Efektivitas Saluran Komunikasi Pemasaran UMKM

advertisement
Laporan Studi Pustaka (KPM 403)
EFEKTIVITAS SALURAN KOMUNIKASI PEMASARAN UMKM
PRODUK PERTANIAN
AMARIS ORWIN YAHYA
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
i
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Studi Pustaka yang berjudul “Efektivitas Saluran
Komunikasi Pemasaran UMKM Produk Pertanian” benar-benar hasil karya saya
sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau
lembaga manapun dan tidak mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh pihak lain kecuali sebagai bahan rujukan yang dinyatakan dalam
naskah. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia
mempertanggungjawabkan pernyataan ini.
Bogor, Desember 2014
Amaris Orwin Yahya
NIM. I34110123
iii
ABSTRAK
AMARIS ORWIN YAHYA. Efektivitas Saluran Komunikasi Pemasaran UMKM
Produk Pertanian. Di bawah bimbingan Dr Ir DJUARA P LUBIS, Ms.
Produk pertanian mempunyai potensi yang baik dalam dunia usaha. Usaha dalam sektor
pertanian ini penting sebagai salah satu wadah dalam pengembangan kapasitas
masyarakat desa sebagai pengolah utama produk pertanian. Ujung tombak dari proses
penjualan adalah pemasaran dan promosi produk. Perlu adanya saluran komunikasi
atau bauran promosi yang efektif agar dapat meningkatkan pengetahuan calon
konsumen sehingga timbul ketertarikan akan produk dan berlanjut pada tahap
pembelian. Elemen dari bauran promosi antara lain seperti periklanan, promosi
penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan personal, dan pemasaran
langsung. Ragam promosi yang dilakukan dapat menjadi penentu luas pasar yang
mampu dicapai oleh UMKM.
Kata kunci: produk pertanian, masyarakat, efektivitas komunikasi pemasaran, bauran
promosi
ABSTRACT
AMARIS ORWIN YAHYA. Effectiveness Marketing Communication of UMKM
Agricultural Product. Supervised by Dr Ir DJUARA P LUBIS, Ms.
Agricultural products have good potential in the business world. Businesses in the
agricultural sector is important as one of the development tools of the capacity of rural
communities as the primary processing of agricultural products. The spearhead of the
sale process is the marketing and promotion of products. It needs a channels of
communication or promotion mix in order to improve the knowledge of customers, so
the customers will interest with the product and continue to purchasing step. Elements
of the promotional mix, such as advertising, sales promotion, public relations and
publicity, personal selling, and direct marketing. Variety of promotion determine the
domain of marketing that can be achieved by UMKM.
Keyword: agricultural product, communities, effectivity of marketing communication,
promotional mix.
iv
EFEKTIVITAS SALURAN KOMUNIKASI PEMASARAN UMKM
PRODUK PERTANIAN
Oleh
Amaris Orwin Yahya
I34110123
Laporan Studi Pustaka
sebagai syarat kelulusan KPM 403
pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014
v
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Studi Pustaka yang disusun oleh:
Nama Mahasiswa : Amaris Orwin Yahya
Nomor Pokok
: I34110123
Judul
: Efektivitas Saluran Komunikasi Pemasaran UMKM Produk
Pertanian
dapat diterima sebagai syarat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor.
Disetujui oleh
Dr Ir Djuara P. Lubis, Ms
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen
TANGGAL PENGESAHAN: ______________
vi
PRAKATA
Terima kasih selalu saya ucapkan kepada Zat Maha Pencipta yang selalu
membantu proses kehidupan saya Allah SWT sehingga dapat menyelesaikan laporan
Studi Pustaka dengan judul ‘Efektivitas Saluran Komunikasi Pemasaran UMKM
Produk Pertanian’ sebagai syarat untuk dapat lulus dalam Mata Kuliah Studi Pustaka
(KPM 403) pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,
Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor. Segala dukungan serta kendala menjadi motivasi
lebih dalam menyelesaikan laporan ini.
Rangkaian ucapan terima kasih penulis berikan kepada Bapak Dr Ir Djuara P.
Lubis, Ms sebagai dosen pembimbing karena telah membuat penulis dapat berpikir
secara rasional, memberikan alternatif pemecahan masalah, dan meluangkan waktu
untuk berkonsultasi. Kasih sayang serta doa dari Nuraman Yahya dan Nunung Kartini
menjadi motivasi penulis agar dapat menjadi anak kebanggan mereka. Terima kasih
yang dalam diberikan kepada Cynda Adissa Lianita karena telah menyayangi dan
menemani penulis hingga laporan ini selesai. Ucapan terima kasih juga diberikan pada
Putri Pertiwi Yahya dan Arti Kartika Yahya sebagai kakak-kakak yang selalu
memberikan semangat tersirat dan dukungan finansial untuk penulis. Tidak lupa juga
kepada Aqilla Shaela Putri sebagai mahkluk yang selalu membuat saya semangat untuk
menyelesaikan studi ini. Dan yang terakhir saya ucapkan kepada sahabat-sahabat
terbaik saya di SKPM 48 yaitu Mabs dan SKPM FC yang telah menemani dan
menghibur penulis selama proses perkuliahan.
Semoga Laporan Studi Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, Desember 2014
Amaris Orwin Yahya
NIM. I34110123
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA .......................................................... 4
1. Judul : Pengaruh Bauran Komunikasi Pemasaran Terhadap Ekuitas Merek
Produk UKM .................................................................................................... 4
2. Judul : Bauran Pemasaran Bunga Krisan Pada Kelompok Usaha Bersama
Manik Mekar Nadi Di Desa Besakih Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem
5
3. Judul : Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya
Saing Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (Studi Kasus: UMKM Mitra
Binaan IPB) ...................................................................................................... 7
4. Judul
: Bauran Pemasaran Pupuk Organik Pada ............................... 8
Kelompok Tani Ternak Nandini Asri Desa ...................................................... 8
Kelanting Kecamatan Kerambitan, Tabanan .................................................... 8
5. Judul
: Bauran Pemasaran Lobster Air Tawar Pada ............................ 10
Kelompok Petani Agro Crayfish di Denpasar ................................................ 10
6. Judul
: Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran ...................................... 12
Terhadap Keputusan Pembelian Dalam ......................................................... 12
Membeli Telur Asin “Chozin” dan “Rahayu” ................................................ 12
di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan ................................................... 12
7. Judul : Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pada Produk Olahan Pertanian
Lapis Bogor .................................................................................................... 13
8. Judul
: Bauran Pemasaran Pupuk Organik .......................................... 14
Bokashi Kotaku Pada PT Karya Pak Oles ...................................................... 14
Tokcer Kota Depansar Provinsi Bali .............................................................. 14
9. Judul
: Efektivitas Komunikasi Pemasaran ......................................... 15
Honey Madoe di Lingkungan Kampus IPB .................................................. 15
Dramaga ......................................................................................................... 15
10. Judul
: Efektivitas Komunikasi Pemasaran ......................................... 17
Produk Olahan Pertanian Institut Pertanian Bogor di Serambi Botani, Mal
Gandaria City.................................................................................................. 17
RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN ............................................................... 21
Komunikasi Pemasaran .................................................................................. 21
Bauran Promosi .............................................................................................. 23
viii
Ragam Bauran Promosi Produk Pertanian ..................................................... 26
Efektivitas Komunikasi Pemasaran ................................................................ 30
Produk Pertanian ............................................................................................ 30
Efektivitas Bauran Promosi Produk Pertanian……………………………………...35
PENUTUP ............................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 39
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. 41
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Bauran Promosi Kotler (2000)………………………………………….25
Tabel 2. Bauran Promosi Kotler and Keller (2009)……………………………...26
Tabel 3. Efektivitas Bauran Promosi Produk Pertanian………………………….35
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu alternatif
bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan atau kemauan bekerja menjadi pegawai
pemerintahan maupun pemerintah swasta. Data terakhir dari Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah tahun 2012 terdapat 56.534.592 unit usaha yang ada di
Indonesia dan terdapat 107.657.509 tenaga kerja yang dibutuhkan. Data lain disebutkan
pula bahwa jumlah tenaga kerja yang terserap dalam sektor UMKM sekitar 80% hingga
90% dari total tenaga kerja di Indonesia, seperti yang disampaikan Biro Pusat Statistik
(Widhi 2005).
Keseriusan pemerintah dalam memperhatikan UMKM ditunjukan melalui
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM yang berisi ”UMKM sebagai
usaha produktif milik orang perorang dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)”. Definisi
tersebut memberikan batasan kriteria pemilik usaha mikro dan menengah dalam
hubungannya dengan pendapatan yang diperoleh.
UMKM terbagi dalam beberapa sektor dilihat dari jenis produk yang dijual atau
jasa yang ditawarkan. Pada sektor pertanian, data yang masuk pada Sensus Pertanian
2013 diperoleh jumlah rumah tangga usaha pertanian subsektor hortikultura di
Indonesia sebesar 10.602.147 rumah tangga. Dibandingkan tahun 2003 jumlah tersebut
mengalami penurunan sebanyak 6.335.470 rumah tangga, perusahaan pertanian
berbadan hukum di subsektor pertanian tanaman pangan sebesar 191 perusahaan,
dibandingkan tahun 2003 mengalami penurunan sebanyak 34 perusahaan, dan usaha
pertanian lainnya pada subsektor pertanian hortikultura sebesar 1.464 unit
(DetikFinance 2013).
Menurunnya jumlah tenaga kerja yang bergerak di sektor UMKM pertanian
tersebut ternyata tidak berbanding lurus dengan penurunan produktivitas pertanian.
Menurut hasil sensus pertanian tahun 2013, untuk produksi padi sebesar 69,27 juta ton
atau meningkat 3,29% per tahun. BPS mencatat produksi padi di 2003 hanya 52,14 juta
ton. Sedangkan untuk jagung produksi di 2013 mencapai 18,84 juta ton, atau meningkat
bila dibandingkan tahun 2003 yang produksi jagungnya hanya 10,89 juta ton. Produksi
jagung meningkat sebesar 7,16%/tahun.
Meningkatnya produktivitas pertanian harus didukung dengan strategi
pemasaran yang efektif dan efisien agar penjualan produk dapat mencapai angka yang
optimal. Jika sudah berbicara mengenai sistem penjualan maka erat kaitannya dengan
bisnis. Oleh karena itu, mereka harus mengetahui unsur penting apa yang harus dimiliki
dalam memulai berbisnis. Seperti yang disampaikan oleh Kusumastuti (2009) bahwa
bisnis dan komunikasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Suatu kegiatan
bisnis tidak akan berjalan dengan baik tanpa komunikasi yang berlangsung dengan baik.
Pentingnya komunikasi dalam pemasaran ini sudah diteliti oleh beberapa ilmuwan yang
1
2
memunculkan teori-teori dan alat analisis dalam mengidentfikasi efektivitas maupun
pengaruh dan variable lain yang berkaitan dengan strategi komunikasi pemasaran.
Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009), mengartikan komunikasi pemasaran
sebagai usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran,
mengenai keberadaan suatu produk di pasar. Menjalin komunikasi dengan publik
dikenal suatu tekhnik yang disebut bauran promosi. Terdapat lima jenis teknik bauran
promosi, yaitu iklan (advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi
penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and
publicity) dan pemasaran langsung (direct selling). Dari berbagai jenis bauran promosi
tersebut maka banyak cara dapat digunakan untuk menjual suatu produk tentunya
dengan memperhitungkan kelebihan, kebutuhan, dan biaya yang diperlukan dalam
memperomosikan suatu produk.
Dalam mempromosikan suatu produk tentunya kita memiliki tujuan tertentu
yang ingin dicapai. Kusumastuti (2009) menyampaikan bahwa secara umum, terdapat
tiga tujuan dari promosi penjualan, yaitu 1) merangsang permintaan oleh pengguna
industri atau konsumen rumah tangga, 2) memperbaiki kinerja pemasaran dan penjualan
kembali, dan 3) sebagai suplemen periklanan, penjualan tatap muka, hubungan
masyarakat dan pemasaran langsung. Dengan kata lain pemilik usaha UMKM harus
mampu mengenali segmentasi pasar sehingga dapat menggunakan bauran promosi yang
tepat.
Jika kita melihat pentingya strategi pemasaran sebagai hilir dari pengembangan
produk pertanian, maka salah satu hulunya adalah pengembangan kapasitas masyarakat
itu sendiri. Mayoritas pengelola pertanian merupakan masyarakat desa karena domisili
lahan yang dekat dengan aktivitas sehari-hari mereka. Tidak hanya pertanian, tetapi
kegiatan berdagang juga sudah sangat erat dengan masyarakat desa. Namun lingkup
yang sempit membuat sistem perdagangan hanya pada lingkup yang sempit sehingga
tidak dapat membuat pemasaran produk yang dijual semakin berkembang. Oleh karena
itu perlu untuk dilakukan analisis mengenai kasus pemasaran produk hasil pertanian
untuk dapat mengukur efektivitas komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh UMKM
pertanian.
Masalah Penelitian
Seiring perkembangan zaman, beragam cara dalam melakukan komunikasi
pemasaran berkembang di usaha-usaha mulai dari tingkat mikro sampai makro. Oleh
karena itu penting untuk mengetahui:
1. Ragam saluran komunikasi pemasaran (bauran promosi) yang digunakan dalam
memasarkan produk UMKM pertanian
2. Apakah saluran komunikasi pemasaran (bauran promosi) yang digunakan sudah
efektif dalam meraih konsumen dari segi kognitif, afektif, dan konatif
Pentingnya komunikasi pemasaran ini berkorelasi terhadap peningkatan
produktivitas pertanian (berdasarkan Sensus Pertanian tahun 2013) yang terus
meningkat karena permintaan yang meningkat pula dari para konsumen. Oleh karena itu
dalam pengembangan komunikasi pemasaran diperlukan bantuan melalui penelitian
3
dalam menemukan jenis komunikasi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan omset
penjualan produk terutama pada sektor pertanian.
