HUKUM SEBAGAI ALAT MEMBENTUK PEMERINTAHAN

advertisement
HUKUM SEBAGAI ALAT MEMBENTUK PEMERINTAHAN
dimedia elektronik atapun media cetak. Hal ini dikarenakan
YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
kebijakan pemerintah Indonesia telah memberikan sumbangsih yang
sangat besar terhadap kondisi keterpurukan bangsa dalam krisis
Andri Zulpan
multidimensi yang berkepanjangan.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sering kali
Abstrac
bertentang dengan rasa keadilan pada masyarakat. Sebelum era
reformasi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah penuh aroma
The government is full of corruption, collusion, and nepotism
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), sehingga masyarakat
because the number of government actions that have not been regulated
Indonesia yang jemu dengan keadaan saat itu melakukan aksi demo
under the rule of law is clear and concrete. To create good governance
besar-besaran menuntut Presiden mundur dari jabatannya. Aksi
necessary legislation to provide legal certainty for the government to act
demo saat itu digerakan oleh mahasiswa diseluruh Indonesia, dengan
and perform their duties. With any certainty what the law should be
perjuangan dan segala pengorbanan akhirnya apa yang dituntut oleh
implemented and what should not be done by government can be seen
mahasiswa
clearly, so as to achieve good governance.
diturunkannya presiden pada Tahun 1998 silam tersebut dikenal
dan
masyarakat
akhirnya
terwujud.
Peristiwa
dengan istilah “Reformasi”.
Setelah
I. PENDAHULUAN
terjadi
reformasi
pada
Tahun
1998
silam,
dilakukanlah pembaharuan sistem politik secara besar-besaran
Segala aspek yang berhubungan dengan pemerintahan
diantaranya dilakukannya amandemen Undang-Undang Dasar 1945
terutama dalam hal kebijakan yang diambil oleh pemerintah,
tentang tata cara pemilihan Presiden dan dibatasinya masa
menjadi topik yang sangat sering dibahas oleh media masa, baik
kepemimpinan Presiden. Namun perubahan besar-besaran dalam
2
sistem politik, tidak diikuti perubahan dalam sistem pemerintahan,
bagi pejabat atau badan-badan adminisrasi negara untuk melakukan
sehingga
tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada Undang-Undang”.
pascareformasi
kebijakan
yang
dikeluarkan
oleh
pemerintah masih sarat dengan KKN.
Diberikannya Freis Ermessen kepada birokrat, menurut Jum
Para pejabat yang telah dipercaya dan diberikan kewenangan
Anggriani (2012:119) bertujuan : ”...Pejabat atau penguasa tidak
oleh rakyat untuk mengambil kebijakan yang bemanfaat bagi rakyat,
boleh menolak mengambil keputusan dengan alasan tidak ada
malah menyalah gunakan kewenangannya dengan mengeluarkan
peraturannya, karena itu pejabat administrasi negara diberi
kebijakan yang menguntungkan kepentingan pribadinya semata atau
kebebasan untuk mengambil keputusan menurut pendapatnya sendiri
kelompoknya saja.
asalkan tidak melanggar asas yuridiksi dan legalitas”.
Pemerintah sebagai pejabat yang diberi kewenangan dalam
Sehingga
dengan
adanya
asas
Freis
Ermessen
ini,
membentuk dan mengambil kebijakan yang bersifat publik
memberikan kebebasan kepada pemerintah dalam mengambil suatu
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
kebijakan yang menyangkut kepentingan publik. Idealnya kebebasan
1. Kebebasan untuk menetapkan peraturan dalam situasi konkrit;
yang telah diberikan kepada pemerintah dalam mengambil kebijakan
2. kebebasan untuk mengukur situasi konkrit;
yang berkenaan dengan kepentingan publik, harus memihak pada
3. Kebebasan untuk bertindak meskipun tidak atau belum ada
kepentingan masyarakat. Namun pada kenyataannya, kebijakan yang
pengaturannya secara tegas (Tim Pengasuh Mata kuliah Hukum
diambil oleh pemerintah sering kali hanya menguntungkan
Administrasi Fakultas Hukum Unib, 2002:19)
kepentingan segelintir orang atau kepentingan kelompok/golongan.
