Kaligrafi, Bab 3

advertisement
TULISAN BAHASA CINA, JEPANG, DAN KOREA —
25
Bab 3
TULISAN BAHASA CINA,
JEPANG, DAN KOREA
3.1 Cina1)
Sistem tulisan untuk bahasa Cina timbul di bagian tengah-utara Tiongkok
sekitar pertengahan abad 16 (k.l. tahun 1500) dalam bentuk sudah jadi
(walaupun belum persis seperti sistem sekarang). Hal ini membuat para
ahli sejarah penasaran: apakah orang Cina menciptakan sistem tulisannya
dari nol berarti tulisan diciptakan dua kali di dunia, satu kali oleh orang
Sumeria dan satu kali oleh orang Cina? Atau apakah gagasan itu merambat dari Sumeria/Akadia/Assyria sampai ke Tiongkok dan berkembang
dengan variasi setempat? Kenyataan bahwa tulisan muncul di Tiongkok
sudah jadi membuat beberapa ahli menganggap munculnya sebagai akibat
pengaruh dari Mesopotamia, tetapi pendapat ini belum terbukti. Grafemnya ditulis dalam kolom, dari atas ke bawah, dan kolomnya dibaca dari
kanan ke kiri.2 Hal yang terakhir ini ikut menguatkan pendapat bahwa
tulisan yang muncul di Tiongkok pada waktu itu terpengaruh oleh tulisan
Mesopotamia, karena arah menulis/membaca yang umum dalam tulisan
Semitik Utara adalah dari kanan ke kiri. Dan prinsipnya juga prinsip
Mesopotamia, terutama untuk tulisan bahasa Sumeria dan Akadia, yaitu
prinsip logografis dan silabis, bukan alfabetis.
Pada tahap paling awal, grafem tulisan Cina adalah logogram yang
Lihat box di akhir halaman bab ini
(Sekarang, barangkali akibat pengaruh tulisan Eropa, bahasa Cina juga bisa ditulis/dibaca dalam garis
horizontal, dari kiri ke kanan.)
1
2
26 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
berdasarkan gambar. Lihat, misalnya, grafem yang berarti ikan, dalam
gambar 3-1.
Pada box pertama (baris atas, paling kiri) ada bentuk yang paling kuno
Tulisan pada perunggu
(Bronze script)
Tulisan pada tulang
(Oracle bone script)
Tulisan pada
cap besar
(Large-seal script)
1
2
3
Tulisan standar (Stan- Tulisan cepat (Rundart script)
ning script)
6
7
Tulisan miring (Cursive script)
8
Tulisan pada
cap kecil
(Small-seal script)
Tulisan administrasi
(Clerical script)
4
5
Aksara standar cetakan
(Printed charakter standard script)
9
Aksara tercetak yang
disederhanakan
(Printed charakter
simplified script)
10
Gbr. 3.1: Transformasi grafem ikan.
(k.l. tahun 3000) dari grafem ini. Memang kelihatan sebagai gambar ikan.
Tetapi box-box lain dalam gambar 3-1 menunjukkan tahap-tahap perubahan grafem ikan sampai sekarang ini (box 7 dan 8), dan kita melihat
bahwa grafem menjadi makin abstrak, sehingga ikan tidak terlihat lagi.
Gambar 3-2 menunjukkan proses yang sama untuk beberapa grafem lain.
Dalam sistem tulisan bahasa Cina yang dipakai sekarang (sejak
sekitar tahun 100), setiap grafem menandai satu morfem (lihat lagi box
pada hal. 5). Semua morfem dalam bahasa itu terdiri dari satu suku kata
TULISAN BAHASA CINA, JEPANG, DAN KOREA —
27
matahari/hari
hujan
sungai/air
ikan
manusia
perempuan
mulut
mata
alis mata
pohon
menampi keranjang
anak
mendapatkan dua sekaligus (satu tangan
menggenggam dua panah)
menyerah, sepakat
timur (matahari di balik pohon)
tawanan (manusia di dalam kerangkeng)
kasih (ibu dan anak)
pertengkaran (dua perempuan)
seruling
pangeran
Gbr. 3.2: Transformasi beberapa grafem.
