PERANAN DAN TANTANGAN YANG HARUS DIHADAPI PIMPINAN SI ATAU TI DI INDONESIA TAHUN 2014-2016 MAKALAH TOPIK-TOPIK LANJUTAN SISTEM INFORMASI Oleh Wilson Chandra 1501172310 Hendy Citra 1501172323 Khansa Dinar Adibah 1501199880 Felicia Utama Widjaya 1501203083 Audria Gupitarini 1501203846 06 PKM / Kelompok 01 Universitas Bina Nusantara Jakarta 2014/2015 Universitas Bina Nusantara Jurusan Sistem Informasi School of Information Systems Makalah Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi Semester Genap 2014/2015 PERANAN DAN TANTANGAN YANG HARUS DIHADAPI PIMPINAN SI ATAU TI DI INDONESIA TAHUN 2014-2016 Wilson Chandra Hendy Citra Khansa Dinar Adibah Felicia Utama Widjaya Audria Gupitarini 1501172310 1501172323 1501199880 1501203083 1501203846 Kelas / Kelompok : 06 PKM / 01 Abstrak TUJUAN PENULISAN, ialah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Topik-Topik Lanjutan Sistem Informasi serta untuk mengetahui dan menganalisa peranan dan tantangan pimpinan SI/TI padaorganisasi tahun 2014-2016. METODOLOGI PENELITIAN Metode tersebut menggunakan metode studi pustaka, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengkajian terhadap sumber-sumber yang autentik seperti membaca buku, serta literature dari internet yang berhubungan dengan permasalahan, sehingga diperoleh data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan paper tentang “Peranan dan Tantangan yang Harus Dihadapi Pimpinan SI atau TI di Indonesia Tahun 20142016” ini. HASIL YANG DICAPAI adalah mengetahui berbagai tantangan dan persiapan yang harus dilakukan pemimpin SI atau TI dalam beberapa tahun ke depan. SIMPULAN dari pembuatan makalah tentang “Peranan dan Tantangan yang Harus Dihadapi Pimpinan SI atau TI di Indonesia Tahun 2014-2016” ini adalah perusahaan harus siap dengan tantangan-tantangan yang akan dihadapi dan mencari solusinya. Oleh karena itu, manajemen yang baik haruslah berperan sesuai dengan situasi dan kondisi pada perusahaan atau organisasi. Menajemen yang tidak bisa menjalankan peran sesuai tuntutan perusahaan dapat membawa kegagalan. Kata Kunci Pemimpin, Tantangan, Perusahaan, SI, TI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi sangatlah pesat. Pola kehidupan masyarakat juga terus berubah. Teknologi informasi dan komunikasi menjanjikan efisiensi, kecepatan penyampaian informasi, jangkauan yang global dan transparansi. Perkembangan ini tentu saja memiliki potensi yang tinggi dari segi keuntungan, kesempatan dan manfaat-manfaat lainnya. Dapat kita lihat dengan adanya Internet atau berkembangnya aplikasi, informasi memegang peranan penting dari banyak kegiatan. Setiap tahunnya dapat dipastikan bahwa teknologi-teknologi tersebut akan semakin berkembang di kalangan perusahaan. Hal-hal ini juga mempengaruhi dan memberikan tuntutan tersendiri untuk meningkatkan skill individu dan segala fungsi di berbagai aspek dan pada perusahaan. Setiap organisasi dan perusahaan memiliki tata cara kelola nya masingmasing. Terdapat manajemen yang memegang berbagai peranan penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Ada banyak peran yang harus dimainkan / diperankan para manajer secara seimbang sehingga diperlukan orang-orang yang tepat untuk menjalankan peran-peran tersebut. Pada umumnya manajer memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, serta penyusunan staf. Dalam suatu manajemen dan semakin berkembangnya zaman, tantangan yang akan di hadapi akan semakin bertambah dalam keberlangsungan hidup organisasi. Tantangan yang ada juga bervariasi. Manajamen yang baik pasti dipimpin oleh seorang pemimpin atau manajer yang cakap. Pemimpin adalah arsitek sistem sosial yang membuat inovasi dan kolaborasi terjadi. Keberagaman organisasi diperluas. Sistem manajemen menghargai perbedaan pendapat, diversitas dan divergensi, sama perlunya dengan menghargai kesatuan, konsensus, dan kohesi. Manajer juga harus mempunyai inisiatif bijaksana dalam mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan organisasi. Perusahaan harus siap dengan tantangan-tantangan yang akan dihadapi dan mencari solusinya. Oleh karena itu, manajemen yang baik haruslah berperan sesuai dengan situasi dan kondisi pada perusahaan atau organisasi. Menajemen yang tidak bisa menjalankan peran sesuai tuntutan perusahaan dapat membawa kegagalan. 1.2 Ruang Lingkup Dalam penulisan makalah ini, maka akan dibahas mengenai peranan dan tantangan pimpinan SI/TI pada organisasi di Indonesia. Yang di mana juga dibahas tantagan pada tahun 2014-2016 ini pad SI/TI perusahaan. 