klik disini

advertisement
KORPORASI
Selasa, 7 Maret 2017
15
RENCANA IPO
EMITEN PERKEBUNAN
Valuasi Bintraco
Dinilai Menarik
Membedah Kekuatan
Fundamental SIMP
Kinerja PT Salim Ivomas Pratama Tbk. pada tahun
ini diyakini akan melanjutkan raihan positif yang
telah diraih sepanjang 2016, seiring dengan membaiknya produksi.
Haoyyan
[email protected]
P
ada tahun lalu, emiten
berkode saham SIMP
ini membukukan
kenaikan pendapatan sebesar 5,02%
secara tahunan menjadi
Rp14,53 triliun dibandingkan dengan Rp13,84 triliun pada 2015.
Sementara itu, laba bersih perseroan melonjak 103,53% menjadi
Rp538,33 miliar pada tahun lalu
dibandingkan dengan capaian pada
tahun sebelumnya Rp264,49 miliar.
Dalam keterangan tertulis, Direktur Utama Salim Ivomas Pratama
Mark Wakeford menyampaikan
bahwa kenaikan penjualan terutama ditopang dari divisi minyak
& lemak nabati, serta peningkatan
harga jual rata-rata produk sawit
dan gula.
Dia menjelaskan divisi minyak
& lemak nabati berkontribusi 66%
dari total pendapatan SIMP, sedangkan divisi perkebunan memberikan
sumbangan sebesar 34%.
Harga komoditas perkebunan
memang terkerek akibat kondisi
cuaca yang menghambat produksi
sejak 2014 seiring dengan terjadinya El-Nino. Kondisi cuaca berangsur berubah sejak pertengahan
2016 menjadi cenderung basah
dan kini mengalami hujan
deras.
Menurut Wakeford, pengaruh ElNino membuat total produksi tandan buah segar (TBS) pada tahun
lalu turun 16% secara tahunan
menjadi 3,96 juta ton, seiring dengan pelemahan pasokan dari kebun
inti dan pihak eksternal.
Adapun hasil panen TBS di kebun inti turun 13% secara tahunan
menuju 2,98 juta ton dan memiliki
produktivitas 14,6 ton per hektare.
Produksi CPO perseroan pada
2016 turun 17% secara tahunan
menjadi 833.000 ton dan produksi
palm kernel turun 15% secara
tahunan menjadi 201.000 ton.
Total area tertanam kebun inti
perseroan mencapai 300.536 hektare yang terdiri dari kebun kelapa
sawit 82%, karet 7%, serta tebu
dan tanaman lainnya 4%.
Menurunnya produksi berimbas
pada pelemahan penjualan. Volume
penjualan CPO perseroan mengalami penurunan 16% secara
tahunan menjadi 826.000 ton,
sementara pemasaran produk
terkait palm kernel juga merosot
16% secara tahunan menjadi
194.000 ton.
Penjualan gula terkoreksi 2%
secara tahunan menjadi 66.000 ton,
karet turun 20% secara tahunan
menuju 12.800 ton. Sementara
itu, pemasaran benih bibit kelapa
sawit merosot 7% secara tahunan
menjadi 9,7
juta benih bibit.
“Kenaikan harga jual rata-rata
produk sawit dan gula menopang
pendapatan, meskipun secara volume penjualan menurun,” ujarnya
pekan lalu.
LAHAN PRODUKTIF
Perusahaan mencatat peningkatan lahan produktif atau tanaman
menghasilkan kelapa sawit dari
lahan tanaman belum menghasilkan (TBM) seluas lebih dari 18.000
hektare.
Adapun luas lahan TBM kelapa
sawit sekitar 44.000 hektare yang
mendukung pertumbuhan produksi
kelapa sawit pada masa mendatang.
Seiring dengan peningkatan
produksi kelapa sawit, perusahaan
mengembangkan tiga pabrik kelapa
sawit (PKS). Dua di antaranya
diperkirakan selesai pada tahun
ini, sedangkan satu PKS lainnya
rampung pada 2018.
J.P. Morgan dalam risetnya yang
terbit pada Rabu (1/3), memaparkan bahwa pemulihan produksi
membuat pendapatan SIMP pada
kuartal IV/2016 mencapai Rp4,26
triliun, naik 13% secara tahunan
dan 20% secara kuartalan.
Secara keseluruhan, faktor pendorong kenaikan pemasukan SIMP
pada tahun lalu adalah peningkatan
sektor hulu, baik CPO maupun
gula, dan
segmen
minyak
Karet
nabati.
12,8
Pro565
duksi
16,1
perkebun504
Gula
an se482
66
550
67
Pergerakan
Saham (Rp)
7 Sep.
2016
30 Sep.
24 Okt.
8 Nov.
30 Nov.
23 Des.
16 Jan.
Sumber: Bloomberg, Perseroan, diolah
31 Jan.
28 Feb.
2017 BISNIS/HUSIN PARAPAT
makin meningkat seiring dengan
berkurangnya efek El-Nino. Namun,
tingkat suplai yang belum pulih
mengerek harga jual.
