PERIHAL DOSIS OBAT Definisi Dosis Obat Rentangan jumlah obat yang diberikan kepada penderita dewasa untuk satu kali pemberian dalam jangka waktu tertentu, untuk mendapatkan efek terapeutik yang diinginkan dalam satuan berat (gram, miligram, mikogram) atau satuan isi volum (mililiter, liter). Efek obat dalam suatu populasi J u m l a h Individu resisten Sebagian besar individu I n d i v i d u Efek Kecil Rata-rata Efek obat dalam suatu populasi sampel Besar Faktor yang mempengaruhi Dosis Obat 1. Faktor OBAT 2. Faktor PENDERITA 3. Waktu dan Cara pemberian obat Faktor OBAT • Sifat Fisik : daya larut obat, kristal/amorf • Sifat Kimia : asam-basa, garam, ester, pH, Pka • Toksisitas Obat: dosis suatu obat berbanding terbalik dengan toksisitasnya. Faktor Penderita • • • • • • • • Umur Berat badan Sex Ras Tolerance Obesitas Sensitivitas individual Kondisi patofisiologi Waktu & Cara Pemberian Obat • Time and Route of Administration Waktu Pemberian Obat • Waktu pemberian obat dapat mempengaruhi absorpsi obat: aktivitas obat dipengaruhi oleh makanan sehingga respon obat dapat berkurang atau meningkat. • Kelompok obat absorpsinya terhambat oleh makanan: Penicillin, Tetracyclin, Digoxin, Acetaminopen, Aspririn. • Waktu administrasi yang tepat untuk meminumobat tersebut adalah 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan • Obat-obat absorpsinya meningkat bersama makanan (makanan berlemak): Spironolacton, Griseofulvin, Vitamin ADEK pemberiannya setelah makan. • Obat memerlukan interval waktu tertentu sehingga interaksinya dapat dihindari berikan jeda 2 jam. Lincomycin dengan Kaolin Pectin Penicillin dengan Chlorampenicol • Obat melalui rectal waktu pemberian obat setelah defikasi. Cara Pemberian Obat • • • • • Oral : dimakan/diminum Parenteral : SC, IV, IM Rektal, intravaginal, intraurethral Lokal, topikal, transdermal Implantasi, sublingual, intrabukal Pengaruh cara pemberian obat • Cepat atau lambatnya obat mulai bekerja (onset of action) • Lamanya obat bekerja • Intensitas kerja obat • Respon farmakologis • Bioavaibilitas obat • Dosis yang tepat • Cara Intravaskuler : - administrasi : IV, IA dan Intrakardial - obat langsung masuk peredaran sistemik - absorpsi obat secara lengkap/sempurna - bioavaibilitasnya 100% dan didistribusikan keseluruh tubuh. • Cara Extravaskuler : - Obat oral atau rectal melalui fase disintegrasi dan fase disolusi baru dapat diadsorpsi - Bioavaibilitasnya tidak mencapai 100% - Kecepatan pembebasan obat tergantung jumlah obat yang terabsorpsi. Macam-macam Dosis • Dosis Terapi (dosis medicinalis, dosis therapeutica, dosis lazim) : Rentangan jumlah obat yang diberikan kepada penderita dewasa untuk satu kali pemberian atau untuk jangka waktu tertentu secara per oral untuk mendapatkan efek terapi. • Dosis Minimal : Jumlah terkecil yg dibutuhkan penderita dewasa untuk satu kali minum atau jangka waktu tertentu secara peroral untuk mendapatkan efek terapi. • Dosis maksimal: jumlah terbesar dari rentangan obat yang masih aman diberikan kepada penderita dewasa dan belum menimbulkan gejala-gejala keracunan. • Dosis toxic : jumlah terkecil dari menimbulkan gejala penderita dewasa. obat yang keracunan dapat pada • Dosis lethalis : jumlah terkecil dari obat yang dapat menimbulkan kematian pada penderita dewasa. • Rentangan dosis toxic dan lethal tidak dapat digunakan tetapi dapat terjadi karena: - penderita salah minum obat - dokter salah menulis resep - apotek salah mengambil / menimbang obat - Euthanasia, bunuh diri (pada manusia) - pembunuhan (disengaja) • Dosis Muatan (Loading dose): sejumlah obat yang digunakan untuk memacu percepatan waktu penyampaian kadar efektif minimum. • Dosis Beganda (Multiple dose): Pola pemberian obat berulang. Pengulangan dilakukan