Gender dan HAM untuk Polisi

advertisement
SOSIOLOGI HUKUM
Dr. Bambang Widodo Umar
UNIVERSITAS JAYABAYA
BUKU ACUAN :











A.A.G. Peters & Koesriani. 1988. Hukum & Perkembangan Sosisl.I, II, III.
Pustaka Sinar Hrapan. Jakarta.
Adam Podgorecki & Christopher J. Whelan. 1987. Pendekatan Sosiologi
Terhadap Hukum. Bina Aksara.Jakarta.
Alvin S. Johnson. Sosiologi Hukum. Rineka Cipta. Jakarta.
B.R. Rijkschroeff. 2001. Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. CV. Mandar
Maju. Bandung.
Friedman, L.M. 1977. Law & Society. Prentice-Hall. Englewood Cliffs. New
Jersey.
Hans Kelsen, 2004. Teori Umum Hukum dan Negara. Media. Jakarta.
Soerjono Soekanto. 1994. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. PT. Raya Grafindo
Persada . Jakarta.
Taufiq Abdullah, 1986. Sosiologi Moralitas, Yayasan Obor Indonesia.Jakarta
Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Catatan Kriminalitas. Jayabaya
University Press. Jakarta.
Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2001. Ketika Kejahatan Berdaulat.
Peradaban. Jakarta.
Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. 2002. Paradoksal Konflik dan Otonomi
Daerah. Peradaban. Jakarta.
KULIAH 1
KONSEP DASAR SOSIOLOGI HUKUM



SOSIOLOGI : mempelajari masyarakat dlm
konteks hubungan atau interaksinya antar
warga.
ILMU HUKUM : mempelajari sekumpulan
aturan-aturan untuk membimbing perilaku
manusia yang diterapkan & ditegakkan
diantara anggota masyarakat (Negara).
SOSIOLOGI HUKUM : Ilmu pengetahuan ttg
interaksi manusia yg berkaitan dg hukum dlm
kehidupan bermasyarakat. Sosiologi hukum sbg
pengetahuan yg bersifat multi disipliner approach.
HUKUM
(Baca Pokok-2 Sosiologi Hukum Soerjono Soekanto)
* Perwujudan nilai-2 normatif (abstrak)
* Instrumen utk pengendalian sosial
SOSIOLOGI
Memenuhi kebutuhan konkrit (aturan main)
dalam kehidupan msyarakat
ABSTRAKSI HUKUM
Universalitas hukum itu diperoleh dg cara mengabstraksikan realita dg pola
perilaku manusia, kmdn dikembangkan dalam suatu norma sosial
REALITA HUKUM
Unsur-2
Definisi
FENOMENA
Ciri-2
kategori
-
NORMATIF
(Aspek Kualitas)
-
SOSIOLOGIS
(Aspek Kuantitas)
SOCIAL RELATIONSHIP
(Causality)
(Baca Sosiologi Moralitas, Taufik Abdullah)
Sifat-2
klasifikasi
PERILAKU SOSIOLOGIS
PERILAKU MASA LALU
(Emile Durkheim)
• Kepaduan (cohesiveness)
• Komitmen (commitment)
POTENSI
MANUSIA
• Apa yg jadi motif
• Bgm pola perilakunya
• Apa ciri individu
(Baca Sosiologi Moralitas, Taufik Abdullah)
MASYARAKAT
NILAI
NORMA
MENTALITA (AKTIVITAS JIWA,
CARA BERFIKIR, BERPERASAAN)
YG TERBENTUK DR PERILAKU
MANUSIA MENJADI SEJUMLAH
ANGGAPAN
UKURAN TTG SEJUMLAH PERILAKU YG DITERIMA & DISEPAKATI SECARA UMUM OLEH
MASYARAKAT
(VOLKWAYS, MORES, CUSTOMS,
LAWS).
BENTUK-BENTUK SOCIAL RELATIONSHIP :
KERJASAMA (COOPERATION), PENYESUAIAN (ACCOMODATION),
PERSAINGAN (COMPETATION), PERTENTANGAN (CONFLICT),
PENGUASAAN (DOMINATION).
(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)
TERPOLA
PERILAKU HUKUM
KRITIS
SUBYEKTIF
AKAL
BUDI
OBYEKTIF
REALITA HUKUM
MENEKANKAN
PD PROSES
MENEKANKAN
PD TUJUAN
(Baca Sosiologi Moralitas, Taufik Abdullah)
KONSEP KEBENARAN
KEBENARAN :

Absolut (kitab suci).

Otoriter (kekuasaan)
Tidak sama dg

Mistik (Dewa, Paranormal, Dukun dll).
kebenaran hukum

Logika rasional (Pemikiran manusia = Wisdom).

