manajemen produksi 2

advertisement
JURNAL TEKNOLOGI INDUSTRI, 1999, VOL. III, NO 4, hal 209 – 218
ISSN 1410-5004
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PRODUKSI UNTUK
MENUNJANG AUTOMASI INDUSTRI
F Soesianto
ABSTRACT
The technology of information system for production management to support industrial
automation is reviewed as a basis to develop a framework for its implementation. Topics of
strategic interests are also discussed.
1. PENGANTAR
Automasi industri didefinisikan dengan aneka cara. Groover (1987), misalnya,
mendefinisikannya sebagai the technology concerned with the application of
mechanical, electronic, and computer-based systems to operate and control production.
Dalam naskah ini digunakan definisi yang mengandung konotasi luas, yaitu penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengelola proses dan peralatan industri untuk
mencapai sasaran: terselenggaranya operasi yang aman, produk yang memenuhi
spesifikasi yang diinginkan, dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Teknologi komputer,
baik perangkat keras maupun perangkat lunak sangat berperan dalam automasi industri.
Teknologi komputer dan automasi industri tidak dimaksudkan untuk mengganti peran
manusia, namun melaksanakan fungsi komplemen bagi pelaksanaan tugas personel
yang terlibat dalam pengelolaan industri tersebut.
Automasi berawal dari permintaan pasar. Sekalipun demikian biasanya automasi
industri proses deskrit (misal: industri mobil) biasanya justru berakar dalam
penjadwalan produk, sedang automasi industri pada proses kontinu (misal: industri
minyak) mendapatkan basisnya dalam model matematis dari proses kontinu tersebut.
Fakta ini penting mengingat kontinuitas produksi pada proses deskrit mudah dihentikan,
sedang pada proses kontinu interupsi harus dihindarkan sama sekali oleh production
loss dan biaya start up yang sangat mahal.
Naskah ini merupakan suatu usaha untuk menyoroti aspek sistem informasi
dalam automasi industri, agar dapat disusun suatu kerangka pengembangan yang
mantap.
2. WAWASAN AUTOMASI INDUSTRI
Automasi industri dapat disajikan dalam struktur yang membentuk kalang
tertutup (Gambar 1). Struktur ini menegaskan ikatan erat antara elektronika dan
informatika. Kegiatan industri diawali dari perencanaan produksi, yang menjangkau
satu rentang waktu yang dianggap layak di masa depan. Permintaan konsumen,
ketersediaan sumberdaya (material, metode, mesin, manusia dan money), peraturan dan
pengaturan Pemerintah, strategi yang dianut dan lain-lain merupakan butir-butir yang
harus dipertimbangkan dengan seksama. Dalam wawasan informatika, perencanaan
F. Soesianto
210
mengandaikan adanya plant-wide information+ system yang umumnya beruapa
basisdata tekstual relasional dan grafis dalam skala sangat besar. Alat, ilmu dan
teknologi dewasa ini untuk aspek ini pada dasarnya sudah mapan dan pada industriindustri sistem itu sudah operasional pula.
Namun untuk menunjang fungsi
perencanaan itu, suatu palnt model yang akurat dan dapat digunakan secara dinamis dan
interaktif untuk menghadapi tekanan kompetisi umumnya masih harus dikembangkan,
karena unsurnya yang lebih spesifik.
Perencanaan
Analisis Sistem
Informatika
Penjadualan
Pengawasan
Elektronika
Optimisasi
dan pengendalian
Pengaturan
Gambar 1. Wawasan automasi industri.
Output kegiatan perencanaan harus diterjemahkan dalam jadwal produksi dalam
rentang waktu yang lebih pendek, terutama untuk mengantisipasi variasi dalam bahan
dasar, kapasitas operasi tiap unit dalam pabarik, keadaan gudang, rencana pengapalan,
dan lain-lain. Ruas penjadwalan pada dasarnya melakukan operasi koordinasi antar unit
dan penetapan sasaran produksi tiap unit yang terlibat. Blok optimisasi dan
pengendalian multivariabel, berfungsi dalam pengendalian kekangan, agar proses di
tiap unit terselenggara dalam daerah yang diijinkan. Sifatnya prediktif, bertumpu pada
model yang merupakan himpunan kecil dari persamaan yang disederhanakan. Model
pemrograman linear dapat digunakan.
