Aplikasi GESI dalam Penelitian Ekonomi dan Kemiskinan

advertisement
Aplikasi GESI dalam Penelitian
Ekonomi dan Kemiskinan:
Pengalaman SMERU
The SMERU Research Institute (www.smeru.or.id)
Widjajanti Isdijoso ([email protected])
Dipaparkan pada acara:
“Perspektif Gender dan Inklusi Sosial dalam Riset untuk Pembangunan”
A Knowledge Sharing Event by the Knowledge Sector Initiative (KSI)
Hotel ARYADUTA, Jakarta, 7 Desember 2016
Kerangka Paparan
1. Pengantar: kemiskinan, ketimpangan, dan inklusi sosial
2. Penerapan GESI dalam penelitian di SMERU:
a) Ekonomi dan Kemiskinan
b) Gender & Perempuan
c) Anak
3. Tantangan dalam penerapan GESI dalam penelitian
2
Pengantar: Kemiskinan,
Ketimpangan dan Inklusi Sosial
3
Penurunan kemiskinan semakin lambat
32.53
31.02
14.15
2009
13.33
2010
30.12
12.49
Mar-11
30.01
29.25
12.36
Sep-11
28.71
11.96
Mar-12
11.66
Sep-12
Penduduk Miskin (juta orang)
28.17
11.36
Mar-13
28.6
28.28
11.46 11.25
Sep-13
Mar-14
28.59
27.73
28.51
28.01
(11.13)
(10.86)
Sept
2015:
March
2016:
10.96 11.22
Sep-14
Mar-15
Persentase Penduduk Miskin
* Berdasarkan standar garis kemiskinan nasional
Sumber: BPS, berbagai tahun
4
Ketimpangan (pengeluaran rumah tangga) mulai
turun, tetapi masih tinggi
0.41 0.41
0.413
0.41 0.408
0.397
2005-2008: Gini berfluktuasi
0.38
2011-2015: Gini stagnan
0.37
0.364
0.363
0.36
0.35
0.33 0.329
0.33
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2008-2011: Gini naik
2005
2004
2003
2002
0.32 0.32
2001
Target RPJMN
5
Ketimpangan antarkelompok menyempit, tetapi
ketimpangan dalam kelompok melebar
 Aktivitas dan produktivitas di masing-masing sektor makin beragam
(Sumber: Dartanto, 2016)
6
Berbagai bentuk ketimpangan
Ketimpangan (dalam berbagai dimensi) terjadi antara
lain karena:
1. Lokasi desa-kota
2. Lokasi geografis – pulau, provinsi, kab./kota, desa
3. Tingkat pendapatan/pengeluaran
4. Usia – berbagai kelompok usia menghadapi
kerentanan yang berbeda-beda
5. Gender
6. Disabilitas
7. Bentuk-bentuk eksklusi sosial lainnya, seperti: suku
terasing, penyakit (HIV, Kusta, dsb.), orientasi
seksual, kepercayaan, dll.
Belum
dilakukan
SMERU
7
Ketimpangan Desa-Kota & antarprovinsi
Figure 7.2: Disparities in various dimensions of child deprivation across provinces
and between children in urban and rural areas, 2009
Source: See Table 7.2.
Sumber: Child Poverty and Disparities in Indonesia, 2013
8
Sebaran geografis kemiskinan
2012
Kondisi Aset Penghidupan Penduduk Miskin dan Rentan
Sumber: Background Study MP3KI, 2013
9
Ketimpangan antarkelompok pengeluaran
Ketimpangan antar kelompok kesejahteraan, 2011
Lulus SMP ke atas
100
80
60
40
Sambungan listrik
Air minum aman
20
0
Luas lantai > 8 m2
Desil 1 (termiskin)
Sumber: Background Study MP3KI, 2013
Sanitasi
Desil 10 (terkaya)
10
Kemiskinan lebih tinggi di kelompok usia
anak dan usia lanjut
Poverty Rates, 2008 & 2012 (percent)
Di kelompok usia dewasa,
partisipasi kerja perempuan,
khususnya di sektor formal lebih
rendah dari laki-laki
Risks Associated with Adults (percent)
Source: Author's calculation using Susenas 2008 and Susenas 2012 data
Source: Author’s calculation using Susenas 2008-2012 data
Sumber: Sim and Suryahadi (Draft) “Life Cycle Poverty and
Vulnerability in Indonesia”
11
.1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9
1
Figure 4.5: Participation in school and work of the population under the age of 30
years, 2009
0
Percentage
Partisipasi sekolah dan kerja penduduk usia
0-30 tahun
0
2
4
6
8
10
12
14 16
Age
18
20
22
24
26
28
30
economic work only_male
economic work only_female
economic work and school_male
economic work and school_female
exit school_male
exit school_female
enroll school_male
enroll school_female
Source: Estimated using data from the 2009 SUSENAS (Panel)
Sumber: Child Poverty and Disparities in Indonesia, 2013
12
Status gizi balita: perempuan & laki-laki,
desa & kota, antarkelompok kesejahteraan
Figure 3.18: Nutritional status of children under age five years, 2007 and 2010
Stunting pada anak-laki-laki
lebih tiggi daripada anak
perempuan
Source: RISKESDAS 2007 and 2010
Figure 3.20: Prevalence of stunting among children under age five by urban/rural
location and household expenditure, 2007 and 2010
Source: RISKESDAS 2007 and 2010
Sumber: Child Poverty and Disparities in Indonesia, 2013
13
Pencapaian kesetaraan gender - MDGs
Target
Kondisi
2007
2008
2010
2011
2013
MDGs 2015
Terkini
TUJUAN 2: MENCAPAI PENDIDIKAN DASAR UNTUK SEMUA
Target 2A: Menjamin pada 2015 semua anak-anak, laki-laki maupun perempuan di manapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar
Angka Partisipasi Murni (APM)
95,23%
95,55%
95,71%
96,00%
2.1
100,00%
94,7% (2006)
94,7%
sekolah dasar
(2009)
(2011)
(2012)
(2013/14)
Proporsi murid kelas 1 yang
75%
93,50%
96,58%
96,43%
96,57%
2.2
100,00%
74,7%
berhasil menamatkan sekolah
(2006)
(2008)
(2011)
(2012)
(2013/14)
dasar
Angka melek huruf penduduk usia
98,84%
99,47%
98,78%
99,08%
98,88%
2.3
100,00%
99,40%
15-24 tahun, perempuan dan laki(2006)
(2009)
(2011)
(2012)
(2014)
laki
Target
Kondisi
Indikator
2007
2008
2010
2011
2013
MDGs 2015
Terkini
TUJUAN 3: MENDORONG KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005, dan di semua jenjang pendidikan tidak
lebih dari tahun 2015
Rasio perempuan terhadap laki3.1
laki di tingkat pendidikan dasar,
menengah dan tinggi
Rasio APM perempuan/ laki-laki
99,42%
99,73%
98,80%
99,81%
99,28%
100,00%
100,00%
di SD
(2006)
(2009)
(2011)
(2013)
(2014)
Rasio APM perempuan/ laki-laki
101,99%
103,45%
105,69%
104,10%
100,00%
100% (2006)
99,4%
di SMP
(2009)
(2011)
(2013)
(2014)
Rasio APM perempuan/ laki-laki
99,07%
96,16%
101,40%
100,66%
103,28%
100,00%
100,00%
di SMA
(2006)
(2009)
(2011)
(2013)
(2014)
Rasio APM perempuan/ laki-laki
97,24%
102,95%
97,82%
109,73%
112,01%
100,00%
102,5%
di Perguruan Tinggi
(2006)
(2009)
(2011)
(2013)
(2014)
99,93%
99,85%
99,95%
100,10%
100,34%
3.1a Rasio melek huruf perempuan
100,00%
99,9%
terhadap laki-laki pada kelompok
(2006)
(2009)
(2011)
(2013)
(2014)
usia 15-24 tahun
Kontribursi perempuan dalam
33,45%
36,67%
35,10%
35,53%
3.2
Meningkat
33%
pekerjaan upahan di sektor
(2009)
(2011)
(2013)
(2014)
nonpertanian
Proporsi kursi yang diduduki
17,90%
18,40%
16,79%
17,32%
3.3
Meningkat
11,3%
11,3%
perempuan di DPR
(2009)
(2011)
(2013)
(2014) 14
Indikator
Perempuan lebih Miskin daripada Laki-Laki?
(monetary poverty)
Komposisi Penduduk Miskin berdasarkan Jenis
Kelamin
• Dari total penduduk
miskin, proporsi
perempuan sedikit lebih
tinggi daripada laki-laki
100
80
60
40
20
0
49.83
49.87
50.17
50.13
Laki-laki
2007
• Angka kemiskinan diantara
Persentase Penduduk Miskin berdasarkan KelompokUmur dan Jenis
Kelamin, 2009
25
21.69
19.77
18.06
20
15.72
17.86
15.7
15.17
15
14.47
14.91
13.86
13.75
13.61
Male
Female
10
5
0
Sumber: diolah dari data Susenas
2009
% dari Penduduk Miskin
Percentages
perempuan & laki-laki
secara umum hampir
sama; tetapi berbeda-beda
menurut kelompok umur
 untuk 45+ kemiskinan
perempuan lebih tinggi
dari laki-laki
Perempuan
Total
Age group 1 (014)
Age group 2
(15-24)
Age group 3
(25-44)
Age group 4
(45-64)
Age group 5
(65-)
15
Rumah Tangga yang dikepalai Perempuan lebih miskin? (1)
• Hanya sebagian kecil
Perempuan yang miskin
di perkotaan menurun,
tetapi di perdesaan
meningkat
15.35 14.18 14.61
10.55 12.3 13.32
84.65 85.82 85.39
89.45 87.7 86.68
Angka Kemiskinan berdasarkan Jenis Kelamin
Kepala Rumah Tangga
80
60
40
20
18.21
17.28
18
20
16
0
14
2006 2008 2009
2006 2008 2009
Kota
Desa
KRT-Laki-laki
KRT-Perempuan
12
14.1
10.64
14.61
11.43
10
8
6
4
2
Kemiskinan Anak menurut Jenis Kelamin KRT,
2009
% dari anak (< 18 tahun)
• Persentase anak miskin
dan sangat miskin di
KRT-Perempuan lebih
tinggi daripada di KRTLaki-laki
100
Persentase
• Persentase KRT-
% dari Rumah Tangga Miskin
rumah rumah tangga
miskin yang kepala
rumah tangganya
perempuan
Komposisi Rumah Tangga Miskin berdasarkan
Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga
55.5
60
59.4
50
0
Kota
Desa
Kota+Desa
KRT - Laki-laki 2006
KRT - Laki-laki 2008
KRT - Laki-laki 2009
KRT - Perempuan 2006
KRT - Perempuan 2008
KRT - Perempuan 2009
40
30
20
21.3
13.2
17
10.4
10
0
< PPP$1
< PPP$2
KRT-P
Sumber: diolah dari data Susenas
< Garis
Kemiskinan
KRT-L
16
Rumah Tangga yang dikepalai Perempuan lebih
miskin? (2)
Millions
Number of Household by Household Head Status
Percentage of Poor Household by Household
Head Status
70
16
60
14
Married Couple hh
10
40
45
46
47
49
49
0
Male-Single headed
hh
Female headed hh
4
4
3
7
3
8
4
9
9
9
2008
2009
2010
2011
2012
11.37
10.61
11.97
9.84
10.79
9.51
8
6
20
10
12.22
12
50
30
13.48
6.91
7.04
9.74
8.83
6.62
4
5.16
4.78
2011
2012
Female
headed hh
Male-Single
headed hh
Married
Couple hh
Total hh
2
0
Rumah tangga yang dikepalai
perempuan lebih miskin daripada
rumah tangga dengan orangtua
tunggal laki-laki, tetapi tidak lebih
miskin daripada rumah tangga
dengan orangtua lengkap
2008
2009
2010
Distribution of Households by Expenditure Quintile, 2012
Wealth
Quintile
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Female headed Male-Single Married Couple
hh
headed hh
hh
18.81
11.32
20.95
18.46
12.15
20.95
20.54
15.61
20.27
20.37
20.73
19.87
21.81
40.19
17.96
Sumber: Susenas Maret 2012, diolah
Sumber: diolah dari data Susenas
17
Persepsi tentang persoalan & penyebab kemiskinan
perempuan berbeda dgn laki-laki
Perempuan
Laki-Laki
Ke t i da kbe r da ya a n
Ke t i da kbe r da ya a n
Si ka p
Ke t e r kuc i l a n
Ke r e nt a na n
Sebab
Ke mi s ki na n Ma t e r i
Persoalan
Ke l e ma ha n Fi s i k
Si ka p
Ke t e r kuc i l a n
Ke r e nt a na n
Sebab
Ke mi s ki na n Ma t e r i
Persoalan
Ke l e ma ha n Fi s i k
Sumber: kompilasi hasil PPA – Isdijoso et.al. (2004)
18
Persoalan & Penyebab Kemiskinan menurut Perempuan
agak berbeda dengan menurut Laki-Laki
Perempuan
Ketidakberdayaan:
Sebab: lapangan kerja kurang; Pengangguran; Terlilit
hutang
Persoalan: Biaya pendidikan mahal; KB; Pengangguran
Keterkucilan:
Sebab: Pendidikan rendah; Kurang keahlian
Persoalan: Jalan jelek; Kurang sarana transportasi
Kemiskinan materi:
Sebab: Tidak punya lahan; Penghasilan rendah; Tidak
punya modal; Anggota keluarga banyak
Persoalan: Tidak punya modal
Kerentanan:
Sebab: Kesulitan produksi;
Persoalan: Bencana alam
Sikap:
Sebab: Kurang berusaha
Laki-laki
Ketidakberdayaan:
Sebab: Lapangan kerja kurang; Harga produk rendah;
Bantuan kurang/bermasalah; Harga bahan baku mahal
Persoalan: Biaya pendidikan mahal; bantuan
kurang/bermasalah
Keterkucilan:
Sebab: pendidikan rendah, kurang keahlian; transportasi
sulit
Persoalan: Akses kredit; Sarana transportasi kurang;
Jalan jelek
Kemiskinan materi:
Sebab: Tidak punya modal; Tidak punya lahan;
Penghasilan rendah; Anggota keluarga banyak
Persoalan: Pendapatan rendah
Kerentanan:
Sebab: Kesulitan produksi
Persoalan: Hama dan penyakit
Sumber: kompilasi hasil PPA – Isdijoso et.al. (2004)
19
Penerapan GESI dalam Penelitian di
SMERU
20
Tingkatan penerapan GESI
Dasar
Data terpilah isu: gender, kesejahteraan, usia, dll.
• Data primer: rancangan instrument & sampling, pelaksanaan pengumpulan data, dan
analisis terpilah dan sensitif terhadap isu
• Data sekunder: pengolahan secara terpilah isu (bila memungkinkan)
Pendalaman
Membangun pemahaman isu-isu ekslusi
• Biasanya diperlukan pendekatan kualitatif yang sensitif isu atau grounded
• Memadukan pendekatan yang berbeda-beda (mix methods)
• Instrumen & peneliti sensitif isu
Khusus
Melihat/mendalami isu-isu khusus (mis: kekerasan)
• Design instrument khusus
• Kemampuan peneliti khusus
 + etika spesifik isu, misalnya: wawancara/diskusi dgn anak, penduduk
miskin, perempuan/laki-laki, dsb.
21
Contoh: Penelitian Ekonomi & Kemiskinan
Penelitian
Pendekatan/ Sumber
Data
GESI
Wage and Employment
Effects of Minimum Wage
Policy in the Indonesian
Urban Labor Market
(2001)
Kuantitatif/
Data sekunder: Sakernas
dll.
Mengelompokkan data:
perempuan, usia muda,
pendidikan rendah, pekerja
kantoran (white collar)
Teacher Absenteeism
Study (2003, 2008, 2013)
Kuantitatif/
Data primer: 893 sekolah
di 60 kab./kota (2013)
Mengumpulkan data dan
melakukan analisis terpilah
gender
Qualitative Monitoring
and Impact Evaluation of
EINRIP (2008-2016)
Kualitatif/
Data primer: wawancara
& FGD
FGD laki-laki & perempuan
terpisah, menelusuri dampak
sosial terhadap laki-laki &
perempuan & terhadap anak,
pemuda & dewasa
Sentinel Village Survey
(2015 – ongoing)
Kualitatif/
Melihat partisipasi perempuan,
Data primer: participatory penduduk miskin, kelompok
observation, wawancara, minoritas, divable
FGD, media tracking
22
Contoh: Penelitian Gender & Perempuan (1)
Penelitian
Pendekatan/ Sumber Data
GESI
Access To Justice:
Empowering Female
Heads Of Household In
Indonesia (2010)
Mix kuantitatif (600
responden anggota PEKKA), &
kualitatif (wawancara
mendalam dgn stakeholders
terkait) – 4 provinsi
Responden perempuan kepala
keluarga, melihat tingkat
kesejahteraan dan akses terhadap
pelayanan kependudukan (catatan
sipil)
Sistem Pemantauan
Kesejahteraan Berbasis
Komunitas (SPKBK) –
PEKKA (2012)
Kuantitatif/
Sensus sederhana di 111, 17
Provinsi, 19 kabupaten, dan
35 kecamatan wilayah kerja
PEKKA
Memilah data laki-laki perempuan,
menganalisis status perempuan
kepala keluarga (de-facto, de-jure),
tingkat kesejahteraan dan akses
terhadap pelayanan kependudukan,
program perlindungan sosial,
pendidikan, kesehatan, pekerjaan
Access to Services and
Livelihood of Poor
Women (2014 & 2015)
Mix kuantitatif (1,561
keluarga di 5 kab.), kualitatif
(30 FGD, 220 wawancara
mendalam)
Responden keluarga miskin dikepalai
laki-laki dan dikepalai perempuan,
melihat lima aspek akses ke program
perlindungan sosial, pekerjaan,
kesehatan reproduksi, pekerja
migran, KDRT
Kurang tergali dgn
baik
23
Contoh: Penelitian Gender & Perempuan (2)
Penelitian
Pendekatan/ Sumber Data
GESI
Unpaid care work (20132014)
Desk review (review dokumen,
wawancara, pengolahan data
sekunder) & kualitatif
(wawancara, partisipatory
photography, video)
Memilah data perempuan – lakilaki & tingkat kesejahteraan;
menelusuri pembagian kerja
rumah tangga berbasis gender
CCT and the Dynamics of
Intra-household Gender
Relation (2008)
Kualitatif/
Data primer: wawancara
mendalam (life story) – 2 kab. Di
Jawa Tengah & NTT – 16 pserta
PKH & 8 non peserta PKH; FGD 4
klp laki-laki & 4 klp perempuan
penerima PKH
Menelusuri pola pengambilan
keputusan dalam keluarga
24
Contoh: Penelitian Anak
Penelitian
Pendekatan/ Sumber Data
GESI
Child Poverty and
Disparities in Indonesia
(2010)
Desk study (review dokumen,
pengolahan data sekunder,
wawancara) & studi kasus
kualitatif di Jakarta & Sumba
Memilah dan menganalisis
data berbasis gender (bila
memungkinkan), menggali
persepsi anak terhadap
kemiskinan
Children Left Behind by
Migrating Mothers
(2013)
Mix kuantitatif (200 rumah
tangga migran & 200 nonmigran) & kualittaif (12 FGDs &
31 wawancara mendalam)
Memilah dan menganalisis
data berbasis gender,
melihat berbagai aspek
kerentanan anak terkait
pengasuhan
Child Poverty and
Disparities in Urban
Areas (2015)
Kualitatif – wawancara
mendalam, wawancara
kelompok, partisipatory
photography (photo diary),
FGD di 6 komunitas di Jakarta
Utara, Surakarta & Makasar
Fokus anak keluarga miskin;
menggali persepsi dan
pendapat anak mengenai
kondisi dan masalah yang
mereka hadapi;
mengelompokkan anak
berdasarkan usia (6-11, 1214, 15-17 tahun)
25
Tantangan dalam Penerapan GESI
dalam Penelitian
26
Tantangan Internal & Eksternal dalam
Penerapan GESI
Kemampuan
Peneliti
Tahu kalau data
harus terpilah
Paham mengapa
data perlu dipilah
Paham kalau
pemilahan data
saja tidak cukup
GESI
Dasar
Pendalaman
Khusus
Pemahaman &
kepentingan
penyandang dana &
pengguna
Memperlihatkan
adanya GESI
Memerlukan
rekomendasi
terkait GESI
Minat &
kepentingan
khusus
27
Upaya Peningkatan Kemampuan
Peneliti
KEMAMPUAN – KEPEKAAN
GESI
Sistem nilai lingkungan
Pengalaman
&
kepribadian
28
Studi SPKBK-PEKKA (1)
Perempuan Kepala Keluarga (Pekka) ada 23,1% terdiri dari Kepala Keluarga
Perempuan atau KKP (17.3%) dan Perempuan Pencari Nafkah Utama dalam
Kepala Keluarga Laki-laki atau PKKL (5,8%)
Proporsi dalam Kabupaten
40%
30%
20%
10%
0%
Kabupaten/Kota
KKP
Perempuan sebagai pencari nafkah utama dalam KKL
Pekka
Total Pekka
30
Studi SPKBK-PEKKA (2)
Proporsi dalam Kabupaten
Analisa kesejahteraan menggunakan unit rumah tangga memungkinkan ada KKP,
PKKL dan Pekka yang tidak terdata, yang dapat menjadi kelompok masyarakat
miskin yang tersembunyi.
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Kabupaten / Kota
KRTP - PPLS 2011
KKP - SPKBK 2012
Total KRTP - PPLS 2011
Total KKP - SPKBK 2012
31
Studi care work:
Kerja Pengasuhan dan Perawatan (care work)
• Care work: “the work of looking after people”
• Suatu bentuk tanggung jawab dan sekelompok kegiatan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan material terkait tumbuh
kembang, emosional, dan spiritual seseorang atau lebih (Eyben,
2011)
• Care work mencakup kegiatan perawatan dan pengasuhan orang
secara langsung, baik atas dasar berbayar (paid care work) atau
pun tidak berbayar (unpaid care work), seperti dideskripsikan oleh
(Razavi, 2007)
• Bentuk kegiatan:
– Langsung: menjaga, mengasuh, merawat “seseorang atau
beberapa orang”
– Tidak langsung: pekerjaan rumah tangga (memasak,
membersihkan rumah, mencuci, menyetrika, mengambil air, dll)
32
Studi Care Work:
Beban Ganda Perempuan Bekerja
LakiJenis Kegiatan ART yg Mayoritas Waktunya utk Bekerja laki
Urus RT dan bekerja, mayoritas waktu utk bekerja
Urus RT, bekerja, dan sekolah, mayoritas waktu utk
bekerja
Perempuan
35.11%
64.89%
25.88%
74.12%
Sumber: Susenas, 2009
• Beban ganda: perempuan > laki-laki
• Perempuan: paling banyak bekerja di sektor “pertanian,
kehutanan, perkebunan, perikanan” sebagai “pekerja tidak
dibayar”; sektor “perdagangan,rumah makan dan jasa akomodasi”
sebagai “pemilik usaha”; dan “buruh/karyawan” di “industri
pengolahan”
33
Studi Care Work: Siapa yang melakukan carework?
Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan
(dalam ribuan)
ART + PRT
12000
10000
8000
6000
11044.254
9541.184
4000
2000
0
948.129
870.415
Q1
Q2
Q3
Q4
Q5
Q1
Laki-laki
Q2
Q3
Q4
Q5
Perempuan
ART melakukan carework
Sumber: Susenas
•
•
•
ART melakukan carework: Perempuan >>> Laki-laki
Perempuan yang melakukan carework: Q1> Q5
Laki-laki yang melakukan carework: Q5> Q1
34
Children Left behind by Migrating Mother:
Proses Penelitian
Meminta Kandidat
Responden Baru
Kandidat
Cadangan
Tim Kuantitatif
Pelatihan
Enumerator
Kandidat
Utama
Pengelompokan
Kandidat Responden
Berdasarkan Wilayah
Tim Kualitatif
Tidak
Sesuai
Tidak
Sesuai
Uji Pemenuhan
Persyaratan
Sesuai
Pendistribusian Responden
per Enumerator
Wawancara
Pemeriksaan
Kuesioner
Penentuan Kandidat
Responden Survei
FGD Enumerator
FGD Tingkat Desa
Wawancara Mendalam
di Tingkat Rumah Tangga
Sesuai
SELESAI
Penentuan Kandidat
Informan Wawancara
Mendalam
Mulai
FGD
Tingkat Kecamatan
Wawancara Mendalam
di Tingkat Kabupaten
35
Children Left behind by Migrating Mother:
Framework
Supporting System
Formal : Government
Informal: Ext. Family & community
Family
Income
Arrangement
Parental
Migration
Care
giving
Practices
Children’s
well being
Family
Structure
36
CCT and the Dynamics of Intra-household
Gender Relation
Program Design
•National
Government
(Development
Planning
Board, Mo
Social Affairs,
Mo Education,
Mo Health,
Statistics
Indonesia, etc)
Program
Implementation
•Implementing
Unit (National
& District
level), field
supervisor
(facilitator)
•District
Government
(Coordination)
•Service
providers
(schools &
health
facilities)
Interviews:
-National
- District, subdistrict, village (40
informants)
FGDs:
- Subdistricts (4 – program
implementation)
How do HH
members
response to
the assistance
& Why?
Framework
Children, pregnant
& lactating mothers
Intra-HH relations
Livelihood
Others: labor participation,
social cohesion, etc.
Welfare Improvement
Education & Health
Interviews:
- 16 beneficiary HHs
- 8 nonbeneficiary HHs
( 3 respondents in each HH: father,
mother, a child)
FGDs:
- 4 women groups, 4 men groups
3737
Access to Livelihood and Services of Poor
Women: Metodologi
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
INDIKATOR KESEJAHTERAAN
LOKAL
•
•
•
•
•
•
Kepemilikan kendaraan
Kondisi rumah yang ditinggali
Pekerjaan kepala keluarga
Pilihan faskes saat berobat
Tingkat pendidikan anak
dan beberapa indikator lain
KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN
DESA
SANGAT MISKIN
MISKIN
MENENGAH /
SEDANG
KAYA
38
Access to Livelihood and Services Of Poor
Women: Metodologi
Focus Group Discussion (FGD)
30 FGD
•
•
220 wawancara mendalam
FGD elit & FGD perempuan (tingkat desa)
Informasi yang digali:
• Perubahan yang terjadi di desa sejak
baseline - modul, penyebab, dan
dampaknya
• Keberadaan program perlindungan
sosial, akses perempuan miskin,
dampak program terhadap
penghidupan
Survei
1.561 keluarga
•
•
Wawancara Mendalam
•
•
•
•
Wawancara informan (pusat) di K/L terkait
program perlindungan sosial 2014:
• TNP2K, Kemenko PMK, Kemensos,
Kemendikbud, Kemenag, Kemenkes,
BPJS Kesehatan
Wawancara kabupaten & kecamatan
Wawancara elit masyarakat
Wawancara keluarga
Pelaksanaan di Lapangan
5.881 anggota keluarga
Tracking rate mencapai 94%
Informasi yang digali:
• keterangan dasar anggota keluarga
• keterangan migrasi, pekerjaan,
kesehatan, reproduksi & kehamilan
• kondisi rumah dan akses terhadap
program perlindungan sosial
• keterangan mengenai guncangan &
strategi adaptasi
•
•
•
Tim kuantitatif dan kualitatif bekerja
dalam waktu yang bersamaan
9 – 26 Agustus 2015  Kabupaten TTS,
Kubu Raya, dan Cilacap
6 – 23 September 2015  Kabupaten
Deli Serdang dan Pangkep
39
Download