GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI

advertisement
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BARU
LAHIR RENDAH DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG
ARTIKEL
Oleh
HIFZOTUL AINI
041313a001
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO
2015
Gambaran Karakteristik Ibu yang Melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa
Kabupaten Semarang
The Description of the Characteristics of Mothers Giving Birth of Infants with
Low Birth Weight at Ambarawa Public Hospital
Hifzotul Aini 1 , Fitria Primi A, S.SiT , M.KeS 2 , Vistra Veftisia, S.SiT3
Program Studi D III Kebidanan, STIKES Ngudi Waluyo
ABSTRAK
Penyebab kematian bayi disebabkan oleh BBLR di Kabupaten Semarang sebesar
37% bahwa faktor yang mempengaruhi BBLR adalah umur, paritas dan pekerjaan. AKB
di Kabupaten Semarang tahun 2013 sebesar 11,95 /1.000 KH dan belum mencapai
target sasaran sebesar 8,11/1.000 KH, maka AKB harus diturunkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik ibu yang melahirkan bayi BBLR di
RSUD Ambarawa tahun 2014 yang meliputi umur, paritas dan pekerjaan ibu. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Sampel diambil menggunakan teknik total sampling dari populasi yaitu ibu yang
melahirkan bayi BBLR di RSUD Ambarawa tahun 2014 sehingga diperoleh 274
sample. Pengumpulan data menggunakan analisis univariat dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
Hasil penelitian ini menunjukkan ibu hamil yang melahirkan bayi BBLR
berdasarkan umur yaitu sebagian besar dalam kategori tidak beresiko (20-35 tahun)
sebanyak 132 responden (48,2%), sebagian besar memiliki paritas primipara sebanyak
129 responden (47,1%), sebagian besar terjadi pada ibu yang bekerja sebanyak 181
responden (66,1).
Hendaknya tenaga kesehatan lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya
Bidan hendaknya secara aktif dapat tetap memberikan konseling kesehatan tentang
istirahat yang cukup dan gizi selama kehamilan kepada ibu hamil yang datang untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga ibu hamil memiliki pengetahuan yang baik
tentang istirahat yang cukup dan gizi selama hamil, serta agar memberikan media
mengenai istirahat yang cukup dan nutrisi ibu hamil yang berfungsi agar ibu hamil
dapat memahami dengan baik.
Kata Kunci
Daftar Pustaka
: Umur, Paritas, Pekerjaan, Kejadian BBLR
: 20 Pustaka (2004-2015)
ABSTRACT
Low birth weight (LBW) is one risk factor in mortality and morbidity. The
percentage of LBW in Semarang Regency reaches 37%. In 2013, the IMR at Semarang
Regency is 11.95/2000 births and has not reached the target of 8.11/2000 births. This
study aimed to find the description of the characteristics of mothers who gave birth of
infants with low birth weight at Ambarawa Public Hospital in 2014 that included the
maternal age, parity and employment. This was a descriptive study with cross sectional
approach. The samples were taken by using total sampling technique of the population
of the mothers who gave birth of infants with low birth weight in 2014 and obtained 274
respondents. The data were analyzed by using univariate analysis in the form of
frequency distributions table.
The results of this study indicated that the women who gove birth infants with
low birth weight based on the age were mostly in the category of not at risk (20-35
years) as many as 132 respondents (48.2%), most of the respondents were primipara as
many as 129 respondents (47.1%), and it mostly occured in women who were working
as many as 181 respondents (66.1).
The health workers should further improve health services, and especially for
midwives should actively be able to continue to provide health counseling on adequate
rest and nutrition during pregnancy for the pregnant women who make antenatal care
visits so that they have good knowledge, as well as to provide several media regarding
adequate rest and nutrition for pregnant women who are working in order that they have
better understanding.
Keywords
: Age, Parity, Work, Low-birth weight
Bibliographies
: 20 (2004-2015)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu
komponen
utama
dalam
Index
Pembangunan Manusia (IPM) yang
dapat mendukung terciptanya SDM yang
sehat, cerdas, terampil dan ahli menuju
keberhasilan pembangunan kesehatan.
Pembangunan kesehatan merupakan
salah satu hak dasar masyarakat yaitu
hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan. Untuk menilai derajat
kesehatan
masyarakat,
digunakan
beberapa indicator yang mencerminkan
kondisi mortalitas (kematian), status gizi
dan morbiditas (kesakitan). Pada bagian
ini, derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia digambarkan melalui Angka
Mortalitas; terdiri atas Angka Kematian
Bayi (AKB), Angka Kematian Balita
(AKABA), dan Angka Kematian Ibu
(AKI), Angka Morbiditas; angka
kesakitan beberapa penyakit serta Status
Gizi pada balita dan dewasa (Profil
Kesehatan Kota Semarang, 2013).