Kebebasan bertindak bagi para pejabat pemerintah ini
dikenal dengan istilah Freis Ermessen. Menurut Ridwan H.R
II. PERMASALAHAN
(2010:177), mengatakan bahwa ” Freis Ermessen (diskresionare)
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas,
diartikan sebagai salah satu sarana yang memerikan ruang bergerak
permasalah yang akan dibahas dalam penulisan ini ”Bagaimana
3
hubungan hukum dengan pembentukan pemerintahan yang baik
suatu tindakan yang dapat merusak tatanan keadilan. Subtansi
(good governance)?
dari suatu produk hukum diantaranya berisikan perintah dan
larangan, perintah yang tidak dilakukan atau melakukan larangan
II. HUBUNGAN
HUKUM
DENGAN
PEMBENTUKAN
PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)
dapat
menciderai
keadilan
dalam
masyarakat.
Untuk
menciptakan masyarakat yang damai dan rukun, keadilan harus
Secara teoretis, terdapat tiga tujuan hukum, yaitu
ditegakkan. Setiap pelanggaran te3rhadap perintah dan larangan
keadilan, kepastian, dan kemanfaatan. Keadilan dapat dikatakan
harus diberi hukuman sesuai dengan rasa keadilan dalam
sebagai tujuan utama namun memiliki sifat yang sangat
masyarakat.
universal.
Meskipun
Keadilan memang merupakan konsepsi yang abstrak.
keadilan
memiliki
sifat
yang
sangat
Namun demikian di dalam konsep keadilan terkandung makna
universal, namun keadilan merupakan tolak ukur dalam
perlindungan hak, persamaan derajat dan kedudukan di hadapan
memperlakukan hak-hak yang melekat dalam setiap diri
hukum, serta asas proporsionalitas antara kepentingan individu
manusia. Hukum dibuat sebagai alat untuk menciptakan keadilan
dan kepentingan sosial. Sifat abstrak dari keadilan adalah karena
bagi setiap masyarakat, meskipun terkadang hukum itu sendiri
keadilan tidak selalu dapat dilahirkan dari rasionalitas, tetapi
yang berbenturan dengan rasa keadilan.
juga ditentukan oleh atmosfir sosial yang dipengaruhi oleh tata
Namun secara filosofi adanya hukum dikarenakan
nilai dan norma lain dalam masyarakat. Oleh karena itu keadilan
manusia itu sendiri yang membutuhkan, sebagai mahluk social
juga memiliki sifat dinamis yang kadang-kadang tidak dapat
yang selalu berintraksi dengan manusia lainnya, hukum
diwadahi dalam hukum positif.
diperlukan guna menjaga hidup bermasyarakat dalam mencapai
Kepastian hukum sebagai salah satu tujuan hukum
tujuan kehidupan bersama atau sebaliknya agar tidak terjadi
dapat dikatakan sebagai bagian dari upaya mewujudkan keadilan.
4
Bentuk nyata dari kepastian hukum adalah pelaksanaan atau
penyelenggaraan negara untuk mencapai kondisi tertentu sebagai
penegakan hukum terhadap suatu tindakan tanpa memandang
tujuan bersama. Hukum difungsikan as a tool of social
siapa yang melakukan. Dengan adanya kepastian hukum setiap
engineering. Dalam konteks hukum nasional, hukum tentu harus
orang dapat memperkirakakan apa yang akan dialami jika
bermanfaat bagi pencapaian tujuan nasional, yaitu melindungi
melakukan tindakan hukum tertentu. Kepastian diperlukan untuk
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
mewujudkan prinsip
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
persamaan dihadapan hukum tanpa
diskriminasi.
mewujudkan
Namun demikian antara keadilan dan kepastian hukum
dapat saja terjadi gesekan. Kepastian hukum yang menghendaki
persamaan
di
hadapan
hukum
tentu
lebih
ketertiban
dunia
berdasarkan
kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Tujuan nasional di atas tentu saja juga harus menjadi
cenderung
tujuan penyelenggaraan pemerintahan karena pada hakikatnya
menghendaki hukum yang statis. Apa yang dikatakan oleh aturan
organisasi negara penyelenggara pemerintahan dibentuk untuk
hukum harus dilaksanakan untuk semua kasus yang terjadi.
mencapai
Tidak demikian halnya dengan keadilan yang memiliki sifat
diterjemahkan ke dalam fungsi, program dan kewenangan
dinamis sehingga penerapan hukum harus selalu melihat konteks
pemerintahan dalam melaksanakan tugasnya.
peristiwa dan masyarakat di mana peristiwa itu terjadi.