Tujuan Penelitian
Produk dengan kualitas yang baik memerlukan strategi pemasaran yang baik
pula dalam meraih penjualan yang optimal. Perlu dirancang dengan seksama bagaimana
menjual produk itu agar segmentasi pasar yang telah ditentukan dapat tercapai. Oleh
karena itu, studi pustaka ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi ragam saluran komunikasi (bauran promosi) yang digunakan
dalam memasarkan produk pertanian
2. Mengidentifikasi efektivitas saluran komunikasi pemasaran (bauran promosi)
yang digunakan dalam mencapai aspek kognitif, afektif, dan konatif konsumen
Metode Penulisan
Metode dalam penulisan studi pustaka ini yaitu melakukan studi literatur dan
analisa data sekunder yang relevan dengan topik studi pustaka. Bahan pustaka yang
digunakan meliputi: skripsi, jurnal ilmiah, dan buku teks. Kemudian penulis
menganalisis dan mensintesiskan bahan-bahan pustaka yang sudah terkumpul dengan
mengaccu pada teori-teori strategi pemasaran. Setelah tersusun secara sistematis, maka
akan dibuat kerangka pemikiran sebagai hasil dari analisa dari beberapa data sekunder
yang kemudian akan memunculkan pertanyaan penelitian sebagai acuan dalam
melakukan penelitian.
RINGKASAN DAN ANALISIS PUSTAKA
1. Judul
: Pengaruh Bauran Komunikasi Pemasaran Terhadap
Ekuitas Merek Produk UKM
Tahun
: 2014
Jenis Pustaka
: Skripsi
Bentuk Pustaka
: Cetak
Nama Penulis
: Sekar Anjani
Nama Editor
: Judul Buku
: Kota dan nama penerbit
: Institut Pertanian Bogor, Bogor
Nama Jurnal
: Volume (Edisi): hal
: Alamat URL/doi
: Tanggal diunduh
: Ringkasan
:
UKM (Usaha Kecil Menengah) sangat berperan penting dalam pembangunan
usaha ekonomi Indonesia, namun daya saing UKM di Indonesia masih tergolong rendah
(Suryana 2011). Perkembangan zaman membuat strategi dalam mengembangkan
komunikasi pemasaran semakin sulit untuk dicapai karena daya persaingan yang
semakin tinggi. Keadaan ini seharusnya menjadi motivasi bagi para pengusaha sektor
pertanian untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam merancang strategi
pemasaran yang efektif untuk terus meningkatkan omset perusahaan. Oleh karena itu
penulis mencoba menganalisis strategi pemasaran yang dilakukan UKM Harapan
Berkah terhadap produknya yaitu Manisan Pala untuk mendukung ekuitas merek
produk tersebut.
Terdapat delapan bauran komunikasi pemasaran yaitu iklan, promosi penjualan,
Event dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung,
pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, serta penjualan personal. Dari
kedelapan bauran pemasaran tersebut, berdasarkan hasil analisa penulis terhadap produk
manisan pala yang mendapat skor tertinggi adalah penjualan personal baru diikuti
dengan hubungan masyarakat dan publisitas di peringkat kedua. Skor pada peringkat
pertama menjauhi bauran promosi yang lainnya namun tidak terlalu berbeda dengan
hubungan masyarakat dan publisitas yang berada pada tingkat 2. Skor tersebut
menunjukan keterdedahan dari perbandingan 100.
Penjualan personal (personal selling) mendapatkan skor tertinggi karena UKM
memiliki jaringan dengan agen pengecer yang terdapat di kios-kios kecil. Dengan
metode pemberian sampel, selama ini terbukti efektif dalam menambah pelanggan.
Melalui penjualan tatap muka, pedagang pengecer dapat melakukan proses transaksi
dan memberikan layanan serta informasi langsung kepada pembeli. Tempat-tempat
yang dipilih agen pengecer dalam memasarkan produk ini merupaka tempat-tempat
yang strategis seperti Pasar Dramaga, Cianjur, dan sebagian besar di Terminal Baranang
4
5
Siang Bogor. Keramaian orang yang berada di tempat tersebut menjadi peluang agen
pengecer dalam mencari konsumen mengingat orang yang berlalu-lalang di tempattempat tersebut tidak sedikit. Fill (1999) dan Kusumastuti (2009) sepakat bahwa alat
promosi personal selling merupakan yang paling efektif pada siklus terakhir dari proses
pembelian.
Saran yang diberikan oleh penulis terhadap UKM ini sebagai produsen dari
manisan pala ini adalah dengan mengkombinasikan bauran pemasaran satu dengan yang
lainnya karena di setiap bauran promosi mempunyai keunggulan menarik konsumen
masing-masing. Penulis juga menyarankan agar tetap melakukan bauran promosi yang
paling efektif yaitu penjualan tatap muka (personal selling) agar tidak terjadi penurunan
permintaan produk kelak dan agen pengecer merupakan asset dalam pemasaran yang
harus dijaga.
Analisis
Menurut saya, hasil ilmiah ini sudah secara terperinci memaparkan hasil
temuannya mengenai strategi pemasaran yang dilakukan UKM Harapan Berkah dalam
memasarkan produk manisan pala. Dilengkapi dengan bukti dokumentasi dan data-data
primer membuat penelitian ilmiah ini semakin spesisik. Penulis juga tidak membedabedakan dalam menjelaskan dan memaparkan bauran promosi yang mempunyai skor
tinggi maupun rendah dengan begitu memberikan pengertian kepada pembaca bahwa
penulis menganalis setiap bauran promosi dengan sampai ke dasar tidak di permukaan
saja.
2. Judul
: Bauran Pemasaran Bunga Krisan Pada Kelompok
Usaha Bersama Manik Mekar Nadi Di Desa Besakih
Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: IMR Permana
Nama Editor
: Judul Buku
: Kota dan nama penerbit
: Nama Jurnal
: Jurnal agribisnis dan agrowisata
Volume (Edisi): hal
: Alamat URL/doi
:
ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/article/download/4919/3
705
Tanggal diunduh
: 29 September 2014
Ringkasan
:
Dalam jurnal ini penulis memaparkan bahwa ada beberapa subsistem yang akan
mendukung keberhasilan menjalankan agribisnis, yaitu: pengadaan dan penyediaan
sarana produksi pertanian, pengolahan hasil, dan pemasaran hasil. Salah satu subsistem
yang mendukung adalah pemasaran hasil maka perhatian khusus juga perlu diberikan
6
pada unsur ini. Strategi komunikasi pemasaran dapat digunakan pada berbagai jenis
produk pertanian, termasuk salah satunya bunga krisan yang coba dipasarkan oleh
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Manik Mekar Nadi. Ketertarikan penulis untuk
meneliti bauran pemasaran bunga krisan ini dikarenakan minat masyarakat Bali
khususnya kota Denpasar cukup tinggi akan tanaman hias. Hal tersebut dikarenakan
banyak toko bunga (florist) yang ada tersebar di seluruh kota yang menyebabkan
permintaan akan bunga hias tetap tinggi. Penulis menggunakan bauran pemasaran (mix
marketing) yang terdiri dari produk, tempat, harga, dan promosi untuk mencapai tujuan
umumnya yaitu membuat KUBE Manik Mekar Nadi tetap eksis dalam memproduksi
dan mensuplay bunga krisan.
Hasil dan pembahasan yang didapatkan dibagi kepada 4 bagian yaitu: 1) strategi
produk, 2) strategi harga, 3) strategi distribusi, 4) dan strategi promosi serta pemaparan
mengenai kendala-kendala yang dialami oleh KUBE sebagai produsen dari produk
pertanian tersebut. Pada bagian strategi produk, mereka mencoba memberikan inovasi
dengan mengklasifikasikan bunga krisana sesuai dengan kriteria panjang tangkai,
diameter tangkai bunga, mekar bunga, dan mekar bunga. Lalu berdasarkan indikator
tertentu mereka membaginya ke dalam 3 kelas yang kemudian secara berurutan kualitas
bunga terbaik masuk kedalam kelas A, kualitas sedang masuk dalam kelas B, dan
kualitas kelas C adalah pada tingkat terakhir. Lalu pada stratergi tempat/ saluran
distribusi, produsen lebih memilih memberikan kualitas kelas C langsung kepada
konsumen, sedangkan jika produsen pengecer yang menjual langsung pada konsumen
atau dari produsen kepada pengepul lalu pengecer kemudian kepada konsumen, itu akan
mendapatkan kualitas kelas A atau B.
Pertimbangan dalam memperhitungkan harga pokok dan melihat harga pasar
kemudian menaruh harga sedikit lebih rendah dari pengusaha bunga yang lain dijadikan
produsen sebagai strategi harga. Meskipun telah menaruh harga lebih rendah, namun
produsen tetap terbuka akan negosiasi harga di setiap transaksi jual beli produk. Ini juga
menjadi salah satu kelebihan produsen sehingga pelanggan tidak ragu untuk melalukan
penawaran harga sampai dicapai kesepakatan semua pihak. Pada strategi promosi,
KUBE merasa bahwa potongan harga efektif dalam mempertahankan pelanggan baru
serta menarik pelanggan baru yang telah mengetahui informasi tersebut. Potongan harga
dilakukan untuk pembelian lebih dari 50 tangkai untuk tetap menjaga kestabilan sistem
penjualan.
Adapun kendala yang dihadapi oleh produsen yaitu ketidakmampuan produsen
untuk rutin dalam memproduksi produk karena produk yang dijual merupakan produk
pertanian. Sehingga seringkali produsen tidak memenuhi permintaan konsumen karena
kehabisan stok. Kendala lainnya adalah produsen belum memiliki sarana transportasi
sehingga pelayanan terhadap konsumen belum optimal, kebanyakan dari pelanggan
membawa kendaraan untuk menjemput. Jika memang dalam keadaan terpaksa, maka
produsen akan menyewa kendaraan untuk dapat mengatarkan produk. Saran penulis
pada jurnal ini adalah agar produsen menambah greenhouse agar tidak ada lagi
permintaan yang tidak dipenuhi lalu perusahaan dapat menjaga kualitas produk serta
meningkatkan fasilitas seperti sarana transportasi.
Analisis
7
Menurut saya, penulis kurang memperhatikan negosiasi harga sebagai potensi
dalam strategi harga karena kurang begitu dipaparkan bagaimana negosiasi harga
berdampak pada bertahannya pelanggan lama maupun bertambahnya pelanggan baru.
Dalam strategi distribusi/ saluran, penulis kurang menjelaskan alasan produk dengan
kualitas kelas C diberikan langsung pada konsumen sedangkan jika melalui produsen
pengecer maka konsumen akan mendapatkan prdoku kualitas A atau B. Penulis
memberikan saran yang tepat karena sesuai dengan masalah yang ditemukan di lapang,
namun prioritas saran penulis jika dilihat dari peletakan nomer saran maka dapat
dikatakan belum sesuai karena penulis lebih menyarankan terlebih dahulu mengenai
pengadaan 8 unit greenhouse, padahal KUBE sudah memilik 6 unit. Sedangkan
transportasi yang menjadi masalah dalam pelayanan konsumen menjadi nomer 2
padahal jurnal ini mengenai strategi komunikasi pemasaran yang saya mengerti
termasuk diantaranya melayani konsumen. Maka pelayanan konsumen harusnya lebih
diprioritaskan dibandingkan dengan pengadaan unit produksi.
3. Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
Nama Editor
Judul Buku
Kota dan nama penerbit
Nama Jurnal
Volume (Edisi): hal
Alamat URL/doi
: Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan
Kualitas Daya Saing Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) (Studi Kasus: UMKM Mitra
Binaan IPB)
: 2014
: Skripsi
: Elektronik
: Bio Hafsari Larasati
: : : : : : dosen.narotama.ac.id/.../Analisis-hubungankomunikasi-pemasaran-dengan-kualitas-daya-saingusaha-mikro-kecil-dan-menengah-UMKM-studi-...
Tanggal diunduh
: 29 September 2014
Ringkasan
:
Usaha Mikro Kecil dan Menengah telah menjadi pusat perhatian dunia karena
memiliki peranan penting dalam meningkatkan sistem perekonomian suatu Negara.
Dalam skripsi ini, penulis mencoba menekankan pentingnya komunikasi pemasaran
UMKM untuk dapat bersaing dengan jenis usaha lain. Kematangan dalam merancang
perencanaan komunikasi pemasaran penting untuk diperhatikan karena erat kaitannya
dengan pendanaan dan modal usaha. Penulis mencoba menganalisis komunikasi
pemasaran yang telah dijalankan oleh UMKM Mitra Binaan Institut Pertanian Bogor.
Setelah melakukan penelitian, hasil yang didapatkan penulis adalah terjadi
beberapa jenis bauran promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan
8
masyarakat, penjualan personal dan penjualan langsung. Pemaparan mengenai
efektivitas dan efisiensi bauran promosi tersebut dijelaskan satu persatu secara rinci
oleh penulis berikut dengan perbandingan melalui jenis bauran promosi satu sama lain.
Persentase hasil penelitian penulis juga dilampirkan pada pembahasan. Hal lain yang
ditemukan penulis adalah adanya kendala UMKM dalam mengembangkan komunikasi
pemasarannya yaitu anggaran biaya promosi masih terhambat. Kemudian penulis
menyimpulkan bahwa informasi yang didapatkan UMKM mengenai pentingya
komunikasi pemasaran masih sangat minim sehingga berkaitan dengan faktor dana yang
telah dipaparkan sebelumnya maka UMKM lebih memilih mendistribusikan anggaran
untuk kepentingan lain dibandingkan dengan meningkatkan promosi produk.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi pemasaran
yang dilakukan pada pelaku usaha, yaitu jenis bidang usaha yang dijalankan, tingkat
pendidikan pelaku usaha, serta skala usaha. Jenis bidang usaha akan menenentukan
jenis bauran promosi yang efektif dalam memasarkan produknya. Penulis
menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pelaku maka akan berkorelasi
positif dengan pelaksanaan komunikasi pemasaran. Hasil dari penelitian penulis adalah
komunikasi pemasaran adalah penting untuk diperhatikan karena terbukti telah
mempengaruhi daya saing UMKM dalam bersaing dan bertahan dalam sistem
perdagangan di Indonesia.
