OLEH : Siti Manjar Fotty NPM : 200813008 PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS KEGURAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DARUSALAM AMBON 2013 A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya fisika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dimengerti oleh siswa. Kecenderungan ini disebabkan karena pengalaman belajar mereka yang padat soal rumit dengan pendekatan matematis. Model pembelajaran yang digunakan guru pun bukan semata-mata menyangkut kegiatan guru untuk mengajar akan tetapi lebih dititik beratkan pada aktivitas belajar siswa. Salah satu masalah yang dihadapi siswa saat ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Proses pembelajaran lebih diarahkan kepada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika siswa lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi miskin dalam aplikasi. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif terhadap keterampilan proses sains siswa. Di mana keterampilan proses sains siswa merupakan strategi siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui pembelajaran yang melibatkan keterampilan intelektual yang berkaitan dengan bagaimana siswa memperoleh pengetahuan antara lain melalui kegiatan mengamati, mengelompokkan, menginterpretasikan, memprediksi dan mengambil kesimpulan A. Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian pada saat sekarang (Sudjana dan Ibrahim, 1989 : 64). Hasil penelitian ini menggambarkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salahutu dalam pendekatan keterampilan proses melalui model kooperatif. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi pada SMP Negeri 3 Salahutu. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian berlangsung selama 2 Minggu dari tanggal 2 – 16 Pebruari 2012 1. 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Salahutu yang berjumlah 120 orang yang terdiri dari 4 (tiga) kelas. 2. Sampel Berdasarkan populasi yang ada maka sampel yang diambil sebanyak 24 orang dari kelas VIII2, dengan teknik pengambilan sampel secara acak (random sampling). Variabel yang dilihat dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yakni hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses sains melalui model pembelajaran kooperatif. E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Tes dilakukan untuk tes awal dan tes akhir (formatif) yang terdiri dari 15 soal yaitu 10 soal PG dan 5 soal esay. Lembaran observasi berisi kumpulan-kumpulan penilaian selama proses pembelajaran. Lembaran kegiatan siswa. (LKS). 1. a) b) Tes Tes Awal Data awal diperoleh dari nilai tes awal (pretest) siswa yang dilakukan sebelum proses KBM berlangsung. Siswa mengerjakan soal tersebut, hasil tes dikumpulkan kemudian dikoreksi dan di beri skor sesuai dengan teknik analisis data. Tes Akhir (Formatif) Melalui instrumen tes berupa tes uraian akan diperoleh data yang menunjukkan kemampuan kognitif. Tes ini diadakan setelah kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. 2. Observasi/Pengamatan Observasi/Pengamatan proses KBM dilakukan berlangsung. selama Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembaran observasi. Obsevasi yang dilakukan adalah aspek afektif dan aspek psikomotor. Sedangkan aspek kognitif dapat dilakukan dengan menggunakan lembaran kegiatan siswa (LKS). Data yang diperoleh dari penelitian ini kemudian diolah menggunakan analisis deskriptif.Dari data yang dikumulkan dalam penelitian ini kemudian di olah dengan menggunakan analisis desripstif. Yang pada dasarnya untuk mengetahui hasil belajar siswa (aspek kognitif dan aspek pisikomotor). Yang dipatokan pada pedoman penilian acuan (PPA). 