VEKTOR 1. Pengertian Vektor adalah besaran yang memiliki besar (nilai) dan arah. Vektor merupakan sebuah ruas garis yang berarah dan memiliki panjang. Panjang ruas garis tersebut adalah panjang vektor. Ruas Q garis dari titik P dan berujung di titik Q maka vektornya disebut vektor ̅̅̅̅ 𝑃𝑄 . Panjang vektor a ̅̅̅̅̅|. Penulisan huruf kecil yang dicetak tebal adalah salah ̅̅̅̅ ini dilambangkan dengan |𝑃𝑄 𝑃𝑄 satu cara penulisan vektor. Vektor ̅̅̅̅ 𝑃𝑄 disamping dapat ditulis sebagai vektor a. Dapat juga P huruf kecil dibubuhi tanda panah diatasnya seperti vektor 𝑎⃗. Perhatikan gambar berikut: Dengan menggunakan rumus jarak antara 2 titik, maka dapat ditentukan y panjang vektor a dan b dengan rumus: b2 B(b1,b2) Panjang vektor a adalah |𝒂| = √𝑎12 + 𝑎22 c A(a1,a2) a2 Panjang vektor a adalah |𝒃| = √𝑏12 + 𝑏22 b a a1 x b1 O Pada gambar diatas juga terdapat vektor c dengan panjang vektor c adalah |𝒄| = √(𝑏1 − 𝑎1 )2 + (𝑏2 − 𝑎2 )2 Untuk setiap vektor a yang bukan vektor nol, dapat ditentukan suatu vektor satuan dari vektor a, dilambangkan dengan 𝑒̂ . Vektor satuan arahnya searah dengan vektor a dan panjangnya sama dengan satu satuan. 𝑎 Jika vektor 𝒂 = (𝒙𝒚), maka vektor satuan dari a dirumuskan dengan: 𝑒̂ = |𝑎| = 1 (𝑥 ) √𝑥 2 +𝑦2 𝑦 Vektor – vektor satuan 𝑖̂ dan 𝑗̂ dapat dinyatakan dengan vector kolom, yaitu: 𝑖̂ = (10) 𝑑𝑎𝑛 𝑗̂ = (01) Dengan pemahaman yang sama seperti vektor pada bidang (R2), kalian dapat memahami vektor pada ruang (R3). 2. Operasi Hitung pada Vektor a. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor Perhatikan titik-titik A(a1, a2), B(b1, b2), dan C(c1, c2) pada koordinat Cartesius berikut ini! Pada gambar tersebut, vektor a, b, dan c dapat kalian tulis sebagai berikut. a = (b1 – a1, b2 – a2) y 1 Dapat pula ditulis, 𝒂 = (𝑏𝑏1 −𝑎 ) −𝑎 2 b2 B(b1,b2) c A(a1,a2) a2 a1 2 b1 O b = (c1 – b1, c2 – b2) 1 Dapat pula ditulis, 𝒃 = (𝑐𝑐1 −𝑏 ) −𝑏 b a 2 x 2 c = (c1 – a1, c2 – a2) 1 Dapat pula ditulis, 𝒄 = (𝑐𝑐1 −𝑎 ) −𝑎 2 2 Sekarang, jumlahkanlah vektor a dan b. Karena vektor merupakan matriks kolom, maka kalian dapat menjumlahkan vektor a dan b dengan menggunakan aturan penjumlahan matriks. Dengan aturan ini, akan diperoleh: 𝑏1 − 𝑎1 𝑐1 − 𝑏1 𝑏1 − 𝑎1 + 𝑐1 − 𝑏1 𝑐1 − 𝑎1 𝒂+𝒃= ( )+( )=( )=( ) 𝑏2 − 𝑎2 𝑐2 − 𝑏2 𝑏2 − 𝑎2 + 𝑐2 − 𝑏2 𝑐2 − 𝑎2 1 Perhatikan bahwa (𝑐𝑐1 −𝑎 )=𝒄 −𝑎 2 2 Uraian tersebut menunjukkan bahwa a + b = c. Secara geometris, penjumlahan antara vektor a dan b ini dapat kalian lakukan dengan dua cara, yaitu: a. Cara Segitiga Dalam cara ini, titik pangkal vektor b berimpit ruas dengan titik ujung vektor a. Jumlah vektor a dan b didapat dengan menarik ruas garis dari titik pangkal vektor a ke titik ujung vektor b. Ruas garis ini diwakili oleh vektor c. Akibatnya, a + b = c. b. Cara Jajargenjang Misalkan, vektor a mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal A ke titik B dan vektor b mewakili ruas garis berarah dari titik pangkal C ke titik D. Dalam cara jajargenjang, titik pangkal vektor a berimpit dengan titik pangkal vektor b, yaitu A = C. Dengan membuat jajargenjang ABED, akan diperoleh: ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐵𝐸 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐵𝐸 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ) (Oleh karena 𝐴𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐸 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ Oleh karena ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 = 𝒂, ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐷(Gunakan = 𝒃 𝑑𝑎𝑛 cara 𝐴𝐸 =segitiga) 𝒄, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝒂 + 𝒃 = 𝒄. Sekarang, jika vector a dijumlahkan dengan invers vector b, maka akan didapat penjumlahan vector a +(-b) seperti pada gambar di samping. Seperti pada bilangan real, kalian dapat menuliskan a + (-b) = a - b. Secara geometris, kita dapat mengurangkan a dengan b seperti pada gambar di samping. Dengan menggunakan aturan penjumlahan dan pengurangan matriks kolom, kalian dapat menyatakan aturan penjumlahan dan pengurangan vektor sebagai Perhatikan gambar berikut. berikut! Untuk a dan b vector – vector di R2, berlaku: 𝑎1 𝑏1 𝑎1 + 𝑏1 𝒂+𝒃=( )+( )=( ) 𝑎2 𝑏2 𝑎2 + 𝑏2 𝑎1 𝑏1 𝑎1 − 𝑏1 𝒂−𝒃=( )−( )=( ) 𝑎2 𝑏2 𝑎2 − 𝑏2 Dengan menggunakan pasangan terurut, dapat dituliskan: 𝒂 + 𝒃 = (𝑎1 , 𝑎2 ) + (𝑏1 , 𝑏2 ) = (𝑎1 + 𝑏1 , 𝑎2 + 𝑏2 ) 𝒂 − 𝒃 = (𝑎1 , 𝑎2 ) − (𝑏1 , 𝑏2 ) = (𝑎1 − 𝑏1 , 𝑎2 − 𝑏2 ) Untuk a dan b vektor – vektor di R3, berlaku: Dari gambar di atas, dapat dinyatakan: b+c=a d+e=c b+d+e=a 𝑎1 + 𝑏1 𝑎1 𝑏1 𝑎 𝒂 + 𝒃 = ( 2 ) + (𝑏2 ) = (𝑎2 + 𝑏2 ) 𝑎3 𝑏3 𝑎3 + 𝑏3 𝑎1 − 𝑏1 𝑎1 𝑏1 𝒂 − 𝒃 = (𝑎2 ) − (𝑏2 ) = (𝑎2 − 𝑏2 ) 𝑎3 𝑏3 𝑎3 − 𝑏3 Dengan menggunakan pasangan terurut, dapat dituliskan: 𝒂 + 𝒃 = (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ) + (𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 ) = (𝑎1 + 𝑏1 , 𝑎2 + 𝑏2 , 𝑎3 + 𝑏3 ) 𝒂 − 𝒃 = (𝑎1 , 𝑎2 , 𝑎3 ) − (𝑏1 , 𝑏2 , 𝑏3 ) = (𝑎1 − 𝑏1 , 𝑎2 − 𝑏2 , 𝑎3 + 𝑏3 ) b. Perkalian Skalar dengan Vektor Pada bagian sebelumnya, kita telah mempelajari penjumlahan vektor. Apa yang terjadi jika vektorvektor yang dijumlahkan adalah k vektor yang sama? Dalam penjumlahan tersebut, kita akan mendapatkan sebuah vektor baru yang setiap komponen-komponennya diperoleh dengan mengalikan k dengan setiap komponen-komponen vektor u. Akibatnya, vektor baru tersebut segaris dengan vektor u dan memiliki panjang 𝑘|𝒖|. Jika k skalar tak nol dan vektor 𝒖 = (𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑛 ), maka 𝑘𝒖 = (𝑘𝑢1 , 𝑘𝑢2 , … , 𝑘𝑢𝑛 ) Dalam perkalian skalar dengan vektor ini, jika k > 0, maka