7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Berdasarkan judul penelitian ini, Motivasi Individu Bergabung dalam
Komunitas Penggemar Tim Sepakbola (studi kasus: Lima Anggota Fansclub
United Indonesia chapter Bali), teramat penting untuk mempelajari kajian dari
beberapa sumber yang dirasa memiliki keterkaitan dengan judul penelitian tersebut,
karena hal ini berguna untuk memberi tambahan informasi dan sumber yang jelas
bagi si peneliti. Adapun penelitian sebelumnya yang memiliki keterkaitan adalah
sebagai berikut:
Tesis Paundra Jhalugilang (2012) yang berjudul Makna Identitas Fans Tim
Sepakbola (Studi Kasus: Juventus Club Indonesia), membahas bagaimana proses
seseorang penggemar tim sepakbola Juventus di Indonesia membentuk identitas
yang kemudian mendapat peneguhan lewat identitas sosial di komunitas JCI.
Penelitian ini melihat bagaimana identitas yang terbentuk melalui proses eksplorasi
keluarga, teman dan media massa. Serta level komitmen dengan memiliki atribut,
setia mendukung Juventus meski dalam keadaan terpuruk, hingga mensejajarkan
tim Juventus dengan pasangan bahkan keluarga penggemar yang bersangkutan.
Penelitian Bayu Wicaksono (2007) yang berjudul Kohesivitas Supporter Tim
Sepakbola Persija Jakarta (The Jak), membahas bagaimana kohesivitas (tingkat
kekompakan atau keeratan) individu dalam kelompok kecil The Jakmania yang
dapat dilihat dari: pertama, aktivitas kelompok dalam komunitas (bermain bola
7
8
bersama, berkumpul setiap hari, bakti sosial dan nonton bola bareng). Kedua,
aktivitas kelompok kecil (pulang pergi bersama setelah menonton pertandingan).
Ketiga, proses pengambilan keputusan (berdiskusi, solusi, pengambilan
keputusan). Keempat, identitas kelompok (warna, tulisan, logo-logo, atribut
Persija). Kelima, melalui kohesivitas kelompok di luar dan di dalam lapangan
(proses menumbuhkan keterikatan, aktivitas sebelum atau sesudah pertandingan,
bentuk dukungan, aktivitas ketika pertandingan, mencari Jak lain, dll).
Skripsi Muhammad Iqbal Maulidia (2013) yang berjududul Makna Loyalitas
Anggota Viking Persib Fansclub Basis Bandung, membahas mengenai makna
loyalitas anggota Viking Persib Fansclub basis Bandung terutama motif, kesadaran,
dan makna loyalitas. Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana konstruksi makna
loyalitas anggota Viking Persib Fansclub basis Bandung pada tim Persib. Metode
yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif fengan menggunakan pendekatan
fenomenologis, sedangan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi
partisipan dan wawancara mendalam bersama tujuh informan yang merupakan
anggota Viking Persib Fansclub basis Bandung. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa motif anggota Viking Persib Fansclub basis Bandung terdiri dari motif masa
lalu dan masa depan. Sementara kesadaran anggota mereka terdiri dari pengalaman,
perasaan dan sumber informasi. Kesimpulan penelitian ini adalah pemaknaan
loyalitas terbentuk dari motif kesadaran dan pandangan loyalitas dari para
anggotanya.
Penelitian Makna Identitas Fans Tim Sepakbola (Studi Kasus: Juventus Club
Indonesia) oleh Paundra Jhalugilang (2012) dan Kohesivitas Supporter Tim
9
Sepakbola Persija Jakarta (The Jak) oleh Bayu Wicaksono (2007) memiliki
keterkaitan dengan penelitian yang akan digali dalam penelitian ini, yaitu dalam hal
hubungan antara penggemar (fan) dengan komunitas penggemar sepakbola
(fansclub). Penelitian Makna Loyalitas Anggota Viking Persib Fansclub Basis
Bandung oleh Muhammad Iqbal Maulidia (2013) memiliki keterkaitan dengan
penelitian yang akan digali dalam penelitian ini, yaitu dalam hal pemahaman motif
dari tindakan dan ikatan batin antara penggemar sebuah tim sepakbola dengan
komunitas dan tim idolanya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas adalah penelitian
ini akan lebih mengeksplorasi tentang motivasi atau motif dari tindakan sosial
(social action) penggemar tim sepakbola Manchester United tanah air dalam
komunitas UI Bali menggunakan Social Action Theory dari Max Weber.