4.1 Hasil Penelitian 1. Deskripsi Hasil Tes Awal Siswa Kualifikasi hasil materi awal pada kelas VIII2 SMP Negri 3 Salahutu atau kemampuan awal siswa dalam materi Getaran dan Gelombang sebelum diberikan percobaan, seperti yang ada pada kualifikasi pencapaian terdapat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kelas VIII2 berada pada kualifikasi gagal hal ini terbukti untuk kelas VIII2 terdapat 24 siswa (100%) di nyatakan belum tuntas dan belum mampu menguasai indikator pembelajaran 60 55 50 45 Nilai 40 35 30 25 20 15 10 Inisial Siswa Tes Awal (TA) Rata-Rata Kriteria Tuntas Penilaian proses dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada kelas VIII2 menggunakan lembaran penilaian seperti lembaran observasi. a. Kemampuan kognitif siswa kelas VIII2 Data kemampuan kognitif siswa dapat dilihat melalui lembar kerja siswa (LKS). kualifikasi presentase pencapaian rata-rata siswa dalam LKS di ditunjukan pada Tabel 4.2 Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukan bahwa terdapat I kelompok yang berada pada interval yang dikualifikasikan sangat baik, terdapat 4 kelompok yang berada pada interval yang diklualifikasikan baik dan I kelompok yang berada pada interval yang dikualifikasikan cukup. Dari Tabel 4.2 maka dapat disajikan grafik sebagai berikut. b. Kemampuan afektif siswa VIII2 1. Kemampuan afektif siswa pada kelas VIII2 pertemuan pertama Tabel 4.3. Kualifikasi presentase pencapaian siswa dalam penilaian proses (Aspek afektif) kelas VIII2 pertemuan pertama Pada Tabel 4.3 terlihat sebanyak 8 orang (33,33%) responnya sangat baik. Sebanyak 16 orang siswa (66,66%) responnya berada dalam kategori baik, dan tidak ada siswa yang berada pada kualifikasi cukup dan gagal. Tabel 4.4. Kualifikasi presentase siswa dalam penilaian proses (Aspek Afektif) kelas VIII2 Pada Tabel 4.4. terlihat sebanyak 16 orang siswa (66,66%) berada dalam kategori sangat baik. Sebanyak 8 orang siswa (33,33%) responnya berada dalam kategori baik. Dan tidak ada siswa yang berada dalam kualifikasi cukup ataupun gagal. 1. Kemampuan psikomotor siswa pada kelas VIII2 pertemuan pertama . Tabel 4.5. Kualifikasi presentase pencapaian siswa dalam penilaian proses (aspek psikomotor) kelas VIII 2 Dari Tabel 4.5 kualifikasi menunjukkan hasil penilaian proses pada aspek psikomotor sebanyak 2 orang siswa (8,33%) mampu menguasai indikator pembelajaran dengan kategori sangat baik, sebanyak 22 orang siswa (91,66%) mampu menguasai indikator pembelajaran dengan kategori baik dan tidak ada siswa yang berada dalam kategori cukup ataupun gagal. Tabel 4.6. Kualifikasi presentase pencapaian siswa dalam penilaian proses (Aspek psikomotor) kelas VIII2 Pada Tabel 4.6. terlihat sebanyak 15 orang siswa (62,5%) mampu menguasai indikator pembelajaran dengan kategori sangat baik, sebanyak 9 orang siswa (37,5%) mampu menguasai indikator pembelajaran dengan kategori baik, dan tidak ada siswa yang berada pada kualifikasi cukup ataupun gagal. Berdasarkan data pada lampiran maka dapat disajikan data hasil tes akhir siswa pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Kualifikasi presentase pencapaian siswa pada tes akhir (post test) kelas VIII2 Pada Tabel 4.7 kualifikasi presentase pencapaian siswa pada tes akhir kelas VIII2 yang dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model koperatif terlihat sebanyak 2 orang siswa (8,33%) dengan interval (86 - 100%) mampu menguasai indikator pembelajaran dengan kategori sangat baik. Sebanyak 8 orang siswa (33,33%) denan interval (71% - 85%) mampu menguasai indikator pembelajaran dengan kategori baik, sebanyak 8 orang siswa (33,33%) dengan interval (60 – 70%) mampu menguasai indikator pembelajaran dengan kategori cukup. Dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan klasifikasi gagal. 1. Hasil Belajar Siswa Sebelum Kegiatan Belajar Mengajar a. Hasil pembahasan siswa pada tes awal Sebelum kegiatan proses belajar mengajar berlangsung terlebih dahulu di berikan tes awal dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa mengenai materi Getaran dan Gelombang yang akan di ajarkan, dan untuk membentuk kelompok diskusi di tentukan berdasarkan hasil tes awal. Dimana dalam setiap kelompok memiliki kemampuan yang berbeda-beda data kualifikasi tingkat kemampuan siswa hasil tes awal kelas VIII2 SMP Negri 3 Salahutu. Data tabel 4.1. digambarkan dengan jelas bahwa kemampuan awal siswa kelas VIII2 SMP Negri 3 Salahutu berada dalam kualifikasi belum tuntas. Ini dikarenakan kemampuan siswa sebelum adanya perlakuan atau sebelum KBM dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses sains siswa melalui model kooperatif. a. Hasil penelitian kognitif Penilaian terhadapt aspek kognitif dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan dengan model kooperatif pada kelas VIII2 terlihat secara klasikal bahwa kemampuan siswa berada pada kualifikasi sangat baik, baik, dan cukup dimana hampir seluruh siswa dapat menyelesaikan LKS dengan