Analisis
Menurut saya, penulis sudah sangat baik dan rinci dalam memaparkan hasil
penelitiannya. Penyertaan data-data terkait sudah tepat serta korelasi antar masalah,
tujuan, serta kesimpulan sudah baik. Skripsi yang dibuat penulis juga sangat sesuai
dengan bidang keilmuan yang dijalankan oleh penulis sehingga penulis dapat mengenal
dengan baik apa yang menjadi fokus penelitiannya. Namun penulis belum memaparkan
adanya kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dan sedikit kurang detail dalam
menjelaskan data yang membuktikan bahwa tingkat pendidikan pelaku usaha
mempengaruhi pelaku usaha dalam menggunakan promosi penjualan dan meningkatkan
penjualan produk.
4. Judul
: Bauran Pemasaran Pupuk Organik Pada
Kelompok Tani Ternak Nandini Asri Desa
Kelanting Kecamatan Kerambitan, Tabanan
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: I Made Giri Santosa, Dewa Gede Agung, I Nyoman
Gede Ustriyana
Nama Editor
: Judul buku
: Kota dan Nama Penerbit : Nama Jurnal
: E – Jurnal Agribisnis dan Agrowisata
Volume(Edisi): hal
: 2 (3)
Alamat url/ doi
: ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/article/view/6141
9
Tanggal diunduh
: 18 November 2014
Ringkasan
:
Beralihnya minat para konsumen makanan dari makanan yang mengandung
banyak zat kimia ke pangan organik secara tidak langsung memaksa petani untuk
memproduksi hasil pertanian yang organik pula. Salah satu alternatifnya adalah
penggunaan pupuk organik dalam sistem pengolahan maupun perawatan. Penyebaran
akan pupuk organik ini dapat dilihat melalui jenis komunikasi pemasaran apa yang
digunakan oleh Kelompok Tani Ternak Nandini Asri ini sebagai produsen pupuk
organik ini. Analisis ini digunakan untuk dapat mengidentifikasi strategi produk, harga,
saluran distribusi, serta jenis promosi yang digunakan. Selain itu, kendala-kendala yang
dihadapi oleh pihak pengelola usaha akan dipaparkan juga dalam studi ini.
Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, hasil dan pembahasan yang
dilakukan pada aspek produk adalah pembagian jenis produk dari kelompok tani
berdasarkan bahan pembuatannya. Media tanam sebagai pupuk organik yang berasal
dari kotoran sapi yang dicampur dengan kotoran ayam, arang sekar, serbuk gergaji,
kapur delimit, dan decomposer. Jamu multi guna (JMG) dan pupuk organik padat (bio
organik) merupakan jenis produk lain yang diproduksi dan dipasarkan oleh kelompok
tani ini. Dalam menentukan harga setiap jenis produk, kemudahan mendapatkan bahan
untuk membuat pupuk menjadi pertimbangan utamanya. Strategi menentukan harga
bukanlah perkara yang mudah. Produsen harus menyesuaikan dengan modal yang
digunakan dan pasar yang akan membeli produk. Oleh karena itu digunakan strategi
cost plus pricing method, yakni biaya total ditambah dengan laba yang diinginkan dari
biaya total tersebu dimana laba yang dimaksud adalah 20% dari biaya total. Biaya total
mencakup tenaga kerja, pembelian bahan baku, dan biaya lain-lain. Strategi lain untuk
menarik perhatian pembeli dan menahan pelanggan lama adalah dengan memberikan
sistem pembayaran kredit maupun tunai dimana sistem pembayaran kredit tidak
menyulitkan petani karena hanya dengan komitmen lisan saja.
Terdapat 2 saluran distribusi yang sudah dijalankan kelompok tani ini yaitu
langsung kepada konsumen (saluran langsung) dan menyalurkannya melalui pedagang
pengecer (saluran tidak langsung/ perantara). Jika dilihat dari luas pasar yang dapat
dicapai maka saluran tidak langsung lebih efektif karena ‘menjemput’ pembeli dengan
memasarkannya lintas kota bahkan lintas provinsi. Faktor terakhir yang harus
diperhatikan adalah promosi. Kegiatan promosi yang menjadi jurus terjitu adalah
personal selling. Kelompok tani mempunyai karyawan khusus yang mempunyai
karakter ramah dan mudah bergaul serta mempunyai pengetahuan yang baik tentang
produk-produk yang mereka produksi. Dibantu dengan sales bayaran, menurut mereka
tipe promosi seperti itu sudah efektif dalam terus meningkatkan penjualan dan menjaga
pelanggan lama dengan memberikan pelayanan terbaik dan tidak menurunkan kualitas
produk.
Kendala yang dihadapi berkaitan dengan kurangnya perhatian saat melakukan
penumpukan barang sehingga banyak kemasan yang rusak. Ketidakstabilan cuaca
menyebabkan proses pengeringan pupuk tidak berjalan dengan baik serta
ketidaksiplinan para konsumen dengan sistem pembayaran kredit menjadi berbagai
kendala dalam melakukan pemutaran modal perusahaan. Adapun saran pada studi
ilmiah ini adalah dengan mengoptimalkan tekhnologi dalam melakukan promosi dan
10
menetapkan syarat dan peraturan bagi para konsumen yang melakukan pembayaran
kredit.
Analisis:
Dalam analisis menggunakan Mix Marketing (product, place, price, dan
promotion) terdapat salah satunya adalah promosi. Dalam kegiatan tersebut sudah
menjadi tugas para agen promosi yang dalam hal ini adalah karyawan marketing
kelompok tani dan sales, untuk menjelaskan produk apa yang mereka tawarkan. Maka
kurangnya pengetahuan calon pembeli terhadap produk tidak dapat dijadikan kendalakendala perusahaan karena justru itulah tujuan dari promosi yakni merubah pengetahuan
konsumen dari tidak tahu menjadi tahu. Ketidakstabilan iklim tidak dapat dijadikan
kendala dalam proses produksi pupuk organik. Yang dapat menjadi kendala adalah
perusahaan tidak mempunyai alternatif lain saat cuaca tidak dapat mendukung proses
pengeringan pupuk organik.
5. Judul
: Bauran Pemasaran Lobster Air Tawar Pada
Kelompok Petani Agro Crayfish di Denpasar
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Ni Ketut Adi Jayanti, Made Antara, I Wayan
Ginarsa
Nama Editor
: Judul buku
: Kota dan Nama Penerbit : Nama Jurnal
: E – Jurnal Agribisnis dan Agrowisata
Volume(Edisi): hal
: 2 (2)
Alamat url/ doi
: ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/article/view/5388
Tanggal diunduh
: 18 November 2014
Ringkasan
:
Luasnya laut dan perairan di Indonesia dapat menjadi potensi Indonesia untuk
memproduksi perikanan dan pangan laut seoptimal mungkin. Komunikasi pemasaran
dapat menjadi ujung tombak dari seluruh kegiatan pertanian dan hasilnya dari sektor
perairan dan perikanan tersebut. Salah satu hasil perairan adalah Lobster Air Tawar
(LAT) yang telah diproduksi dan dipasarkan oleh Kelompok Petani Agro Crayfish yang
ada di Denpasar. Mix Marketing (bauran pemasaran) merupakan alat analisis yang
digunakan untuk membedah komunikasi pemasaran yang digunakan kelompok tani ini.
Dengan menggunakan 3 metode utama yaitu observasi, wawancara, dan studi
literature, jurnal ilmiah ini akan mengidentifikasi bagaimana Four P’s komunikasi
pemasaran LAT, kendala apa yang dihadapi, dan strategi apa yang ditempuh dalam
menyelesaikan kendala tersebut. Terdapat 3 pembagian jenis produk, yang pertama
adalah disesuaikan dengan ukurannya dan timbangan udang/kg. Lalu yang kedua adalah
jenis LAT indukan. Dan yang terakhir adalah jenis LAT bibit. Pada pembagian yang
pertama, konsumen lebih menyukai ukuran sedang. Dan pembagian lainnya dilakukan
karena tergantung pada kebutuhan konsumen. Ada yang untuk dibudidayakan dengan
11
membeli 1 set indukan, atau dengan membeli bibit-bibitnya yang masih berumur 2-3
bulan.
Harga yang ditawarkan kelompok tani disesuaikan dengan pembagian jenis
produk. Pada pembagian pertama dibedakan setiap ukurannya Rp. 10.000-Rp.
20.000/kg. Harga 1 Set indukan merupakan harga termahal karena mencapai Rp.
750.000 sedangkan harga 1 ekor bibit hanya Rp. 2.500. Dalam penetapan harga
kelompok tani menetapkan strategi tidak akan menaikan harga walaupun di pasaran
harga LAT sedang meningkat. Tujuannya adalah tetap menjaga kepercayaan pelanggan
yang telah menyepakati harga sebelumnya.
Saluran distribusi langsung kelompok tani adalah konsumen yang datang untuk
langsung mengkonsumsi pribadi. Sedangkan saluran distribusi tidak langsung kelompok
tani adalah melalui pedagang. Biasanya pedagang yang membeli LAT adalah pedagang
yang berjualan di daerah wisata karena konsumen terbanyak selama penjualan adalah
wisatawan. Tidak hanya memasarkannya melalui pedagang dan menunggu konsumen
datang, dalam usahanya melakukan komunikasi pemasaran kelompok tani melakukan
kegiatan promosi dengan salah satu strateginya adlah personal selling. Mendatangi
konsumen yang sedang ada di restoran sea food dan memberikan tester, merupakan
strategi yang secara rutin dilakukan. Kelompok tani mempunyai rencana untuk
melakukan periklanan (advertising) melalui internet dan koran. Akan tetapi keterbatasan
dalam memenuhi permintaan menjadi landasan utama kelompok tani untuk tidak
tergesa-gesa dalam melakukannya.
Adapun kendala yang dihadapi dianalisis berdasarkan Four P’s yaitu dilihat dari
produk, kendala yang mereka hadapi adalah kematian bibit yang mencapai angka 30%.
Dalam penetapan harga, komitmen yang dipegang produsen menjadi boomerang ketika
harga pakan naik drastis sehingga tak jarang menyebabkan kerugian bagi kelompok
tani. Dalam pendistribusian produk, kurangnya fasilitas transportasi perusahaan
menyebabkan kesulitan dalam mensuplai barang sehingga tidak jarang kualitas LAT
yang sampai pada pedagang tidak sebaik saat dikirim. Biaya promosi yang mahal diakui
kelompok tani sebagai pengahambat dalam melakukan kegiatan promosi.
Mendatangkan peneliti merupakan salah satu saran yang ditawarkan untuk
mencegah kematian dini LAT. Sedangkan dalam menyelesaikan kendala harga adalah
tetap menjaga kepercayaan pelangan dengan tidak menaikan harga tapi memberikan
harga yang lebih tinggi pada pelanggan baru agar tidak mengalami kerugian perusahan.
Untuk menyelesaikan kendala distribusi, penambahan sterofoam box dan memberikan
perhatian lebih mengenai kepadatan dan susunan LAT saat akan dikirim menjadi
alternative yang ditawarkan. Mengenai promosi, perencanaan yang matang mengenai
kesesuaian segmentasi pasar yang akan dituju dengan produk yang akan ditawarkan
dapat membuat promosi lebih efektif.
Analisis:
Kendala harga yang dialami kelompok tani dapat diselesaikan dengan alternatif
membuat perjanjian awal dengan para pelanggan tetap. Perjanjian tersebut dapat berisi
akan terjadi kenaikan harga apabila harga lain yang berkaitan mencapai batas harga
tertentu sehingga dampak terburuk yang akan diperoleh kelompok tani adalah tidak
mendapat keuntungan sama sekali tapi juga tidak mendapatkan kerugian dari penjualan
sehingga itu akan tetap menjaga kepercayaan antar dua pihak dan tidak merugikan
12
pelanggan baru. Jika dikaitkan dengan biaya maka benar harus ada perncanaan yang
matang mengenai kendala promosi. Selain kesesuaian segmentasi pasar dengan produk
yang akan dijual, cara lain adalah melakukan kegiatan promosi dari wilayah dekat
terlebih dahulu dan mencapai konsumen yang jauh dengan menggunakan tekhnologi
hemat biaya seperti media sosial yang memang saat ini sering dijadikan media promosi
bagi para perusahaan besar maupun mikro dan menengah.
6. Judul
: Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Dalam
Membeli Telur Asin “Chozin” dan “Rahayu”
di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan
Tahun
: 2014
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Fitri Darwanti, Bambang Ali Nugroho, Hari Dwi
Utami
Nama Editor
: Judul buku
: Kota dan Nama Penerbit : Nama Jurnal
: Volume(Edisi): hal
: Alamat url/ doi
: fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/JurnalBaru-1-Kop.pdf
Tanggal diunduh
: 18 November 2014
Ringkasan
:
Subsektor peternakan memberikan peranan berarti dalam pengembangan sektor
pertanian. Salah satu hasil peternakan yang dapat diperjualbelikan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat setempat adalah telur asin. Telur asin dapat berasal dari
bebek maupun ayam. Harganya yang relatif murah dan citarasa yang enak serta
kemudahan akses menjadi landasan utama konsumen dalam mengkonsumsi telur asin.
Oleh karena itu komunikasi pemasaran produsen telur asin penting dilakukan agar
potensi para pembeli tetap mengkonsumsinya tetap berkelanjutan.
Melalui bauran pemasaran yang mencakup produk, harga, tempat (distribusi),
dan promosi ini komunikasi pemasaran telur asin ‘chozin’ dan ‘rahayu’ di daerah
Kecamatan Babat akan dipaparkan. Jurnal ilmiah yang berkaitan dengan keputusan
konsumen dalam membeli ini melihat faktor produk ini dari sudut pandang konsumen.