(silabel). (Lain dengan bahasa Indonesia, yang mempunyai banyak morfem dengan dua suku kata atau lebih, mis. hitam, sudah, curiga.) Ada ribuan
morfem dalam bahasa Cina, masing-masing dengan grafem sendiri. Ada
perkiraan bahwa seorang Tionghoa biasa bisa membaca/tahu kira-kira
5,000 atau 6,000 grafem/morfem.
Satu grafem biasanya terdiri dari dua elemen atau lebih. Salah satu
elemen disebut elemen fonetik, dan menandai bunyi dari sebuah suku
kata. Tetapi banyak sekali suku kata dalam bahasa Cina yang merupakan
28 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
homonim mempunyai beberapa arti yang berbeda. Lihatlah gambar 3-3,
yang mendaftarkan sebelas kata atau morfem yang semuanya diucapkan
/ / (menurut salah satu sistem transkripsi), dan tigabelas kata atau morfem yang semuanya diucapkan /jén/.3 (Pada zaman dulu, beberapa dari
morfem-morfem ini berbeda dalam ucapannya, tetapi dengan perkembangan zaman ada bunyi bahasa Tionghoa yang hilang, sehingga sekarang
ucapannya sama.)
Oleh karena banyaknya homonim, kalau suatu grafem hanya
menandai bunyi suku kata, seorang pembaca sering tidak akan tahu arti
mana yang harus dipilih. Maka dari itu, elemen fonetik dilengkapi den-
Tera
Diartikan
Prononsasi
Cina Kuno
Prononsasi
Cina Modern
penipu
periode
pegunungan
sungai kecil
tujuh
melumat teh
vernis
istri
duka cita
hinggap
kerabat
pekerjaan/penelitian
memperpanjang
logam bundar
gua
nyala api
keras
jurang
berkata
nama raja neraka
wajah/warna
garam
sepanjang
di sana
Gbr. 3-3: Beberapa grafem/morfem dengan ucapan yang sama.
3
Bahasa Cina menggunakan satu unsur yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia, yaitu ton (Inggris: tone).
Menurut kamus, ton adalah “kualitas tinggi nada distingtif di tataran suku kata” yang ikut menentukan arti
kata. Menurut satu analisa, ada empat ton dalam bahasa Cina standar (yaitu Mandarin atau dialek Beijing): ton
sedang (digambarkan dengan — di atas vokal), ton turun-dari-tinggi ( di atas vokal), ton naik-dari-bawah (
di atas vokal), dan ton turun-lalu-naik ( di atas vokal).
TULISAN BAHASA CINA, JEPANG, DAN KOREA —
29
gan satu (atau lebih dari satu) elemen lagi, yang disebut elemen signifik
(bandingkan kata signifikasi dan signifikan) dan menunjukkan suatu aspek
dari arti morfem itu.4 Fungsi signifik ini hampir sama dengan fungsi grafem “penentu” atau determinative dalam tulisan bahasa Sumeria, Akadia,
dan Mesir kuno.
Untuk mengerti peranan signifik, lihatlah gambar 3-4. Ada suatu
grafem yang, kalau berdiri sendiri, menandai nama orang Táng. Tetapi
silabel /táng/ itu adalah homonim, yang bisa berarti gula, tepi sungai,
meng­hambat, dan kolam (dan barangkali beberapa hal lain lagi). Untuk
menulis gula, elemen fonetik /táng/ digabungkan dengan elemen sig­nifik
untuk tanaman serealia. Untuk menulis tepi sungai, digabungkan dengan
signifik untuk tanah; untuk menghambat, digabungkan dengan sig­nifik
untuk tangan; untuk kolam, digabungkan dengan signifik untuk air.
Barangkali buat kita yang sudah terbiasa dengan sistem tulisan yang
alfa­betis, sistem Cina ini kelihatan sangat rumit dan sulit! Tetapi kita harus
ingat bahwa sistem Cina sangat sukses dari segi berapa orang dan berapa
buku yang memakainya. Pernah diperkirakan bahwa sampai tahun +1750
Fonetik
Makna
Klasifikasi
gula
sereal
tepi sungai
bumi
menghambat
tangan
kolom
air
Gbr. 3-4: Fonetik tang.
jumlah buku yang pernah terbit dengan meng­gunakan sistem tulisan
Cina melebihi jumlah buku yang per­nah terbit dalam semua bahasa dan
sistem tulisan lainnya di dunia sampai tahun itu.