baik meskipun ada beberapa siswa yang belum bisa menyelesaikan LKS dengan baik. Hal ini disebabkan karena model kooperatif. Memotifasi siswa dan melatih kebersamaan siswa untuk bekerja sama atau saling membantu untuk memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru terhadap siswa. Keberhasilan siswa pada aspek kognitif dapat dilihat dari rata-rata presentase pencapaian proses melalui lembar kerja siswa (LKS 01 dan 02) terbukti pada lampiran Penilaian rata-rata presentase pencapaian terhadap seluruh aspek afektif siswa kelas VIII2 di gambarkan pada tabel 4.4 yang menunjukan bahwa sebanyak (33,33%) masuk dalam kategori sangat baik dan sebanyak (66,66%) berada dalam kategori baik, dan tidak ada siswa yang berada pada kategori cukup dan kurang Sedangkan pada pertemuan kedua, nilai rata-rata presentase di gambarkan pada tabel 4.5 menunjukan bahwa sebanyak (66,66%) siswa masuk dalam kategori sangat baik dan (33,33%) berada dalam kategori baik. Dan tidak ada siswa yang berada pada kategori cukup dan kurang. Perbedaan sikap ini terjadi karena setiap siswa memiliki pengetahuan yang berbeda-beda. Hal ini sejalan dengan pendapat Masnur Muclish (2008), bahwa setiap individu itu unik dngan karakteristik sehingga guru harus menyediakan pengalaman belajar yang relevan dengan karakteristik siswa, sehingga dengan keterampilan proses yang diterapkan menumbuhkan motivasi dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran Penilaian rata-rata presentase pencapaian terhadap seluruh aspek psikomotor siswa kelas VIII2 di gambarkan pada tabel 4.6 pertemuan pertama yang berhubungan dengan ketrampilan selama proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif dan pertemuan kedua pada tabel 4.7 yang berhubungan dengan ketrampilan selama proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif. Pada tabel 4.6 ini terlihat bahwa sebagian besar (91,66%) dan (81,33%) dan tidak ada yang berada dalam kategori cukup dan gagal. Pada tabel 4.7 pertemuan kedua terlihat sebagian besar siswa berada dalam kategori sangat baik sebanyak (62,5%) dan sebanyak (37,5%) berada dalam kategori baik. Secara klasikal maupun individual berhasil walaupun dengan kualifikasi yang berbeda-beda lampiran 4. Peningkatan psikomotor yang di nilai disebabkan karna model pembelajaran kooperatif ini merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Dan setiap anggota kelompok harus bekerja sama atau saling membantu untuk memahami materi pembelajaran. Selain itu, pembelajaran yang digunakan dengan keterampilan proses dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat keputusan-keputusan dalam pemecahan masalah. Dari tes akhir kelas VIII2 tabel 4.9 menunjukkan bahwa siswa yang mempu menguasai indikator-indikator dalam pembelajaran materi Getaran dan Gelombang adalah sebanyak (8,33%) berada dalam kategori sangat baik dan sebanyak (33,33%) berada dalam kategori baik, dan sebanyak (33,33%) berada dalam kategori cukup. Dan (20,38%) berada dalam kategori gagal (lampiran 5) jika dilihat dari nilai yang diperoleh siswa pada hasil akhir, maka terjadi peningkatan belajar siswa hasil tes awal sebelumnya. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa dengan mengimplementasikan pendekatan keterampilan proses sains siswa melalui model kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa pada materi getaran dan gelombang hal ini terdapat pada : 1) terjadinya peningkatan hasil belajar fisika siswa yang dibuktikan dengan baiknya tes formatif 2) terjadinya perubahan tingkah laku siswa kearah yang positif pada proses belajar mengajar dibuktikan dengan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Sesuai dengan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Penggunaan pendekatan keterampilan proses sains siswa melalui sangat penting diterapkan di sekolah guna meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Dalam menerapkan pembelajaran keterampilan proses di dalam kelas hendaknya guru harus mengetahui keterampilan proses sendiri, sebab penggunaan yang salah dapat memberikan proses pembelajaran yang tidak bermakna bagi peserta didik 3. Dalam menyampaikan materi pemanfaatan keterampilan proses sangat dibutuhkan untuk itu guru sebaiknya memanfaatkan keterampilan belajar anak dengan baik, guna mencapai pembelajaran yang diinginkan.