ISSN : 2085 – 0328 PERSPEKTIF PERAN PROTOKOLER DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN KINERJA KEPALA BAGIAN UMUM PEMERINTAHAN KABUPATEN DELI SERDANG Endang Lubis Email : [email protected] Jl. Kolam No 1 Medan Estate Kampus FISIPOL Program Studi Kepemerintahan Universitas Medan Area Diterima 6 Juni 2014/ Disetujui 20 Juni 2014 Abstract In improving performance in each unit of the bureaucracy, local governments require various approaches to boost the performance of the organizational unit to another organizational unit. This study aims to look at how the protocol role in the success of the performance of the head of the public administration Deli Serdang. The method used manifold qualitative study with a descriptive approach, the source of the data in this study derived from the literature and in-depth interviews. Research results generally indicate a role in supporting the protocol has a maximum performance of the head of the public administration Deli Serdang. Keywords: Role, Protocol, Performance, Head of General Abstrak Dalam meningkatkan kinerja di setiap unit pada birokrasi, pemerintahan daerah memerlukan berbagai pendekatan untuk dapat memacu kinerja unit organisasi satu dengan unit organisasi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimanakah peran protokoler dalam menunjang keberhasilan kinerja kepala bagian umum pemerintahan Kabupaten Deli Serdang. Metode penelitian yang digunakan berjenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, sumber data dalam penelitian ini bersumber dari studi pustaka dan wawancara mendalam. Hasil penelitian secara umum menunjukan peran protokoler telah maksimal dalam menunjang kinerja kepala bagian umum pemerintahan Kabupaten Deli Serdang. Kata kunci : Peran, Protokoler, Kinerja, Kepala Bagian Umum. PENDAHULUAN Good Governance sebagai suatu konsep tata kelola pemerintahan yang baik lahir ketika demokrasi menjadi konsep yang diterima dan di adopsi di Indonesia setidaknya pascareformasi terjadi di tahun 1998. Laju pengaruh demokrasi beserta prinsip-prinsip umum yang terdapat di dalam demokrasi bergerak masuk ke berbagai sendi kehidupan bernegara hingga pada struktur lembaga negara pada aspek tata kelola pemerintahan. PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 Pemerintahan daerah kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai suatu pemerintahan daerah maka pemerintahan daerah Kabupaten Deli Serdang dipandang sebagai suatu organisasi dengan berbagai prinsipprinsip manajemen organiasai yang berlaku umum atau di sesuaikan dengan model organisasi yang di tetapkan oleh negara. Pemerintahan Daerah Kabupaten Deli Serdang sebagai organisasi negara 362 PERSPEKTIF yang didalamnya memiliki struktur, jabatan dan fungsi. Keberadaan struktur, jabatan dan fungsi yang ada di dalam organisasi pemerintahan daerah Kabupaten Deli Serdang ialah untuk mengoptimalkan kinerja organiasi pemeritahan kabupaten Deli Serdang dalam menyelenggarakan pemerintahan di wilayah administrasi kabupaten deli serdang. Salah satu unsur yang ada dalam organisasi pemerintah Kabupaten Deli Serdang ialah bagian umum yang memiliki fungsi sebagai fasilitasi pertemuan keperluan publik terhadap pemerintahan kabupaten Deli Serdang yang dalam hal ini Bupati Kabupaten Deli Serdang. Bagian umum merupakan bagian dari struktur organisasi di Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang yang berperan dalam bidang administrasi surat menyurat yang menerima dan mengirim surat dari internal dan eksternal Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang. Bagian umum dalam struktur tugas dan fungsi berkait erat dengan beberapa struktur lainnya dan salah satunya ialah bagian protokoler pemerintahan kabupaten deli serdang. Antara bagian umum dan protokoler memiliki intensitas kedekatan hubungan kerja dimana suatu surat yang masuk melalui bagian umum dan kemudian di jadwalkan oleh protokoler agar selanjutnya dapat di jadwalkan untuk dapat bertemu bupati kabupaten deli serdang menyampaikan maksud dan tujuan. Didasari pemikiran diatas maka peneliti akan melihat bagaimanakah peran protokoler dalam menunjang keberhasilan kinerja kepala bagian umum Pemerintah Kabupaten Deli Serdang. PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 ISSN : 2085 – 0328 TELAAH PUSTAKA Pemerintahan Daerah dan Good Governance Pemerintah Daerah merupakan pelaksana dan penanggung