turun 89,74 %.
Pembiayaan Dalam Negeri meningkat tajam, yaitu
mencapai 192,42%, sedangkan Pembiayaan Luar
Negeri menurun sebesar 41,95%.
24
ANALISIS PERUBAHAN
25
ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN

Pengertian
Suatu teknik analisa yang dilakukan dengan
membandingkan antara suatu pos terhadap
totalnya dalam laporan keuangan yang sama.

Tujuan
Untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi
suatu pos dalam bentuk angka total.
26
Ilustrasi
Belanja pegawai selama satu tahun anggaran
Rp3 milyar, yang terdiri:
Gaji
Rp1 milyar,
Honorarium
Rp1,5 milyar
Lainnya
Rp0,5 milyar.
Angka ini memperlihatkan bahwa besarnya
gaji hanya 1/3, sedangkan honorarium
mencapai ½ atau 50%. Angka yang demikian
sudah memberikan sinyal adanya kelemahan
atau kesalahan dalam pemberdayaan sumber
daya manusia.
27
ANALISIS PERSENTASE PERKOMPONEN
No Analisa prosentase per komponen menurut tahun
A
Pendapatan
1 Pajak Dalam Negeri dengan total Pendapatan
2 Penerimaan SDA dengan total Pendapatan
3 Laba BUMN dengan total Pendapatan
B
Belanja
1 Belanja Pemerintah Pusat dengan total Belanja
2 Belanja Pegawai dengan total Belanja Pusat Pemerintah
3 Belanja Bunga Utang dengan total Belanja Pusat Pemerintah
4 Belanja Subsidi dengan total Belanja Pusat Pemerintah
5 Transfer untuk Daerah dengan total Belanja
6 Dana Bagi Hasil dengan total Total Belanja
2006
Naik
2005 (Turun)
62,06% 67,00%
26,25% 24,57%
3,60% 2,59%
-4,94%
1,68%
1,01%
65,95%
10,98%
11,85%
16,10%
33,90%
9,72%
-4,91%
0,34%
-0,94%
-7,59%
4,38%
-0,03%
70,86%
10,64%
12,79%
23,69%
29,52%
9,75%
28
CONTOH PENGUNGKAPAN HASIL ANALISIS PERSENTASE
PERKOMPONEN
29
ANALISIS TREND

Pengertian
Teknik analisa yang dilakukan dengan
membandingkan pos-pos yang sama dari
beberapa periode yang berurutan (time serries
data).

Tujuan
untuk memahami arah atau kecenderungan
suatu pos dari waktu ke waktu.
30
Ilustrasi
31
ANALISIS TREND
Berikut ini ilustrasi trend dalam bentuk grafik
atas pendapatan tersebut.
400
350
300
Pendapatan Pajak
Pertambahan Nilai
250
Pendapatan Cukai
200
150
Pendapatan Bea Masuk
100
50
0
1
2
3
4
5
32
CONTOH PENGUNGKAPAN HASIL ANALISIS TREND
33
ANALISIS RASIO

Pengertian
Teknik analisis yang dilakukan dengan membandingkan
pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan
keuangan yang sama. Rasio-rasio yang diperoleh
selanjutnya akan dibandingkan dengan rasio yang sama
di K/L yang bersangkutan untuk periode yang berlainan
atau akan dibandingkan dengan rasio pos yang sama
dari K/L lainnya.