Selanjutnya blok optimisasi dan pengendalian membawahkan blok pengaturan,
yang biasanya diimplementasi dalam teknologi PLC/DCS.
Blok pengaturan
melaksanakan fungsi pengaturan dasar, misalnya dengan teknik PID. Blok ini
sepenuhnya mekatronis, sarat dengan sensor dan aktuator. Blok kelima, pengawasan,
sering dimengerti sebagai kepanjangan dari blok pengaturan. Titik berat blok ada pada
(1) mekanisme untuk menjamin keandalan data hasil pengukuran atas proses (untuk
tujuan analisis), serta (2) mekanisme untuk menegakkan keandalan sistem alarm dan
proteksi menuju kepada operasi yang benar-benar aman bagi harta dan nyawa. Blok ini
harus menjamin operasi shutdown serta isolasi unit-unit tertentu jika keadaan darurat
terjadi.
Sistem Informasi Manajemen Produksi untuk Menunjang Automasi Industri
211
Akhirnya blok analisis bertugas melakukan rekonsiliasi data, mendeteksi alatalat ukur yang ternyata telah memerlukan penggantian, mengidentifikasi nilai besaranbesaran yang tak terukur secara langsung, dan menegakkan kepastian informasi atas
seluruh proses bagi kegiatan perencanaan selanjutnya.
Gambar 2 merupakan suatu bentuk viasualisasi lain (dari Edwards dan Kipper 1994).
Management , planning and
Scheduling  plant-wide
Optimization  production unit
Advanced control system
Multivariate control
Inferred control
Constraint control
Regulatory control system
Production process
Gambar 2. Aras-aras dalam automasi industri
3. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PRODUKSI (SIMP)
Aktivitas pada level plant-wide dan unit produksi hanya dapat dilakukan bila
tersedia informasi yang diperlukan. Pada kedua level ini, informasi bersifat sangat
kompleks karena merupakan bentukan multifacet dari berbagai sumber (internal
maupun eksternal) maupun bentuk (tekstual, raw data, grafis, tabular, dsb.). Kebutuhan
akan sistem informasi untuk mengelola semua sistem informasi tersebut menjadi
sesuatu yang vital. Untuk selanjutnya sistem informasi ini disebut sistem informasi
manajemen produksi (SIMP).
Pada level plant-wide, mainstream SIMP adalah sebuah plant model untuk
merepresentasikan proses produksi dalam lingkungan pabrik secara menyeluruh. Plant
model pada hakekatnya adalah production plan decision-making support system. Semua
perencanaan produksi dapat dilihat dan diatur berdasarkan plant model ini. Masukan
bagi model ini dapat berasal dari dalam pabrik (misalnya: data time-series produksi,
data overhaul, data ketersediaan sumber daya), atau dari luar pabrik (misalnya: data
permintaan konsumen, kebijakan pemerintah). Memperhatikan semua aspek di atas,
keluaran yang diharapkan adalah sebuah rencana produksi untuk suatu jangka waktu
212
F. Soesianto
yang agak panjang. Plant model diwujudkan dengan antar muka grafis, sehingga
fleksibel dan mudah untuk digunakan oleh manajemen tingkat atas.
Untuk mendukung plant model, diperlukan data dalam berbagai bentuk,
granularitas, dan sumber dalam jumlah yang besar. Sebuah sistem basis data skala besar
mutlak diperlukan untuk menanganinya. Adalah tidak mungkin untuk membangun
sistem basis data terpusat untuk level plant-wide , karena beban komputasi yang sangat
besar akan terpusat di satu tempat. Sistem basis data haruslah terdistribusi dan terbuka,
selain untuk meratakan beban komputasi juga untuk mempermudah perluasan pada
masa akan datang.