jawab segala kegiatan pemerintahan yang ada didaerah otonom. Kegiatan utama pemerintah daerah adalah melaksanakan pelayanan sebaik mungkin terhadap kepentingan masyarakat setempat dan melaksanaknanpembangunan sebagai usaha untuk memajukan daerah otonom. Pada dasarnya Pemerintah Daerah merupakan pelayan kepada masyarakat, ia diadakan untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreatifitas demi mencapai kemajuan bersama, bukan diadakan untuk melayani diri sendiri. Tugas dan fungsi utama dari Pemerintah Daerah adalah mengoptimalisasi pelayanan dan pembangunan sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah. Menurut Maschuri Maschab (1982) : “Pemerintah Daerah adalah satuan aparatur Negara yang berwewenang memerintah suatu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak dan berkewajiban mengatur rumah tangganya sendiri dalam lingkungan negara (Mashuri, Maschab, 1982:32) Organ yang menyelenggarakan pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah. Pemerintah daerah meliputi Gubenur, Bupati, atau Wali kota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Pemerintah daerah dalam konteks Indonesia adalah penyelengaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam 363 PERSPEKTIF sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam UUD 1945. Kemudian, jika dikaitkan dengan Good Governance maka merujuk kepada Bank Dunia yang dikutip Wahab (2002:34) menyebut Good Governance adalah suatu konsep dalam penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan investasi yang langka dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun Administrative, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal framework bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Mardiasmo (dalam Tangkilisan,2005:114) mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk menciptakan good governance, dimana pengertian dasarnya adalah pemerintahan yang baik. Kondisi ini berupaya untuk menciptakan suatu penyelenggaraan pembangunan yang solid dan bertanggungjawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efesiensi, pencegahan korupsi, baik secara politik maupun administrasi. Pelayanan Umum Berdasar pada peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (Permen ARB) nomor 36 tahun 2012 tentang petunjuk teknis penyusunan, penetapan dan penerapan standar pelayanan di dapati pengertian pelayanan publik sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik (Permen PAN-RB No. 36 tahun 2012). PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 ISSN : 2085 – 0328 Pihak-pihak yang wajib menyelenggarakan pelayanan publik menurut Permen PAN-RB ) nomor 36 tahun 2012 diatas ialah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan (Permen PANRB No. 36 tahun 2012). Dalam Permen PAN-RB No 36 Tahun 2012 diberikan penekanan mengenai prinsip yang harus di pedomani dalam Dalam menyusun, menetapkan dan menerapkan standar pelayanan dilakukan dengan memperhatikan prinsip: 1) Sederhana. Standar Pelayanan yang mudah dimengerti, mudah diikuti, mudah dilaksanakan, mudah diukur, dengan prosedur yang jelas dan biaya terjangkau bagi masyarakat maupun Penyelenggara. 2) Konsistensi. Dalam penyusunan dan penerapan standar pelayanan harus memperhatikan ketetapan dalam mentaati waktu, prosedur, persyaratan, dan penetapan biaya pelayanan yang terjangkau. 3) Partisipatif. Penyusunan Standar pelayanan dengan melibatkan masyarakat dan pihak terkait untuk membahas bersama dan mendapatkan keselarasan atas dasar komitmen atau hasil kesepakatan. 4) Akuntabel. Hal-hal yang diatur dalam standar pelayanan harus dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara konsisten kepada pihak yang berkepentingan. 5) Berkesinambungan. Standar pelayanan harus dapat berlaku sesuai perkembangan kebijakan dan kebutuhan peningkatan kualitas pelayanan. 364 PERSPEKTIF 6) Transparansi. harus dapat dengan mudah diakses dan diketahui oleh seluruh masyarakat. 