Di sisi lain, hukum juga dapat digunakan untuk
tujuan
nasional.
Tujuan
nasional
tersebut
Diberikannya kewenangan kepada pemerintah bukan
tanpa alasan, hal ini didasarkan pada bertanggung jawab negara
memperoleh atau mencapai manfaat tertentu dalam kehidupan
(pemerintah)
berbangsa dan bernegara. Di samping untuk menegakkan
rakyatnya untuk mencapai tujuan nasional. Para pendiri bangsa
keadilan, hukum dapat digunakan sebagai instrumen yang
ini (Indonesia) dengan jelas merumuskan tujuan negara dalam
mengarahkan
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
perilaku
warga
negara
dan
pelaksanaan
dalam
mengelola
wilayah
dan
melindungi
5
Tahun 1945 (UUD 1945), di antaranya: ”melindungi segenap
Hukum yang seharusnya menjadi instrumen untuk mengarahkan,
bangsa dan memajukan kesejahteraan umum...”
membatasi dan mengontrol pemerintahan, justru menjadi
Untuk mewujutkan cita-cita atau tujuan nasional
legitimasi atau pembenar bagi tindakan negara yang melanggar
sepereti yang disebutkan dalam Pembukaan Undang-Undang
hak warga negara serta mengkhianati pencapaian tujuan nasional.
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah dapat
Bersamaan dengan datangnya era reformasi, tuntutan
mengambil kebijakan diberbagai bidang, seperti kebijakan dalam
perubahan
melakukan pengelolaan sumber daya alam yang ada di
Pemerintahan yang korup harus diubah dan dikembalikan kepada
Indonesia, kebijakan dalam melindungi dan memberi kesejatraan
jati diri pembentukannya, yaitu untuk melindungi dan memenuhi
masyarakat diantara kebijakan dibidang pendidikan, kebijakan
hak dan kepentingan rakyat serta untuk mencapai tujuan
dibidang kesehatan,
kebijakan dibidang ekonomi, kebijakan
nasional. Prinsip-prinsip negara hukum dan pemerintahan yang
dalam penegakan hukum dan lain sebagainya. Pada prinsipnya
demokratis menjadi arus utama reformasi penyelenggaraan
kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak boleh
pemerintahan yang melahirkan paradigma baru yang dikenal
keluar dari kontek
dengan istilah good governance atau pemerintahan yang baik.
untuk memberikan kesejatraan bagi
masyarakat.
penyelenggaraan
pemerintahan
pun
menguat.
Tugas dan fungsi pemerintahan didefinisikan kembali
Walaupun pada hakikatnya kewenangan yang diberikan
untuk menghindari pemusatan kekuasaan pada negara melalui
kepada pemerintah untuk melindungi hak warga negara dan
pemilahan tugas-tugas yang lebih tepat ditangani pemerintah
mencapai tujuan nasional yang disepakati bersama, namun dalam
dengan tugas-tugas yang sewajarnya diserahkan kepada pasar
pelaksanaannya banyak terjadi penyimpangan kewenangan oleh
dan masyarakat sipil.
pemerintah. Hal itu telah dialami oleh bangsa Indonesia,
Tugas dan fungsi pemerintahan “good governance” :
terutama pada masa Orde Baru hingga lahirnya reformasi.
menjadikan pemerintah sebagai katalisator, regulator, fasilitator,
6
pengarah, pembina, dan pengawas penyelenggaraan urusan
pemerintahan, perlindungan HAM dan pelaksanaan demokrasi,
6. Visi strategis, tersedianya kebijakan dan rencana yang
terpadu serta jangka panjang.
pemerataan pendapatan dan penanggulangan kemiskinan, dan
7. Efisiensi dalam penggunaan sumber daya.
penyelenggaraan pemerintahan yang menjamin kepastian hukum,
8. Profesionalisme,
keterbukaan, profesionalitas dan akuntabilitas.
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut,
Kementerian
harus dilaksanakan dalam mencapai “good governance”, yaitu:
1. Partisipasi, menjamin kerjasama dan partisipasi pihak-pihak
berkepentingan
(stakeholder)
mulai
dari
tahap
Hukum,
dilaksanakan
konsisten, memperhatikan HAM,
untuk
9. Akuntabilitas,
bertanggungjawab
kepada
publik
atas
keputusan dan tindakan penyelenggara.
