LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 10 TAHUN 2015 TANGGAL : 15 Mei 2015 RENCANA STRATEGI BISNIS RSUD KOTAAGUNG KABUPATEN TANGGAMUS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Tujuan 1. Latar belakang Perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen (stratejik), mutlak dilakukan oleh suatu organisasi sebagai upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perencanaan yang disusun dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan melalui suatu perumusan strategi tertentu. Perumusan strategi yang berupa visi, misi, tujuan dan sasaran tersebut bersifat permanen dan jangka panjang antara 5 sampai 20 tahun. Untuk menentukan bagaimana perumusan strategi dicapai diperlukan strategi yang lebih operasional berupa program dan kegiatan yang akan dilaksanakan serta jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan. Untuk menentukan alternatif strategi operasional, harus dilakukan melalui proses sistematis yang memiliki prosedur yang jelas. Hal tersebut tidak terlepas dari faktor internal organisasi berupa kekuatan dan kelemahannya serta adanya faktor eksternal berupa ancaman dan peluang. berkaitan dengan persiapan RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus menuju SKPD dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, maka Perlu disusun Rencana Strategi Bisnis. Penyusunan RSB merupakan perintah dari Undang-undang No 1 / 2004 Perbendaharaan Negara Pasal 68 dan 69 “Instansi Pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakatdapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktifitas, efesiensi dan efektifitas” dan PP 23/2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan BLU dalam pasal 4 (4) dan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61 Tahun 2007 pasal 11 tentang Persyaratan administratif yaitu apabila instansi pemerintah menyajikan dokumen: 1 a. pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat; b. pola tata kelola; c. rencana strategis bisnis; d. laporan keuangan pokok; e. standar pelayanan minimum; dan f. laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen. Dalam pola pengelolaan keuangan BLU yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61 Tahun 2007, rumah sakit diberikan beberapa keleluasaan atau fleksibilitas, dengan konsekuensi sebagai institusi, rumah sakit dikendalikan secara ketat (efektif dan efisien) dalam perencanaan, penganggaran dan pertanggungjawabannya. Mengingat tersebut maka RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus wajib menyusun Rencana Strategis Bisnis sebagai upaya mencapai visi misi,yang sesuai dengan tujuanRPJMD Kabupaten Tanggamus dan visi misi Bupati Tanggamus. 2. Pengertian dan Ruang Lingkup RSB Pengertian RSB diuraikan dalam PP 23/2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan BLU pada Penjelasan pasal 4 ayat (4) huruf c dan Permendagri No 61 Tahun 2007 disebutkan bahwa Rencana Strategis Bisnis mencakup antara lain pernyataan visi, misi, program strategis, dan pengukuran pencapaian kinerja. Pengelolaan keuangan dan non keuangan pada entitas bisnis merupakan sebuah siklus yang terus berlangsung dalam organisasi. Siklus tersebut diawali dengan aktivitas perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi yang akan dijadikan umpan balik untuk perencanaan berikutnya. Pengelolaan pelayanan kesehatan pada rumah sakit menuntut kecermatan, keakuratan dan kecepatan pengambilan keputusan karena menyangkut kepentingan hidup matinya pelanggan. Oleh karena itu perencanaan Rumah Sakit memiliki fleksibilitas dan elastisitas relative tinggi yang mensyaratkan pemenuhan implementasi siklus tersebut dalam pelaksanaan pengelolaan kinerjanya. Konsepsi Dasar penyusunan Rencana Strategis Bisnis RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 2 Kebijakan Pemerintah Analisa Perubahan Lingkungan Pengukuran Kinerja 3-5 tahun terakhir Rencana Strategi Bisnis Rencana Bisnis Anggaran Pengukuran Kemajuan Rencana Pelaporan Evaluasi Penyebab Gap Kinerja 3. Hubungan antara RSBdengan RPJMD Mengemukakan indikator kinerja RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai RSUD Kotaagung kabupaten Tanggamus dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD, indikator tersebut adalah : 1. Terlayaninya pasien umum dan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) 2. Meningkatnya ketersediaan peralatan dan perlengkapan kantor, terlaksananya kalibrasi sarana dan prasarana, meningkatnya kualitas sarana dan prasarana RS, meningkatnya gedung, kendaraan dan alat kesehatan. 3. Meningkatnya mutu kualitas pelayanan kepada pasien 4. Meningkatnya jasa petugas RSUD Kotaagung, meningkatnya penunjang pelayanan kesehatan di RS, terpenuhinya operasional penunjang administrasi. 4. Tujuan Penyusunan Rencana Srategis Bisnis RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus bertujuan : 1) Untuk memenuhi salah satu persyaratan administratif Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum berdasarkan PP 23 tahun 2005 pasal 4 ayat (4) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61 Tahun 2007. 2) Mengarahkan kebijakan alokasi sumberdaya rumah sakit untuk mewujudkan visi organisasi. 3) Sebagai pedoman, landasan dan referensi dalam menetapkan skala prioritas Rencana Bisnis Anggaran tahunan. Hal tersebut berdasar pada 3 PP 23/2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan BLU disebutkan dalam hal Perencanaan dan Penganggaran sesuai pasal 10: (1) BLU menyusun Rencana Strategis Bisnis lima tahunan dengan mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga (Renstra-KL) atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). (2) BLU menyusun RBA tahunan dengan mengacu kepada Rencana Strategis Bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal ini berpengertian bahwa prinsip dasar penyusunan RSB mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tanggamus, hal tersebut tampak dalam program dan kegiatannya. 4) Sesuai Permendagri 61 Tahun 2007 pasal 11 Rencana Strategis Bisnis merupakan rencana strategi dan gambaran program lima tahunan yang harus ada di RSUD yang menerapkan PPK-BLUD; dimana: (1) Rencana strategis bisnis merupakan rencana straegis lima tahunan yang mencakup, antara lain pernyataan visi, misi,program strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan RSUD, (2) Rencana pencapaian lima tahuanan sebagaimana dimaksud diatas merupakan gambaran program lima tahunan, pembiayaan lima tahunan, penanggung jawab program dan prosedur pelaksanaan program. 5) Sebagai alat pengendalian organisasi B. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian pedoman ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, memuat latar belakang dan tujuan, sistematika, penyajian, dan Metodologi. BAB II Profil RSUD, Memuat sejarah singkat RSUD Kotaagung kabupaten Tanggamus, profil wilayah, dan profil RSUD Kotaagung Kabupaten BAB III Pernyataan Visi dan Misi RSUD, Memuat Visi dan Misi RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus, ukuran keberhasilan, dan nilai nilai (Values) yang dianut RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus. BAB IV Strategi RSUD, Memuat analisis Lingkungan Bisnis, Sasaran, dan Inisiatif Strategik. BAB V, program RSUD, Memuat Program, rencana investasi, rencana pembiayaan 5 tahun (Medium Term Expenditures Planning), dan Proyeksi Keuangan. 4 BAB VI Prosedur Pelaksanaan dan akuntabilitas Program PENUTUP LAMPIRAN, memuat analisis SWOT, rencana investasi, rencana pembiayaan jangka menengah per jenis belanja, rencana pembiayaan jangka menengah per sumber dana, jadwal waktu rincian program dan kegiatan belanja operasional. Jadwal waktu rincian program dan dan kegiatan belanja modal, mapping hubungan sasaran dan program berdasarkan perspektif BSC, Rencana strategis RSUD Kotaagung serta proyeksi keuangan. C. Metodologi Rencana Strategis Bisnis RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus disusun dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang tersedia, pengamatan, wawancara dan menyebarkan formulir-formulir pengumpulan data yang dilakukan oleh Tim Fokus RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus. Tim Fokus tersebut terdiri dari seluruh komponen yang memiliki kompetensi perencanaan. Seluruh isi materi Rencana Strategis Bisnis RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus telah ditelaah dan dibahas secara transparan dengan menggunakan kaidah-kaidah profesi yang sepenuhnya menjadi tanggungjawab dari Tim Fokus. Adapun metode penyusunan Rencana Strategis Bisnis RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus dengan menggunakan Balanced Score Card. Metode ini secara komprehensif melihat seluruh perspektif dalam merumuskan strategi RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus yaitu meliputi: 1) Perspektif Pelanggan/stakeholder, 2) Perspektif Proses Bisnis Internal, dan 3) Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran. 4) Perspektif Keuangan, 5 BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTAAGUNG A. Sejarah Singkat Rumah Sakit RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus dioperasikan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tanggamus No. 5 Tahun 2006 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Kotaagung Kabupaten Tanggamus. Lokasi RSUD Koatagung di Jalan Soekarno-Hatta Komplek Islamic Center Pekon Kedamaian Kecamatan Kotaagung Pusat Kabupaten Tanggamus memiliki luas luas tanah 57.925 m2 dan luas bangunan 5.976 m2 . Pada awal dioperasikan Rumah Sakit Umum Daerah Kotagung Kabupaten Tanggamus dioperasionalkan berdasarkan pada Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tanggamus Nomor 05 tahun 2006 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Kotaagung Kabupaten Tanggamus. Kemudian sejalan dengan operasional tersebut RSUD Kotaagung telah mendapatkan Izin dari Menteri Kesehatan / Dir. Bina Yanmed dengan Surat Ijin Nomor. OT.01.C2/III.2.1999/2008 pada tanggal 23 Desember 2008.Dengan status RSUD Kelas C. Komisi akreditasi Rumah Sakit 5 Pelayanan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Nomor : KARS-SERT / 872 / VI / 2012 tanggal 29 Juni 2012 dan Penetapan kelas C Kepmenkes RI Nomor : HK.02.03 / I / 0208 / 2014 tanggal 24 Februari 2014. B. Profil Wilayah Kabupaten Tanggamus secara geografis terletak pada posisi 04o18’-105o12’ bujur timur dan antara 50o5o56’lintang selatan. Wilayah Kabupaten Tanggamus bagian barat semakin ke utara condong mengikuti lereng Bukit Barisan dan bagian selatan semakin meruncing serta mempunyai sebuah teluk yang bersar bernama Teluk Semaka. Di Teluk Semaka terdapat sebuah pelabuhan antara pulau dan tempat ikan. Kabupaten terletak pada 0-2.115 meter diatas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Tanggamus sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Lampung Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu dan Kabupaten Pesawaran. 6 C. Profil RSUD a) Identitas Rumah Sakit Umum Daerah Kotaagng Sesuai dengan Peraturan Daerah ( PERDA ) Kabupaten Tanggamus Nomor 05 tahun 2006, tentang pembentukan RSUD Kotaagung dan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 07 tahun2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tanggamus, dengan identitas rumah sakit sebagai berikut : 1 Nomor Kode Rumah Sakit dan Izin Operasional 2 Penetapan Kelas : 120649 berdasarkan Dirjen Bina Pelayanan Medik Republik Indonesia No IR.01.01/1.1/2067/09 tanggal 02 April 2009 : Nomor 239/MENKES/SK/IV/2009 oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tanggal 02 April 2009 3 Nama Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum Daerah Kotaagung 4 Nama Direktur : dr. Ansyori 5 Alamat : Jln.Soekarno –Hatta Kompleks Islamic Center Pekon Kedamaian Kecamatan Kotaagung Pusat Kabupaten Tanggamus 6 Kapasitas Rawat Inap : 80 Tempat tidur ( s.d Desember 2013 ) RSUD Kotaagung adalah sebuah orgasisasi yang memiliki beberapa bidang kegiatan dan seksi-seksi guna pelaksanaan organisasi, sebagaiberikut : 1. Bidang Tata Usaha 2. Sub Bagian Kepegawaian 3. Sub Bagian Info Medik 4. Sub Bagian Umum & Rumah Tangga 5. Bidang Perencanaan & Keuangan 6. Seksi Perencanaan & Pengembangan 7. Seksi Keuangan 8. Bidang Pelayanan 9. Seksi Pelayanan Medik 10. Seksi Penunjang Pelayanan Medik 11. Bidang Keperawatan 12. Seksi Keperawatan 13. Seksi Pelayanan Keperawatan b) Situasi SDM Rumah Sakit Jumlah tenaga kesehatan yang ada di RSUD Kotaagung pada bulan Desember 2013 berjumlah ; 105 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga PHL berjumlah 178 orang yang dapat diklasifikasikan berdasarkan : 7 Tabel 1. Keadaan tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi) di RSUD Kotaagung tahun 2013 Keterangan No Tenaga medis Jumlah PNS PTT 1 Dokter Spesialis Bedah 1 orang 1 orang 2 Dokter Spesialis Anak 1 orang 1 orang 3 Dokter Sp.Kebidanan 1 orang 1 orang & Kandungan 4 Dokter Sp. Penyakit 1 orang 1 orang Dalam 5 Dokter Umum 10 orang 10 orang 6 Dokter Gigi 1 orang 1 orang Sumber : Sub Bag Kepegawaian 2013 Table 2. Keadaan tenaga paramedis perawatan RS Kotaagung Tahun 2013 Keterangan Tenaga Paramedis No Jumlah Perawat PNS PHL 1 S1 Keperawatan 7 orang 4 orang 3 orang dan Ners 2 Ahli Madya 74 orang 34 orang 40 orang Keperawatan 3 4 5 6 7 S1 Kebidanan / DIV Ahli Madya Kebidanan SPK Bidan (D1) Perawat gigi D-1 Kesehatan 3 orang 3 orang 3 orang 12 orang 9 orang - 1 orang 1 orang 2 orang 6 orang 0 orang 1 orang 1 orang - 1 orang 1 orang 6 orang Sumber : Sub Bag Kepegawaian 2013 Table 3. Keadaan tenaga paramedis non perawatan RS Kotaagung Tahun 2013 Keterangan Tenaga Paramedis Non No Jumlah Perawat PNS PHL 1 Ahli Madya Gizi 3 orang 3 orang Ahli Madya Refraksi 2 Optik Ahli Madya Kesehatan 4 orang 3 orang 1 orang 3 Lingkungan Ahli Madya Analisis 7 orang 7 orang 4 Kesehatan Ahli Madya Teknik 2 orang 2 orang 5 Radiologi Ahli Madya Elektro 1 orang 1 orang 6 Medik Ahli Madya Rehabilitasi 1 orang 1 orang 7 Medis / Fisioterapi 8 Ahli Madya Anestesi 1 orang 1 orang 9 Ahli Madya Farmasi 4 orang 4 orang Ahli Madya Rekam 2 orang 2 orang 10 Medik 11 ASisten Apoteker 2 orang 2 orang 12 D-1 Gizi 1 orang 1 orang Sumber : Sub Bag Kepegawaian 2013 8 Table 4. Keadaan tenaga non paramedis RS Kotaagung Tahun 2013 No Tenaga non medis 1 S-2 Magister Manajemen Rumah Sakit S-2 Magister Kesehatan S-1 Apoteker S-1 Kesehatan Masyarakat S1 Teknik S-1 Administrasi Negara S-1 Ekonomi / Akuntansi S-1 Hukum S-1 Komputer D-3 Adm Rumah Sakit D-3 Umum D-1 Umum SMA, SMU / Sederajat SLTP / Sederajat SD / Sederajat 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah Keterangan PNS PHL - 2 orang 1 orang 4 orang 1 orang 4 orang - 1 orang 1 orang 8 orang 1 orang 1 orang 2 orang 7 orang 6 orang 94 rang 4 orang 4 orang 1 orang 4 orang 1 orang 1 orang - 1 orang 4 orang 1 orang 1 orang 1 orang 6 orang 6 orang 94 orang 4 orang 4 orang Sumber : Sub Bag Kepegawaian 2013 2.1 Jenis Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kotaagung sejak Desember 2010 telah Memiliki 4 Dokter Spesialis dasar ( Spesialis Anak, Spesialis Kandungan, Spesialis Bedah, Spesialis Penyakit Dalam), 10 Dokter Umum dan 1 Dokter Gigi, sehingga RSUD Kotaagung dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat meliputi : a) Pelayanan Medis Dasar ( umum ) b) Pelayanan Medik Gigi c) Pelayanan Spesialistik 4 Dasar d) Pelayanan Penunjang Medik 2.2 Sarana dan Prasarana a) Gedung Administrasi / Kantor Gedung Administrasi RSUD Kotaagung terdiri dari dua lantai yang terletak dibagian depan bangunan rumah sakit. Gedung administrasi ini digunakan sebagai kantor pejabat struktural dan pelayanan administrasi lainnya. Lantai dasar digunakan untuk pelayanan Poliklinik Rawat jalan telah direnovasi dengan dana APBN tahun 2011. b) Gedung Instalasi Gawat Darurat Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan fasilias yang melayani pasien yang berada dalam keadaan gawat darurat dan terancam nyawa orang yang membutuhkan pertolongan secepatnya sehingga diperlukan saran dan prasarana 9 yang memadai. RSUD kota agung telah memiliki gedung instalasi Gawat Darurat yang dilengkapi dengan ruang bedah minor serta di dukung dengan peralatan kegawat daruratan. Selain itu IGD RSUD Kotaagung juga dilengkapi dengan tiga buah mobil ambulance dan satu mobil jenazah yang selalu siap setiap saat serta tenaga medis dan paramedis yang trampil dan professional, gedung baru sesuai standar RSU Tipe C menggunakan dana APBN tahun 2011 c) Gedung instalasi farmasi Sebagai salah satu instalasi penunjang pelayanan medis adalah farmasi. RSUD kotaagung yang merupakan rumah sakit yang berada diwilayah barat Kabupaten Tanggamus, telah memiliki gedung instalasi farmasi dan dilengkapi dangan gudang farmasi / obat. Selain memiliki gedung farmasi sendiri , instalasi farmasi juga memiliki tenaga-tenaga Apoteker yang handal dan professional. d) Instalasi Rehabilitasi Medik Dalam rangka meminimalkan dampak kecacatan dan keterbatasan fungsi gerak organ tubuh akibat suatu penyakit pada pasien maka kami menyediakan Instalasi Rehabilitasi Medik, yang ada pada kami adalah : 1. Medis : Bait Anayzer, Urodinamic, Side Back, Static Bicycle dll 2. Fisioterapi : Aktini Terapi, Elektro Terapi, Hidro Terapi dll Namun belum memiliki gedung tersendiri e) Gedung laboratorium klinik Dalam rangka menunjang menegakkan diagnosa yang tepat suatu penyakit maka peran laboratorium klinik sangat dominan. RSUD kotaagung telah memiliki gedung laboratorium klinik yang dilengkapi dangan peralatan analisa yang sangat modern. f) Gedung kamar operasi Sebuah rumah sakit sudah suatu keharusan memiliki bangunan atau gedung ruang bedah, pada awal tahun 2010 ruang bedah umum dan ruang bedah obgyn mulai dipergunakan secara resmi. g) Gedung radiology Instalasi radiology merupakan suatu instalasi penunjang diagnostic. Fungsi dan kegiatan instalasi radiology : Menyelenggarakan pemeriksaan yang menggunakan sinar exray berdasarkan permintaan dokter dari ruangan maupun dari dokter luar rumah sakit. Membaca hasil foto radiology, pada tahun anggaran 2010 ini peralatan radiology telah ada 1 buah Mobile X Ray 100 mA dan Stationary X Ray 500 mAnamun belum ada dokter spesialis Radiologi 10 h) Gedung laundry Merupakan gedung untuk membersihkan alat-alat tenun yang dipergunakan pasien atau pakaian tim operasi kamar bedah dan mulai dilengkapi peralatannya walaupun sangat sederhana, namun memadai untuk ukuran RSUD type C. i) Gedung/ruang kebidanan Merupakan gedung yang dikhususkan untuk memberikan pelayanan persalinan rawat gabung, dan penambahan ruang perawatan perinatologi menggunakan dana APBN tahun 2012, telah memiliki peralatan yang memadai dan tenaga bidan professional j) Gedung peralatan kelas 2 Setelah dilakukan renofasi menggunakan anggaran tahun 2009 maka pada awal febuari tahun 2010 ruang perawatan kelas2 rasmi dibuka, ruang kelas 2 ini khusus merawat pasien kelasifikasi pembayaran malalui PT ASKES dan pasien umum untuk seluruh penyakit empat spesialis dasar, adapun gedung perawatan kelas 1 telah di renovasi dan perluasan gedung menggunakan dana APBN tahun 2011. k) Gedung perawatan penyakit dalam l) Gedung perawatan penyakit anak m) Gedung perawatan penyakit bedah n) Gedung instalasi gizi Gizi yang seimbang dan sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses penyembuhan seorang pasien. RSUD kotaagung telah memiliki gedung instalai gizi yang mampu menyediakan kebutuhan gizi yang sehat bagi pasien, peralatan masak dan penyajian makanan telah memenuhi standar, kebutuhan pasien akan gizi seimbang telah dapat dipenuhi. dan telah dilakukan rehabilitasi gedung menggunakan dana APBN tahun 2011. o) Gedung jenazah Dalam rangka penatalaksanaan orang yang telah meninggal atau mayat RSUD kotaagung diawal tahun 2010 telah mamiliki gedung khusus yang digunakn sebagai tempat perawatan jenazah dengan peralatan yang sederhana , adapun ruang pendingin mayat / Cold Storage Mortuary sudah kami miliki. p) Gedung UTDRS Keberadaan UTDRS pada sebuah rumah sakit adalah suatu keniscayaan hal ini telah di realisasikan oleh Pemda Tanggamus tahun 2009, Untuk memenuhi kebutuhan darah bagi pasien yang memerlukan transpusi darah, disamping itu kami menginformasikan kepada masyarakat yang ingin menyumbang darah dengan senang hati kami akan melayani setiap hari jam kerja. 11 q) Gedung Power House / Generator Kebutuhan listrik dalam setiap tindakan operasi yang menggunakan peralatan elektrik sangat besar, sehingga dibutuhkan sumber tenaga listrik lain selain PLN. RSUD Kotaagung memiliki power house yang dilengkapi dengan generator / genset yang digunakan sebagai sumber cadangan jika sewaktu-waktu aliran listrik PLN padam / putus. r) Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Instalasi Pengolahan Air Limbah merupakan bangunan sentral pengolahan air limbah yang di hasilkan oleh RSUD Kotaagung sehingga diharapkan limbah yang akan dibuang ke badan air telah memenuhi baku mutu limbah cair yang diisyaratkan oleh kepmen – LH. s) Insenerator Dalam rangka pengelolaan limbah medis kami RSUD Kotaagung telah memiliki alat penghancur limbah medis (Insenerator) menggunakan anggaran TP tahun 2012 t) Intensive Care Unit (ICU) Gedung ICU telah kami miliki menggunakan dana TP tahun 2012 namun tenaga (SDM) belum ada yang dilatih u) Yang Belum Kami Miliki 1. Dokter Spesialis : a. Anestesiologi b. Radiologi c. Patologi Klinik d. Rehabilitasi Medik e. Patologi Anatomi 2. Gedung : a. CSSD b. Administrasi Rawat Inap c. IPRS v) Kendaraan 1. Mobil Ambulance : 3 unit 2. Mobil Dinas Struktural : 2 unit 3. Mobil Box Gizi : 1 unit 4. Mobil Ambulance Kijang : 1 unit 5. Mobil Jenazah : 1 unit 12 BAB III VISI DAN MISI RSUD A. Visi dan misi RSUD 1. Visi Visi RSUD Kotaagung kabupaten Tanggamus adalah : ”menjadi Rumah Sakit Mandiri, Pilihan utama untuk masyarakat Kabupaten Tanggamus dan sekitarnya ” 2. Misi 1) Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan cepat, tepat, akurat dan mudah. Misi ini adalah untuk memberikan Pelayanan secara tepat, tidak menyalahi prosedur dan tidak mempersulit dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat. 2) Meningkatkan dan mengembangkan Kompetensi/ profesionalisme Sumber Daya Manusia/aparatur RS. Misi ini adalah untuk Peningkatan sumber daya manusia (SDM) dibidang kesehatan sesuai dengan bidangkeahliannya 3) Meningkatkan Administrasi Kebijakan Kesehatan, Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Misi ini untuk Peningkatan administrasi kebijakan, sarana dan prasarana rumah sakit 4) Meningkatkan dan mengembangan tata ruang rumah sakit yangberwawasan lingkungan Misi ini urntuk Peningkatan pelayanan, kenyamanan bagi pegawai, pasien dan keluarga pasien 5) Terciptanyan iklim kerja yang sehat dan berkeadilan Peningkatan pelayanan keamanan bagi pegawai, pasien dan keluarga pasien dengan iklim yang kondusif B. Ukuran keberhasilan Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan cepat, tepat, akurat dan mudah. Ukuran keberhasilan nya adalah 1. Hari Perawatan yang efektif sesuai diagnosa 2. Disiplin Jam Kerja dari semua Sumber Daya Manusia Medis, Paramedis, Penunjang Langsung, dan Penunjang lainnya 3. Jumlah Dokter 4. Sarana Prasarana 5. Ketersediaan Obat 13 Meningkatkan dan mengembangkan Kompetensi/ profesionalisme Sumber Daya Manusia/apartur RS. Ukuran keberhasilan nya adalah 1. Mengikuti pelatihan 2. Mengikuti diklat 3. Melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi 4. Mengikuti simposium / seminar Meningkatkan Administrasi Kebijakan Kesehatan, Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Ukuran keberhasilan nya adalah 1. RBA, RENJA 2. Kelengkapan Fasilitas Meningkatkan dan mengembangan tata ruang rumah sakit yang berwawasan lingkungan Ukuran keberhasilan nya adalah 1. Adanya master plan 2. Angka kecelakaan kerja rendah 3. Beban pencemaran lingkungan RS rendah 4. Pengelolaan limbah terpadu Terciptanyan iklim kerja yang sehat dan berkeadilan Ukuran keberhasilan nya adalah 1. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan sesuai dengan haknya 2. Petugas / pegawai Rumah Sakit mendapatkan jasa pelayanan sesuai dengan kewajibannya 3. Terjalinnya kerjasama / komunikasi yang baik antar pegawai Rumah Sakit C. Nilai-nilai (Values) yang Dianut RSD P (Profesional) = Tenaga pelayanan yang profesional U (Utama) = Orientasi pelayanan pasien diutamakan A (Aman) = Keamanan dan kenyamanan bagi konsumen S (Sejahtera) = Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan masyarakat 14 BAB IV STRATEGI RUMAH SAKIT DAERAH KOTAAGUNG TANGGAMUS A. ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS RSUD Kotaagung merupkan satu-satunya pusat pelayanan kesehatan rujukan pemerintah tingkat lanjut di wilayah Kabupaten Tanggamus, oleh karena itu, RSUD Kotaagung mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya menurunkan angka kematian, angka kesakitan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Tanggamus. Suatu perancangan yang baik selalu didasarkan pada kondisi obyektif lingkungan sebagai bahan evaluasi untuk proyeksi rencana. Sampai sejauh mana pengaruh lingkungan bisnis terhadap kinerja, agresivitas, pertumbuhan, daya saing dan budaya kerja pada RSUD Kotaagung maka akan diuraikan analisis lingkungan internal dan eksternal sebagai berikut. Untuk mengukur kinerja rumah sakit digunakan beberapa indikator yang dapat mewakili penilaian pada masing-masing perspektif BSC. Kerangka indikator kinerja yang digunakan dibatasi pada ketersedian data. Dimungkinkan adanya indikator-indikator lainnya yang lebih tepat digunakan dalam menilai kinerja rumah sakit, namun hal itu belum dapat disajikan dalam dokumen ini dikarenakan belum terbangunnya sistem pengukuran data kinerja pada masingmasing unit kerja yang bermanfaat dalam proses penyusunan program dan kegiatan pada setiap penyusunan anggaran tahunan. B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL 1. PERSPEKTIF PELANGGAN Hasil kegiatan rumah sakit tergambar dalam data statistic yang mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi; fakta dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam pelayanan pasien dirumah sakit, data dikumpulkan setiap hari dari pasien rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Data tersebut berguna untuk memantau perawatan pasien setiap hari, minggu, bulan dan lain-lain. Informasi dari statistic rumah sakit digunakan untuk berbagai kepentingan antara lain : Perencanaan, pemantauan pendapatan dan pengeluaran dari pasien oleh pihak manajemen rumah sakit Pemantauan kinerja medis, dan Pemantauan kinerja non medis 15 1. Hasil kegiatan a) Kunjungan pasien Rawat inap, Rawat jalan dan IGD Tabel 5. Data Kunjungan pasien Rawat inap, Rawat jalan dan IGD Tahun Rawat inap IGD IGD RI* 2011 IGD RJ Rawat jalan Jumlah 3.289 3.849 - - 8.720 15.858 2012 3.640 4.110 - - 10.797 18.547 2013 3.347 - 2.355 1.658 10.717 15.722 Sumber : Infomedik 2014 Grafik dan Data kunjungan pasien rawat inap, rawat jalan dan UGD tahun 2011, 2012 2013 Sumber : Infomedik 2014 b) Kunjungan pasien berdasarkan prabayar dan tunai (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar) Kecenderungan meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan menyulitkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya. Keadaan ini terjadi terutama pada keadaan dimana pembiayaan harus ditanggung sendiri dalam sistem tunai. Saat ini sebagian besar pembiayaan kesehatan oleh masyarakat berupa pengeluaran rumah tangga, hanya sebagian kecil berupa pengeluaran terorganisir oleh perusahaan dan berbagai bentuk asuransi/jaminan kesehatan. 16 Di kabupaten Tanggamus kepesertaan jaminan kesehatan pra bayar belum melindungi seluruh masyarakat. Target yang ditentukan dalam SPM tambahan adalah 100% masyarakat kabupaten Tanggamus terlindungi dengan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar, namun cakupan yang tercapai di tahun 2012 hanya sebesar 46.7% penduduk yang menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar seperti askes, jamkesmas, jamsostek, jamkesta dan lain-lain. Tabel 6. Kunjungan berdasarkan prabayar dan tunai tahun 2011, 2012 dan 2013 Tahun Umum Askes Jamkesmas Jamkesda Jampersal Gr Jamkesta Jumlah 2011 10.622 1.266 1.588 1.647 607 128 - 15.858 2012 7.923 1.761 1.831 166 1.132 159 5.575 18.547 2013 5.391 1.520 2.749 - 5.070 15.722 kunjungan berdasarkan prabayar 964 Sumber : Infomedk 2014 Grafik dan tunai tahun 2011, 2012 dan 2013 Sumber : Infomedik 2014 2. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL Salah satu aktivitas yang rutin dilakukan dalam statistic rumah sakit adalah menghitung tingkat efisiensi hunian tempat tidur (TT). Hal ini dilakukan untuk memantau aktivitas penggunaan TT di unit perawatan inap dan untuk merencanakan pengembangannya. Pihak manajemen rumah sakit menyediakan sejumlah TT untuk digunakan merawat pasien rawat inap dengan harapan bahwa setiap biaya yang dikeluarkan untuk membeli dan menyediakan 17 TT tersebut akan dapat menghasilkan pemasukan dana dari pasien yang menggunakan TT tersebut. Dari aspek ekonomi, tentu pihak manajemen menginginkan agar setiap TT yang telah disediakan selalu terisi dan digunakan oleh pasien. “menganggur” diharapkan sesedikit mungkin. Jumlah TT yang kosong atau Semakin lama seorang pasien menempati sebuah TT maka akan semakin banyak menghasilkan uang. Dari aspek medis terjadi arah penilaian yang bisa berlawanan. Tim medis akan lebih senang dan merasa berhasil kerjanya jika seseorang pasien bisa segera sembuh sehingga tidak perlu lama dirawat, jadi tidak menggunakan TT lebih lama. Dengan adanya dua sudut pandang yang bias berlawanan ini, maka diperlukan cara yang lebih tepat untuk menggambarkan efisiensi penggunaan TT di rumah sakit. Dibutuhkan criteria/parameter untuk menentukan apakah TT tang tersedia telah berdaya guna dan berhasil guna. Parameter yang digunakan untuk memantau efisiensi penggunaan TT ini telah dirumuskan dan terdiri dari 4 parameter, yaitu : 1. Bed occupancy ratio (BOR) 2. Length of stay (LOS)\ 3. Turn over interval(TOI) 4. Bed turn over (BTO) Tabel 7. Capaian BOR, LOS, BTO, TOI Tahun 2011-2012-2013 TAHUN BOR LOS BTO TOI 2011 2012 2013 44% 51% 39% 3 4 3 46 51 42 4 3 5 Rata rata Kunj/hari 9 9 9 Sumber : Infomedik 2014 Parameter yang digunakan untuk memantau efisiensi penggunaan TT ini telah dirumuskan dan terdiri dari 4 parameter, diantaranya : 1) Bed Occupancy Ratio (BOR) Bed occupancy ratio (BOR) merupakan angka yang menunjukkan prosentase penggunaan TT di unit rawat inap (bangsal). Bor sering disebut juga : Percent of Occupancy Occupancy Percent Occupancy Ratio BOR dihitung dengancara membandingkan jumlah TT yang terpakai (O) dari jumlah TT yang tersedia (A). Perbandingan ini ditunjukkan dalam bentuk persentase. 18 Jadi, rumus untuk menghitung BOR Nilai Ideal BOR Secara statistic semakin tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan TT yang ada untuk perawatan pasien. Namun perlu diperhatikan pula bahwa semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin sibuk dan semakin berat pula beban kerja petugas kesehatan di unit tersebut. Akibatnya, pasien bisa kurang mendapat perhatian yang dibutuhkan dan kemungkinan infeksi nosokomial juga meningkat (infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat dirumah sakit). Pada akhirnya, peningkatan BOR yang terlalu tinggi ini justru bisa menurunkan kualitas kerja tim medis dan menurunkan kepuasan serta keselamatan pasien. Nilai ideal untuk BOR yang disarankan adalah 60% - 85% Indikator Pelayanan BOR RSUD Kotaagung Tahun 2011-2013, tergambar dalam grafik dan data berikut : Sumber : Infomedik 2014 2) Lama Dirawat (LD) / LOS Lama dirawat (LD) adalah jumlah hari kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap di rumah sakit, sejak tercatat sebagai pasien rawat inap (admisi) hingga keluar dari rumah sakit (discharge). Kondisi pasien keluar bisa dalam keadaan hidup maupun mati. Jadi, pasien yang belum keluar dari rumah sakit belum dapat di hitung LD nya. Lama dirawat disebut juga Length of stay (LOS)/day of stay/inpatient days of stay/duration ofinpatient hospitalization.Angka LD dibutuhkan oleh pihak rumah sakit untuk menghitung tingkat penggunaan sarana (utilization management) dan untuk kepentingan financial (financial reports) 19 Lama dirawat (LD) dihitung dengan cara sebagai berikut : Jika tanggal masuk dan keluar berada dalam bulan yang sama maka LD dihitung dengan cara mengurangi tanggal pasien keluar perawatan dengan tanggal pasien masuk perawatan. Rumus untuk menghitung LOS Nilai LOS ideal yang disarankan yaitu antara 3-12 hari 3) Turn Over Interval (TOI) Angka Turn Over Interval (TOI) menunjukkan rata-rata jumlah hari sebuah TT tidak ditempati untuk perawatan pasien. Hari “kosong” ini terjadi antara saat TT ditinggalkan oleh seorang pasien hingga digunakan lagi oleh pasien berikutnya. Untuk menghitung TOI bisa digunakan rumus berikut ini: Nilai ideal TOI yang disarankan yaitu antara 1-3 hari Indikator Pelayanan ALOS dan TOI RSUD Kotaagung Tahun 2011-2012-2013, tergambar dalam grafik dan data berikut : Sumber : Infomedik 2014 20 4) Bed Turn Over (BTO) Angka Bed Turn Over (BTO) menunjukkan rerata jumlah pasien yang menggunakan setia TT dalam periode tertentu. Untuk menghitung BTO digunakan rumus sebagai berikut : Nilai ideal BTO yang disarankan yaitu minimal 30 pasien dalam periode 1 tahun. Artinya, 1 TT diharapkan digunakan oleh rata-rata 30 pasien dalam 1 tahun. Hal ini sejalan dengan nilai ideal LOS yang disarankan yaitu 3-12 hari c) Kematian di rumah sakit GDR dan NDR 1) Gross Death Rate (GDR) Gross death rate (GDR) atau angka kematian kasar menunjukkan proporsi seluruh pasien rawat inap yang meninggal dalam periode waktu tertentu, termasuk bayi baru lahir (BBL) yang kemudian meninggal. Untuk menghitung GDR digunakan rumus sebagai berikut : 2) Net Death Rate (NDR) Net death rate (NDR) atau angka kematian bersih menunjukkan proporsi seluruh pasien rawat inap yang meninggal setelah mendapat perawatan lebih dari atau sama dengan 48 jam dalam periode waktu tertentu, termasuk bayi baru lahir (BBL) yang kemudian meninggal. Jadi, pasien yang meninggal sebelum 48 jam perawatan inap tidak dimasukkan dalam statistic ini. Batasan 48 jam ini dimaksudkan sebagai gambaran bahwa pihak rumah sakit sudah mendapat cukup waktu untuk berusaha memberikan pelayanan dan pertolongan kepada pasien. Pasien yang meninggal sebelum mendapat perawatan 48 jam diasumsikan datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi sakit berat sehingga sangat di mungkinkan meninggalnya pasien tersebut bukan karena kurangnya mutu pelayanan medis tapi karena memang kondisi pasien yang sudah sakit berat. 21 Indikator Pelayanan BOR RSUD Kotaagung Tahun 2011-2012-2013, tergambar dalam grafik dan data berikut : Sumber : Infomedik 2014 d) 10 besar penyakit rawat inap dan rawat jalan Tabel 8. 10 besar penyakit rawat jalan tahun 2013 No Penyakit Rawat Jalan 1 2 3 4 Pengawasan kehamilan normal Penyakit gusi, jaringan periodontal dan tulang Alveolar Penyakit pulpa dan periapikal Orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan Untuk pemeriksaan khusus dan investigasi lainnya Penyakit jaringan keras gigi lainnya Neoplasma jinak lainnya Pemeriksaan kesehatan umum Dispepsia Penunjang sarana kesehatan untuk alasan Lainnya Faringitis akut 5 6 7 8 9 10 Jumlah Kunjungan 113 53 44 39 36 30 29 28 26 25 22 Tabel 9. 10 besar penyakit rawat inap tahun 2013 No Golongan sebab penyakit rawat inap Jumlah kunjungan 1 Diare & gastroenteritis oleh penyebab Infeksi tertentu (kolitis infeksi) 20 2 Neoplasma jinak lainnya 16 3 Hipertensi esensial (primer) 15 4 Persalinan tunggal spontan 10 5 Anemia lainnya 9 6 Dispepsia 9 7 Penyakit crohn dan duodenum lainnya 9 8 Demam tifoid dan paratifoid 6 9 Penyakit usus dan peritoneum lainnya 6 10 Gagal ginjal lainnya 6 Gambar sepuluh besar penyakit, Sumber Sub Bag Info Medik 23 Sistem rujukan merupakan penyelenggaraan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal baik, baik secara vertikal maupun horizontal, struktur dan fungsional terhadap penyakit atau masalah kesehatan lainnya e) Grafik Barber Johnson Pada tahun 1973, Barry Barber, M.A.,PhD.,Finst P.AFIMA dan David Johnson, M.Sc berusaha merumuskan dan memadukan empat parameter untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan TT untuk bangsal perawatan pasien. Keempat parameter yang dipadukan tersebut yaitu BOR, LOS, TOI dan BTO. Perpaduan keempat parameter tersebut lalu diwujudkan dalam bentuk grafik yang akhirnya dikenal sebagai grafik barber Johnson. Manfaat grafik barber Johnson Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan TT dari suatu unit (RSM atau bangsal) dari waktu ke waktu dalam periode tertentu Memonitor perkembangan pencapaian target efisiensi penggunaan TT yang telah ditentukan dalam suatu periode tertentu Membandingkan tingkat efisiensi penggunaan TT antar unit (misalnya antar bangsal di suatu RS) dalam periode tertentu memantau dampak dari suatu penerapan kebijakan terhadap efisiensi penggunaan TT Mengecek kebenaran laporan hasil perhitungan empat parameter efisiensi penggunaan TT (BOR, LOS, TOI dan BTO). Jika keempat garis bantunya berpotongan di satu titik berarti laporan hasil perhitungan tersebut benar Empat Parameter Efisiensi Grafik Barber Johnson 24 Grafik barber Johnson memiliki format dasar sebagai berikut f) Capaian kegiatan TA 2012-2013 Dalam pelaksanaan kegiatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kotaagung ditunjang pendanaan yang bersumber dari APBD Kabupaten Tanggamus dan APBN dalam bentuk DAK dan Tugas Pembantuan. Capaian kegiatan berdasarkan sumber dana Tahun Anggaran 2012 untuk Belanja Tidak Langsung (belanja pegawai) terdapat pagu anggaran senilai Rp.5.206.183.48,74 dan tercapai realisasi 64,52%,-, Capaian kegiatan berdasarkan sumber dana Tahun Anggaran 2013 untuk Belanja Tidak Langsung (belanja pegawai) terdapat pagu anggaran senilai Rp.6.497.806.211,00 dan tercapai realisasi Rp.84,68%,- Dan Capaian kegiatan berdasarkan sumber dana Tahun Anggaran 201 untuk Belanja Tidak Langsung (belanja pegawai) terdapat pagu anggaran senilai Rp.6.691.235.753,00. Belanja langsung tahun anggaran 2014 tersedia pagu anggaran sebesar 2.212.080.000,00, Belanja langsung tahun anggaran 2013 tersedia pagu anggaran sebesar 4.802.624.660,dan terealisasi 85,59%,-yang meliputi program pelayanan adminsitrasi perkantoran dan program upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Belanja langsung tahun anggaran 2012 tersedia pagu anggaran sebesar 2.483.825.727,53,- dan terealisasi 80,66%,-yang meliputi program pelayanan adminsitrasi perkantoran dan program upaya pelayanan kesehatan masyarakat Sedangkan capaian belajan kegiatan tahun 2012 pagu anggaran sebesar Rp.2.912.072.800,- dan terealisasi 97,75%, capaian belajan kegiatan tahun 2013 pagu anggaran sebesar Rp2.236.977.700,- dan terealisasi 97,73% dan belajan kegiatan tahun 25 2013 pagu anggaran sebesar Rp17.074.848.137,16,- yang meliputi program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa, rumah sakit paru/ rumah sakit mata dan program kemitraanpeningkatan pelayanan. Dalam pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah Kotaagung memiliki pendapatan retribusi daerah yang besarannya ditentukan dengan tarif daerah yang kemudian disetorkan ke pemerintah daerah. Target pendapatan retribusi daerah tahun 2012 sebesar Rp.300.000.000,- sementara pendapatan mencapai Rp. 452.701.068,(150,9%)sehingga dapat dikatakan tahun target pendapatan retribusi daerah telah melebihi target yang tetapkan. Untuk tahun anggaran 2013 target pendapatan retribusi daerah sebesar Rp.330.000.000,- sementara pendapatan mencapai Rp.484.190.688,-(147%) sehingga dapat dikatakan tahun 2013 target pendapatan retribusi daerah telah melebihi target yang tetapkan. Untuk tahun anggaran 2014 target pendapatan retribusi daerah sebesar Rp.900.000.000,- sementara pendapatan sampai dengan bulan oktober mencapai Rp.884.163.575,- (98%). APBD Pagu Anggaran Realisasi Uraian 2012 Belanja Tidak Langsung 5.206.183.248,74 Belanja Langsung 6.895.898.527,53 - Belanja Pegawai 1.483.035.200,00 - Belanja Barang & Jasa 2.727.182.935,53 - Belanja Modal 2.685.680.392,00 2013 2014 6.497.806.211,00 6.691.235.753,00 7.039.602.360,00 19.286.928.137,16 1.334.661.000,00 2.030.180.000,00 3.751.296.960,00 15.044.668.137,16 1.953.644.400,00 2.212.080.000,00 JUMLAH 12.102.081.776,27 13.537.408.571,00 25.978.163.890,16 TAHUN TARGET REALISASI % 2014 (Jan s.d Okt) 2012 2013 64,53% 84,68% 80,60% 76,00% 99,53% 82,44% 106,00% 80,78% 45,80% 98,00% 99,23% 98,99% PAD 2012 KET 150,90% 300.000.000,00 452.701.068,00 330.000.000,00 484.190.688,00 900.000.000,00 882.163.575,00 2013 147% 2014* 98% Sampai dengan Oktober 2. PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN Dalam pencapaian mutu layanan pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dibutuhkan upaya manajemen dalam penyediaan sumber daya pelayanan utamanya dari aspek sumber daya manusia dan sarana prasarana . Dalam perspektif ini terdapat aspek yang dinilai yaitu: 26 a. Ketersediaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan yang ada di RSUD Kotaagung pada bulan Desember 2013 berjumlah ; 105 Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan tenaga PHL berjumlah 178 orang yang dapat diklasifikasikan berdasarkan : Tabel 10. Keadaan tenaga medis (dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi) di RSUD Kotaagung tahun 2013 Keterangan No Tenaga medis Jumlah PNS PTT 1 Dokter Spesialis Bedah 1 orang 1 orang 2 Dokter Spesialis Anak 1 orang 1 orang 3 Dokter Sp.Kebidanan & 1 orang 1 orang Kandungan 4 Dokter Sp. Penyakit 1 orang 1 orang Dalam 5 Dokter Umum 10 orang 10 orang 6 Dokter Gigi 1 orang 1 orang Sumber : Sub Bag Kepegawaian 2013 Table 11. Keadaan tenaga paramedis perawatan RUS Kotaagung Tahun 2013 Keterangan No Tenaga Paramedis Perawat Jumlah PNS PHL 1 S1 Keperawatan dan Ners 7 orang 4 orang 3 orang 2 Ahli Madya Keperawatan 74 orang 34 orang 40 orang 3 4 5 6 7 8 S1 Kebidanan / DIV Ahli Madya Kebidanan SPK Bidan (D1) Perawat gigi D-1 Kesehatan 3 orang 12 orang 1 orang 1 orang 2 orang 6 orang 3 orang 9 orang 0 orang 1 orang 1 orang - 3 orang 1 orang 1 orang 6 orang Sumber : Sub Bag Kepegawaian 2013 Tabel 12. Keadaan tenaga paramedis non perawatan RUS Kotaagung Tahun 2013 Keterangan No Tenaga Paramedis Non Perawat Jumlah PNS PHL 1 Ahli Madya Gizi 3 orang 3 orang 2 Ahli Madya Refraksi Optik Ahli Madya Kesehatan 4 orang 3 orang 1 orang 3 Lingkungan 4 Ahli Madya Analisis Kesehatan 7 orang 7 orang 5 Ahli Madya Teknik Radiologi 2 orang 2 orang 6 Ahli Madya Elektro Medik 1 orang 1 orang Ahli Madya Rehabilitasi Medis / 1 orang 1 orang 7 Fisioterapi 8 Ahli Madya Anestesi 1 orang 1 orang 9 Ahli Madya Farmasi 4 orang 4 orang 10 Ahli Madya Rekam Medik 2 orang 2 orang 11 ASisten Apoteker 2 orang 2 orang 12 D-1 Gizi 1 orang 1 orang Sumber : Sub Bag Kepegawaian 2013 27 Tabel 13. Keadaan tenaga non medis RUS Kotaagung Tahun 2013 No Tenaga non medis Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 S-2 Magister Manajemen Rumah Sakit S-2 Magister Kesehatan S-1 Apoteker S-1 Kesehatan Masyarakat S1 Teknik S-1 Administrasi Negara S-1 Ekonomi / Akuntansi S-1 Hukum S-1 Komputer D-3 Adm Rumah Sakit D-3 Umum D-1 Umum SMA, SMU / Sederajat SLTP / Sederajat SD / Sederajat 2 orang 1 orang 4 orang 1 orang 1 orang 8 orang 1 orang 1 orang 2 orang 7 orang 6 orang 94 orang 4 orang 4 orang Keterangan PNS PHL 1 orang 4 orang 1 orang 1 orang 4 orang 4 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang 6 orang 6 orang 94 orang 4 orang 4 orang Sumber : Sub Bag Kepegawaian 2013 Jenis Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kotaagung sampai dengan Desember 2010 telah Memiliki 4 Dokter Spesialis dasar ( Spesialis Anak, Spesialis Kandungan, Spesialis Bedah, Spesialis Penyakit Dalam), 10 Dokter Umum dan 1 Dokter Gigi, sehingga RSUD Kotaagung dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat meliputi : w) Pelayanan Medis Dasar ( umum ) x) Pelayanan Medik Gigi y) Pelayanan Spesialistik 4 Dasar z) Pelayanan Penunjang Medik 3. PERSPEKTIF KEUANGAN Dalam pelaksanaan kegiatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kotaagung ditunjang pendanaan yang bersumber dari APBD Kabupaten Tanggamus dan APBN dalam bentuk DAK dan Tugas Pembantuan. Capaian kegiatan berdasarkan sumber dana Tahun Anggaran 2012 untuk Belanja Tidak Langsung (belanja pegawai) terdapat pagu anggaran senilai Rp.5.206.183.48,74 dan tercapai realisasi 64,52%,- Dan Capaian kegiatan berdasarkan sumber dana Tahun Anggaran 2013 untuk Belanja Tidak Langsung (belanja pegawai) terdapat pagu anggaran senilai Rp.6.497.806.211,00 dan tercapai realisasi Rp.84,68%,Belanja langsung tahun anggaran 2013 tersedia pagu anggaran sebesar 4.802.624.660,dan terealisasi 85,59%,-yang meliputi program pelayanan adminsitrasi perkantoran dan program upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Belanja langsung tahun anggaran 2012 tersedia pagu anggaran sebesar 2.483.825.727,53,- dan terealisasi 80,66%,-yang meliputi program pelayanan adminsitrasi perkantoran dan program upaya pelayanan kesehatan masyarakat 28 Sedangkan capaian belajan kegiatan tahun 2012 pagu anggaran sebesar Rp.2.912.072.800,- dan terealisasi 97,75%. Dan capaian belajan kegiatan tahun 2013 pagu anggaran sebesar Rp2.236.977.700,- dan terealisasi 97,73%, yang meliputi program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa, rumah sakit paru/ rumah sakit mata dan program kemitraanpeningkatan pelayanan. Dalam pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit Umum Daerah Kotaagung memiliki pendapatan retribusi daerah yang besarannya ditentukan dengan tarif daerah yang kemudian disetorkan ke pemerintah daerah. Target pendapatan retribusi daerah tahun 2012 sebesar Rp.300.000.000,- sementara pendapatan mencapai Rp. 452.701.068,(150,9%)sehingga dapat dikatakan tahun target pendapatan retribusi daerah telah melebihi target yang tetapkan. Untuk tahun anggaran 2013 target pendapatan retribusi daerah sebesar Rp.330.000.000,- sementara pendapatan mencapai Rp.484.190.688,-(147%) sehingga dapat dikatakan tahun 2013 target pendapatan retribusi daerah telah melebihi target yang tetapkan. Dari gambaran indikator kinerja perspektif keuangan tampak bahwa sejak tahun 2012 tingkat kemandirian keuangan rumah sakit cenderung membaik. Kondisi keuangan rumah sakit yang demikian cukup wajar karena dipengaruhi bertambahnya pelayanan dokter spesialis. Pemerintah masih berkomitmen untuk terus mengucurkan dana dalam rangka mendukung program penguatan kapasitas sarana prasarana sesuai dengan pesatnya perkembangan teknologi kedokteran dan perkembangan jenis penyakit. Atas dasar pengukuran kinerja internal yang diuraikan di atas, selanjutnya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai kekuatan atau kelemahan yang dimiliki rumah sakit dengan kesimpulan sebagai berikut: C. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk melihat situasi eksternal rumah sakit yang dapat memberikan peluang atau ancaman bagi keberadaan rumah sakit. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah berikut: 1. Kebutuhan pelanggan terhadap provider kesehatan, yang dapat diindikasikan sebagai berikut a. Angka Kesakitan Angka kesakitan (Mordibitas) merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Setiap kejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan umumnya diukur dengan angka insiden (Insidace Rate / IR) dan angka prevalensi. Angka kesakitan Kabupaten Tanggamus yang menggunakan fasilitas kesehatan Rumah Sakit adalah sebesar 35,63 29 b. Kemampuan daya beli masyarakat Tingkat Kepuasan Pasien Bedasarkan hasil Survey kepuasan pasien semester I tahun 2014 RSUD Kotaagung didapat hasil pengukuran untuk komponen sistem manajemen rumah sakit, pasien yang menyatakan tidak puas sebesar 40,6%, untuk komponen SDM Kesehatan, Pasien yang menyatakan tidak puas sebanyak 63,5% sedangkan untuk komponen Standar Oprasional Prosedur sebanyak 25% yang menyatakan tidak puas dan sebanyak nol% yang menyatakan puas. Hal ini harus menjadi perhatian tersendiri dan membutuhkan konsentrasi penuh dari semua elemen pelayanan RSUD Kotaagung, baik dari tingkat manajerial sampai ka lapisan paling bawah ( tenaga cleaning servic ) dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien. c. Jumlah peserta jaminan kesehatan / JKN Jumlah penduduk Kabupaten Tanggamus mencapai 560.286 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 10.303 jiwa merupakan penduduk miskin yang telah dicakup oleh program Jamkesmas 2.749, Jampersal 964, da Jamkesta 5.070 dan sebanyak 1.520 dicakup oleh Program Asuransi Kesehatan (Askes) dan sisanya melalui program asuransi lainnya. Adanya program-program jaminan perlindungan kesehtan bagi masyarakat tersebut merupakan peluang bagi rumah sakit. d. Jejaring Rumah Sakit sebagai sumber rujukan Jumlah pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) milik pemerintah di Kabupaten Tanggamus terdiri dari 1 Rumah Sakit Tipe C, 2 puskesmas perawatan, 20 Puskesmas non perawatan, 24 puskesmas keliling, 55 puskesmas pembantu dan 1 GFK dan jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) milik swasta terdiri dari 1 Rumah sakit Tipe D, 3 Rumah Bersalin, 12 balai pengobatan/klinik, 29 praktek dokter perorangan dan 2 praktek pengobatan tradisional. Masyarakat pada umumnya masih menggunakan jenis PPK Rumah Sakit Umum milik Pemerintah sebagai penyedia pelayanan rawat jalan dan rawat inap tingkat pertama dan merupakan sumber rujukan utama bagi rumah sakit untuk pelayanan rawat jalan dan rawat inap lanjutan. 2. Kekuatan pesaing rumah sakit lainnya. Rumah Sakit yang dapat dikategorikan sebagai pesaing potensial : a. Rumah Sakit Secanti b. Klinik Alhafa 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 ANALISIS PERSAINGAN RSUD VARIABEL Kotaagung RS Secanti Ukuran Ruang 2 2 2 4 Reputasi 2 Lokasi 2 2 4 Orientasi Konsumen 2 4 Keahlian Manajemen Fleksibilitas 4 2 4 2 Tarif 2 4 Jaminan Kepastian Kualitas Produk 4 2 4 2 Reliabilitas Pelayanan 4 2 Variabilitas Produk 4 2 Pelayanan Paripurna Promosi 4 2 2 Customer Services 4 4 2 Penampilan SDM 4 2 Kelengkapan Alat 52 40 Jumlah 65% 50% Persentase Klinik Alhafa 4 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 48% Untuk saat ini kondisi pesaing masih belum merupakan ancaman serius bagi RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus, namun dalam 5 tahun kedepan kondisi persaingan bisa saja berubah. 3. Peraturan Perundang-undangan Lahirnya Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Beserta peraturan pelaksanaannya membuka koridor baru dalam pengelolaan keuangan pada rumah sakit yang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum. Hal ini merupakan peluang bagi rumah sakit dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatannya melalui fleskdibilitas pengelolaan keuangan yang diberikan melalui peratura-peraturan tersebut. Atas dasar pengukuran data eksternal yang diuraikan diatas, selanjutannya data pengukuran dijadikan obyek analisis pada masing-masing perspektif sebagai peluang atau ancaman bagi rmah sakit dengan kesimpulan sebagai berikut : 31 Analisis Peluang/ Ancaman Lingkungan Eksternal FAKTOR-FAKTOR KUNCI PELUANG ANCAMAN 1 2 3 -1 -2 -3 I Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat 1 Daya beli masyarakat terhadap pelayanan kesehatan 2 Sebagai rumah sakit rujukan se-Kabupaten….. 3 Meningkatnya pertumbuhan sarana kesehatan pesaing 4 Image masyarakat yang buruk terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit Pemerintah 5 Adanya persaingan antar rumah sakit 6 Adanya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan 7 Pola pikir masyarakat yang semakin kritis II Aspek Ekonomi Nasional / Daerah 1 Pertumbuhan ekonomi daerah 2 Kenaikan harga listrik, BBM 3 Kenaikan UMR Aspek Dukungan Dari Pemda dan DPRD / III Masyarakat 1 Jaminan biaya kesehatan untuk orang miskin (JKN) 2 Dukungan kenaikan tarif dari Pemda/ DPRD 3 Dukungan pencapaian standar pelayanan minimal dari Pemda/ DPRD 4 Dukungan moril dari masyarakat IV Aspek Hukum 1 Peraturan Daerah 2 Otonomi Daerah 3 Angka kriminalitas tinggi V Aspek Geografis, Tata Ruang dan Lingkungan Kabupate Tanggamus sebagai daerah 1 agroindustri 2 Banyak pengembangan perumahan di wilayah … SKOR PELUANG & ANCAMAN SKOR TOTAL 2 3 -2 -3 -3 -2 -2 3 -1 3 3 2 3 3 3 3 -3 3 2 16 33 17 E. FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN Dari hasil analisis SWOT menunjukkan persepsi pelanggan terhadap Rumah Sakit relatif baik meskipun kualitas pelayanan secara teknis masih relatif dibawah standart. Kondisi tersebut karena cakupan pelayanan Rumah Sakit masi didominasi oleh masyarakkat miskin yang pemahaman secara teknis terhadap pelayanan rumah sakit masih kurang, dngan demikian kepuasan pelanggan lebih dari aspek non teknis seperti keramahan petugas, kondisi fisik bangunan bukan pada kualitas penanganan penyakit yang diderita. Dilain pihak posisi Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit milik Pemerintah pada umumnya, memiliki kekuatan dalam pengembangan insfrastruktur dan penetapan tarif yangsangat kompetitif yang memungkinkan Rumah Sakit mampu bertahan dan melakukan inovasi-inovasi sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran klinik dan perkembangan jenis penyakit. 32 F. SASARAN DAN INISIATIF STRATEGIK Strategik RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus sejalan dengan kebijakan (grand strategy) Pemerintah Kabupaten Tanggamus 2013 – 2018 yakni : 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka menanggulangi kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja 2. Meningkatkan akses dan pemerataan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan 3. Mempercepat pembangunan infrastruktur dan pengelolaan energi terbarukan 4. Meningkatkan ketahanan pangan melalui revitalisasi pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, kelautan dan perikanan 5. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berbasis mitigasi bencana 6. Mengembangkan ekonomi kreatif, kebudayaan, pariwisata dan inovasi teknologi tepat guna 7. Meningkatkan tata kelola pemerintah serta pemantapan keamanan dan tertib masyarakat yang agamis. Strategi umum yag dilaksanakan selama kurun waktu 2013 – 2018 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit; 2. Mewujudkan rumah sakit yang mandiri; 3. Menciptakan pelayanan yang ramah dan profesional di rumah sakit; Sasaran strategi secara rinci yang hendak diwujudkan pada kurun waktu tahun 2013 – 2018 berdasarkan empat perspektif adalah sebagai berikut : 33 1. PERSPEKTIF PELANGGAN Beradasarkan data historis 6 bulan kondisi pelanggan RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus menunjukkan customer loyalty meningkat setiap bulannya. Untuk meningkatkan customer acquisition dan mempertahankan custemer loyalty dan mempertimbangkan peluang yang ada, rumah sakit menetapkan beberapa strategi dan target sebagai berikut : a. Terpenuhinya kebutuhan sarana dasar kesehatan Indikator Kinerja Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi Tidak adanya kejadian linen yang hilang Tersedianya APD disetiap instalasi Kebuthan darah bagi setiap pelayananan transfuse SPM Capaian 2014 Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 Penanggung Jawab 2015 100% 20% 40% 60% 80% 80% 80% Ka. Instalasi Laboratorium 100% 60% 60% 70% 80% 90% 100% ≥60% 20% 20% 70% 80% 90% 100% Ka. Instalasi Loundy Ketua Komite PPI Tim PPI 100% Terlayani 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2019 Kepala UTD RS (*) 2014 (semester I) b. Terwujudnya angka harapan hidup yang memadai Indikator Kinerja Kemampuan menangani BBLR 1500-2500 gram SPM Capaian 2014* 2015 100% 50% 50% Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 60% 70% 80% Penanggung Jawab 2019 100% Komite Medik/Komite Mutu (*) 2014 (semester I) c. Menurunnya prevelensi gizi kurang dan gizi buruk Indikator Kinerja Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan Kemampuan menangani BBLR 1500-2500 gram SPM Capaian 2014* 2015 Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 2019 Penanggung Jawab 100% Terlayani 100% 100% 100% 100% 100% 100% Direktur RSUD Kotaagung 100% 50% 50% 60% 70% 80% 100% Komite Medik/Komite Mutu (*) 2014 (semester I) 34 d. Meningkatkan capaian layanan 2015 75% Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 80% 85% 90% 2019 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 80% 90% - 75% 80% 85% 90% 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% ≤5% - <10% <9% <8% <7% <6% Kepuasan pelanggan di rawat inap ≥90% - 75% 80% 85% 90% 90% Pertolongan persalinan melalui SC Kepuasan pasien di ruang persalinan dan perinatologi Kepuasan pelanggan di instalasi radiologi ≤20% ≤20% ≤20% ≤20% ≤20% ≤20% ≤20% ≥80% - 75% 80% 85% 90% 90% ≥80% - 75% 80% 85% 90% 90% Kepuasan pelanggan di laboratorium Kepuasan pelanggan di rehabilitasi medik Kepuasan pelanggan di instalasi farmasi Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan ≥80% ≥80% ≥80% - 75% 75% 75% 80% 80% 80% 85% 85% 85% 90% 90% 90% 90% 90% 90% Ka. Inst Rawat Jalan Tim Mutu Ketua Komite Mutu / Tim Mutu Ketua Komite Mutu / Tim Mutu Ketua Komite Mutu / Tim Mutu Komite Mutu Ketua Komite Mutu / Tim Mutu Ketua Komite Mutu / Tim Mutu Ka. Inst Laboratorium Ka. Inst Rehabilitasi Medik Ka. Inst Farmasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Direktur RSUD Kotaagung Indikator Kinerja Kepuasan pelaggan pada IGD Tidak adanya pasien yang harus membayar uang muka Kepuasan pelanggan dirawat jalan Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakhir kecacatan atau kematian Kejadian pulang paksa di rawat inap ≥70% Capaian 2014* - 100% SPM Penanggung Jawab Kepala IGD / Tim Mutu Kepala IGD (*) 2014 (semester I) 35 2. PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL Perspektif proses bisnis internal menjadi tumpuan utama bagi rumah sakit agar pelayanan prima dapat diberikan kepada pelanggan. SPM dan pencapaian adalah sebagai berikut : a. Menurunkan angka kematian Indikator Kinerja Kematian pasien ≤ 24 jam di IGD Kematian pasien ≥48 jam di rawat inap kejadian kematian pasien di meja operasi Kejadian kematianibu karena persalinan SPM Capaian 2014* 2015 ≤2/1000 4,3/1000 5/1000 4/1000 3/1000 2/1000 2/1000 ≤0,24% - <5% <4% <3% <2% <1% Maksimal 1% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 1% 1% 1% 1% 1% 1% 0% 0% 0% 0% 0% 0% - <=0,2% <=0,2% <=0,2% <=0,2% <=0,2% b. Perdarahan Maksimum 1% c. Pre Eklamsi Maksimum 30% d. Sepsis ≤0,2% Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 Penanggung Jawab 2019 Kepala IGD Ketua Komite Mutu / Tim Mutu Ka. Inst Bedah Sentral / Komite Medis Komite Mutu (*) 2014 (semester I) b. Meningkatkan pemanfaatan Rumah Sakit Indikator Kinerja Dokter pemberi pelayanan di poliklinik spesialis SPM 100% Dokter Spesialis Pencapaia n 2014 Batas Waktu Pencapaian Penanggung Jawab 2015 2016 2017 2018 2019 80% 80% 90% 90% 90% 90% Ka. Inst Rawat Jalan 36 Indikator Kinerja Ketersediaan pelayannan rawat jalan Jam buka pelayanan Rawat Jalan Penegakan diagnosa TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB di rawat jalan dan rawat inap Pemberian pelayanan di rawat inap Ketersediaan pelayanan rawat inap SPM - Dokter Spesialis Anak - Dokter Spesialis Kandungan - Dokter Spesialis Bedah - Dokter Spesialis P. Dalam - Dokter Spesialis Radiologi - Dokter Spesialis Mata - Dokter Spesialis THT - Dokter Spesialis Kulit Kelamin - Dokter Spesialis Fisioterapi - Dokter Gigi 08.00 – Selesai Pencapaian 2014 50% 2015 50% Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 70% 80% 90% Penanggung Jawab 2019 100% 75% 75% 80% 85% 90% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 50% 50% 70% 80% 90% 100% 0% 0% 0% 100% 100% 100% Ka. Inst Rawat Jalan 0% 0% 0% 0% 25% 50% 0% 0% 0% 0% 25% 50% 0% 0% 0% 0% 25% 50% 0% 0% 0% 80% 0% 25% 50% 75% 08.30 Selesai 100% 08.30 Selesai 100% 90% 08.30 – Selesai 100% 100% 08.30 Selesai 100% - Rawat Inap 100% 100% 70% 08.30Selesai 100% - Rawat Jalan 60% 60% 60% 70% 80% 90% 98% a. Dokter Spesialis b. Perawat Minimal D3 a. Anak b. Penyakit Dalam c. Kebidanan d. Bedah 50% 100% 50% 100% 70% 100% 80% 100% 90% 100% 100% 100% Komite Mutu Komite Keperawatan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ka. Inst Rawat Inap Komite Medik 09.30-Selesai 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ka. Inst Rawat Jalan Ka. Inst Rawat Jalan 37 Indikator Kinerja Jam visite dokter spesialis SPM 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja Pemberi pelayanan persalinan a. Dokter SpOG normal b. Dokter Umum terlatih (asuhan persalinan normal) c. Bidan Pemberi pelayanan persalinan Tim PONEK yang dengan persalinan penyulit terlatih Pemberi pelayanan persalinan a. Dokter SpOG dengan tindakan operasi b. Dokter Sp A c. Dokter Sp AN Pemberi pelayanan unit intensif Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan a. Dokter Spesialis Anestesi dan dokter spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani b. 100% perawat minimal D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU setara (D4) 100% Terlayani Pencapaian 2014 10.00 s/d 12.00 5% 20% 2015 08.00 s/d 14.00 5% 30% Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 08.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d 14.00 14.00 14.00 10% 40% 15% 45% 15% 50% 2019 08.00 s/d 14.00 Penanggung Jawab Ketua Komite Medik/Mutu/Tim Mutu 15% 55% Komite Mutu 75% 1 Tim 100% 0% 0% 65% 1 Tim 50% 1 Tim 40% 1 Tim 35% 1 Tim 30% 1 Tim 100% 50% 50% 100% 60% 60% 100% 60% 60% 100% 60% 60% 0% 100 % 50% 50% - 100% 100% 100% 100% 0% - 50% 60% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ka. Inst Rawat Inap Komite Mutu Komite Medik / Mutu Direktur RSUD Kotaagung (*) 2014 (semester 1) 38 c. Terpenuhinya standar pelayanan RS dan standar pelayanan medis Capaian Indikator Kinerja SPM 2014* Jam buka pelayanan 24 jam 24 Jam gawat darurat Waktu tanggap dokter di ≤5 Menit setelah 5 Menit gawat darurat pasien datang Ketersediaan pelayanan - Dr. Spesialis Anak di rawat jalan - Dr. Spesialis 50% Kandungan 75% - Dr. Spesialis Bedah 100% - Dr. Spesialis 50% Penyakit Dalam - Dr. Spesialis Mata 0% - Dr. Spesialis THT 0% - Dr. Spesialis Kulit 0% Kelamin - Dr. Spesialis 0% Fisioterapi 50% - Dokter Gigi Jam buka pelayanan 08.00 s/d Selesai 09.30 – rawat jalan Selesai Waktu tunggu dirawat 20 – 60 Menit 60 Menit jalan Penegakan diagnosis TB 60% 60% melalui pemeriksaan mikroskopis TB dirawat jalan Terlaksananya kegiatan 60% 60% pencatatan dan pelapporan TB di RS pada rawat jalan 2015 Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 Penanggung Jawab 2019 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam Kepala IGD 5 Menit 5 Menit 5 Menit 5 Menit 5 Menit Kepala IGD / Tim Mutu 50% 75% 100% 50% 70% 80% 100% 70% 80% 85% 100% 80% 90% 90% 100% 90% 100% 100% 100% 100% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 25% 25% 25% 50% 50% 50% 0% 70% 0% 75% 0% 80% 0% 90% 25% 100% 09.00 – 08.30 – Selesai Selesai 60 40 Menit Menit 60% 70% 08.30 – Selesai 30 Menit 08.30 – Selesai 20 Menit 08.30 – Selesai 10 Menit 80% 90% 98% Ka. Inst Rawat Jalan Ka. Inst Rawat Jalan Ka. Inst Rawat Jalan Ka. Inst Rawat Jalan 60% 70% 80% 80% 80% Ka. Inst Rawat Jalan 39 Ketersediaan pelayanan di rawat inap Kejadian infeksi pasca operasi di rawat inap Kejadian infeksi nosokomial di rawat inap Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB di Rawat inap Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS pada rawat inap Waktu tunggu operasi elektif dibedah sentral Tidak adanya kejadian operasi salah sisi Tidak adanya kejadian operasi salah orang Tidak adanya salah tindakan pada operasi Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing/lain pada tubuh pasien setelah operasi Rata-rata pasien yang kembali keperawatan intensif dengan kasus yang sama <72 jam di ICU a. Anak b. Penyakit Dalam c. Kebidanan d. Bedah ≤ 1,5% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 2% 2% <1,5% <1,5% <1,5% <1,5% - <1,5% <1,5% <1,5% <1,5% <1,5% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ka. Inst Rawat Inap 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ka. Inst Rawat Inap ≤ 1,5% Ka. Inst Rawat Inap Komite Medik Ketua Komite Mutu / Tim Mutu Ketua Komite Mutu / Tim Mutu 100% 100% ≤ 2 hari 7 Hari <6 Hari <5 Hari <4 Hari <3 Hari <3 Hari 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% ≤3% ≤2% ≤2% ≤2% ≤2% ≤2% ≤2% Ka. Inst Bedah Sentral Ka. Inst Bedah Sentral/Komite Medis Ka. Inst Bedah Sentral/Komite Medis Ka. Inst Bedah Sentral/Komite Medis Ka. Inst Bedah Sentral/Komite Medis Komite Medik / Mutu 40 Waktu tunggu hasil pelayanan thoraks foto Kejadian kegagalan layanan rontgen Waktu tunggu pelayanan a. Obat jadi b. Obat racik Untuk 1 orang kurang dari 3 jam 2 – 3% <= 3 Jam Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksaan laboratorium Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi medik yang direncanakan Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan pemberian obat Penulisan resep sesuai formularium Ketepatan waktu pemberian makanan pada pasien Tidak adanya kesalahan pemberian diet Kejadian reaksi transfusi Kelengkapan pengisian rekam medi 24 jam setelah selesai pelayanan Maksimal 140 Menit 40 Menit 100% 3% <= 3 Jam 3% <= 3 Jam <= 3 Jam <= 3 Jam <= 3 Jam Ka. Inst Radiologi 2,5% 2% Ka. Inst Radiologi 2,5% 2,5% Ka. Inst Farmasi a. ≤30 Menit b. ≤60 Menit ≤50 Menit ≤60 Menit 30-60 Menit 100% ≤35 Menit ≤40 Menit 30 - 60 Menit 100% ≤30 Menit ≤30 Menit ≤20 Menit ≤30 Menit 100% ≤50 Menit ≤60 Menit 30-60 Menit 100% 30-60 Menit 100% 30 - 60 Menit 100% Ka. Instg Laboratorium Ka. Inst Laboratorium ≤50% 50% 50% 50% 40% 30% 30% Ka. Inst Rehabilitasi Medik 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ka. Inst Farmasi 100% 80% 85% 90% 90% 95% 95% Ka. Inst Farmasi 90% 90% 90% 90% 90% 100% 100% Ka. Inst Gizi / Ka. Inst Rawat Inap 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% ≤0,01% 100% 0% 100% 0% 100% 0% 100% 0% 100% 0% 100% 0% 100% Ka. Inst Gizi / Ka. Inat Rawat Inap Kepala UTD RS Ka. Inst Rekam Medis 60% 60% 41 Kelengkapan informed consent setelahmendapatkan informasi yang jelas Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah Respon time pelayanan ambulan ce oleh masyarakat yag membutuhkan Waktu tanggap atau respon time pelayanan pemulasaraan jenazah Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat Ketepatan waktu pemeliharaan alat Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ka. Inst Rekam Medis 10 Menit - 20 Mnt 15 Mnt 10 Mnt 10 Mnt 10 Mnt Ka. Inst Rekam Medis 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam 24 Jam Ka. Inst Pemusalaraan Jenazah Sesuai ketentuan daerah Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Ka. Inst Pemusalaraan Jenazah ≤2 Jam - ≤4 Jam ≤3 Jam ≤3 Jam ≤3 Jam ≤2 Jam Ka. Inst Pemusalaraan Jenazah ≥80% 25% 25% 40% 60% 70% 75% Kepala IPRS 100% - 40% 60% 75% 90% 100% Kepala IPRS 100% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Ka. Inst Loundry (*) 2014 (semester 1) d. Peningkatan kinerja pemerintahan Indikator Kinerja Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap SPM Capaian 2014 2015 24 Jam ≤4 Jam Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 Penanggung Jawab 2019 ≤2 Jam ≤3 Jam ≤2,5 Jam ≤2,5 Jam ≤2 Jam Bagian Keuangan (*) 2014 (semester 1) 42 3. PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran berkaitan dengan penyediaan dan pengembangan SDM, komitmen SDM, serta penyediaan insfrastruktur rumah sakit. a. Memenuhi kebutuhan tenaga sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan, dengan indikator sebagai berikut : Capaian Batas Waktu Pencapaian Indikator Kinerja SPM 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kemampuan menangani life 75% - 97% 68% 70% 75% 80% 85% 90% saving anak dan dewas Pemberian pelayanan a. Dokter 66% 20% 40% 50% 60% 70% 80% kegawatdaruratan yang 90% 25% 50% 60% 70% 80% 90% bersertifikat yang masih berlaku b. Perawat 72% (ATLS/BTLS/ACLS/PPGD) Kesediaan tim penanggulangan Satu Tim 0 100% 100% 100% 100% 100% bencana Dokter pemberi pelayanan 100% Dokter 100% 100% 100% 100% 100% 100% polokilinik spesialis Spesialis Pemberi pelayanan rawat inap a. Dokter 50% 50% 70% 80% 90% 100% Spesialis b. Perawat 100% 100% 100% 100% 100% 100% minimal pendidikan D3 Pemberi pelayanan persalinan a. Dokter SpOG 5% 5% 10% 15% 15% 15% normal b. Dokter Umum 20% 30% 40% 45% 50% 55% Terlatih (Asuhan persalinan normal) c. Bidan 75% 65% 50% 40% 35% 30% Pemberi pelayaan persalinan Tim PONEK 1 Tim 1 Tim 1 Tim 1 Tim 1 Tim dengan penyulit yang terlatih Penanggung Jawab Kepala IGD Kepala Diklat RSUD Kepala Diklat RSUD Ka. Inst Rawat Jalan Ka. Inst Rawat Inap Komite Mutu Ka. Inst Rawat Inap 43 a. Dokter SpOG b. Dokter Sp A c. Dokter Sp AN 100% Capaian 2014 100% 0% 0% 20% 100% 50% Indikator Kinerja SPM Pemberi pelayanan persalinan dengan tindakan operasi di OK kebidanan Presentasi KB yang dilakukan oleh tenaga yang kompeten dr.Sp OG, Sp. B, Sp. U dan dari Umum yang terlatik Presentasi peserta KB mantap yang mendapatkan konseling KB mantap oleh bidan yang terlatih Pemberi pelayanan unit intensif di ICU a. Dokter Spesialis Anestesi dan Dokter Spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani b. 100% perawat minimal D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU setara (D4) Pelaksana expertise radiologi D3 Radiologi Pelaksana expertise laboratorium Dokter Sp PK Adanya anggota tim yang 100% terlatih 2015 100% 50% 50% 25% Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 100% 100% 100% 50% 60% 60% 50% 60% 60% 30% 35% 405 2019 100% 60% 60% 45% 60% 70% 100% 80% 90% Penanggung Jawab 0% - 100% 100% 100% 100% 0% - 50% 60% 80% 100% 100% 0% 100% 0% 0% 100% 0% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Komite Mutu Ka. Bid Pelayana Ka. Sie Pelayanan Medik Komite Medik / Mutu Ka. Inst Radiologi Ka. Inst Laboratorium (*) 2014 (semester 1) 44 b. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme dan kinerja pegawai, degan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut : Capaian Batas Waktu Pencapaian Penanggung Jawab Indikator Kinerja SPM 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Dokter penanggung jawab 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ka. Inst Rawat Inap pasien di rawat inap Jam visite dokter spesialis 08.00 – 14.00 10.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d 08.00 s/d Ka. Komite Medik dirawat inap setiap hari kerja 12.00 14.00 14.00 14.00 14.00 14.00 /Mutu/Tim Mutu Karyawan yag mendapatkan ≥60% 5% 5% 10% 20% 30% 40% Ka. Bagian Tata pelatihan minimal 20 jam Usaha setahun (*) 2014 (semester 1) c. Peningkatan kesejahteraan pegawai, dengan indikator beserta target kinerjanya sebagai berikut : Capaian Batas Waktu Pencapaian Indikator Kinerja SPM 2014 2015 2016 2017 2018 Ketepatan waktu pengurusan gaji 100% 70% 70% 80% 90% 100% berkala Penanggung Jawab 2019 100% Ka. Bagian Tata Usaha (*) 2014 (semester 1) d. Meningkatkan dan mengembangkan manajemen RS yang baik sesuai dengan prinsip Good Cooporate Governance dan Clinica Governance, dengan indikator beserta target kinerja sebagai berikut : Capaian Batas Waktu Pencapaian Penanggung Jawab Indikator Kinerja SPM 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Kelengkapan laporan akuntabilitas 100% 85% 85% 90% 95% 100% 100% Direktur RS kinerja Ketepatan waktu pengusulan 100% 90% 90% 100% 100% 100% 100% Ka. Bagian TU kenaikan pangkat Kegiatan pencatatan dan pelaporan ≥75% 25% 25% 40% 50% 60% 75% Tim PPI RS infeksi nosokomial/HAI (Health Care Associated Infection) dirumah sakit (*) 2014 (semester 1) 45 e. Mewujudkan organisasi RS struktur yang efektif dan efisien Capaian Indikator Kinerja SPM 2014 Tindak lanjut penyelesaian hasil 100% 80% pertemuan direksi 2015 80% Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 90% 100% 100% Penanggung Jawab 2019 100% Direktur RS (*) 2014 (semester 1) f. Memelihara dan meningkatnya kerja sam lintas sektoral dengan pihak ketiga Capaian Batas Waktu Pencapaian Indikator Kinerja SPM 2014 2015 2016 2017 2018 Kebutuhan darah dari setiap 100% 50% 60% 70% 80% 90% pelayanan transfusi Terlayani Penanggung Jawab 2019 100% Kepala UTD RS (*) 2014 (semester 1) g. Tersedianya obat-obatan dan perbekalan kesehatan lainnya yang memadai baik jenis maupun jumlahnya sesuai dengan permasalahan RS dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Capaian Batas Waktu Pencapaian Penanggung Jawab Indikator Kinerja SPM 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Waktu tunggu pelayanan a. Obat jadi a. ≤30 Menit 60% ≤50 Menit ≤50 Menit ≤35 Menit ≤30 Menit ≤20 Menit Ka. Inst Farmasi b. Obat racikan b. ≤60 Menit 60% ≤60 Menit ≤60 Menit ≤40 Menit ≤30 Menit ≤30 Menit Tidak adanya kejadian kesalahan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ka. Inst Farmasi pemberian obat Penulisan resep formularium 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Ka. Inst Farmasi (*) 2014 (semester 1) h. Tersedianya sarana dan prasarana RS yang memadai dan memenuhi standar Capaian Batas Waktu Pencapaian Indikator Kinerja SPM 2014 2015 2016 2017 2018 Buku mutu limbah cair a. BOD <30 mg/I 0% 100% 100% 100% b. COD <80 mg/I <80 mg/I <80 mg/I <80 mg/I <80 mg/I c. TSS <30 mg/I <30 mg/I <30 mg/I <30 mg/I <30 mg/I d. PH 6-9 PH 6-9 PH 6-9 PH 6-9 PH 6-9 Pennggung Jawab 2019 100% <80 mg/I <30 mg/I PH 6-9 Kepala IPRS Ka. Inst Kesling 46 Tidak adanya kejadian linen 100% yang hilang Tersedianya APD disetiap ≥60% instalasi/departemen Peralatan laboratorium da alat 100% ukur yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi 90% 90% Ka. Inst Loundry 60% 60% 70% 80% 20% 20% 70% 80% 90% 100% Ketua Komite PPI Tim PPI 20% 40% 60% 80% 80% 80% Ka. Inst Laboratorium (*) 2014 (semester 1) i. Terolahnya limbah/sampah RS baik sampah medis maupun sampah non medis Capaian Batas Waktu Pencapaian Indikator Kinerja SPM 2014 2015 2016 2017 2018 Pengelolaan limbah padat 100% 100% 100% 100% 100% 100% infeksius sesuai dengan aturan Penanggunga Jawab 2019 100% Kepala IPRS Kepala K3 RS (*) 2014 (semester 1) j. Tercapainya kualitas air minum dan air bersih di RS sesuai persyaratan fisika kimia dan bakteriologis Capaian Batas Waktu Pencapaian Indikator Kinerja SPM 2014 2015 2016 2017 2018 Buku mutu limbah cair a. BOD <30 mg/I 0% 100% 100% 100% b. COD <80 mg/I <80 mg/I <80 mg/I <80 mg/I <80 mg/I c. TSS <30 mg/I <30 mg/I <30 mg/I <30 mg/I <30 mg/I d. PH 6-9 PH 6-9 PH 6-9 PH 6-9 PH 6-9 Pengelolaan limbah padat 100% 100% 100% 100% 100% 100% infeksius sesuai dengan aturan Penaggung Jawab 2019 100% <80 mg/I <30 mg/I PH 6-9 100% Kepala IPRS Ka. Inst Kesling Kepala IPRS Kepala K3 RS (*) 2014 (semester 1) e. Terpenuhinya persyaratan kesehatan kerja di RS Indikator Kinerja Tersedianya APD disetiap instalasi/departemen SPM ≥60% Capaian 2014 20% 2015 Batas Waktu Pencapaian 2016 2017 2018 2019 20% 70% 100% 80% 90% Penanggung Jawab Ketua Komite PPI Tim PPI (*) 2014 (semester 1) 47 BAB V PROGRAM RUMAH SAKIT DAERAH KOTAAGUNG KABUPATEN TANGGAMUS 1. Sumber Pendanaan Program Kerja Sumber Anggaran untuk program kegiatan RSUD Kotaagung No 1 2 3 4 5 6 7 8 Program Kerja Belanja pegawai PNS/Tunjangan Penghasilan/Jasa Belanja pegawai Non PNS Pelayanan Administrasi Kantor Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana RS Program peningkatan kapasitas SDM Program obat dan perbekalan kesehatan Program pemeliharaan sarana dan prasarana RS Sumber Anggaran JKN APBD 3.425.194.774 6.691.235.753 10.116.430.527 10.116.430.527 1.627.800.000 1.627.800.000 3.320.400.000 1.275.141.840 1.845.238.841 1.845.238.841 10.367.328.831 10.367.328.831 570.097.001 367.328.831 10.000.000.000 Total 771.429 408.424.816 409.196.245 1.227.588.733,71 2.174.739.807 998.250.000 3.172.989.807 3.172.989.807 608.268.857 525.498.399 1.133.767.256 1.782.081.857 2.084.484.250 2.084.484.250 2.084.484.250 DAK dan Sharing JUMLAH APBN Kebutuhan Ideal RSUD 6.779.071.868 13.978.163.889 10.000.000.000 30.757.235.757 33.916.542.847 Sumber : Sub Bag Keuangan tahun 2014 2. Pendapatan Rumah Sakit No Jenis Kegiatan 1 PAD 2 PAD JKN 3 JKN Jumlah Pendapatan Pertahun Sisa Pendapatan dikurangi Kegiatan 925.992.988 925.992.988 152.142.780 152.142.780 7.940.439.091 1.161.367.222 Total Pendapatan 2.239.502.990 Sumber : Sub Bag Keuangan tahun 2014 Kekurangan Anggaran sebesar 3,159,244,090,- 48 BAB VI PENUTUP Rencana strategi bisnis RSUD Kotaagung Kabupaten Tanggamus tahun 2014 – 2019 yang telah disusun ini dimaksudkan sebagai petunjuk arah yang jelas dalam menerapkan praktek bisnis yang sehat untuk kurun waktu 5 tahun mendatang. Untuk dapat terlaksananya rencana strategi bisnis ini perlu mendapat dukungan (komitmen) dan partisipasi seluruh karyawan RSUD Kotaagung serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus baik bersifat materiil, administratif maupun politis. Apabila dalam kurun waktu pelaksanaannya, terdapat suatu aturan/ketentuan yang mengharuskan perubahan yang mendasar maka rencana Strategi Bisnis akan disesuaikan atau direvisi. Saran dan kritik membangun sangat diharapkan guna sempurnanya rencana strategi bisnis ini sehingga sarana-saran strategi dapat dicapai sesuai target yag direncanakan. BUPATI TANGGAMUS, BAMBANG KURNIAWAN 49 DAFTAR PUSTAKA Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Pengembangan Renstra – Sebuah Pengantar, BPKP, Jakarta: 2003 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Balanced Scorecard-Penerapannya pada Organisasi Sektor Publik: Suatu Pengantar, BPKP, Jakarta: tanpa tahun Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP, Jakarta: 2004 BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Pedoman Teknis Asistensi Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran Rumah Sakit sebagai Badan Layanan Umum, BPKP Jatim, Surabaya: 2008 BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur, Pedoman Teknis Asistensi Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Rumah Sakit sebagai Badan Layanan Umum, BPKP Jatim, Surabaya: 2008 Departemen Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum Kaplan, Robert S. and Anthony A. Atkinson, Advanced Management Accounting, 3rd Ed., Prentice Hall, New Jersey: 1989 Kaplan, Robert S. and David P. Norton, The Balanced Scorecard-Translating Strategy into Action, Harvard Business School Press, Boston, Massachusetts: 1996 Kaplan, Robert S. and David P. Norton, Strategy Maps-Converting Intangible Assets into Tangible Outcomes, Harvard Business School Press, Boston, Massachusetts: 2004 Kementerian Keuangan, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran BLU 50 55