Penyakit Hipotalamus dan Kelenjar Hipofisa Kelenjar hipofisa anterior dikendalikan oleh hormon pengendali (releasing hormone) yang dihasilkan oleh hipotalamus dan mekanisme umpan balik (feedback mechanism) negatif. Hipofisa posterior menerima hormon anti-diuretik (ADH) dan oksitosin dari hipotalamus, sekresinya dikendalikan oleh sistim saraf sentral (pusat, SSP). Hormon hipotalamus umumnya memacu kelenjar hipofisa lobus anterior, kecuali dopamin yang menghambat hipofisa melalui sekresi prolaktin spontan. Tabel Endo-4: Hormon Hipofisa Hipofisa Lobus Anterior Hipofisa Posterior Growth hormone (GH) Arginine vasopressin Prolaktin (PRL) (AVP) Oxytocin Adrenocortckotropic hormone (ACTH) Thyroid-stimulating hormone (TSH) Luteinizing hormone (LH) Folliclestimulating hormone (FSH) Hipopituitarisme Esensial untuk diagnosis meliputi disfungsi seksual, kelemahan badan, mudah lelah, tidak tahan terhadap stres, udara dingin, dan puasa, bulu ketiak dan kelamin menghilang. Tekanan darah menurun, mungkin disertai gangguan kampus visi. Kadar FT4 rendah, respon terhadap cosyntropin rendali. Kadar testosteron rendah. MRI mungkin tampak lesi di hipotalamus atau hipofisa. Diabetes insipidus Diabetes insipidus (DI) merupakan penyakit yang jarang yang ditandai oleh poliuria yang dapat mencapai 20 l/hari dengan berat jenis (BJ) rendah, dan haus yang berlebihan. Dibedakan menjadi DI sentral dan DI nefrogenik. DI sentral dibedakanmenjadi bentuk primer (etiologi tidak diketahui) dan bentuk sekunder akibat kerusakan pada hipotalamus atau tangkai hipofisa akibat tumor, anoksia ensefalopati, trauma atau pasca-bedah, infeksi (ensefalitis, tuberkulosis, sifilis), sarkoidosis, granulomatosis eosinofilik (sel Langerhans) multifokal (histiocytosis X). Metastasi tumor pada hipofisis lebih menunjukkan DI (33%) daripada adenoma (1%). Bentuk lainnya lagi adalah vasopressinase-induced pada kehamilan trimester 3 atau masa nifas; keadaan ini sering berhubungan dengan oligohidramnion, pre-eklampsia, atau disfungsi hepatik. Enzim yang beredar dalam sirkulasi ini merusak vasopresin alami; tetapi, sintesis desmopresin tidak terganggu. Universitas Gadjah Mada 1 DI nefrogenik adalah akibat defek pada tubuli ginjal berkaitan dengan reabsorpsi air. Poliuria yang terjadi resisten terhadap vasopresin. DI nefrogenik kongenital ada sejak kelahiran yang disebabkan oleh adanya defek pad ekspresi reseptor vasopresin V2 atau saluran air yang vasopressin-sensitive. Kelainan ini dijumpai sebagai penyakit familial trait terangkai-X. Pada usia dewasa sering disertai peninggian kadar asam urat (hiperurisemia). Bentuk yang didapat (akuisital) biasanya lebih ringan dan terlihat pada pielonefritis, amiloidosis ginjal, myeloma, deplesi kalium, sindroma Sjoegren, anemia sel sabit, atau hiperkalsemia kronik. Kelainan ini dikenal pula sebagai efek glukokortikoida atau sebagai suatu ESO akut dari diuretik. Obat-obat tertentu dapat menimbulkan DI nefrogenik Bentuk rekoveri dari nekrosis tubuler akut (ATN) dapat pula disertai DI nefrogenik. Esensial untuk diagnosis adalah poliuria (2-20 liter/hari), polidipsia; Berat Jenis urine rendah (<1,006) pada waktu minum bebas; pemberian vasopresin dapat menurunkan produksi urine, kecuali jika disebabkan oleh DI nefrogenik. Akromegali dan Gigantisme Growth hormone menunjukkan efeknya melalui IGF-1 yang dihasilkan oleh hepar dan jaringan lain. Penyebab utama akromegali dapat dikatakan pasti adenoma hipofisa. Penyakit ini mungkin berkaitan dengan tumor endokrin pada paratiroid atau pankreas (multiple endocrine neoplasia ripe 1) Esensial untiuk diagnosis meliputi pertumbuhan berlebih pada tangan, kaki, rahang, dan organ internal (organomegali); terjadi gigantisme jika muncul pada usia sebelum penutupan epifit; gambaran muka menjadi kasar, suara membesar; amenore, nyeri kepala, gangguan kampus visi, keringat, dan kelemahan badan; Universitas Gadjah Mada 2