Telur asin ‘chozin’ memiliki rasa yang khas karena proses pembuatannya yang baik
sehingga tidak hanya cita rasanya yang enak tetapi aroma yang khas pula. Sedangkan
telur asin ‘Rahayu’ dibeli konsumen karena ukurannya yang sesuai dengan keinginan
konsumen. Jika dilihat dari faktor harga, telur asin ‘chozin’ lebih menjadi pilihan karena
konsumen menilai bahwa harga yang diberikan produsen sesuai dengan kualitas yang
diberikan. Sedangkan harga dari telur asin ‘rahayu’ kurang terjangkau, hal tersebut
karena bahan baku yang digunakan adalah telur itik organik.
Merek produk menjadi unggulan dari telur asin ‘chozin’ dalam menempatkan
komunikasi pemasaran dari segi distribusi. Sedangkan kemudahan akses (aksesibilitas)
13
telur asin ‘rahayu’ lebih dapat meningkatkan penjualan karena konsumen akan lebih
memilih produk yang mudah dijangkau dibandingkan yang sulit. Dalam melakukan
promosi telur asin ‘chozin’ menggunakan strategi penyebaran media brosur sedangkan
telur asin ‘rahayu’ lebih memilih menggunakan strategi informasi dari mulut ke mulut.
Analisis:
Dalam latar belakang pembuatan jurnal, pentingnya subsektor peternakan dalam
menunjang perekonomian di Indonesia tidak disertai data sehingga kredibiltas dari pernyataan
tersebut tidak dapat dipercaya. Merujuk pada pembahasan, telur asin ‘chozy’ lebih fokus pada
penguatan faktor internal seperti mengoptimalkan citarasa telur dan menetapkan harga yang
sesuai dengan keinginan konsumen. Sedangkan telur asin ‘rahayu’ lebih fokus pada faktor
eksternal yaitu promosi dan penempatan distribusi. Kedua produsen ini seharusnya juga
memperhatikan apa yang menjadi kelemahan dari proses komunikasi pemasaran yang mereka
lakukan. Menguatkan yang lemah namun tetap mempertahankan aspek yang sudah kuat.
7. Judul
: Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pada Produk
Olahan Pertanian Lapis Bogor Sangkuriang
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Skripsi
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Relita Resa
Nama Editor
: Judul buku
: Kota dan Nama Penerbit : Bogor, Institut Pertanian Bogor
Nama Jurnal
: Volume(Edisi): hal
: Alamat url/ doi
: repository.ipb.ac.id/handle/123456789/65064
Tanggal diunduh
: 18 November 2014
Ringkasan
:
Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu institut yang berperan aktif dalam
pengembangan masyarakat. Salah satu bentuk pengabdian kampus pertanian ini adalah
dengan membina UKM terutama di wilayah kampus. Salah satu UKM binaan LPPMIPB adalah Lapis Talas Bogor. Produk ini merupakan salah satu produk inovasi yang
penjualannya sudah tersebar di wilayah kabupaten maupun kota Bogor. Produk ini
merupakan produk hasil olahan pertanian sehingga penting untuk diperhatikan
bagaimana sistem pemasaran dilakukan mengingat ketertarikan konsumen akan produk
hasil pertanian lebih sedikit dibandingkan produk cepat saji yang mudah didapat dan
tahan lama.
Penggunaan istilah bauran komunikasi pemasaran yang digunakan adalah yang
berisi periklanan (advertising), promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan
masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari
mulut ke mulut, dan penjualan personal. Jenis promosi yang utama yang dilakukan oleh
produsen adalah personal selling. Melalui pertukaran informasi dan interaksi antara
waraniaga dan pengunjung, maupun pengunjung dengan pegawai. Hal tersebut dapat
berdampak positif terhadap citra perusahaan karena pengunjung merasakan kepuasan
14
ketika mendapatkan informasi apapun yang mereka inginkan. Menjalin kerjasama
dengan pihak LPPM – IPB dapat dimasukan ke dalam strategi hubungan masyarakat
dan publisitas. Selain kerjasama dengan LPPM- IPB, UKM binaan lain menjadi sasaran
untuk kerjasama dan tidak lupa media-media yang secara tidak langsung memberikan
dampak positif bagi pemasaran lapis talas.
Pemasaran langsung (Direct Marketing) dan pemasaran mulut ke mulut (Word
of mouth) juga dilakukan untuk mencapai optimalisasi pemasaran yang dilakukan.
Pembukaan web di internet disertai kelengkapan informasi di dalamnya menjadi pilihan
dalam menjalankan pemasaran langsung. Pemasaran mulut ke mulut diharapkan dari
setiap pengunjung yang telah membeli produk menceritakan kepuasannya kepada sanak
keluarga, kerabat, dan orang sekitar sehingga timbul rasa ingintahu akan produk dan
dibantu dengan strategi promosi lain maka akan mampu terus meningkatkan penjualan.
Tidak hanya melalui kekuatan personal maupun individu, terdapat 3 media yang
menjadi pilihan dalam menjalankan komunikasi pemasaran yaitu media cetak, media
elektronik, dan internet. Hampir semua media cetak digunakan dalam memasarkan
produk sembari menjalin kerjasama dengan perusahaan terkait. Pada media internet,
media sosial facebook dan twitter lebih dipilih karena menjangkau khalayak yang
banyak karena hampir semua golongan masyarakat menggunakannya. Melihat potensi
tersebut, pihak produsen terus menjalankan promosi dengan media internet.
Analisis:
Studi kasus yang dipilih sangat baik jika melihat keseluruhan strategi promosi
yang digunakan. Walaupun tergolong pada Usaha Kecil Menengah, namun dalam
pemasarannya lapis talas dapat dikatakan berani karena tidak mempermasalahkan biaya
dalam melakukan promosi karena pengetahuaannya akan dampak positif dari kegiatan
promosi. Korelasi positif akan terjadi antara strategi promosi yang tepat dengan
peningkatan omset perusahaan.
8. Judul
: Bauran Pemasaran Pupuk Organik
Bokashi Kotaku Pada PT Karya Pak Oles
Tokcer Kota Depansar Provinsi Bali
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Jurnal
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Lely Ratna S, I Made Sudarma, Udayani Wijayanti
Nama Editor
: Judul buku
: Kota dan Nama Penerbit : Nama Jurnal
: Jurnal Agribisnis dan Agrowisata
Volume(Edisi): hal
: 2(2)
Alamat url/ doi
: ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/article/view/5390
Tanggal diunduh
: 13 Oktober 2014
Ringkasan
:
Berdasarkan data BPS dalam Hikmawati (2002), sektor pertanian merupakan
sektor yang memberikan kontibusi kedua terbesar setelah sektor industri dan
pengolahan. Pengembangan dan penelitian harus terus dilakukan pada sektor ini agar
15
dapat terus berkontribusi dan meningkatkan persentasenya terhadap pembangunan
nasional. Dalam rangka penelitian sektor pertanian, penulis mencoba menganalisis salah
satu produk pertanian yaitu pupuk organik yang diproduksi oleh salah satu perusahaan
untuk mengidentifikasi bauran pemasaran yang digunakan dan ditinjau melalui konsep
produk, harga, tempat/distribusi, dan jenis promosi yang dilakukan.
Memenuhi tujuan tersebut, penulis memaparkan satu-persatu mengenai hasil
penelitian yang telah dilakukan. Produk Pupuk Organik Bokashi Kotaku ini memiliki
beberapa keunggulan. Selain komposisinya yang baik, bentuk pupuk ini halus sehingga
mudah diserap tanaman. Produk dikemas praktis dan terbukti aman bagi lingkungan.
Kelebihan lain produk ini adalah terbukti telah meningkatkan kegemburan tanah,
efisiensi produk anorganik, dan produksi tanaman, serta menekan penyakit pada
tanaman. Selain mencoba untuk terus meningkatkan kualitas produknya, PT Karya Pak
Oles Tokcer yang berada di kota Denpasar ini mencoba terus mengefektifkan
pemasaran produknya dengan mendistribusikan produknya melalui 3 saluran yaitu ke
pengecer, koperasi, dan langsung kepada konsumen. Dengan saluran distribusi seperti
itu maka peluang perusahaan dalam meningkatkan omset maka akan semakin terbuka
lebar dibandingkan hanya menggunakan 1 saluran.
Dalam menentukan hargapun, perusahaan ini melakukan transparansi kepada
penulis mengenai keuntungan yang diambil perusahaan yang berkisar 30%. Penetapan
harga yang dilakukan berdasarkan kalkulasi dari bahan baku, tenaga kerja, biaya
operasional, dan biaya lain-lain. Promosi yang dilakukan perusahaan juga sudah dapat
dikatakan baik jika dilihat dari kepuasan konsumen karena perusahaan tidak sungkan
dalam memberikan testing produk kepada konsumen seperti di perkebunan jeruk,
perkebunan kopi dan coklat, serta perkebunan anggur. Selain tempat tersebut,
perusahaan juga coba memasukan produknya ke villa, hotel, serta stand tanaman hias.
Ingin promosi yang lebih maksimal, perusahan juga mensosialisasikan produknya ke
sekolah-sekolah melalui pameran dan penyebaran media informasi seperti poster atau
pamflet. Selain itu penulis juga memaparkan mengenai kendala-kendala yang dirasakan
oleh perusahaan baik internail maupun eksternal.
Analisis
Menurut saya, penelitian sudah sangat baik dilakukan oleh penulisi mengenai
pemasaran produk pertanian ini. Secara rinci dijelaskan apa yang beliau dapatkan dari
metode kualitatif kepada pihak perusahaan. Akan tetapi dalam melihat produk,
distribusi, harga, dan promosi, penulis hanya mengutamakan keunggulan dari produk
sehingga kurang mendalami mengenai kelemahan-kelemahan dari tiap aspek tersebut.
Dalam kesimpulan yang dipaparkan penulis tidak mencoba menjelaskan mengenai
harga, dengan kata lain tidak mencoba menjabarkan apakah penetapan harga yang
dilakukan oleh perusahaan sudah tepat atau belum.
9. Judul
Tahun
Jenis Pustaka
Bentuk Pustaka
Nama Penulis
: Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Honey Madoe di Lingkungan Kampus IPB
Dramaga
: 2011
: Skripsi
: Elektronik
: Dhanis Rahmida Winistuti
16
Nama Editor
: Judul buku
: Kota dan Nama Penerbit : Nama Jurnal
: Volume(Edisi): hal
: Alamat url/ doi
: repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52926
Tanggal diunduh
: 18 November 2014
Ringkasan
:
Ketergantungan penduduk Indonesia akan sektor pertanian sebagai sumber
utama dalam pemenuhan pangan menjadi landasan untuk menganalisis salah satu
subsektor pertanian yaitu peternakan. Salah satu hasil dari peternakan yang memilik
potensi untuk dikembangkan di bidang wirausaha diantaranya adalah HONEY Madoe
yang merupakan hasil inovasi pertanian Fakultas Peternakan di Institut Pertanian Bogor.
Inovasi produk pertanian ini dapat dilihat dari tempat madu berasal. Madu yang berasal
dari pohon kelengkeng masih menjadi andalan untuk produk yang ditawarkan. Jika
dikaitkan dengan kegiatan usaha, maka yang menjadi penting adalah komunikasi
pemasaran yang dilakukan oleh unit usaha tersebut. Unit usaha HONEY Madoe dinilai
belum dapat bersaing dengan industri besar dalam hal pemasaran, padahal jika dilihat
dari kepuasan konsumen akan produk dapat dikatakan kualitas produk yang diatawarkan
tidak kalah dengan produk dari industri besar terutama dalam hal citarasa.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada pelaku usaha, tidak terjadi
promosi yang menonjol sehingga banyak konsumen masih belum mengetahui tentang
produk. Jenis bauran promosi yang sebaiknya dilakukan oleh pelaku usaha antara lain
adalah periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan
informasi dari mulut ke mulut. Periklanan dilakukan melalui penyebaran pamflet dan
leaflet. Proses promosi seperti ini tidak berlangsung lama dikarenakan adanya
keterbatasan sumberdaya manusia dalam memperbaharui desain pamflet dan leaflet
menjadi lebih menarik. Sistem konyiasi menjadi salah satu strategi pelaku usaha dalam
melakukan promosi penjualan pribadi. Menitipkan barang ke unit usaha lainnya dapat
meningkatkan penjualan produk. Kegiatan promosi yang dirasakan paling optimal
dalam pelaksanaannya adalah informasi dari mulut ke mulut. Pada kenyataannya
segementasi pasar HONEY Madoe ini lebih tertarik pada informasi yang bersifat non
formal dan kepercayaan yang terjalin antar pelaku word of mouth ini menjadi faktor
pendukung dalam penyebaran informasi mengenai HONEY Madoe.
Jenis bauran promosi yang telahh dilakukan unit usaha adalah periklanan,
penjualan pribadi, dan informasi dari mulut ke mulut. Dari ketiga jenis bauran promosi
tersebut, yang paling menonjol dan optimal dalam pelaksanaannya adalah informasi dari
mulut ke mulut. Sedangkan pada jenis bauran promosi lainnya yakni hubungan
masyarakat dan promosi penjualan belum ada usaha dari pelaku usaha untuk melakukan
jenis promosi tersebut mengingat keterbatasan sumberdaya manusia dan finansial.
Analisis:
Personal selling merupakan salah satu jenis bauran promosi yang dilakukan
melalui penjualan tatap muka langsung kepada konsumen. Pendistribusian produk
kepada unit usaha lain tidak dapat dikatakan personal seeling atau penjualan
pribadi karena tidak langsung bertatap muka dengan konsumen. Jika dilihat dari potensi
17
komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh unit usaha HONEY Madoe, maka
sebaiknya dilakukan analisis bauran pemasaran terlebih dahulu yang mencakup product,
place, price, dan promotion agar lebih mengacu pada latar belakang yang mengatakan
bahwa produk hasil subsektor pertanian ini memang berpotensi untuk dikembangkan
sebagai kegiatan usaha.
