“Kegiatan Pembayaran Gaya Baru dalam Dunia Fintech”

advertisement
“Kegiatan Pembayaran Gaya Baru dalam Dunia Fintech”
oleh Edy SP
Anggota Asosiasi FinTech Indonesia
dan CEO PT. Espay Debit Indonesia Koe (uNIK.id) dan
CEO of PT. Pembayaran Lintas Usaha Sukses (espay.id)
Layanan solusi transaksi pembelian/pembayaran yang dikelola oleh perusahaan pembayaran
berbasis teknologi (payment gateway), menjadi salah satu jenis bisnis fintech yang berkembang pesat
dan menjadi primadona saat ini. Di Indonesia sendiri, dari sekitar 120 perusahaan fintech yang
terindikasi, perusahaan pembayaran mendominasi industri yaitu sebesar 44%.
Internet Payment Gateway
Layanan fintech yang berfokus pada kegiatan pembayaran disebut Internet Payment Gateway (IPG).
Kegiatan IPG sendiri dapat digolongkan berdasarkan 3 kategori; berdasarkan arus uang (dari
rekening pembeli langsung ke rekening penjual atau disimpan sementara di rekening penampungan
IPG agregator); berdasarkan sumber dana (hard cash, credit card, debit card, uang elektronik,
rekening tabungan personal, rekening tabungan perusahaan, rekening pinjaman mikro dan rekening
pinjaman komersial); berdasarkan channel pembayaran (via agen seperti melalui sistem point-ofsales atau melalui sistem saluran perangkat genggam, dan tanpa melalui agen).
Melalui sejumlah pendekatan di atas, Perusahaan fintech dalam kategori payment gateway berupaya
membangun solusi pembayaran terintegrasi (melayani transaksi jual-beli, pembayaran tagihan
dan distribusi dana), melalui berbagai delivery channels (EDC, online/web, perangkat genggam)
dan memfasilitasi transaksi lintas bank / multi-merchants.
Layanan tersebut diterjemahkan ke dalam berbagai produk dan program transaksi yang menarik
minat dan menjamin kepraktisan konsumen seperti gift card, benefit card, prepaid card, loyalty
programs, member cards, coupon dan voucher. Di sektor layanan publik, fintech memfasilitasi
pemrosesan pembayaran oleh institusi keuangan (pengiriman uang), pembayaran tagihan (listrik,
telpon, PDAM, PBB, asuransi, BPJS), pendistribusian dana (pensiun, bantuan operasional sekolah,
bantuan siswa miskin), serta pembayaran-pembayaran mikro lainnya.
Manfaat Pembayaran Berbasis Teknologi
Fintech IPG membantu membuka opsi pembayaran lebih banyak; memungkinkan proses check-out
konsumen yang lebih cepat; meningkatkan berbagai kesempatan promosi dan program loyalitas
pelanggan dengan lebih luas; menjadikan pelaporan rekonsiliasi secara otomatis, real time dan lebih
akurat; validasi dapat dilakukan secara online; memperkecil resiko penipuan; membuat seluruh
manajemen pembayaran lebih efektif dan efisien, menggabungkan jaringan distribusi barang dan
jasa dengan beberapa bank rekanan sekaligus, menyediakan satu koneksi untuk mempercepat time
to market; dimana hal-hal tersebut secara umum meningkatkan kinerja bisnis dengan lebih baik.
Hal tersebut memberi kepastian keamanan dan kepraktisan bagi konsumen, mendatangkan manfaat
bisnis yang begitu besar bagi merchants ritel tersebut, memungkinkan target penerima manfaat yang
Disiapkan oleh
lebih pasti, menurunkan risiko kebocoran dana / korupsi, menekan kemungkinan penipuan dan
masih banyak lagi.
Potensi Pertumbuhan Perusahaan Pembayaran
Potensi pertumbuhan perusahaan pembayaran diprediksi masih sangat besar, seiring dengan
berkembangnya 2,6 juta peritel grosir dan terus bertumbuhnya peritel modern di Indonesia dan
sejalan dengan jumlah transaksi pembayaran online yang ditargetkan oleh Bank Indonesia (BI)
menembus US$130 miliar pada tahun 2020 mendatang, atau tumbuh 778,4% dari tahun 2016
sebesar US$14,8 miliar.
Potensi besar juga tampak dari potret perkembangan digital Indonesia yang saat ini terdiri dari 255,5
juta penduduk, dimana terdapat 72,7 juta pengguna aktif internet, 74 juta pengguna sosial media
aktif dan terdapat 308,2 juta mobile connection, serta 64 juta pengguna aktif sosial media di
handphone.
Kesadaran Para Pelaku Keuangan
Pemerintah perlu membantu mengatur kegiatan fintech IPG antara lain dengan menyempurnakan
kebijakan terkait keamanan data; penggunaan tanda tangan elektronik dan validasinya; penggunaan
scan sidik jari / biometric dan validasinya, serta tentunya tentang elektronifikasi pembayaran itu
sendiri. Pemerintah juga diharapkan dapat menggugah bank-bank kecil untuk membuka akses epayment agar mereka fintech-ready dan mulai beralih dari transaksi manual.
Edukasi secara intensif kepada publik pun sangat dibutuhkan, bahwa solusi yang ditawarkan melalui
pendekatan ini bukan dimaksudkan untuk menggantikan transaksi uang secara fisik, namun
‘memindahkan’ transaksi tunai secara elektronik untuk menciptakan efisiensi, dengan keamanan
dan kehandalan yang terjamin.
Sebaliknya, edukasi kepada sesama pelaku keuangan juga masih dibutuhkan, untuk menegaskan
bahwa perusahaan-perusahaan payment gateway tidak menggantikan fungsi dan peran bank,
melainkan menjadi pendukung/pelengkap serta perpanjangan tangan bagi berbagai jenis transaksi,
untuk menjangkau lebih banyak orang di penjuru nusantara.
Disiapkan oleh
Disiapkan oleh
Download