“Harga pokok penjualan mengalami kenaikan 5%-6% pada
kuartal terakhir, sehingga mengerek
keuntungan penjualan dari segmen minyak dan lemak nabati,”
mengutip riset J.P. Morgan.
Ke depan, manajemen SIMP
membidik pertumbuhan produksi
TBS sebesar 5%-10% secara tahunan pada 2017 setelah terjadinya
El-Nino.
Menurut J.P. Morgan, target ini
terbilang konservatif setelah produksi TBS di kebun inti merosot 13%
secara tahunan pada tahun lalu.
Selain itu, pertumbuhan volume
produksi akan lebih menopang
kinerja saham SIMP dibandingkan
dengan sentimen dari harga CPO.
Berdasarkan hitungan J.P. Morgan,
earnings per share/EPS (laba per
saham) SIMP bisa turun 26,9%
setiap 5% pelemahan harga CPO.
Jika dibandingkan dengan emiten
sejenis, EPS PT Astra Agro Lestari
Tbk., (AALI) hanya melorot 18,9%
setiap 5% pelemahan harga CPO.
J.P. Morgan meyakini harga CPO
telah mencapai puncaknya pada
level 3.340 ringgit per ton dan kini
sedang berbalik menuju masa pelemahan ke bawah 3.000 ringgit.
Publik
PT Indofood
Sukses
Makmur Tbk.
Indofood Agri
Resources Ltd.
Palm Kernel
194
230
19,86
Struktur
6,68 Pemegang
Saham
(%)
73,46
Volume Penjualan
Perkebunan (Rp miliar)
Crude Palm Oil
2016
2015
826
982
JAKARTA — Valuasi harga penawaran umum
perdana (initial public offering/IPO) saham
PT Bintraco Dharma Tbk. dinilai relatif lebih
murah dibandingkan dengan emiten sejenis
yang sudah go public.
Dalam risetnya yang dirilis kemarin, analis
senior Reliance Securities Jasa Adhi Mulya dan
Robertus Yanuar Hardy menjelaskan bahwa dari
sisi kinerja, lesunya penjualan mobil Toyota pada
2015 berpengaruh terhadap kinerja Bintraco.
Pada 2015, penjualan Bintraco Dharma susut
4,54% secara tahunan menjadi Rp5,65 triliun,
sedangkan laba perseroan terkoreksi 17,05%
menjadi Rp132,8 miliar. Menurut mereka, Bintraco Dharma kurang unggul dalam memperoleh laba dibandingkan dengan salah satu
perusahaan sejenis yang telah go public yaitu
PT Tunas Ridean Tbk (TURI).
“Harga saham Bintraco Dharma dengan PE
ratio 1,7 kali masih cukup murah dibandingkan
dengan PE ratio TURI 13,36 kali,” tulisnya
dalam riset yang dirilis pada Senin (6/3).
Reliance Securities merekomendasikan beli
saham IPO Bintraco Dharma yang ditawarkan
di kisaran harga Rp1.750-Rp2.300 per saham.
Tingkat harga tersebut dinilai lebih murah
dibandingkan dengan valuasi IPO yang dibuat
oleh Reliance Securities, yakni dengan tingkat
harga wajar sebesar Rp2.629 per saham.
Senada, analis Profindo International Securities
Yuliana menuturkan price earning ratio (PER)
IPO saham Bintraco Dharma relatif lebih rendah
dibandingkan dengan industri otomotif.
Berdasarkan harga penawaran tersebut, price
to book value (PBV) Bintraco Dharma berada
di kisaran 1,49 kali hingga 1,96 kali, atau
lebih tinggi dari PBV industri otomotif sebesar
1,02 kali.
“Tingkat gross profit margin perseroan pada
level 17%, lebih tinggi dari rata-rata industri
14%. Kami masih merekomendasikan beli
untuk saham Bintraco Dharma.”
Sebagai informasi, Bintraco Dharma merupakan calon emiten yang bergerak dalam usaha
perdagangan, diler resmi, dan jasa pembiayaan
kendaraan bermotor. Perusahaan ini didirikan
di Semarang pada 1 Juni 1969 dengan nama
PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma.
Saat ini, perseroan merupakan induk usaha PT
Nasmoco yang merupakan diler mobil Toyota
di kawasan Jawa Tengah.
Selain itu, Bintraco Dharma juga merupakan
induk usaha dari perusahaan pembiayaan
otomotif PT Andalan Finance Indonesia, dan
PT Toyota Tsusho Logistic Center-Nasmoco
Transport, dan PT Bayauc Nasmoco.
Hal ini sekaligus merevisi informasi tentang
Bintraco Dharma yang sebelumnya diulas di
halaman ini melalui tulisan berjudul Meneropong
Para Pendatang Baru Bursa pada 3 Maret
2017. (Ana Noviani)
Download