sejarah dakwah rasul periode madinah

advertisement
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA
DA’WAH RASULULLAH PERIOE MADINAH
Disusun Oleh :
Nama
: Novita Suci Pratiwi
Kelas
: X.G
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
SMA NEGERI 1 WIDODAREN
Tahun Ajaran 2010-2011
SEJARAH DAKWAH RASULULLAH
PERIODE MADINAH
A. KETELADANAN RASULULLAH PRIODE MADINAH
1. Sejarah Da’wah Rasulullah Priode Madinah
Dakwah Rasulullah yang dilakukan si Mekkah baik secara sembunyisembunyi maupun terang-terangan berlangsung selama 13 tahun.
Rintangan makin lama makin bertambah karena itu Allah Menyediakan
Tempat yang subur untuk da’wah yaitu Madinah. Disinilah membangun
umat untuk dijadikan duta keseluruh pelosok dunia. Beberapa
Peristiwa Penting tentang. Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah
Pertama
Tersebarnya berita tentang masuk Islamnya sekelompok penduduk
Yatsrib (Madinah), membuat orang-orang kafir Quraisy semakin
meningkatkan tekanan terhadap orang-orang Mukmin di Makkah. Lalu
Nabi saw. memerintahkan kaum Mukminin agar hijrah ke kota
Madinah. Para sahabat segera berangkat menuju Madinah secara
diam-diam, agar tidak dihadang oleh musuh. Namun Umar bin Khattab
justru mengumumkan terlebih dahulu rencananya untuk berangkat ke
pengungsian kepada orang-orang kafir Makkah. Ia berseru, “Siapa di
antara kalian yang bersedia berpisah dengan ibunya, silakan hadang
aku besok di lembah anu, besuk pagi saya akan hijrah.” Tidak seorang
pun berani menghadang Umar.
Kedua
Setelah mengetahui kaum Muslimin yang hijrah ke Madinah itu
disambut baik dan mendapat penghormatan yang memuaskan dari
penduduk Yastrib, bermusyawarahlah kaum kafir Quraisy di Darun
Nadwah. Mereka merumuskan cara yang diambil untuk membunuh
Rasululah saw. yang diketahui belum berangkat bersama rombongan
para sahabat. Rapat memutuskan untuk mengumpulkan seorang
algojo dari setiap kabilah guna membunuh Nabi saw. bersama-sama.
Pertimbangannya ialah, keluarga besar Nabi (Bani Manaf) tidak akan
berani berperang melawan semua suku yang telah mengu¬tus
algojonya masing-masing. Kelak satu-satunya pilihan yang mungkin
ambil oleh Bani Manaf ialah rela menerima diat (denda pembunuhan)
atas terbunuhnya Nabi. Keputusan bersama ini segera dilaksanakan
dan para algojo telah berkumpul di sekeliling rumah Nabi saw. Mereka
mendapat instruksi: “Keluarkan Muhammad dari rumahnya dan
langsung pengal tengkuknya dengan pedangmu!”
Ketiga
Pada malam pengepungan itu Nabi saw. tidak tidur. Kepada
keponakannya, Ali r.a., beliau memerintahkan dua hal: pertama, agar
tidur (berbaring) di tempat tidur Nabi dan, kedua, menyerahkan
kembali semua harta titipan penduduk Makkah yang ada di tangan
Rasulullah saw. kepada para pemiliknya. Nabi keluar dari rumahnya
tanpa diketahui oleh satu orang pun dari para algojo yang mengepung
rumahnya sejak senja hari. Nabi saw. pergi menuju rumah Abu Bakar
yang sudah menyiapkan dua tunggangan (kendaraan) lalu segera
berangkat. Abu Bakar menyewa Abdullah bin Uraiqith Ad-Daily untuk
menunjukkan jalan yang tidak biasa menuju Madinah.
Keempat
Rasulullah dan Abu Bakar berangkat pada hari Kamis tanggal 1
Rabi’ul Awwal tahun kelima puluh tiga dari kelahiran Nabi saw. Hanya
Ali dan keluarga Abu Bakar saja yang tahu keberangkatan Nabi saw.
dan Abu Bakar malam itu menuju Yatsib. Sebelumnya dua anak Abu
Bakar, Aisyah dan Asma, telah menyiapkan bekal secukupnya untuk
perjalanan itu. Kemudian Nabi saw. ditemani Abu Bakar berangkat
bersama penunjuk jalan menelusuri jalan Madinah-Yaman hingga
sampai di Gua Tsur. Nabi dan Abu Bakar berhenti di situ dan penunjuk
jalan disuruh kembali secepatniya guna menyampaikan pesan rahasia
Abu
Bakar
kepada
putranya,
Abdullah.