vektor ku searah dengan vektor u. Adapun jika k < 0, maka vektor ku berlawanan arah dengan vektor u. c. Sifat – sifat Operasi Hitung pada Vektor Jika a, b, dan c vektor-vektor di R2 atau di R3 dan k serta l skalar tak nol maka berlaku hubungan berikut: a. a + b = b + a b. (a + b ) + c = a + ( b + c ) c. a + 0 = 0 + a = a d. a + (-a) = 0 e. k (la) = (kl) a f. k ( a + b ) = ka + kb g. (k + l) a = ka + la h. Ia = a d. Perbandingan Vektor Dalam perbandingan PN : NQ = m : n terdapat dua kasus, yaitu: 1. Titik N membagi PQ di dalam. PN : NQ = m : n 2. Titik N membagi PQ di luar. PN : NQ = m : (-n) e. Perkalian Skalar Dua Vektor B b Jika a dan b vektor – vektor non nol dan 𝛼 sudut di antara vektor a dan b, maka perkalian scalar vektor a dan b didefinisikan oleh a . b = |a||b| cos 𝛼. Jika a = (a1,a2,…,an) dan b = (b1,b2,…,bn) adalah sembarang vektor pada Rn, maka hasil kali dalam atau perkalian akalarnya adalah a . b = a1b1+a2b2+…+anbn. 𝛼 A O a Jika a, b dan c vektor – vektor di R2 atau di R3 dan k skalar tak nol, maka terdapat sifat – sifat sebagai berikut: 1. a.b = b.a 2. a.(b+c) = a.b + a.c 3. k(a.b) = (ka).b = a.(kb) 4. a.a = |a|2 f. Perkalian Silang Dua Vektor Bila vektor 𝑎⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑥1 𝑖 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑦1 𝑗 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑧1 𝑘 dan vektor 𝑏⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑥2 𝑖 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑦2 𝑗 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝑧2 𝑘, maka perkalian silang dua vektor dirumuskan sebagai berikut: ⃗⃗ 𝑎⃗ × 𝑏⃗⃗ = (𝑦1 𝑧2 − 𝑦2 𝑧1 )𝑖⃗ + (𝑥2 𝑧1 − 𝑥1 𝑧2 )𝑗⃗ + (𝑥1 𝑦2 − 𝑥2 𝑦1 )𝑘 Jika terdapat dua vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ di R-3, dan 𝜃 adalah sudut apit antara 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗, maka |𝑎⃗ × 𝑏⃗⃗ | = |𝑎⃗||𝑏⃗⃗| sin 𝜃 3. Contoh Soal a. Tentukan panjang vektor berikut: 1) ⃗⃗⃗⃗ 3𝑖 − ⃗⃗⃗⃗ 4𝑗 2) ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ −5𝑖 − ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 12𝑗 3) ⃗⃗⃗⃗ 6𝑖 + ⃗⃗⃗⃗ 6𝑗 + ⃗⃗⃗⃗⃗ 6𝑘 −3 4) [ 0 ] 5 9 5) [−1] 4 6) PQ jika P (0,1) dan Q (6,0) 7) AB jika A (6, 6, 9) dan B (2, -2, -3). ⃗⃗ dan 𝑏⃗⃗ = −2𝑖 ⃗⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗⃗ − 2𝑗 ⃗⃗⃗⃗ + 𝑘 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ + 5𝑗 b. Misalkan vektor posisi dari titik A dan B berturut-turut adalah 𝑎⃗ = 3𝑖 ⃗⃗⃗⃗⃗. Tentukan vektor-vektor yang mewakili ruas garis 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝐵𝐴 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dalam bentuk kombinasi linear. 