BAB XII ORGANISASI DAN MANAJEMEN

advertisement
BAB XII
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN DALAM
PERUBAHAN GLOBAL ( Jalan Ketiga)
Hal mendasar yang perlu dicermati oleh pemerintah saat ini adalah arus
globalisasi yang tidak dapat dibendung. Mengapa arus globalisasi menjadi penting
untuk dicermati dan direspon oleh pemerintah? Apa sesungguhnya globalisasi itu
sendiri? dan apa hubungannya globalisasi dengan manajemen pemerintahan?
Globalisasi bukan merupakan fenomena abstrak, tetapi suatu proses yang
hampir menyentuh seiuruh aspek kehidupan negara dan bangsa. Bahkan globalisasi
berdampak cukup serius terhadap kedaulatan suatu negara. Contohnya, melalui
internet, orang dapat melakukan berinteraksi, bahkan berjual
bell tanpa dibatasi sekat-sekat kekuasaan dan kedaulatan negara.
Globalisasi merujuk pada intensifikasi hubungan-hubungan sosial di tingkat
lokal, sehingga terjadi, sehingga apa yang terjadi di tingkat local mampu
mempengaruhi wilayah-wilayah lain di tingkat global dan begitu pula sebaliknya
(Giddens,1990). Proses ini mencakup arti ekonomi, politik, informasi, transportasi dan
sekaligus perilaku kesehanan. Kehidupan sosial, politik dan ekonomi masyarakat saat
mi dibanjiri dengan informasi dan diterjang mobilisasi horizontal manusia atas arus
barang-barang.
Globalisasi, nampaknya menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari, sebagai
bagian dan perubahan dunia yang menuntut adanya respon perubahan bagi negara
dan pemerintahan. Dalam konteks global, model pemenntahan minimalis yang
dikembangakan penganut liberalisme dan model pemerintahan maksimalis yang
dikembangkan oleg kaum sosialis, menjadi tidak relevan lagi untuk diterapkan.
Anthony Giddens dalam manifesto politiknya, “Jalan Ketiga”, menawarkan satu
model baru manajemen pemerintahan dalam kehidupan publik (Giddens, 1998,2000).
Baginya model pemerintahan minimalis liberal memiliki kelemahan mendasar. Dalam
perspektif ini, kehadiran negara direpresentasikan dalam pemerintahan hanya
diperlukan untuk merijaga keamanan dan ketertiban. Sementara fungsi-fungsi lain
menjadi wewenang masyarakat, baik sebagai individu maupun kelompok sosial dan
pengusaha. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa disediakan oleh
sektor privat.
Akan tetapi mengingat karakter kompetitif dan orientasi profit dan sektor ini
sektor publik menjadi terabaikan. Padahal kehidupan publik sangat kompleks dengan
permasalahan kesenjangan yang membutuhkan suatu distribusi sosial ekonomi yang
Iayak. Sektor privat akan gagal memecahkan permasalahan pensiun, pengangguran,
asuransi, kesehatan, tuna wisma dli. Dengan konsep liberal, membiarkan persaingan
dalam
masyarakat
sama
dengan
mendorong
ketimpangan
dalam
distribusi
kesejahteraan, sebab kemampuan setiap orang berbeda-beda, akibatnya yang kuat
akan menang dalam persaingan dan memunculkan eksploitasi.
Pada sisi lain, model sosialis demokrasi klasik, menempatkan pemerintah
sebagai
aktor
dominan
dalam
kehidupan
publik,
juga
memiliki
kelemahan.
Pemerintahan yang terlalu dominan akan menumpulkan kreativitas individu dalam
kehidupan sosial, ekonomi dan politik, yang akan membahayakan demokrasi.
Jalan ketiga hadir sebagai satu perspektif baru yang mencoba merevisi kedua
model pemerintahan tersebut dalam konteks global. Giddens melakukan pemilahan
tiga wilayah kekuasaan, yaitu pemerintah, ekonomi dan civil society, dimana ketiganya
harus dibatasi untuk menyangga solidaritas sosial dan keadilan sosial. Kekuasaan
pemerintah yang terlalu besar akan membawa pada masalahmasalah sosial yang
besar, sebab terjadi pengekangan kebebasan masyarakat. Kekuatan ekonomi pasar
yang besar, juga mengakibatkan hal yang sama, karena adanya kegagalan dalam
sektor publik. Disisi lain, civil society yang terlalu kuat, juga akan berakibat pada
pelemahan efektifltas pemerintahan dan juga pasar. Jadi ketiganya harus seimbang.
Dalam konsep “Jalan Ketiga” pemerintah berada dalam posisi :
a. Menyediakan sarana untuk perwakilan kepentingan-kepentingan yang beragam.
b. Menawarkan sebuah forum untuk rekonsiliasi kepentingan-kepentingan yang
beragam.
c. Menciptakan dan melindungi ruang publik yang terbuka, dimana debat bebas
mengenai isu-isu kebijakan pemerintah dapat dilanjutkan.
d. Menyediakan beragam hal untuk memenuhi kebutuhan warga negara, termasuk
bentuk keamanan dan kesejahteraan kolektif.
e. Mengatur pasar menurut kepentingan publik dan menjaga persaingan pasar ketika
monopoli mengancam.
f.
Menjaga keamanan sosial melalui kontrol sarana kekerasan dan penetapan
kebijakan.
g. Mendukung perkembangan sumberaya manusia melalui peran utamanya dalam
sistem pendidikan.
h. Menopang sistem hukum yang efektif
i.
Memainkan peran ekonomis secara Iangsung sebagai pemberi kerja dalam
intervensi makro maupun mikro ekonomi, plus penyediaan infrastruktur.
j.
Memiliki tujuan memperadabkan, dimana pemerintah merefleksikan nhlai dan
norma yang berlaku secara luas, serta membentuk nilai dan norma tersebut
terintegrasi ke dalam sistem.
k. Mendorong aliansi regional dan transnasional serta meraih sasaran global.
Uraian ini menimbulkan pertanyaan yang bersifat kontekstual, Apakah konsep
ini dapat diterapkan di Indonesia? Pertama, konsep ini lahir di Eropa Barat yang
memiliki pengalaman demokrasi dan pengalaman pemerintahan liberal serta
pemerintahan sosial demokrat yang sudah cukup lama. Sementara di Indonesia,
perdebatan
tentang
demokrasi
belaum
juga
selesai.
Kedua,
Jalan
Ketiga
mengandaikan adanya prasarana, dimana prasarana ini belum ada di kebanyakan
Negara dunia ketiga, yaitu demokrasi dan kesejahteraan social. Ketiga, belum
dilakukannya desentralisasi kekuasaan yang mapan, demokratisasi yang masih
mengedepankan suara mayoritas dan civil society yang belum kuat.
Download