Tiga malam lamanya Nabi saw. dan Abu Bakar bersembunyi di gua itu.
Setiap malam mereka ditemani oleh Abdullah bin Abu Bakar yang
bertindak sebagai pengamat situasi dan pemberi informasi.
Kelima
Lolosnya Nabi saw. dari kepungan yang ketat itu membuat kalangan
Quraisy hiruk pikuk mencari. Jalan Makkah-Madinah dilacak. Tetapi
mereka gagal menemukan Nabi saw. Kemudian mereka menelusuri
jalan Yaman-Madinah. Mereka menduga Nabi pasti bersembunyi di
Gua Tsur. Setibanya tim pelacak itu di sana, alangkah bingungnya
mereka ketika melihat mulut gua itu tertutup jaring laba-laba dan
sarang bunung. Itu pertanda tidak ada orang yang masuk ke dalam
gua itu. Mereka tidak dapat melihat apa yang ada dalam gua, tetapi
orang yang di dalamnya dapat melihat jelas rombongan yang berada
di luar. Waktu itulah Abu Bakar merasa sangat khawatir akan
keselamatan Nabi. Nabi berkata kepadanya, “Hai Abu Bakar, kita ini
berdua dan Allah-lah yang ketiganya.”
Keenam
Kalangan kafir Quraisy mengumumkan kepada seluruh kabilah, “Siapa
saja yang dapat menyerah¬kant Muhammad dan kawannya (Abu
Bakar) kepada kami hidup atau mati, maka kepadanya akan diberikan
hadiah yang bernilai besar.” Bangkitlah Suraqah bin Ja’syam mencari
dan mengejar Nabi dengan harapan akan menjadi hartawan dalam
waktu singkat.
Sungguhpun jarak antara Gua Tsur dengan rombongan Nabi sudah
begitu jauh, namun Suraqah ternyata dapat menyusulnya. Tatkala
sudah begitu dekat, tiba-tiba tersungkurlah kuda yang ditunggangi
Suraqah, sementara pedang yang telah diayunkan ke arah Nabi tetap
terhunus di tangannya. Tiga kali ia mengibaskan pedangnya ke arah
tubuh Nabi, tetapi pada detik-detik itu pula kudanya tiga kali tersungkur
sehingga
tak
terlaksanalah
maksud
jahatnya.
Kemudian
ia
menyarungkan pedangnya dalam keadaan diliputi perasaan kagum
dan yakin, dia benar-benar berhadapan dengan seorang Nabi yang
menjadi Rasul Allah. Ia mohon kepada Nabi agar berkenan menolong
mengangkat kudanya yang tak dapat bangun karena kakinya
terperosok ke dalam pasir. Setelah ditolong oleh Nabi, ia meminta agar
Nabi berjanji akan memberinya hadiah berupa gelang kebesaran rajaraja. Nabi menjawab, “Baiklah.” Kemudian kembalilah Suraqah ke
Makkah dengan berpura-pura tak menemukan seseorang dan tak
pernah mengalami kejadian apa pun.
Ketujuh
Rasulullah dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabi’ul
Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nantikan masyarakat Madinah.
Pagi hari mereka berkerumun di jalanan, setelah tengah hari barulah
mereka bubar. Begitulah penantian mereka beberapa hari sebelum
kedatangan Nabi. Pada hari kedatangan Nabi dan Abu Bakar,
masyarakat Madinah sudah menunggu berjubel di jalan yang akan
dilalui Nabi lengkap dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan
Nabi dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja
digubah untuk keperluan penyambutan itu: “Bulan purnama telah
muncul di tengah-tengah kita, dari celah-celah bebukitan. Wajiblah kita
bersyukur, atas ajakannya
kepada
Allah. Wahai orang yang
dibangkitkan untuk kami, kau datang membawa sesuatu yang ditaati.”
Kedelapan
Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasu¬lullah singgah di Quba’,
sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madmnah. Di sana
Beliau membangun sebuah Masjid dan merupakan Masjid pertama
dalam sejarah Islam. Beliau singgah di sana selama empat hari untuk
selanjutnya meneruskan perjalanan ke Madinah. Pada Jum’at pagi
beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin
Auf persis pada waktu shalat Jum’at. Lalu shalatlah beliau di sana.
Inilah Jum’at pertama dalam Islam, dan karena itu khutbahnya pun
merupakan khutbah yang petama.
