LEIBNIZ; TOKOH FILASAFAT ABAD MODERN Oleh: Eva Fitriana PENDAHULUAN Dalam menghadapi problema hidup, manusia sering dibenturkan kepada suatu masalah yang mereka sendiri tidak mampu menyelesaikannya sehingga mereka dipaksa mencari solusi atas permasalahan yang dihadapinya, Sampai suatu saat munculah Agama sebagai solusi atas permasalahan yang ada, dan sudah menjadi takdir manusia diciptakan berbeda-beda satu dengan yang lainnya begitu juga dalam memilih kepercayaan dan Agama yang mereka anggap benar dan mampu memberikan penerangan terhadap jalan hidupnya. Jika berbicara tentang pemikiran leibniz, maka kita tidak akan terpisah dengan para pemikir sebelumnya. Lebniz sebagai tokoh filsafat, beberapa pemikiran nya tentang filsafat agama sangat di pengaruhi oleh Anselmus yaitu mereka menerima “dunia konsep” sebagai dunia yang sungguh-sungguh ada selain orang filsuf yang pernah menjadi penasehat raja, pustakawan sejarawan, ilmuwan, matematikawan, doktor dalam dunia dan hukum gereja, yang dianggap sebagai jiwa Unniversalis zamannya dan merupakan salah seorang filsuf yang paling berpengaruh pada abad masanya. Bahkan ia juga menemukan logika matematika, kalkulus dan energy kinetik (fisika). Leibniz merupakan penganut filsafat rasionalisme Descartes, yaitu pengetahuan manusia yang sesungguhnya diperoleh dengan akal dan panca indra, bukan dari pengalaman (empirisme). Metafisika leibniz sama-sama memusatkan perhatian substansi. Bagi Spinoza alam semesta ini, mekanisme an keseluruhannya bergantug kepada sebab, sementara suubstansi menurut leibniz adalah perinsip akal yang mencukupi, yang secara sederhana dapat dirumuskan, “sesuatu harus mempunyai alasan”. Bahkan, Tuhan juga harus mempunyai alasan setiap yang diciptakan-Nya. Kita lihat bahwa ada satu substansi, sedangkan leibniz berpendapat bahwa substansi itu banyak. Leibniz menyebutkan bahwa substansi-substansi itu monad. Leibniz adalah seorang rasionalis jerman yang mencoba mendamaikan antara teologi dan mekanisme yang memiliki dasar memadai (Allah dan kehendakNya untuk menciptakan dunia yang terbaik dari segala kemungkinan). BIOGRAFI TOKOH Gottfried Wilhem Leibniz atau Leibniz lahir di Leipzig pada 1 juli 1646 dan meninggal dunia pada 14 November 1716 di Hannover adalah seorang filsuf Jerman keturunan Sorbia dari Sachsen. Leibniz terutama terkenal karena faham Theodicee bahwa manusia hidup dalam dunia yang sebaik mungkin karena dunia ini diciptakan oleh tuhan yang sempurna. Riwayat hidup singkat Leibniz : a. 1646-1666: tahun- tahun formatif b. 1666-1672:bekerja pada Kurfurst Mainz, Johann Philipp von Schonbom dan menterinya Baron von Boineburg. c. 1672-1676: tinggal di paris dan membuat dua perjalanan penting ke london. 1 d. 1676-1698: mengabdi pada keluarga bangsawan Hannover. e. 1687-1690: membuat penelitian tentang sejarah keluarga Braunschweing. f. 1714-1716: setelah menjadi George I Leibniz mengakhiri hayatnya dalam keadaan yang terlantarkan. Leibniz lahir dikota leipzig, sachen pada tahun 1646. Orang tuanya, terutama ayahnya friedrich Leibniz sudah sejak awal membangkitkan rasa ketertarikannya terhadap masalah-masalah yuridis dan falsafi. Ayahnya merupakan seorang ahli hukum dan profesor dalam bidang etika dan ibunya adalah putri seorang ahli pula. Gottfried Leibniz telah belajar bahasa yunani dan bahasa latin pada usia 8 tahun berkat kumpulan buku-buku ayahnya yang luas. Pada usia 12 tahun Leibniz telah mengembangkan beberapa hipotesa logika yang menjadi bahasa simbol matematika. Pada tahun 1661 Leibniz telah mendaftarkan diri di Universitas Leipzig dan kuliah filsafat pada ahli teologi Johann Adam Schertzer dan teoretikus filsafat Jakob Thomasius. Pada tahun 1663 Leibniz berubah