10. Pengawasan, tersedianya pengawasan yang efektif dengan
keterlibatan masyarakat.
Menurut Laode Ida (2002:41-42), menyatakan bahwa :
secara
konsekuen,
yaitu: Pertama, menciptakan efisiensi dalam manajemen sektor
termasuk
pemberian
publik dengan memperkenalkan model-model pengelolaan
insentif.
3. Transparansi, informasi yang terbuka bagi setiap pihak untuk
setiap tahap pemerintahan.
4. Daya tanggap, respon yang tepat dan cepat terhadap
permasalahan atau perubahan yang terjadi.
5. Kesetaraan, persamaan kedudukan bagi warga negara tanpa
diskriminasi.
komitmen
Terdapat empat syarat untuk menciptakan “good governance”,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
2. Penegakan
dan
memberikan pelayanan terbaik.
Pendayagunaan Aparatur Negara menyebutkan 10 prinsip yang
yang
ketrampilan
perusahaan di lingkungan administrasi pemerintahan, melakukan
kontrak-kontrak dengan pihak swasta atau NGOs untuk
menggantikan fungsi yang ditangani pemerintahan sebelumnya,
dan melakukan desentralisasi administrasi pemerintahan; Kedua,
menciptakan akuntabilitas publik, dalam arti apa yang dilakukan
oleh pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
publik; Ketiga, tersedianya infrastruktur hukum yang memadai
7
dan sejalan dengan aspirasi masyarakat dalam rangka menjamin
good governance belum berjalan dengan baik di institusi
kepastian sistem pengelolaan pemerintahan; Keempat, adanya
penegak hukum dan lembaga peradilan. Dalam kondisi yang
sistem informasi yang menjamin akses masyarakat terhadap
demikian, hukum masih sangat berpotensi untuk disalahgunakan
instrumen hukum dan berbagai kebijakan pemerintah; Kelima,
untuk kepentingan kekuasaan dan kekayaan orang perorang
adanya transparansi dari berbagai kebijakan mulai dari proses
sembari mengesampingkan aspek keadilan sebagai tujuan hukum
perencanaan hingga evaluasi sebagai pelaksanaan hak dari
serta menelantarkan upaya pencapaian tujuan nasional.
masyarakat (rights to information).
Sesuai dengan konstruksi hubungan antara hukum dan
IV.PENUTUP
penyelenggaraan pemerintahan, maka terwujudnya penegakan
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka dapat
hukum dengan pelaksanaan pemerintahan yang baik pun
disimpulkan bahwa hubungan hukum dalam membentuk maka
berkaitan erat. Penegakan hukum hanya dapat dilakukan apabila
pemerintahan yang baik (good governance) yaitu pemerintahan yang
aparat penegak hukum dan lembaga peradilan menerapkan
baik (good governance) dapat terwujud apabila penyelenggaraan
prinsip good governance.
pemerintahan berdasarkan dengan aturan hukum. Sedangkan tujuan
Idealnya good governance (pemerintahan yang baik)
hukum itu sendiri adalah menciptakan keadilan, memberikan
tidak hanya diterapkan pada cabang kekuasaan eksekutif, tetapi
kepastian hukum dan memberikan maanfaat. Dengan dicapainya
juga diterapkan pada cabang kekuasaan yudikatif (peradilan yang
tujuan hukum, maka tujuan negara juga ikut dicapai. Seiring dengan
baik) dan lembaga penegak hukum lainnya. Suramnya dunia
dicapainya tujuan hukum dan tujuan negara, maka pemerintahan
hukum kita saat ini salah satu faktornya adalah belum
yang baik (good governance) dapat diwujudkan.
diterapkannya good governance. Prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, profesionalisme, dan pengawasan sebagai inti dari
8
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Jum Anggriani, 2012, Hukum Administrasi Negara, Graha Ilmu,
Jakarta.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. 2005, Clean
Government dan Good Government Untuk meningkatkan
Kinerja Birokrasi Dan Pelayanan Publik. Jakarta.
Laode Ida. Otonomi Daerah, Demokrasi Lokal, Dan Clean
Governement. Jakarta: PSPK, 2002.
Ridwan H.R, 2010, Hukum Administrasi Negara, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
Tim Pengasuh Mata kuliah Hukum Administrasi Fakultas Hukum
Unib, 2002. Bahan Ajar Hukum Administrasi Negara,
Bengkulu, Unib.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar 1945
Download