Uploaded by zidnihafizha

praformulasi tetes mata

advertisement
I. PRA FORMULASI

Chloramphenicolum
Sinonim
Chloranfenicol;
:
Chloramfenikol;
Cloranfenicol;
Chloramfenikolis;
Klóramfenikol;
Chloramphenicolum;
Kloramfenikol;
Kloramfenikoli;
Laevomycetinum . Nama kimia 2,2-Dichloro-N-[(αR,βR)-β-hydroxy-αhydroxymethyl-4nitrophenethyl]acetamide
Rumus molekul
: C11H12Cl2N2O5
Bobot Molekul
: 323,1
Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97, 0 % dan tidak lebih dari 103,0 %
C11H12Cl2N2O5, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
1. Tinjauan farmakologis kloramfenikol (Martindale: 1137 dan Farmakologi II)
Efek utama
: antibakteri
Bakteriostatik : terhadap enterobacter dan staphylococcus aureus
Bakterisid : terhadap str. Pneumoniae. Neiss. Meningitis,H. Infwanze
(martindale 36;2009;p.241)
Efek samping : reaksi hipersensitif termasuk rashes, demam, angiodema bisa terjadi,
khususnya setelah penggunaan topikal (martindale 36;2009;p.241)
Kontraindikasi : (martindale 36;2009;p.240)
- Pasien dengan riwayat hipersensitivitas atau reaksi toksik pada
kloramfenikol
- Tidak boleh diberikan secara sistemik untuk infeksi ringan atau untuk
profilaksis
- Program pengobatan berulang dan berkepanjangan
- Seharusnya tidak digunakan pada pasien dengan depresi sumsum
tulang atau diskisia darah
- Penggunaan kloramfenikol dihindari secara kehamilan dan dapat
mengganggu imunitas dan tidak boleh diberikan selama aktif
imunisasi
Perhatian dan peringatan : Pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan
pemeriksaan hematologi secara berkala. Hati-hati penggunaan pada
penderita dengan gangguan gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui,
bayi prematur dan bayi yang baru lahir (martindale 36;2009;p.240)
2. Tinjauan sifat fisika kimia (martindale 36;2009;p.239)
a. Kelarutan : 1:400 dalam air, 1: 2,5 dalam etanol 95% P, sukar larut dalam
kloroform P dan dalam eter P, 1:7 dalam propilen glikol P, Praktis tidak
larut dalam petrolatum dan minyak nabati (Martindale: 1136).
b. Stabilitas
-
Terhadap cahaya: tidak stabil
Pemaparan kloramfenikol (eye drops 10 mg mg/L, dapar fosfat PH 7,0) terhadap
cahaya menebabkan degradasi 80% dalam waktu 45 menit.
-
Terhadap suhu: tidak stabil
Dalam air akan terhidrolisis 4% (pemanasan 100ºC 30 menit) dan 10% (pemanasan
115ºC, 30 menit). Pada PH 7,2 lebih cepat terdegradasi daripada PH 4,8
(pemanasan 100ºC/120ºC)
-
Terhadap PH: PH larutan jenuh 4,5-7,5
PH stabilitas optimum 6,0 (FI IV,1995). Stabil terhadap larutan netral dan asam,
cepat rusakoleh larutan alkali (Remington). Stabil pada PH yang luas untuk larutan
air (PH 2-7)
-
Terhadap oksigen: tidak stabil.
c. Cara sterilisasi bahan
Sediaan dipanaskan pada suhu 100ºC selama 30 menit dengan prediksi kehilangan
hanya 3,6%. Pemanasan 98-100% selama 30 menit pada sediaan tetes mata tidak
akan kehilangan potensi lebih dari 10% (Martindale: 1137)
d. Inkompatibilitas
- Dengan parasetamol
: menurunkan waktu paruh dan klirens
- Dengan kontrasepsi oral : menurunkan efikasi kontrasepsi oral
- Dengan diuretic
: meningkatkan ekskresi kloramfenikol (furosemid)
e. Cara penggunaan
Dosis umum untuk infeksi ocular, optalmik, kloramfenikol 0,5% dosis 1-2tetes tiap
2 jam untuk 48 jam pemakaian pertama, tiap 4 jam untuk pemakaian setelahnya

