Kurt Lewin - Psikologi UHT 2012

advertisement
Psikologi Kepribadian
“Kurt Lewin”
A. Latar Belakang
Kurt Lewin lahir pada tanggal 9 September, 1890 di suatu desa kecil di Prusia,
daerah Posen. Dia adalah anak kedua dari empat bersaudara. Dia belajar di Universitas
Freiberg, Munich, Berlin, dan mendapat gelar doktor di Universitas Berlin pada tahun
1914. Setelah meraih gelar doktornya pada tahun 1914, Lewin bertugas di ketentaraan
Jerman selama empat tahun. Pada akhir perang ia kembali ke Berlin sebagai instruktur
dan asisten penelitian pada lembaga Psikologi. Setelah ikut perang dunia I, dia kembali ke
Berlin dan bekerja sebagai instruktur dan asisten research pada “lembaga psikologi”,
bekerja sama dengan Wertheimer dan Kohler yang telah mendirikan psikologi Gestalt.
Pada tahun 1926, Lewin diangkat menjadi professor Universitas Berlin.
Pada waktu kekuasaan Hitler meningkat dia pindah ke A.S., dan menetap di sana
sampai akhir hidupnya (1947). Dia menjadi guru besar psikologi kanak-kanak di
Universitas Cornell dan selanjutnya di lowa; kemudian memimpin pusat research, yang
menyelidiki dinamika kelompok.
B. Pandangan Dasar
Kurt Lewin adalah penganut Gestalt, ia memfokuskan pekerjaannya di bidang
psikologi sosial dan kepribadian alih-alih dalam konteks persepsi dan pemecahan
masalah. Lewin menciptakan teori ruang pada tahun 1935. Konsepnya mengenai “ruang”
dapat dilihat sebagai ruang dalam konteks vektor-vektor matematis atau sebagai ruang
kehidupan.
Kurt Lewin dikenal sebagai Bapak Psikologi Medan. Teori medan dalam fisika
(dikembangkan oleh Michael Faraday, James Maxwell dan Heinrich Hertz pada abad 19)
menunjukkan fenomena listrik/magnet, dan grafitasi mempengaruhi medan disekitarnya.
Bagi Lewin, teori medan bukan suatu sistem psikologi baru yang terbatas pada
suatu isi yang khas: teori medan merupakan sekumpulan konsep dengan dimana
seseorang dapat menggambarkan kenyataan psikologis.Lewin juga menggolongkan teori
medan sebagai “suatu metode untuk menganalisis hubungan hubungan kausal dan untuk
membangun konstruk-konstruk ilmiah”
Memakai
asumsi
Gestalt,
Lewin
mendasarkan
pengembangan
teorinya
berdasarkan 3 asumsi:
1. Dasar pemahaman psikologi adalah saling hubungan, pola atau konfigurasi.
2. Beberapa saling hubungan menjadi dasar dari saling hubungan yang lain, jadi
kepribadian cenderung bergerak menuju kesatuan Gestalt.
3. Psikologi seharusnya difahami dalam bentuk teori medan, di mana “field” adalah
sistem pengaturan diri yang ditentukan oleh saling hubungan anatar bagian-bagian
dari unsur yang mendukung sistem itu.
Pokok pikiran psikologi Gestalt ialah bahwa tingkah laku ditentukan oleh medan
psikofisis yang terdiri dari suatu sistem tekanan-tekanan atau kekuatan-kekuatan yang
terorganisasi yang sama dengan medan gravitasi atau medan elektromagnetik. Perhatian
utama psikologi Gestalt adalah persepsi, belajar, dan berpikir, bukan kepribadian.
C. Prinsip-prinsip Dasar
Prinsip dasar dari teori ini berasal dari ilmu fisika dan kimia mempengaruhi
psikologi dengan memberi cara berpikir baru mengenai obyek, apa yang harus dipelajari
dan bagaimana mempelajarinya. Teori medan dalam fisika menunjukkan fenomena listrik
dan grafitasi mempengaruhi medan sekitarnya. Dan konsep pengaruh medan ini diadopsi
dalam psikologi menjadi Psikologi Gestalt oleh Max Werheimer, Wolfgang Kohler, Kurt
Koffka. Adopsi teori medan dalam psikologi kepribadian dilakukan oleh Kurt Lewin.
