karakteristik ibu bersalin yang mempengaruhi kelahiran bayi berat

advertisement
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN YANG MEMPENGARUHI
KELAHIRAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)
Hesti Istyorini 1
ABSTRAK
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) berdampak serius pada kualitas generasi
dengan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak serta berpengaruh pada
penurunan kecerdasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik ibu
bersalin yang melahirkan BBLR di RSUD Banyumas tahun 2010. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan case series. Populasi
adalah seluruh ibu bersalin yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) sebanyak
322 ibu yang terdata dalam rekam medik rumah sakit. Pengumpulan data dengan
mencatat variabel umur ibu, paritas, dan riwayat penyakit kehamilan ke dalam table
checklist. Hasil dari penelitian ini adalah BBLR dari faktor ibu tidak mengalami penyakit
kehamilan sebanyak (79,82%), berusia 20-35 tahun sebanyak (72,67%), dan paritas ibu
primipara sebanyak (65,53%). Disarankan kepada petugas kesehatan khususnya bidan
harus memberikan perhatian secara merata pada ibu hamil tidak beresiko maupun
beresiko serta studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhi ibu melahirkan bayi BBLR.
Kata kunci
: Karakteristik ibu, BBLR
ABSTRACT
Low birth weight (LBW) have a serious impact on the quality of generation by slowing
the growth and development of children as well as affect the decline in intelligence. The
purpose of this study was to determine the characteristics of mothers who gave birth to
low birth weight in Banyumas General Hospital in 2010. This study used quantitative
descriptive case series approach. The population is all mothers who gave birth to babies
with low birth weight (LBW) of 322 mothers were recorded in hospital records. The
collection of data by noting variables maternal age, parity, and history of the disease into
the pregnancy checklist table. Results of this study was lbw from maternal factors do not
experience as much as the pregnancy disease (79.82%), aged 20-35 years by (72.67%),
and parity as much primiparous mothers (65.53%). Suggested to health workers,
especially midwives should give attention evenly among pregnant women are not at risk
as well as risk and further studies are needed to determine the factors that influence
maternal LBW infants.
Keywords
: BBLR, Risk
1
Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang
Jurnal Bina Cendekia Kebidanan Vol 1 No 1
PENDAHULUAN
Angka kematian bayi merupakan
salah satu indikator untuk mengetahui
derajat
kesehatan
masyarakat.
Berdasarkan penelitian WHO diseluruh
dunia, terdapat kematian bayi khususnya
neonatus sebesar 10.000.000 jiwa per
tahun. Kematian bayi tersebut terutama
terjadi di negara berkembang yaitu
sebesar
99%
(Manuaba,
2010).
Penyebab kematian bayi terbanyak
adalah karena gangguan perinatal. Dari
seluruh kematian perinatal sekitar 2%
sampai dengan 27% disebabkan karena
kelahiran bayi berat lahir rendah
(BBLR).1
Bayi berat lahir rendah (BBLR)
termasuk
faktor
utama
dalam
peningkatan mortalitas, morbiditas, dan
disabilitas neonatus, bayi dan anak serta
memberikan dampak jangka panjang
terhadap kehidupannya dimasa depan.
Prevalensi BBLR diperkirakan 15% dari
seluruh kelahiran di dunia dengan
batasan 3,3% sampai dengan 38% dan
lebih sering terjadi di negara-negara
berkembang dan angka kematiannya 35
kali lebih tinggi disbanding dengan bayi
dengan berat lahir lebih dari 2500 gram.2
Berdasarkan
hasil
Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 derajat kesehatan ibu dan
anak di Indonesia masih perlu
ditingkatkan, ditandai oleh Angka
Kematian Bayi di Indonesia yang masih
tergolong tinggi yaitu 34 per 1000
kelahiran hidup. Padahal sesuai dengan
Millenium
Development
Goals
(MDGs)tahun 2015 Indonesia harus
mampu menurunkan angka kematian
bayi menjadi 17 per 1.000 kelahiran
hidup. Perlu upaya percepatan yang
lebih besar dan kerja keras untuk
mencapai angka tersebut (Hermiyanti,
2010). Penyebab utama kematian bayi
adalah BBLR sebanyak 29%. Insiden
BBLR di Rumah Sakit di Indonesia
berkisar 20%. 1,2
Bayi berat lahir rendah (BBLR)
merupakan salah satu hasil dari ibu
April 2015
hamil yang menderita energi kronis dan
akan mempunyai status gizi buruk.
BBLR berkaitan dengan tingginya angka
kematian bayi dan balita. BBLR juga
dapat berdampak serius pada kualitas
generasi
mendatang,
yaitu
akan
memperlambat
pertumbuhan
dan
perkembangan anak, serta berpengaruh
pada penurunan kecerdasan.3
Banyak
faktor
yang
mempengaruhi kejadian bayi berat lahir
rendah (BBLR) diantaranya adalah
faktor dari ibu antara lain, umur ibu
kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, paritas ibu, jarak kelahiran yang
terlalu dekat,
riwayat BBLR
sebelumnya dan penyakit kehamilan.
