Nama : Fatkhur Abdul Haris NIM : 071911133037 Fintech sebagai Implementasi Literasi Digital Era Society 5.0 Era society 5.0 adalah suatu konsep dimana teknologi menjadi bagian dari kehidupan masyarakat namun tetap berpusat pada manusianya. Society 5.0 pertama kali digagas oleh Jepang sebagi solusi dari penyempurnaan industri 4.0. apabila di era 4.0 teknologi begitu dominan sehingga berpotensi menggantikan peran manusia di dalamnya, maka di industri 5.0 ini manusia menjadi pusat di tengah kemajuan teknologi yang nantinya akan memudahkan kehidupan manusia sehingga manusia dapat menjalani kehidupannya secara lebih berarti. Dengan maksud tersebut, industri 5.0 nantinya akan diwujudkan melalui penggunaan kecerdasan buatan, big data, dan menghubungkannya dengan masyarakat sehingga dapat menyentuh setiap bidang kehidupan dengan internet (Internet of Thing) termasuk dibidang teknologi. dengan teknologi semuanya dapat dilakukan lebih efektif dan efisien karena memanfaatkan penggunaan informasi yang signifikan melalui mesin yang mudah dikendalikan. Salah satu nilai dari konsep industri 5.0 yaitu memanusiakan manusia menggunakan teknologi, maka perlu adanya kemampuan untuk mengoperasionalkan setiap teknologi yang diciptakan sehingga penggunaannya sesuai pada tujuan. Kemampuan tersebut merupakan hardskill yang perlu dipelajari masyarakat dimana skil tersebut berupa pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, serta jaringan internet untuk mengakses atau menyebar informasi yang dibutuhkan sehingga memudahkan kehidupan, atau yang biasa disebut literasi digital. Menurut Paul Gilster (1997), literasi digital merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer. Dalam implementasinya, literasi digital dapat menyentuh setiap aspek kehidupan tak terkecuali pada teknologi dibidang keuangan. maka, diciptakanlah sebuah teknologi keuangan atau dapat disebut Fintech (Financial Technology). Financial Tecnhology atau dapat disebut fintech memiliki berbagai definisi, seperti menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan), fintech adalah sebuah inovasi pada industri keuangan yang memanfaatkan teknologi. adapun menurut BI (Bank Indonesia), fintech adalah penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk, layananan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa fintech adalah inovasi penggunaan teknologi di bidang keuangan yang menghasilkan produk atau layanan untuk masyarakat sehingga memudahkan sistem pembayaran menjadi lebih efisien. Menurut BI, fintech dikategorikan menjadi 4 jenis, yaitu payment, settlement, dan clearing; crowdfunding dan P2P; market aggregator; risk and investment manajemen. Payment, Settlement, dan Clearing merupakan fintech berbentuk pembayaran menggunakan uang elektronik, dompet digital dimana masyarakat menyimpan uang secara virtual, dan payment gateway yaitu penghubung antara dompet digital masyarakat dengan channel pembayaran e commerce. Adapun crowdfunding merupakan fintech untuk menggalang dana untuk donasi kegiatan sosial atau masyarakat dengan tujuan sosial seperti masyarakat yang terkena dampak bencana alam. Sedangkan, peer to peer lending merupakan layanan bagi para pelaku UMKM untuk dapat meminjam dana untuk modalnya walaupun tidak memiliki rekening bank. Market agregator. Fintech market aggregator bekerja dengan cara menghimpun berbagai informasi mengenai layanan-layanan keuangan sehingga hasilnya dapat dibandingkan satu sama lain dengan tujuan menemukan referensi yang sesuai dengan pengguna. Risk and investment management. Fintech jenis ini fungsinya untuk membantu pengguna dalam mengelola potensi resiko dalam melakukan investasi keuangan secara digital sehingga dapat meminimalisir kerugian serta permasalahan lainnya yang mungkin dihadapi oleh para pengguna. Fintech merupakan sebuah bentuk inovasi yang sangat bermanfaat dimana masyarakat dapat bertransaksi lebih mudah dan cepat menggunakan fintech. Di Indonesia sendiri, fintech cukup dikenal oleh warganet dan memiliki pengguna aktif khususnya saat warganet melakukan transaksi belanja online di E-commerce. Selain itu, fintech juga dimanfaatkan sebagai dompet digital dimana masyarakat menyimpan uang mereka secara virtual yang dapat terhubung langsung dengan rekening bank milik mereka, bahkan dompet digital tersebut diakses melalui aplikasi terkait di ponsel mereka sehingga mereka dapat dengan mudah mengendalikan transaksi tanpa harus melalui bank. Melihat peran besar teknologi dalam kehidupan manusia sekaligus menjadikan teknologi sebagai bagian dari kehidupan manusia, maka diperlukan langkah memajukan literasi digital dalam masyarakat. Di tengah transisi dari industri 4.0 menuju 5.0, implementasi literasi digital dapat berupa inovasi berbagai teknologi seperti teknologi pada bidang keuangan yang akan sangat berdampak pada kehidupan manusia. Kemudahan-kemudahan dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan seperti transaksi, penyimpanan, pengumpulan dana, investasi, dan manajemen keuangan didapat dari pengalih fungsian tugas-tugas tersebut yang semula dari manusia oleh teknologi dan menjadikan prosesnya menjadi lebih tersistematis. Dampaknya dengan kehadiran fintech dapat lebih memanusiakan manusia karena tugas-tugas yang berat diganti perannya dengan teknologi. Referensi Bambang Supriyatno, 2020. Kehadiran Fintech Berikan Dampak positif Bagi Milenial, Finansial Bisnis, dilihat 29 Maret 2021 <https://finansial.bisnis.com/read/20201219/563/1333255/kehadiran-fintechberikan-dampak-positif-bagi-milenial> Jaringan Prima, 2018. Mengenal Fintech (Financial Technology), dilihat 29 Maret 2021 <https://www.jaringanprima.co.id/id/mengenal-fintech-financial- technology> Septiany Amanda, 2018. Apa itu Literasi Digital, Prinsip Dasar, Manfaat, dan Contohnya, Tirto.Id, dilihat 29 Maret 2021 <https://tirto.id/apa-itu-literasi-digitalprinsip-dasar-manfaat-dan-contohnya-gbhL> Sufri Yuliardi, 2020. Era Society 5.0, Apa Bedanya dengan Industry 4.0?, Warta Economy [Online], dilihat 29 Maret 2021 <https://www.wartaekonomi.co.id/read313729/era-society-50-apa-bedanyadengan-industry-40> Super Administrator, 2019. Mengenal Society 5.0 Masyarakat 5.0, Dinas Perindustrian Kota Semarang, dilihat 29 Maret <disperin.semarangkota.go.id/news/mengenal-society-5-0-masyarakat-5-0> 2021