Tujuan
Untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, efisiensi serta
kemampuan suatu organisasi dalam memperoleh hasil
untuk membiayai pengeluarannya.
34
ASET
31 Des 2006
31 Des 2005
Aset Lancar
Kas
Investasi Jangka
Panjang
125,98 triliun
38,19 triliun
128,55 triliun
46,19 triliun
663,55 triliun
650,49 triliun
Aset Tetap
343,92 triliun
314,17 triliun
0
1,73 triliun
86,50 triliun
78,20 triliun
Dana Cadangan
Aset Lainnya
Total Aset
1.219,96 triliun 1.173,13 triliun
35
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka
Pendek
31 Des 2006
31 Des 2005
108,14 triliun
138,03 triliun
Kewajiban Jangka
Panjang
1.221,92 triliun 1.204,02 triliun
Total Kewajiban
1.330,06 triliun 1.342,05 triliun
36
ANALISIS RASIO
2006
2005
Current Ratio= Current Asset
Current Liabilities
1,17
0,93
Quick Ratio = Cash
Current Liabilities
0,33
0,35
Solvabilitas Ratio= Total Asset
Total Liabilities
0,92
0,87
37
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
 Pengertian
Teknik analisa untuk mengetahui dari mana pemerintah
memperoleh dana dan bagaimana pemerintah tersebut
menggunakan dana yang diperolehnya selama tahun
berjalan.
 Tujuan
Analisa ini dimaksudkan antara lain untuk mengetahui:
 sumber dana selama satu tahun anggaran
 penggunaan dana selama satu tahun anggaran
 kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
operasionalnya
 sumber dana yang digunakan untuk memperoleh aset
 dari mana defisit anggaran ditutup
 ke mana surplus anggaran digunakan
38
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
Arus kas diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
 arus kas dari aktifitas operasi
 arus kas dari aktifitas investasi aset non
keuangan
 arus kas dari aktifitas pembiayaan
 arus kas dari aktifitas non anggaran
39
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
Arus kas dari aktifitas operasi mencerminkan
kemampuan pemerintah untuk mendanai
kebutuhan operasionalnya.
 Arus kas neto dari aktifitas operasi positif
mencerminkan penerimaan kas operasional
mencukupi kebutuhan operasionalnya.
 Arus kas dari aktifitas operasi negatif
mencerminkan pemerintah tidak mampu
mandiri, berarti tidak mampu menggali potensi
pendapatan sehingga biaya operasi tidak
mencukupi.
40
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
Arus kas dari aktivitas investasi aset non
keuangan mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas yang berasal dari penjualan aset
tetap dan perolehan aset tetap.
 Arus kas dari aktifitas investasi positif berarti
pemerintah sedang mengurangi/tidak menambah
aset tetap yang dimilikinya.
 Arus kas dari aktifitas investasi negatif berarti
pemerintah sedang membangun dan
mengadakan sarana dan prasarana.
41
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA


Arus kas dari aktifitas pembiayaan
mencerminkan dari mana pemerintah
memperoleh dana untuk menutup defisit
dan ke mana pemerintah mengalokasikan
adanya surplus dana.
Jumlah ini arus kas dari aktifitas
pembiayaan ini seharusnya berimbang
dengan jumlah surplus/defisit.
42
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
Arus kas dari aktivitas nonanggaran
mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto yang tidak
mempengaruhi anggaran pendapatan,
belanja dan pembiayaan pemerintah.
43
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
I. Arus Kas Masuk
Total Penerimaan Perpajakan
Total PNBP
Total Penerimaan Hibah
Total Penjualan Aset
Total Penerimaan Pembiayaan
Total Non Anggaran
Total Arus Masuk Kas
II Arus Kas Keluar
Total Belanja
Total Pembelian Aset
Total Pembiayaan
Jumlah Arus Kas Keluar
Kenaikan/Penurunan Kas
Tahun 2006
409.203.019
226.914.454
1.834.051
35.612
147.875.945
3.218.046
789.081.127
Tahun 2005
346.859.857
146.761.634
1.326.497
126.676
91.926.664
10.844.852
597.846.180
611.840.408
55.288.405
118.460.355
785.589.168
3.491.960
472.472.997
37.009.878
83.053.935
592.536.810
5.309.370
44
Analisis Ketaatan Terhadap Peraturan

Pengertian
Teknik analisa yang dilakukan dengan cara
menguji apakah peraturan-peraturan yang
ada telah ditaati.