2.2 Kerangka Konseptual
2.2.1 Motivasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 486) kata motivasi merupakan
dorongan (dengan sokongan moril) dan dapat juga didefinisikan sebagai alasan atau
tujuan tindakan. Sedangkan menurut Oxford Dictionary of British and World
English, motivasi (motivation) adalah “a reason or reasons for acting or behaving
in a particular way”. Dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan alasan untuk
melakukan tindakan tertentu.
Max Weber dengan inti tesisnya yaitu “tindakan yang penuh arti” dari individu
juga membahas tentang konsep motivasi, dimana Weber menggunakan
kata
rasionalitas sebagai pengganti kata motivasi. Konsep rasionalitas ini digunakan
10
Weber untuk mengklasifikasikan bentuk-bentuk dari tindakan sosial individu.
Tindakan sosial yang dimaksudkan Weber bukan hanya berupa tindakan yang
secara nyata ditujukan kepada orang lain tapi juga dapat berupa tindakan yang
bersifat “membatin” atau bersifat subyektif yang bisa terjadi karena pengaruf positif
dari situasi tertentu. Atau merupakan tindakan perulangan dengan sengaja sebagai
akibat dari pengaruh situasi serupa, bahkan bisa jadi berupa persetujuan secara pasif
dalam situasi tertentu (Ritzer, 2011: 39).
2.2.2 Komunitas
Menurut Koentjaraningrat (Jhalugilang, 2012: 31), komunitas adalah suatu
kesatuan hidup manusia dalam suatu wilayah yang nyata dan berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat, serta terikat oleh suatu rasa identitas komunitas. Jadi
dengan kata lain, dapat didefinisikan bahwa komunitas adalah suatu kumpulan
individu yang saling berinteraksi satu sama lain yang disatukan karena adanya suatu
ketertarikan dan kesamaan nilai-nilai dari hal tertentu.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa olahraga sepakbola saat ini
menjadi olahraga yang sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia, sehingga
tidak heran apabila komunitas penggemar tim-tim sepakbola juga “menjamur”
mengikuti perkembangan olahraga ini. Tidak hanya menjadi penggemar tim
sepakbola dalam negeri, banyak dari masyarakat Indonesia yang juga mencintai
tim-tim luar negeri khususnya tim sepakbola Eropa. Fenomena ini dikarenakan
banyak dari stasiun televisi indonesia yang turut serta dalam menyiarkan beberapa
pertandingan liga-liga eropa. Terdapat tiga basis komunitas penggemar Manchester
United di Bali yaitu, United Indonesia (UI) Bali, Indomanutd Bali dan United Army
11
Bali. Sebagai sebuah komunitas, UI Bali tentu tidak akan berjalan tanpa adanya
para anggota (members) dan sudah menjadi kewajiban untuk sebuah komunitas
untuk menjaring anggota sebanyak-banyaknya.
2.2.3 Penggemar Sepakbola
Menurut Anderson kata penggemar (fan) berasal dari kata “fanatic” sehingga
dapat didefinisikan sebagai penggemar fanatik olahraga atau sebagai individu yang
memiliki rasa antusiasme berlebihan pada olahraga, sedangkan menurut Gibbons
penggemar sepakbola adalah seseorang yang tertarik pada sepakbola dimana
seseorang tersebut terdorong untuk memilih berinteraksi dengan orang lain untuk
membahas mengenai isu-isu yang berhubungan dengan sepakbola. Kemudian
menurut Jones, ada dua tipe penonton dalam olahraga sepakbola, pertama yaitu
spectators yang berarti tipe penonton yang hanya menonton dan mengamati
sepakbola kemudian setelah itu melupakannya. Kedua, yaitu fans atau penggemar
yang berarti penonton sepakbola yang memiliki intensitas yang lebih tinggi dan
mencurahkan sebagian waktu yang dimilikinya untuk tim sepakbola yang
digemarinya (dalam Jhalugilang, 2012: 28).
2.3 Teori Tindakan Sosial
Dalam bukunya Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (2011: 39),
George Ritzer menyebutkan bahwa Weber sebagai penggagas teori tindakan sosial
mengklasifikasikan sebanyak lima ciri pokok tindakan sosial antar hubungan sosial
yang menjadi sasaran penelitian sosiologi yaitu:
12
A. Tindakan Manusia yang menurut si aktor mengandung makna yang subyektif.
Contohnya, seorang penggemar Manchester United bergabung dalam
komunitas penggemar Manchester United.