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 1.3.2 1.4 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah : a. Sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Topik-Topik Lanjutan. b. Untuk mengetahui dan menganalisa peranan dan tantangan pimpinan SI/TI padaorganisasi tahun 2014-2016. Manfaat Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah : a. Dapat menambah pengetahuan mengenai tata cara penamaan suatu produk. b. Topik tersebut dapat menjadi acuan dalam mengelola bisnis untuk menghadapi tantangan. Metodologi Penelitian Metode tersebut menggunakan metode studi pustaka, yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengkajian terhadap sumber-sumber yang autentik seperti membaca buku, serta literature dari internet yang berhubungan dengan permasalahan, sehingga diperoleh data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan paper tentang “Peranan dan Tantangan yang Harus Dihadapi Pimpinan SI atau TI di Indonesia Tahun 2014-2016” ini. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan organisasi,terlebih lagi dalam kesuksesan penyelerasan strategi TI dan bisnis. Untuk memahamiyang dimaksud dengan kepemimpinan, ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahuiarti pemimpin (leader). Hal ini disebabkan kepemimpinan dilakukan oleh seorang pemimpin yang mengemban tugas untuk melakukan fungsi kepemimpinan tersebut.Menurut Kartini Kartono (1993) kepemimpinan berasal dari kata pemimpin,yang berarti seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnyakecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian suatu maksud atau beber apa tujuan.Lebih dalam lagi mengenai arti seorang pemimpin, menurut Robbert D Stuart(2002) bahwa pemimpin adalah seorang yang diharapkan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, memberi petunjuk dan juga mampu menentukan individuuntuk mencapai tujuan organisasi. Seiring dengan itu James P. Spillane (2006)menyatakan bahwa pemimpin itu agen perubahan dengan kegiatan mempengaruhiorang-orang lebih daripada pengaruh orang-orang tersebut kepadanya.Beragam definisi dan konsep kepemimpinan yang ditemukan dalam berbagai bahan pustaka, yang masing-masing berbeda dalam penekanan arti. Richard L. Daf (2005) mendefinisikan kepemimpinan adalah suatu pengaruh yang berhubunganantara para pemimpin dan pengikut (followers). Kemudian Gibson (2006)menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu upaya menggunakan pengaruh untuk memotivasi orang-orang guna pencapaian suatu tujuan. Masih berkaitan dengan arti pengaruh, Ken Blanchard yang dikutip oleh Marcelene Caroselli (2000) menyatakan bahwa kunci untuk kepemimpinan hari ini adalah “pengaruh” bukan “kekuasaan” selanjutnya ia mengatakan para pemimpin tahu bagaimana mempengaruhi orang-orang dan membujuk mereka untuk suatu tuntutan pekerjaan yang tinggi.Edgar Schein menyatakan bahwa kepemimpinan adalah hal yang saling berjalinan dengan pembentukan budaya. Membangun budaya organisasi danmenciptakan perubahan secara bertahap merupakan peran yang unik dan esensial dari pemimpin dan kepemimpinan .Sedangkan Siagian (1994) mengatakan kepemimpinan dapat diartikan sebagaikegiatan mempengaruhi orang-orang agar bekerja sama untuk mencapai tujuan yangmereka inginkan. Kartini Kartono (1993) mengemukakan bahwa fungsikepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberiatau membangun motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringankomunikasi yang baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, danmembawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuanwaktu dan perencanaan.Untuk merencanakan dan mengimplementasikan suatu perubahan dalamorganisasi diperlukan kepemimpinan yang kuat melalui tindakan pimpinan dalammempengaruhi, dan mengarahkan anggota organisasi. Burt Nanus (1999)mengemukakan setidaknya ada empat peran seorang pemimpin yaitu : 1. Pemimpin sebagai pemberi visi dan strategi (visionaryand strategies), Pemimpin adalah seorang yang bertanggung jawab untuk menggerakan organisasi ke arah yang benar. Kemudian pemimpin menetapkan, menyebarkandan mengembangkan visi dengan jelas serta menunjukkan cara-cara baru dimasa yang akan datang. Di samping itu ia memberikan inspirasi padaanggotanya serta mendesain strategi untuk mencapai visi dan misi organisasi2. 2. Pemimpin sebagai politisi dan juru bicara (politician and champaigner), Pemimpin berperan sebagai penasehat, juru bicara dan sebagai negosiator terhadap bawahannya. Ia juga membangun hubungan dengan menggunakansumbersumber informasi ( super networker ). 3. Pemimpin sebagai pelatih (coach) Di dalam diri pemimpin telah tertanam sifat membangun regu dan membinaorangorang dalam organisasi, ini merupakan tanggungjawabnya. Selain itu pemimpin juga berperan membangun kepercayaan yang menjadi peganganorganisasi dan ia juga pemberi semangat serta inspirasi pada setiap individu. 