Sebenarnya sistem tulisan ini sangat tepat untuk keadaan di Tiongkok sekarang. Kenapa? Satu alasan adalah masalah homonim tadi.
Kalau dalam bahasa lisan, masalah homonim bisa menimbulkan kesalah­
pahaman dan kebingungan, sehingga seorang penutur harus menerang­
kan secara instan bahwa apa yang dimaksudkan adalah begini, bukan
Kira-kira 90% (ataupun lebih) dari semua grafem dalam sistem tulisan bahasa Cina merupakan kombinasi
elemen fonetik dan satu atau beberapa elemen signifik.
4
30 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
begitu. Masalah ini lenyap kalau bahasanya ditulis, karena elemen signifik
menerangkan arti mana yang dimaksudan.
Dan alasan lain adalah bahwa di Tiongkok sekarang ada sekitar
enam atau delapan “dialek” yang sangat berbeda sehingga sebaiknya di­­
anggap bahasa sendiri-sendiri, bukan dialek. Seorang penutur salah satu
“dialek” tidak bisa mengerti seorang penutur dialek lain kecuali be­lajar
khusus. Sebagai contoh: kata untuk utara dalam bahasa Man­darin (Beijing) ialah /pi/, dalam bahasa Guandong /pak/, dalam bahasa Hakka /
pet/, dan seterusnya. Tetapi dalam sistem tulisannya, semua ucapan ini
ditulis dengan satu grafem, yaitu grafem untuk utara. Semua penutur dari
semua “dialek” bahasa Cina bisa mengerti satu teks tertulis, walaupun
kalau dilisankan dalam salah satu dialek, pe­nutur dialek lain tidak akan
mengerti. Jadi “bahasa pemersatu” untuk penduduk negara Tiongkok
adalah bahasa tertulis, bukan suatu lingua franca lisan (dan tertulis) seperti
bahasa Indonesia.
3.2 Jepang
Dalam tiga buku mengenai sistem tulisan di dunia, kami menemukan
per­nyataan yang sama: sistem tulisan bahasa Jepang adalah yang paling
rumit di dunia. Anda bisa bersyukur karena kami tidak akan ber­­usaha
menguraikannya secara panjang lebar di sini!
Gbr. 3-5: Contoh tulisan Cina.
TULISAN BAHASA CINA, JEPANG, DAN KOREA —
31
Cukup di sini kalau kami terangkan bahwa bahasa Jepang mulamula ditulis (k.l. tahun +700) dengan grafem-grafem logografis Cina (kanji)
saja. Ada yang dibaca dalam bahasa Jepang dengan arti yang sama dengan
artinya dalam bahasa Cina. Ada juga yang diartikan bukan menurut arti
dalam bahasa Cina, tetapi menurut arti suatu kata dalam bahasa Jepang
yang bunyinya seperti bunyi untuk grafem itu dalam bahasa Cina. (Sebagai
contoh, bayang­kan kalau bahasa Inggris cat [ucapannya kat, =kucing]
dipinjam untuk bahasa Indonesia kata, oleh karena suaranya dekat. Dan
ke­mu­dian istilah kata dalam bahasa Indonesia ditulis dengan grafem
abstrak yang berdasarkan gambar kucing! Tetapi jangan lupa bahwa
pemin­jaman yang konyol ini tidak pernah terjadi.)
Dan banyak komplikasi lagi, termasuk dua macam tulisan silabis,
katakana dan hiragana, masing-masing dengan k.l. 48 grafem. Hiragana
sekarang digunakan untuk menulis unsur gramatika bahasa Jepang yang
tidak terdapat dalam bahasa Cina. Katakana sekarang di­gu­na­­kan terutama
untuk kata-kata dari bahasa asing (kecuali bahasa Cina). Semua tulisan
dalam bahasa Jepang sekarang mencampur­kan grafem Cina dan grafem
hiragana, dan grafem katakana kalau perlu.
Seperti untuk bahasa Cina, sekarang ada dua cara untuk menu­lis
bahasa Jepang: dalam kolom (dari atas ke bawah) yang ditulis dari kanan
ke kiri, dan dalam garis mendatar (horizontal) yang ditulis dari kiri ke
kanan.