Tujuan
Untuk mayakini bahwa semua peraturan
perundang-undangan telah dipatuhi.
45
PRINSIP
1.
2.
3.
4.
Pendapatan dan belanja diatur dalam undangundang APBN
Prinsip prealabel, yaitu anggaran harus
disahkan sebelum ada penggunaan
Prinsip universalitas, yaitu semua jenis
pengeluaran harus dicantumkan dalam
anggaran
Prinsip spesialitas, yaitu anggaran yang telah
disediakan dalam mata anggaran pengeluaran
tertentu tidak diperkenankan untuk digeser
46
PRINSIP
Prinsip periodisitas, yaitu laporan disusun
secara berkala sesuai dengan peraturan
6. Azas bruto, yaitu tidak diperbolehkan adanya
offsetting antara pendapatan dan belanja
7. Anggaran belanja merupakan plafon
8. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan
pedoman yang mengatur pelaksanaan
anggaran
5.
47
ANALISIS THD UU APBN
ANALISA HORIZONTAL ANTARA ANGGARAN DENGAN REALISASI TAHUN ANGGARAN 2006
Kenaikan (Penurunan)
Uraian
Anggaran 2006 Realisasi 2006
Realisasi 2006 vs
Rp
B. Belanja Negara
I. Belanja Pemerintah Pusat
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
3. Belanja Modal
4. Pembayaran Bunga Utang
5. Subsidi
6. Bantuan Sosial
7. Belanja Lain-lain
II. Transfer untuk Daerah
1. Dana Perimbangan
a. Dana Bagi Hasil
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus
2. Dana Otsus & Penyesuaian
a. Dana Otonomi Khusus
b. Dana Penyesuaian
III. Suspen
Jumlah Belanja Negara (B.I + B.II + B.III)
478.249.290
78.904.457
55.506.999
66.723.899
82.494.656
107.627.567
44.590.994
42.400.714
220.849.845
216.797.725
59.563.725
145.664.200
11.569.800
4.052.120
3.488.284
563.836
699.099.136
440.032.084
73.252.287
47.181.912
54.951.875
79.082.563
107.431.785
40.708.566
37.423.093
226.179.954
222.130.617
64.900.298
145.664.184
11.566.134
4.049.336
3.488.284
561.052
916.774
667.128.813
%
(38.217.206)
(5.652.170)
(8.325.087)
(11.772.024)
(3.412.093)
(195.782)
(3.882.428)
(4.977.621)
5.330.109
5.332.892
5.336.573
(16)
(3.666)
(2.784)
0
(2.784)
(7,99)
(7,16)
(15,00)
(17,64)
(4,14)
(0,18)
(8,71)
(11,74)
2,41
2,46
8,96
(0,00)
(0,03)
(0,07)
0,00
(0,49)
(31.970.323)
(4,57)
48
LATIHAN
49
50
51
PERTANYAAN
TINGKAT PENCAPAIAN TARGET?
 TINGKAT PERTUMBUHAN?
 EFISIENSI? PROFIT CENTER
 EFISIENSI? COST CENTER
 SATKER MANA YANG LEBIH BAGUS?

52
53
SOLUSI

SATKER A

SATKER B
54
TELAAH LAPORAN KEUANGAN TINGKAT
SATKER
55
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
56
UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH
Dokumen sumber:
DIPA, DIPAL, Rev. DIPA/DIPAL, POK,
SSBP, SSPB, dan SPM&SP2D.
2. Format Laporan:
1.





LRA Satuan Kerja/W/E1/Departemen
LRA: Realisasi Belanja
LRA: Realisasi Pendapatan
LRA: Realisasi Pengembalian Belanja
LRA: Realisasi Pengembalian
Pendapatan
57
UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH
Kementerian negara/lembaga
 Eselon 1
 Wilayah provinsi
 Satuan Kerja
 Jenis Satuan Kerja

58
UNSUR-UNSUR YANG PERLU DITELAAH
Fungsi,
 Sub Fungsi,
 Program,
 Kegiatan,
 Output,
 Sumber Dana dan Cara Penarikan.
 Jenis Belanja (2 digit, 4 digit, dan 6 digit)
 Jumlah Rupiah (anggaran dan realisasi)

59
NERACA
60
Kas di Bendahara Pengeluaran

Minus (kurang):
 SPM/SP2D UP/TUP ada yang belum rekam.

Terlalu besar:
 SPM GU Nihil masih ada yang belum direkam.
 SSBP berupa pengembalian UP belum direkam.

Kas di Bendaharawan Pengeluaran = Uang
Muka dari KPPN.
61
MAK(MAP) yang Mempengaruhi Akun “Kas di Bendahara
Pengeluaran”
Kode
MAK (MAP)
Uraian MAK (MAP)
Debet
Kredit
825111
Pengeluaran Uang Persediaan Dana Rupiah

-
825112
Pengeluaran Uang Persediaan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri

-
825113
Pengeluaran Uang Persediaan Pengguna PNBP (Swadana)

-
(815111)
(Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana Rupiah)
-

(815112)
(Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Dana Pinjaman/Hibah Luar
Negeri)
-

(815113)
(Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Pengguna PNBP (Swadana))
-

(815114)
(Penerimaan Pengembalian Uang Persediaan Tahun Anggaran yang Lalu)
-

62
Kas di Bendahara Penerima
Cermati apakah pada tanggal neraca masih
terdapat kas di bendahara penerima (kas yang
diterima dari PNBP) yang belum disetor ke kas
negara.
 Jika ada, sajikan nilai kas tersebut di neraca
sebesar nilai yang ada pada bendahara
penerima.
 Akun “Kas di Bendahara Penerima” =
“Pendapatan yang Ditangguhkan”