Menurut Data Survey Demografi
dan Kesehatan Indonesia tahun 2012
SDKI (2012), Angka Kematian Neonatal
di Indonesia sebesar 19 kematian / 1000
kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi
(AKB) sebesar 32 kematian / 1000
kelahiran hidup dan Angka Kematian
Balita 40 kematian / 1000 kelahiran
hidup (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2012).
Menurut
Survey
Kesehatan
Rumah Tangga (2007), penyebab
kematian bayi baru lahir di indonesia
diantaranya BBLR 29%, asfiksia 27%,
tetanus neonatorum 6%, masalah
pemberian makanan 10%, gangguan
hematologik 6%, infeksi 5%, dan lain-
lain 13% (Profil Kesehatan Indonesia
Tahun, 2013).
Bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa kehamilan. Dahulu
neonatus dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram atau sama
dengan 2500 gram disebut prematur.
Pembagian menurut berat badan ini
sangat mudah tetapi tidak memuaskan.
Sehingga lambat laun diketahui bahwa
tingkat morbiditas dan mortalitas pada
neonatus tidak hanya bergantung pada
berat badan saja, tetapi juga pada tingkat
maturitas bayi itu sendiri (Proverawati,
2010).
Karakteristik ibu yang melahirkan
bayi BBLR ada Umur, Paritas, dan
Pekerjaan. Karakteristik ibu yang
mempengaruhi anemia
ada Umur,
Paritas, dan Pekerjaan. Umur sangat
menentukan kesehatan ibu, ibu dikatakan
berisiko tinggi apabila ibu hamil berusia
dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun.
Paritas adalah keadaan seorang ibu yang
melahirkan janin lebih dari satu orang,
paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3)
mempunyai angka kematian maternal
lebih tinggi. Pekerjaan adalah kegiatan
yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarganya,
pekerjaan
juga
menyebebkan ibu kurang istirahat
(Padila 2014).
Data dari Dinas
Kesehatan
Kabupaten Semarang
tahun 2013
didapatkan kejadian BBLR di RSUD
Ungaran 147 kasus, RS Ken Saras 104
kasus, RS Bina Kasih 119 dan di RSUD
Ambarawa 258 kasus.
Berdasarkan data diatas, kejadian
BBLR yang tertinggi dari 4 rumah sakit
yang berada di kabupaten semarang
yaitu di RSUD Ambarawa sebesar 258
kasus.
Berdasarkan studi pendahuluan
pada bulan Januari 2013, didapatkan
hasil pada bulan Januari 2013, bahwa
kasus BBLR terjadi pada ibu umur
beresiko yaitu < 20 tahun dan > 35 tahun
sebesar 67 kasus dan pada ibu umur
tidak beresiko 20-35 tahun sebesar 191
kasus. Kasus BBLR tersebut terjadi pada
ibu primipara sebanyak 101 kasus, pada
ibu multipara sebanyak 86 kasus, dan
pada ibu grandemultipara sebanyak 71
kasus. Kasus BBLR ini juga terjadi pada
ibu-ibu pekerja sebanyak 135 kasus, dan
pada ibu yang tidak bekerja atau ibu
rumah tangga sebanyak 123 kasus.
Sedangkan BBLR yang mengalami
komplikasi (kematian) sebanyak 35
kasus.
Berdasarkan data dan latar
belakang
diatas
peneliti
tertarik
melakukan penelitian dengan judul “
Gambaran karakteristik ibu yang
melahirkan bayi BBLR di RSUD
Ambarawa Kabupaten Semarang tahun
2014”.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
gambaran
karakteristik ibu yang melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah
di RSUD Ambarawa Kabupaten
Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk
mengetahui gambaran
karakteristik umur ibu yang
melahirkan bayi berat lahir
rendah di RSUD Ambarawa
Kabupaten Semarang.
b. Untuk mengetahui gambaran
karakteristik paritas ibu yang
melahirkan bayi berat lahir
rendah di RSUD Ambarawa
Kabupaten Semarang.