Kemudian Nabi berangkat meninggalkan Bani Salim. Program pertama
beliau sesampainya di Madinah ialah menentukan tempat di mana
akan dibangun Masjid. Tempat itu ialah tempat di mana untanya
berhenti setibanya di Madinah. Ternyata tanah yang dimaksud milik
dua orang anak yatim. Untuk itu Nabi minta supaya keduanya sudi
menjual tanah miliknya, namun mereka lebih suka menghadiahkannya.
Tetapi beliau tetap ingin membayar harga tanah itu sebesar sepuluh
dinar. Dengan senang hati Abu Bakar menyerahkan uang kepada
mereka berdua. Pembangunan Masjid segera dimulai dan seluruh
kaum Muslimin ikut ambil bagman, sehingga berdiri sebuah Masjid
berdinding bata, berkayu batang korma dan beratap daun korma.
Kesembilan
Kemudian Nabi mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin
dengan Anshar. Setiap orang Anshar mengakui orang Muhajirin
sebagai saudara¬nya sendiri, mempersilakannya tinggal di rumah¬nya
dan
memanfaatkan
segala
fasilitasnya
yang
ada
di
rumah
bersangkutan
Kesepuluh
Selanjutnya Nabi saw. merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh
kaum Muslimin dan orang-orang Yahudi. Piagam inilah yang oleh Ibnu
Hisyam
disebut
pemerintahan
sebagai
Islam
yang
undang-undang
pertama.
Isinya
dasar
negara
mencakup
dan
tentang
perikemanusiaan, keadilan sosial, toleransi beragama, gotong royong
untuk kebaikan masyarakat, dan lain-lain.
Saripatinya adalah sebagai berikut:
1.
Kesatuan umat Islam, tanpa mengenal perbedaan.
2.
Persamaan hak dan kewajiban.
3.
Gotong royong dalam segala hal yang tidak termasuk kezaliman,
dosa, dan permusuhan.
4.
Kompak dalam menentukan hubungan dengan orang-orang yang
memusuhi umat.
5.
Membangun suatu masyarakat dalam suatu sistem yang sebaikbaiknya, selurusnya dan sekokoh-kokohnya.
6.
Melawan orang-orang yang memusuhi negara dan membangkang,
tanpa boleh memberikan bantuan kepada mereka.
7.
Melindungi setiap orang yang ingin hidup berdampingan dengan
kaum Muslimin dan tidak boleh berbuat zalim atau aniaya
terhadapnya.
8.
Umat yang di luar Islam bebas melaksanakan agamanya. Mereka
tidak boleh dipaksa masuk Islam dan tidak boleh diganggu harta
bendanya.
9.
Umat yang di luar Islam harus ambil bagian dalam membiayai
negara, sebagaimana umat Islam sendiri.
10. Umat non Muslim harus membantu dan ikut memikul biaya negara
dalam keadaan terancam.
11. Umat yang di luar Islam, harus saling membantu dengan umat
Islam dalam melindungi negara dan ancaman musuh.
12. Negara melindungi semua warga negara, baik yang Muslim
maupun bukan Muslim.
13. Umat Islam dan bukan Islam tidak boleh melindungi musuh negara
dan orang-orang yang membantu musuh negara itu.
14. Apabila suatu perdamaian akan membawa kebaikan bagi
masyarakat, maka semua warga negara baik Muslim maupun
bukan Muslim, harus rela menerima perdamaian.
15. Seorang warga negara tidak dapat dihukum karena kesalahan
orang lain. Hukuman yang mengenai seseorang yang dimaksud,
hanya boleh dikenakan kepada diri pelaku sendiri dan
keluarganya.
16. Warga negara bebas keluar masuk wilayah negara sejauh tidak
merugikan Negara.
17. Setiap warga negara tidak boleh melindungi orang yang berbuat
salah atau berbuat zalim.
18. Ikatan sesama anggota masyarakat didasarkan atas prinsip
tolong-menolong untuk kebaikan dan ketakwaan, tidak atas dosa
dan permusuhan.
Dasar-dasar tersebut ditunjang oleh dua kekuatan. Kekuatan spiritual
yang meliputi keimanan seluruh anggota masyarakat kepada Allah,
keimanan akan pengawasan dan penlindungan-Nya bagi orang yang
baik dan konsekuen, dan Kekuatan material yaitu kepemimpinan
negara yang tercerminkan oleh Nabi Muhammad saw.
2. Keteladanan Rasul Dalam Membina Umat Di Madinah
Setelah sampai di Madinah beliau mulai membangun umat dengan
keteladanan, langkah awal ialah :

