This page was exported from Universitas Lampung [ http://www.unila.ac.id ] Export date: Tue Jul 18 5:20:09 2017 / +0000 GMT Media Membentuk Sikap Politik Masyarakat (Unila) : Pada beberapa negara yang kondisi ekonominya telah mapan, namun sistem demokrasinya masih semidemokrasi, seperti Korea Selatan, akan memanfaatkan pemilihan umum (Pemilu) sebagai ajang pembelajaran politik karena rakyat di sana memiliki pendidikan lebih baik. Pahamnya masyarakat Korea Selatan dalam berdemokrasi juga dapat dilihat dari para petani di negara tersebut. Mereka paham dengan hal yang berkaitan dengan pasar bebas. Tidak mengherankan ketika pertemuan World Trade Organization (WTO) di Busan beberapa waktu lalu, banyak petani dari Korea Selatan bersuara dalam aksiaksi demonstrasi. “Secara formal, demokrasi di Korea Selatan tidak sebaik di Indonesia. Namun secara substansi rakyat mereka lebih memahami demokrasi,” ungkap Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila), Arizka Warganegara setelah menjadi pembicara dalam seminar daerah terkait netralitas media menjelang pemilihan umum 2014 di Pondok Rimbawan, Sabtu (23/11). Lebih lanjut ia mengatakan, pemahaman rakyat yang baik soal demokrasi juga seharusnya berbanding lurus dengan peran media sebagai salah satu pilar demokrasi. Media justru jangan sampai menjadi corong bagi pemilik modal untuk kepentingan pribadinya dalam dunia politik. “Karena, faktor modal dan kepentingan di balik pemodal menjadi hal yang tidak bisa kita nafikan begitu saja,” tukasnya. Dalam konteks modal, terus Arizka, biasanya media (terutama televisi) jika dilihat dari bentuk kepemilikannya dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, televisi pemerintah yang didanai dari pemerintah dari APBN/APBD, yang bertujuan sebagai alat komunikasi bersifat artificial bagi pemerintah. Terkadang juga menjadi alat propaganda pemerintah untuk melanggengkan kekuasaannya. “Kedua, televisi swasta, yang cirinya, saham dimiliki khusus seseorang atau kelompok bisnis tertentu. Secara khusus, biasanya berfungsi mendukung bisnis sang pemilik,” ungkap Arizka. Jika pemodal tersebut berbasis bisnis, kecenderungan motif melipatgandakan modal akan menjadi targetnya. Namun, jika motifnya politik, kecenderungan tujuannya adalah kekuasaan. Pada akhirnya, medialah yang berperan besar pula membentuk sikap politik masyarakat.[] Andro Post date: 2013-11-29 13:34:53 Post date GMT: 2013-11-29 06:34:53 Post modified date: 2013-11-29 13:46:44 Post modified date GMT: 2013-11-29 06:46:44 Powered by [ Universal Post Manager ] plugin. MS Word saving format developed by gVectors Team www.gVectors.com