c. Untuk mengetahui gambaran
karakteristik pekerjaan ibu yang
melahirkan bayi berat lahir
rendah di RSUD Ambarawa
Kabupaten Semarang.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Mengetahui karakteristik ibu
yang melahirkan bayi berat badan
lahir
rendah,
sehingga
dapat
digunakan sebagai pengalaman dalam
melakukan penulisan ilmiah dan
menambah
pengetahuan
serta
wawasan peneliti tentang penelitian.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat digunakan
sebagai
masukan
dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan,
serta dapat mengantisipasi terjadinya
BBLR
dengan
deteksi
dini
karakteristik ibu yang melahirkan
bayi berat badan lahir rendah.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan
dapat
menambah
referensi
perpustakaan
dalam
pembelajaran
tentang
karakteristik ibu yang melahirkan
bayi berat badan lahir rendah
serta cara mencegah terjadinya
berat badan bayi lahir rendah.
BAHAN DAN CARA
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Dilakukan di
RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang
pada 5 Mei 2015. Populasi dan sampel
dalam penelitian ini adalah semua bayi
BBLR yang berada di RSUD Ambarawa
priode
Januari-Desember
2014
berjumlah 274 responden. Teknik
sampling yang digunakan ialah Total
sampling. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang diambil dari rekam medis.
Alat pengumpulan dalam penelitian ini
menggunakan lembar master table.
Analisa yang digunakan adalah analisa
Univariat dengan distribusi frekuensi.
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
1. Umur
Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Umur Ibu yang
Melahirkan bayi BBLR di
RSUD Ambarawa Priode
Januari-Desember 2014
Umur
Frekuensi Persentase
(%)
Berisiko
132
48,2
Tidak berisiko
142
51,8
Jumlah
274
100,0
2. Paritas
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Paritas Ibu
yang Melahirkan bayi BBLR
di RSUD Ambarawa Priode
Januari-Desember 2014
Paritas
Frekuensi Persentase
(%)
Primipara
129
47,1
Multipara
106
38,7
Grande
39
14,2
Multipara
Jumlah
274
100,0
3. Pekerjaan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Berdasarkan Pekerjaan Ibu
yang Melahirkan bayi BBLR
di RSUD Ambarawa Priode
Januari-Desember 2014
Pekerjaan
Frekuensi Persentase
(%)
Bekerja
181
66,1
Tidak
93
33,9
Bekerja
Jumlah
274
100,0
PEMBAHASAN
Analisis Univariat
1. Gambaran
Umur
Ibu
yang
Melahirkan Bayi BBLR di RSUD
Ambarawa
Periode
JanuariDesember 2014.
Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar umur responden yang
melahirkan bayi BBLR dalam
kategori tidak berisiko (berumur 2035 tahun), yaitu 142 responden
(51,8%). Hal ini terkait dengan usia
20-35 tahun ibu banyak yang hamil
sehingga banyak yang melahirkan
bayi BBLR dan di dukung oleh faktor
lain yaitu sebagian besar responden
sebagai pekerja yaitu pekerja swasta
sejumlah 118 responden (83,1%) dan
PNS sejumlah 11 responden (7,7%).
Dikarenakan ibu yang bekerja
menanggung beban ganda yaitu harus
bekerja mencari nafkah, sekaligus
bertanggung
jawab
terhadap
pengelolaan rumah tangga. Beban
ganda inilah menjadi penyebab
kelelahan yang mereka alami seharihari sehigga tidak memperhatikan
kondisi kehamilannya. Hal ini sesuai
dengan teori Depkes RI (2008),
menyatakan
kesulitan
ekonomi
keluarga memaksa ibu untuk ikut
mencari nafkah. Ibu juga harus
mengikuti kegiatan sosial masyarakat.
Akibatnya ibu mempunyai beban
ganda yaitu mengerjakan pekerjaan
rumah tangga, mencari penghasilan
melaksanakan peran sosial. Akibatnya
tubuh ibu mengalami kelelahan
karena
kurang
waktu
untuk
beristirahat.
