BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administrasi dan Kondisi Fisik Kabupaten Kepahiang merupakan salah satu kabupaten pemekaran yang dibentuk berdasarkan Undang – Undang Nomor 39 Tahun 2003 pada tanggal 7 Januari yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri di Jakarta. Kabupaten Kepahiang memiliki luas wilayah ± 66.500 Ha, yang terletak pada posisi 1010 55’ 19’’ Bujur Timur dan 020 43’07’’ – 030 46’ 48’’ Lintang Selatan. Beriklim tropis dengan curah hujan rata – rata 233,5 mm/bulan, dengan jumlah bulan kering selama 3 bulan dan selebihnya bulan basah. Kelembaban nisbi rata – rata 85,21 persen dan suhu rata – rata 23,870 C dengan suhu maksimum 29,870 dan suhu minimum 19,650 C. Kabupaten Kepahiang memiliki batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Curup, Kecamatan Sindang Kelingi dan Kecamatan Padang Ulak Tanding Kabupaten Rejang Lebong. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ulu Musi Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pagar Jati, Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong. Kabupaten Kepahiang terletak pada dataran tinggi pegunungan Bukit Barisan yang sebagian besar daerahnya berada pada ketinggian antara 500 meter sampai dengan 1.000 meter diatas permukaan laut (dpl). Memiliki relief tanah yang didominasi daerah perbukitan dengan kemiringan lahan cukup tajam dan curam (diatas 40 %), terutama yang termasuk jalur pegunungan Bukit Barisan. Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kabupaten Kepahiang juga beriklim tropis, suhu udara maksimum Kabupaten Kepahiang selama tahun 2007 mencapai 32,3 °C dan suhu udara minimum mencapai 16,2 °C, sedangkan rata – rata suhu udara antara 23,3°C sampai dengan 24,7°C dengan jumlah curah hujan sebesar 230 hari per tahun pada tahun 2010. Tabel 2.1 Jumlah Curah Hujan di Kabupaten Kepahiang Tahun 2008 - 2009 Bulan Curah Hujan (mm) Curah Hujan (mm) Tahun 2008 Tahun 2009 Januari 188 307 Februari 245 369 Maret 382 292 April 339 375 Mei 87 170 Juni 74 190 Juli 69 65 Agustus 233 126 September 166 165 Oktober 262 362 Nopember 448 379 Desember 684 518 (Sumber : Kabupaten Kepahiang dalam angka Tahun 2010, BPS) Seluruh air hujan yang jatuh dalam wilayah Kabupaten Kepahiang masuk ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Musi. Di Kabupaten Kepahiang terdapat anak sungai dan mata air. Beberapa anak sungai tersebut adalah: a. Kecamatan Seberang Musi, meliputi: 1. Air Tertik; 2. Air Tik Lay; 3. Air Bulu Kecil; 4. Air Tik Deras; dan 5. Air Menyuruk. b. Kecamatan Bermani Ilir, meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. Air Susup; Air Raman; Air Langkap; Air Belimbing; Air Kemanis; 6. Air Serut; dan 7. Air Tik Lajuk. c. Kecamatan Muara Kemumu, yaitu Air Kemumu; d. Kecamatan Kabawetan, meliputi: 1. Air Sengkuang; 2. Air Dingin; 3. Air Sempiang; 4. Air Lembuat; 5. Air Sengak Atas dan 6. Air Tik Panas. e. Kecamatan Tebat Karai, meliputi: 1. Air Pinggir Kuning, 2. Air Kotok; 3. Air Tik Sebubut; 4. Air Penebat; 5. Air Sengkuang; 6. Air Rawa Salak; 7. Air Duku; dan 8. Air Tebat. f. Kecamatan Merigi, meliputi : 1. Air Kah; 2. Air Daup; 3. Air Serut; 4. Air Besi dan 5. Air Besi. g. Kecamatan Ujan Mas, Meliputi; 1. Air Pring; 2. Air Gergasan; 3. Air Pungut; 4. Air Jambu; 5. Air Lanang; 6. Air Tik Tuak; dan 7. Air Tik Ingin. h. Kecamatan Kepahiang, meliputi: 1. 2. 3. 4. Air Ketapang; Air Durian; Air Sengak Permu; Air Lembut; 5. 6. 7. 8. 9. Air Pea; Air Sempiang; Air Tik Ingan; Air Liik, dan Air Siput. Keadaan tersebut sebagaimana tergambar dalam peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kepahiang sebagai berikut: Gambar 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kepahiang Pembagian Wilayah Adminitrasi Kabupaten Kepahiang adalah sebagai berikut: Gambar 2.2. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Kepahiang Wilayah Kecamatan-kecamatan dalam wilayah Kabupaten Kepahiang tersebut selanjutnya dibagi dalam wilayah desa dan kelurahan. Jumlah seluruh desa dan kelurahan dalam wilayah Kabupaten Kepahiang 110 Desa/Kelurahan, adapun distribusinya adalah sebagai berikut: Tabel 2.2. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk, Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Kepahiang No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Nama Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan Luas (Km2) Kepahiang 18 71,92 Ujan Mas 17 93,08 Bermani Ilir 18 163,91 Tebat Karai 14 76,88 Muara Kemumu 11 95,07 Seberang Musi 10 76,65 Kabawetan 14 63,31 Merigi 8 24,18 Jumlah 110 665,00 Sumber : Indikator Ekonomi Kabupaten Kepahiang. Tahun 2010. Jumlah Penduduk (Jiwa) 40.474 19.291 13.577 12.464 12.459 6.406 10.604 9.736 125.011 2.2. Demografi Penduduk Kabupaten Kepahiang sampai dengan bulan 2010 berjumlah 125.011 jiwa yang terdiri dari sebanyak 60.971 jiwa perempuan (49,77 %) dan sebanyak 64.040 jiwa Laki-laki (51,23%), dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2,54 % per tahun dan tingklat kepadatan penduduk rata-rata 194 jiwa per km2. Secara umum tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Kepahiang masih relatif sangat rendah dibanding dengan daerah lainnya, dikarenakan perbandingan antara jumlah penduduk dan luas wilayah masih sangat kecil. Selain itu penyebaran pemukiman penduduk masih terkonsentrasi pada daerah perkotaan atau daerah pusat kegiatan ekonomi. Tabel 2.3 Penyebaran Jumlah Penduduk per-Kecamatan di Kabupaten Kepahiang Tahun 2010 No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Jmh Pend (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km2) 1 Ujan Mas 9.308 19.291 207 2 Kepahiang 17.192 40.474 562 3 Tebat Karai 7.688 12.464 162 4 Bermani Ilir 16.391 13.577 82 5 Kabawetan 6.331 10.604 167 6 Merigi 2.418 9.736 402 7 Muara Kemumu 9.507 12.459 131 8 Seberang Musi 7.665 6.406 83 66.500 125.011 187 Jumlah (Sumber : Kabupaten Kepahiang Dalam Angka Tahun 2010, BPS) Tabel 2.5. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Kepahiang 2020. Kepahi ang Berma ni Ilir Tebat Karai Ujan Mas Muara Kemu mu Sebera ng Musi Merigi Kabaw etan Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 2006 41.853 26.788 20.279 20.957 *) *) *) *) 109.877 2007 29.560 13.354 11.872 18.663 17.782 6.764 9.756 9.131 116.882 2008 29.833 13.577 11.979 18.767 17.863 6.862 9.835 9.200 117.916 2009 30.083 13.691 12.081 18.926 18.015 6.919 9.279 9.916 118.910 2010 40.474 13.577 12.464 19.291 12.459 6.406 9.736 10.604 125.011 2011 41.158 13.806 12.675 19.617 12.670 6.514 9.901 10.783 127.124 2012 41.854 14.040 12.889 19.949 12.884 6.624 10.068 10.965 129.272 2013 42.561 14.277 13.107 20.286 13.101 6.736 10.238 11.151 131.457 2014 43.280 14.518 13.328 20.629 13.323 6.850 10.411 11.339 133.678 2015 44.012 14.764 13.553 20.977 13.548 6.966 10.587 11.531 135.938 2020 47.858 16.054 14.738 22.811 14.732 7.575 11.512 12.539 147.819 KECAMATAN Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa) Jumlah Penduduk (Jiwa) Ket Jumlah Ket : *) sebelum Pemekaran Kecamatan. Sumber: KDA tahun 2010, dan hasil analisis. 2.3.Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.3.1. Keuangan Daerah Sumber pendanaan dalam rangka pembangunan daerah sebagian besar masih berasal dari Anggaran Pemerintah. Dari peraturan perundangan yang ada, sumber pendapatan daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Anggaran belanja didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam setiap tahun anggaran harus dimasukkan dalam ABPD dan dilakukan melalui Rekening Kas Umum Daerah. Permasalahan pengelolaan belanja daerah meliputi : a. Masih rendahnya kemampuan keuangan daerah khususnya PAD. Sehingga masih sangat bergantung kepada Pemerintah Pusat terutama dalam hal ketersediaan Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). b. Adanya ketidaksinkronan berbagai peraturan pengelolaan keuangan daerah dan perubahan peraturan yang sering berubah. c. Pengelola keuangan daerah belum didukung oleh sumberdaya manusia yang memadai. Adapun perkembangan belanja selama 2006-2010 sebagai berikut : Tabel 2.6. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Tahun 2006-2010 JENIS 2006 2007 2008 BELANJA BELANJA OPERASI Belanja 1.647.155.500 75.563.771.285,12 89.401.975.086 Pegawai/ personalia Belanja 22.379.358.000 32.123.728.965,93 53.209.276.965,3 barang Belanja 0 96.600.000 Hibah Belanja 3.810.000.000 4.614.042.300 Bantuan Sosial Belanja 13.516.450.000 7.037.805.000 Bantuan Keuangan BELANJA 89.336.078.30 135.674.274.434 186.584.098.140,7 MODAL Belanja 4.290.816.000 Tanah Belanja 53.319.882.716 53.209.276.965,3 Barang dan Jasa Belanja 35.603.074.605 39.677.292.190,7 Peralatan Mesin Belanja 54.924.173.249 79.160.096.666 Bangunan dan Gedung Belanja 31.243.350.715 73.169.125.304 Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja 13.553.238.500 Aset Tetap Lainnya BELANJA 560.000.000 6.050.000.000,00 600.000 TAK TERDUGA 2009 2010 118.305.397.779 131.405.579.866,62 86.358.292.433 4.346.199.500 12.882.000.000 897.993.443 1.355.000.000 8.146.567.000 10.922.460.000 178.123.264.691 135.485.661.969 1.427.568.500 86.358.292.433 71.202.982.532 22.271.144.025 41.709.898.712 61.862.355.918 50.852.297.536 75.000.000 2.150.000.000 2.3.2. Perekonomian Daerah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan indikator faktor produksi lainnya untuk memberikan nilai tambah yang diperoleh dari seluruh aktifitas perekonomian disuatu daerah. perkembangan PDRB mulai tahun 2006 - 2009, kinerja perekonomian Kabupaten Kepahiang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan namun pada tahun 2009 mengalami penurunan yang mungkin disebabkan oleh kenaikan bahan bakar pada tahun tersebut. Tabel 2.7. PDRB dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kepahiang Kurun Waktu 2006 - 2009 TAHUN ADHB Nilai (ribu) ADHK Pertumbuhan Nilai (ribu) Pertumbuhan (%) (%) 2006 983.887.000 11.99 595.272.000 5.42 2007 1.101.967.000 12.00 633.248.000 6.38 2008 1.258.642.000 14.22 667.782.000 5.45 2009 1.379.710.000 9.62 698.525.000 4.60 (sumber : BPS Kabupaten Kepahiang) Tabel 2.8. PDRB Per Kapita Kabupaten Kepahiang Tahun 2006 – 2009 Tahun PDRB Perkapita (Rp) Atas Dasar Harga Atas Dasar Harga Berlaku Konstan 2006 8,563,805 5,181,279 2007 9,428,029 5,417,840 2008 10,674,056 5,663,201 2009 11,602,977 5,874,401 (sumber : BPS Kabupaten Kepahiang) Secara umum, tingkat pendapatan penduduk Kabupaten Kepahiang tahun 2009 yang tercermin dari nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan PDRB perkapita tahun 2008. Bila pada tahun 2008 PDRB perkapita penduduk Kabupaten Kepahiang sebesar 10.674.056 rupiah, maka pada tahun 2007 terjadi pertumbuhan hingga menjadi 11.602.977 rupiah. Apabila dibandingkan dengan nasional, maka tingkat PDRB perkapita penduduk Kabupaten Kepahiang masih berada di bawah rata – rata nasional, yaitu sebesar 24.261.805,20 rupiah pada tahun 2009. Sementara itu bila ditinaju dari harga konstan, maka tingkat pendapatan atau nilai riil PDRB perkapita penduduk Kabupaten Kepahiang pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan sebesar 3,73 persen bila dibandingkan dengan tahun 2008 yakni dari 5.663.201 rupiah menjadi 5.874.401 rupiah. Perkembangan pendapatan regional perkapita Kabupaten Kepahiang atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 sebesar 8.593.312 rupiah menjadi 9.797.044 rupiah pada tahun 2009 berarti naik riil sebesar 14,01 persen sedangkan pendapatan regional perkapita atas dasar harga konstan 2000 sebesar 4.561.968 rupiah pada tahun 2008 menjadi 4.729.569 rupiah pada tahun 2009 yang berarti terjadi kenaikan sebesar 3,73 persen. 2.4.Tata Ruang Wilayah 2.4.1. Rencana Struktur Ruang Berdasar pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kepahiang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten. Untuk melayani kegiatan skala kabupaten tersebut dihubungkan dengan berbagai sistem jaringan yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, dan sistem jaringan prasarana lainnya. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kepahiang disajikan pada gambar 2.4. Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di wilayah kabupaten, yang dapat terdiri atas : 1. PKN yang berada di wilayah kabupaten; 2. PKW yang berada di wilayah kabupaten; 3. PKL yang berada di wilayah kabupaten; 4. PKSN yang berada di wilayah kabupaten; dan 5. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu: Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang memiliki skala pelayanan kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yang pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Gambar 2.4. Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kepahiang Struktur ruang Kabupaten Kepahiang dibentuk oleh : a. Sistem kota-kota, yang terdiri dari kota-kota/simpul-simpul dengan fungsinya masingmasing dalam lingkup pengembangan wilayah. b. Jaringan prasarana utama wilayah yang mengaitkan secara fungsional dan spasial antar kota-kota yang akan dikembangkan. Sistem kota yang akan dikembangkan di Kabupaten Kepahiang dilakukan berdasarkan pertimbangan : a. Hirarki sistem permukiman yang di analisis berdasarkan Indeks Sentralitas dan tingkat aksesilbilitas dari setiap kecamatan di Kabupaten Kepahiang. b. Memiliki perkembangan kegiatan fungsional perkotaan dan kawasan terbangun yang pesat serta dapat menarik minat investasi. c. Berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa dan produksi yang didukung oleh tingkat ketersediaan prasarana dan sarana lingkungan permukiman yang memadai serta memberikan manfaat: meningkatkan ketersediaan untuk pengembangan wilayahnya, meningkatkan perkembangan lintas sektor, terutama sektor ekonomi, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. d. Daya dukung lahan terkait dengan sebaran kawasan lindung dan kawasan rawan bencana di sekitar pusat-pusat pemukiman yang ada. e. Sebaran penduduk perkotaan dan pedesaan yang mempunyai sifat perkotaan (desa urban). f. Memiliiki akses yang berorientasi pada skala pelayanan regional dan lokal. g. Arahan kebijakan yang telah ada. Rencana pengembangan sistem perkotaan Kabupaten Kepahiang bertujuan untuk mendorong peran dan fungsi setiap kota dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun mendatang menentukan perencanaan yang jelas untuk mendukung perencanaan yang tergambar dalam RTRW Kabupaten Kepahiang. Rencana pengembangan setiap kegiatan dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan secara berhirarki sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat kegiatan, atau didasarkan pada arah kebijakan pengembangan yaitu bahwa penetapan peran dan fungsi kawasan perkotaan didasarkan potensi pada kondisi saat ini, baik yang menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam, dan sumberdaya buatan. Sedangkan arah kebijakan pengembangan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan. Pertimbangan yang lebih penting adalah pada rencana pengembangan ke depan dalam kurun waktu perencanaan, sedangkan sumberdaya yang ada serta kondisi saat ini menjadi pertimbangan selanjutnya. Rencana pengembangan pusat kegiatan di Kabupaten Kepahiang ini mengacu pada rencana struktur ruang nasional, rencana struktur ruang wilayah Provinsi Bengkulu dan memperhatikan rencana struktur ruang wilayah kabupaten/kota yang berbatasan. Sistem pusat pelayanan Kabupaten Kepahiang direncanakan terdiri atas 4 (empat) hirarki jenjang. Hirarki I yaitu (PKWp), hirarki II (PKL), hirarki III (PPK), hirarki IV (PPL). Adanya empat pusat kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih mendorong perkembangan kota, pemerataan pelayanan dan pembangunan. Pusat pelayanan di Kabupaten Kepahiang direncanakan mempunyai fungsi kegiatan yang jelas agar pusat kegiatan tersebut dapat berkembang dengan baik, pusat-pusat kegiatan tersebut adalah: 1. Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu tahun 2010- 2030, ibukota Kabupaten Kepahiang yaitu Kota Kepahiang (kecamatan Kepahiang) ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi. Hal ini berdasarkan kriteria penilaian sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. Berdasarkan kondisi saat ini dan juga melihat kebutuhan pada saat mendatang, Kota Kepahiang tidak dapat dipisahkan dari fungsinya sebagai pusat kegiatan perkonomian bagi Kabupaten Kepahiang dan beberapa kabupaten di wilayah Provinsi Bengkulu. Dengan semua fasilitas yang ada khususnya untuk menunjang perekonomian dan sebagai pusat koleksi dan distribusi hasil pertanian dan perkebunan dan hasil sumberdaya alam lain di Kabupaten Kepahiang, untuk itu perlu ditingkatkan pelayanannya dengan memperbaiki dan menyempurnakan sistem pelayanan sesuai dengan fungsi yang diembannya. Beberapa fasilitas yang mendukung Kota Kepahiang sebagai PKWp, meliputi: Perkantoran Kabupaten; Pelayanan dan jasa penunjang kegiatan pemerintahan; Pusat pemerintahan kabupaten. Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa kabupaten. Simpul transportasi untuk beberapa kabupaten . Pusat kegiatan Pertanian dan Perkebunan (teh) skala wilayah. Pariwisata Alam. 2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Bengkulu ditetapkan bahwa ada 1 (satu) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Kabupaten Kepahiang yang melayani wilayah di Kabupaten Kepahiang, Pusat Kegiatan Lokal tersebut ditetapkan di Kecamatan Bermani Ilir yaitu Kota Keban Agung. Kota Keban Agung berfungsi sebagai pusat perkantoran kecamatan, yang melayani beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Kepahiang, Kota Keban Agung memiliki fungsi pelayanan perdagangan dan jasa. Beberapa fasilitas yang mendukung Kota Keban Agung sebagai PKL pusat primer dengan fungsi jasa dan pemerintahan meliputi: 3. Perkantoran Kecamatan; Pusat Pemerintahan Kecamatan; Pusat Perdagangan dan jasa skala lokal; Pusat Pertanian dan Perkebunan karet, kelapa sawit, kopi dan kelapa skala lokal. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Pusat kegiatan yang dipromosikan untuk masa mendatang ditetapkan sebagai PKL promosi (dengan notasi PKLp).Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) ditentukan berdasarkan analisis kebutuhan ruang kawasan perkotaan di Provinsi Bengkulu, sehingga ditetapkan PKL bagi Kabupaten Kepahiang adalah Kecamatan Bermani Ilir dengan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) Kota Ujan Mas Atas (Kecamatan Ujan Mas). Pusat kegiatan yang dapat dipromosikan menjadi PKLp hanya pusat pelayanan kawasan (PPK); 4. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) Merupakan pusat kegiatan yang melayani wilayah skala Kecamatan. Pada tingkat pusat pelayanan kawasan ini, Kabupaten Kepahiang terdiri dari 2 pusat, yaitu Penanjung Panjang di Kecamatan Tebat Karai, serta Durian Depun di Kecamatan Merigi. Beberapa fasilitas yang diperlukan untuk mendukung Pusat Pelayanan Kawasan meliputi: Pemerintahan, yaitu seluruh instansi tingkat kecamatan; Perdagangan, yaitu pusat grosir, pusat pertokoan dan warung; Transportasi yaitu, sistem transportasi yang melayani transportasi antar wilayah; Pendidikan, yaitu sampai pendidikan SMA; Kesehatan yaitu fasilitas puskesmas, poliklinik, dan rumah sakit bersalin; Fasilitas-fasilitas yang berfungsi untuk pelayanan dengan skala wilayah kecamatan. 5. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) PPL di Kabupaten Kepahiang ditetapkan pada; Kota Batu Kalung di Kecamatan Muara Kemumu; Kota Tangsi Baru di Kecamatan Kabawetan; Kota Lubuk Saung di Kecamatan Seberang Musi. Tabel 2.9. Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Kepahiang TINGKAT PELAYANAN PKWp (Pusat Kegiatan Wilayah Promosi) Kota Kepahiang PKL (Pusat Kegiatan Lokal) Kota Keban Agung WILAYAH PELAYANAN Seluruh wilayah Kabupaten Kepahiang, dan kabupaten Sekitarnya. Seluruh wilayah Kecamatan dan kecamatan sekitarnya. ARAHAN PENGEMBANGAN KEGIATAN UTAMA Perkantoran Kabupaten Pelayanan dan jasa penunjang kegiatan pemerintahan Pelayanan transportasi publik Perdagangan dan jasa Perkantoran Kecamatan; Pusat Pemerintahan Kecamatan; Pusat Perdagangan dan jasa skala lokal; Pusat Pertanian dan ARAHAN PENGEMBANGAN KEGIATAN PENUNJANG Peribadatan Fasilitas umum Fasilitas sosial Pasar Terminal tipe Penumpang B Pertokoan Pertanian Pariwisata Industri kecil dan menengah Fasilitas umum dan fasilitas sosial TINGKAT PELAYANAN WILAYAH PELAYANAN ARAHAN PENGEMBANGAN KEGIATAN UTAMA Perkebunan karet, kelapa sawit, kopi dan kelapa skala lokal. Seluruh wilayah Kecamatan dan kecamatan sekitarnya Perkantoran Kecamatan; Pusat Pemerintahan Kecamatan; Pusat Perdagangan dan jasa skala lokal; Pusat Pertanian dan Perkebunan kopi, kakau, tanaman pangan, dan kelapa skala lokal. Kecamatan Tebat Karai Kecamatan Muara Kemumu Kecamatan seberang Musi Kecamatan Merigi Perdagangan dan jasa skala kecamatan Arahan pengembangan kegiatan di pusat sekunder untuk menunjang pusat pelayanan primer PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) Desa-desa yang berada di dalam wilayah: Batu Kalung Tangsi Baru Lubuk Saung Kecamatan Muara Kemumu Sebagai pusat layanan administrasi lokal (kecamatan) Pusat pelayanan dan skala lokal/tersier Pusat koleksi dan distribusi skala lokal/tersier. PKLp Kota Ujan Mas Atas PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) Penanjung Panjang Durian Depun ARAHAN PENGEMBANGAN KEGIATAN PENUNJANG Pusat agropolitan dan layanan sosial regional. Pasar Terminal tipe Penumpang C Pertanian Pariwisata Industri kecil dan menengah Fasilitas umum dan fasilitas sosial Pusat agropolitan dan layanan sosial regional. Pasar Terminal tipe Penumpang C Pertanian Pariwisata Industri kecil dan menengah Fasilitas umum dan fasilitas sosial Pusat agropolitan dan layanan sosial regional. Terminal Penumpang C Pertanian Pariwisata Industri kecil Pergudangan skala lokal Fasilitas umum dan fasilitas TINGKAT PELAYANAN WILAYAH PELAYANAN ARAHAN PENGEMBANGAN KEGIATAN UTAMA Kecamatan Kabawetan Kecamatan Seberang Musi (Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2010) ARAHAN PENGEMBANGAN KEGIATAN PENUNJANG sosial Terminal tipe Penumpang C 2.4.2. Rencana Pola Ruang Wilayah Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Kepahiang berfungsi sebagai berikut: a. sebagai alokasi ruang untuk kawasan budi daya bagi berbagai kegiatan sosial; b. ekonomi dan kawasan lindung bagi pelestarian lingkungan dalam wilayah provinsi; c. mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; d. sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan e. sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang skala Kabupaten. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Kepahiang dirumuskan berdasarkan: a. kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten dengan memperhatikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi dan nasional; b. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah Kabupaten Kepahiang yang dilakukan berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, penataan kawasan hutan dan lain-lain; c. kebutuhan ruang untuk pengembangan kawasan budi daya dan kawasan lindung dengan mempertimbangkan karakteristik wilayah, perkembangan tataguna lahan, kesesuaian lahan, dan penataan kawasan hutan di wilayah ini; dan d. ketentuan peraturan perundang-undangan terkait antara lain Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990. Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kepahiang disajikan pada gambar berikut: Gembar 2.5. Peta Pola Ruang Wilayah Kabupaten Kepahiang Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008, dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990. Batasan mengenai kawasan lindung dan budidaya adalah sebagai berikut: Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan, nilai sejarah dan budaya bangsa untuk kepentingan pembagunan yang berkelanjutan. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan sumberdaya manusia. Penetapan Kawasan Hutan di Kabupaten Kepahiang yang meliputi kawasan hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi terbatas, mengacu pada Kebijakan Pemerintah Provinsi Bengkulu dan kebijakan-kebijakan peraturan menteri kehutanan, tanpa mengubah fungsi dan penggunaan ruangnya. 2.4.2.1.Kawasan Lindung 2.4.2.1.1. Kawasan Hutan Lindung Tujuan perlindungan terhadap kawasan hutan lindung adalah untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah dan air permukaan. Rincian Luas Kawasan Hutan Kabupaten Kepahiang adalah 18.109,31 Ha, yang terdiri dari; Hutan Lindung (HL) 9.588,11 Ha, Taman Wisata Alam (TWA) 8.518,00 Ha, dan Cagar Alam (CA) 3,20 Ha. Tabel 2.10. Rincian Luas Kawasan Hutan Kabupaten Kepahiang No. 1 2 Fungsi Hutan Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam Cagar Alam Taman Wisata Alam/Hutan Wisata Hutan Lindung TOTAL Luas (Ha) 3,20 8.515,00 9.587,91 18.106,11 Sumber: Dinas kehutanan dan perkebunan kabupaten Kepahiang, Tahun 2010 Melihat dan merujuk pada penetapan kawasan hutan lindung berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu, adalah sebagai berikut: 1. Hutan Lindung Bukit Daun, dengan luas 90.805,07 Ha, yang terletak di wilayah 4 Kabupaten, yaitu : Rejang Lebong, Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara; 2. Hutan Lindung Konak, dengan luas 11,11 Ha, yang terletak di wilayah Kabupaten Kepahiang; 3. Hutan Lindung Rimbo Donok, dengan luas 433,00 Ha, yang terletak di wilayah Kabupaten Kepahiang; 4. Hutan Lindung Bukit Balai Rejang, dengan luas 18.069,00 Ha, yang terletak di wilayah 2 