10. Judul
: Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Produk Olahan Pertanian Institut Pertanian Bogor
di Serambi Botani, Mal Gandaria City
Tahun
: 2013
Jenis Pustaka
: Skripsi
Bentuk Pustaka
: Elektronik
Nama Penulis
: Lidya Agustina
Nama Editor
: Judul buku
: Kota dan Nama Penerbit : Nama Jurnal
: Volume(Edisi): hal
: Alamat url/ doi
: repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63150
Tanggal diunduh
: 18 November 2014
Ringkasan
:
Pandangan masyarakat terhadap sektor pertanian yang hanya menyediakan
komoditas primer saja harus segera dirubah. Nyatanya sekarang telah ditemukan banyak
hasil olahan pertanian yang tidak hanya merupakan bahan mentah, melainkan sudah
merupakan produk yang siap untuk digunakan sesuai fungsinya. Institut Pertanian
Bogor telah melakukan inovasi pertanian ini dengan mendirikan toko yang bernama
Serambi Botani. Produk yang ditawarkan merupakan produk yang sudah teruji karena
merupakan hasil penelitian. Karakteristik produk yang yang ditawarkan oleh IPB
sebagai pengelola toko Serambi Botani ini adalah produk olahan pertanian yang
berkonsep alami, sehat, dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya yang dapat
menimbulkan efek samping yang buruk pada konsumen.
Dalam prosesnya, tidak semua calon konsumen memiliki pengetahuan bahwa
produk olehan pertanian memiliki kualitas yang baik dibandingkan produk lain yang
mengandung zat kimia berbahaya. Oleh karena itu, pentingnya promosi penjualan untuk
memberikan informasi kepada calon konsumen agar pengetahuan konsumen akan
produk serambi botani semakin meningkat sehingga berkorelasi positif pada
peningkatan pengunjung toko. Terdapat 5 jenis bauran promosi yaitu periklanan
(advertising), penjualan pribadi (personal selling), promosi penjualan (sales
promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity), dan
pemasaran langsung (direct marketing). Dari kelima bauran promosi tersebut, pihak
pengelola serambi botani melakukan semua jenis promosi tersebut. Media periklanan
lini bawah (below the line) menjadi pilihan toko untuk melakukan promosi periklanan.
Menyebarkan leaflet, banner, dan tayangan audiovisual di sekitar toko dapat menarik
minat pengunjung untuk memasuki toko. Pemberian potongan harga, sampel gratis, dan
18
keikutsertaan dalam pameran merupakan strategi promosi penjualan perusahaan dalam
meningkatkan pengetahuan pengunjung akan produk yang ditawarkan. Pada strategi
hubungan masyarakat dan publisitas, Serambi Botani memberikan jasa konsultatif bagi
para pelaku usaha UKM. Advertorial promotion atau periklanan terselubung juga
dilakukan oleh Serambi Botani. Periklanan ini tidak dilakukan dengan sengaja, pihak
toko pun tidak meminta kepada pihak lain untuk menyebarkan informasi, akan tetapi
secara tidak langsung perusahaan terkait mengiklankan mengenai produk Serambi
Botani.
Penjualan personal (personal seeling) terlihat saat wiraniaga melakukan
interaksi langsung dengan para pengunjung sembari bertukar informasi mengenai
produk yang diinginkan. Tidak lupa pula pelaku usaha menggunakan website untuk
menarik pengunjung via dunia maya. Strategi pembuatan media internet ini termasuk ke
dalam pemasaran langsung atau direct marketing. Dari kelima jenis bauran promosi
tersebut, antara jenis bauran promosi memiliki saling terggantungan sehingga tidak
dapat dinilai jenis bauran promosi mana yang lebih efektif dalam menarik pengunjung.
Hasil penelitian ilmiah mengenai bauran promosi produk olahan pertanian ini dikaitkan
dengan karakteristik pengunjung yang datang ke mal tempat toko ini berada.
Analisis:
Dalam dokumentasi yang diberikan tidak lengkap dari semua jenis promosi yang
dilakukan. Tidak ada dokumentasi saat wiraniaga sedang berinteraksi dengan
pengunjung. Selain itu pemaparan mengenai pengaruh periklanan untuk meningkatkan
pengunjung kurang begitu rinci sehingga dalam pembahasannya sulit untuk dilihat
korelasi antara kedua variable tersebut.
RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN
Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk
membantu kegiatan pemasaran sebuah perusahaan (Kusumastuti 2009). Don E.Schultz,
Stanley Tannenbaumdan Robert Lauterborn dalam Kusumastuti (2009) dalam buku
mereka “Integrated Marketing Communication’ (1994-hal.46) memandang komunikasi
pemasaran sebagai kontinum dari mulai tahap perencanaan (design) produk, distribusi,
sampai ke kegiatan promosi (melalui iklan, pemasaran langsung dan tahap pembelian
dan penggunaan di kalangan konsumen). Pernyataan tersebut lebih dikenal dengan
istilah bauran pemasaran. Setiap perusahaan atau pelaku usaha yang melakukan
kegiatan komunikasi pemasaran, perlu melakukan perencanaan dengan matang
mengingat efektivitas dan efisiensi yang haru dilakukan setiap perusahaan.
Kotler dalam Kennedy dan Soemanegara dalam Kusumastuti (2009)
mendefinisikan pemasaran sebagai: “ A Societal process by which individual and group
obtains what tthey need and want throught value with other”. Konsep inti pemasaran
adalah pertukaran. Dalam kajian pemasaran kita mengenal istilah bauran pemasaran
terdiri dari product, price, promotion, dan place, atau yang biasa dikenal orang dengan
istilah four P’s. Jika digabung dengan aplikasi pemasaran atau disebut dengan Four of
Cs, maka product berkaitan dengan costumer solution, price berkaitan dengan costumer
cost, place berkaitan dengan convience, promotion berkaitan dengan communication.
Dari keempat aspek yang terdapat dalam Four P’s, yang akan menjadi fokus adalah
saluran komunikasi pemasaran yang digunakan sehingga sangat erat kaitannya dengan
bauran promosi (Promotional Mix).
Kusumastuti (2009) menyatakan bahwa terdapat delapan langkah dalam
mengembangkan program komunikasi pemasaran secara efektif, masing-masing adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi audiens yang dituju
Audiens dapat diartikan sebagai calon pembeli produk perusahaan, pemakai saat
ini, penentu keputusan, atau pihak yang mempengaruhi. Audiens itu dapat terdiri
dari individu, kelompok masyarakat tertentu atau masyarakat umum.
2. Menentukan tujuan komunikasi tersebut
Setelah pasar sasaran dan karakteristiknya diidentifikasi, komunikator pemasaran
harus memutuskan tanggapan yang diharapkan dari audiens. Tanggapan terakhir
yang diharapkan dari audiens adalah pembelian, kepuasan yang tinggi dan cerita
dari mulut ke mulut.
3. Merancang pesan
Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari audiens komunikator
selanjutnya mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya, pesan itu harus pesan
yang efektif. Idealnya, pesan itu harus menarik perhatian (attention),
mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan
menggerakan tindakan (action)
4. Memilih saluran komunikasi
21
22
Saluran komunikasi terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Saluran komunikasi personal: Mencakup dua orang atau lebih yang
berkomunikasi secara langsung satu sama lain.
b. Saluran komunikasi non personal: Menyampaikan pesan tanpa melalui kontak
atau interaksi pribadi, tetapi dilakukan melalui media, atmosfer, dan acara.
5. Menentukan total anggaran promosi
Bagaimana perusahaan menentukan anggaran promosinya? Ada empat prinsip
utama dalam menyusun anggaran promosi. Tentu saja
a. Sesuai kemampuan,
b. Presentasi penjualan,
c. Keseimbangan persaingan,
d. Tujuan dan tugas
6. Membuat keputusan atas bauran promosi (Marketing Mix). Perusahaan harus
mendistribusikan total anggaran promosi untuk lima alat promosi, yaitu:
a. Iklan, merupakan model komunikasi yang dapat menjangkau publik secara
luas. Iklan dapat digunakan untuk membangun image jangka panjang dan juga
mempercepat quick sales. Selain itu, iklan juga bersifat baku dan dapat
ditayangkan berulang-ulang serta dapat memperoleh efek dramatisasi dari iklan
yang telah ditayangkan tersebut. Namun, iklan hanya dapat membawa pesan
secara monolog (komunikasi satu arah)
b. Promosi penjualan. Alat promosi ini mempunyai tiga manfaat yaitu pertama,
komunikasi, dimana merupakan saran untuk menarik perhatian dan
memberikan informasi yang akhirnya mengarahkan konsumen kepada produk.
Hal tersebut memberikan kontribusi nilai tambah kepada konsumen dan juga
dapat secara aktif mengajak konsumen membeli produk yang ditawarkan.
c. Public Relations dan Publisitas. Alat promosi ini dapat menarik perhatian
khalayak ramai jika memiliki kredibilitas yang tinggi dan tidak memasukan
unsure penjualan, jadi hanya sebagai pemberi informasi, Public Relation dan
publisitas juga dapat memperoleh efek dramatisasi seperti yang terjadi pada
iklan.
d. Personal selling, merupakan alat promosi yang paling efektif pada siklus
terakhir dari proses pembelian. Hal ini terjadi karena personal selling dapat
membuat hubungan interaktif secara dekat, sehingga dapat mengenal konsumen
secara lebih dalam dan lebih baik, sehingga dapat memberikan respon yang
tepat. Keandalan personal selling adalah mendekatkan pelanggan dengan
penjualan lewat penggunaan jalur – jalur distribusi produk melalui pendeketan
personal.
e. Direct Marketing. Alat promosi ini hanya dapat menjangkau konsumen yang
spesifik. Namun, pesan yang disampaikan melalui direct marketing dapat
disesuaikan dengan karakter dan respon konsumen yang dituju serta dapat
diperbaharui secara cepat pula.
Pada umumnya perusahaan selalu mencari cara untuk memperoleh efisiensi
dengan menyubtitusi suatuu alat promosi dengan lainnya.
7. Mengukur hasil promosi tersebut
23
Setelah menerapkan rencana promosi, komunikator harus mengukur dampaknya
pada audiens sasaran. Hal ini mencakup menanyakan audiens sasaran apakah
mereka mengenali atau mengingat pesan yang telah disampaikan., beberapa kali
mereka melihatnya, hal-hal apa saja yang mereka ingat, bagaimana perasaan
mereka tentang pesan tersebut, sikap mereka sebelumnya, tentang produk dan
perusahaan itu.
8. Mengelola dan mengkoordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi
Banyak perusahaan masih sangat mengandalkan satu atau dua alat komunikasi
untuk mencapai tujuan komunikasinya. Praktik ini terus berlangsung, meski
sekarang ini sering terjadi disintegrasi dari pasar massal ke banyak pasar kecil,
masing-masing memerlukan pendekatan komunikasi tersendiri; berkembangnya
berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen. Alat komunikasi,
pesan, dan audiens yang sangat lebih modern.
Melihat dari delapan langkah dalam mencapai komunikasi pemasaran yang
efektif oleh Kusumastuti (2009), pada poin 6 dimana dipaparkan mengenai membuat
keputusan atas bauran promosi (Marketing Mix). Langkah ini menjadi penentu dari
mulai tingkat pengetahuan konsumen sampai ke tindakan konsumen dalam membeli
produk tersebut. Selain termasuk dalam salah satu langkah untuk mencapai efektivitas
komunikasi pemasaran, promosi juga merupakan salah satu aspek yang disebutkan
dalam teori Four P’s. Hal tersebut menandakan bahwa betapa pentingnya promosi
dilakukan dalam memasarkan suatu produk.
Bauran Promosi
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk tersebut akan berguna bagi mereka, maka
mereka tidak akan pernah membelinya (Hurriyati 2010). Hurriyati (2010) juga
memaparkan mengenai tujuan utama dari promosi yakni menginformasikan,
mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang
perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut
dijabarkan sebagai berikut:
a. Menginformasikan (informing), dapat berupa: menginformasikan pasar
mengenai keberadaan suatu produk baru, memperkenalkan cara pemakaian
yang baru dari suatu produk, menyampaikan perubahan harga kepada pasar,
menjelaskan cara kerja suatu produk, menginformasikan jasa-jasa yang
disediakan oleh perusahaan, meluruskan kesan yang keliru, mengurangi
ketakutan atau kekhawatiran pembeli, dan membangun citra perusahaan.
b. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk: membentuk pilihan
merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu, mengubah persepsi pelanggan
terhadap atribut produk, mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga, dan
mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga
24
c. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas: mengingatkan pembeli bahwa
produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan
kembali pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan,
membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan, dan menjaga
agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
Jika dikaitkan dengan efektivitas saluran komunikasi pemasaran pada ranah
kognitif, afektif, dan konatif maka ketiga tujuan promosi tersebut secara tersirat
menyampaikan bahwa ketiga aspek tersebut memang harus dicapai oleh bauran
promosi. Melalui promosi pelaku berharap agar dapat menginformasikan produk yang
mereka tawarkan kepada konsumen dan mencapai aspek kognitif konsumen berupa
pengetahuan dan informasi mengenai keberadaan dan keunggulan produk. Membujuk
pelanggan sasaran merupakan tujuan yang erat kaitannya dengan aspek afektif karena
melibatkan kondisi emosional di dalamnya. Tujuan promosi yang terakhir adalah
mengingatkan yang berlanjut kepada tindakan konsumen akan kembali lagi ke toko
ketika membutuhkan produk yang diatawarkan toko sebagai efek promosi yang erat
kaitannya dengan aspek konatif.
Dalam melakukan kegiatan promosi, terdapat beberapa teknik promosi yang
dapat dilakukan. Kotler (2000) dalam Kusumastuti (2009) mengatakan bahwa terdapat
lima jenis teknik yang dimaksud bauran promosi, yaitu iklan (advertising), penjualan
tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), hubungan
masyarakat dan publisitas (public relation and publicity) dan pemasaran langsung
(direct selling).