di Universitas Jena untuk belajar lebih lanjut di bawah ahli matematika, fisika dan astronomi Erhard Wiegel untuk untuk menciptakan pemikiran Pythagoras. Dalam usia yang 20 tahun dia ingin promosi dalam bidang doktor hukum, namun para profesor Leipzig menganggapnya terlalu muda, sehingga Leibniz memutuskan untuk pergi ke Numberg untuk belajar di Universitas Altdorf. Jika dilihat dari pemikiran aufklarung, renungan-renungan Leibniz seperti tidak ada artinya dan sedikit tidak rasional, Leibniz patut dihargai sebagai pionir filsafat sebab orang-orang seperti Leibniz-lah yang meletakkan batu pondasi didalam pemikiran Aufklarung maupun pemikiran-pemikiran yang ada selepasnya. Pada tahun 1665-1666 bersama dengan Isaac Newton, Leibniz membagi penghargaan untuk penemuan kalkulus. Masalah prioritas menyebabkan pertentangan yang tidak ada hentinya antara kedua pengikut keduanya, antara Inggris dan Jerman, Leibniz mampu menemukan mereka secara tersendiri pada tahun 1673-1676, akan tetapi Leibniz tidak menerima kehormatan seperti yang dicurahkan pada Newton. Leibniz meninggal sebagai seorang kesepian dan pemakamannya yang hanya dihadiri seorang pelayat dan sekretarisnya. Sehingga dapat dikatakan Leibniz adalah orang yang menciptakan lambanglambang matematis terbesar. Dan ia yang menciptakan nama-nama kalkulus diferensial dan kalkulus integral dan ilmu kalkulus berkembang jauh lebih cepat di daratan Eropa daripada di Inggris sebagian besar disebabkan oleh keungulan perlambangannya. PEMIKIRAN TOKOH A. Pemikiran Leibniz Substansi berjumlah tidak terbatas yaitu terdiri dari monade-monade Menguraikan “prinsip dari yang terbaik” antara lain allah telah menciptakan dunia yang terbaik yang mungkin Setiap monade berbeda dan mencerminkan seluruh semesta, tetapi tidak berada dalam ruang dan waktu Setiap monade bersifat immaterial dan mempunyai jiwa. 1. Pemikiran Leibniz tentang substansi Menurut Leibniz ada banyak substansi yang disebut dengan monad (monos: satu, monad: satu unit) jika dalam ilmu matematika yang terkecil adalah titik, dan di dalam fisika disebut atom, sehingga dalam metafisika disebut dengan monad, terkecil dalam pendapat Leibniz bukan berarti sebuah ukuran, melainkan sebagai 2 tidak berkeluasan, maka yang dimaksud dengan monad bukan sebuah benda. Monad-monad bukanlah sebuah kenyataan jasmaniah melainkan kenyataan mental, yang terdiri dari persepsi dan hasrat. Leibniz membayangkan monad sebagi “force primiyives” (daya purba) yang tidak materiil melainkan spiritual. Sebagai substansi nonmaterial, monade yang memiliki sifat antara lain: a. Abadi yang berarti tidak bisa dihasilkan ataupun dimusnahkan b. Tidak bisa dibagi memiliki arti bertentangan dengan “substansi” keluasan c. Individual atau berdiri sendiri sehingga tidak ada monade yang identik dengan monade lain d. Mewujudkan kesatuan yang tertutup atau tidak berjendela, yang bermakna bahwa sesuatu bisa masuk dan keluar e. Mampu bekerja berkat daya aktif dari dalam dirinya sendiri yang terdiri dari kegiatan mengamati(perceptio) dan menginginkan (appetitions). Berdasarkan sifat-sifat tersebut Leibniz mendefinisikan monade sebagai atom-atom sejati dari alam dan monade tersebut ada dalam “jasad-jasad organic” sehingga monademonade tersebut akan menjadi prinsip kehidupan. Menurut Leibniz monade terbagi menjadi tiga antara lain: yang pertama Monade yang hanya memiliki gambaran gelap dan sama sekali tidak disadari yaitu monade-monade yang menyusun benda-benda anorganik. Dan yang kedua adalah monade yang telah memiliki gambaran agak terang yaitu monade yang memberi pengenalan inderawi dan memori. Dan yang ketiga adalah monade yang memiliki gambaran yang terang dan kesadaran diri yaitu