4. Pemimpin sebagai agen perubahan (agent of change) Dalam posisi untuk masa yang akan datang. Ia mempunyai pengaruh besar dalam pengambilan keputusan untuk perubahan dan ia memperkenalkan programprogram baru, menciptakan strategi kerja sama dengan publik. Kadang-kadang ia seorang restruktur organisasi dan seorang inovator untuk mencapai perubahan.Gambar 1. Pemimpin dan Kepemimpinan yang visioner (Burt Nanus, 1999) Gambar 1. Pemimpin dan Kepemimpinan yang visioner (Burt Nanus, 1999) 2.2 Gaya Kepemimpinan. Menurut U.S. Army Handbook (1973) yang dikutip oleh Clark (2005) bahwa gaya kepemimpinan adalah cara dan pendekatan dalam memberikan arahan,implementasi rencana, dan memotivasi orang. Secara normal dan umum ada 3 jenis gaya kepemimpinan yaitu : Authotarian atau autocratic Participative atau democratic dan Delegative atau freereign Gaya autokratik digunakan ketika seorang pemimpin mengatakan kepada bawahannya tentang apa diinginkannya dan bagaimana cara menyelesaikannya,tanpa menerima saran dari para pengikutnya. Gaya ini bukan berarti seorang pemimpin yang suka berteriak-teriak dan menggunakan kata-kata yang kurang baik dan memimpin dengan ancaman serta menyalahgunakan kekuasaannya. Hal tersebutadalah bentuk dari gaya yang tidak profesional. Gaya autokratik biasanya digunakan pada kondisi tertentu.Seorang pemimpin bergaya partisipatif atau demokratis melibatkan beberapa bawahannya dalam mengambil suatu keputusan. Meskipun demikian pemimpinlahyang mengelola dan memiliki autoritas dalam pengambilan keputusan. Gaya ini biasanya digunakan apabila pemimpin memiliki sebagian informasi dan sebagianyang lain dimiliki oleh bawahannya. Pada gaya delegatif pemimpin mengizinkan bawahannya untuk mengambilkeputusannya sendiri. Bagaimanapun pemimpin tetap bertanggung jawab ataskeputusan tersebut. Hal ini dilakukan apabila bawahan memiliki kemampuan untuk menganalisis situasi dan menentukan apa dan bagaimana yang harus dilakukan. 2.3 Chief Information Officer (CIO) McLeod dan Schell (2004) mendefinisikan CIO sebagai manajer senior di bidang layanan informasi yang mengkontribusikan keahlian manajerialnya untuk menyelesaikan masalah tidak hanya pada sumber daya informasi namun juga padasemua bidang dalam organisasi.CIO adalah sebuah jabatan strategis yang memadukan teknologi dan sisteminformasi dengan aspek manajemen lainnya agar dapat memberikan dukunganmaksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi.Seorang CIO menjamin agar implementasi TIK dapat selaras dengan programyang dijalankan sehingga tercipta efisiensi, akurasi, kecepatan dan transparansi.Keberadaan dan peran seorang CIO diharapkan mampu menjadi penyelaras antaraaspek-aspek teknis TI dengan proses-proses organisasi, sehinga dapat mempermudahdan mempercepat tercapainya tujuan organisasi. Tentunya banyak tantangan yangdihadapi CIO sebagai penyelaras antara aspek-aspek teknis TI dengan proses penyelenggaraan organisasi, salah satu di antaranya adalah dinamika organisasi yangselalu berubah, dituntut lebih baik dan cepat. 2.4 Fungsi dan Peran CIO Di dalam buku “Information Systems Management in Practice”, Ralph Sprague beserta rekannya Barbara McNurlin menjabarkan bahwa setidaknya adalima fungsi utama CIO di sebuah perusahaan (Sprague et.al., 1993). 1. Memahami BisnisTugas pertama dan utama yang merupakan tanggung jawab CIO adalahmempelajari dan memahami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yangdigeluti perusahaan. 2. Membangun Citra DivisiTugas kedua yang menjadi tanggung jawab seorang CIO adalah membangunkredibitilitas direktorat sistem informasi yang dipimpinnya. Hal ini sangat pentingmengingat banyak sekali karyawan yang menilai bahwa penggunaan sisteminformasi secara strategis merupakan ciri perusahaan di masa mendatang, bukansaat ini. Divisi sistem informasi (atau teknologi informasi) harus memiliki citryang baik di mata fungsi-fungsi lain dalam perusahaan. 3. Meningkatkan Mutu Penggunaan TeknologiMelihat bahwa keberadaan teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkankualitas kinerja SDM (employees empowerment), seorang CIO memiliki tugasuntuk memasyarakatkan teknologi informasi agar dipergunakan secara aktif untuk para karyawan perusahaan. 4. Visi Teknologi InformasiTugas selanjutnya bagi seorang CIO adalah untuk menentukan visi perusahaan melalui pemanfaatan sistem informasi di masa mendatang. 5. Pengembangan Sistem InformasiMisi terakhir dari seorang CIO tentu saja membuat semua hal yang ada di atas menjadi nyata Gambar 2. Perbedaan Peran CIO saat ini dan masa lalu.