bab iv hasil dan pembahasan

advertisement
OLEH : Siti Manjar Fotty
NPM : 200813008
PROGRAM STUDI FISIKA
FAKULTAS KEGURAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DARUSALAM AMBON
2013
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya fisika dianggap
sebagai mata pelajaran yang sulit untuk
dimengerti oleh siswa. Kecenderungan
ini disebabkan karena pengalaman
belajar mereka yang padat soal rumit
dengan pendekatan matematis.
Model pembelajaran yang digunakan guru
pun bukan semata-mata menyangkut kegiatan
guru untuk mengajar akan tetapi lebih dititik
beratkan pada aktivitas belajar siswa. Salah satu
masalah yang dihadapi siswa saat ini adalah
masalah lemahnya proses pembelajaran siswa
kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan sistematis.
Proses pembelajaran lebih diarahkan kepada
kemampuan siswa untuk menghafal informasi,
otak siswa dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut
untuk menghubungkannya dengan kehidupan
sehari-hari. Akibatnya ketika siswa lulus dari
sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi
miskin dalam aplikasi.
Salah satu model pembelajaran yang
sesuai dengan kondisi dimaksud adalah model
pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan
proses sains siswa.
Di mana keterampilan proses sains siswa
merupakan strategi siswa untuk memperoleh
pengetahuan melalui pembelajaran yang
melibatkan keterampilan intelektual yang
berkaitan dengan bagaimana siswa memperoleh
pengetahuan antara lain melalui kegiatan
mengamati, mengelompokkan,
menginterpretasikan, memprediksi dan
mengambil kesimpulan
A. Tipe Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa dan kejadian pada saat sekarang
(Sudjana dan Ibrahim, 1989 : 64). Hasil
penelitian ini menggambarkan hasil belajar
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salahutu dalam
pendekatan keterampilan proses melalui model
kooperatif.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi pada SMP Negeri 3
Salahutu.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung selama 2
Minggu dari tanggal 2 – 16 Pebruari 2012
1.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salahutu yang
berjumlah 120 orang yang terdiri dari 4 (tiga)
kelas.
2. Sampel
Berdasarkan populasi yang ada maka sampel
yang diambil sebanyak 24 orang dari kelas
VIII2, dengan teknik pengambilan sampel
secara acak (random sampling).
Variabel yang dilihat dalam penelitian ini adalah
variabel tunggal yakni hasil belajar siswa dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses
sains melalui model pembelajaran kooperatif.
E. Instrumen Penelitian
 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
 Tes dilakukan untuk tes awal dan tes akhir
(formatif) yang terdiri dari 15 soal yaitu 10 soal
PG dan 5 soal esay.
 Lembaran observasi berisi kumpulan-kumpulan
penilaian selama proses pembelajaran.
 Lembaran kegiatan siswa. (LKS).
1.
a)
b)
Tes
Tes Awal
Data awal diperoleh dari nilai tes awal (pretest)
siswa yang dilakukan sebelum proses KBM
berlangsung. Siswa mengerjakan soal tersebut,
hasil tes dikumpulkan kemudian dikoreksi dan di
beri skor sesuai dengan teknik analisis data.
Tes Akhir (Formatif)
Melalui instrumen tes berupa tes uraian akan
diperoleh data yang menunjukkan kemampuan
kognitif. Tes ini diadakan setelah kegiatan belajar
mengajar
dengan
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif.
2.
Observasi/Pengamatan
Observasi/Pengamatan
proses
KBM
dilakukan
berlangsung.
selama
Pengamatan
dilaksanakan dengan menggunakan lembaran
observasi.
Obsevasi
yang
dilakukan
adalah
aspek afektif dan aspek psikomotor. Sedangkan
aspek
kognitif
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan lembaran kegiatan siswa (LKS).
Data yang diperoleh dari penelitian ini
kemudian
diolah
menggunakan
analisis
deskriptif.Dari data yang dikumulkan dalam
penelitian ini kemudian di olah dengan
menggunakan analisis desripstif. Yang pada
dasarnya untuk mengetahui hasil belajar siswa
(aspek kognitif dan aspek pisikomotor). Yang
dipatokan pada pedoman penilian acuan (PPA).
4.1 Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Tes Awal Siswa
Kualifikasi hasil materi awal pada kelas
VIII2 SMP Negri 3 Salahutu atau kemampuan
awal siswa dalam materi Getaran dan
Gelombang sebelum diberikan percobaan,
seperti yang ada pada kualifikasi pencapaian
terdapat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kemampuan
awal siswa pada kelas VIII2 berada pada
kualifikasi gagal hal ini terbukti untuk kelas
VIII2 terdapat 24 siswa (100%) di nyatakan
belum tuntas dan belum mampu menguasai
indikator pembelajaran
60
55
50
45
Nilai
40
35
30
25
20
15
10
Inisial Siswa
Tes Awal (TA)
Rata-Rata
Kriteria Tuntas
Penilaian proses dilakukan selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung pada kelas VIII2
menggunakan lembaran penilaian seperti
lembaran observasi.