7) Keadilan. Standar pelayanan harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan dapat menjangkau semua masyarakat yang berbeda status ekonomi, jarak lokasi geografis, dan perbedaan kapabilitas fisik dan mental. (Permen PAN-RB No 36 Tahun 2012. Pelanggan Pelayanan yang memuat suatu layanan tentulah memiliki sasaran objek yang akan dilayani, setidaknya pada suatu organisasi yang menyediakan layanan akan memberikan pelayanan kepada pihak internal dan eksternal dari organisasi. Pihak internal dan eksternal tersebut di kenal dengan istilah pelanggan internal dan eksternal. Agar lebih memahami definisi pelanggan secara teoritis akan dikutip beberapa pendapat ahli seperti mengutip pendapat Gaspersz (2002:73) pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau organisasi kita untuk memenuhi suatu standar kualitas layanan tertentu dank arena itu akan memberikan pengaruh pada performance kita atau organsisasi kita. Pendapat lain dikemukakan oleh Robert Blattberg (dalam Kartajaya 2006: 27) yang menyebutkan pelanggan adalah asset perusahaan. Sementara L.L. Bean (dalam Gaspersz. 2002: 73) menyebutkan pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang tergantung pada mereka. Dengan memahami definisi dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggan berhak mendapatkan kepuasan dari pelayanan dan pelayanan akan puas dengan semakin tingginya jumlah para pelanggannya. PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 ISSN : 2085 – 0328 Pengertian Protokol Kata protokol adalah istilah yang amat populer di tengah masyarakat mulai dari tingkat kelompok organisasi kecil sampai besar. Dalam Zulkarnaen Nasution (2006:157) asal kata “Keprotokolan” berasal dari bahasa yunani “protos” dan “colla” artinya perekat yang pertama. Secara umum protokol adalah suatu tata aturan tentang cara menerima dan menetapkan tamu resmi. Dalam Zulkarnaen Nasution (2006:157) pengertian protokol juga di artikan sebagai sebuah laporan resmi mengenai apa yang menjadi dan yang dikejakan, serta tambahan dalam suatu perjanjian yang telah diusahakan atau upacara tentang pertemuan dari wakilwakil berbagai negara. Lebih lanjut lagi Zulkarnaen Nasution membahasnya dalam arti sempit dan arti luas. Keprotokolan dalam arti sempit yakni:Aturan baku yang menyangkut penyelanggaraan acaraacara resmi (pemerintah) atau cara memberlakukan pejabat pemerintah dalam aktivitas kedinasan dan cara diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat umum. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang keprotokoleran menjelaskan bahwa keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat. Istilah-istilah Dalam Protokol Istilah-istilah yang digunakan dalam protokol dalam Zulkarnain Nasution (2006:156) antara lain: 1. Pejabat Pemerintah yakni pejabat yang menduduki jabatan tertentu dalam organisasi pemerintahan 365 PERSPEKTIF (struktural, fungsional, dan lain-lain). 2. Tokoh masyarakat yakni seseorang yang karena kedudukan sosialnya menerima kehormatan dan atau pemerintah. Syarat-syarat Menjadi Protokoler Melihat uraian di atas, maka seorang protokoler perlu memiliki dan memenuhi syarat. Syarat untuk menjadi protokoler dalam Zulkarnaen Nasution (2006:160) adalah: 1. Disiplin dan loyalitas tinggi 2. Pengelola yang efektif, koordinatif dan berwibawa 3. Menghayati bidang tugasnya 4. Menguasai segala permasalahan tapi bukan berarti harus melaksanakan sendiri. 5. Memiliki wawasan. 6. Memiliki penampilan, etiket, dan kemampuan berbahasa yang baik. Ruang Lingkup dan Tugas Protokol Ruang lingkup dan tugas-tugas keprotokolan menurut Zulkarnaen Nasution (2006:162) diantarnya adalah sebagai berikut: 1. Pelantikan dan serah terima jabatan 2. Kunjungan para pejabat pemerintah pusat maupun daerah 3. Sebagai pembawa acara Prinsip yang harus dimiliki oleh seorang protokoler adalah: 1. Penghormatan dan perlakuan terhadap seseorang dalam suatu acara meliputi tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan harus sesuai dengan kedudukan dan martabat jabatannya sebagai wujud pengakuan status dan kedudukan seseorang. (penjelasan Umum UU No. 9 tahun 2010) 2. Penghormatan dan pelakuan terhadap lambang –lambang kehormtan NKRI harus selaras dengan kedudukannya sebagai simbol negara/lambang kedaulatan NKRI suatu ekspresi bangsa yang beradab. (penjelasan Umum UU No. 9 tahun 2010) PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 ISSN : 2085 – 0328 3. Penghormatan dan perlakuan terhadap seseorang dalam keadaan tertentu meliputi pemberian perlindungan, ketertiban, dan keamanan sesuai dengan kedudukan jabatannya dalam kenegaraan dan pemerintahan. (penjelasan UU No. 9 tahun 2010) METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Hamidi (2005: 78-79), menyatakan bahwa analisa data dalam penelitian dengan kualitatif pada prinsipnya berproses secara induksiinterpretasi-konseptualisasi. Dengan