Untitled

advertisement
F'AKTOR RESIKO KEJADIAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
Susi
Nurbani, Sri Yanniarti
Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Jurusan Kebidanan Jt.Indragiri 3 Padang harapan
Abstract: The objective of this research is to recognize the correlative factors towards low weight
baby birth in Dr.M.Yunus hospital in Bengkulu, in 2011. This survey analitic research uses case
control approach where the comparison sampling is I : I which consists of case and control group. The
sampling of case group is 228, was taken totally sampling and control group is 228 was taken
systematically random sampling, so all of the sampling is 456. There's the analysis we found a
significant association between matemal age, KPD and the incidence of congenital anomalies with
BBLR.
Keywords: LBW, KPD, Congenital Abnormalities, Malernal age.
Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
BBLR di RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2011. Jenis Penelitian ini adalah survei analitik
dengan pendekatan kasus kontrol. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan kontrol
dengan perbandingan l:1. Sampel pada kelompok kasus berjumlah 228 kasus diambil secara total
sampling Kelompok kontrol sebanyak 228 kasus dan diambil secara systematik random sampling
maka jumlah seluruh sampel adalah 456 orang. Hasil analisis didapatkan Ada hubungan yang
bermakna antara usia ibu, KPD dan kelainan kongenital dengan kejadian BBLR.
Kata Kunci: BBL& KPD, Kelainan Kongenital, Usia ibu.
Hasil SDKI tahun 2010, Indonesia
memiliki AKB 30/1.000 kelahiran hidup
dan berada di peringkat ke 10 dari 18 negara ASEAN (Asociation of Southeast Asian Nations) dan SEARO (South Eas A-
Pembangunan sumber daya manusia tidak
terlepas dari upaya kesehatan khususnya u-
paya untuk meningkatkan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir. Angka Kematian Bayi
(infant Mortality Rate) merupakan salah
satu aspek penting dalam menggambarkan
tingkat pembangunan sumber daya manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan
sian Region Office). Target tujuan pem-bangunan Millennium Development Goal's
(MDG's) antara lain menurunkan kematian bayi dan balita sebesar dua per tiganya dalam kurun waktu 1990-2015. Pada
tahun 2015 diharapkan angka kematian bayi sebesar 23 bayi per 1000 kelahiran hidup dan 32 Balita per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi tertinggi di Indonesia terletak pada kejadian asfiksia dan
urutan kedua kejadian BBLR. Kejadian
BBLR dapat disebabkan oleh kelahiran
prematur dan pertumbuhan janin terhambat. Persalinan prematuritas kejadian berbahaya karena potensial meningkatkan kematial perinatal yaitu sebesar 65-75 %
(Rampos,2007).
Kematian bayi baru lahir di Indonesia
diantaranya disebabkan BBLR 29Yo, asfil<sia 27Yo, tetonus neonatorum llYq masalah pemberian makanan l0%o, gangguan
masyarakatnya.
Laporan dari jurnal kesehatan The
lanceth menyebutkan bahwa 7000 bayi
meninggal dunia setiap harinya dan 98Yo
terjadi di negara-neagara miskin. Negara
yang paling tinggi kasus kematian ibu dan
bayi adalah di negara-negara Sub-Sahara
Afrika dan Asia Selatan. Angka Kematian
Bayi (AKB) setiap tahun di seluruh dunia
lebih dari 9 juta bayi meninggal pada periode perinatal, termasuk 4,3 juta kelahiran
mati dan 3,3 juta kematian neonatal. Angka kematian Bayi di negara berkembang
adalah 50 per 1000 kelahiran hidup, hal ini
lima kali lebih besar dari negara maju yang
hanya 10 per 1000 kelahiran hidup (WHO,
2007).
80
Susi
hematologi 6%, infeksi 5Yo, dan lain-lain
l3Yo.Prevalensi bayi berat badan lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15 % dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan
33%-38 o/o sering terjadi di negara-negara
berkembang. Angka kejadian di Indonesia
bervariasi antara safu daerah dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9%-30%.