Tabel 1. Bauran Promosi Kotler (2000)
Periklanan
Iklan di media
cetak dan
elektronik
Gambar
bergerak
Brosur, buklet
Poster, leaflet
Direktori
Billboard
Display
Material
Audiovisual
Logo dan
simbol
Videotape
Promosi
Penjualan
PR dan
Publisitas
Penjualan
Tatap Muka
Pemasaran
Langsung
Kontes
permainan
Undian
Hadiah
Pameran
Eksibisi
Demonstrasi
Kupon
Rabat
Pembiayaan
Bunga rendah
Hiburan
Press kits
Pidato
Seminar
Laporan
tahunan
Donasi
Amal
Sponsorship
Courtessy call
Majalah
Perusahan
Presentasi
penjualan
Pertemuan
penjualan
Program
insentif
Pameran
perdagangan
Katalog
Surat
Telemarketing
Electronic
Shopping
TV Shooping
Fax Mail
E-mail
Voice Mail
25
Namun seiring perkembangannya, komunikasi pemasaran tidak hanya digolongkan
kedalam 5 teknik jenis bauran promosi. Sembilan tahun berselang Kotler dan Keller
(2009) dalam Anjani (2014) menyatakan bauran komunikasi pemasaran terdiri dari
delapan model / elemen komunikasi, seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Bauran Promosi Kotler and Keller (2009)
Iklan
Promosi
Event
Hubungan
Penjualan
dan
Masyarakat
Pengala- dan
man
Publisitas
Iklan cetak
dan
tayangan
Kemasan
luar
Sisipan
kemasan
Film
Brosur dan
buklet
Poster dan
selebaran
Direktori
Cetak
ulang iklan
Tanda
pajangan
Pajangan
Titik
pembelian
Bahan
audiovisual
Simbol dan
logo
Video
Kontes
Permainan
Undian
Lotere
Premi dan
hadiah
Sampel
Bazaar dan
pameran
dagang
Pameran
demonstrasi
Kupon
Rabat
Pembiayaan
berbunga
rendah
Hiburan
Tunjangan
Pertukaran
barang
bekas
Program
kontinuitas
Tie-in
Olahraga
Hiburan
Festival
Seni
Acara
amal
Tur
pabrik
Museum
perusaha
an
Kegiatan
jalanan
Peralatan
media
Pidato
Seminar
Laporan
tahunan
Donasi amal
Publikasi
Hubungan
komunitas
Lobi
Media
identitas
Majalah
perusahaan
Pemasara
n langsung
dan
pemasaran
interakftif
Katalog
Surat
Telemarketing
Belanja
elektronik
Belanja tv
Surat taks
E-mail
Surat suara
Blog
Situs web
Pemasa
Penjua
-ran dari -lan
mulut ke personal
mulut
Orang ke Presentasi
orang
penjualan
Chat
Rapat
room
penjualan
Blog
Program
insentif
Sampel
Bazaar
dan
pameran
dagang
Uraian dari tabel berikut, adalah:
1. Iklan
Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau
jasa melalui sponsor yang jelas.
2. Promosi penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian
produk atau jasa.
3. Event dan pengalaman
Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk
menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan merek
tertentu
4. Hubungan masyarakat dan publisitas
Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra
perusahaan atau produk individunya.
26
5. Pemasaran langsung
Penggunaan surat, telepon, facsimile, e-mail, atay internet untuk berkomunikasi
secara langsung dengan meminta respons atau dialog dari pelanggan dan prospek
tertentu
6. Pemasaran interaktif
Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan atau
prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan kesadaran,
memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa.
7. Pemasaran dari mulut ke mulut
Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang berubungan
dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa.
8. Penjualan personal
Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk tujuan
melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.
Jika merujuk pada konsep Kotler (2000) maka terdapat 5 jenis teknik
bauran promosi. Sedangkan pada tahun 2009, Kotler dan Keller menyatakan terdapat 8
elemen bauran promosi. Pada studi literature ini terjadi perpaduan antar kedua konsep
tersebut. Pelaku usaha ada yang melakukan bauran promosi menggunakan konsep lama,
ada juga yang sudah mengadopsi konsep baru tetapi tidak semuanya. Ragam bauran
promosi yang terdapat pada studi ini adalah periklanan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat dan publisitas, penjualan personal, pemasaran langsung, dan informasi dari
mulut ke mulut (word of mouth)
Ragam Bauran Promosi Produk Pertanian
Berdasarakan hasil analisis studi literatur yang telah dilakukan terdapat 6 ragam
bauran promosi yang telah digunakan oleh UMKM Produk Pertanian yaitu periklanan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan personal, pemasaran
langsung, dan informasi dari mulut ke mulut. Pemaparan dan penjelasan mengenai
kegiatan yang berhubungan dengan elemen promosi tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut.
Periklanan
Periklanan (advertising) dapat difenisikan sebagai setiap bentuk komunikasi
nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu
sponsor yang diketahui (Morissan 2010). Definisi ‘dibayar’ yang dimaksud adalah
dalam membuat suatu iklan membutuhkan ruang dan waktu dalam pelaksanaannya
sehingga dibutuhkan biaya untuk pembuatan iklan tersebut. . Nonpersonal yang
dimaksud disini adalah pesan yang disampaikan pada periklanan merupakan pesan
untuk orang banyak bukan individu sehingga membutuhkan media massa (televisi,
radio, majalah, koran, spanduk, dll) dalam pelaksanaanya.
Dalam studi ini, 7 dari 10 hasil ilmiah menyatakan bahwa pelaku usaha produk
pertanian telah menggunakan periklanan sebagai alat promosi. Media yang paling
banyak digunakan adalah media cetak yakni brosur, leaflet, dan poster. Namun beberapa
pelaku usaha juga merambah media elektronik seperti iklan televise dan pemasangan tv
27
pada sekitar toko. Melalui periklanan, toko seharusnya mampu meningkatkan aspek
kognitif konsumen. Media periklanan harus dibuat semenarik mungkin untuk dapat
mendapatkan perhatian konsumen baik dalam membaca maupun menonton. Hasilnya, 5
dari 7 pelaku usaha yang melakukan alat promosi periklanan efektif dalam mencapai
aspek kognitif konsumen dan membuat konsumen tertarik untuk mengunjungi toko
(afektif dan konatif).
Studi ini menunjukan pula bahwa masih jarang pelaku usaha khususnya UMKM
kelompok tani yang melakukan periklanan menggunakan media elektronik dan media
internet. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan anggaran promosi yang telah disepakati.
Padahal dalam kenyataannya, menggunakan media internet akan mempermudah
konsumen dalam mencari informasi mengenai produk sehingga dapat memperbesar
ruang lingkup yang menjadi segmentasi pasar.
Promosi Penjualan
Promosi merupakan elemen atau bagian dari pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumennya. Promosi penjualan secara
umum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu promosi penjualan yang berorientasi
kepada konsumen (consumer-oriented sales promotion) dan promosi penjualan yang
berorientasi pada perdagangan (trade-oriented sales promotion) (Morrisan 2010).
Dalam studi ini, pelaku usaha telah melakukan kedua tipe promosi penjualan tersebut.
Mayoritas pelaku usaha mendistribusikannnya pada pedagang pengecer untuk
menjangkau konsumen yang akan membeli dalam jumlah kecil. Namun bukan berarti
fokus penjualan hanya kepada pedagang pengecer saja, pelaku usaha dalam hal ini
kelompok tani juga aktif dalam mengikuti pameran, bazaar, memberikan potongan
harga, dan mendatangi langsung kepada konsumen untuk dapat memberikan sampel
gratis.
Dalam mencapai efektivitasnya, memberikan sampel langsung kepada
konsumen merupakan salah satu alat yang efektif dalam mencapai aspek afektif
konsumen karena konsumen dapat langsung merasakan manfaat dan keunggulan dari
produk. Pemberian sampel ini hanya dilakukan 3 dari 8 studi yang ditemukan
menggunakan aspek promosi penjualan. Jenis promosi seperti ini harus dapat melihat
potensi pasar sehingga tidak acak dalam memilih konsumen yang akan diberikan
sampel . Seperti contoh pada studi Bauran Pemasaran Lobster Air Tawar Pada
Kelompok Petani Agro Crayfish di Denpasar, kelompok tani melakukan pemberian
sampel pada pengunjung restoran seafood. Rata-rata pengunjung restoran memang
merupakan penggemar seafood sehingga berpotensi untuk membeli produk yang
mereka tawarkan (lobster air tawar) untuk dapat dikonsumsi di rumah atau dapat
mengolah seperti keinginannya karena membeli dari mentah.
Promosi penjualan yang banyak dilakukan juga yakni mengikuti pameran dan
bazaar. Mayoritas motivasi pelaku usaha dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut
adalah sudah mengetahui jenis pasar yang akan mereka temukan. Misalkan pada kasus
Bauran Pemasaran Pupuk Organik Bokashi Kotaku Pada PT Karya Pak Oles Tokcer
Kota Denpasar Provinsi Bali, mereka selalu memenuhi undangan dalam mengikuti
pameran yang diadakan Dinas Pertanian karena telah mengetahui bahwa karakteristik
28
konsumen yang datang ke pameran tersebut memang sedang mencari produk yang
berhubungan dengan pengolahan pertanian, maupun hasil-hasil pertanian. Promosi
penjualan ini merupakan alat promosi yang paling banyak digunakan dalam studi ini.
Sebanyak 8 dari 10 studi menggunakan promosi penjualan sebagai salah satu alat
promosi.
Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Hubungan masyarakat dalam perusahaan penting agar perusahaan dalam
menyebarkan informasi yang tersistematis untuk tetap mempertahankan atau
meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata konsumen. Menurut Frank Jefkins dalam
Morrisan (2010), terdapat begitu banyak definisi humas, namun ia sendiri memberikan
batasan humas yaitu “sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi terencana, baik
itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam
rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandasakan pada saling pengertian”.
Menurutnya, humas pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan
pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan
akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif). Dari keseluruhan jenis
hubungan masyarakat yang dilakukan oleh pelaku usaha seperti kerjasama dengan
komunitas, UMKM lain, dan kelompok tani lain, yang paling jarang dilakukan adalah
pada studi Efektivitas Komunikasi Pemasaran Produk Olahan Pertanian Institut
Pertanian Bogor di Serambi Botani, Mal Gandaria City. Dalam kasus ini pelaku usaha
menggunakan jasa konsultatif bagi para konsumen maupun calon konsumen. Dengan
begitu konsumen akan merasakan kenyamanan dalam memilih produk sehingga merasa
bebas untuk memilih produk sesuai kebutuhan dan keinginan mereka.
Publisitas merupakan salah satu contoh kegiatan yang dilakukan oleh humas.
Kegiatan ini berupa komunikasi satu arah kepada massa yang biasanya mengandung
unsur peningkatan pengetahuan bagi calon pembeli. Namun dalam keseluruhan studi
ini, komunikasi satu arah tidak terlalu sering dilakukan pada kegiatan promosi. Pelaku
usaha lebih sering melakukan komunikasi dua arah seperti sharing dengan komunitas
atau kelompok lain sebagai bentuk kerjasama sehingga antar komunitas saling
membantu apabila terdapat informasi yang dibutuhkan oleh pihak lain.
Penjualan personal
Penjualan personal merupakan salah satu elemen dari bauran promosi. Dalam
prosesnya, penjualan personal merupakan interaksi langsung antara pembeli dengan
konsumen. Morrisan (2010) menyatakan bahwa penjualan personal berupaya untuk
membantu atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan. Tipe
penjualan personal ini juga banyak dilakukan oleh pelaku usaha. Hasil dari studi
menyatakan bahwa penjualan personal efektif untuk menjangkau aspek kognitif pembeli
karena merupakan bentuk interaksi langsung sehingga calon pembeli bisa dengan bebas
menanyakan mengenai informasi yang dia butuhkan. Berinteraksi langsung juga mampu
mempengaruhi aspek afektif karena dengan karakter penjual (sales) yang ramah, santun,
dan berpenampilan menarik mampu membuat calon pembeli nyaman sehingga dapat
lebih mudah diarahkan untuk membeli produk yang ditawarkan.
29
Penjualan personal dapat berupa pelayanan dari pelaku usaha ketika sudah ada
pengunjung toko dan dapat berupa langsung mendatangi calon konsumen dan
melakukan penjualan. Dalam studi ini lebih banyak dilakukan penjualan personal
mendatangi konsumen baik dengan sales maupun pedagan pengecer. Penjualan personal
mampu meningkatkan pembelian karena langsung mendatangi konsumen sehingga
banyak faktor lain yang mempengaruhi tidak hanya ketika sedang membutuhkan produk
saja.
Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung atau direct marketing adalah upaya perusahaan atau
organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran
dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan dan/ atau transaksi penjualan (Morrisan
2010). Perbedaan antara penjualan personal dan pemasaran langsung adalah dalam
pemasaran langsung tidak diharuskan bertatap muka melainkan dapat melalui media
tetapi tetap mendorong konsumen untuk memberikan tanggapan langsung. Salah satu
contohnya adalah iklan interaktif dalam televisi.
Dalam studi ini, alat promosi pemasaran langsung masih sedikit dilakukan. Pada
kasus Efektivitas komunikasi Pemasaran Pada Produk Olahan Pertania Lapis Bogor
Sangkuriang pengadaan website sebagai salah satu sarana interaktif kepada konsumen.
Pada kasus lain, keterbatasan biaya kembali menjadi kendala dalam mencapai pasar
spesifik. Apabila mengarah pada teknologi maka belum ada SDM yang memadai dalam
mengoperasikannya. Pelaku usaha yang melakukan jenis promosi ini biasanya
menggunakan alat promosi lain karena tidak terlalu efektif dalam meningkatkan
pembelian.
Informasi mulut ke mulut (word of mouth)
Elemen saluran komunikasi lainnya adalah informasi dari mulut ke mulut.