Pada unit level produksi, peran SIMP adalah menterjemahkan rencana produksi
yang telah ditetapkan ke dalam bentuk action plan untuk unit produksi yang
bersangkutan. SIMP pada level ini mencakup pemodelan, manajemen, dan optimisasi
proses pada unit produksi. Sasarannya adalah rencana optimal proses produksi
berjangka pendek (mingguan, harian) di tiap unit produksi dalam rangka pencapaian
rencana produksi keseluruhan. Data yang terlibat adalah data lokal,jika diperlukan
bersifat real-time.
SIMP tidak berperanan langsung pada level advanced control dan regulatory
control.
Persyaratan umum tentang SIMP patut disinggung disini. Pada dasarnya
keandalan adalah syarat kunci bagi SIMP. Secara umum, faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keandalan SIMP dapat diuraikan sebagai berikut:
3.1 Kemampuan dalam Melayani Pemakai
SIMP adalah sebuah sistem besar yang kompleks. Ia mencakup daerah operasi yang
luas, level manajemen yang beragam, data yang besar dan bervariasi, serta kebutuhankebutuhan spesifik yang beraneka ragam.
SIMP harus dapat melayani semua pemakai dengan segala kekhasannya. Sesuai
dengan asas sistem informasi berbasis komputer, SIMP diharapkan dapat memberi
bantuan kepada pemakainya dengan cepat dan relevan. Cepat, berarti dapat
menyediakan informasi yang diperlukan dalam waktu yang jauh lebih singkat daripada
jika proses dilakukan secara manual. Relevan, berarti informasi diberikan kepada yang
memerlukan dan dijamin kebenarannya. Faktor correctness dan representativeness
menjadi sangat krusial terutama pada level plant-wide, karena menyangkut pengambilan
keputusan strategis yang menyangkut seluruh pabrik.
3.2 Kemudahan dalam Pemakaian
SIMP harus mudah digunakan oleh pemakainya. Faktor ini menjadi penting
khususnya bagi para pemakai yang tidak punya banyak waktu untuk mempelajari
penggunaan komputer (misalnya pada top-level managers).
3.3 Integritas
Dalam kerjanya, SIMP harus dapat menjaga integritas sistem yang di-jalankannya.
Integritas yang tinggi akan menjamin kemudahan untuk saling bekerja sama antar
pemakai. Ketahanan sistem terhadap kegagalan (fault-tolerance) juga akan meningkat.
Integritas diwujudkan baik dalam aspek fisik maupun aspek data/informasi. Pada aspek
fisik, jaringan komputer yang menjalankan SIMP harus tersambung dan bekerja dengan
lancar. Pada aspek data/informasi, basis data dan transaksi-transaksi yang mengubahnya
harus didefinisikan dengan baik agar tidak menyimpang dari prinsip-prinsip integritas
data.
Sistem Informasi Manajemen Produksi untuk Menunjang Automasi Industri
213
3.4 Keterbukaan Arsitektur
Arsitektur SIMP yang terbuka memungkinkan pengembangan (ekspansi) sistem
pada masa yang akan datang. Scaling-up semacam ini merupakan hal yang biasa
ditemukan (dan harus dilakukan) pada sistem-sistem besar yang masih 'tumbuh'.
Keterbukaan SIMP dapat dicapai dengan membangun sebuah kerangka sistem yang
menjadi nukleus bagi SIMP. Kerangka ini bersifat sangat umum tetapi fleksibel dan
kokoh. Pengembangan SIMP selanjutnya merupakan penyempurnaan kerangka tersebut,
sehingga akhirnya didapatkan SIMP yang utuh. Tanpa keterbukaan arsitektur,
pengembangan dan modifikasi hanya dapat dilakukan secara ad-hoc, dan dalam hal ini
akan berpengaruh pada integritas sistem baru yang dihasilkan.
4. DESKRIPSI SISTEM
4.1. Komponen Penyusun SIMP
SIMP terdiri dari beberapa unsur, yaitu:
 Jaringan komputer yang terdiri dari komputer server dan terminal.