Faktor - faktor lain seperti kehamilan
ganda, ketuban pecah dini, hidroamnion,
keadaan sosial ekonomi yang rendah,
kebiasaan merokok dan faktor yang
belum diketahui juga merupakan
predisposisi
terjadinya
kelahiran
premature.3
Didukung oleh penelitian yang
pernah dilakukan oleh Estiastuti (2009)
di
Puskesmas
Segeri
Pangkep,
menunjukkan bahwa Karakteristik Ibu
Dari Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
di Puskesmas Segeri Pangkep Periode
Tahun 2008 diantaranya adalah umur
ibu. Pada penelitian ini didapatkan
55,5% dari 9 ibu yang berusia 20-35
tahun melahirkan BBLR (Estiastuti,
2009). Penelitian lain juga pernah
dilakukan oleh Siantury (2007) di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan,
salah satu hasil dari penelitian ini yaitu
didapatkan prosentase terbesar pada
jarak kelahiran >2 tahun yaitu 81,77%
dari 157 ibu.Kedua penelitian tersebut
menunjukkan adanya keterkaitan antara
usia ibu dan jarak kelahiran dengan
kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) meskipun tempat dilakukannya
penelitian berbeda.4,5
Menurut data Dinas Kesehatan
Jawa Tengah tahun 2009, Angka
Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2008
55
Jurnal Bina Cendekia Kebidanan Vol 1 No 1
sebesar 9,17 per 1.000 kelahiran hidup,
menurun bila dibandingkan dengan
tahun 2007 sebesar 10,48 per 1.000
kelahiran hidup 6
Menurut data Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas, Angka Kematian
Bayi (AKB) pada tahun 2010 sebesar
7,86 per 1000 kelahiran hidup, menurun
bila dibandingkan dengan tahun 2009
sebesar 8,1 per 1000 kelahiran hidup.
Kematian tersebut disebabkan antara
lain karena adanya gangguan perinatal
seperti BBLR 0,2%, asfiksia 0,18%,
kelainan kongenital 0,08% dan lain-lain
0,04%.6
Berdasarkan rekam medik RSUD
Banyumas
tahun
2010,
peneliti
melakukan studi pendahuluan pada
tanggal 21 Januari 2011. Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Banyumas
merupakan pusat rujukan persalinan di
wilayah sekitarnya. Kejadian Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) pada tahun 2010
diketahui sejumlah 322 kasus ibu yang
melahirkan BBLR atau sekitar 23,85%
dari 1350 kelahiran bayi dan terdapat
340 bayi dengan bayi berat lahir rendah
(BBLR).
Kematian
bayi
yang
disebabkan oleh kelahiran Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) di Rumah Sakit
Banyumas pada tahun 2010 diketahui
sejumlah 48 bayi atau sekitar 51,06%
dari 94 kematian bayi. Sebagai data
pembanding
dilakukan
studi
pendahuluan pada tanggal 22 Januari
2011 di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD)Purbalingga yang wilayahnya
dekat dan satu tipe C, diperoleh angka
kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) pada tahun 2010 sejumlah 271
kasus ibu yang melahirkan BBLR atau
sekitar 23,14% dari 1171 kelahiran bayi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kejadian
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
terbanyak terdapat di Rumah Sakit
Umum Daerah Banyumas pada tahun
2010.
Berdasarkan
uraian
masalah
diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui karakteristik ibu bersalin
April 2015
yang melahirkan bayi berat rendah di
RSUD Banyumas.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis
penelitian
ini
menggunakan
penelitian
deskriptif
kuantitatif dengan dengan desain case
series. Populasi dan sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin
yang melahirkan bayi berat lahir rendah
yang tercatat dalam data rekam medic di
RSUD Banyumas periode Januari Desember tahun 2010 sebanyak 322 ibu.
Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari rekam medik RSUD
Banyumas. Teknik pengambilan sampel
dilakukan secara manual. variabel yang
digunakan adalah variabel tunggal yaitu
faktor- faktor ibu bersalin yang
mempengaruhi kelahiran Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) yaitu meliputi
penyakit
kehamilan,
usia,
dan
paritas.Instrumen atau alat yang
digunakan pada penelitian ini adalah
master tabel. Pengolahan data meliputi
editing, coding, tabulating Analisis data
yang dilakukan secara univariat.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 menunjukkan bahwa ibu
bersalin yang mempengaruhi kelahiran
bayi berat lahir rendah (BBLR)
berdasarkan faktor penyakit kehamilan
di Rumah Sakit Umum Daerah
Banyumas tahun 2010 paling besar
adalah yang tidak mengalami penyakit
kehamilan yaitu sebanyak (79,82%),
mayoritas ibu yang berusia 20-35 tahun
sebanyak (72,67%), paritas paling besar
adalah primipara (65,53%).