Hasil
penelitian
juga
menunjukkan bahwa ibu yang
melahirkan bayi BBLR sebagian kecil
dalam katagori beresiko tinggi
(berumur < 20 dan > 35 tahun) yaitu
132 responden (48,2%). Hal ini
memang terjadi karena kehamilan
pada usia < 20 tahun, ibu masih
dalam masa pertumbuhan dan organ
reproduksi ibu belum matang untuk
menerima kehamilan sedangkan pada
kehamilan > 35 tahun disebabkan
karena fungsi organ reproduksi ibu
sudah mulai menurun dan di dukung
oleh faktor lain yaitu sebagian besar
responden
mempunyai
paritas
beresiko yaitu paritas primipara
sebesar 65 responden (49,2%) dan
grande
multipara
sebesar
37
responden (28,0%) sehingga banyak
yang melahirkan bayi BBLR. Hal ini
sesuai dengan teori Siyoto (2012),
kehamilan di usia <20 tahun beresiko
tinggi karena saat itu ibu masih dalam
proses tumbuh, sehingga akan terjadi
kompetisi makanan antara janin dan
ibu yang masih masa pertumbuhan,
sehingga asupan gizi pada janin
terganggu serta adanya perubahan
hormonal yang terjadi selama
kehamilan, kondisi panggul belum
berkembang secara optimal, kondisi
sel telur belum begitu sempurna
sehingga bayi yang dilahirkan
mengalami BBLR.
Kehamilan pada usia >35 tahun
mempunyai resiko tinggi untuk
terjadinya
kelahiran
BBLR
sehubungan
dengan
alat
reproduksinya telah berdegenerasi
dan terjadi gangguan keseimbangan
hormonal (Turhayati, 2006).
2. Gambaran Paritas Ibu yang
Melahirkan Bayi BBLR di RSUD
Ambarawa
Periode
JanuariDesember 2014.
Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar paritas responden yang
melahirkan bayi BBLR adalah
primipara yaitu 129 responden
(47,1%). Hal ini terjadi karena ibu
primipara atau kehamilan pertama
merupakan sebuah percobaan yang
berat
terhadap
kemampuan
reproduksi dalam menjaga dan
menerima kehadiran janin serta
pengalaman hamil yang belum ada
maka sering timbul komplikasi
dalam kehamilan. Hal ini sesuai
dengan teori Rochyati (2004),
menyatakan bahwa kejadian BBLR
pada
primipara,
disebabkan
kehamilan
pertama
merupakan
sebuah
percobaan yang berat
terhadap kemampuan reproduksi
terkait belum siapnya fungsi organ
dalam menjaga kehamilan dan
menerima kehadiran janin dimana
akan timbul penyulit kehamilan dan
persalinan.
Hasil
penelitian
juga
menunjukkan bahwa ibu yang
melahirkan bayi BBLR sebagian kecil
dalam katagori grande multipara yaitu
sejumlah 39 responden (14,2%). Hal
ini terjadi karena paritas grande
multipara fungsi organ reproduksi ibu
sudah mulai menurun sehingga timbul
berbagai masalah kesehatan yang
dapat menyebabkan lahirnya bayi
BBLR. Hal ini sesuai dengan teori
Marmi (2011), Paritas yang tinggi
akan berdampak pada timbulnya
berbagai masalah kesehatan baik ibu
dan bayi yang dilahirkan, salah satu
dampak kesehatan yang mungkin
timbul paritas tinggi adalah gangguan
pertumbuhan
janin
sehingga
melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) dan pendarahan
saat persalinan karena keadaan rahim
sudah lemah dikarenakan alat-alat
reproduksinya
sudah
menurun
sehingga sel-sel otot mulai melemah
dan bagian tubuh lainnya sudah
menurun
sehingga
dapat
menyebabkan dan meningkatkan
kejadian BBLR.
3. Gambaran Pekerjaan Ibu yang
Melahirkan Bayi BBLR di RSUD
Ambarawa
Periode
JanuariDesember 2014.
Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar pekerjaan responden
yang melahirkan bayi BBLR adalah
ibu yang bekerja 181 responden
(66,1%). Sebagian besar pekerjaan
responden adalah pekerja swasta
sebesar 118 reponden (83,1%).
Padatnya kegiatan ibu yang bekerja
menyebabkan ibu sedikit istirahat
sehingga
menimbulkan
kondisi
kurang gizi (KEK), hal ini dapat
menyebabkan lahirnya bayi BBLR.
Hal ini sesuai dengan teori Bartini
(2012), menyatakan bahwa sedikitnya
waktu istirahat pada ibu sehingga
dapat menimbulkan kondisi kurang
gizi. Status gizi ibu hamil sangat
mempengaruhi
kehamilan
dan
outcome kehamilan. Pada ibu dengan
status gizi yang baik
outcome
kehamilan akan baik pula dengan
salah satu kriteria berupa berat badan
bayi diatas 2500 gram. Adanya
gangguan
gizi
yaitu
KEK
(kekurangan energi kronis) akan
beresiko terjadinya BBLR (berat
badan lahir rendah), demikian pula
terjadinya anemia (Hb < 8 gr – 11 gr
%) oleh karena kurangnya asupan fe,
zink, dan asam folat akan menambah
risiko perdarahan dan BBLR.