demikian laporan lapangan yang detail (induksi) dapat berupa data yang lebih mudah dipahami, dicarikan makna sehingga ditemukan pikiran apa yang tersembunyi di balik cerita mereka (interpretasi) dan akhirnya dapat diciptakan suatu konsep (konseptualisasi). PEMBAHASAN Protokoler Sekretariat Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang Bagian Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu Instansi yang melaksanakan tugas umum pemerintah Kabupaten Deli Serdang, penyiapan bahan koordinasi, pelayanan kepala / wakil Kepala Daerah dan kunjungan tamu-tamu daerah. Sebagai salah satu instansi pemerintahan bagian Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Deli Serdang mengutamakan pencegahan (prevention) terhadap hal-hal yang dapat menghambat pencapaian tujuan dan program-program pemerintah dari pada melakukan penindakan yang bersifat represif. Strategi Bagian Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Deli Serdang dalam pencapaian visi dan misi yang ditetapkan meliputi, peningkatan reputasi pemerintah dan peningkatan kapabilitas. Sejalan dengan uraian diatas 366 PERSPEKTIF maka tugas pokok dan fungsi Bagian Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut : a. Penyiapan bahan pembinaan dan petunjuk teknis di bidang hubungan kemasyarakatan, media massa, penyiapan naskah kehumasan, penerbitan, dokumentasi, hubungan kelembagaan dan pelayanan media center. b. Penyiapan tata usaha pimpinan, fasilitasi pelayanan tamu pemerintah daerah dan pengaturan protokoler pimpinan serta. c. Pelayanan teknis dan administratif sesuai peraturan perundangundangan untuk mendukung kelancaran tugas pokok Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol. Disamping tugas sebagai penyampai berita / informasi, Bagian Protokol juga berfungsi sebagai penghubung dari Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan seluruh instansi, baik itu dalam Kabupaten, Provinsi ataupun kenegaraan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan. Bagian Protokol telah menjalankan beberapa program pemantapan kegiatan kedaerahan yang bersifat kunjungan ataupun pelayanan khusus kedaerahan, antara lain dengan melakukan revisi kegiatan dan penjadwalan kegiatan kedaerahan yang ditangani oleh Kasubbag Rumah Tangga dan Protokol Daerah Kabupaten Deli Serdang. Kemudian, berdasarkan dengan Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor 886 Tahun 2008 Tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Pemerintah Deli Serdang Pasal 34 maka Kepala Sub Bagian Rumah Tangga dan Protokol mempunyai rincian tugas: 1) Menerima petunjuk sesuai disposisi atasan PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 ISSN : 2085 – 0328 2) Mengatur dan memberi tugas petunjuk kepada bawahan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3) Melayani dan mengawasi penggunaan mobil Dinas dan BBM serta STNK dilingkungan Setdakab Deli serdang. 4) Melaksanakan dan mengawasi kebersihan, keindahan kantor Sekretariat dan rumah dinas pimpinan. 5) Menyediakan dan menyusun jadwal tempat-tempat untuk keperluan rapat-rapat serta pertemuan dinas lainnya 6) Mempersiapkan penerimaan tamu-tamu daerah dan keperluan sesuai dengan maksud kunjungan 7) Mengurus persediaan, penyimpanan dan pengeluaran barang-barang untuk keperluan rumah tangga pimpinan. 8) Mengurus rumah tangga Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah. 9) Mengurus dan melayani pemakaian gedung-gedung beserta perlengkapannya. 10) Menyiapkan ruang akomodasi untuk rapat, upacara-upacara dan pertemuan lain termasuk penerimaan tamu. 11) Melaksanakan penataan interior dan eksterior Kantor Bupati, Rumah Dinas Bupati, Wakil Bupati dan Sekda. 12) Menerima, mengumpulkan, menghimpun dan megolah data informasi yang berhubungan dengan bidang protokol. 13) Menginventarisasi permsalahanpermaslahan yang berhubungan dengan perjalanan dinas dan protokol serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah. 14) Menyiapkan penyelenggaraan penerima tamu-tamu melakukan kunjungan Daerah. 367 PERSPEKTIF 15) Mengatur persiapan dan peralatan yang diperlukan dalam rapat, pertemuan resepsi, upacara dan kenderaan untuk tamu yang memerlukan pelayanan yang bersifat protokol. 16) Mengatur akomodasi, pengamanan dan acara perjalanan tamu Daerah. 17) Menyiapkan acara dan jadwal perjalanan dinas pimpinan Pemerintah Daerah, 18) Melakukan pengadministrasian mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan perjalanan pimpinan Pemerintah Daerah. 