3.3 Korea
Sejarah tulisan bahasa Korea mulai (sekitar tahun +700) seperti sejarah
tulis­an bahasa Jepang. Ada grafem yang dipinjam dari tulisan Cina dan
diberi arti dalam bahasa Korea yang (kurang lebih) sama dengan artinya
dalam bahasa Cina, meskipun bunyinya dalam kedua bahasa tidak sama.
Dan ada grafem yang dipinjam karena bu­nyi­nya dalam bahasa Cina mirip
32 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
Gbr. 3-6: Contoh tulisan Jepang.
dengan bunyi suatu kata dalam baha­sa Korea, meskipun artinya berbeda.
(Ingat contoh konyol tadi, gam­­bar cat dipinjam dari bahasa Inggris untuk menulis kata dalam ba­ha­sa Indonesia.) Grafem yang dipinjam dari
bahasa Cina untuk bahasa Korea disebut hanja (bandingkan kanji dalam
bahasa Jepang).
Namun grafem-grafem Cina akhirnya terasa tidak tepat untuk bahasa Korea karena perbedaan-perbedaan dalam struktur dan gramatika
kedua bahasa dan sekitar tahun +1440 muncul sebuah tu­lisan berdasarkan
bunyi saja, yang disebut tulisan han’gul (“aksara Korea”). Ahli linguistik
sangat mencintai tulisan han’gul karena ber­da­sarkan analisis ilmiah mengenai bunyi dalam bahasa Korea.
Dalam han’gul, setiap grafem menandai satu suku kata, tetapi pada
dasarnya sistem ini bukan silabis melainkan alfabetis, karena kita bisa
melihat setiap suara dalam silabelnya. Ada empatbelas konsonan (ter­
masuk yang “nol” atau diam) dan sepuluh vokal. Semua vokal ditulis
dengan garis lurus, bisa horizontal atau vertikal. Semua kon­sonan ditulis dengan garis yang berbelok atau bersudut. Setiap suku kata ditulis
sebagai gabungan konsonan pembuka (atau konsonan “nol”) dan satu
vokal; kalau silabel yang ditulis adalah silabel “tertutup” (seper­ti kedua
silabel dalam kata han’gul), konsonan penutup ditulis di bawah konsonan
pembuka dan vokalnya.
TULISAN BAHASA CINA, JEPANG, DAN KOREA —
33
Arah penulisan/pembacaan bahasa Korea sama dengan arahnya
dalam tulisan bahasa Cina dan bahasa Jepang: dalam kolom (atas ke
bawah, kanan ke kiri) dan dalam garis mendatar (kiri ke kanan).
Dasar kombinasi grafem vokal dan konsonan di dalam alfabet Korea.
Blok-blok silabel termasuk grafem untuk /s/
Gbr. 3-7: Alfabet han’gul untuk bahasa Korea.
34 — SISTEM TULISAN DAN KALIGRAFI
Gbr. 3-8: Contoh tulisan Korea..
Dalam kosakata Indonesia terdapat dua istilah yaitu Tionghoa dan Cina yang
secara sosiologis keduanya itu berbeda. Tionghoa adalah satu etnis penting di dalam
sejarah nusantara. Mereka merupakan keturunan dari leluhurnya yang bermigrasi
secara periodik dari Tiongkok ke nusantara sejak ribuan tahun yang lalu. Setelah
negara Indonesia terbentuk, maka otomatis mereka yang telah berkewarganegaraan
Indonesia menjadi salah satu suku yang setingkat dan sederajat dengan suku-suku
lain di Indonesia.
Sementara Cina, khususnya yang berkenaan dengan pembahasan kita yaitu
tentang sistem tulisan dan kaligrafi, merujuk kepada kaidah yang berlaku secara
umum yaitu aksara atau kaligrafi Cina (dalam bahasa Inggris, misalnya, Chinese
Calligraphy).
Kedua istilah tersebut akan bersama-sama digunakan di dalam buku ini.
Tionghoa untuk menyebut salah satu etnik yang memang ada di Indonesia, dan Cina
khususnya ketika pembahasan berkenaan dengan karya atau pun realitas budaya
yang memang berada di Tiongkok. Seperti manakala menjelaskan mata-rantai
hubungan kebudayaan tulis antara Cina-Korea-Jepang, maka tidak bisa ditulis
menjadi Tionghoa-Korea-Jepang karena pengaruh kebudayaan tersebut datangnya
dari Cina dan/atau bukan dari etnik Tionghoa yang ada di Indonesia.
Download