Mempersaudaraan kaum muhajirin dan Anshor Dalam rangka
memperkokoh daulah Islam di Madinah, Nabi Muhammad saw
mempersaudarakan kaum muslimin yang satu dengan yang
lainnya. Di samping maksud di atas. Juga dimaksudkan untuk
menambah teguhnya persatuan umat Islam dan akrabnya
hubungan Muhajirin dan Anshor. Yang dipersaudaraan oleh diberi
contoh oleh Rasul dengan mengangkat tangan Ali bin Thalib dan
menyatakan ”Ini saudaraku” setelah itu diikuti oleh masing- masing
mereka memilih saudara angkatnya sendiri.
B. KEPERWIRAAN
RASULULLAH
DALAM
MEMIMPIN
PERANG
a. Perang Badar

Keperwiraan berasal dafri kata ”perwira” artinya gagah berani.
Keperwiraan berarti keberanian. Rasulullah dalam beberapa
perang yang diikutinya, memeperlihatkan bahwa Rasulullah
sebagai komandan perang yang gagah berani. Banyak contoh
keperwiraan Rasulullah dalam peperangan melawan orang-orang
kafir Quresy, seperti dalam perang Badar, Uhud dan Khandaq.

Perang Badar terjadi tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijarah
bertepatan 8 Januari 623 Masehi. Perang ini terjadi didekat sebuat
sumur milik Badar, terletak antara Mekkah dan Madinah. Kaum
muslimin berjumlah 314 orang sedangkan kafir Quresy 1000 orang
yang lengkap dengan peralatannya. Sedangkan kaum muslimin
dengan senjata seadanya.

Strategi Rasulullah dalam perang Badar, dengan menguasai
penampungan air, hal itu sangat dibutuhkan kedua belah pihak.
Sewaktu kedua pasukan saling berhadapan, maka tiba-tiba
seorang kafir Quresy bernama Aswad bin As’ad . Ia Ingin
menghancurkan kolam penampungan air yang dimiliki kaum
muslimin tetapi hal ini dapat digagalkan oleh Hamzah bin Abdul
Muthalib dan Aswad pun tewas dipukul dengan pedang.

Peperangan dimulai dengan perang tanding satu lawan satu dari
pihak Quresy diwakili 3 orang yaitu : Utbah, Syaibah bin Rabiah
dan Al Walid Utbah. Dari kaum Muslimin diwakili Ubaidah bin
Harits, Ali bin Abi Thalib dan Hamzah bin Abdul Muthalib. Ketiga
pahlawan Quresy ini mati terbunuh. Dilanjutkan dengan perang
masal,dengan
iman
yang
kuat
Kaum
Muslimin
dapat
memenangkan peperangan ini dengan pertolongan Allah.
b. Perang uhud.

Perang Uhud terjadi pada pertengahan bulan Sya’ban tahu ke tiga
Hijrah bertepatan dengan bulan Januari tahun 625 Masehi.
Peperangan terjadi di gunung Uhud, sebelah utara kota Madinah.
Oleh karena itu peperangan ini dinamai Perang Uhud. Perang ini
terjadi karena kaum Quresy ingin membalas kekalahan di Perang
Badar sebelumnya.

Kaum muslimin berkuatan 700 orang sedangakan kaum kafir
Quresy berkuatan 3000 orang. Dalam peperangan ini umat Islam
dipimpin oleh Nabi Muhammad saw sedangan kaum Quresy
dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb, yang didampingi isterinya
Hindun penyair yang mempunyai suara yang bagus untuk
memberi semangat dan menghibur pasukannya. Peperangan
dimulai dengan perang tanding satu lawan satu dari kaum
Muslimin diwakili oleh Ali bin Abi Thalib, Hamzah bin Abdul
Muthalib, Sa,ad bin Abi Waqas dan Ashim bin Tsabit. Orang
Quresy diwakili oleh Musafi bin Thalhah, Harits bin Thalhah, Kilab
bin Thalhah dan Jallas bin Thalhah. Dalam perang tanding ini
semua pahlawan Quresy mati terbunuh, setelah itu baru
dilanjutkan dengan perang massal.