19) Menyiapkan persiapan upacara dan mengatur keprotokolannya serta melakukan kerjasama dengan instansi lain di bidang keprotokolan. 20) Melakukan perawatan dan pemeliharaan gedung mess, cadika, gor, open stage, balirung, stadion dan lapangan alun-alun. 21) Melakukan perawatan dan pemeliharaan Mobil Dinas dilingkukan Sekretariat Daerah 22) Melaksanakan koordinasi dengan unit-unit kerja lain yang terkait dalam bidang tugasnya. 23) Menyusun laporan sesuai hasil yang telah dicapai sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas. 24) Menilai hasil kerja bawahan dengan mengisi buku catatan penilaian sebagai bahan penilaian DP-3 25) Melaksanakan tugas lain yang diperhatikan oleh atasan. Peran Protokoler Sekretariat Pemerintahan Kabupaten Deli Serang Dalam Mendukung Bagian Umum Percepatan Pembangunan dan berbagai terobosan kebijakan yang dilakukan Bupati Deli Serdang, Drs. H. Ashari Tambunan, membutuhkan kesigapan dan keseriusan jajaran pemerintah daerah dalam mengikuti dan mendukung serta mensukseskannya. Tak terkecuali Bagian Protokoler Sekretariat PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 ISSN : 2085 – 0328 Pemerintah Deli Serdang yang paling bersentuhan langsung dengan gerakgerik dan sepak terjang bupati. Sikap dan karakter bupati dikenal memang ulet dan teguh pada pendirian serta melakukan kinerja dengan cepat, untuk itu protokol harus dapat mengimbangi figur pimpinannya tersebut. Setiap kegiatan atau acara merupakan tanggung jawab dari pihak Protokoler Sekretariat Pemerintah Deli Serdang. Oleh karena itu jika ada kegiatan atau acara yang terkesan asalasalan dan banyak kekurangan, pihak Protokoler lah yang selalu mendapat perhatian paling pertama oleh Bupati. Kemudian peran Protokoler Sekretariat Pemerintah Deli Serdang tidak hanya sebatas berperan pada kebutuhan kegiatan Bupati sebagai pimpinan daerah, tetapi diluar itu sinergitas peran dan fungsi humas dalam mempersiapkan, mengkoordinasikan hingga mengevaluasi berbagai kegiatan yang digelar pemerintah daerah, baik itu oleh Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah hingga dinas dan kelembagaan pemerintah daerah. Semuanya membutuhkan peran dan fungsi humas. Citra baik pemerintah kabupaten Deli Serdang , baik dimata masyarakat maupun daerah lain tergantung dari kinerja Bagian Protokoler Sementara itu, pihak Protokoler Sekretariat Pemerintah Deli Serdang harus selalu siap menjalankan tugas, meski itu di hari libur karena setiap kegiatan atau acara dari Pemerintah Deli Serdang merupakan tugas dan tanggung jawab, dan mengawal kegiatan itu agar berjalan lancar. Peran protokoler ini sangat strategis karena tidak hanya memberikan pelayanan yang prima terhadap pegawai saja, tapi juga tamu. Jika protokoler benar-benar memberikan pelayanan prima terhadap tamu/ pihak dari luar, maka persepsi positif pun akan diberikan pada organisasi (Pemerintah Deli Serdang) ini secara keseluruhan. Ini 368 PERSPEKTIF tentu akan menunjang kesuksesan Pemerintah Deli Serdang dalam menjalankan visi misinya. Berdasar pada peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (Permen ARB) nomor 36 tahun 2012 tentang petunjuk teknis penyusunan, penetapan dan penerapan standar pelayanan bahwa pihak-pihak yang wajib menyelenggarakan pelayanan publik ialah setiap institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan (Permen PAN-RB No. 36 tahun 2012). Disamping itu, Pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan oleh orang lain. Tapi pada dasarnya pelayanan merupakan kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada konsumen (yang dilayani), yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki, sedangkan pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah service excellent yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat terbaik, karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Berdasar pada peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (Permen ARB) nomor 36 tahun 2012 tentang petunjuk teknis penyusunan, penetapan dan penerapan standar pelayanan di dapati pengertian pelayanan publik sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan public (Permen PAN-RB No. 36 tahun 2012). PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 ISSN : 2085 – 0328 Definisi pelayanan prima mengandung tiga hal pokok, yaitu