4𝑘 𝑥 −1 ⃗ ⃗ 3 c. Misalkan vektor 𝑎⃗ = [ ] dan vektor 𝑏 = [ 1 ]. Jika |𝑎⃗| = |𝑏⃗⃗|, tentukan nilai x. 4 5 ⃗⃗⃗⃗ + ⃗⃗⃗⃗ d. Diketahui 𝑎⃗ = ⃗⃗⃗⃗ 2𝑖 + 𝑗⃗ − ⃗⃗⃗⃗⃗ 4𝑘 dan 𝑏⃗⃗ = −4𝑖 3𝑖 − ⃗⃗⃗⃗⃗ 5𝑘 . Tentukan: 1) 2𝑎⃗ − 3𝑏⃗⃗ 2) |2𝑎⃗ − 3𝑏⃗⃗| ⃗⃗⃗⃗ − 3𝑗 ⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝑏⃗⃗ = 4𝑖 ⃗⃗⃗⃗⃗, dimana 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 12. Hitunglah nilai p! ⃗⃗⃗⃗ + 2𝑘 ⃗⃗⃗⃗ − 𝑝𝑘 ⃗⃗⃗⃗ + 2𝑗 e. Diketahui 𝑎⃗ = 5𝑖 f. Misalkan U adalah titik (5, 4, -1) dan V adalah titik (11, -3, 2). 1) Tentukan titik tengah ruas garis yang menghubungkan U dan V. 2) Cari titik pada ruas garis yang menghubungkan U dan V yang berada pada jarak 2 5 kali dari jarak dari U ke V. g. Ditentukan koordinat titik-titik A(-2, 6, 5), B(2, 6, 9), C(5, 5, 7), dan titik P terletak pada AB sehingga AP : PB = 3 : 1. Tentukan: 1) Koordinat titik P ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dalam bentuk kombinasi linear 2) Vektor 𝑃𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗|, |𝑃𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | dan |𝑃𝐶 3) |𝐴𝑃 h. Hitung 𝑢 ⃗⃗ ∙ 𝑣⃗ dari vektor-vektor berikut, kemudian cari nilai cosinus dari sudut 𝜃 antara 𝑢 ⃗⃗ dan 𝑣⃗. ⃗⃗⃗⃗ − 7𝑗 ⃗⃗⃗⃗ − 9𝑗 ⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗ dan 𝑣⃗ = 3𝑖 1) 𝑢 ⃗⃗ = 5𝑖 ⃗⃗ dan 𝑣⃗ = 15𝑖 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ + 2𝑗 ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗ − 𝑘 ⃗⃗⃗⃗ − 3𝑘 2) 𝑢 ⃗⃗ = 3𝑖 ⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝑣⃗ = 𝑖⃗ + 7𝑗 ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗ + 2𝑗 ⃗⃗⃗⃗ + 3𝑘 ⃗⃗⃗⃗ − 4𝑘 3) 𝑢 ⃗⃗ = 2𝑖 i. Tentukan besar sudut yang terbentuk oleh kedua vektor di bawah ini dengan menggunakan rumus perkalian skalar dua vektor. ⃗⃗ dan 𝑏⃗⃗ = 6𝑖 ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗ − 2𝑗 ⃗⃗⃗⃗ − 𝑘 ⃗⃗⃗⃗ − 3𝑗 ⃗⃗⃗⃗ + 2𝑘 1) 𝑎⃗ = 2𝑖 ⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗ + 2𝑗 ⃗⃗⃗⃗ − ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗ + 𝑘 ⃗⃗⃗⃗ − 3𝑗 2) 𝑎⃗ = 3𝑖 6𝑘 dan 𝑏⃗⃗ = 4𝑖 2 3 j. Diketaui 𝑎⃗ = [0] dan 𝑏⃗⃗ = [ 1 ]. Hitunglah: 3 −2 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dan |𝑏| ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 1) |𝑎| 2) 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ 3) Sudut antara 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ ⃗⃗ tegak lurus vektor 𝑏⃗⃗ = 4𝑖 ⃗⃗⃗⃗ + 𝑚𝑗 ⃗⃗⃗⃗ − ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗ − 2𝑗 k. Hitunglah nilai m agar vektor 𝑎⃗ = 2𝑖 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ + 𝑘 2𝑘 . ⃗⃗ dan 𝑐⃗ = 𝑖⃗ − ⃗⃗⃗⃗ l. Diketahui vektor 𝑎⃗ = ⃗⃗⃗⃗ 3𝑖 − 𝑗⃗ + ⃗⃗⃗⃗⃗ 2𝑘 , 𝑏⃗⃗ = ⃗⃗⃗⃗ 2𝑖 + 𝑗⃗ − 𝑘 2𝑗 + ⃗⃗⃗⃗⃗ 2𝑘 . Tentukan: 1) 𝑎⃗ × 𝑏⃗⃗ 2) 𝑎⃗ × 𝑐⃗ 3) 𝑎⃗ × (𝑏⃗⃗ + 𝑐⃗) 4) 𝑎⃗ × (𝑏⃗⃗ − 𝑐⃗) 3 0 2 m. Misalkan 𝑝⃗ = [ 2 ], 𝑞⃗ = [ 2 ] dan 𝑟⃗ = [6]. Hitunglah: −1 −3 7 1) 𝑝⃗ × (𝑞⃗ × 𝑟⃗) 2) (𝑝⃗ × 𝑞⃗) × 𝑟⃗ 3) (𝑝⃗ × 𝑞⃗) × (𝑞⃗ × 𝑟⃗)