Vitri Widyaningsih, dr Rancangan penelitian kesehatan berdasar klasifikasi penelitian Rancangan pnltn Jenis Contoh Observasional (noneksperimen) Deskriptif Lap kasus Studi kasus Survei Cross sectional Kasus kontrol Kohort Analitik Eksperimen Laboratorium Klinik Epidemiologi Biomedik Trial klinik Intervensi komunitas Penelitian cross sectional = penelitian transversal = penelitian potong lintang Variabel bebas (faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) diobservasi hanya sekali pada saat yang sama Agens (penyakit) Individu/host F risiko eksternal sakit F risiko internal Efek selalu variabel tergantung F risiko dpt sbg variabel bebas, perantara, pendahulu/ prakondisi SKEMA CROSS SECTIONAL Efek (+) F risk (+) Efek (-) Populasi/ sampel Efek (+) F risk (-) Efek (-) Tabel EFEK CROSS SECTIONAL Ya Tidak Ya A B Tidak C D FAKTOR RISIKO 40 pasien 14/20 : 7/20 = 2 : 1 EFEK CROSS SECTIONAL Ya Tidak Ya 14 6 Tidak 7 13 FAKTOR RISIKO LANGKAH CROSS SECTIONAL Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai Mengidentifikasi variabel penelitian Menetapkan subjek penelitian Melakukan observasi/ pengukuran Melakukan analisis Intepretasi hasil Rasio Prevalens Prevalensi pada kelompok dengan faktor risiko dibanding prevalensi pada kelompok tanpa faktor risiko Rasio Prevalens : RP = A/A+B : C/(C+D) Menghitung rasio prevalens = 1 tidak berefek ( netral) > 1 variabel merupakan faktor risiko < 1 variabel merupakan faktor protektif Kelebihan Cross Sectional Mudah, ekonomis, hasil cepat didapat Dapat meneliti banyak variabel sekaligus Kemungkinan subjek “drop out” kecil Tidak banyak hambatan etik Dapat sebagai dasar penelitian selanjutnya Kelemahan cross sectional Sulit menetapkan mekanisme sebab akibat Subjek penelitian cukup besar terutama bila variabel banyak dan faktor risk relatif jarang ditemukan Kurang tepat untuk mempelajari penyakit dengan kurun waktu sakit pendek Kesimpulan korelasi paling lemah dibanding case control atau cohort Tidak dapat menggambarkan perjalanan penyakit faktor risiko, diagnosis, prognosis CASE CONTROL Mempelajari seberapa jauh f risiko mempengaruhi terjadinya efek Hub sebab akibat : cross sectional < case control < cohort F risk dipelajari melalui pendekatan retrospektif efek diidentifikasi saat ini, f risk diidentifikasi masa lalu F risk (+) retrospektif Efek (+)/ kasus F risk (-) Matching/ Non matching F risk (+) retrospektif F risk (-) Efek (-)/ kontrol Tabel EFEK Case Control Ya Tidak Jumlah Ya A B A+B Tidak C D C+D jumlah A+C B+D A+B+C+D FAKTOR RISIKO Tahapan kasus kontrol 1. 2. 3. 4. 5. Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai Menetapkan variabel penelitian Menetapkan subjek penelitian Melakukan pengukuran variabel Analisis hasil Menentukan kasus Insidens ( baru) atau prevalens ( baru + lama) Tempat pengumpulan kasus Waktu diagnosis Cara menetapkan kel kontrol Populasi yang sama dgn kasus “matching” Kontrol lebih dari 1 kelompok Intepretasi hasil OR ( Odds Ratio ) Insiden pada kelompok dengan faktor risiko dibanding insiden pada kelompok tanpa faktor risiko A/A+B : C/C+D Kelebihan kasus kontrol 1. 2. 3. 4. 5. 6. Cocok untuk mempelajari penyakit yg jarang ditemukan Hasil cepat, ekonomis Subjek penelitian bisa lebih sedikit Memungkinkan mengetahui sejumlah faktor risiko yang mungkin berhubungan dengan penyakit Kesimpulan korelasi > baik, krn ada pembatasan dan pengendalian f risk Tidak mengalami kendala etik Kelemahan kasus kontrol Bias Tdk diketh pengaruh variabel luar yg tak terkendali dgn teknik matching Pemilihan kontrol dgn mathcing akan sulit bila faktor risiko yg di “matching”kan banyak Kelompok kasus dan kontrol tidak random apakah faktor luar seimbang? TO BE CONTINUED……………..