(Lutchen, 2004) 2.5 Keselarasan Strategi TI – Bisnis Ada beberapa model keselarasan strategi TI dan Bisnis, salah satu diantaranyaadalah SAM (Strategic Alignment Model ). Model ini menggambarkan keselarasanyang dinamis antara strategi TI dengan strategi Bisnis, merupakan model yang terdiriatas empat kuadran. Setiap kuadran terdiri atas tiga komponen yang bila dianalisis bersama, dapat digunakan untuk menentukan defenisi operasional kuadran yangditempatinya. Keempat kuadran tersebut adalah strategi bisnis, strategi TI,infrastruktur perusahaan dan berbagai proses, serta infrastruktur TI dan berbagai proses. 1. Strategi Bisnis : melibatkan semua kebijakan yang terkait dengan pemilihan posisi perusahaan dalam konstelasi pasar, dan mendefenisikan bagaimana perusahaanmenyadari keunggulan kompetitif yang dimilikinya. 2. Strategi TI : melibatkan semua kebijakan terkait TI yang mampu memposisikan perusahaan di pasar global. 3. Infrastruktur perusahaan dan berbagai proses : kebijakan yang menentukan pengaturan internal perusahaan dalam rangka melaksakan strategi bisnis. 4. Infrastruktur TI dan berbagai proses : kebijakan yang menentukan bagaiamana perusahaan melakukan pengaturan terhadap TI, atau bagaimana organisasimelakukan eksekusi terhadap strategi TI. Gambar 3. Model keselarasan strategi(Henderson dan Venkatraman, 1992) Dari gambar di atas dapat diperoleh interelasi dalam SAM yangmenggambarkan keterkaitan antar empat domain. Meskipun masing-masing domainmemiliki sifat yang penting, namun domain-domain tersebut akan bermanfaat biladifungsikan secara bersamaan. Untuk tujuan tersebut, SAM menetapkan dua kaitanantar domain. Keterkaitan pertama tersusun secara vertikal yang disebut kesesuaianstrategi dan berkonsentrasi pada perlunya pengambilan keputusan bisnis yang akanmenentukan posisi perusahaan pada konstelasi pasar, lengkap dengan kebijakantentang infrastruktur perusahaan dengan komponen-komponenya. Keterkaitan keduatersusun secara horizontal yang disebut integrasi fungsional. Keterkaitan tersebutmenerapkan prinsip yang sama dengan kesesuain strategi namun terhadap aspek fungsional dari domain bisnis maupun TI. Strategi TI harus berubah bila strategi bisnis mengalami perubahan, dan perubahan tersebut juga diikuti dengan penyesuaian yang dilakukan oleh infrastruktur dan proses, baik dari sisi bisnismaupun TI. Pengembangan dari SAM adalah Strategic Alignment Maturity Model (SAMM) diperkenalkan oleh Jerry Luftman (2004) merupakan kerangkan kerjauntuk mengukur tingkat kematangan dari keselarasan bisis dan TI. Jerry Luftman danKempaiah (2007) mengungkapkan kriteria kematangan suatu keselarasan terdiri atasenam komponen, yang dijabarkan dalam gambar 3, sebagai berikut : Gambar 4. Kriteria kematangan keselarasan TI-Binis(Luftman, 2004) Rincian dari gambar di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Komunikasi (Communication ) Komponen komunikasi akan mengukur efektivitas komunikasi antara domain bisnis dan domain TI dalam hal pertukaran ide, pengetahuan, informasi, strategi,rencana, resiko, prioritas, dan bagaimana mencapainya. 2. Nilai (Value ) Komponen nilai digunakan untuk mengukur transformasi tujuan dan nilai bisniske dalam strategi SI/TI dan sebaliknya, atau dengan kata lain seberapa penerimaandan pemahaman antara bisnis dan TI. 3. Tata Kelola (Governance). Komponen ini akan mengukur bagaimana proses dan otoritas pengambilkeputusan baik bisnis maupun TI pada level strategis, taktikal dan operasional. 4. Hubungan ( Partnership) Komponen ini akan menilai tingkat hubungan organisasi bisnis dan TI,kepercayaan dan tingkat akomodatif antara keduanya. 5. Lingkup dan Arsitektur (Scope & Architecture) Bagian ini akan mengukur tingkat fleksibilitas infratsruktur TI dalam menghadapidan mengendalikan perubahan bisnis yang terjadi. 6. Keahilian (Skills) Digunakan untuk mengukur personel dan sistem SDM. Termasuk di dalamnyatentang kesiapan terhadap perubahan (readiness for change), kemampuan belajar dan memunculkan ide baru sebagai solusi bisnis dan TI. Sedangkan kerangka kerja kematangan dan kriterianya disajikan dalam Gambar 3. Kematangan akan digolongkan ke dalam lima tingkatan. Penggolongan akan didasarkan pada rata-rata pengukuran kriteria setiap komponen menggunakanskala Likert dengan poin 1-5 (Luftman dan Kempaiah, 2007) seperti disajikan padatabel 2. Tabel 2. Level Kematangan pada keselarasan(Luftman dan Kempaiah, 2007) Dari tabel kematangan di atas, kita bisa mengetahui tingkat kematangankeselarasan dalam suatu organisasi, semakin tinggi nilai rata-rata skala Likertmenunjukan bahwa di organisasi tersebut penyelarasan semakin matang BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 CIO (Chief Information Officer) Chief Information Officer (CIO) adalah jabatan untuk kepala teknologi informasi dalam sebuah organisasi. CIO biasanya melaporkan ke salah satu kepala keuangan atau, dalam TI yang berpusat pada organisasi, untuk kepala eksekutif. Chief Information Officer (CIO) adalah jabatan umum diberikan kepada orang di suatu perusahaan bertanggung jawab untuk teknologi informasi dan sistem komputer yang mendukung tujuan perusahaan. Sebagai teknologi informasi dan sistem menjadi lebih penting, CIO telah datang untuk dilihat di banyak organisasi sebagai kontributor kunci dalam merumuskan tujuan strategis. Biasanya, CIO dalam keputusan perusahaan besar delegasi teknis kepada karyawan lebih akrab dengan rincian. Biasanya, seorang CIO mengusulkan teknologi informasi suatu perusahaan perlu untuk mencapai tujuannya dan kemudian bekerja dalam anggaran untuk melaksanakan rencana tersebut. Biasanya, seorang CIO terlibat dengan menganalisis dan proses pengerjaan ulang bisnis yang ada, dengan mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk menggunakan alat-alat baru, dengan membentuk kembali infrastruktur fisik perusahaan dan akses jaringan, dan dengan mengidentifikasi dan mengeksploitasi sumber-sumber pengetahuan perusahaan. Banyak CIO menuju upaya perusahaan untuk mengintegrasikan Internet dan World Wide Web ke kedua strategi jangka panjang dan rencana segera bisnis. Keunggulan posisi CIO telah meningkat sangat sebagai teknologi informasi telah menjadi bagian yang lebih penting dari bisnis. CIO dapat menjadi anggota dari dewan eksekutif organisasi. Sementara pekerjaan CIO judul dimulai di Amerika Serikat, secara perlahan menggantikan Direktur TI sebagai judul TI eksekutif senior di Eropa dan Asia. Meskipun tidak ada kualifikasi khusus yang khas dari CIO pada umumnya, secara historis banyak CIO memiliki gelar dalam ilmu komputer, rekayasa perangkat lunak, atau sistem informasi. CIO semakin mendapatkan gelar MBA untuk memperkuat bisnis mereka keterampilan manajemen. Baru-baru kepemimpinan CIO 'kemampuan, ketajaman bisnis dan perspektif strategis telah mengambil diutamakan daripada keterampilan teknis. Sekarang sangat umum bagi CIO untuk diangkat dari sisi bisnis organisasi, terutama jika mereka memiliki keterampilan manajemen proyek. Peran CIO juga kadang-kadang digunakan secara bergantian dengan Chief Technology Officer (CTO) peran, meskipun mereka mungkin sedikit berbeda. Ketika kedua posisi yang hadir dalam sebuah organisasi, CIO umum bertanggung jawab untuk proses dan praktik yang mendukung arus informasi, sedangkan CTO umum bertanggung jawab untuk infrastruktur teknologi. Gambar 3.1 Peran CIO 3.2 Fungsi CIO Di dalam buku “Information Systems Management in Practice”, Ralph Sprague beserta rekannya BarbaraMcNurlin menjabarkan bahwa setidaknya ada lima fungsi utama CIO di sebuah perusahaan: 1.Memahami Bisnis Tugas pertama dan utama yang merupakan tanggung jawab eksekutif lain dalam jajaran direksi adalah mempelajari dan memahami secara menyeluruh dan mendetail bisnis yang digeluti perusahaan. Kalau dahulu manajemen inti cukup mempelajari semua komponen internal perusahaan (khususnya sehubungan dengan produk-produk atau jasa-jasa yang ditawarkan), saat ini hal tersebut tidaklah cukup. Persaingan yang begitu cepat dan lingkungan bisnis yang sangat dinamis mengharuskan eksekutif perusahaan untuk selalu memantau dan mempelajari aspek-aspek di luar perusahaan (eksternal) secara intens dan terus menerus, terutama yang berkaitan dengan perilaku pasar (market) dan pelanggan. Setidak-tidaknya untuk dewasa ini ada tujuh cara yang terbukti efektif untuk mempelajari hal internal dan eksternal perusahaan. Ketujuh cara tersebut adalah: Memiliki armada SDM yang secara berkala mempelajari keadaan pasar dan komponen eksternal lainnya; Mempelajari secara mendalam proses-proses penciptaan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan; Mengundang bagian-bagian lain dalam perusahaan untuk berdiskusi secara berkala; Menghadiri seminar-seminar yang berhubungan dengan industri terkait; Membaca secara aktif publikasi-publikasi yang berkaitan dengan produk, jasa, dan industri dimana perusahaan yang bersangkutan berada; Menjadi anggota forum-forum bisnis maupun akademis terkait; dan Menjalin komunikasi aktif dan konsisten dengan para manajer lini perusahaan. 