a. Kemampuan kognitif siswa kelas VIII2
Data kemampuan kognitif siswa dapat dilihat
melalui lembar kerja siswa (LKS). kualifikasi
presentase pencapaian rata-rata siswa dalam
LKS di ditunjukan pada Tabel 4.2
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukan bahwa
terdapat I kelompok yang berada pada
interval yang dikualifikasikan sangat baik,
terdapat 4 kelompok yang berada pada
interval yang diklualifikasikan baik dan I
kelompok yang berada pada interval yang
dikualifikasikan cukup. Dari Tabel 4.2 maka
dapat disajikan grafik sebagai berikut.
b. Kemampuan afektif siswa VIII2
1. Kemampuan afektif siswa pada kelas VIII2
pertemuan pertama
Tabel 4.3. Kualifikasi presentase pencapaian
siswa dalam penilaian proses (Aspek afektif)
kelas VIII2 pertemuan pertama
Pada Tabel 4.3 terlihat sebanyak 8 orang
(33,33%) responnya sangat baik. Sebanyak 16
orang siswa (66,66%) responnya berada
dalam kategori baik, dan tidak ada siswa
yang berada pada kualifikasi cukup dan
gagal.
Tabel 4.4. Kualifikasi presentase siswa dalam
penilaian proses (Aspek Afektif) kelas VIII2
Pada Tabel 4.4. terlihat
sebanyak 16 orang siswa (66,66%)
berada dalam kategori sangat baik.
Sebanyak 8 orang siswa (33,33%)
responnya berada dalam kategori
baik. Dan tidak ada siswa yang
berada dalam kualifikasi cukup
ataupun gagal.
1. Kemampuan psikomotor siswa pada kelas VIII2
pertemuan pertama .
Tabel 4.5. Kualifikasi presentase pencapaian siswa
dalam penilaian proses (aspek psikomotor) kelas VIII 2
Dari Tabel 4.5 kualifikasi menunjukkan
hasil penilaian proses pada aspek psikomotor
sebanyak 2 orang siswa (8,33%) mampu
menguasai indikator pembelajaran dengan
kategori sangat baik, sebanyak 22 orang siswa
(91,66%)
mampu
menguasai
indikator
pembelajaran dengan kategori baik dan tidak
ada siswa yang berada dalam kategori cukup
ataupun gagal.
Tabel 4.6. Kualifikasi presentase pencapaian siswa
dalam penilaian proses (Aspek psikomotor) kelas VIII2
Pada Tabel 4.6. terlihat sebanyak
15 orang siswa (62,5%) mampu
menguasai indikator pembelajaran
dengan kategori sangat baik,
sebanyak 9 orang siswa (37,5%)
mampu menguasai indikator
pembelajaran dengan kategori
baik, dan tidak ada siswa yang
berada pada kualifikasi cukup
ataupun gagal.
Berdasarkan data pada lampiran maka dapat
disajikan data hasil tes akhir siswa pada Tabel
4.7.
Tabel 4.7 Kualifikasi presentase pencapaian
siswa pada tes akhir (post test) kelas VIII2
Pada Tabel 4.7 kualifikasi presentase
pencapaian siswa pada tes akhir kelas VIII2
yang dilaksanakan setelah kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan model
koperatif terlihat sebanyak 2 orang siswa
(8,33%) dengan interval (86 - 100%) mampu
menguasai indikator pembelajaran dengan
kategori sangat baik. Sebanyak 8 orang siswa
(33,33%) denan interval (71% - 85%) mampu
menguasai indikator pembelajaran dengan
kategori baik, sebanyak 8 orang siswa (33,33%)
dengan interval (60 – 70%) mampu menguasai
indikator pembelajaran dengan kategori cukup.
Dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai
dengan klasifikasi gagal.
1. Hasil Belajar Siswa Sebelum Kegiatan Belajar
Mengajar
a. Hasil pembahasan siswa pada tes awal
Sebelum kegiatan proses belajar mengajar
berlangsung terlebih dahulu di berikan tes
awal dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan awal siswa mengenai
materi Getaran dan Gelombang yang akan di
ajarkan, dan untuk membentuk kelompok
diskusi di tentukan berdasarkan hasil tes
awal.
Dimana dalam setiap kelompok memiliki
kemampuan yang berbeda-beda data
kualifikasi tingkat kemampuan siswa hasil tes
awal kelas VIII2 SMP Negri 3 Salahutu. Data tabel
4.1. digambarkan dengan jelas bahwa
kemampuan awal siswa kelas VIII2 SMP Negri 3
Salahutu berada dalam kualifikasi belum tuntas.
Ini dikarenakan kemampuan siswa sebelum
adanya perlakuan atau sebelum KBM dengan
menggunakan pendekatan ketrampilan proses
sains siswa melalui model kooperatif.
a. Hasil penelitian kognitif
Penilaian terhadapt aspek kognitif dilakukan
setelah kegiatan belajar mengajar secara
keseluruhan dengan model kooperatif pada kelas
VIII2 terlihat secara klasikal bahwa kemampuan
siswa berada pada kualifikasi sangat baik, baik,
dan cukup dimana hampir seluruh siswa dapat
menyelesaikan LKS dengan baik meskipun ada
beberapa siswa yang belum bisa menyelesaikan
LKS dengan baik. Hal ini disebabkan karena
model kooperatif.