jiwa manusia yang mengenal hakikat segala sesuatu secara sadar dan mampu mengungkapkan apa yang dilihatnya kedalam suatu definisi. Ajaran Leibniz tentang monade juga diterapkan pada ajaran tentang proses pengetahuan manusia menurut Leibniz pengetahuan manusia mengenai alam semesta sesungguhnya telah ada didalam dirinya sendiri sebagai bawaan, pengetahuan ini berbentuk gagasan yang belum disadari dan dalam pengamatan inderawi pengetahuan ini masih sangat kabur karena masih menghasilkan gagasan yang masih sedikit kejelasannya hingga muncul dalam gagasan atau ide yang jelas sebagai suatu pemahaman. Pengetahuan manusia adalah pengetahuan yang dikembangkan lebih lamjut dan pengalaman sendiri bukanlah sumber pengetahuan melainkan proses menjadi pengetahuan dalam bentuk satu pemahaman, rasio atau daya berfikir berusaha menambah isi pengetahuan pengalaman hingga menjadi pengetahuan yang jelasdan disadari. Sifat pengetahuan ini adalah umum dan mutlak, karena tidak berasal dari empiris yang terbatas pada ruang dan waktu. Jiwa adalah satu monad inti dan tubuh adalah monade jamak. Monad memiliki sudut pandang sendiri dan sudut pandang tersebut melukiskan kenyataan yang melingkunginya, Monad adalah sebuah sistem tertutup yang cukup diri. Setiap monad dapat dikatakan sebagai cermin alam semesta. 2. Pemikiran Leibniz tentang bukti adanya tuhan Dalam pemikiranya leibniz bermaksud untuk membuktikan eksistensi wujud (tuhan) bahwa tuhan itu benar-benar ada didalam kehidupan manusia, Dia membuktikan keberadaan tuhan dengan konsepnya tentang monade-monade. Leibniz berusaha membuktikantentang keberadaan tuhan melalui empat pemikiran yaitu: a. Mengatakan bahwa manusia memiliki ide kesempurnaan b. Adanya alam semesta dan tidak lengkapnya membuktikan adanya sesuatu yang melebihi alam semesta ini dan yang transenden ini disebut tuhan. c. Mencapai kebenaran abadi yaitu tuhan 3 d. Adanya keselarasan antara monade-monade membuktikan bahwa satu sama lain antara mereka saling mencocokan, yang mencocokan tersebut adalah tuhan. Ajaran Leibniz yakni tentang monade-monade menjadi jalan keluar atas kepercayaan Dualisme dengan monade ini Leibniz memecahkan kesulitan mengenai hubungan antara jiwa dan tubuh. Jiwa merupakan suatu monade dan tubuh terdiri dari banyak monade, suatu monade tidak dapat mempengaruhi monade lain sebab masing-masing monade harus dianggap tertutup. Leibniz juga mempunyai gagasan bahwa tuhan mungkin tidak bebas dalam menyajikan contoh kongkret dunia yang kontradiktoris secara logis dan tidak ada dunia yang konsisten secara logis, tempat mahluk-mahluk yang berkehendak bebas sekaligus tidak ada kejahatan. Menurut Leibniz kehendak bebas adalah sebab dari kejahatan. Tuhan atau substansi tidak terbatas, dipahami dengan berfikir secara hati-hati sebab ini adalah alam rasional, sifat-sifatnya berkembang dalam pemikiran, sehingga ide tersebut tidak dimulai dari pemikiran tapi langsung pada esensi itu sendiri. Tuhan memiliki kekuatan kreatif sehingga dalam pandangan Leibniz bahwa monad bergerak menyusun dunia yang telah diprogramkan kedalam diri mahluk pada saat penciptaan. Leibniz meyakini bahwa alam semesta dikuasai oleh akal, dan tuhan telah menciptakan bumi sebagai dunia yang terbaik diantara segala dunia. Hubungan akal dengan wahyu menurut Leibniz adalah wahyu itu dinyatakan dengan injil dan akal merupakan karunia tuhan maka keduanya harus diserasikan. 