Pengaruh penerapan Developmental care terhadap stres fisiologis pada BBLR di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta CH. Tri Andar Utami1), Happy Indri Hapsari2), Anissa Cindy Nurul Afni2) Abstrak BBLR seringkali mengalami kesulitan saat adaptasi dari intruterin ke ekstrauterin karena imaturitas organ. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Developmental care terhadap stres fisiologis (saturasi oksigen dan denyut nadi) pada BBLR. Rancangan penelitian ini menggunakan Quasy Experimental dengan Non Equivalent control group design. Sampel penelitian 47 BBLR yang dirawat di Ruang Perinatologi RS Panti Waluyo dipilih dengan teknik Purposive sampling. Hasil analisa menggunakan Mann-whitney test menunjukkan bahwa ada perbedaan stress fisiologis setelah dilakukan developmental care pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p= 0,000). Developmental care dapat memfasilitasi BBLR dalam beradaptasi dengan lingkungan perawatan melalui keteraturan fungsi fisiologis yaitu saturasi oksigen dan denyut nadi Kata kunci :Developmental care, stres fisiologis, BBLR Pendahuluan Neonatus adalah masa seperti bayi prematur dan berat badan kehidupan pertama di luar rahim lahir sampai dengan umur 28 hari, dimana seringkali terjadi perubahan sangat besar dari masalah pada periode segera setelah kehidupan intra uterin ke kehidupan lahir ekstra uterin. Masa perubahan paling organ besar terjadi pada jam ke 24 sampai Karakteristik 72 matang jam pertama, bayi terus rendah (BBLR). BBLR mengalami sebagai akibat yang beberapa karakteristik belum organ ini matang. yang misalnya belum masalah beradaptasi namun kondisi ini lebih gangguan pernafasan karena faktor sulit pada bayi dengan resiko tinggi surfaktan yang belum terbentuk, kurangnya otot polos pembuluh darah meregulasi dan rendahnya kadar oksigen darah mengakibatkan yang terjadinya mengalami stres (Bobak, Lodermilk trauma susunan saraf pusat dan & Jensen, 2005; Maguire et al, 2008; keterlambatan Kosim et al, 2010). mengakibatkan arteriosus penutupan serta duktus stimulus yang datang bayi cenderung ketidakmampuan Oleh karena itu diperlukan batang tubuh dan mendukung regulasi lingkungan (Kenner & Mc Grath, 2004). Selain untuk itu beberapa bentuk intervensi dari meminimalkan pengaruh lingkungan developmental care lainnya dalam perawatan yang memberikan stimulus bentuk meminimalisir yang berlebihan sangat dibutuhkan. ataupun menutup Strategi tercapai minimal handling untuk hal yang melalui asuhan perkembangan yang tidak perlu, Clustered Care atau disebut developmental care yaitu memusatkan beberapa tindakan dalam asuhan jam – jam tertentu atau pengadaan strategi pengelolaan perawatan intensif tersebut dapat yang perkembangan memfasilitasi bayi melalui jam tenang, membuka inkubator Perawatan atau Metode pengelolaan lingkungan yang adekuat Kanguru (PMK) atau skin to skin yang akan meningkatkan stabilisasi contact (Klauss & Fanaroff, 2009). Penulis fisiologi dan penurunan stres bayi (Byers, developmental 2006). melakukan lingkungan dalam bagaimana pengaruh developmental tersebut care terhadap stres fisiologis pada care diantaranya meliputi penutup inkubator meminimalkan pemberian untuk pencahayaan, penelitian untuk Rick, 2006; Pengelolaan tertarik tentang BBLR Metodologi Rancangan yang digunakan dalam pemberian nesting atau sarang untuk penelitian menampung experimental dengan menggunakan pergerakan yang ini adalah berlebihan dan memberi bayi tempat Non Equivalent