adanya pendekatan sikap yang berkaitan dengan kepedulian kepada pelanggan, upaya melayani dengan tindakan yang terbaik, dan adanya tujuan untuk memuaskan pelanggan dengan berorientasi pada standar layanan tertentu (Swastika, 2005: 3). Intinya, pelayanan prima itu adalah pelayanan yang diberikan secara maksimal. Dalam hal ini pihak Protokoler Sekretariat Pemerintah Deli Serdang memiliki peran yang cukup strategis. Protokol ini tidak hanya melayani para masyararakat sesuai protokol, tetapi juga melayani tamu dari pihak luar. Dalam memberikan pelayanan yang prima, Protokoler haruslah mengenal siapa yang akan dilayaninya. Protokol merupakan suatu kebutuhan yang tak terelakkan di dunia modern. Banyak kegagalan acara atau kegiatan disebabkan karena buruknya protokoler suatu acara atau kegiatan. Itulah sebabnya banyak lembaga pemerintah maupun swasta menyusun protokoler secara rapi dengan menempatkan seseorang atau beberapa orang (staf) yang diberi tugas khusus untuk mengerjakan kegiatan-kegiatan keprotokoleran. Kata protokol adalah istilah yang amat populer di tengah masyarakat mulai dari tingkat kelompok organisasi kecil sampai besar. Dalam Zulkarnaen Nasution (2006:157) asal kata “Keprotokolan” berasal dari bahasa yunani “protos” dan “colla” artinya perekat yang pertama. Secara umum protokol adalah suatu tata aturan tentang cara menerima dan menetapkan tamu resmi. Dalam Zulkarnaen Nasution (2006:157) pengertian protokol juga di artikan: Sebagai sebuah laporan resmi mengenai apa yang menjadi dan yang dikejakan, serta tambahan dalam suatu perjanjian yang telah diusahakan atau 369 PERSPEKTIF upacara tentang pertemuan dari wakilwakil berbagai negara. Lebih lanjut lagi Zulkarnaen Nasution membahasnya dalam arti sempit dan arti luas. Keprotokolan dalam arti sempit yakni: Aturan baku yang menyangkut penyelanggaraan acaraacara resmi (pemerintah) atau cara memberlakukan pejabat pemerintah dalam aktivitas kedinasan dan cara diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat umum. Kegiatan Protokoler biasanya dipimpin oleh seorang protokol dibantu dengan beberapa orang staf (tenaga) yang diberi tugas khusus untuk mengatur mekanisme jalannya suatu acara/upacara/kegiatan (resmi atau tidak resmi). Protokoler berfungsi menjadikan suatu upacara/kegiatan berjalan efektif dan efisien yang dipimpin oleh seorang protokol. Sedangkan tujuan Protokoler menjadikan suatu lembaga atau organisasi tertib, teratur, dan profesional dalam menjalankan suatu kegiatan (upacara). Kegiatan protokoler kementrian negara umumnya dipimpin oleh Kepala Biro Humas/ Protokol Departemen yang bersangkutan. Kalau kegiatan protokoler suatu lembaga atau organisasi, biasanya di bawah naungan Kabag Umum atau Kaur Umum, sedangkan kegiatan protokoler dalam suatu acara/upacara biasanya berada dalam seksi acara/persidangan suatu kepanitiaan baik pada acara resmi, acara biasa, maupun pada acara seremonial lainnya. Selain hal-hal tersebut, protokoler juga sebaiknya menguasai komunikasi Pemerintah Deli Serdang demi membantunya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Komunikasi internal yang disebut juga dengan komunikasi pegawai ini memiliki tiga wujud, yakni komunikasi ke bawah (dari pihak manajemen atau pimpinan organisasi kepada para pegawai/dari atasan ke bawahan), komunikasi ke atas (dari pegawai ke pihak manajemen (dari PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 ISSN : 2085 – 0328 bawahan ke atasan), dan terakhir komunikasi sejajar (berlangsung antara sesama pegawai). Jadi, intinya seorang protokoler haruslah pandai menempatkan diri. Tingkat efektivitas dari komunikasi internal ini sendiri sangat dipengaruhi oleh tiga hal pokok, yaitu: keterbukaan pihak manajemen (atasan), kesadaran dan pengakuan pihak manajemen (atasan) akan nilai dan arti penting komunikasi dengan para pegawai, serta keberadaan seorang manajer komunikasi yang tidak hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber daya teknis yang modern. Salah satu tugas PR internal itu adalah menjaga hubungan internal organisasi, menciptakan iklim komunikasi yang sehat dan dinamis, serta memberikan pelayanan prima terhadap pelanggan , dalam hal ini masyarakat Deli Serdang. Mengutip Robert Blattberg (dalam Kartajaya 2006: 27) yang menyebutkan pelanggan adalah asset perusahaan dan L.L. Bean (dalam Gaspersz. 