Pendekatan Lewin bersifat dinamis, karena dia mencari sistem yang mendasari
perilaku yang tampak. Lewin menekankan pada kekuatan yang mempengaruhi seseorang
berubah dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi.
Teori Kurt Lewin berfokus pada ruang hidup, yaitu semua dorongan internal dan
eksternal yang berperan pada inidividu-dan hubungan struktural antara manusia dan
lingkungan.
Menurut Kurt Lewin, perilaku jelas merupakan sebuah fungsi dari karakteristik
personal dan situasi sosial. Lewin merangkum idenya tersebut ke dalam persamaan B = f
(P,E) – perilaku adalah sebuah fungsi dari manusia dan lingkungan.
Ciri ciri utama dari teori Lewin, yaitu :
1. Tingkah laku adalah suatu fungsi dari medan yang ada pada waktu tingkah laku itu
terjadi
2. Analisis mulai dengan situasi sebagai keseluruhan dari mana bagian bagian
komponennya dipisahkan
3. Orang yang kongkret dalam situasi yang kongkret dapat digambarkan secara
matematis.
D. Struktur Kepribadian
Menurut Lewin sebaiknya menggambarkan pribadi itu dengan menggunakan
definisi konsep-konsep struktural secara spasial. Dengan cara ini , Lewin berusaha
mematematisasikan konsep-konsepnya sejak dari permulaan. Matematika Lewin bersifat
non-motris dan menggambarkan hubungan-hubungan spasial dengan istilah-istilah yang
berbeda.
a. Ruang Hidup (Life Space)
Ruang hidup mengandung semua kemungkinan fakta yang dapat menentukan
tingkah laku individu.Ruang hidup meliputi segala sesuatu yang harus diketahui untuk
memahami tingkah laku kongkret manusia individual dalam suatu lingkungan
psikologis tertentu pada saat tertentu.Tingkah laku adalah fungsi dari ruang hidup.
b. Lingkungan Psikologis
Meskipun pribadi dikelilingi oleh lingkungan psikologisnya, namun ia
bukanlah bagian atau termasuk dalam lingkungan tersebut. Lingkungan Psikologis
berhenti pada batas pinggir elips, Tetapi batas antara pribadi dan lingkungan juga
bersifat dapat ditembus.Hal ini berarti fakta fakta lingkungan dapat mempengaruhi
pribadi.Seperti daerah pribadi-dalam, daerah lingkungan psikologis dibagi-bagi dalam
pecahan, disebut region.
1. Region: semua stimulus yang ditangkap oleh persepsi, dan kemudian
mempengaruhi atau menjadi bagian yang ‘menyibukkan’ fungsi kognitif manusia,
berarti stimulus itu mempunyai tempat tertentu yang disebut region dalam
lingkungan psikologis seseorang.
2. Bondaris: semua garis yang tertera pada diagram itu disebut bondaris, bisa
merupakan batas antar sel, antar region atau antar daerah lingkungan psikologis
dengan daerah persepsi motorik dan antara daerah persepsi motorik dan daerah
pribadi dalam.
NonPsikologis
Kj
Lp
P
Lp
NonPsikologis
c. Daerah Pribadi (Person Area)
Menurut Lewin, pribadi adalah heterogen, terbagi menjadi bagian bagian yang
terpisah meskipun saling berhubungan dan saling bergantung. Daerah dalam personal
dibagi menjadi sel sel. Sel sel yang berdekatan dengan daerah konseptual motor
disebut sel sel periferal; sel sel dalam pusat lingkaran disebut sel sel sentral. Didalam
daerah pribadi terbagi menjadi dua bagian besar, daerah persepsi-motorik dan daerah
pribadi-dalam:

Daerah Persepsi Motorik (perception-motor area)
Menjadi daerah antara yang menghubungkan pribadi-dalam dengan lingkungan
psikologis.

Daerah Pribadi-dalam (inner-personal area)
Berisi aspek-aspek motivasional.

Sel (Cells)
Sel yang berkaitan dengan daerah persepsi motorik disebut sel perifer, sedang sel
yang berada ditengah-tengah lingkaran tersebut se; sentral. (Psikologi
Kepribadian Alwisol, hal 301)
P-M
DP
P-M
E. Dinamika Keperibadian
1. Enerji
Lewin menganggap bahwa pribadi merupakan suatu sistem enerji yang
kompleks. jenis enerji yang melakukan aktivitas psikologis disebut enerji psikis.