 Sistem operasi dan perangkat lunak pendukung intranet .
Meminjam terminologi internet yang merupakan jaringan global yang berisi segala
macam informasi untuk berbagai macam tujuan, intranet adalah jaringan informasi
yang ditujukan untuk keperluan internal di sebuah organisasi atau perusahaan.
Dengan demikian, sistem operasi dan perangkat lunak pendukung harus dapat
memfasilitasi proses pengolahan data, penyaluran informasi, dan komunikasi antar
pemakai, misalnya melalui Web, e-mail, pesan-pesan on-line, bahkan percakapan
on-line (juga video tele-conferencing pada masa yang akan datang).
 Program-program pengolahan data
Program-program inilah yang menjadi inti SIMP. Program-program ini dibuat
untuk menjalankan suatu fungsi pengolahan tertentu, dan ditempatkan pada unitunit fungsional. Lebih lanjut tentang hal ini akan dijelaskan kemudian.
 Prosedur kerja yang mengatur mekanisme operasional SIMP.
4.2 Arsitektur dasar
Arsitektur dasar SIMP ditunjukkan pada gambar 3.
Pada aras fisis adalah sebuah jaringan komputer yang bersifat terbuka dan extensible.
Ini berarti jaringan harus berbasis pada standar-standar de-facto yang dapat menjamin
keterbukaan dan dukungan perangkat lunak yang berjalan di atasnya. Jaringan komputer
ini bisa saja berupa suatu internetwork yang terdiri dari sekumpulan jaringan komputer
yang lebih kecil,baik dari jenis yang sama maupun berbeda. Konsep yang digunakan
sama dengan konsep Internet, hanya lingkupnya bersifat internal.
Perangkat keras yang digunakan tidak terbatas pada suatu
platform tertentu.
Komputer PC berbasis Pentium Pro atau Pentium II dapat dimanfaatkan sebagai server,
tanpa menutup kemungkinan penggunaan workstation Unix. Untuk terminal, dapat
digunakan komputer 32-bit, misalnya dari kelas PC 486.
Di atas aras jaringan terdapat aras sistem operasi yang mengatur kerja sistem
komputer. Sistem operasi yang digunakan hendaknya mendukung konsep jaringan
komputer secara alami, baik yang bersifat lokal maaupun global. Selain itu, sistem
komputer harus populer, dalam arti banyak didukung oleh perangkat lunak aplikasi,
khususnya aplikasi bisnis dan administratif. Seperti juga pada jaringan komputer,
berbagai sistem operasi dapat digunakan tanpa harus mengganggu atau tergantung satu
sama lain. Berbagai versi Unix atau MS-Windows NT dapat memenuhi tuntutan ini.
F. Soesianto
214
plant-wide network
gateways
servers
Unix workstations
PC terminals on LANs
Dedicated processes/
computations
Internet
connections
Gambar 3. Arsitektur fisis SIMP
Pada aras paling tinggi adalah program-program aplikasi yang menjadi inti SIMP,
yang berfungsi melakukan aktivitas pengolahan data dan informasi yang berhubungan
dengan produksi. Program-program aplikasi ini ditujukan pada berbagai fungsi
manajemen. Jenis-jenis program, misalnya:
- program-program transaksional
- program simulator dan pemodelan
- decision support system (DSS)
- executive information system (EIS)
Program-program ini terhubung dengan sebuah sistem basis data berskala besar
yang terintegrasi. Sifatnya yang terbuka tidak menyaratkan bentuk yang monolitik dan
homogen. Sebaliknya, basis data terdistribusi menurut pembagian fungsional yang
ditetapkan, dengan bentuk data yag beragam. Sering kali terjadi hubungan pemetaan
antara satu bentuk basis data dengan bentuk basis data yang lain (misalnya: basis data
tekstual deengan basis data grafis). Demikian pula formatnya bisa bermacam-macam
(heterogen).
Secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa program-program SIMP berjalan di
komputer-komputer yang terhubung oleh jaringan komputer dan saling berinteraksi
melalui perangkat-perangkat bantu (tools) sebagai sisi depannya (front-end) yang
berfungsi sebagai interface. Gambar 4 menunjukkan hal ini.
Kelebihan dari arsitektur seperti ini adalah sifatnya yang terbuka, terdistribusi,
transparan, dan kokoh. Jaringan komputer memungkinkan dilakukannya distribusi
program-program SIMP dan basis data pada lokasi-lokasi yang terpisah.
Sistem Informasi Manajemen Produksi untuk Menunjang Automasi Industri
application program
interface
215
database
interface
network
interface
application program
interface
database
Gambar 4. Program-program aplikasi dalam SIMP dan interface-nya
Tiap titik dalam jaringan menjadi satu unit fungsional yang melaksanakan suatu proses
yang terdefinisi dengan jelas. Keuntungan dari arsitektur terdistribusi seperti ini adalah
pemerataan beban komputasi pada jaringan, di samping tingkat modularitas yang tinggi,
yang memudahkan dilakukannya pengorganisasian elemen-elemen sistem.
Digunakannya protokol-protokol standar pada jaringan membuatnya kokoh dan
terbuka. Kokoh, berarti telah diakui oleh dunia industri dan didukung oleh banyak pihak
pembuat perangkat keras maupun perangkat lunak. Terbuka, berarti dapat menjalankan
berbagai macam perangkat lunak dengan berbagai macam platform yang mendukung
dilakukannya pengembangan pada masa mendatang (expandability) tanpa harus
kehilangan kekokohan struktur yang telah terbentuk pada saat sekarang.
Penggunaan berbagai front-end tools sebagai interface antar aplikasi dapat
meningkatkan transparansi program. Pemakai tidak perlu mengetahui detil-detil teknis
tentang program maupun data/informasi yang diaksesnya. Dari sisi pemakai,
kompleksitas sistem dapat direduksi, membuat sistem menjadi lebih user-friendly.
Arsitektur seperti pada gambar 2 dan 3 dapat membangun inter-operabilitas program
dan basis data. Aspek interoperabilitas dapat lebih ditingkatkan, yaitu pada level obyek,
melalui tools yang saat ini telah tersedia, misalnya OLE, CORBA, atau DCE.
Interoperabilitas obyek membuat program-program yang berbeda dapat saling
berinteraksi secaraa langsung melalui obyek-obyek yang dikenalinya.
4.3 Fungsi-fungsi dalam SIMP
Telah disinggung di atas bahwa SIMP diimplementasikan dalam program-program
yang melakukan proses-proses pengolahan informasi yang dilakukan oleh elemenelemen fungsional dari perusahaan. Dengan demikian jenis program-program ini bisa
216
F. Soesianto
sangat beragam. Beberapa contoh fungsi-fungsi yang dapat ditangani oleh programprogram SIMP ini adalah:
 Pengelolaan berbagai macam basis data, misalnya:
- data kepegawaian
- data keuangan
- data peralatan pabrik
- stok barang
- data time-series produksi
- data eksternal (permintaan pasar, fluktuasi harga, dll.)
 Pengelolaan agregat informasi untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan
dan pengembangan produksi, misalnya:
- pemodelan proses produksi
- optimisasi proses produksi
- penjadualan (proses produksi, pembelian material, shipment, dll.)
- peramalan (forecasting)
 Otomasi pekerjaan-pekerjaan klerikal
- pembuatan surat-menyurat
- pengiriman memo dan catatan-catatan lain
- pengiriman undangan rapat/pertemuan
 Komunikasi personal secara on-line, misalnya:
- fasilitas e-mail
- fasilitas talk
- fasilitasvideo teleconferencing (jika teknologinya telah mendukung)
5. METODOLOGI
5.1 Rincian Pekerjaan
Untuk membangun dan mengoperasikan SIMP, rincian pekerjaan yang perlu dilakukan
adalah:
 Pembangunan kerangka dasar (basic framework) bagi SIMP. Tercakup di dalamnya
adalah infrastruktur pengolahan informasi dalam lingkungan pabrik dan model serta
strategi pengembangan SIMP. Pengembangan maupun perluasan SIMP harus
mengikuti kerangka dasar ini. Dengan demikian, kerangka dasar harus bersifat
terbuka, luwes, kokoh, dan mencukupi.