Control yang nyaman, pengaturan posisi fleksi design. untuk mempertahankan normalitas Quasy group Penelitian dilakuakan di ruang perinatologi RS Panti Waluyo Surakarta selama tiga bulan dengan jumlah responden sebanyak 47 BBLR Analisis Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa bivariat menggunakan Mann-whitney test Hasil penelitian Tabel 1 Analisa Univariat Frekue si Prosen tase Tidak anemia 40 85.1 Anemi 7 14.9 Variabel usia gestasi (minggu) usia bayi saat penelitian (hari) berat badan lahir (gram) berat badan saat penelitian (gram) Mean SD Minimum Maksimum 33.48 2.32 23.00 37.00 0.17 0.43 0.00 2.00 2.09 262.71 1500 2500 2.09 263.62 1500 2500 Tabel 2 Analisa Bivariat Variabel SpO2 post test Denyut Nadi post test kelompok Mean kontrol perlakuan kontrol 93.04 92.22 157,08 perlakuan 147.28 P Value 0,000 0,000 Hasil Penelitian Rerata distribusi responden bayi berat lahir rendah berdasarkan usia Distribusi responden berdasarkan gestasi 28 minggu sampai dengan 32 usia gestasi adalah 33,48 minggu dan – rerata usia saat penelitian 0.17 hari. perubahan Distribusi berdasarkan denyut jantung yang tinggi bila berat badan saat penelitaian minimal dibandingkan dengan bayi yang usia 1500 14,9% gestasinya diatas 36 minggu.sehingga mengalami anemia saat lahir. Rerata usia gestasi memiliki pengaruh yang SpO2 sebelum developmental care lebih pada kelompok kontrol adalah 92.95 oksidative %. sebelum Sehingga di perlukan perawatan yang developmental care pada kelompok memfasilitasi proses adaptasi bayi perlakuan adalah 93%. Rerata denyut dengan nadi sesudah developmental care developmental care. responden gram. Rerata Sebanyak SpO2 pada kelompok kontrol adalah 157 36 minggu akan saturasi besar mengalami oksigen terjadinya (Nasi et al, lingkungan dan stress 2009). yaitu Usia BBLR saat penelitian ini denyut nadi minimal 0 hari dan maksimal 2 hari. sesudah developmental care pada Transisi dari kehidupan intrauterin ke kelompok ekstrauterin melibatkan serangkaian x/menit dan rerata perlakuan adalah 148 perubahan x/menit. Hasil uji Mann- whitney diperoleh p value 0,000 < terdapat 0,05 sehingga perbedaan denyut nadi sesudah developmental care pada kelompok kontrol dan kelompok (Lissauer fisiologis & Fanaroff, kompleks 2008). Demikian halnya yang terjadi pada BBLR yang menjadi reponden dalam penelitian ini. BBLR berusia maksimal 2 hari, berarti masih dalam masa transisi. perlakuan. Menurut Damanik (2010) masalah Pembahasan sama yang lebih sering di jumpai pada bayi (2007) BBLR adalah ketidakstabilan suhu menyatakan bahwa bayi dengan usia karena faktor berat badan bayi saat Dalam dilakukan penelitian oleh yang Gibbins lahir rendah sehingga peningkatan hilangnya panas yang menyebabka hipotermi Pada bayi baru lahir karena proses adaptasi terjadi penurunan berat yang mempengaruhi dalam penelitian ini. ± 10 hari pertama Pada penelitian ini didapatkan kehidupan adalah hal yang normal hasil pengamatan dan analisa statistik selanjutnya bayi akan mencapai berat terhadap beda stres fisiologis sesudah lahirnya (Wong et al, 2009). Karena dilakukan developmental care pada kebutuhan energi yang tinggi sering kelompok kontrol dan kelompok tidak terpenuhi, bayi BBLR, preterm perlakuan adalah terdapat perbedaan pada awalnya statis bahkan menurun saturasi dan kadang membutuhkan waktu 21 developmental care pada kelompok hari untuk mencapai berat lahirnya kontrol dan kelompok perlakuan dan pertumbuhan mereka suboptimal dengan nilai p 0,000. Pengenalan (Lissauer terhadap badan pada & Fanaroff, 2009). oksigen perilaku sebelum bayi termasuk Pertambahan berat badan pada bayi pengenalan merupakan fisik, fisiologis dan emosional adalah cerminan dari terhadap kerentanan kemampuan bayi dalam penyesuaian hal diri dengan lingkungan. Demikian developmental halnya Fanarrof, 2009). Perawat memiliki yang terjadi dengan yang mendasari care penerapan (Lissauer & responden yang menjadi penelitian peran ini. menciptakan lingkungan perawatan Dalam penelitian ini sebanyak yang bermakna dalam tanpa stres. Lingkungan tersebut 14,9% responden mengalami anemia dapat saat pengambilan data. Berman et al perkembangan atau developmental (2009) menyatakan bahwa kadar care. Developmental care bertujuan haemoglobin rendah pada anemia untuk memfasilitasi BBLR dalam akan menyebabkan nilai saturasi beradaptasi oksigen karena perawatan melalui keteraturan fungsi oleh fisiologis yaitu saturasi oksigen dan haemoglobin sel darah merah dalam denyut nadi. Keseluruhan intervensi jumlah yang mencukupi sehingga yang dilakukan bertujuan agar BBLR mempengaruhi saturasi oksigen. Hal diperlakukan seperti kehidupan di ini dimungkinkan menjadi faktor dalam rahim dimana bayi tidak okigen menjadi tidak rendah dapat diikat diciptakan melalui dengan asuhan lingkungan mendapat stimulus yang berlebihan. 2) Manfaat Bagi Pendidikan Menurut Buonocore dan Bellieni Implikasi penelitian ini terhadap (2008) rangsangan tersebut akan pendidikan keperawatan bagi calon menimbulkan stres pada bayi. Lebih perawat adalah penelitian tentang jauh developmental Buonocore dan Bellieni care ini menjadi menyebutkan bahwa satu metode non landasan teori dalam praktek asuhan farmakologik adalah dengan cara keperawatan pada bayi BBLR intervensi lingkungan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sizun dan Wistrup (2004) Daftar Pustaka bahwa yang Berman, A., Synder, S.J., Kozier, B signifikan terhadap respon nyeri akut & Erb, G. (2009). Buku Ajar sebelum dan sesudah developmental Praktik KeperawatanKlinis. care (p value=0,000). Hal ini dapat Edisi 5. Jakarta: EGC terjadi terdapat karena perbedaan dengan strategi developmental care, input sensori menjadi tepat dan minimal sehingga bayi mampu beradaptasi terhadap rangsangan. Sebaliknya sensori sangat banyak, bayi tidak mampu beradaptasi akan menimbulkan stres. Dengan demikian Buonocore, G., & Bellieni, C.V. (2008). Neonatal pain: suffering, pain and risk og Brain damage in the fetus and newborn. Italia: Springer-verlag developmental Gibbins, S., Stevens, B., McGrath, care merupakan strategi yang tepat P.J., Yamada, J., Beyene, dalam mengurangi respon nyeri dan J., Breau, L., Ohlsoson, stres. A. (2007). Comparison of pain responses in infant of Saran different Gestation ages. 1) Manfaat Bagi Rumah Sakit Neonatology, 93(1):10-21 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi perawat dalam pemberian developmental care bagi BBLR di unit Perinatologi. Kosim, M.S., Yunanto, A., Dewi, R ., Sarosa, G.I & Usman, A. (2010). Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Lissauer, T & Fanaroff, A. (2009). At a glance: neonatologi. Jakarta: Erlangga Sizun, J., & Westrup, B. (2004). Early Developmental care for preterm neonates: a call for more research. Arch Dis Childfetal Neonatal, 89(5):F305-88 Wong, D.L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkeistein, M.L., & Schawrtz, P. (2009). Wong: Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. (edisi 6). Jakarta: EGC