2002: 73) yang menyebutkan bahwa pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang tergantung pada mereka. Dengan memahami definisi dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggan berhak mendapatkan kepuasan dari pelayanan dan pelayanan akan puas dengan semakin tingginya jumlah para pelanggannya. Apa yang disebutkan oleh kedua pakar diatas hendaknya merubah mindset (pola pikir) pemerintahan kita selama ini yang menganggap bahwa masyarakat lah yang bergantung kepada aparat pemerintahan bukan sebaliknya. Karena bagaimanapun juga salah satu indikator yang sangat penting bagi kesuksesan pemerintah Deli Serdang adalah para masyarakatnya. Sebelum ada hubungan dengan pihak lain di luar, Pemerintah Daerah Deli Serdang harus lebih dahulu memperhatikan kondisi 370 PERSPEKTIF masyarakatnya. Mardiasmo (dalam Tangkilisan,2005:114) mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk menciptakan good governance, dimana pengertian dasarnya adalah pemerintahan yang baik. Kondisi ini berupaya untuk menciptakan suatu penyelenggaraan pembangunan yang solid dan bertanggungjawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efesiensi, pencegahan korupsi, baik secara politik maupun administrasi. Pelayanan terhadap masyarakat sesuai protokol sangatlah penting, karena menentukan kinerja dari protokol itu sendiri. Jika pelayanan terhadap masyarakat terhambat, maka ini dikhawatirkan juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan publik terhadap Pemerintah Deli Serdang, sehingga masalah jadi merembet. Secara keseluruhan, tentu hal-hal seperti ini sangat tidak diharapkan. Mardiasmo (dalam Tangkilisan,2005:114) mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk menciptakan good governance, dimana pengertian dasarnya adalah pemerintahan yang baik. Kondisi ini berupaya untuk menciptakan suatu penyelenggaraan pembangunan yang solid dan bertanggungjawab sejalan dengan prinsip demokrasi, efesiensi, pencegahan korupsi, baik secara politik maupun administrasi. Dalam konteks ini berarti protokoler pemerintah Deli Serdang seyogyanya bekerja sama dengan Bagian Umum Sekretariat Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang untuk mengkomunikasikan berbagai berita, pelatihan, dan topik penting lainnya kepada masyarakat. Mereka bekerja sama dengan departemen legal dalam mengkomunikasikan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang berhubungan dengan Pemerintah Deli Serdang. Kemudian para staf hubungan internal juga bekerja sama dengan staf hubungan eksternal untuk PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 ISSN : 2085 – 0328 mengoordinasikan pesan-pesan sehingga organisasi bisa mengemukakan pernyataannya dalam “satu suara”. Jadi, protokoler menjalin hubungan yang baik dengan Bagian Umum Sekretariat Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang agar mengetahui semua kegiatan yang berhubungan dengan Pemerintah Deli Serdang sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan pada penyajian data dan analisis data yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan kesimpulan antara lain : 1. Tugas pokok Bagian Protokol daerah Kabupaten Deli Serdang yang dilakukan sudah berjalan dengan baik, dilihat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh jajaran pimpinan dan staf bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol berjalan tanpa hambatan dan masalah yang terjadi. Kesalahan yang dilakukan para pegawai segera diatasi dengan cepat. 2. Peran protokol bukan hanya pembawa acara atau mempersilakan tamu, melainkan dilatih mengenai teknik berkomunikasi yang baik dan benar, bagaimana menjadi pribadi yang efektif dan tentang personal grooming, yaitu tata cara berpenampilan di dunia professional peran lain dari sosok seorang protokoler tentunya tidak hanya menjadi koordinator untuk dirinya dalam menjalankan sebuah acara resmi, melainkan dengan semua pihak yang terkait. 3. Protokol harus dapat menjalin komunikasi dengan beberapa pihak terkait. Seorang protokol juga harus bertindak sebagai mediator dan koordinator. Tetapi, peran seorang protokol sebetulnya lebih dari itu, seorang protokoler harus mampu bersikap sebagai seorang manajer yang mengatur jalannya kegiatan 371 PERSPEKTIF 4. 5. 6. 