kabupaten, yaitu: Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang; Sedangkan penetapan kawasan hutan lindung berdasarkan wilayah kawasan kabupaten Kepahiang, maka kawasan hutan lindung (HL) yang ada di kabupaten Kepahiang mempunyai luas keseluruhan 9.588,11 Ha dengan rincian sebagai berikut; 1. Hutan Lindung Bukit Daun, dengan luas 7.829,00 Ha, yang penyebarannya berada di wilayah kecamatan Kepahiang, Seberang Musi dan Ujan Mas : 2. Hutan Lindung Konak, dengan luas 11,11 Ha, yang penyebarannya berada di Kecamatan Kepahiang; 3. Hutan Lindung Rimbo Donok, dengan luas 433,30 Ha, yang penyebarannya berada di wilayah Kecamatan Bermani Ilir dan Tebat Karai; 4. Hutan Lindung Bukit Balai Rejang, dengan luas 1.315,00 Ha, penyebarannya berada di wilayah Kecamatan Muara Kemumu, Tabel 2.11. Luas Hutan Lindung dan Wilayah Penyebarannya No NamaHutanLindung 1 3 4 5 HL Bukit Daun HLKonak HLRimboDonok HL Bukit Balai Rejang TOTAL Luas (Ha) 7.829,00 11,11 433,00 1.315,00 9.588,11 Wilayah Penyebaran Kepahiang, Seberang Musi, Ujan Mas Kepahiang Bermani Ilir, Tebat Karai Muara Kemumu Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kepahiang 2010. Permasalahan dalam kawasan hutan lindung di kabupaten Kepahiang berdasarkan review provinsi terhadap kawasan hutan lindung terletak pada kawasan Hutan Lindung Bukit Daun 2.4.2.2.Kawasan Resapan Air Tujuan perlindungan terhadap kawasan resapan air adalah untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan resapan air ditetapkan di kawasan : a. Kawasan hutan lindung Kabupaten Kepahiang, dengan luas 9.588,11 Ha, terdiri dari Hutan Lindung Bukit Dain, Konak, Rimbo Donok dan bukit Balai Rejang; dan b. Kawasan perkebuan yang memiliki jenis tanah regosol, litosol dan podsolik dengan struktur tanah mudah meresapkan air dan geomorfologi yang mampu meresapkan air hujan secara besar. 2.4.2.3.Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan perlindungan setempat adalah kawasan yang memberikan perlindungan setempat yang mencakup sempadan pantai, sempadan sungai, sekitar danau atau waduk, sekitar mata air dan hijau kota termasuk di dalamnya hutan kota serta kawasan rawan bencana. 1. Kawasan Sempadan Sungai Merujuk pada Kriteria Penetapan Kawasan Lindung berdasarkan Keppres No.32 Tahun 1990, bahwa Sempadan Sungai: Adalah kawasan sepanjang kiri-kanan sungai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian sungai. Tujuan perlindungan; melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Kriteria; sekurang-kurangnya 100 meter di kiri-kanan sungai besar, dan 50 meter di kirikanan anak sungai yang berada di luar permukiman. (SK Mentan No. 837/Kpts/Um/1980 dan SK Mentan No. 887/Kpts/Um/1990). Dari data yang didapatkan, bahwa di Kabupaten Kepahiang, dialiri oleh: sungai besar (Sungai Musi), dan ± 50 meter di kiri kanan anak sungai (yang berada di luar permukiman, untuk sungai di kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi (± 10–15 meter). Berdasarkan ketentuan Departemen Kehutanan (Maret 1986), bahwa garis sempadan daerah pengamanan aliran sungai di luar kawasan lindung adalah dihitung 5 meter dari luar kaki tanggul untuk sungai yang bertanggul. Sempadan sungai yang termasuk didalam kawasan perlindungan setempat ditetapkan pada : 2. a. Sungai Musi, dan Sungai Sempaing b. Sungai Air Belimbing. Kawasan Sekitar Mata Air. Tujuan perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air adalah untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitarnya.Kriteria kawasan sekitar mata air adalah sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekitar mata air. 3. Kawasan Sekitar Danau/Waduk Rencana penetapan kawasan sekitar Danau/Situ di Kab. Kepahiang adalah seluas 39,69 Ha dengan sebaran sebagai berikut : Kawasan Sempadan Danau/Waduk, dataran sekeliling tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk (± 50 – 100 m), dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Danau/waduk yang mendapat perlindungan yaitu danau/waduk Ujan Mas. Kawasan sekitar mata air, yaitu sekurang-kurangnya dengan radius ± 200 meter di sekitar mata air, dan daerah rawan bencana dan kawasan resapan air. Kriteria kawasan sekitar danau/waduk adalah daratan sepanjang tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50-100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Danau/waduk yang mendapat perlindungan yaitu danau/waduk Musi Indah Suro Ilir di Kecamatan Ujan Mas. 2.4.2.4.Kawasan Ruang Terbuka Hijau Luas kebutuhan ruang terbuka hijau di Kabupaten Kepahiang mengacu kepada ketentuan yang terdapat dalam UU no. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, dengan ketentuan penyediaan ruang terbuka hijau pada kawasan perkotaan sebesar 30% dengan proporsi 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% ruang terbuka hijua private. Dengan demikian kebutuhan ruang sebagai ruang terbuka hijau berada dalam kawasan terbangun diantaranya adalah kawasan pusat kota, kawasan pusat pemerintahan dan kawasan permukiman. Ruang terbuka hijau kota ditetapkan sebagai berikut: a. Kawasan pusat Kabupaten Kepahiang, ditetapkan di Kecamatan Kepahiang b. Kawasan pusat pemerintahan Kabupaten dan Kecamatan c. Kawasan peruntukan pemakaman umum yang terseber di 8 kecamatan. 2.4.2.5.Kawasan Suaka Alam dan Pelestarian Alam 1. Cagar Alam (CA) Luas Cagar Alam di Kabupaten Kepahiang adalah 3,20 Ha,yang terletak di Kecamatan Kepahiang. Tabel 2.11. Luas Cagar Alam dan Wilayah Penyebarannya No. Cagar Alam Luas 1 Pagar Gunung 1 1,80 ha 2 Pagar Gunung 2 0,80 ha 3 Pagar Gunung 3 0,25 ha 4 Pagar Gunung 4 0,22 ha 5 Pagar Gunung 5 0,23 ha Sumber : RTRW Provinsi 2010-2030. 2. Penyebaran Kab. Kepahiang Kab. Kepahiang Kab. Kepahiang Kab. Kepahiang Kab. Kepahiang Taman Wisata Alam (TWA) Luas taman wisata alam di Kabupaten Kepahiang merujuk pada RTRW Provinsi Sesuai yang telah ditetapkan dalam TGHK adalah Taman Wisata Alam (TWA) Bukit Kaba seluas 13.490,00 Ha, yang terletak di Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong dan luas TWA yang merupakan deliniasi wilayah Kabupaten Kepahiang adalah 8.518 Ha. Kabupaten Kepahiang dan Rejang Lebong mengajukan pelepasan kawasan hutan seluas 6.350 ha. 2.4.2.6.Kawasan Rawan Bencana Alam Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam, bencana gempa bumi, longsor dan lain-lain. Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten yang berkaitan dengan potensi bencana alam diantaranya: a. Kabupaten Kepahiang termasuk dalam kawasan rawan bencana gunung meletus, segementasi kawasan rawan bencana gunung meletus adalah sebagi berikut : 0 – 5 Km adalah daerah bahaya, tidak boleh ada pemukiman dan infrastruktu, > 5 – 8 Km adalah daerah waspada yang mempunyai dampak lava, lahar panas, semburan belerang, awan panas dsb. Dengan demikian kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan lindung, dimana tidak potensial untuk digunakan sebagai kawasan permukiman, pusat pemerintahan, perdagangan jasa, dsb., > 8 – 15 Km adalah daerah tidak potensial sebagai kawasan pemukiman, pusat-pusat pertumbuhan dan kegiatan lainnya. b. Kondisi eksisting, menunjukkan bahwa pada kawasan dengan radius tersebut diatas terdapat areal permukiman. Dengan demikian kawasan tersebut ditetapkan sebagai kawasan budidaya terbatas, dimana sangat tidak potensial untuk dikembangkan. c. wilayah Kabupaten Kepahiang diidentifikasi sebagai kawasan rawan bencana longsor. Dengan demikian perlu diperhatikan kegiatan-kegiatan konversi lahan pada kawasan tersebut. Kawasan rawan bencana di wilayah Kabupaten Kepahiang meliputi kawasan rawan tanah longsor, banjir dan Gempa Bumi. 1. Kawasan Rawan Tanah Longsor Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan di Kecamatan : Kecamatan-Kecamatan yang berada pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan dengan kemiringan lereng lebih dari 40 %. Kawasan Kecamatan Seberang musi, Kabawetan, Muara Kemumu dan Bermani ilir. pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan dengan kemiringan lereng lebih dari 40%. 2. Kawasan Rawan Banjir Kawasan rawan banjir ditetapkan di Kecamatan Bermani Ilir dan Kecamatan Muara Kemumu pada kawasan yang dilalui oleh Sungai air Belimbing; 3. Kawasan Lindung Geologi (Kawasan Rawan Bencana Geologi) Kawasan lindung geologi meliputi kawasan yang memberikan perlindungan terhadap tanah dan batuan. Kawasan lindung geologi ditetapkan di Kecamatan Muara kemumu dan Kecamatan Seberang Musi. kawasan rawan bencana Gunung berapi Untuk kawasan rawan Gunung berapi ditetapkan di kawasan sekitar aliran sungai yang bagian hulunya berada di Kecamatan Kabawetan sampai pada radius 15 Km. Untuk jalur evakuasi bencana di Kabupaten Kepahiang terdiri dari 3 (tiga) jalur penyelamatan bencana, hal ini dilihat dari sisi daerah yang berdekatan dengan lokasi pegunungan Bukit Kaba yang terletak di Kecamatan Kabawetan adapun 3 (tiga) jalur tersebut adalah : Gunung Kaba ke Desa Suka Sari-Permu, dan Bandung Baru - Tangsi Duren (jalur ini terletak di kecamatan Kabawetan); Bandung Baru – Taba Ribut Desa Batu Bandung (jalur ini terletak di Kec. Muara Kemumu); dan Bandung Baru – Bukit Menyan (Kecamatan Bermani Ilir). Gunung Kaba – Batu Ampar – Pekalongan (Kec. Merigi). Gunung Kaba – Batu Ampar – Durian Depun (Kec Merigi). 2.4.2.9.Kawasan lindung lainnya Kawasan lindung lainnya bertujuan sebagai perlindungan terhadap taman wisata alam yang dapat berfungsi sebagai: a. pengembangan pendidikan; b. pariwisata; c. peningkatan kualitas lingkungan sekitarnya; dan d. perlindungan dari pencemaran. Kawasan lindung lainnya berupa kawasan taman wisata alam di Kecamatan Ujan Mas dan Kabawetan dengan luas kurang lebih 8.518 (delapan ribu lima ratus delapan belas) hektar. 2.4.2.10. Rencana Pola Ruang Kawasan Budi Daya Kawasan budi daya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya buatan, dan sumberdaya manusia. Kriteria kawasan budi daya merupakan ukuran yang digunakan untuk penentuan suatu kawasan yang ditetapkan untuk berbagai usaha dan/atau kegiatan yang terdiri dari kriteria teknis sektoral dan kriteria ruang. 1. Kawasan Peruntukkan Pertanian Arahan pengembangan budi daya pertanian selain dilandaskan pada arahan kebijakan RTRW Propinsi Bengkulu, juga didasarkan pada aspek potensi komoditas unggulan dan potensial yang ada di wilayah Kabupaten Kepahiang. Rencana pengembangan kegiatan budi daya pertanian ini antara lain didistribusikan melalui wilayah potensial pengembangan yang terbagi atas pusat-pusat, dimana masing-masing pusat memiliki core bisnis yang merupakan komoditas unggulan serta komoditas prospektif. Pertanian Tanaman Pangan Kawasan peruntukan tanaman pangan diperuntukkan bagi tanaman pangan dengan pengairan secara irigasi teknis. Kawasan ini sebagian besar menyebar di seluruh Kecamatan di kabupaten Kepahiang dengan total luas area 9.300 Ha (luas panen). Tanaman pangan di Kabupaten Kepahiang terkonsentrasi di kecamatan Ujan Mas (2.398,26 Ha), Kecamatan Tebat Karai (2.046,39 Ha) dan Kecamatan Kepahiang (1.494,18 Ha). Kawasan ini berupa dataran datar dengan jenis tanah aluvial yang memiliki status kesuburan tanah tinggi dan dilengkapi infrastruktur irigasi teknis dan setengah teknis. Secara eksisting kawasan ini sebagian berupa lahan sawah irigasi teknis dan setengah teknis dengan pola tanaman sebagian besar padi sedangkan sebagian lainnya berupa kebun campuran. Pengelolaan kawasan ini ditujukan untuk mempertahankan agar tidak terjadi alih fungsi lahan dan meningkatkan produktivitasnya melalui penyediaan sarana/jaringan irigasi dan jalan usaha tani, sehingga dapat mendorong peningkatan Indek Pertanaman (IP). Pertanian Tanaman Hortikultura Pertanian Tanaman Hortikultura terdiri dari tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan. Pengembangan kawasan ini ditujukan untuk menjaga agar kelestarian lahan dapat dipertahankan dan produktivitas lahan dapat ditingkatkan melalui pola pemanfaatan kebun campuran (talun kebun), dengan berbagai tanaman buah-buahan dikombinasikan tanaman kayu-kayuan dan tumpangsari dengan tanaman hortikulutur sayuran (kacang panjang, cabe, tomat, dan lainnya). Kawasan ini mencakup areal seluas 2.504 hektar yang menyebar di seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Kepahiang. 