PENDAHULUAN Latar b e l a k a n ~ Akhir-akhir ini s e m a k i disadari bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) berakar dari kehidupan prenatal terutama sejak awal kehamilan (UNICEF, 1997). Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas SDM setelah anak berusia sekolah dianggap terlatnbat meskipun masih diperlukan. Secara ekonomi berdasarkan laporan dari Bank Dunia, program-program pengentasan masalah gizi clan kesehatan yang dimulai sejak usia sekolah jauh lebih mahal dibanding biaya program-program untuk pengentasan masalah gizi sejak masa prenatal. Keadaan gizi dan kesehatan penduduk Indonesia sampai akhir masa Orde Bzru masih ditandai oleh berbagai masalah yang dari perspektif pembangunan sumberdaya manusia bisa dianggap sangat penting untuk diatasi. Status gizi dan kesehatan ibu hamil masih cukup memprihatian. Keadaan ini mempunyai danlpak bukan saja pada pembangunan jangka pendek, tetapi juga jangka panjang. Ketidakberhasilan mengatasi masalah tersebut akan mempengaruhi mutu modal manusia paling tidak untuk jangka waktu 20-25 tahun mendatang, karena masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas sumber daya nianusia di masz depan. Dengan demikian, jika keadaan gizi dan status kesehatan ibu hamil baik, maka janin yang dikandungnya akan baik juga dan keselarnatan ibu waktu melahirkan akan terjamin. (Jalal dan Atmodjo, 1998). Gambaran tentang derajat kesehatan penduduk pada saat ini masih diwamai oleh tingginya angka kematian ibu pada waktu melahirkan dan angka kematian bayi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Berbagai faktor penyebab tidak langsung yang berkaitan dengan kematian bayi antara lain jarak kelahiran, pekerjaan, pendidikan ibu, status gizi dan .kesehatan ibu, dan fiekuensi kunjungan ibu hamil ke tempat pelayanan kesehatan. Di antara sekian banyak faktor antara yang mempengaruhi kematian ibu dan bayi, menurut Utomo (1985) adalah pendidikan ibu. Tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap tingkat pengertiannya pada perawatan kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kehamilan dan pasca persalinan, serta kesadaramya terhadap kesehatan anak dan keluarganya. Di samping itu pendidikan berkaitan erat dengan faktor sosial ekonomi lainnya seperti pendapatan, pekerjaan, kebiasaan hidup, makanan dan tempat tinggal. Penduduk dengm pendidikan rendah biasanya berpendapatan rendah, berte~npattinggal di lingkungan yang miskin dan buruk sehiigga mempunyai resiko kesakitan dan kematian yang tinggi. Di dalam upaya nenu&an status kesehatan ibu angka kematian ibu pada saat melahirkan, maka hamil perlu mendapatkan perhatian. Angka kematian ibu nlelahirkan saat ini masih berkisar sekitar 373 per 100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995). Menurut organisasi kesehatan sedunia, sekitar 500.000 ibu hamil dan 4 juta bayi di dunia menjadi korban proses reproduksi setiap tahun. Sebagian besar kematian ibu dan bayi itu terjadi di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Walaupun telah tercapai berbagai kemajuan, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih termasuk tinggi di kawasan ASEAN dan bahkan di atas rata-rata negara berkembang. Berdasarkan Survai Demografi Kesehatan Indonesia tahun 1991, provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi yang berada pada wilayah luar Jawa Bali I yang memiliki angka kematian bayi 83,711000 kelahiran hidup. Angka pertolongan persalinan oleh dukun di provinsi ini adalah paling rendah dari semua provinsi luar Jawa Bali I yaitu sebesar 36,4%. Perawatan kehamilan mencakup 77,1% ibu hamil. Dari semua provinsi di pulau Sumatera, Sumatera Utara menduduki urutan pertama dalatn ha1 jumlah penempatan bidan desa pada akhir Maret 1993 yaitu 1391 bidan (28,2% dari jumlah kebutuhan bidan di desa sampai akhr Pelita V). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa perawatan kehamilan di provinsi Sumatera Utara termasuk tinggi dibandingkan dengan angka nasional(34%) (SKRT, 1997). Hal ini menunjukkan sebagian besar ibu hamil di Provinsi Sumatera Utara telal~melakukafi pemeliharaan kesehatan selama icehamilan. Hal ini menarik -mtuk dipelajari kemungkinan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam pemeliharaan kesehatan selama kehamilan di Provinsi Sumatera Utara. Wanita hamil di Indonesia seringkali menyepelekan atau tidak menganggap serius gejala komplikasi kehamilan seperti bengkak, muntah-muntah, kejang atau pendarahan (Fortney & Smith, 1996 & iskandar, 1998). Hasil survai menunjukkan bahwa lebii dari 80% penyebab kematian ibu hamil dan bersalin disebabkan oleh tiga hal, yaitu pendarahan (40-60%), infeksi jalan lahir (20-30%) dan keracunan kehamilanleklamsia (20-30%). Sisanya sekitar 5% disebabkan oleh penyakit lain yang memperburuk kehamilan atau persalinan. Hal ini sebenarnya dapat dihindari dengan melakukan pemeliharaan dan pengawasan sebelum kelahiran (ANC= Antenatal Care) sedini mungkin secara teratur. Namun sangat memprihatinkan bahwa cakupan ANC di Indonesia masih rendah, yaitu 20% (Anonymous, 1997). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya cakupan ANC ini adalah kondisi sosial ekonomi termasuk tingkat pendidikan serta keterbatasan jangkauan pelayanan ANC disebabkan kondisi gegrafis, keterbatasan fasilitas pelayanan serta kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan. Keadaan fisik dan mental ibu sebelum dan selama kehamilan mempunyai pengaruh pada keadaan bayinya dalam kandungan dan pada waktu dilahirkan. Keadaan kesehatan ibu yang baik hanya dapat diperoleh melalui usaha-usaha langsung dari ibunya sendiri untuk menjamin bahwa bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan sehat dan mempunyai bobot badan yang cukup (Vermeersch dalam Husaini, 1990). Usaha-usaha langsung dari ibu sendiri untuk menjamin bahwa bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan sehat berpusat dari adanya motivasi ibr? yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Selama ini beberapa hasil peaelitian telah banyak menyebutkan tentang pengetahuan, persepci dan sikap sebagai faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku sedangkan faktor motivasi terabaikan. Hal ini mungkin disebabkan motivasi itu tidak dapat dilihat akan ?etapi hanya dapat diamati dari perilaku yang dihasilkannya, yaitu cara atau pola pemenuhan kebutuhan atau pencapaian tujuan yang dikehendaki. Motivasi dapat menjelaskan tentang alasan seseorang melakukan sesuatu tindakan, karena motivasi merupakan daya pendorong yang menyebabkan seseorang berbuat (maupun tidak berbuat) sesuatu guna mencapai tujuan yang diinginkan. Sehingga dapat disebutkan dalam hubungannya dengan perilaku pemeliharaan kesehatan, motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mendorong gairah individu (ibu harnil) agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatannya selama kehamilan. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa, salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh ibu hamil untuk meningkatkan kesehatannya adalah dengan memelihara kesehatan selama kehamilan yaitu dengan melakukan perawatan diri dan -- pemeriksaan kehamilan secara dini dan terus menerus. Agar keadaan ibu dan bayi dalam keadaan sehat dan selamat. Berdasarkan hal-ha1 tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai motivasi ibu hamil sebagai faktor pemicu perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama keharnilan. Sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai modeVcontoh bagi upaya pemeliharaan perilaku kesehatan ibu hamil agar mereka terhindar dari gangguan kehamilan dan dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Tujuan Tujuan Umum: Studi ini bertujuan untuk menggali faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi dan perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan. Tujuan Khusus: 1, Menggali informasi tentang faktor internal (riwayat kehamilan, tingkat pendidikan, pengetahuan gizi dan kesehatan kehamilan, persepsi terhadap kehamilan dan anak serta pekerjaan ibu) pada motivasi dan perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan 2. Menggali informasi tentang faktor eksternal (pendapatan, ketersediaan pelayanan kesehatan, ketersediaan informasi, dukungan keluarga, teman dan budaya) pada motivasi dan perilaku ibu dalarn memelihara kesehatan selama kehamilan 3. Menggali informasi tentang motivasi dan perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama keharnilan. - 4. Menganalisis hubungan faktor internal dan eksternal terhadap motivasi ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan. 5. Menganalisis hubungan faktor internal dan eksternal terhadap perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan. 6. Menganalisis hubungan motivasi dengan perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan. Manfaat Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi petugss kesehatan dan instansi terkait untuk dapat menumbuhkan motivasi ibu hamil dalam pcmeliharaan kesehatan selama kehamiian untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Hipotesis 1. Ada hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap motivasi ibu dalain memelihara kesehatan selama kehamilan. 2. Ada hubungan antara faktor internal dan eksternal terhadap perilaku ibu dalam memelihara kesehatan selama kehamilan.