B. Tindakan nyata dan yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.
Contohnya, seorang penggemar Manchester United memiliki perasaan tidak
suka atau benci kepada penggemar klub selain Manchester United tetapi
perasaan benci tersebut tidak diungkapkan secara tindakan nyata atau hanya
membatin atau secara emosional saja.
C. Tindakan yang meliputi pengaruh positif dari suatu situasi, tindakan yang
sengaja diulang serta tindakan dalam bentuk persetujuan secara diam-diam.
Contohnya, seorang anak dari sebuah keluarga yang menjadi penggemar
Manchester United secara turun temurun atau karena pengaruh dari beberapa
generasi keluarga sebelumnya.
D. Tindakan itu diarahkan kepada seseorang atau kepada beberapa individu.
Contohnya, seorang penggemar Manchester United bergabung dalam
komunitas penggemar untuk dapat menarik perhatian penggemar lainnya.
E. Tindakan itu memperhatikan tindakan orang lain dan terarah pada orang lain
itu. Contohnya, seorang penggemar Manchester United yang bergabung dalam
komunitas penggemar karena tertarik melihat teman sepermainannya
bergabung dalam komunitas penggemar tersebut.
Selain kelima ciri-ciri di atas, tindakan sosial yang menjadi sasaran penelitian
sosiologi juga masih memiliki ciri-ciri lain. Tindakan sosial menurut Weber juga
dapat dibedakan menggunakan sudut waktu, yaitu tindakan yang diarahkan pada
13
waktu sekarang, waktu lalu atau waktu yang akan datang yaitu pelaku melakukan
tindakan dan ditujukan pada orang lain secara langsung pada saat yang sama atau
juga melakukan tindakan yang direncanakan untuk orang lain pada waktu yang
akan datang. Dilihat dari segi sasarannya, maka si target yang menjadi sasaran
tindakan sosial si aktor dapat berupa individu ataupun sekumpulan orang. Dengan
membatasi suatu perbuatan sebagai suatu tindakan sosial, maka perbuatan lainnya
tidak termasuk ke dalam objek penelitian sosiologi. Contohnya, dua pengendara
sepeda motor yang bertabrakan karena tidak hati-hati bukan merupakan tindakan
sosial, atau orang yang pada saat yang bersamaan membuka payung ketika hujan
juga bukan merupakan tindakan sosial karena tindakannya diarahkan kepada hujan
bukan orang lain, serta massa atau kerumunan yang histeris juga dikeluaran dari
obyek kajian sosiologi karena reaksi yang timbul itu tanpa sesuatu arti yang
diarahkan kepada orang lain (George Ritzer, 2011: 39).
Rasionalisasi atau rasionalitas Weber dalam Wrong (2003: 39) adalah sebuah
proses yang melaluinya aturan-aturan dan prosedur yang eksplisit, abstrak, dan bisa
dikalkulasi secara intelek makin menggantikan sentimen, tradisi, dan petunjuk
praktis dalam semua bidang aktivitas. Di samping pengkajian Weber atas
rasionalitas dan hubungannya dengan tindakan sosial lebih jauh ia menspesifikkan
beragam bentuk dari rasionalitas lainnya. Menurutnya terdapat empat bentuk
rasionalitas (Wirawan, 2013: 101) yang antara lain:
14
A. Rasionalitas Nilai (Zwerkrationalitat )
Tindakan sosial murni yang melihat alat-alat hanya sekedar sebagai
pertimbangan dan perhitungan yang sadar, karena tujuan yang terkait dengan nilainilai telah ditentukan.
B. Rasionalitas Instrumental (Wetrationalitat)
Tindakan rasional yang didasarkan pada pertimbangan tujuan dan alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Sebuah tindakan yang mencerminkan efektivitas
dan efisiensi.
C. Rasionalitas Afektif (Affectual Action)
Tindakan rasional yang didasarkan pada aspek emosi yang dimiliki oleh aktor
yang bersangkutan. Tindakan dilakukan tanpa refleksi intelektual atau perencanaan
yang sadar.
D. Rasionalitas Tradisional (Traditional Action)
Tindakan rasional berdasarkan pada petunjuk dan kebiasaan masa lalu yang
diberikan oleh nenek moyang secara turun temurun. Tindakan tradisional dilakukan
berdasarkan kebiasaan tanpa adanya perencanaan atau refleksi yang sadar.