saat obat diperkirakan akam mengalami eliminasi pada jumlah tertentu dengan interval pemberian tertentu untuk mencapai efek terapi. • Dosis Tunggal (Single dose): pola pemberian obat satu kali sudah mampu memberikan efek terapi dengan efektif secara klinik. • Dosis awal (Initial dose): dosis yg diberikan apada awal suatu terapi sampai tercapai kadar kerja yg diinginkan secara terapi. • Maintenance dose: sejumlah obat yg diberikan dg tujuan untuk dpt menjaga kadar obat dalam tubuh tertentu pada periode tertentu. ArtiPersen(%) dalamCampuranObat • Jumlah bahan obat dalam gram (W) atau ml (v) didalam setiap 100 gram atau 100 ml sediaan obat. • Dalam resep dapat ditulis ; persen berat/berat (% W/W) persen berat/volum (%W/V) persen volum/volum (%V/V) persen volum/berat (%V/W) • Alkohol 70% setiap 100 ml alkohol 70% mengandung 70 ml Alkohol fortior. • Persen V/W : dipakai untuk menyatakan jumlah zat cair dalam 100 gram bahan padat. • Contoh : Kadar minyak dlm suatu simplisia Kayu Putih mengandung 3 % minyak atsiri. Dasar Penghitungan Dosis 1. Berat Badan - dengan menimbang - pendugaan melalui lingkar dada (pada sapi) 2. Umur - catatan lahir, - rumus gigi dan tanduk 3. Konversi - Dosis manusia ke hewan Menghitung Jumlah Obat Yang Harus diberikan sesuai dosis: BB X DA ∑ = S ∑ = jumlah obat yang diberikan setiap hari (mg) BB = berat badan (kg) DA = anjuran dosis lazimnya (mg/kgBB) S = kandungan sediaan Contoh perhitungan dosis: Q: Hitung dosis injeksi untuk Sapi berat 300 kg yang diberi terapi Oxytetracyclin 10% (w/v) long acting. Bila dosis yang dianjurkan 100 mg/kgBB. A : ??? Contoh perhitungan dosis: • Hitung dosis injeksi untuk Sapi berat 300 kg yang diberi terapi Oxytetracyclin 10% long acting. Bila dosis yang dianjurkan 100 mg/kgBB. • 10% berarti tiap 100 ml sediaan mengandung 100 g oxytetraciclin = 1000 mg/ml. • Jumlah Obat yang diinjeksikan = (300 X 100)/1000 = 30 ml • Pemberian single dose Q: Tersedia preparat Streptomycin 3 g dan harus dilarutkan menjadi 10 ml larutan injeksi. Dosis untuk domba adalah 1000 mg. Berapakah yang harus disuntikkan? Berapa jumlah maksimal yang boleh diberikan bila dosis maximal adalah 2 gram. • Tersedia preparat Streptomycin 3 g dan harus dilarutkan menjadi 10 ml larutan injeksi. Dosis untuk domba adalah 1000 mg. Berapakah yang harus disuntikkan? Berapa jumlah maksimal yang boleh diberikan bila dosis maximal adalah 2 gram. • 10 ml ~ 3 g (3000 mg) 1000 mg = (1000 : 3000) X 10 = 3,33 ml 2000m g = (2000 : 3000) X 10 = 6,66 ml • Untuk keperluan kastrasi dibutuhkan anestesi lokal sebanyak 50 mg. Bila tersedia obat Lidocaine 2%, berapa jumlah obat yang harus disuntikkan? • Untuk keperluan kastrasi dibutuhkan anestesi lokal sebanyak 50 mg. Bila tersedia obat Lidocaine 2%, berapa jumlah obat yang harus disuntikkan? • 2 % = 2000 mg dalam 100 ml 50 mg = (50/2000) X 100 ml = 2,5 ml • Seorang dokter hewan praktek menuliskan resep sbb: R/ Acid Salisilyc 5 % Vaselin album ad 25 # Berapa terkandung Asam salisilat dalam obat tsb? • Seorang dokter hewan praktek menuliskan resep sbb: R/ Acid Salisilyc 5 % Vaselin album ad 25 # Berapa terkandung Asam salisil dalam obat tsb? • 5 % = 5 g / 100 g vehikulum (25/100) X 5 = 1,25 g = 1250 mg. • Seekor anjing dengan berat 10 kg diberikan tetes mata dengan dosis 10 mg/kgBB/hari, sediaan yang digunakan mengandung bahan berkhasiat 250 mg/ml, Berapa tetes yang harus diberikan per hari? • Seekor anjing dengan berat 10 kg diberikan tetes mata dengan dosis 10 mg/kgBB/hari, sediaan yang digunakan mengandung bahan berkhasiat 250 mg/ml, Berapa tetes yang harus diberikan per hari? • Dosis sehari = 10 x 10 = 100 mg/hari 1 ml = 20 tetes = 250 mg 100 mg/hari = (100/250) x 20 tetes = 8 tts/hari Terima kasih, Matur suksme, Thank you 34