 Pembangunan jaringan komputer SIMP
- Identifikasi karakteristik jaringan komputer yang ada
- Pembentukan jaringan-jaringan baru yang diperlukan
- Penambahan lapisan hubungan terbuka (open connectivity) untuk
mengintegrasikan semua jaringan yang ada, sedapat mungkin dengan
pengorbanan yang minimal.
- Tuning jaringan SIMP yang terbentuk, termasuk koneksi ke internet
- Pembuatan interface untuk menjamin transparansi program-program aplikasi
(misalnya berupa homepage)
 Pembuatan program-program aplikasi dan pendukungnya
- Pembangunan sistem basis data
- Pembangunan program-program transaksional
- Pembuatan program-program DSS dan EIS
- Tuning program-program yang telah ada denngan interface agar dapat diakses
secara transparan
Sistem Informasi Manajemen Produksi untuk Menunjang Automasi Industri
217

Penyiapan SDM untuk mengelola dan mengembangkan SIMP, yang diwujudkan
dalam bentuk pelatihan-pelatihan untuk berbagai level manajemen (operator, staf
teknis, manajer madya, maupun para pengambil keputusan)
- Manajemen jaringan komputer
- Pengembangan DBMS terdistribusi
- Pemrograman komputer berbasis berbagai sistem operasi
- Rekayasa perangkat lunak (software engineering)
5.2 Penahapan Pekerjaan
Mengingat besarnya lingkup pekerjaan yang perlu dilaksanakan, perlu disusun
penahapan pelaksanaannya. Secara garis besar, diusulkan untuk membagi menjadi dua
tahapan besar: penyusunan prototipe dan pembangunan SIMP yang sebenarnya.
Prototipe dibuat dengan tujuan memodelkan SIMP. Sebagai model, prototipe bersifat
kecil tetapi lengkap (representatif). Prototipe harus bersifat mudah untuk dikembangkan
menjadi sistem dengan ukuran dan kompleksitas yang sebenarnya. Untuk itu,
pembuatannya melibatkan beberapa aktivitas sebagai berikut:
 Evaluasi dan analisis sistem yang ada, termasuk mengidentifikasi proses-proses
yang dapat dikomputerkan atau dioptimasikan;
 Penyusunan spesifikasi prototipe dan SIMP yang sebenarnya;
 Pemilihan model dan teknologi bagi elemen-elemen SIMP seperti jaringan
komputer, sistem operasi, bentuk interface, dan metodologi pemrograman yang akan
digunakan;
 Sintesis, yang melibatkan perancangan fungsional elemen-elemen sistem;
 Implementasi dan pengujian prototipe.
Begitu prototipe SIMP selesai dikerjakan dan disepakati, pembangunan SIMP
sebenarnya dapat dilakukan. Dengan prototipe yang baik, seharusnya SIMP tidak sulit
untuk dikembangkan. Aktivitas yang dilakukan dalam pengembangan SIMP pada
intinya adalah menyempurnakan fungsionalitas elemen-elemen prototipe sehingga
sesuai dengan spesifikasi yamg telah ditetapkan sebelumnya.
6. TUJUAN DAN KEUNTUNGAN
Penggunaan SIMP dengan konfigurasi seperti yang telah dijelaskan di atas akan
memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
1. Sesuai dengan sasaran SIMP, maka penggunaan SIMP dapat memberikan dukungan
pengelolaan informasi dalam kaitannya dengan proses automasi industri.
