PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tubuh makhluk hidup dibekali dengan sistem pertahan untuk melindungi diri dari serangan benda asing yang dapat menimbulkan infeksi atau kerusakan jaringan. Lingkungan di sekitar tubuh mengandung berbagai jenis unsur patogen, misalnya bakteri, virus, fungus, protozoa dan parasit yang dapat menyebabkan infeksi. Infeksi yang terjadi umumnya singkat dan jarang meninggalkan kerusakan permanen. Hal ini disebabkan tubuh makhluk hidup memiliki suatu sistem yaitu sistem imun yang melindungi tubuh terhadap unsur-unsur patogen (Febriansyah, 2009). Immunologic surveillance yang dilakukan oleh sistem imun baik selular maupun humoral berhubungan dengan keberadaan mikroba patogen di dalam tubuh. Makin baik peran yang ditunjukkan oleh fungsi dan jumlah sel imunokompeten, akan makin baik fungsi immunologic surveillance yang dilakukan. Pada keadaaan fungsi dan jumlah sel imunokompeten dalam tubuh kurang memadai, upaya peningkatan melalui pemberian imunostimulator menjadi sangat vital (Kusmardi et al., 2007). Imunomodulator adalah senyawa tertentu yang dapat meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh baik secara spesifik maupun non spesifik, mekanisme kerjanya melalui induksi non spesifik melalui mekanisme pertahanan seluler maupun humoral (Bellanti, 1993). Penggunaan imunostimulator dalam terapi, kadang kala mengalami hambatan. Di antara hambatan yang sering kali muncul adalah mahalnya imunostimulator yang tersedia di pasar obat berpaten, 1 2 yang mayoritas diimpor dari luar negeri. Dengan adanya permasalahan tersebut perlu dipertimbangkan untuk memperoleh imunostimulator dari bahan alam, sehingga faktor harga dapat ditekan (Kusmardi et al., 2007). Obat herbal atau phytomedicines, merupakan salah satu komponen penting dalam sistem pengobatan tradisional di negara berkembang. Sistem pengobatan tradisional umumnya merupakan bagian yang terintegrasi dengan sejarah dan budaya lokal di tiap negara. Budaya lokal dalam pengobatan tradisional memainkan peranan penting dalam penemuan obat modern saat ini dan yang akan datang. Di negara maju telah menyebar beberapa jenis pengobatan tradisional dan menjadi bagian dari sistem kesehatan di negara tersebut yang kemudian disebut sebagai sistem pengobatan komplementer dan alternatif (CAM, complementary and alternative system of medicine) (Febriansyah, 2009). Kandungan ellagic acid dan zat antioksidan yang tinggi memiliki peran sebagai pelindung tubuh dari radikal bebas, termasuk sel kanker (Budiman dan Saraswati, 2010). Kandungan fenolik dalam buah stroberi memiliki aktivitas antioksidan dan aktivitas antiproliferativ dengan menghambat pertumbuhan sel tumor secara in vitro (Zhang et al., 2008). Fitokimia yang sangat bermanfaat adalah Flavonoid. Flavonoid yang terdapat pada tanaman khususnya pada stroberi berpotensi sebagai antibakteri, antiviral, antiinflamasi, antialergi, antimutagenik, antitrombotik, dan aktivitas vasodilatasi (Larbier dan Leclerco, 1992). Staphylococcus aureus (S. aureus ) merupakan salah satu penyebab utama mastitis pada sapi perah yang menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar akibat penurunan produksi susu, serta dapat menginfeksi manusia atau bersifat 3 zoonosis (Warsa, 1994). Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan makanan karena mensekresikan dua jenis toksin yang mempunyai akifitas sebagai superantigen yaitu enterotoksin dan Toxic Shock Syindrom (TSS) toxin. Secara sistemik, enterotoksin juga dapat menyebabkan shock syndrom. Jika Toxic Shock Syndrome (TSS) Toxin memasuki sirkulasi darah akan menyebabkan gejala shock, mual dan muntah-muntah ( Anonim, 1997; Clements, 1997; Todar, 2005). Selain itu, Staphylococcus aureus dapat menyebabkan lesi pada permukaan kulit seperti melepuh dan furunkolosis. Infeksi serius dapat berupa mastitis, meningitis dan infeksi saluran perkencingan, maupun penyebab sekunder seperti cacar, difteri, batuk sepsis, demam scarlet, tuberculosis (TBC), dan pneumonia (Merchant dan Parker, 1961). Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ektrak buah stroberi (Fragaria x ananassa) terhadap efek imunomodulator melalui pengukuran aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag peritoneum mencit putih (Mus musculus) yang diinduksi Staphylococcus aureus. Manfaat Penelitian Memperkenalkan tanaman yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh yang diketahui dengan adanya aktivitas fagositosis peritoneal mencit dengan biaya yang lebih murah dan efektif.