63
Kas Lainnya dan Setara Kas



Berupa:
1. Bunga jasa giro yang belum disetor ke kas negara
2. Pungutan pajak yang belum disetor ke kas negara
3. Penerimaan hibah langsung berupa kas (dalam/luar
negeri)
4. Belanja yang tidak jadi direalisir atau pengembalian
belanja
5. Belanja (gaji/honor) yang belum dibayarkan kepada
yang berhak
Saldo Akun ‘Kas Lainnya dan Setara Kas’ butir 1-4 =
Pendapatan yang Ditangguhkan
Saldo akun ‘Kas Lainnya dan Setara Kas’ butir
5 = Utang Kepada Pihak Ketiga
Persediaan
Sering terjadi tidak ada nilai persediaan
pada Neraca baik pada laporan
semester maupun akhir tahun.
 Mintalah laporan persediaan ke bagian
barang, terutama pada akhir semester,
karena pada semester satuan kerja
seharusnya mempunyai persediaan.
 Persediaan = Cadangan Persediaan

65
Bagian Lancar TGR/TPA
TGR/TPA biasanya mencakup masa
pelunasan lebih dari satu tahun anggaran.
 Jika pada akhir tahun masih terdapat saldo,
dilakukan reklasifikasi untuk menentukan
Bagian Lancar (yang jatuh tempo pada tahun
depan)
 Jumlah Bagian Lancar TGR/TPA ini
dimasukkan ke kelompok aset lancar,
sedangkan sisanya (TPA/TGR) disajikan
dalam kelompok Aset Lainnya.

66
<Aset Tetap> Sebelum Disesuaikan
Periksa apakah masih ada akun “<Aset Tetap>
Sebelum Disesuaikan”
 Akun ini masih muncul, mungkin disebabkan oleh:

 Penerimaan ADK dari Aplikasi SIMAK-BMN belum
dilakukan,
 Penerimaan ADK dari SIMAK-BMN sudah dilakukan
tetapi terdapat Aset berikut SPM/SP2D nya yang belum
direkam
 Penerimaan ADK dari SIMAK-BMN sudah dilakukan
tetapi ada kesalahan dalam perekaman nomor
SPM/SP2D ataupun jumlah rupiah SPM

Pada akhir Semester atau Tahun akun ini tidak
boleh lagi muncul di neraca.
MAK yang Menimbulkan Akun
“<Aset Tetap> Sebelum Disesuaikan”
Mata Anggaran Pengeluaran
Kode MAK
Uraian
Akun-akun Neraca yang ditimbulkan
Kode BB
Uraian
531111
Belanja Modal Tanah
131211
Tanah Sebelum Disesuaikan
532111
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
131411
Peralatan dan Mesin Sebelum
Disesuaikan
533111
Belanja Modal Gedung dan Bangunan
131611
Gedung dan Bangunan Sebelum
Disesuaikan
534111
Belanja Modal Jalan dan Jembatan
534112
Belanja Modal Irigasi
131811
534113
Belanja Modal Jaringan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan Sebelum
Disesuaikan
68
Aset Tetap
Bandingkan nilai aset tetap di Neraca dengan
Laporan BMN Intrakomtabel. Nilai aset tetap
non KDP di neraca seharusnya sama dengan
total nilai BMN di LBMN Intrakomtabel.
 Bandingkan pertambahan nilai aset tetap di
Neraca dengan Realisasi Belanja Modal pada
LRA.
 Jika akuntansi BMN masih dikerjakan secara
manual, periksa kebenaran mapping antara
laporan BMN dengan akun aset tetap di
Neraca.
 Total nilai aset tetap harus sama dengan nilai
akun “Diinvestasikan Dalam Aset Tetap”

69
Akun-akun Aset Tetap
Kode
Akun
Uraian Akun
131111
Tanah
131211
Tanah Sebelum Disesuaikan
131311
Peralatan dan Mesin
131411
Peralatan dan Mesin Sebelum Disesuaikan
131511
Gedung dan Bangunan
131611
Gedung dan Bangunan Sebelum Disesuaikan
131711
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
131811
Jalan, Irigasi, dan Jaringan Sebelum Disesuaikan
131911
Aset Tetap Lainnya
132111
Konstruksi Dalam Pengerjaan
70
Aset Lainnya
Lakukan reklasifikasi pada akhir tahun untuk
TPA/TGR yang akan jatuh tempo pada tahun
berikutnya.
 Yakinkan bahwa nilai TPA/TGR yang
terdapat pada neraca akhir tahun adalah nilai
setelah dikurangai bagian lancar-nya.
 Total Aset Lainnya = Diinvestasikan Dalam
Aset Lainnya.

71
72
LATIHAN
73
74
75
76
77
ANALISIS LKPP
78
79
Download