(Depkes RI,2010)
Bayi baru lahir dengan berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram atau sampai
dengan 2499 gram disebut BBLR (Saifudin, 2001). Faktor penyebab BBLR tidaklah berdiri sendiri, antara lain adalah
faktor ibu, meliputi: riwayat
persalinan
prematur sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidramnion, penyakit jantung/penyakit kronik lainnya, hipertensi, umur ibu kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak dua kehamilan yang terlalu dekat, infeksi dan trauma dan lain-lain. Faktor janin
meliputi cacat bawaan, kehamilan ganda,
hidramnion, ketuban pecah dini. Kejadian
BBLR juga disebabkan oleh faktor keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fak-
tor
kebiasaan seperti pekerjaan yang me-
lelahkan dan merokok (Wiknjosastro,
2007).
Menurut Manuaba (1998) faktor ibu
seperti gizi saat hamil yang kurang, umur <
20 tahun atau > 35 tahun, jarak hamil terlalu dekat, hypertensi, jantung, perokok,
pekerja yang terlalu berat, hamil hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum,
pre eklamsi berat, eklamsi dan ketuban pecah dini. Kejadian BBLR juga disebabkan
faktor janin diantaranya cacat bawaan dan
infeksi dalam rahim. Menurut
Hasan
(2005) penyebab BBLR antara lain faktor
penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan seperti toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis, nefritis akut, diabetes
mellitus, usia ibu di bawah 20 tahun, jarak
kelahiran terlalu dekat dan keadaan sosial
ekonomi. Faktor janin seperti hidramnion,
kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan bayi lahir dengan BBLR.
Nurbani, dkk, FaHor
Resiho Kejadian
BBLR 8l
Menurut Wiknjosastro (2007), dari beberapa faktor penyebab BBLR salah satunya adalah usia ibu kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara fisik dan emosional belum matang. Pada ibu yang sudah
tua meskipun telah berpengalaman tetapi
kondisi badannya serta kesehatannya mulai
menurun sehingga dapat mempengaruhi janin intrauterine dan dapat menyebabkan
BBLR.
Ketuban pecah dini juga mempengaruhi terdinya berat badan lahir rendah @BLR). Kejadian ketuban pecah dini terjadi
akibat infeksi yang dapat berasal dari proses biomekaik pada selaput ketuban dalam
bentuk proteolitik, hal ini dikarenakan selaput ketuban yang tidak kuat sehingga kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi yang dapat menyebabkan bayi prematur, Manuaba (2007). Kejadian ketuban pecah dini
di lndonesia masih tinggi tercatat pada tahun 2006 terdapat 9.368 ketuban pecah dini dan diantaranya 23 kasus meninggal
(Depkes,2006). Ketuban pecah dni berpengaruh terhadap ibu danjanin. Pengaruh
terhadap janin bisa terjadi asfiksia, bahkan
bisa menyebabkan kematian janin karena
infeksi dan prematuritas (Mochtar, I 998).
Kelainan kongenital juga mempengaruhi terjadinya kejadian BBLR. Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam
pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi
yang dilahirkan dengan kelainan konge-
nital, umumnya akan dilahirkan
sebagai
bayi berat badan lahir rendah bahkan sering sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi berat badan lahir rendah
dengan kelainan kongenital berat, kira-kira
20Yo meninggal dalam minggu pertama ke-
hidupannya. (Winkjosastro, 2007). Hasil
penelitian Nugraha (2010) terdapat 20 kasus kelainan kongenital terdiri dari 60%o
laki-laki dan 40Yo perempuan. Bayi BBLR
dengan kelainan kongenital 4,5% di Rumah Sakit Sri Ratu Medan.
Pada bayi BBLR banyak sekali resiko
terjadi permasalahan pada sistem tubuh, oleh karena kondisi tubuh yang tidak stabil.
