BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterbatasan bentuk sediaan dan kombinasi zat aktif yang tersedia di pasaran seringkali menyulitkan proses terapi untuk pasien anak-anak dan pasien lanjut usia. Salah satu solusi untuk mengatasi keadaan tersebut adalah dengan membuat resep racikan. Obat racikan masih sering diresepkan oleh dokter dalam usaha pelayanan kesehatan terutama pada pasien anak dan lanjut usia. Pembuatan obat racikan dimaksudkan untuk memudahkan dalam menyesuaikan antara dosis dengan berat badan secara tepat dan dapat dikombinasikan dengan obat lain sesuai dengan kebutuhan pasien (Wiedyaningsih, 2013). Peresepan obat puyer mulai banyak dikritisi, bahkan menjadi topik menarik saat diseminarkan. Dalam era evidence based medicine (EBM) saat ini, peresepan obat puyer perlu dikaji kembali sehingga sesuai dengan kaidah praktik peresepan dan pembuatan obat yang baik (Soedibyo dan Koesnandar, 2009). Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok (Syamsuni, 2006). Secara umum, kelebihan dari sediaan pulveres adalah sesuai untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan bentuk sediaan padat kompak (tablet atau kapsul), bentuknya lebih stabil jika dibandingkan dengan bentuk sediaan cair, serta memiliki kecepatan disolusi yang lebih cepat dibandingkan dengan bentuk sediaan tablet atau kapsul sehingga absorpsinya menjadi lebih cepat (Aulton, 2002). Selain beberapa kelebihan yang dimiliki, pulveres memiliki beberapa kekurangan yang dapat menurunkan kualitas sediaan. Yaitu berat tiap bungkus dapat berbeda-beda karena pembagian serbuk obat pada perkamen dilakukan secara visual atau tidak ditimbang satu per satu, efektifitas obat dapat berkurang karena sebagian obat menempel pada mortir-stamper atau blender saat proses peracikan. Sehingga jumlah obat yang diberikan kepada pasien juga berkurang, proses pencampuran yang tidak sesuai dengan Good Compounding Practice, serta tingkat 1 Kondisi Ruang Penyimpanan…, Arif Rahmat Suntoro, Fakultas Farmasi, UMP, 2017 higienisitas yang cenderung lebih rendah daripada obat produksi pabrik (Wiedyaningsih, 2013). Penggunaan pulveres dalam pengobatan alergi dan anti-imflamasi pada anak biasanya dokter akan meresepkan obat deksametason. Deksametason, seperti kortikosteroid lainnya memiliki efek anti-inflamasi dan antialergi dengan pencegahan pelepasan histamin. Deksametason merupakan salah satu kortikosteroid sintetis terampuh. Kemampuannya dalam menaggulangi peradangan dan alergi kurang lebih sepuluh kali lebih hebat dari pada yang dimiliki prednison. Penggunaan deksametason di masyarakat sering kali kita jumpai, antara lain: pada terapi arthritis rheumatoid, sistemik lupus erithematosus, rhinitis alergika, asma, leukemia, lymphoma, anemia hemolitik atau autoimun. Selain itu deksametason dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis sindroma cushing (Suherman, 2007). Stabilitas dari deksametason sendiri harus terlindung dari cahaya dan telah terbukti terjadi oksidasinya 50% gugus samping α-ketol ketika direaksikan dengan katalis basa ( Wahba dkk, 1968). Obat harus terjamin mutunya agar efektif saat dikonsumsi oleh pasien, sehingga menghasilkan efek terapi yang maksimal. Apabila obat-obatan tidak dikelola dan digunakan sebagaimana mestinya, maka akan timbul berbagai kerugian baik medis maupun ekonomis(Athijah dkk, 2011). Besarnya pengaruh kualitas sediaan racikan pulveres terhadap keamanan pasien merupakan salah satu alasan pentingnya dilakukan kontrol kualitas terhadap sediaan yang dibuat, sehingga penelitian terkait kadar pulveres perlu dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kadar sediaan racikan pulveres dengan zat aktif deksametason yang disimpan selama 3 hari berdasarkan resep yang diambil dari Puskesmas Kota Purwokerto. 2 Kondisi Ruang Penyimpanan…, Arif Rahmat Suntoro, Fakultas Farmasi, UMP, 2017 B. Rumusan Masalah Dari uraian di atas, perumusan masalah yang timbul adalah: 1. Bagaimana kondisi ruang penyimpanan obat di puskesmas wilayah Kota Purwokerto? 2. Bagaimana pengaruh lama waktu penyimpanan terhadap kadar zat aktif deksametason dalam racikan pulveres yang diambil dari puskesmas wilayah Kota Purwokerto? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk : 1. Mengetahui kondisi ruang penyimpanan di puskesmas wilayah Kota Purwokerto. 2. Menentukan apakah lama penyimpanan dapat mempengaruhi kadar deksametason dalam racikan pulveres yang diambil dari puskesmas wilayah Kota Purwokerto D. Manfaat Penelitian Penelitian ini yang bertujuan untuk menentukan stabilitas kadar zat aktif deksametason yang diracik di Puskesmas Kota Purwokerto, apakah ada hubungannya dengan lama penyimpanan. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pelayanan kefarmasian, yaitu memberikan informasi mengenai kualitas yang baik dari sediaan pulveres serta diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas sediaan racikan pulveres di Puskesmas Kota Purwokerto. 3 Kondisi Ruang Penyimpanan…, Arif Rahmat Suntoro, Fakultas Farmasi, UMP, 2017