7. dengan baik. Seorang protokol tentunya harus berkoordinasi dengan semua pihak yang terlibat. Perintah diberikan oleh Kepala Bagian, sedangkan staf protokol langsung dari Kepala Sub Bagiannya agar memberikan pembinaan pada seluruh stafnya. Protokoler penugasannya sama para pegawai dan bergantian yang mendapat tugas secara keseluruhan. Kendalanya disebabkan dari belum ada persamaan persepsi dalam pengaturan acara antar sesama pegawai. Dalam pelaksanaan kegiatan apakah pegawai diberikan tugas secara merata. Kendala permasalahan yang protokol dapatkan seperti : belum semua media dapat mempublish informasi yang disediakan melalui pres rilis/website, Intensitas kunjungan tamu VVIP sulit diprediksi, masih belum ada persamaan persepsi dalam pengaturan acara dan jumlah personil yang memenuhi kualifikasi masih terbatas. Solusi pemecahan masalah terhadap kendala-kendala protokol seperti : mengoptimalkan koordinasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan, memaksimalkan personil yang ada dan merekrut tenaga baru sesuai kebutuhan dan meningkatkan koordinasi dengan instansi lain. Strategi Protokol Daerah Kabupaten Deli Serdang mengatasi kendalakendala kegiatan keprotokolan dengan beberapa hal seperti : merestrukturisasi staf dan pejabat struktural dengan personel yang mempunyai kompetensi dan berkomitmen terhadap tugas dan kewajibannya. Peningkatan kualitas SDM dan jumlah staf khusus. Pemberian reward terhadap pegawai berprestasi dan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas SDM. Saran PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 ISSN : 2085 – 0328 Setelah melalui beberapa macam penelitian, penulis merasa perlu untuk memberikan saran-saran yang mungkin bermanfaat kepada semua pihak. Adapun saran-saran yang akan penulis kemukakan adalah sebagai berikut : 1. Pada Bagian protokol, diharapkan mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Keprotokolan. 2. Diharapkan kepada kepala Bagian protokoler pada pegawai dilakukan secara roling dalam menyusun kepanitian kegiatan protokoler setiap acara yang diselenggarakan. 3. Bagi pimpinan Protokol agar selalu memberikan teguran lisan maupun secara tertulis kepada pegawai agar selalu mengerjakan tugas pokok dan fungsi Bagian Protokoler. 4. Biro Protokoler agar selalu melakukan evaluasi dan koordinasi pada suatu kegiatan dan bagi Kepala Bagian kegiatan kunjungan kerja juga harus selalu membentuk tim dari protokol untuk mengatur agenda kegiatan per harinya, perminggunya, atau kunjungan kerja yang banyak dalam satu harinya, itu semua demi terlaksananya kunjungan kerja yang memiliki perbaikan atas setiap kerja dilingkungan pemerintahan dan kunjungan kerjapun tepat sasaran. DAFTAR PUSTAKA Anggoro, Linggar. (2005). Teori & Profesi Kehumasan. Jakarta : Bumi Aksara Cook, S.2002. Customer Care Excelence. Cara Untuk Mencapai Customer Focus. Jakarta: PPM. Cris, Power IV. (2007). Satisfaction. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Cutlip, Center, Broom. (2007). Effective Public Relations. Jakarta: Kencan Prenada Media Group Dilla, Sumandi. (2007). Komunikasi Pembangunan. Bandung : Simbiosa Rekatama Media 372 PERSPEKTIF ISSN : 2085 – 0328 Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti Foster, T.R.V. 2001. Costumer Care. Memberikan Perhatian Kepada Pelanggan. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Gaspersz, V. 2002. Manajemen Kualitas DalamIindustri Jasa. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Malang : UMM Press Jefkins, Frank. (2004). Public Relations. Jakarta: Erlangga. Kartajaya, H. 2006. Converting Costumer Service Into Sales : Memberdayakan Peran Customer Service Sebagai Agen Penjualan, Jakarta: MarPlus&Co. Kusumastuti, Frida. (2004). Dasar-dasar Humas. Bogor : Ghalia Indonesia Mashuri, Maschab.1982. Pemerintah di Daerah.Yogyakarta: UGM Press Nasution, Zulkarnaen. (2006). Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan. Malang: UPT. Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang Notoatmodjo. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia, Rineka Cipta, Jakarta. Rumanti,Maria Assumpta. (1994). Dasar-dasar Public Relations. Jakarta : PT. Grasindo Sinambela, Lijan P. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara. Solekhan, Moch. 2012. Penyelenggaraan Pemerintah Desa, Malang: Setara Press Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: Grassindo Usman, Hursaini dan Purnomo Setiyadi. 2003. Metode Penelitian Sosial. Bumi aksara. Bandung. Wahab, Solihin Abdul. 2002. Analisis Kebijakan Negara. Jakarta: Rieneka Cipta. PERSPEKTIF/ VOLUME 7/ NOMOR 2/ OKTOBER 2014 373