Meningkatnya tegangan di salah satu sel yang lebih tinggi dibanding sel lain,
akan menghasilkan ketidakseimbangan, dan usaha sistem pribadi-dalam untuk
menyeimbangkan kembali tegangan antar sel itu akan menimbulkan enerji psikis.
2. Tegangan
Tegangan adalah suatu keadaan dalam diri sang pribadi, atau lebih tepat, suatu
keadaan dari suatu daerah dalam-personal dalam kaitannya dengan daerah-daerah
dalam-personal lainnya.
Tegangan memiliki dua sifat konseptual yang penting. Sifat pertama adalah
bahwa suatu keadaan tegang dalam suatu sistem tertentu cenderung menyamakan diri
dengan jumlah tegangan dalam sistem-sistem di sekitarnya. Sarana psikologis lewat
mana tegangan itu menjadi merata dinamakan proses yang berupa berpikir,
mengingat, merasa, mempersepsikan, bertindak, dan sebagainya. Sifat kedua adalah
bahwa tegangan tersebut menekan garis batas sistem. Apabila batas itu sangat kuat,
penyebaran tegangan dari salah satu sistem ke sistem-sistem yang berdekatan akan
terhambat, dan sebaliknya.
3. Kebutuhan
Peningkatan tegangan dalam suatu daerah dalam-personal disebabkan oleh
timbulnya kebutuhan. Kebutuhan bisa berupa keadaan fisiologis, keinginan akan
sesuatu, intensi untuk mengerjakan sesuatu. Menurut Lewin, kebutuhan itu mencakup
pengertian motif, keinginan dan dorongan.
4. Tegangan dan Tindakan Motorik
Tegangan yang meekan garis batas luar dari pribadi tidak dapat menyebabkan
lokomosi. Lewin menghubungkan kebutuhan dengan sifat tertentu dari lingkungan
yang kemudia menentukan bentuk lokomosi yang akan terjadi.
5. Valensi
Valensi adalah suatu kuantitas yang bervariasi, ia mungkin lemah, sedang,
atau kuat. Pada dasarnya, besarnya valensi ditentukan oleh kebutuhan. Selain itu ada
pula faktor lain seperti pengalaman dan budaya yang dapat mempengaruhi valensi.
Ada dua macam nilai dalam valensi, yaitu positif dan negatif.
(i)
Sesuatu
mempunyai
valensi
atau
nilai
positif
apabila
menyebabkan
berkurangnya atau hilangnya tegangan jika pribadi mendapatkan atau memasuki
daerah itu, serta menyebabkan meningkatnya tegangan kalau pribadi tercegah
untuk mendapatkannya.
(ii)
Sesuatu
mempunyai
valensi
atau
nilai
negatif
apabila
menyebabkan
meningkatnya tegangan apabila pribadi meninggalkannya.
Jadi valensi positif bersifat menarik, valensi negatif bersifat menolak.
6. Kekuatan atau vektor
Kekuatan ada di dalam lingkungan psikologis, sedangkan tegangan merupakan
sifat dari sistem dalam-personal. Sifat-sifat konseptual dari kekuatan adalah arah,
besarnya, dan titik sasaran. Ketiga sifat itu digambarkan dengan vector:
(i)
Arah kekuatan digambarkan dengan arahnya vector;
(ii)
Besar kecilnya kekuatan digambarkan dengan panjang pendeknya vector;
(iii) Titik tangkap kekuatan digambarkan dengan tenpat anak panah vector, jadi
P.
Vektor adalah tingkah laku atau gerak seseorang yang akan terjadi kalau ada
kekuatan yang cukup yang mendorongnya. Lewin menyebut kekuatan itu dengan
nama vektor. Vektor digambarkan sebagai kekuatan psikologis yang mengenai
seseorang, cenderung membuatnya bergerak ke arah tertentu. Arah dan kekuatan
vektor adalah fungsi dari valensi positif dan negatif dari satu arah atau lebih region
dalam lingkungan psikologis.