Hasil
penelitian
juga
menunjukkan bahwa ibu yang
melahirkan bayi BBLR sebagian kecil
dalam kategori tidak bekerja (IRT)
yaitu 93 responden (33,9%). Hal ini
disebabkan kurangnya informasi
tentang
kehamilan
sehingga
menimbulkan komplikasi kehamilan
pada ibu rumah tangga salah satunya
adalah BBLR dan di dukung oleh
faktor lain yaitu banyak responden
yang berusia beresiko sebesar 80
responden
(60,6%)
sehingga
menyebabkan ibu melahirkan bayi
BBLR.
Hal ini sesuai dengan teori
Depkes RI (2004), menyatakan
bahwa Pekerjaan yang dijalani
seseorang
memiliki
pengaruh
terhadap akses informasi yang lebih
baik dibandingkan dengan individu
yang tidak bekerja.
kehamilan kepada ibu hamil
yang datang untuk melakukan
pemeriksaan
kehamilan
sehingga ibu hamil memiliki
pengetahuan yang baik tentang
istirahat yang cukup dan gizi
selama hamil, serta agar
memberikan media mengenai
istirahat yang cukup dan nutrisi
ibu hamil yang berfungsi agar
ibu hamil dapat memahami
dengan baik sehingga dapat
menekan
dan
mengurangi
lahirnya bayi BBLR.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini pada alat
pengumpulan data peneliti menggunakan
pencatatan dari rekam medik, ini
menyebabkan peneliti tidak dapat
menggali lebih dalam informasi tentang
jenis pekerjaan responden secara rinci.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Gambaran Karakteristik Ibu yang
melahirkan bayi BBLR di RSUD
Ambarawa Kabupaten Semarang
periode bulan Januari-Desember
yang berjumlah 274 responden.
Maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sebagian besar ibu yang
melahirkan bayi BBLR di
RSUD Ambarawa Kabupaten
Semarang periode bulan JanuariDesember 2014 adalah ibu yang
berumur 20-35 tahun sebanyak
142 responden (51,8%).
2. Sebagian besar ibu yang
melahirkan bayi BBLR di
RSUD Ambarawa Kabupaten
Semarang periode bulan JanuariDesember 2014 adalah ibu
primipara
sebanyak
129
responden (47,1%).
3. Sebagian besar ibu yang
melahirkan bayi BBLR di
RSUD Ambarawa Kabupaten
Semarang periode bulan Januari
Desember 2014 adalah ibu yang
bekerja sebanyak 181 responden
(66,1%).
B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan.
Sebagai petugas kesehatan
khususnya Bidan hendaknya
secara
aktif
dapat
tetap
memberikan
konseling
kesehatan tentang istirahat yang
cukup
dan
gizi
selama
2.
Bagi Peneliti Selanjutnya.
Diharapkan agar dapat
meneliti variabel lain yang
membahas lebih luas mengenai
faktor-fakto yang berhubungan
dengan kelahiran bayi BBLR
seperti pendidikan, penyakit ibu
dan jarak kelahiran. Sehingga
penelitian tentang BBLR dapat
terus berkembang.
3.
Bagi Ibu Hamil.
Diharapkan
dapat
meningkatkan wawasan dan
pengetahuan
ibu
hamil
khususnya pada ibu primipara
agar mempersiapkan mental
untuk hamil serta mengatur
waktu istirahat dan nutrisi pada
ibu bekerja .
DAFTAR PUSTAKA
Bartini Istri.(2012). Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Hamil Normal.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Depkes RI, 2008. Profil Kesehatan
Indonesia
2008.
Jakarta:
Departeman Kesehatan
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada
Masa Antenatal. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rochyati, P, 2004. Skrining Antenatal
pada Ibu Hamil. Surabaya :
Airlangga University Press
Rochjati, Poedji. 2008. Bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). Yogyakarta: Mitra
Cendikia.
Siyoto,
Sandu. 2012. Buku Ajar
Kesehatan
Reproduksi.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Turhayata, 2006. Bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).
Yogyakarta: Genius Printika.
Proverawati, Atikah & Cahyo Ismawati.
(2010). BBLR (Berat Badan
Lahir Rendah) Yogyakarta: Nuha
Medika.
Padila. (2014). Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Download