Memotifasi siswa dan melatih kebersamaan
siswa untuk bekerja sama atau saling
membantu untuk memahami materi
pembelajaran yang diberikan oleh guru
terhadap siswa.
Keberhasilan siswa pada aspek kognitif dapat
dilihat dari rata-rata presentase pencapaian
proses melalui lembar kerja siswa (LKS 01
dan 02) terbukti pada lampiran
Penilaian rata-rata presentase
pencapaian terhadap seluruh aspek
afektif siswa kelas VIII2 di gambarkan
pada tabel 4.4 yang menunjukan bahwa
sebanyak (33,33%) masuk dalam
kategori sangat baik dan sebanyak
(66,66%) berada dalam kategori baik,
dan tidak ada siswa yang berada pada
kategori cukup dan kurang
Sedangkan pada pertemuan kedua, nilai rata-rata
presentase di gambarkan pada tabel 4.5
menunjukan bahwa sebanyak (66,66%) siswa
masuk dalam kategori sangat baik dan (33,33%)
berada dalam kategori baik. Dan tidak ada siswa
yang berada pada kategori cukup dan kurang.
Perbedaan sikap ini terjadi karena setiap siswa
memiliki pengetahuan yang berbeda-beda. Hal
ini sejalan dengan pendapat Masnur Muclish
(2008), bahwa setiap individu itu unik dngan
karakteristik sehingga guru harus menyediakan
pengalaman belajar yang relevan dengan
karakteristik siswa, sehingga dengan
keterampilan proses yang diterapkan
menumbuhkan motivasi dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran
Penilaian rata-rata presentase pencapaian
terhadap seluruh aspek psikomotor siswa
kelas VIII2 di gambarkan pada tabel 4.6
pertemuan pertama yang berhubungan
dengan ketrampilan selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model
kooperatif dan pertemuan kedua pada tabel
4.7 yang berhubungan dengan ketrampilan
selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif.
Pada tabel 4.6 ini terlihat bahwa
sebagian besar (91,66%) dan (81,33%)
dan tidak ada yang berada dalam
kategori cukup dan gagal. Pada tabel
4.7 pertemuan kedua terlihat sebagian
besar siswa berada dalam kategori
sangat baik sebanyak (62,5%) dan
sebanyak (37,5%) berada dalam
kategori baik. Secara klasikal maupun
individual berhasil walaupun dengan
kualifikasi yang berbeda-beda lampiran
4.
Peningkatan psikomotor yang di nilai
disebabkan karna model pembelajaran
kooperatif ini merupakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya. Dan setiap anggota kelompok
harus bekerja sama atau saling membantu
untuk memahami materi pembelajaran. Selain
itu, pembelajaran yang digunakan dengan
keterampilan proses dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam membuat
keputusan-keputusan dalam pemecahan
masalah.
Dari tes akhir kelas VIII2 tabel 4.9
menunjukkan bahwa siswa yang mempu
menguasai indikator-indikator dalam
pembelajaran materi Getaran dan Gelombang
adalah sebanyak (8,33%) berada dalam kategori
sangat baik dan sebanyak (33,33%) berada dalam
kategori baik, dan sebanyak (33,33%) berada
dalam kategori cukup. Dan (20,38%) berada dalam
kategori gagal (lampiran 5) jika dilihat dari nilai
yang diperoleh siswa pada hasil akhir, maka terjadi
peningkatan belajar siswa hasil tes awal
sebelumnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
analisis
data
dan
pembahasan pada bab IV maka dapat disimpulkan
bahwa dengan mengimplementasikan pendekatan
keterampilan proses sains siswa melalui model
kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar fisika
siswa pada materi getaran dan gelombang hal ini
terdapat pada : 1) terjadinya peningkatan hasil
belajar fisika siswa yang dibuktikan dengan baiknya
tes formatif 2) terjadinya perubahan tingkah laku
siswa kearah yang positif pada proses belajar
mengajar
dibuktikan
dengan
meningkatkan
keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar.
Sesuai dengan hasil-hasil yang diperoleh dalam
penelitian, maka disarankan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Penggunaan pendekatan keterampilan proses sains
siswa melalui sangat penting diterapkan di sekolah
guna meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dalam
menerapkan pembelajaran keterampilan
proses di dalam kelas hendaknya guru harus
mengetahui keterampilan proses sendiri, sebab
penggunaan yang salah dapat memberikan proses
pembelajaran yang tidak bermakna bagi peserta
didik
3. Dalam
menyampaikan
materi pemanfaatan
keterampilan proses sangat dibutuhkan untuk itu
guru sebaiknya memanfaatkan keterampilan belajar
anak dengan baik, guna mencapai pembelajaran
yang diinginkan.
Download