7. Konflik
Konflik terjadi di daerah lingkungan psikologis. Lewin mendefinisikan konflik
sebagai situasi di mana seseorang menerima kekuatan-kekuatan yang sama besar
tetapi arahnya berlawanan. Ada beberapa jenis kekuatan, yang bertindak seperti
vektor, yakni:
(i)
Kekuatan mendorong: menggerakkan, memicu terjadinya lokomosi ke arah yang
ditunjuk oleh kekuatan itu.
(ii)
Kekuatan penghambat: halangan fisik atau sosial, menahan terjadinya lokomosi,
mempengaruhi dampak dari kekuatan pendorong.
(iii) Kekuatan kebutuhan pribadi: menggambarkan keinginan pribadi untuk
mengerjakan sesuatu.
(iv) Kekuatan pengaruh: menggambarkan keinginan dari orang lain yang masuk
menjadi region lingkungan psikologis.
(v)
Kekuatan non manusia: bukan keinginan pribadi tetapi juga bukan keinginan
orang lain. Ini adalah kekuatan atau tuntutan dari fakta atau objek.
Ada beberapa macam tipe konflik, yaitu:
(i)
Konflik tipe 1: konflik sederhana yang terjadi kalau hanya ada dua kekuatan
berlawanan yang mengenai individu. Konflik semacam ini mempunyai konflik 3
macam:

Konflik mendekat-mendekat, dua kekuatan mendorong ke arah yang
berlawanan.

Konflik menjauh-menjauh, dua kekuatan menghambat ke arah yang
berlawanan.

Konflik mendekat-menjauh, dua kekuatan mendorong dan menghambat
muncul dari satu tujuan.
(ii)
Konflik tipe 2: konflik yang kompleks bisa melibatkan lebih dari dua
kekuatan. Konflik yang sangat kompleks dapat membuat orang menjadi diam,
terpakau atau, terperangkap oleh berbagai kekuatan dan kepentingan sehingga
dia tidak dapat menentukan pilihan, adalah konflik tipe 2.
(iii)
Konflik tipe 3: orang berusaha mengatasi kekuatan-kekuatan penghambat,
sehingga konflik menjadi terbuka, ditandai sikap kemarahan, agresi,
pemberontakan,atau sebaliknya penyerahan diri yang neurotik. Pertentangan
antar kebutuhan pribadi-dalam, konflik antar pengaruh, dan pertentang antara
kebutuhan dengan pengaruh, menimbulkan pelampiasan usaha untuk
mengalahkan kekuatan penghambat.
8. Restrukturasi Dinamis Struktur Lingkungan Psikologis
Dinamika lingkungan psikologis dapat berubah dalam empat cara yang
berbeda:
(i)
Nilai daerah dapat berubah secara kuantitatif.
(ii)
Vektor dapat berubah dalam besarnya atau dalam arahnya, atau dalam keduaduanya.
(iii) Garis batas dapat menjadi lebih kuat atau lebih lemah, muncul atau menghilang.
(iv) Sifat material suatu daerah.
9. Kembali pada Keseimbangan
Salah satu cara untuk mencapai keseimbangan adalah meratakan seluruh
daerah di dalam-personal. Cara lain yang sangat lazim adalah dengan melakukan
lokomosi sebagaimana mestinya dalam lingkungan psikologis. Lokomosi yang tepat
membawa priadi ke daerah objek tujuan yang memuaskan.
Kecenderungan mencapai keseimbangan itu tidak berarti membuat diri
seimbang sempurna, tetapi menyeimbangkan semua tegangan dalam daerah pribadidalam. Tujuan utama dari perkembangan psikologis adalah menciptakan semacam
struktur internal yang meminjam keseimbangan psikologis, bukan membuat bebas
tegangan.
F. Perkembangan Kepribadian
1. Perubahan Tingkah Laku
Menurut Lewin, sejumlah perubahan tingkahlaku yang penting terjadi
sepanjang perkembangan. Semakin bertumbuh orang semakin bebas bergerak dan
orientasi waktu semakin luas. Tingkahlaku menjadi semakin terorganisis, hirarkis,
realistis, dan efektif.