3. Pemikiran Leibniz tentang penciptaan dan campur Tangan Tuhan di dunia Leibniz mengungkapkan setelah menciptakan dunia, tuhan idak perlu memperhatikan lagi karena tuhan telah menyusun semua gerak sehingga alam semesta untuk selamanya akan berjalan secara selaras. Maka tidak ada campur tangan tuhan dalam jalannya dunia, baik secara biasa maupun secara luar biasa. Leibniz mengumpamakan dengan jam dinding, bahwa penciptaanalam seperti jam dinding dengan perbandingan manakah yang lebih sempurna jam dinding yang terus-menerus dicampuri dan dibetulkan, atau jam dinding yang telah dibangun sedemikian sempurna hingga berjalan dengan amat persis tanpa perlu terus dipasang kembalai (pandangan Deisme). 4. Pemikiran Leibniz tentang Keburukan atau kejahatan Leibniz membuat suatu perbedaan tentang arti keburukan antara lain: a. keburukan metafisik misalnya bencana alam, keburukan ini sudah ada dengan sendirinya termuat dalam pengertian “alam ciptaan” jika alam ciptaan ini sempurna. b. Keburukan fisik misalnya penyakit, penderitaan. Apabila dilihat dari perspektif yang lebih luas keburukan seperti ada manfaatnya,misalnya agar kita lebih berhati-hati dalam memperbaiki diri kita. c. Keburukan Moral ini adalah dosa atau kejahatan dalam arti sesungguhnya, bahwa adanya kejahatan merupakan akibat langsung dari kebebasan manusia yang disalah gunakan. Allah tidak menghendaki kejahatan namun Ia memberikan dosa atau kejahatan agar manusia tetap bebas. Jiwa adalah abadi sehingga berpegang teguh pada keadilan Tuhan yang mutlak sesudah mati. Substansi adalah monade, kenyataan terdiri dari monade-monade yaitu bagian-bagian yang terkecil yang semuanya itu merupakan substansi-substansi. Monade pada Tuhan dan manusia terdiri dari monade-monade kesadaran yang sanggat tinggi. Tuhan adalah monade yang paling tinggi merupakan kesadaran yang sempurna dan tak terhingga, Monademonade itu adalah individu-individu yang sebagai “mikrokosmos” merupakan bayangan dari “makrokosmos”. Mereka tidak berjendela tetapi dalam keaktifan monade-monade tersebut memperlihatkan suatu korelasi dengan monade4 monade yang lain, hal ini disebabkan setiap monade memiliki rencana lengkap didalamnya yang disesuaikan dengan rencana monade lainnya. Semua monade diatur oleh suatu harmonia praestabilita, harmoni yang ditetapkan sebelumnya oleh Tuhan,. Tuhan telah menciptakan dunia sedmikian rupa sehingga keaktifan semua monade mempunyai suatu appetites (tujuan,kehendak,keinginan) didalamnya Appetites juga disebut Entelechia. Pembenaran Tuhan atau Teodise kebaikan Tuhan tidak bertentangan kejahatan dan kebebasan manusia tidak bertentangan dengan kemahakuasaan Tuhan. Dari semua dunia Tuhan telah menciptakan yang paling baik. Dunia merupakan suatu hasil maksimal, semua kemungkinan lain itu lebih jelek. PENUTUP Ada banyak substansi didunia menurut Leibniz, substansi tersebut disebut juga dengan monade, berbeda dengan Spinoza yang mengatakan bahwa substans hanya ada satu yaitu tuhan atau alam dan begitu pula dengan Descrates yang membagi substansi menjadi tiga yaitu Tuhan, pemikiran dan keluasan. Tuhan telah menciptakan dunia sebelumnya sehingga dunia yang sedang berjalan sekarang adalah dunia yng telah ditentukan oleh Tuhan, Leibniz mengibaratkan sebagai sebuah jam dinding. Leibniz meyakini bahwa kejahatan adalah sesuai dengan konsep tentang Tuhan yang maha baik, karena dunia terbaik yang mungkin pun pastilah mengandung kelemahan. Adanya kejahatan merupakan akibat langsung dari kebebasan manusia yang disalah gunakan. Allah tidak menghendaki kejahatan, namun Allah membiarkan dosa atau kejahatan itu ada agar manusia tetap bebas. DAFTAR PUSTAKA http://sabdakhairuss.blogspot.com/p/gottfried-wilhelm-leibniz-1646-1716 Abdul Hakim, Adang.MA Drs dan Drs Beni Ahmad Saebani, M.Si, 2008. FILSAFAT UMUM DARI METEOLOGI SAMPAI TEOLOGI *) Penyusun Nama Mata Kuliah Dosen Prodi : Eva Fitriana : Filsafat Ilmu : Afid Burhanuddin, M.Pd. : Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Pacitan. 5