Tabel 1 Karakteristik Ibu Bersalin
Yang Melahirkan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)
Variabel
F
%
Penyakit Kehamilan
Ya
65
20,18
Tidak
257
79,82
Usia
56
Jurnal Bina Cendekia Kebidanan Vol 1 No 1
<20 tahun
20-35 tahun
>35 tahun
Paritas
Primipara
Multipara
Grandemultipara
Total
30
234
58
9, 32
72,67
18,01
211
100
11
322
65,53
31,05
3,42
100
PEMBAHASAN
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa ibu bersalin yang
mempengaruhi kelahiran bayi berat lahir
rendah (BBLR) berdasarkan penyakit
kehamilan di Rumah Sakit Umum
Daerah Banyumas tahun 2010 paling
banyak adalah yang tidak mengalami
penyakit kehamilan (79,82%). Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori yang
dikemukan Manuaba tahun 2010, yaitu
kelahiran bayi berat lahir rendah
(BBLR) tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor penyakit kehamilan. Bisa
dipengaruhi oleh faktor keadaan sosial
ekonomi, perokok, peminum alkohol
dan pekerja berat.8
Penelitian ini menunjukan ibu
bersalin yang mempengaruhi kelahiran
bayi berat lahir rendah (BBLR) di
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas
tahun 2010 berdasarkan usia, paling
banyak pada ibu yang berusia 20-35
tahun (72,67%). Hal ini tidak sesuai
dengan teori Wiknjosastro tahun 2007
yang menyatakan usia reproduksi sehat
adalah usia 20-35 tahun. Pada masa ini
adalah kurun waktu yang optimal
seorang wanita untuk hamil karena
organ reproduksi wanita pada saat ini
sudah siap dan matang, demikian juga
dengan psikologis ibu. Kesiapan itulah
pertumbuhan dan perkembangan bayi di
DAFTAR PUSTAKA
1. Apriyanti. 2010. Hubungan Antara
Pendidikan dan Paritas ibu Bersalin
Dengan kejadian BBLR. http://-
April 2015
dalam rahim ibu bisa tumbuh secara
optimal. Sedangkan untuk ibu yang
berusia kurang dari 20 tahun dan lebih
dari 35 tahun beresiko untuk melahirkan
bayi berat lahir rendah (BBLR). 3
Pada penelitian ini didapatkan
hasil ibu bersalin yang mempengaruhi
kelahiran bayi berat lahir rendah
(BBLR) di Rumah Sakit Umum Daerah
Banyumas tahun 2010 berdasarkan
Paritas paling besar adalah primipara
yaitu sebanyak (65,53%). Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan Haryati
tahun 2010 yaitu seorang primipara
beresiko mengalami BBLR lebih tinggi.
Secara psikologis ibu belum mampu
beradaptasi
dalam
menghadapi
kehamilannya. Kondisi fisik emosional
(psikologis) yang kompleks baru
pertama kali dialami ibu hamil,
menyebabkan ibu lebih peka terhadap
kecemasan dan ketakutan yang pada
akhirnya dapat mengganggu dalam
proses kehamilan.9
KESIMPULAN DAN SARAN
Mayoritas ibu bersalin yang
melahirkan bayi BBLR tidak mengalami
penyakit kehamilan (79,82%), usia
paling banyak pada ibu yang berusia 2035 tahun sebanyak (72,67%), Paritas
paling banyak adalah primipara
sebanyak (65,53%). Penelitian ini
menunjukan bahwa kejadian BBLR
justru ditemukan pada ibu sehat, usia
reproduksi sehat dan primipara. Saran
yang diberikan adalah bidan harus
memberikan perhatian secara merata
pada ibu hamil.
Hubungan-Pendidikan-Dan-Paritasibu-Bersalin-Dengan-kejadian
BBLR
2. Proverawati dan Sulistyorini. 2010.
Berat Badan Lahir Rendah.
57
Jurnal Bina Cendekia Kebidanan Vol 1 No 1
Yogyakarta: Nuha Medika.
3. Wiknjosastro.
2006.
Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Prawirohardjo.
4. Estiastuti. 2009. Karakteristik Ibu
dari Bayi Berat Lahir Rendah di
Puskesmas Segeri Pangkep Periode
Tahun
2008.http://www.artikelkedokteran.c
om/523/karakteristik-ibu-dari-bayiberat-lahir-rendah-di-puskesmassegeri-pangkep-periode-tahun2008.html
5. Siantury. 2007. Karakteristik Ibu
Yang Melahirkan Bayi Dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Pada Tahun 2003 – 2006.
http://repository.usu.ac.id/handle
April 2015
6. Heri. 2009. Profil Kesehatan
Profinsi Jawa Tengah Tahun 2009.
http://www.dinkesjatengprov.go.id/d
okumen/profil/2009/profil2009.pdf
7. Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
8. Manuaba. I. B. G. 2010. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan,
dan KB. Jakarta. EGC.
9. Haryati. 2010. Bayi Berat Lahir
Rendah.
http://www.google.co.id/search?q=h
ubungan+bblr+dengan+perdarahan+
antepartum&hl=id&rlz=1C1enID42
7ID428&prmd=ivns&ei=3T_mTZG
KKY3jrAeV1eyQCA&start=10&sa
=N
58
Download