Kotler dan Ketler (2009) dalam Anjani (2014) mendefinsikan informasi mulut ke mulut
sebagai kegiatan komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antar masyarakat yang
berhubungan dengan keunggulan atau pengelaman pembeli atau menggunakan produk
jasa. Meskipun perusahaan tidak dapat mengontrol sepenuhnya akan informasi yang
tersebar, namun dalam beberapa kasus kegiatan promosi seperti ini ternyata efektif
karena tidak semua calon konsumen dapat mengakses elemen komunikasi lainnya.
Seperti contoh orang yang bertempat tinggal di desa tidak dapat melihat spanduk besar
yang dipasang perusahaan di tengah kota, namun apabila salah satu dari mereka telah
melihat kemudian tertarik dengan konten spanduk ketika sedang pergi ke kota maka
orang tersebut akan menceritakan kembali kepada teman, kerabat, dan keluarga yang
ada di desa.
Dalam mencapai karakteristik konsumen yang berasal dari desa alat promosi ini
dapat dikatakan efektif jika mengingat karakter individu desa yang tidak individualistic
sehingga penyebaran informasi disana dapat terjadi secara cepat. Kebiasaan orang di
desa untuk berkumpul dan berbagi informasi satu sama lain menjadi harapan bagi
pelaku usaha agar produknya dapat tersebar dan mencapai aspek kognitif calon
konsumen. Informasi dari mulut ke mulut tidak dilakukan oleh pelaku usaha yang
30
memiliki segmentasi pasar pengunjung mall karena kemungkinan mereka saling berbagi
informasi sangat minim.
Dalam studi ini dipaparkan dalam suatu kasus yaitu Analisis Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Dalam Membeli Telur Asin “Chozin” dan
“Rahayu” di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan bahwa dalam studi perbandingan
ini salah satu produk hanya menggunakan alat promosi word of mouth saja namun
terbukti efektif dalam mencapai konsumen dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hal tersebut dapat terjadai karena adanya rasa kepercayaan antar pemberi informasi
sehingga dapat dengan mudah mempengaruhi untuk membeli.
Efektivitas Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan salah satu jenis komunikasi. Berdasarkan
studi yang penulis pelajari, komunikasi dapat dikatakan efektif apabil sudah tercapai
kesamaan makna antara pelaku komunikasi tersebut. Terdapat beberapa teori mengenai
komunikasi. Mulai dari teori yang menyatakan bahwa harus terdapat unsur sumber,
pesan yang disampaikan, dan penerima saja. Sampai kepada teori yang menyatakan
bahwa harus ada tanggapan atau efek dari penerima pesan. Berkaitan dengan
komunikasi pemasaran, dalam mengukur efektivitas saluran komunikasi yang
digunakan, salah satu aspek yang terpenting adalah kesiapan konsumen berupa tindakan
nyata untuk membeli produk (konatif). Tentunya konsumen tidak langsung ingin
membeli produk begitu saja. Terdapat tahapan-tahapan dari mulai konsumen memiliki
pengetahuan atau informasi mengenai produk (kognitif), sampai kepada rasa
ketertarikan (afektif) akan produk setelah mendapat informasi yang diinginkan dari
elemen bauran promosi.
Kognitif
Aspek kognitif merupakan aspek yang berkenaan dengan pengetahuan dan
penerimaan informasi baik mengenai produk yang ditawarkan maupun mengenai
perusahaan penjual produk.
Afektif
Aspek afektif merupakan aspek yang berkaitan dengan emosional individu.
Biasanya aspek ini sudah menunjukan sikap konsumen baik suka maupun tidak suka
akan suatu produk yang ditawarkan.
Konatif
Aspek konatif merupakan aspek yang menunjukan kesiapan konsumen dalam
bertindak. Mulai dari berjalan ke arah toko sampai melakukan transaksi dengan penjual
maka dapat dikatakan sudah mengenai aspek konatif karena berupa tindakan nyata.
Produk Pertanian
Berdasarkan namannya produk pertanian merupakan produk yang berasal dari
kegiatan pertanian baik yang berupa hasil primer maupun hasil olahan. Berbeda dengan
31
produk lainnya, produk pertanian adalah produk yang khas karena memiliki
karakteristik tertentu. Effendi (2010) memaparkan mengenai karakteristik umum produk
hasil pertanian yaitu:
1. Voluminous dan bulky
 Perlu ruang dan biaya yang relatif besar
 Biaya pengangkutan mahal
 Harga produk relatif sangat kecil dibandingkan dengan volumenya
 Biaya total pemasarannya sering kali jauh lebih besar secara proposional
dibandingkan biaya produksinya
2. Penawaran produknya relatif kecil
 Secara perorangan petani pada umumnya merupakan supplier kecil yang tidak
memiliki posisi tawar dalam menentukan harga
 Penetapan harga umumnya dikuasai oleh pelaku pasar lain
3. Mudah rusak/ perishable
 Produk hasil pertanian dikenal tidak tahan lama dan mudah rusak
 Sebab: Rendahnya kualitas pasca panen, kandungan air relatif tinggi, serta
faktor-faktor lain yang lekat dengan karakteristik biologis dan fisiologis produk
agronomi itu sendiri.
4. Ketidakseragaman
 Kualitas produk cenderung tidak seragam (ukuran, kematangan, dll)
5. Ketergantungan pada alam
 Produk hasil pertanian bersifat spesifik dalam kaitannya dengan faktor
klimatologi
 Seluruh aspek alamiah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produk
hasil pertanian
 Produk tertentu hanya dapat ditanam pada kondisi alam tertentu dan dipanen di
musim-musim tertentu.
 Perubahan kondisi alam di luar kecenderungan alamiahnya akan berakibat pada
kegagaln panen
 Produksi berpusat di daerah tertentu (distribusi)
 Berdasarkan sifat semacam ini produk hasil pertanian tergolong produk beresiko
tinggi
6. Bersifat musiman
 Ketersediaan produk hasil pertanian bersifat musiman: saat panen produk
tersedia di pasar dalam jumlah melimpah sebaliknya sebelum dan sesudah saat
panen terjadi kelangkaan pasokan di pasar
7. Menciptakan stuktur harga pasar yang tidak menguntungkan bagi produk hasil
pertanian
 Hukum permintaan dan penawaran (harga turun bila terjadi kelebihan pasokan
dan harga naik bila terjadi kekurangan pasokan di pasaran)
8. Memiliki banyak produk subtitusi
 Produk hasil pertanian bersifat subtitusi satu sama lain
Kebutuhan akan satu jenis produk hasil pertanian jika tidak tersedia maka dapat
digantikan dengan jenis produk agronomi yang lain
32
 Produk hasil pertanian baik sebagai produk yang langsung dikonsumsi maupun
input produksi
Melihat karakteristik umum dari produk pertanian tersebut, maka terlihat jelas
bahwa produk pertanian memiliki keterbatasan dalam pengolahannya baik dari bidang
industri maupun pemasaran produk tersebut. Melihat resiko terburuk akan penjualan
produk pertanian merupakan gagal panen yang berarti kerugian kepada pelaku usaha
maka dituntut perencanaan yang matang dalam menentukan pemasaran baik dari
keunggulan produk, tempat distribusi penjualan, penentuan harga, dan jenis promosi
yang akan digunakan oleh pelaku usaha. Jika kita merujuk pada keterbatasan yang ada
karena karakteristik produk, hal tersebut seharusnya menjadi perhatian bagi para pelaku
usaha yang menawarkan produk pertanian agar lebih berhati-hati dalam memilih bauran
promosi agar dalam pelaksanaannya lebih efektif dan efisien.
Karakteristik produk pertanian tidak hanya dapat dilihat secara umum saja kan
tetapi dapat dilihat dari jumlah produksinya apakah itu merupakan skala kecil atau skala
besar.. Efendi (2010) memaparkan karakteristik produk ditinjau dari pemasaran produk
baik dalam skala besar maupun kecil pada tabel berikut.
Tabel 3. Karakteristik Produk Pertanian
No
1.
2.
3.
Skala Kecil
Harga produk relatif murah karena
produsen sebagai price taker dan
efek dari asimetri informasi,
bargainning potition yang rendah di
produsen
Fluktuasi harga relatif tajam karena
minimnya
kemampuan
mendistribusikan
produk
dan
melihat peluang pasar
Produk bersifat generik, memasuki
pasar yang cenderung bersifat
monopsoni atau oligopsoni
4.
Jumlah produk yang dipasarkan
pada umumnya tidak memenuhi
skala ekonomi (jumlah relatif kecil)
5.
Produk melalui rantai pemasaran
yang relatif panjang untuk sampai
pada konsumen
6.
Pada umumnya produk tidak
mengalami perubahan bentuk
7.
Resiko pemasaran relatif tinggi
karena fluktuasi harga dan sifat
mudah rusaknya produk pertanian
Elastisitas harga produk relatif lebih
rendah
8.
Skala Besar
Harga produk relatif lebih mahal karena
produsen memiliki bargainning potition
yang lebih tinggi dan memiliki kemampuan
mengakses pasar konsumen.
Fluktuasi harga relatif relatif lebih rendah
karena
kemampuan
mendistribusikan
produk dan melihat peluang pasar karena
ada perencanaan produksi
Produk
terstandarisasi
dan
melalui
serangkaian proses pemberian atribut produk
untuk menciptakan nilai tambah dan
positioning produk
Jumlah produk yang dipasarkan pada
umumnya memenuhi skala ekonomi (jumlah
relatif besar) dan melalui perencanaan
pemasaran yang lebih baik (marketing plan)
Produk untuk sampai pada konsumen tidak
melalui rantai pemasaran yang panjang
bahkan cenderung dari titik produsen
langsung ke pasar dilakukan oleh produsen
sendiri
Unit pengolahan hasil (agroindustri) dan
produksi sangat dekat sehingga sangat
dimungkinkan adanya perubahan bentuk dan
atau perubahan struktur kimia produk atas
pengolahan yang dilakukan
Respon atas perubahan pasar relatif lebih
cepat dan mempertimbangkan mekanisme
pengalihan resiko
Elastisitas harga produk relatif lebih tinggi
Tabel 4. Efektivitas Bauran Promosi Produk Pertanian
No
Judul Karya Ilmiah
1.
Pengaruh Bauran Komunikasi
Pemasaran Terhadap Ekuitas
Merek Produk UMKM
Metodologi
Kualitatif
Kuantitatif
Penulis:
Sekar Anjani
2.
Bauran Pemasaran Bunga
Krisan Pada Kelompok Usaha
Bersama Manik Mekar Nadi
Di Desa Besakih Kecamatan
Rendang
Kabupaten
Karangasem
Penulis:
IMR Permana
3.
4.
Analisis Hubungan
Komunikasi Pemasaran
Dengan Kualitas Daya Saing
Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) (Studi
Kasus: UMKM Mitra Binaan
IPB)
Penulis:
Bio Hafsari Larasati
Bauran Pemasaran Pupuk
Organik Pada Kelompok Tani
Kualitatif
Kuantitatif
Metode
Sampling
Disengaja
(purposive
sampling
method)
Kualitatif
Kuantitatif
Kuantitatif
Saluran
Komunikasi/
Jenis Bauran
Promosi
Ukuran
Efektivitas
Efektivitas Bauran Promosi
Iklan, Promosi
penjualan,
Hubungan
Masyarakat
dan Publisitas,
Pemasaran
langsung, dan
Penjualan
personal
Potongan harga
dan memenuhi
undangan
seminar
(promosi
penjualan).
Kognitif
Afektif
Konatif
Periklanan,
Promosi
penjualan,
Hubungan
Masyarakat,
Word of
Mouth, dan
Pemasaran
langsung
Kognitif
Afektif
Konatif
Kognitif: Efektif, karena melaui bauran promosi yang dilakukan
pengetahuan khalayak dalam ruang lingkup luas dapat meningkat.
Afektif: Efektif, melaui word of mouth banyak calon pembeli yang
akhirnya mencari informasi lebih dalam karena tertarik dan akhirnya
membeli produk UMKM.
Konatif: Efektif, dari mulai tahap pengelolaan informasi, ketertarikan
akan produk, dan berujung pada tindakan nyata dalam membeli produk
sudah ditunjukan oleh konsumen.
Personal
selling
Kognitif
Afektif
Kognitif: Efektif, calon pembeli mendapatkan langsung informasi yang
mereka butuhkan dari sales maupun karyawan marketing kelompok tani
Kognitif
Afektif
Konatif
Kognitif: efektif, dilihat pernyataan berdasarkan wawancara yang berisi
pengetahuan konsumen dari liputan tv, spanduk, dari hajatan, dan
informasi dari teman yang terpecaya.
Afektif: efektif, jika dilihat waktu terjadi peliputan banyak tetangga yang
datang karena ingin masuk tv. Secara tidak langsung menggugah
ketertarikan mereka akan produk yang diiklankan.
Konatif: efektif, terdapat pernyataan dari seorang responden yang baru
akan membeli ketika terdapat potongan harga, responden lain juga
menyatakan membeli karena tawaran teman yang terpecaya.
Kognitif: Belum efektif, tidak adanya pernyataan atau data yang
menunjukan bahwa calon pembeli meningkat pengetahuannya ketika
dilakukan potongan harga maupun seminar.
Afektif: Belum efektif, ketertarikan calon pembeli tidak meningkat
secara signifikan saat dilakukan potongan harga.
Konatif: Belum efektif, tidak adanya peningkatan jumlah pembeli
maupun omset ketika dilakukan potongan harga dan seminar.
35
36
Ternak Nandini Asri Desa
Kelanting Kecamatan
Kerambitan, Tabanan
5.
6.