Acidum Boricum
Sinonim
: Asam borat, Borofax, Boron trihydroxide, E284, Asam orthoboric,
trihydroxyborone.
Rumus molekul
: H3BO3
Bobot Molekul
: 61,83
Asam borat mengandung tidak kurang dari 99,5 % H3BO3.
Pemerian. Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna, kasar, tidak berbau,
rasa agak asam dan pahit kemudian manis.
Kelarutan
 Menurut FI Edisi III
Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol (95 %)
dan dalam 5 bagian gliserol
 Menurut Excipients 35th Ed
Dapat campur dengan etanol, eter, glyserin, air dan minyak atsiri. Kelarutan dalam air
meningkat bila ditambahkan hydrochloric, citric, atau asam tartrat.
Sifat fisika dan kimia (Excipients 35th Ed)

pH = 3.5–4.1 (5% b/v larutan cairan)

Titik didih : 170,9° C. Ketika dipanaskan perlahan sampai 181.0°C, asam borak
kehilangan air menjadi bentuk asam metaborik (HBO2); pada 140°C, tetraboric acid (H2B4O7)
terbentuk; dan pada temperatur yang lebih tinggi, boron trioxide (B2O3) terbentuk.
Inkompatibilitas : asam borat inkompatibel dengan air, basa kuat dan besi alkali. Bereaksi kuat
dengan potassium dan asam anhydrida.Juga membentuk kompleks dengan glyserin dimana
asam lebih kuat dibanding asam borat.
Stabilitas dan kondisi penyimpanan : asam borat adalah hygroskopik dan sebaiknya disimpan
dalam kedap udara, wadah tertutup. Kemasan ditandai dengan “Bukan untuk penggunaan
Internal”.
Khasiat : Pengawet antimikroba, Antiseptikum eksternal.

Phenylhydrargyri Nitras
Sinonim
: Fenilraksa (II) Nitras / Fenilmerkuri Nitras
Rumus molekul
: C12H11Hg2NO4
Berat Molekul
: 634,45
Kelarutan
: sangat sukar larut dalam air, sukar larut dalam etanol dan dalam
gliserin, lebih mudah larut dalam dengan adanya asam nitrat atau alkali hidroksida.
Fungsi : Preservatif pada sediaan mata
Persen konsentrasi

: 0,002 %
Aqua pro injectio
Aqua pro injeksi
Fungsi
: sebagai bahan pembawa sediaan iv
Pemerian
: cairan jernih / tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Kelarutan
: dapat bercampur dengan pelarut polar dan elektrolit
OTT
: Dalam sediaan farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan zat tambahan lainnya yang
mudah terhidrolisis (mudah terurai dengan adanya air atau kelembaban).
Air dapat bereaksi kuat dan cepat dengan logam alkali dan zat pengoksidasinya, seperti
Calsium oksida dan Mg oksida. Air juga bereaksi dengan garam anhidrat menjadi bentuk
hidrat, serta bereaksi dengan bahan organik dan kalsium carbide.
Stabilitas
: air stabil dalam setiap keadaan (es, cairan, uap panas).
Pembuatan
: Aqua destilata dipanaskan sampai mendidih, kemudian dipanaskan lagi selama
40 menit
Air untuk penggunaan khusus harus disimpan dalam wadah yang sesuai.
Dapus :
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Ditjen POM. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Martindale, 1982, The Extra Pharmacopeia, 28thedition, edited by James E. F.Reynolds, The
Pharmaceutical Press: London.
Sweet man, Sean C. 2009. Martindale The Complate Drug Refrance Thirty – Sixth Edition.
London. Pharmateucal Press.
Raymond C Rowe, Paul J Sheskey and Marian E Quinn. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients. America : The Pharmaceutical Press.
Download