2. Membangun Citra Divisi Tugas kedua yang menjadi tanggung jawab seorang CIO adalah membangun kredibitilitas direktorat sistem informasi yang dipimpinnya. Hal ini sangat penting mengingat banyak sekali karyawan yang menilaibahwa penggunaan sistem informasi secara strategis merupakan ciri perusahaan di masa mendatang, bukan saat ini. Namun walau bagaimanapun juga, direktorat sistem informasi yang ada harus dapat membuktikan bahwa aktivitias-aktivitas yang dilakukan saat ini adalah merupakan jalan atau jembatan menuju masa depan. Direktorat, departemen, atau divisi sistem informasi (atau teknologi informasi) harus memiliki citra yang baik di mata fungsi-fungsi lain dalam perusahaan. Strategi yang paling efektif adalah dengan cara membantu para SDM di dalam perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya melalui utilisasi teknologi informasi, karena hal inilah yang merupakan misi utama dari keberadaan sistem informasi di perusahaan. Pemberian pendidikan dan pelatihan kepada para pengguna (users) sistem informasi, mulai dari staf sampai dengan manajer eksekutif, merupakan salah satu cara lain untuk meningkatkan citra divisi sistem informasi. Dengan menghasilkan “produk-produk” yang terbukti dapat membantu para karyawan dalam melaksanakan aktivitas perkerjaannya seharihari, divisi sisten informasi akan dengan mudah mendapatkan kepercayaan dari fungsi-fungsi lain di organisasi untuk membawa mereka ke bentuk perusahaan masa depan. Gambar 3.2 Work as CIO 3. Meningkatkan Mutu Penggunaan Teknologi “Tak kenal maka tak sayang”, mungkin demikianlah kalimat yang cocok ditujukan bagi para karyawan yang belum pernah dan takut menggunakan komputer. Melihat bahwa keberadaan teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan kualitas kinerja SDM (employees empowerment), seorang CIO memiliki tugas untuk memasyarakatkan teknologi informasi agar dipergunakan secara aktif untuk para karyawan perusahaan. Selain pemberian programprogram pelatihan (training) yang bersifat edukatif, diperlukan suatu strategi untuk membuat karyawan tertarik belajar lebih jauh dan memanfaatkan teknologi informasi yang ada. Caranya bisa beraneka ragam, mulai dari yang bersifat hiburan (entertainment) – seperti melalui permainan pada saat rekreasi perusahaan (company outing) – sampai dengan yang sangat serius, seperti diadakannya workshop khusus. Tujuannya adalah agar para karyawan akrab dengan komputer (computer literate), sehingga selain dapat meningkatkan kualitas kerja mereka, inovasi-inovasi baru berupa ide-ide pengembangan di masa mendatang akan turut berpengaruh pada pengembangan sistem informasi di perusahaan. 4. Mencanangkan Visi Teknologi Informasi Tugas selanjutnya bagi seorang CIO adalah untuk menentukan visi perusahaan melalui pemanfaatan sistem informasi di masa mendatang. Seorang eksekutif senior yang baik, adalah yang selalu bersifat proaktif. Membantu perusahaan mencanangkan visinya di masa mendatang adalah salah satu contoh sikap proaktif yang harus dimasyarakatkan di kalangan perusahaan. Visi pemanfaatan sistem informasi merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari visi perusahaan secara umum. Melihat bahwa abad sekarang dan mendatang adalah era yang sangat bergantung kepada informasi, peranan CIO dalam melihat masa depan perusahaan menempati posisi yang cukup dominan. Namun tugas CIO tidak hanya terbatas untuk merumuskan visi saja, namun yang bersangkutan harus dapat memasyarakatkan ide-ide yang ada ke seluruh jajaran manajemen dan staf (create a vision). Apalah artinya sebuah visi yang bagus tapi tidak ada seorang pun dari karyawan yang merasa perlu untuk mewujudkannya. Ada banyak teknik dan teori yang ditawarkan kepada manajemen untuk membantu merumuskan dan menjual visi kepada seluruh jajaran karyawan secara efektif. Hal ini sangat penting, karena visi merupakan akar dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan bisnisnya setiap hari. 5. Pengembangan Sistem Informasi Misi terakhir dari seorang CIO tentu saja membuat semua hal yang ada di atas menjadi nyata, yaitu merencanakan dan mengembangkan arsitektur sistem informasi perusahaan, yang terdiri dari komponen komponen seperti software, hardware, brainware, proses dan prosedur, infrastruktur, standard, dan lain sebagainya. Secara berkesinambungan, seorang CIO harus dapat me-utilisasikan sistem informasi yang dimiliki perusahaan saat ini secara optimum, sejalan dengan rencana pengembangannya di masa mendatang. Suatu kali seorang praktisi manajemen mengatakan bahwa seorang CIO yang baik akan dapat “memanusiakan” karyawannya dengan cara memanfaatkan teknologi informasi untuk membantunya melaksanakan aktivitas pekerjaan sehari-hari. 3.3 CIO Challenges Untuk menyelaraskan strategi TI dan bisnis bukanlah hal yang mudah, karena terdapat faktorfaktor yang menghambat terwujudnya keselarasan itu sendiri. Untuk itu seorang CIO diharapkan