Penulis:
I Made Giri Santosa, Dewi Gede
Agung, I Nyoman Gede
Ustriyana
Bauran Pemasaran Lobster
Air Tawar Pada Kelompok
Petani Agro Crayfish di
Denpasar
Penulis:
Ni Ketut Adi Jayanti, Made
Antara, I Wayang Ginarsa
Analisis Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap
Keputusan Pembelian Dalam
Membeli Telur Asin “Chozin”
dan “Rahayu” di Kecamatan
Babat Kabupaten Lamongan
Deskriptif
Kualitatif
Deskriptif
Kualitatif
(Observasi,
Wawancara,
Studi literatur)
Personal
selling dan
pemberian
sampel
(Promosi
penjualan)
Konatif
ternak Nandini.
Afektif: Efektif, dilihat dari loyalitas konsumen lama sebagai dampak
dari sifat ramah dan pelayanan yang baik seorang sales dalam
memasarkan sehingga meningkatkan rasa nyaman pada pembeli.
Konatif: Efektif, setelah mendapatkan informasi mengenai produk calon
pembeli memutuskan untuk membeli produk dan mayoritas menjadi
pelanggan tetap.
Kognitif
Afektif
Konatif
Kognitif: Belum efektif, pengetahuan pengunjung akan produk hanya
terbatas pada lingkup tertentu, tidak mencapai pasar yang luas karena
keterbatasan anggaran dan SDM.
Afektif: Efektif, pengunjung menunjukan ketertarikan dengan mulai
menawar harga setelah diberikan sampel produk.
Konatif: Efektif, setelah harga disepakati pembeli akan memutuskan
pembeli. Secara tidak langsung tahap awal pembelian itu adalah
pemberian sampel.
Kognitif: Efektif, hasil model regresi berganda mengatakan ada
pengaruh antara tempat, kelayakan harga, dan harga barang subtitusi
dengan keputusan membeli yang berarti calon pembeli sudah mengetahui
informasi mengenai produk dari penyebaran brosur maupun informasi
dari mulut ke mulut.
Afektif: Efektif, setelah mengetahui produk, calon pembeli memiliki
ketertarikan untuk membeli produk yang berlanjut pada tindakan nyata
(konatif).
Konatif: Efektif, hasil analisis regresi menyatakan bahwa penyebaran
brosur dan informasi mulut ke mulut mempengaruhi konsumen dalam
membeli produk
Kognitif: belum efektif, pengetahuan responden mengenai produk Lapis
Bogor Sangkuriang secara keseluruhan masih tergolong rendah
Afektif: Efektif, hanya 1 responden menyatakan tidak suka, 26
menyatakan suka atau tidak suka, dan 13 menyatakan suka mengenai
komunikasi pemasaran yang dilakukan.
Konatif: Efektif, 30 dari 40 responden telah membeli produk setelah
pihak Lapis Bogor Sangkuriang melakukan pemasaran.
Metode survey Penyebaran
brosur
(Periklanan),
Word of
Mouth
Kognitif
Afektif
Konatif
Kuantitatif
(Kuesioner)
Kognitif
Afektif
Konatif
Penulis:
Fitri Dawanti, Bambang Ali
Nugroho, Hari Dwi Utami
7.
Efektivitas komunikasi
Pemasaran Pada Produk
Olahan Pertania Lapis Bogor
Sangkuriang
Penulis:
Relitas Risa
Kualitatif
(Wawancara
mendalam)
Personal
selling,
promosi
penjualan,
hubungan
masyarat dan
publisitas,
pemasaran
langsung,
pemasaran
37
8.
Bauran Pemasaran Pupuk
Organik Bokashi Kotaku Pada
PT Karya Pak Oles Tokcer
Kota Denpasar Provinsi Bali
Purposive
sampling
(Penentuan
tempat secara
sengaja)
Penulis:
Lely Ratna S, I Made Sudarma,
Udayani Wijayanti
9.
Efektivitas Komunikasi
Pemasaran Honey Madoe di
Lingkungan Kampus IPB
Dramaga
Penulis:
Dhanis Rahmida Winistuti
10.
Efektivitas Komunikasi
Pemasaran Produk Olahan
Pertanian Institut Pertanian
Bogor di Serambi Botani, Mal
Gandaria City
Penulis:
Lidya Agustina
Kuantitatif
(Penyebaran
kuesioner)
Kualitatif
(Wawancara
pelaku usaha)
Kuantitatif
(Penyebaran
kuesioner)
Kualitatif
(Wawancara
pelaku usaha)
dari mulut ke
mulut (word of
mouth), media
cetak, media
elektronik, dan
media internet
(Periklanan)
Pemberian
sampel dan
mengikuti
pameran Dinas
Pertanian
(Promosi
penjualan)
serta pemberian
brosur dan
leaflet
(Periklanan)
Periklanan,
penjualan
pribadi,
promosi
penjualan,
hubungan
masyarakat,
dan word of
mouth
Periklanan,
Promosi
penjualan,
Hubungan
masyarakat
dan publisitas,
penjualan
personal, dan
pemasaran
langsung
Kognitif
Afektif
Konatif
Kognitif: Efektif, informasi mengenai produk dapat langsung calon
pembeli dapatkan melalui pemasaran langsung dan pemberian brosur dan
leaflet.
Afektif: Efektif, melalui pemberian sampel produk dapat menumbuhkan
kesukaan calon pembeli akan produk.
Konatif: Efektif, banyak calon pembeli yang langsung membeli setelah
mencoba pemberian sampel pada komoditasnya.
Kognitif
Afektif
Konatif
Kognitif: Efektif, mayoritas responden mengetahui dan sangat
mengetahui komponen aspek kognitif
Afektif: Efektif, mayoritas responden menyukai perbedaan design dalam
periklanan dan alat promosi penjualan sehingga meningkatkan minat
dalam membeli
Konatif: Efektif, jumlah pembeli meningkat setelah promosi dilakukan
lebih optimal.
Kognitif
Afektif
Konatif
Kognitif: Belum efektif, tidak terjadi perbedaan signifikan mengenai
tingkat pengetahuan antara pengunjung toko dengan bukan pengunjung
toko.
Afektif: Efektif, mayoritas pengunjung menyukai dan tertarik akan
bauran promosi yang dilakukan.
Konatif: Efektif, karena mayoritas yang menjadi responden sudah
membeli produk Serambi Botani.
PENUTUP
Kesimpulan
Studi ini menunjukan bahwa dalam perencaan pemasaran perlu dipikirkan
mengenai bauran promosi seperti apa yang digunakan. Merencanakan dalam hal ini juga
termasuk menyiapkan anggaran mengingat pentingnya melakukan promosi bagi
peningkatan produk. Ragam promosi yang telah dilakukan UMKM produk pertanian
adalah periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan
personal, pemasaran langsung, dan informasi dari mulut ke mulut. Promosi penjualan
merupakan alat favorit karena paling banyak digunakan dalam memasarkan produk
pertanian. Penggunaan bauran promosi ini dapat digunakan secara acak sesuai
keinginan dan kebutuhan pelaku usaha yang kemudian disesuaikan pula dengan
segmentasi pasar yang ingin dicapai.
Dalam mencapai efektivitasnya, tidak semua alat promosi efektif dalam
memasarkan produk pertanian karena tidak sesuai kebutuhan konsumen dan tidak jarang
hanya menghabiskan biaya saja. Mayoritas kasus memang sudah menyatkan efektif
dari ketiga aspek terkait yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Akan tetapi beberapa kasus
menyatakan bahwa belum terpenuhinya aspek kognitif konsumen sehingga menandakan
bahwa konsumen telah tertarik dan membeli tanpa mengetahui informasi yang
mendalam mengenai produk maupun perusahaan yang menawarkan produk tersebut.
Pertanyaaan Penelitian
- Bagaimana pengaruh efektivitas saluran komunikasi pemasaran (bauran promosi)
yang dilakukan oleh UMKM penjual produk pertanian dengan keputusan pembelian
konsumen?
Kerangka Penelitian
= mempengaruhi
Bauran Promosi:
Komunikasi
Pemasaran Produk
Pertanian






Periklanan
Promosi Penjualan
PR dan Publisitas
Penjualan Tatap Muka
Pemasaran Langsung
Word of Mouth
Aspek
Kognitif
Aspek
Afektif
Efektivitas
Bauran Promosi
Produk
Pertanian
Aspek
Konatif
DAFTAR PUSTAKA
39
40
Agustina L. 2013. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Produk Olahan Pertanian Institut
Pertanian Bogor di Serambi Botani, Mal Gandaria City. [skripsi]. [internet].
[Diunduh pada tanggal 18 November 2014]. Dapat diunduh di:
repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63150
Anjani S. 2014. Pengaruh Bauran Komunikasi Pemasaran Terhadap Ekuitas Merek
Produk UKM. [skripsi]. Bogor (ID). Insitut Pertanian Bogor.
Darwanti F, Bambang AN, Hari DU. 2014. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Dalam Membeli Telur Asin “Chozin” dan
“Rahayu” di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan. [internet]. [Diunduh
tanggal 18 November 2014]. Dapat diunduh di: fapet.ub.ac.id/wpcontent/uploads/2014/06/Jurnal-Baru-1-Kop.pdf
Effendi, M. 2010. Karakteristik Produk Hasil Pertanian. [internet]. [Diunduh pada
tanggal 8 Desember 2014]. Dapat diunduh di: http://masud.lecture.ub.ac.id/
Hurriyati R. 2010. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Cetakan ketiga.
Alfabeta, cv.
http://finance.detik.com/read/2013/09/07/103043/2352055/4/jumlah-petani-menuruntapi-produksi-pertanian-ri-meningkat
http://st2013.bps.go.id/dev2/index.php
Jayanti NKA, Made A, I Wayan G. Bauran Pemasaran Lobster Air Tawar Pada
Kelompok Petani Agro Crayfish di Denpasar. J Agribisnis dan Agrowisata.
[internet]. [Diunduh tanggal 18 November 2014]. 2 (2). Dapat diunduh di:
ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/article/view/5388
Kusumastuti YI. 2009. Komunikasi Bisnis. Bogor (ID): IPB Press. 201 hal.
Larasati BH. Analisis Hubungan Komunikasi Pemasaran Dengan Kualitas Daya Saing
Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) (Studi Kasus UMKM Mitra
Binaan IPB). [skripsi]. [internet]. [Diunduh tanggal 29 September 2014].
Morrisan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta (ID): Prenada
Media Group.
Permana IMR, Suamba IK, Wijayanti PU. 2013. Bauran Pemasaran Bunga Krisan pada
Kelompok Usaha Bersama Manik Mekar Nadi di Desa Besakih Kecamatan
Rendang Kabupaten Karangasem. J Agribisnis dan Agrowisata. [internet].
[Diunduh
tanggal
29
September
2014].
Dapat
diunduh
di:
ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/article/download/4919/3705
Rangkuti F. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan
kesembilan. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. 200 hal.
Resa R. 2013. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pada Produk Olahan Pertanian Lapis
Bogor Sangkuriang. [skripsi]. [internet]. [Diunduh pada tanggal 18 November
2014]. Dapat diunduh di: repository.ipb.ac.id/handle/123456789/65064
Santosa IMG, Dewa GA, I Nyoman GU. 2013. Bauran Pemasaran Pupuk Organik Pada
Kelompok Tani Ternak Nandini Asri Desa Kelanting Kecamatan Kerambitan,
Tabanan. J Agribisnis dan Agrowisata. [internet]. [Diunduh tanggal 18
November
2014].
2
(3).
Dapat
diunduh
di:
ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/article/view/6141
Sihombing LR, I Made S, Udayani W. 2013. Bauran Pemasaran Pupuk Organik
Bokashi Kotaku Pada PT Karya Pak Oles Tokcer Kota Depansar Provinsi Bali. J
Agribisnis dan Agrowisata. [internet]. 2(2). [Diunduh pada tanggal 18
November
2014].
Dapat
diunduh
di:
ojs.unud.ac.id/index.php/JAA/article/view/5390
41
Widhi N. 2005. Kisah Sukses Pengusaha Mikro. Jakarta (ID): PT Pustaka Binaman
Pressindo 248 hal.
Winistuti DR. 2011. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Honey Madoe di Lingkungan
Kampus IPB Dramaga. [skripsi]. [internet]. [Diunduh pada tanggal 18
November
2014].
Dapat
diunduh
di:
repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52926
RIWAYAT HIDUP
Amaris Orwin Yahya lahir di Bogor pada tanggal 17 Oktober 1993 merupakan
anak terakhir dari Nuraman Yahya dan Nunung Kartini. Penulis mempunyai 2 kakak
42
perempuan. Penulis berhasil menyelesaikan pendidikan formal dari TK Ikkawati tahun
1999, SDN Panaragan II tahun 2005, SMP Negeri 3 Bogor tahun 2008, dan sampai
terakhir di SMA Taruna Andigha pada tahun 2011. Dalam tahun yang sama setelah
selesai sekolah menengah atas, penulis masuk jurusan Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selain aktif dalam kegiatan akademik, penulis juga aktif dalam kegiatan non
akademik seperti kepanitiaan baik dalam kampus maupun luar kampus dan juga aktif
dalam Unit Kegiatan Mahasiswa. Penulis pernah menjadi Ketua Pelaksana
Communication Day 2013 dan Kepala Divisi Acara Connection 2014. Penulis juga
memegang jabatan sebagai Ketua Hubungan Masyarakat UKM Bola Basket IPB
periode 2012-2013. Tidak lupa juga penulis masih aktif sebagai Ketua Tim Promosi IPB
periode 2014-2015.
Kegiatan di luar kampus yang diikuti penulis untuk mencari pengalaman lebih
seperti menjadi anggota Belajar Keliling, La Belle Wedding Organizer, menjadi Public
Relation dari RADIX Creative And Event Organizer, dan melatih ekstrakulikuler bola
basket pada SMA dan SMP Taruna Andigha periode 2012-2014 sebagai wadah penulis
untuk berbagi ilmu olahraga basket setelah mengikuti PORDA Jawa Barat pada tahun
2010. Selain itu, dukungan finansial dan wawasan juga penulis dapatkan dari Beasiswa
BUMN periode 2013-2014 dan Beasiswa Karya Salemba Empat periode 2014-2015.
Download