1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria yang amat penting untuk suatu hasil produksi yang baik. Stabilitas merupakan kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya saat dibuat dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan (Joshita, 2008). Pemeriksaan kestabilan obat mutlak diperlukan agar obat dapat sampai pada titik tangkapnya dengan kadar yang tepat, sehingga dapat memberikan efek terapi yang dikehendaki, penetapan kadar obat dilakukan untuk menjaga mutu obat sesuai dengan ketetapan dalam Farmakope Indonesia. Stabilitas obat dapat dipengaruhi oleh faktor luar seperti suhu, kelembapan, udara dan cahaya (Waney et al, 2012) Menurut penelitian Luawo (2012) suhu dan lama penyimpanan berpengaruh terhadap stabilitas kadar Nifedipin. Menurut penelitian Waney (2012) suhu dan lama penyimpanan juga berpengaruh terhadap stabilitas kadar Furosemid. Penyimpanan obat yang kurang baik merupakan salah satu masalah dalam upaya peningkatan mutu obat. Syarat mutlak bahwa setiap obat yang beredar harus aman (safety), bermutu (quality), dan bermanfaat (efficacy) (Luawo et al, 2012). Ketidakstabilan produk obat dapat mengakibatkan terjadinya penurunan sampai dengan hilangnya khasiat obat, obat dapat berubah menjadi toksik yang akibatnya merugikan bagi si pemakai. Ketidakstabilan suatu sediaan farmasi dapat dideteksi melalui perubahan sifat fisika, kimia serta penampilan dari suatu sediaan farmasi. Besarnya perubahan kimia sediaan farmasi ditentukan dari laju penguraian obat melalui hubungan antara kadar obat dengan waktu, atau berdasarkan derajat degradasi dari suatu obat yang jika dipandang dari segi kimia, stabilitas obat dapat diketahui dari ada atau Uji Stabilitas Kadar..., Novi Riyani, Fakultas Farmasi, UMP, 2014 2 tidaknya penurunan kadar selama penyimpanan (Ansel, 1989; Lachman et al, 1994). Salah satu sediaan tetes mata yang banyak dipakai adalah kombinasi kloramfenikol dan deksametason sodium fosfat. Kloramfenikol adalah antibiotik spektrum luas yang digunakan pada infeksi bakteri. Sedangkan deksametason sodium fosfat adalah glukokortikoid yang sangat selektif yang secara luas digunakan untuk inflamasi okular (Prakash et al, 2012). Kloramfenikol dapat mengalami degradasi yang diinduksi oleh cahaya, panas, dan pH. Kloramfenikol dapat kehilangan aktivitasnya karena mengalami degradasi menjadi menjadi 2-amino-1-(4 –nitrophenyil)-propane1,3-diol, sedangkan deksametason sodium fosfat tidak stabil tehadap panas dan dapat terdegradasi menjadi 6β-hydroxydexamethasone dan 17 oxodexamethasone (Rimawi et al, 2011) Persyaratan kadar merupakan salah satu tolak ukur kualitas suatu obat, obat akan optimal memberikan efek farmakologi jika sesuai dengan kadar yang ditentukan, oleh karena itu penelitian tentang stabilitas kadar perlu dilakukan mengetahui stabilitas obat. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh “Hossain et al (2011) mengungkapkan bahwa metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi untuk analisis campuran kloramfenikol dan deksametason dalam sediaan tetes mata merupakan metode yang mempunyai sensistifitas tinggi, sederhana dan spesifik”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang diangkat dalam penelitian adalah : 1. Bagaimana metode validasi penetapan kadar kloramfenikol dan deksametason sodium fosfat dalam sediaan tetes mata dengan metode KCKT? 2. Bagaimana stabilitas tetes mata dengan perbedaan suhu dan lama penyimpanan? Uji Stabilitas Kadar..., Novi Riyani, Fakultas Farmasi, UMP, 2014 3 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui metode validasi penetapan kadar kloramfenikol dan deksametason sodium fosfat dalam sediaan tetes mata dengan metode KCKT. 2. Untuk mengetahui pengaruh lama dan suhu penyimpanan terhadap kadar kloramfenikol dan deksametason sodium fosfat. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi apoteker Penelitian diharapkan dapat meningkatkan peran apoteker dalam memberikan pelayanan kefarmasian kepada pasien dan membantu apoteker dalam memberikan informasi yang tepat tentang penyimpanan dan waktu penggunaan tetes mata setelah kemasan dibuka. 2. Manfaat bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain untuk meneliti stabilitas dengan zat aktif atau sediaan farmasi. Uji Stabilitas Kadar..., Novi Riyani, Fakultas Farmasi, UMP, 2014