mampu mengatasi atau meminimalisir hambatan-hambatan tersebut, demi terwujudnya keselarasan. Ada beberapa faktor yang menghambat terwujudnya keselarasan antara strategi TI dengan bisnis sebagaimana yang dikatakan Luftman et al. (1999), yaitu: Tidak adanya dukungan eksekutif senior terhadap Tidak dilibatkan dalam proses pengembangan strategi organisasi Tidak memiliki pemahaman terhadap proses bisnis. Tidak ada keeratan hubungan antara TI dan non-TI. Infrastruktur TI kurang berperan. Tidak ada prioritas bagi infrastruktur TI TI tidak memiliki komitmen. Dalam literatur lain disebutkan tiga faktor penghambat terwujudnya keselarasan (Wagner et al, 2006), yaitu : Staf yang kurang kompeten. TI kurang memahami kebutuhan bisnis. Komunikasi antara manajer bisnis dengan TI tidak lancar. Gambar 3.4 Pressure of CIO Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, diperlukan peran strategis dari seorang CIO, seperti yang dinyatakan oleh Lutchen dan Mark D (2004), sebagai berikut : CIO harus mengetahui dari sisi keuangan ( financial management – cost efficiency) Dengan diterapkannya TI, diharapkan dapat membantu peningkatan pendapatan perusahaan dan mengurangi biaya produksi. CIO harus mengetahui dari sisi SDM (leadership and management – develop alliance). CIO harus dapat mengkomunikasikan tentang rencana penerapan TI dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh semua orang. CIO harus mengetahui dari sisi teknologi (techlogy-differentiate). Seorang CIO mampu menentukan teknologi apa yang cocok untuk dipakai dan diselaraskan agar suatu sistem dengan sistem yang lainnya dapat saling berhubungan. CIO harus mengetahui dari sisi bisnis (business – innovate). CIO dituntut untuk membuat inovasi produk, yang menggunakan bantuanTeknologi Informasi.e. CIO harus mempunyai jiwa kepemimpinan dalam managemen (culture and organization promote growth). Kemampuan berkomunikasi dalam menyampaikan suatu rencana dalam TI menjadi tolak ukur keberhasilan seorang CIO dalam menerapkan rencananya. Gambar 3.4 CIO in Words 3.4 CIO Leadership Ketika berbicara tentang kepemimpinan/leadership,ada sebuah prinsip yang dikenal sejak dulu yaitu istilah yang dipopularkan oleh Ki Hajar Dewantara, yang bunyinya :“Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani”. Dari prinsip itu bahwa seorang pemimpin (CIO) diharapkan sebagai berikut : Ketika berada di depan, memberikan contoh yang baik, sehingga dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya sebagai panutan bagi orangorang yangdipimpinnya. Di tengah-tengah membangun inisiatif, motivasi, integrasi, dan penghubung bagi bawahan (sebagai teman kerja) Di belakang mendorong dan memberi semangat untuk terus berkembang dan berani bertanggungjawab. Dengan adanya prinsip kepemimpinan di atas yang termuat juga dalam Pancasila,dapat juga dijabarkan ciri-ciri pemimpin yang baik, antara lain : Berkarakter baik. Mempunyai Konsep yang baik dan luas. Mempunyai Kompetensi yang unggul. Mempunyai koneksi yang luas Mempunyai komitmen yang tinggi Seperti dikatakan Lutchen dan Mark D (2004), bahwa seorang CIO harus mempunyai jiwa kepemimipinan/ leadership, untuk mengaitkan, mengantisipasi,memimpin dan mengorganisasikan semua faktor-faktor yang ada. Adapun kompetensi soft skill leadership yang perlu dikembangkan oleh CIO, antara lain : Membangun budaya organisasi yang baik. Membantu melewati masa-masa yang sulit. Mendorong motivasi staf untuk berkembang. Mengidentifikasi peluang-peluang sumber daya yang dimilikinya. untuk menuju perbaikan organisasi dan Memiliki kompetensi teknis dan mampu menjelaskan konsep-konsep teknis secara mudah. Cepat mengambil keputusan, tidak ragu-ragu, dan mudah beradaptasi. Membangun keselarasan diantara semua. Berpikir secara global, dan bertindak secara lokal (Think globally, act locally). Dengan mempunyai soft skill leadership, diharapkan mampu menghilangkan “dinding pemisah”, antara pemimpin (CIO) dengan staf TI sehingga tercipta keselarasan TI dengan proses bisnis yang matang. BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Dalam suatu manajemen dan semakin berkembangnya zaman, tantangan yang akan di hadapi akan semakin bertambah dalam keberlangsungan hidup organisasi. Tantangan yang ada juga bervariasi. Manajamen yang baik pasti dipimpin oleh seorang pemimpin atau manajer yang cakap. Pemimpin adalah arsitek sistem sosial yang membuat inovasi dan kolaborasi terjadi. Keberagaman organisasi diperluas. Sistem manajemen menghargai perbedaan pendapat, diversitas dan divergensi, sama perlunya dengan menghargai kesatuan, konsensus, dan kohesi. Manajer juga harus mempunyai inisiatif bijaksana dalam mengambil langkah-langkah untuk mencapai tujuan organisasi. Perusahaan harus siap dengan tantangan-tantangan yang akan dihadapi dan mencari solusinya. Oleh karena itu, manajemen yang baik haruslah berperan sesuai dengan situasi dan kondisi pada perusahaan atau organisasi. Menajemen yang tidak bisa menjalankan peran sesuai tuntutan perusahaan dapat membawa kegagalan. 4.2 Saran Untuk menghadapi tantangan di masa depan, diperlukan adanya investasi mulai dari sekarang, misalnya dalam hal kemampuan atau skill, pelatihan skill, pengembangan Sumber Daya Manusia di perusahaan, dll. Hal tersebut sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan nantinya. DAFTAR PUSTAKA Peran Kepemimpinan CIO Dalam Penyelarasan Strategi TI dan Bisnis. Diperoleh 6 Juni 2014, dari http://www.academia.edu/3847420/Peran_Kepemimpinan_Chief_Information_Officer_CIO_ dalam_Penyelerasan_Strategi_TI_dan_Bisnis Tantangan Yang Harus Dihadapi Pimpinan SI/TI Tahun 2014-2016. Diperoleh 6 Juni 2014, dari http://library.umn.ac.id/jurnal/public/uploads/papers/pdf/7505eb4c7021392cc8ab295f5f24b1 10.pdf Aspek Kepemimpinan Dalam Penyelarasan Strategi Bisnis-Strategi SI/TI. Diperoleh 8 Juni 2014, dari http://sigit-cio-8a.blog.ugm.ac.id/files/2013/03/Sigit-Yudhi-2012-AspekKepemimpinan-dalam-Penyelarasan-Strategi-Bisnis-SITI.pdf DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Wilson Chandra Tempat, Tanggal Lahir : Binjai, 22 Juni 1993 Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat : Jl. U No. 9A Nomor Telepon : 085265647567 Riwayat Pendidikan dan kursus : Tahun 1999- 2005 : SD Santa Maria - Pekanbaru Tahun 2005- 2008 : SMP Santa Maria - Pekanbaru Tahun 2008- 2011 : SMA Santa Maria - Pekanbaru Tahun 2011- sekarang : Universitas Bina Nusantara - Jakarta Tahun 2008-2009 : Kursus Bahasa Inggris, English First Pengalaman Kerja Tahun 2012 – sekarang : : Mentor Duta Binusian DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Hendy Citra Tempat, Tanggal Lahir : Pekanbaru, 22 Maret 1994 Jenis Kelamin : Laki-Laki Alamat : Jl. U No. 9A Nomor Telepon : 08992188976 Riwayat Pendidikan dan kursus : Tahun 1999- 2005 : SD Santa Maria - Pekanbaru Tahun 2005- 2008 : SMP Santa Maria - Pekanbaru Tahun 2008- 2011 : SMA Santa Maria - Pekanbaru Tahun 2011- sekarang : Universitas Bina Nusantara - Jakarta Tahun 2005-2008 : Kursus Bahasa Inggris, LBPP LIA DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Khansa Dinar Adibah Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Juni 1994 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Binus Square Hall of Residence Jl Budhi Raya No 21 Nomor Telepon : 081290926902 Riwayat Pendidikan dan kursus : Tahun 1999- 2005 : SD Labschool -Surabaya Tahun 2005- 2008 : SMP Al-Falah - Sidoarjo Tahun 2008- 2011 : SMA The English Modern School, Doha, Qatar Tahun 2011- sekarang : Universitas Bina Nusantara - Jakarta Tahun 2000 - 2005 : Kursus Piano Yamaha Tahun 2005 – 2006 : Kursus Biola Privat Tahun 2005 – 2006 : Kursus Bahasa Inggris I-Tutor Pengalaman Kerja Tahun 2012 – sekarang : : Mentor Duta Binusian DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Felicia Utama Widjaya Tempat, tanggal lahir : Balikpapan, 19 Februari 1993 Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Jalan Budi Raya No. 21 Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Binus Square) No. telepon : 085251822128 Riwayat pendidikan dan kursus : Tahun 1999 – 2005 : SD Katolik Santa Theresia – Balikpapan Tahun 2005 – 2008 : SMP Katolik Santo Mikail – Balikpapan Tahun 2008 – 2011 : SMA Negeri 1 Balikpapan Tahun 2011 – sekarang : Bina Nusantara University, Jakarta Tahun 2006 – 2008 : Kursus Private Gitar Klasik Juli – September 2013 : Kursus Speaking Bahasa Inggris, NYC Express, Balikpapan Oktober 2013 : Training Taking Notes Skill, SAC, Binus University November 2013 : Training Effective Communication, SAC, Binus University Oktober – November 2013 Pengalaman Kerja : Training LKMM, SCDC, Binus University : September 2013 – sekarang : Mentor Duta Binusian DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Audria Gupitarini Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta, 26 Desember 1993 Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Komp. BBD Blok B IV No.159, Mekarsari, Cimanggis, Depok Nomor Telepon : 087880149553 Riwayat Pendidikan dan kursus : Tahun 1999- 2005 : SDI PB Sudirman - Jakarta Tahun 2005- 2008 : SMPN 103 - Jakarta Tahun 2008- 2011 : SMAN 39 - Jakarta Tahun 2011- sekarang : Universitas Bina Nusantara - Jakarta Tahun 2006-2009 : Kursus Bahasa Inggris, International Language Program Tahun 2012-2013 : Kursus dasar Bahasa Mandarin, Binus Square Language Class