Pada mulanya kaum muslimin sudah menang dan kaum kafir
meninggalkan hartanya, disebabkan kaum muslimin khususnya
pasukan pemanah turun dari tempatnya untuk berbagi harta
rampasan, pos kaum muslimin kosong, saat itu Khalid bin Walid
pasukan kuda kaum Quresy mendapat kesempatan menerobos
kaum muslimin kaum muslimin kucar kacir. Akhirnya kemenangan
sudah ditangan sebelumnya sekarang menjadi sirna disebabkan
oleh godaan dunia yaitu harta rampasan perang, kemenangan
berpindah tangan kepada Kaum Kafir Quresy.
Sebab Kekalahan Perang Ini Ialah:
1.
Tentara panah yang berjumlah 50 orang taat kepada
Rasulullah.
2.
Adanya kaum munafiq sebanyak 300 orang yang dipimpin
oleh Abdullah bin Ubay yang mundur tidak mau berperang.
3.
Terjadinya perbedaan pendapat antara kaum tua dan muda
tentang tempat peperangan yang muda ingin di luar kota,
sedangkan kaum tua ingin bertahan dalam kota Madinah
c. Perang Khandaq.

Perang Khandaq atau Ahzah terjadi pada bulan syawal tahun 5
Hijrah, bertepatan dengan bulan Maret tahun 627 Masehi. Perang
ini sebelah utara kota Madinah. Perang ini disebut khandaq (parit)
karena kaum muslimin membuat parit pertahanan. Disebut
”perang ahzab” karena kaum Quresy bersekutu dengan penduduk
lain
yang
berada
sekitar
kota
Mekkah.
Kaum
muslimin
berkekuatan sebanyak 3000 orang sedangakan kaum Quresy
berkekutan 10000 orang .

Kaum muslimin dipinpin oleh Nabi Muhammad saw didampingi Ali
bin Abi Tahalib, sedangkan kaum Quresy dipimpin oleh Abu
Sufyan. Peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslimin dengan
cara bertahan di balik parit ayau khandaq. Parit ini merupakan ide
seorang sahabat Rasul yang bernama Salman Al Farisi seorang
sahabat yang berasal dari Bangsawan Persia yang mengembara
mencari kebenaran.
C. WAFAT RASULULLAH
 Menjelang wafat Rasulullah sewaktu sakitnya makin parah, Rasulullah
meminta kepada Isteri-isterinya yang lain untuk dirawat di rumah Siti
Aisyah binti Abu Bakar Ash Shiddiq, Yang memimpin sholat Jamaah
pada saat itu Abu Bakar Ash Shiddiq, Keadaan itu membuat kaum
muslimin cemas dan khawatir, kalau-kalau Nabi wafat. Sewaktu Nabi
mengetahui kecemasan kaum muslimin beliau ingin menjumpai
mereka. Dengan dipapah oleh Ali bin Abi Thalib Nabi bersabda:”
Wahai manusia! Saya mendengar bahwa kamu sekalian merasa
cemas kalau-kalau Nabimu meninggal dunia, pernahkah ada seorang
Nabi yang hidup selamanya? Kalau ada, maka aku akan dapat pula
hidup selamanya! Saya akan menemui Allah dan kamu akan
menyusulku.
 Rasulullah wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun ke 11 Hijrah,
bertepatan dengan 8 Juni 632 Masehi, setelah mengalami sakit
selama 13 hari dalam usia 63 tahun menurut perhitungan tahunHijrah.
Beliau Meninggal di Rumah Siti Aisyah binti Abu Bakar dan di
kuburkan disana, Diantara orang yang ikut memandikan beliau ialah :
Abbas bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib, Fadhal bin Abbas,
Usamah bin Zaid dan Syuqran.
 Reaksi sahabat ketika Rasulullah wafat, banyak diantara sahabat dan
kaum muslimin yang tidak percaya bahwa Rasulullah wafat, Umar bin
Khattab sangat marah sekali mendengar kabar wafatnya Rasulullah,
seraya berkata: ” Ada orang yang telah menyatakan Rasulullah wafat!
Sesungguhnya,
demi
Allah,
beliau
tidak
wafat,
hanya
pergi
mengahadap Tuhannya, sebagaimana Nabi Musa pun pernah pergi
menghadap Tuhan. Demi Allah, Rasulullah akan kembali.” Tetapi
setelah Abu Bakar membenarkan berita kewafatan Rasulullah itu,
disertai membacakan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 144,
maka barulah mereka percaya. Firman yang dibacakan tersebut ialah:
lihat Al-qur’an Onlines di Google)
 Artinya:”Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh
telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat
atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang
berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat
kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur” ( Ali Imran:144)
 Beliau meninggalkan dua pusaka dua pusaka ini tidak akan lekang
oleh panas dan tidak akan lapuk hujan itulah Al-Qur’an dan Hadits dari
Nabi Muhammad saw.
Download