(i)
Organisasi
Bertambahnya
usia
membuat
orang
semakin
sadar
pentingnya
pengoirganisasian. Misalnya, anak-anak dapat mempertahankan hubungannya
dengan beberapa temannya waktu itu, semakin dewasa mereka akan berinteraksi
dengan semakinj banyak orang dalam berbagai kelompok.
(ii)
Hirarkis
Tingkahlaku menjadi hirarkis, anak-anak bermain untuk memperoleh
kepuasan dari permainan itu. Semakin dewasa mereka memakai permainan sebagai
instrument untuk memperoleh kepuasaan bersaing dengan teman lain, dan bersaing
menjadi instrument untuk memacu diri berguna mencapai tujuan.
(iii)
Realistis
Sesudah kemasakan dicapai, kemampuan kita untuk membedakan realitas
dengan fantasi meningkat. Meningkatnya realism persepsi lebih dikenali pada area
hubungan sosial.
(iv)
Efektif
Kemasakan juga membuat tingkahlaku menjadi semakin ‘ekonomis’. Orang
berusaha untuk memperoleh hasil maksimal dengan usaha yang minimal.
Tingkahlaku yang efektif menuntut adanya penyesuaian ruang hidup dengan sifat-
sifat yang sebenarnya dari lingkungan eksternal fisik dan sosial. Penyesuaian
semacam itu hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa yang masak.
2. Diferensiasi dan Integrasi
Diferensiasi adalah peningkatan jumlah bagian-bagian dari keseluruhan.
Jumlah sel dalam pribadi-dalam bverlipat dengan bertambahnya usia, dan jumlah
region dalam lingkungan psikologis juga meningkat. Konsep saling ketergantungan
yang teroganisir (organizational interdependence) menjelaskan bagaimana daerah
pribadi-dalam dan daerah lingkungan psikologis yang semakin terdeferensiasi dan
semakin otonom, dapat bekerja sama menghasilkan tingkahlaku yang integrative. Sel
dan region diintegrasikan dalam keseluruhan yang lebih besar.
3. Regresi
Perkembangan bisa bergerak mundur. Walaupun tidak memerinci periodisasi
perkembangan, Lewin menemukan dua macam gerak mundur perkembangan, regresi
dan retrogresi. Retrogresi dalah kembali ke bentuk tingkahlaku lebih awal dalam
sejarah kehidupan manusia, sedang regresi adalah kembali ke bentuk tingkahlaku
yang lebih primitive, tidak peduli apakah pribadi pernah melakukan hal itu.
4. Tahap-tahap Perkembangan
Menurut Lewin perkembangan merupakan suatu proses yang bersinambung di
mana sulit untuk menetapkan tahap-tahap yang terpisah. Perubahan yang terpenting
terjadi pada sekitar usia 3 tahun, yang kemudia disusul oleh suatu masa yang relative
stabil samapai masa adolesen yang merupakan masa reorganisasi dinamis yang
akhirnya berakhir pada masa dewasa yang stabil.
G. Kritik terhadap Teori Lewin
1.
Lewin tidak mengelaborasi pengaruh lingkungan luar atau lingkungan obyektif.
Lewin memang mengemukakan sifat bondaris antara lingkungan psikologis dengan
lingkungan obyektif yang permenable, tetapi hal ini tidak diikuti oleh penjelasan
dinamika bagaimana lingkungan luar itu mempengaruhi region-region atau menjadi
region baru.
2.
Lewin kurang memperhatikan sejarah individu pada masa lalu sebagai penentu
tingkah laku. Ini merupakan resiko teori yang mementingkan masa kini dan masa
yang akan datang. Teori ini juga terlalu berpusat terhadap aspek-aspek yang
mendalam dari kepribadian sehingga mengabaikan tingkah laku motoris yang
nampak dari luar.
3.
Lewin menyalahgunakan konsep ilmu alam dan konsep matematika. Memang tidak
mudah memahami jiwa dengan memakai rumus-rumus matematika.Bahkan Lewin
berani mengambil resiko dengan memakai istilah-istilah dalam matematika dan
fisika untuk dipakai dalam psikologi dengan makna yang sangat berbeda dengan
makna aslinya.
4.
Penggunaan konsep-konsep topologi telah menyimpang dari arti sebenarnya.
Penggambaran topologis dan vaktorial dari Lewin tidak mengungkapkan sesuatu
yang baru tentang tingkah laku.
Download