Berbicara mengenai empat tindakan rasional yang disebutkan di atas, terkait
dengan pemahaman “nominalisme” dari Weber, nominalisme adalah pemahaman
yang menempatkan individu sebagai hal yang konkret yang juga sekaligus menjadi
objek kajian sosiologi dari Weber. Keyakinan kuat ini yang kemudian
menyebabkan Weber tidak mengakui keberadaan masyarakat. Bagi Weber,
motivasi individu adalah yang utama dan menegaskan bahwa masyarakat terbentuk
melalui kumpulan individu dengan kepentingannya masing-masing. Dengan
15
demikian dapat dipahami bahwa empat model rasionalitas merupakan titik tolak
pemahaman Weber atas tindakan sosial dan dimaksudkan dalam ranah individu,
bukan masyarakat. Kedua poin di atas mengisyaratkan premis bahwa segala
tindakan individu adalah rasional (Surya, 2011: 12).
Dalam Ritzer (2011: 41), kedua tipe tindakan yang terakhir (tindakan tradisional
dan afektif) sering hanya merupakan tanggapan otomatis terhadap rangsangan yang
datang dari luar. Oleh karena itu kedua jenis tindakan yang terakhir tidak termasuk
ke dalam jenis tindakan penuh arti yang menjadi sasaran penelitian sosiologi.
Namun pada waktu tertentu kedua tipe tindakan terakhir tersebut dapat berubah
menjadi tindakan yang penuh arti sehingga dapat dipertanggungjawabkan untuk
selanjutnya dipahami. Jadi dapat disimpulkan bahwa tindakan rasionalitas
instrumental dan tujuan merupakan tindakan yang menjadi tipe ideal dari tindakan
individu menurut Max Weber.
Untuk memahami motivasi bergabungnya penggemar tim Manchester United
tanah air dalam komunitas UI Bali ini, maka yang harus dilakukan adalah
memetakan motivasi penggemar ke dalam empat model rasionalitas Weber.
Pertama, peneliti beranggapan bahwa motivasi bergabungnya para penggemar tim
Manchester United tanah air ini dilatarbelakangi oleh rasionalitas instrumental yaitu
untuk mencapai tujuan seperti mendapatkan teman atau bahkan untuk mendapatkan
pasangan. Kedua, bisa saja termasuk rasionalitas tujuan yang berarti motif si aktor
bergabung hanya untuk pertimbangan atau optional tanpa terlalu mempengaruhi
tujuan awal. Ketiga, rasionalitas afektif menjadi pendorong karena dipengaruhi
aspek emosional dan psikologis dimana muncul kekhawatiran dalam diri bahwa
16
merasa kurang up to date jika tidak bergabung karena teman-teman lain yang telah
lebih dulu bergabung ke dalam sebuah komunitas penggemar atau fansclub dalam
hal ini UI Bali. Di sisi lain, kiranya sulit untuk menemukan aspek tindakan rasional
tradisional yang terlibat dalam motivasi bergabungnya para penggemar tim
Manchester United tanah air dalam UI Bali ini karena terkait dengan substansi
rasionalitas tradisional yang merupakan tindakan rasional yang dilakukan secara
turun temurun.
2.4 Kerangka Pemikiran
Adapun peta kerangka pemikiran dalam penelitian ini dan penjelasan lebih
lanjut mengenai teori Tindakan Sosial (social action theory) terkait dengan
penelitian akan dibahas secara lebih rinci dalam bagan dibawah ini:
Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran
Tindakan
Rasionalitas
Instrumental
Teori Tindakan
Sosial
Motivasi Tindakan
2
1
(Social Action
Theory)
Tindakan
Rasionalitas
Tujuan
Tindakan
Rasionalitas
Afektif
Individu
Penggemar
sepakbola
3
Tindakan
Rasionalitas
Tradisional
Komunitas
Fansclub
Pada penelitian ini motivasi tindakan dari para anggota akan dikaji peneliti
dengan menggunakan teori tindakan sosial (social action theory) dari Max Weber.
17
Selanjutnya, motivasi tindakan dari para anggota tadi diklasifikasikan ke dalam
beberapa kriteria menurut Weber, kriteria tersebut antara lain: tindakan rasionalitas
instrumental, rasionalitas tujuan, rasionalitas afektif, dan rasionalitas tradisional.
Sehingga peneliti akan mengetahui motivasi tindakan individu para anggota
bergabung ke dalam sebuah komunitas fansclub sesuai dengan Teori Tindakan
Sosial (social action theory) Max Weber.
Download