2. Kawasan Peruntukkan Perkebunan Pemanfaatan ruang untuk kawasan perkebunan/tanaman tahunan adalah kawasan yang memiliki kriteria sebagai berikut: Kawasan dengan ketinggian > 1000 m dpl. Kawasan dengan kemiringan 25-40%. Kawasan dengan kedalaman efektif tanah > 30 cm. Memperhatikan kondisi eksisting dan kecendreungan perkembangan perkebunan serta kebutuhan lahan untuk menyerap tenaga kerja optimal. Berdasarkan pada pertimbangan tersebut, maka rencana pemanfaatan ruang untuk kawasan perkebunan rakyat pada tahun 2031 adalah seluas 47.794,09 Ha yang terdistribusi di beberapa kecamatan. Selain memiliki potensi tanaman pangan dan lahan kering, Kabupaten Kepahiang berpotensi dalam pengembangan perkebunan rakyat. Beberapa komoditi perkebunan rakyat yang berpotensi di Kabupaten Kepahiang diantaranya yaitu kopi, kakau, cengkeh, lada, kemiri, kayu manis, aren, serta mendukung program Bupati Kepahiang penanaman sengon dengan program unggulan Siluna seta penanaman lainya. Pengembangan kawasan perkebunan, terutama di Kecamatan Bermani Ilir, Tebat karai, Muara Kemumu dan Seberang Musi Untuk mewujudkan kawasan perkebunan. Pengelolaan kawasan perkebunan rakyat adalah sebagai berikut: a) Kawasan perkebunan rakyat dikembangkan di seluruh kecamatan, dengan prioritas utama di Kecamatan Bermani Ilir. b) Memperluas wilayah pemasaran produksi perkebuna baik lokal maupun pasar ekspor. c) Menggalakan program penggunaan bibit unggul, serta menciptakan prasaran irigasi (pengembangan tidak tergantung pada musim) yang mendukung perkembangan perkebunan/tanaman tahunan. d) Pemberian kredit pinjaman bagi petani perkebunan dalam rangka menunjang kesinambungan usaha tanaman perkebunan. e) Pengembangan agroindustri dengan fungsi yang didasarkan pada potensi (basis komoditas) perkebunan dan pengembangan pusat pengumpul dan distribusi bagi pertanian perkebunan dengan memperhatikan jarak minimum (mudah dijangkau). f) Menjaga stabilitas harga pupuk, obat-obatan, dan bibit tanaman tahunan/ perkebunan. 3. Kawasan Peruntukkan Peternakan Pengembangan peternakan di Kabupaten Kepahiang terintegrasi dengan pengambangan pertanian lainnya. Limbah pertanian yang dihasilkan oleh kegiatan budidaya tanaman perkebunan dan tanaman hortikultura dapat difungsikan sebagai Hijauan Pakan Ternak (HPT). Biji-bijian produksi pertanian juga dapat dijadikan untuk pakan unggas. Untuk itu kawasan pengembangan peternakan dapat tetapkan untuk seluruh wilayah administrasi kabupaten dengan sentra kawasan peternakan berada di Kecamatan Kabawetan dan Kecamatan Ujan Mas. 4. Kawasan Peruntukan Pertambangan Lokasi kawasan pertambangan mineral, batubara, dan panas bumi meliputi: a. Kecamatan Seberang Musi mencakup kawasan pertambangan batubara dan emas; b. Kecamatan Ujan Mas mencakup kawasan pertambangan batubara; c. Kecamatan Kabawetan mencakup sumber daya energi panas bumi; d. Kecamatan Kepahiang mencakup kawasan pertambangan kaolin, andesit, pasir vulkanik dan pasir kerakal; e. Kecamatan Tebat Karai mencakup kawasan pertambangan andesit; f. Kecamatan Muara Kemuru mencakup kawasan pertambangan obsidian; g. Kecamatan Bermani Ilir mencakup kawasan pertambangan andesit dan obsidian ; dan h. Kecamatan Merigi mencakup kawasan pertambangan pasir vulkanik, pasir kerakal. 5. Kawasan Perikanan Budidaya Kawasan Perikanan budidaya tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Kepahiang, terutama Kecamatan Seberang Musi, kepahiang, Tebat Karai, dengan luas total sekitar 44,37 hektar. Peruntukan kawasan Perikanan budidaya di Kabupaten Kepahiang terdiri dari : 1. 2. 3. 4. pengembangan kegiatan budidaya ikan di sawah terletak di wilayah kecamatan Seberang Musi, Bermani Ilir, Muara Kemumu, dan Kepahiang. pengembangan kegiatan budidaya ikan karamba terletak di wilayah kecamatan Tebat Karai dan Kepahiang; pengembangan kegiatan budidaya ikan di kolam air deras terletak di wilayah kecamatan Kepahiang dan Tebat karai. pengembangan kegiatan budidaya ikan di saluran irigasi terletak di wilayah Kecamatan Kepahiang, Bermani Ilir, Seberang Musi dan Ujan Mas; 5. Kawasan peruntukan perikanan tangkap perairan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan luas kurang lebih 10.261 (sepuluh ribu dua ratus enam puluh satu) hektar terletak di Kecamatan Ujan Mas dan Kecamatan Muara Kemumu. Kawasan peruntukan pengolahan ikan dialokasikan di Kecamatan Ujan Mas, sedangkan kawasan peruntukan perikanan dikembangkan kawasan Minapolitan Ujan Mas, Bermani Ilir, Tebat Karai dan Merigi. 6. Kawasan Peruntukkan Industri Kriteria kawasan yang dikembangkan sebagai peruntukkan industri adalah: Kawasan dengan ketinggian < 1000 m dpl. Kawasan dengan kemiringan lereng < 8%. Kawasan dengan ketersediaan air baku yang cukup. Kawasan dengan adanya sistem pembuangan limbah. Tidak terletak di kawasan tanaman pangan lahan basah yang beririgasi teknis dan berpotensi untuk pengembangan irigasi. Tidak menimbulkan dampak sosial yang besar. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka Kabupaten Kepahiang merupakan wilayah yang memiliki potensi agroindustri yang cukup tinggi, dengan dukungan penyediaan bahan baku yang memadai. Dalam rangka menciptakan kondisi yang sinergis antara ketersediaan bahan baku dengan industri, maka perlu dikembangkan lahan dengan peruntukan industri di Kabupaten Kepahiang adalah seluas 25 Ha (0,03%dari luas wilayah Kabupaten) yang terdistribusi di Kecamatan Tebat Karai, Bermani Ilir, Kabawetan, Merigi, Seberang Musi dan Kepahiang. Industri yang sesuai dikembangkan di Kabupaten Kepahiang adalah industri sedang dan industri kecil/rumah tangga yang memanfaatkan bahan bakunya dari kegiatan pertanian wilayah sendiri. Kawasan peruntukan industri terdiri atas kawasan peruntukan industri sedang dan kawasan peruntukan industri kecil. Kawasan peruntukkan industri sedang berupa industri pengelolaan hasil pertanian meliputi jenis industri teh dan kopi bubuk yang terletak di wilayah Kecamatan Kabawetan, Merigi dan Ujan Mas dan Tebat karai Kawasan peruntukkan industri kecil berupa jenis industri kerajinan anyaman bambu, rotan dan ukiran kayu, terletak di Kecamatan Kepahiang dan Kecamatan Seberang Musi. 7. Kawasan Peruntukkan Pariwisata Pengembangan kegiatan wisata di Kabupaten Kepahiang mutlak diperlukan terutama pada pengembangan wisata alam, antara lain adalah : 1. Kawasan Wisata Alam Kebun Teh, berada di Kecamatan Kabawetan, dimana wisata alam tersebut merupakan salah satu kawasan wisata dalam menunjang kegiatan Agropilitan di Kab. Kepahiang. 2. Lokasi Wisata Bukit Kaba kawasan wisata dengan dengan ketinggian 1.937 mdpl. 3. Sumber Panas Bumi (geotermal), dengan panorama alamnya yang indah serta dikelilingi kawasan agro dan mempunyai sumber air panas dari pegunungan. Berkaitan dengan jenis wisata yang berkembang, sebagian besar memiliki jenis wisata alam yang memanfaatkan potensi panorama alamnya sehingga pada beberapa obyek wisata selain memiliki fungsi budi daya, juga memiliki fungsi lindung yang perlu diawasi dan dikendalikan perkembangan kegiatan fisik yang terjadi. 