Susi
melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan usia 20-35 tahun, ada hubungan yang
bermakna antara ketuban pecah dini dengan kejadian BBLR berpeluang 2,6 kali
melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan yang tidak KPD, ada hubungan yang
bermakna antara kelainan kongenital dengan kejadian BBLR berpeluang 6,2 kali
mengalami BBLR dibandingkan yang tidak kelainan kongenital. Bagi tenaga pelayanan kesehatan yang memberikan asuhan secara langsung pada ibu dan bayi te-
Nurbani" dhk, Fafuor Resiko Kejadian BBLR 87
rutama yang mengalami kasus bayi dengan
BBLR dan untuk tenaga pelayanan kebidanan diharapkan lebih teliti dan seksama dalam menangani ibu di mulai sejak kehamilan dengan melakukan ANC secara teratur,
persalinan dan nifas sesuai prosedur agar
setiap keadaan ibu dan bayi terpantau dengan baik dan jika ada kelainan dapat mengambil tindakan yang cepat dan tepat baik
dalam proses kehamilan, persalinan maupun nifas.
DAF"TARRUJUKAN
Ali. L,2005. Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi
2 Cetakan 7. Balai Pustaka. Jakarta
Arikunto, S. 2006, Prosedur Penelitian Kebidanan
Suatu Pendekatan. Iakata- Rineka Cipta
BKKBN, 2004. Kelangsungan Hidup Ibu Dqn
Bayi. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Colti, S, 2008 Faktor Matemal dan Sosial Ekonomi
yang berhubungan dengan BBLR di RS
Banyumas http//www.fkm.undip.ac.id,
2
April2012
Tahun 2009. Kementerian
Kesehatan
Republik Indonesia Jakarta.
- Hasan,R.dkk 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
Infomedika
Joseph HK, Nugroho M. 2010. Calatan Kuliah
Ginekologi dan Obslelri (obsgn) Yogyakarta
: Nuha Medika.
Lin,R, 20ll Hubungan Karakteristik Ibu dengan
:
Kejadian BBLR di RSUD
Cilacap.
http://www.Ikm.und ip.ac.id, 2 April 2012
Lukman.A.1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Eidis.2. Jakart4 Balai Pustaka
Ilmu Kebidanan,
Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana Unluk
p e ndi dikan B i dan. J akarta.EGC.
Pengantar Kuliah
Obstetri.
Jakarta:EGC.
-2007.
Sinopsis
Obsletri
Fisi ologi, P atologi. Jakarta:EGC.
.
1998. Sinopsis obstetri operatif dan sosial.
Jakarta:EGC.
Nugroho,T. 2010. Kasus Emergency Kebidanan
untuk
Kebidanan
dan
Keperaut atan.Yogyakarta: Nuha Medika
Notoatmodjo. 2005. Melodelogi Penelitian
Kesehalan. Jakarta: Rineka Cipta.
Proverawati,
Cunningham, F G, dkk.2006. Obstetri Williams l.
Jakarta:EGC
Depkes RI, 2010. Profil Kesehalan Indonesia
Manuaba.l998.
Mochtar,R, 1998.
A.,
dkk.2010. Berat Badan Lahir
Rendah, Yogyakarta. Nuha Medika
Rampos. 2007. FaHor-faHor yang
b erpengaruh
terhadap persalinan preterm cetakanl,
Bandung: Bumi Pratama.
Saifu din.2007 . Kebidanan komunitas, Jakarta:EGC
_.2001.
Buku Panduan PraHis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal
Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
Straight, Barbara
R. 2005.
"Panduan Belajar
Keperawatan lbu-Bayi Baru
Lahir". Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Vamey, Helen.2007. "Buku Ajar
Asuhan
Kebidanan Edisi 4 Volume 2".EGC. Jakarta
Widuri,2OlO. Hubungan keluban pecah dini
dengan
BBLR
http://www.google.com
I Me 2012
Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan.
diakses tanggal,
Yayasan Bina Pustaka
Jakarta,
Sarwono
Prawirohardjo.
Wiknjosastro.20l0. Ilmu Kebidanan edisi
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
4.
PT
Download