Mengkonstruksi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Sektor Perkebunan Sawit Presentasi Pengantar Diskusi Oleh Sawit Watch Bunga g Rampai p Akar Persoalan • Tanam paksa (culture stelsel); masyarakat diwajibkan y tanah mereka untuk dijadikan j p perkebunan menyerahkan • Skala besar; memerlukan bentang alam yang luas dan kompak sehingga bernilai komersial • Monoculture; ditanam dan tumbuh baik tanpa vegetasi naungan; tidak sesuai dengan sistem pertanian masyarakat lokal • Monopoly M ; penguasaan dan d pengelolaan d dikuasai k oleh h kalangan bisnis atau BUMN • Monopsony p y; suatu bentuk p pasar dimana hanya y ada satu pembeli dan banyak penjual • Padat modal tapi menyerap sedikit tenaga kerja (hanya 36 tenaga kerja /100 ha/tahun) Akar Persoalan Kebijakan • • • • • • UU Perkebunan pro pasar Overlapping kewenangan Inkonsistensi Terhadap p tata Ruang g Kesenjangan struktural akibat desentralisasi; Paradigma pembangunanisme Dekonstruksi peran negara; sikap negatif pemerintah i h memperlemah l h ffungsii d dan peran Dampak Permasalahan Sistem Permasalahan Lingkungan: • • • • • • • • Deforestasi Kebakaran hutan dan lahan Erosi tanah dan degradasi kualitas lahan Merosotnya keanekaragaman hayati Meningkatnya serangan hama Konflik manusia-hewan man sia he an Rentan bencana alam (banjir, tanah longsor, dll.) P Pencemaran air, i tanah t h dan d udara d Permasalahan sosial • Konflik lahan antara masyarakat adat/lokal dengan perusahaan y budaya y dan p pengetahuan g • Merosotnya masyarakat adat dan hilangnya akses terhadap SDA • Meningkatnya persoalan kemiskinan • Pelanggaran hak-hak buruh perkebunan • Ketidak-seimbangan kemitraan antara petani kebun sawit dan perusahaan inti Contoh Konflik Sosial di Perkebunan • Pelanggaran HAM; kasus penembakan dan kekerasan • Kasus TAMBUSAI Timur, Riau (2004) • Kasus Belimbing, Kalbar (2005) • Kasus Runtu, Kalteng (2005) • Kasus Suku Anak Dalam, Jambi ( (2005) ) Histori Persoalan Sosial Ketika investor datang ke daerah untuk membuka perkebunan kelapa sawit skala besar, hal yang bi biasa di disampaikan ik k kepada d Masyarakat M k t adalah d l h “……… – – – – – Membuka isolasi wilayah Menciptakan lapangan kerja baru Optimalisasi pemanfaatan lahan Peningkatan pendapatan (pemda dan masyarakat) Pengembangan model pertanian baru (pola kerjasama dan komoditas),dsb. Argumentasi Pendukung • Argumentasi semakin kuat karena adanya dukungan pemerintah yang meyakini bahwa masyarakat desa /kampung kh khususnya sekitar kit hhutan t bberada d pada d 4 kkondisi di i : TRADISIONAL / Primitive KETIDAKBERDAYAAN KEMISKINAN ISOLASI Ketidakseimbangan Relasi Masalah hubungan antar manusia Perbedaan Data/informasi/ interpretasi Masalah Struktural Masalah Kepentingan Perbedaan nilai Posisi masyarakat lokal kecenderungan untuk selalu dikalahkan dengan kuatnya paradigma optimalisasi keuntungan perusahaan dan kepentingan pemerintah akan peningkatan penerimaan/pendapatan daerah. daerah Mendorong kesetaraan hubungan • Land tenure konflik sebagai masalah mendasar disharmonis hubungan masyarakat dengan perusahaan perkebunan dan suatu yang nyata diperkebunan kelapa sawit, diperlukan adanya suatu usaha yang komprehensif dari berbagai pihak untuk menghasilkan solusi dengan menempatkan pengakuan adanya hak kepemilikan dan pengelolaan masyarakat atas tanah dan sumber daya alam yang menyertainya sebagai point penting. • Hal ini berarti dalam membangun pola hubungan baru antara perusahaan perkebunan dengan masyarakat lokal tidak pada kondisi sebab akibat yang primitive tapi harus tumbuh dan berkembang. Kesetaraan Hubungan Disharmonis /konflik, rasa ketidakadilan / ketidaksetaraan hubungan PERUBAHAN SIKAP Komunikatif Pengembangan program – program kemasyarakatan KESADARAN KRITIS Membangun argumentasi, analisis, diskusi ,dll dll Pola hubungan Baru Karikatif Pembangunan Transformative Kondisi Hidup Bersama Makna Tanggung Jawab Sosial • Perusahaan memiliki kewajiban sosial lebih dari sekedar menjalankan tugas ekonomi (pembangunan) dan hukum (kebijakan). (kebijakan) • Mencakup tindakan sampai sejauh mana perusahaan berbuat memperbaiki berbagai dampak negatif dan meningkatkan dampak positif yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dan proses produksinya. Tingkat Tanggung Jawab Sosial 1. Kewajiban Sosial – memenuhi peraturan, melakukan apa yang ditentukan oleh hukum, tidak lebih 2. Tanggung Jawab Sosial – melampaui apa yang ditentukan oleh hukum, mengurangi dampak negatif 3. Kepekaan Sosial – pendekatan yang proaktif, mendorong perubahan kearah yang lebih baik Rekonstruksi konflik sosial Proses Awal Menuju Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1. Keseimbangan pengusahaan dan pemanfaatan ruang kelola dan alat produksi bagi rakyat 2. Resolusi konflik atas berbagai permasalahan yang ada untuk terbangunnya pola hubungan seimbang dengan masyarakat (rekonsiliasi) gg g jjawab sosial p perusahaan tidak 3. Tanggung men’dekonstruksi’ peran/tanggung jawab pemerintah 4. Tanggung jawab sosial perusahaan tunduk pada asas persetujuan bebas, didahulukan dan diinfo masikan (free, diinformasikan (f ee prior p io and informed info med consent) dengan masyarakat Rekomendasi • • • • • Evaluasi perizinan Penegakan hukum R Renegosiasi i i ulang l Resolusi konflik perkebunan Harus dibentuk badan khusus resolusi p ‘TP3K’,, ‘Tim 13’,, konflik,, bukan seperti ‘satgas’ Kesimpulan… Kelapa Sawit dapat menguntungkan Kelapa Sawit S i jjuga punya d dampak k negatif Keseimbangan penting dalam k b l j keberlanjutannya (sosial, ekonomi, & lingkungan) Keseimbangan inilah yang belum di dicapai i di IIndonesia d i S Success comes with a price…. ..…exists exists together and give reall benefit be e t for o the Local peoples