8. Kawasan Permukiman a. Kawasan Permukiman Perdesaan b. Kawasan Permukiman Perkotaan Kawasan perkotaan di kabupaten Kepahiang di tetapkan di Kota Kepahiang (kecamatan Kepaiang), Ujan Mas Atas (kecamatan Ujan Mas), Keban Agung (kecamatan Bermani Ilir) dan durian Depun (Kecamatan Merigi). 9. Kawasan Peruntukan Lainnya Kawasan peruntukan lainnya dialokaskan berupa kawasan Pusat Pemerintahan Kabupaten, Kawasan Pertahanan dan Keamanan, dan Kawasan Pusat Peribadatan. Kawasan budidaya lainnya tersebut merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Penetapan kawasan budidaya lainnya dimaksudkan untuk memudahkan pengelolaan, dan pemantauan kegiatan termasuk penyediaan prasarana dan sarana maupun penanganan dampak lingkungan akibat kegiatan budidaya. 2.5. Sosial dan Budaya 2.5.2. Pendidikan Di tahun 2009, persentase jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis adalah sebesar 94% yang diasumsikan sebagai angka melek huruf, angka tersebut meningkat bila dibandingkan pada tahun 2008 yang terhitung sebesar 92%. Tabel 2.12. Angka Melek Hurup 2005 2006 2007 Angka Melek Hurup 94 91 92 2008 2009 92 94 (Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Kepahiang) Tabel 2.13. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Tahun 2005 - 2009 Jenjang APK (%) APM (%) No Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009 2005 2006 2007 2008 2009 1. SD 95 96 93 98 99 83 87 89 95 96 2. SLTP 64 62 62 66 83 63 58 64 65 80 3. SLTA 48 51 54 64 74 44 48 48 53 68 (Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Kepahiang) APM menurut jenjang pendidikan adalah untuk mengukur banyaknya usia sekolah yang bersekolah tepat pada waktu dalam suatu jenjang pendidikan dari setiap 100 penduduk usia sekolah, yaitu SD 7 – 12 tahun, SLTP 13 – 15 tahun dan SLTA 16 – 18 tahun. Dari gambaran di atas juga dapat dilihat semakin tinggi tingkat pendidikan maka tingkat partisipasi sekolah semakin kecil. Hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas sehingga mempersulit akses, keterbatasan ekonomi sehingga terpaksa harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari. Tabel 2.14. Rasio Guru thd Murid dan Rasio Ketersediaan Sekolah thd Penduduk Usia Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten Kepahiang tahun 2005-2009 Rasio Guru-Murid (%) Angka Partisipasi Sekolah No Tahun Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan Dasar Menengah Dasar Menengah 1 2005 62,49 78,91 678,08 176,48 2 2006 51,65 64,49 846,46 227,80 3 2007 64,15 43,30 811,67 285,08 4 2008 101,26 81,94 754,26 281,58 5 2009 69,23 88,10 682,35 243,18 (Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Kepahiang) Data di atas memperlihatkan bahwa selama tahun 2005 – 2009 terjadi peningkatan jumlah guru terhadap muridnya baik untuk pendidikan dasar maupun pendidikan menengah dan angka partisipasi sekolah terlihat besar untuk penduduk pada usia pendidikan dasar, namun angka partisipasi sekolah pada usia pendidikan menengah rata – rata mengalami peningkatan dari tahun 2005 – 2009. Tabel 2.15. Jumlah Sekolah dan Jumlah Guru Menurut Tingkat/Jenis Pendidikan di Kabupaten Kepahiang Tahun 2007 2008 2009 Jenjang SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA SD SLTP SLTA Jumlah Sekolah 102 31 13 103 30 14 105 33 14 Jumlah Guru 1.052 363 163 1.083 541 329 1.027 435 308 Jumlah Murid 16.715 6.434 4.015 15.538 5.580 3.496 (Sumber :Kabupaten Kepahiang Dalam Angka Tahun 2010) 2.5.3. Tingkat Kemiskinan Data di bidang kependudukan yang dipublikasi oleh BPS Propinsi Kabupaten Kepahiang menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin atau Keluarga Miskin di Kabupaten Kepahiang cenderung masih tinggi yaitu sekitar 11.496 kepala keluarga atau sekitar 35% dari jumlah keseluruhan kepala keluarga di Kabupaten Kepahiang. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata provinsi Bengkulu dan Nasional. Tabel 2.16. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Kepahiang Tahun 2012 NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. KECAMATAN Kepahiang Bermani Ilir Tebat Karai Ujan Mas Muara Kemumu Seberang Musi Kabawetan Merigi Jumlah JUMLAH JIWA 11.266 6.493 5.156 7.418 7.255 3.423 4.589 3.774 49.374 Sumber : Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Dearah Kabupaten Kepahiang Tahun (LP2KD) 2012 Pada tahun 2005, persentase penduduk diatas garis kemiskinan Kabupaten Kepahiang adalah sebesar 82,92%. Pada akhir tahun 2009, angka tersebut meningkat menjadi 83,4% yang menunjukan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kepahiang walaupun angka tersebut tidak terlalu signifikan. Gambar 2.7. Grafik Persentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan Persentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan 83.6 83.4 83.2 83 82.8 82.6 82.4 82.2 82 81.8 81.6 2004 83.4 Persentase Penduduk Di Atas Garis Kemiskinan 82.92 82.45 81.84 81.8 2005 2006 2007 2008 2009 2010 (Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu) 2.5.4. Perumahan dan Permukiman Sebagian perumahan di Kabupaten Kepahiang dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Pembangunan Perumahan oleh pengembang masih tergolong sedikit kurang lebih baru terdapat 8 kompleks perumahan. Oleh sebab itu pertumbuhan perumahan dan permukiman di Kabupaten Kepahiang tidak terencana dengan baik. Sehingga pada beberapa tempat pembuangan air limbah tidak memiliki saluran drainase. Adapun penyebaran rumah di kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 2.16. Distribusi Rumah Per Kecamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 Kecamatan Kepahiang Ujan Mas Merigi Kabawetan Seberang Musi Tebat Karai Bermani Ilir Muara Kemumu Jumlah Rumah (unit) 6.717 5.465 2.157 2.649 1.583 3.932 3.076 3.444 Perumahan masyarakat tersebar di seluruh wilayah kecamatan. Pada umumnya didirikan di sepanjang jalan utama dan jalan utama desa. Hal ini terkait erat dengan mata pencaharian penduduk sebagai petani. Secara keseluruhan di Kebupaten Kepahiang terdapat 29.023 buah rumah (berdasarkan data dari profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang Tahun 2011). 2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah