Interpersonal Communication Skill

advertisement
03
Modul ke:
Fakultas
FIKOM
Program Studi
Marcomm &
Advertising
Interpersonal
Communication Skill
Budaya Dalam Komunikasi Interpersonal
Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi.
Budaya ?
• “Budaya” merujuk pada karakteristik gaya hidup yang
dimiliki oleh sekelompok orang, termasuk nilai,
kepercayaan, artefak, perilaku, dan cara
berkomunikasi.
• Budaya memungkinkan sekelompok orang untuk
memproduksi dan mengembangkan bahasa, cara
berfikir, kesenian, hukum, hingga agama.
Budaya ?
• Budaya BUKANLAH sinonim dari kebangsaan atau ras.
• Namun, anggota/masyarakat dari sebuah ras atau
bangsa biasanya diajarkan kepercayaan, sikap, dan
nilai yang sama dengan anggota masyarakat lainnya.
• Budaya diturunkan dari satu generasi ke generasi
lainnya bukan melalui genetik, tapi melalui
komunikasi.
Budaya
Enkulturasi
Akulturasi
• Proses Pembelajaran
Seseorang terhadap
budaya asal (Budaya
Native)
• Proses Pembelajaran
Seseorang terhadap
budaya lain/Asing
Budaya dan Komunikasi
• Kepercayaan dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh
suatu budaya mengenai suatu hal dapat
mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang
mengenai hal tersebut.
– Gender
– Agama
– Keluarga
– Orientasi waktu
– Sudut pandang mengenai kehidupan di dunia
Perbedaan Budaya dan Komunikasi
• Jarak Kekuasaan
• Budaya Maskulin danFeminin
• Orientasi Individual dan Kolektif
• Budaya Tinggi dan Rendah
Jarak Kekuasaan (Power Distance)
• Di beberapa budaya, kekuasaan terkonsentrasi pada kendali
sekelompok orang. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan
antara orang-orang yang memegang kekuasaan dengan
masyarakat umum – Ini disebut dengan budaya jarak
kekuasaan tinggi. Contohnya budaya di Meksiko, Brazil, India,
Filipina.
• Di budaya jarak kekuasaan rendah, kekuasaan berada ditangan
rakyat, misalnya seperti di Denmark, New Zealand, Swedia,
dan Amerika Serikat.
• Perbedaan antara 2 budaya ini terlihat dari hubungan
interpersonal yang dijalin oleh masyarakatnya. Baik dalam
pertemanan, percintaan, keluarga, dll.
Budaya Maskulin & Feminim
• Di negara-negara yang menganut budaya maskulin tinggi,
masyarakat didorong untuk menjadi lebih tegas, ambisius, dan
kompetitif.
• Sedangkan anggota masyarakat yang menganut budaya
feminin tinggi didorong untuk memiliki kehidupan yang lebih
berkualitas, bersikap rendah hati dan sederhana, serta
membangun hubungan interpersonal yang dekat dengan orang
lain.
• Perbedaan antara 2 budaya ini terlihat dari sudut pandang
masyarakatnya terhadap konflik. Pada budaya maskulin, solusi
menghadapi konflik terfokus pada menang atau kalah,
sedangkan pada budaya feminin terfokus pada win-win
solution.
Orientasi Individu & Kolektif
• Masyarakat yang memiliki budaya individual melihat dirinya
sebagai orang yang independen. Fokus perhatiannya adalah
pada seberapa besar daya yang seseorang miliki, dan
bagaimana Ia berbeda dengan orang lain dari kelompoknya.
• Sedangkan anggota masyarakat yang memiliki budaya kolektif
lebih bersikap ketergantungan dengan orang lain. Fokusnya
ada pada kontribusi yang seseorang berikan pada
kelompoknya, dan bagaimana Ia memilki berbagai kesamaan
dengan orang lain dari kelompoknya.
• Budaya Individu menekankan pada kompetisi sedangkan
budaya Kolektif menekankan pada kerjasama.
Contoh Iklan Budaya Individual dan Kolektif
Contoh Iklan Budaya Individual dan Kolektif
Contoh Iklan Budaya Individual dan Kolektif
Contoh Iklan Budaya Individual dan Kolektif
Konteks Budaya Tinggi & Rendah
• Konteks budaya tinggi memiliki kemiripan dengan budaya
kolektif. Contohnya Jepang, Arab, Amerika Latin, Thailand, dll).
Komunikasi yang terjadi pada budaya ini bersifat lebih implisit
(tertutup)
• Sedangkan budaya rendah memiliki kemiripan dengan budaya
individualis. Contohnya Jerman, Swedia, Amerika Serikat, dll).
Komunikasi yang terjadi pada budaya ini bersifat eksplisit
(terbuka).
• Budaya Individu menekankan pada kompetisi sedangkan
budaya Kolektif menekankan pada kerjasama.
Komunikasi Antar Budaya
Kemampuan berkomunikasi efektif kepada orang lain
yang memiliki budaya berbeda membantu kita “survive”
dalam lingkungan baru atau dalam era globalisasi
seperti sekarang ini.
Culture Shock
• “Culture Shock” adalah reaksi psikologis yang dialami
seseorang saat berada ditengah-tengah budaya asing
(Ward, Bochner & Furnham, 2001; Wan, 2004)
• Culture shock dapat menyebabkan perasaan terasing,
dan frustasi.
• Culture shock dapat terjadi karena ketidakmampuan
seseorang untuk berkomunikasi dengan orang-orang
baru, dan kurangnya informasi mengenai aturan, dan
situasi yang berlaku ditempat asing tersebut.
Tahapan Culture Shock
1. Kegembiraan.
pada tahap ini seseorang mengalami kegembiraan karena berada
ditempat baru, bertemu orangorang baru.
2. Krisis
Pada tahap ini, perbedaan antara budaya asal dan budaya asing mulai
menjadi masalah. Disinilah culture shock mulai benar-benar terasa.
3. Pemulihan
Pada tahapan ini seseorang sudah memiliki kemampuan untuk
beradaptasi dan belajar serta menerima lingkungan barunya.
4. Penyesuaian
Pada tahap terakhir ini, seseorang sudah dapat menikmati keadaan
barunya dan mulai mengadaptasi budaya baru sebagai budaya
pribadinya.
Cara Mengatasi Culture Shock
• Menjalin hubungan pertemanan dan networking dengan
orang-orang baru
• Memperbanyak porsi interaksi dengan masyarakat lokal
• Meminta bantuan profesional untuk menyesuaikan diri dengan
masalah perbedaan budaya
Terima Kasih
Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi.
Download