Penggunaan piranti komputer yang diikuti penyusunan prosedur kerja dan segala
kelengkapan yang diperlukan dalam menjalankan SIMP dapat meningkatkan
kecepatan dan ketepatan pengelolaan informasi yang berkaitan dengan produksi,
yang akhirnya bermuara pada peningkatan produktivitas sistem produksi
2. Dengan integrasi semua proses pengelolaan informasi ke dalam SIMP, akan
diperoleh suatu kesamaan pandangan dalam pengelolaan sistem informasi, sesuai
dengaan kerangka dasar SIMP yang telah ditetapkan. Kesamaan pandangan ini
menjadi salah satu modal infrastruktur dalam menjalankan SIMP dan
mengembangkannya pada masa yang akan datang.
7. TOPIK-TOPIK UNTUK DIKAJI LEBIH LANJUT
Pengembangan sistem untuk automasi industri dalam konteks menyeluruh, tidak
hanya pada aspek teknologi informasi saja, merupakan bidang interdisipliner yang
218
F. Soesianto
mengandalkan pendekatan holistik untuk menanganinya. Beberapa topik yang patut
dicermati lebih lanjut adalah sebagai berikut:
7.1 Integrasi Sistem Elektronis
Pada dasarnya riset ini berusaha mengembangkan perangkat keras dan perangkat
lunak untuk process monitoring and control dengan memanfaatkan konsep clientserver dan teknologi berbasis obyek. Beberapa sasaran dalam bidang ini antara lain:
- Usaha pendistribusian control logic dalam jaringan kabel serat optik
- Pengembangan software sensors untuk melengkapi pengukuran laboratorium serta
alat-alat analisis lainnya, untuk mengukur besaran-besaran yang tidak dapat diukur
secara langsung (memanfaatkan fuzzy logic atau expert system)
- Pengembangan PLC dengan keandalan tinggi untuk aplikasi safety, yaitu PLC
dengan rancangan elektronis yang memiliki arsitektur khusus: built-in diagnostic
software, failure detection, dan pre-engineered redundancy.
7.2 Perangkat Lunak Optimisasi dan Kendali
Kekhasan yang dihadapi adalah problem yang berskala besar serta adanya unsur
hirarkis. Jenis-jenis perangkat lunak yang perlu dikembangkan antara lain adalah model
pemrograman linear dan non-linear, model untuk pemecahan persamaan non-linear
simultan, serta untuk penjadwalan dan assignment. Termasuk dalam kelompok ini
adalah pengembangan komponen-komponen untuk melakukan analisis sensitivitas
untuk melihat pilihan-pilihan keputusan dalam situasi pasar yang bervariasi.
7.3 Flowsheet : Operasi dan Pemodelan Plant System
Pengembangan flowsheet pabrik bermuara pada pengembangan simulator untuk
operasi on-line dan steady-state, untuk kepentingan perancangan baru dan perencanaan
operasi. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan perangkat lunak untuk
rekonsiliasi data, simulasi dinamis atas mekanisme interaksi antara proses dan kendali
dalam situasi abnormal, dan evaluasi statistis atas proses untuk tujuan peringatan dini
bagi para operator.
7.4 Plant-wideInformation System
Pada dasarnya diperlukan kerangka kerja yang memungkinkan pihak manajemen
untuk melakukan aktivitas-aktivitas manajemen dalam merencanakan produksi dalam
lingkup seluruh pabrik. Intinya adalah program-program MIS, DSS, dan EIS yang
didukung oleh program-program transaksional yang melibatkan basis data berskala
besar, heterogen, terdistribusi, dan terbuka.
8. PENUTUP
Naskah ini telah berusaha membuat suatu kajian atas automasi industri dari sisi
yang lebih bertumpu pada informatika dan elektronika. Dengan cara itu telah
dikembangkan suatu kerangka untuk mengembangkan sebuah sistem informasi
managemen produksi yang sangat penting dalam memasuki pasar globalisasi. Beberapa
topik strategis untuk dikaji lebih lanjut juga diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Edwards, L.A., dan Kipper, J.P. (1994), Computerization: problem and solutions,
Hydrocarbon Processing, Juni 1994, h. 57-65.
Groover, M.P. (1987), Automation, Production Systems, and Computer Integrated
Manufacturing, Prentice-Hall of India, New Dehli.
Download