Ilmiah (pakar, ilmuwan).
KEBENARAN HUKUM → Normatif
KEBENARAN SOSIOLOGIS → Bebas Nilai (values free)
KEBENARAN SOSIOLOGI HUKUM
(Baca Sosiologi Moralitas, Taufik Abdullah)
FAKTA SOSIAL
NORMA-NORMA
HUKUM DAN MORALITAS
(Emile Durkheim)
KEPENTINGAN
KOLEKTIF
KETERATURAN
TINDAKAN
Mayarakat
Moralitas
KETERIKATAN
KELOMPOK
MILIEU
OTORITAS
Disiplin
Otonomi
Ilmu Pengetahuan
(Baca Sosiologi Moralitas, Taufik Abdullah)
Masyarakat
SUI GENERIS
PENERAPAN HUKUM SOSIOLOGIS
(Emile Durkheim)
KEWIBAWAAN HUKUM
ATMOSPHERE
Suasana
HUKUM NGR
STRUKTUR
Pengembangan
&
Pemeliharaan
UNITY
Kekompakan
LEMBAGA
PENEGAK HUKUM
FUNGSI/TUGAS
HUKUM ADAT
PRESSURE
Desakan
(Baca Sosiologi Moralitas, Taufik Abdullah)
KEPATUHAN
HUKUM
PERKEMBANGAN HUKUM DLM MASYARAKAT



Fungsi Sosial : sbg himpunan moralitas & wahana
utk mencapai cita2 sosial (Durkheim). Masa itu hk
dianggap satu-satunya perekat sosial.
Struktur Sosial : hukum lahir scr bertahap,
dipaksakan olh pemegang kekuasaan, dipengaruhi
olh kepentingan material, ideal, cara berfikir kelas-2
sosial, dan kelompok-2 kepentingan dlm
masyarakat (Weber).
Perubahan Sosial : keberadaan hukum hrs
mengabdi pd kepentingan rakyat, dan utk menekan
kaum borjuis (Karl Marx).
(Baca Pokok-2 Sosiologi Hukum Soerjono Soekanto)
ASPEK BEKERJANYA HK DLM MASYARAKAT



SBG SARANA KONTROL SOSIAL.
Suatu proses yg dilakukan utk mempengaruhi orang-2 agar
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yg disepakati bersama.
Kontrol sosial dijalankan dg menggerakkan bbrg aktivitas
alat ngr utk mempertahankan pola hubungan & kaedah-2 yg
ada.
SBG SARANA REKAYASA SOSIAL.
Suatu proses yg dilakukan utk mengubah perilaku
masyarakat, bukan utk memecahkan masalah sosial.
SBG ALAT KEJAHATAN.
Law as a tool of crime, perbuatan jahat dg menggunakan
hukum sbg alatnya sulit dilacak karena diselubungi olh hk
dan berada dlm hukum.
(Baca Ketika Kejahatan Berdaulat, Tbg Ronny Nitibaskara)
PARADIGMA HUKUM
(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)
PARADIGMA I
(Pra Normatif)
NORMAL LAW
ANOMALI
LAW REVOLUTION
PARADIGMA II
(Normatif)
KRISIS
NORMAL LAW
ANOMALI BARU
PARADIGMA : PANDANGAN FUNDAMENTAL TTG APA YG MENJADI POKOK PERSOALAN
(SUBJECT MATTER) DALAM HUKUM
dst
PEMAKNAANNYA :



Interaksi Manusia mengandung tiga unsur, yaitu :
Tindakan (act), sesuatu (thing), dan makna
(meaning).
Hukum yg dimaksud bukan saja hukum dlm arti
tertulis tetapi juga yg tidak tertulis, baik
menyangkut falsafah, intelektualitas, maupun
jiwa yg melatar belakangi penerapan hukum.
Hukum memiliki daya mengatur jika scr relatif
sdh dipersatukan dlm kelompok-2 sosial, apalagi
dlm sistem sosial.



Hukum bersifat memaksa ttp paksaan itu
bukanlah merupakan syarat utama,
kemanfaatanlah yang menjadi ukuran utama.
Pemaksaan itu lebih utk melindungi sistem
sosial daripada hukum.
Obyek Sosiologi hukum : karakteristik hukum
masyarakat, ideologi, kelembagaan sosial,
organisasi formal dan sosial, dan dinamika
sosial.
MANFAAT MEMPELAJARI SOSIOLOGI HUKUM





Mengetahui dan memahami perkembangan hukum positif
(tertulis/tdk tertulis) di dalam masyarakat.
Mengetahui efektifitas berlakunya hukum positif di dalam
masyarakat.
Mampu menganalisis penerapan hukum di dalam
masyarakat.
Mampu mengkonstruksikan fenomena hukum yg terjadi di
masyarakat.
Mampu mempetakan masalah-masalah sosial dalam kaitan
dengan penerapan hukum di masyarakat.
(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)
NEGARA HUKUM





Eropa Kontinental – Ngr Hk adl ngr yg berdiri di atas hk
yg menjamin “keadilan” kpd wrg ngr nya (Aristoteles)
Keadilan merupakan syarat bagi terciptanya
kebahagiaan hidup utk wrg ngr dan sbg dasar ap
keadilan itu perlu diajarkan rasa susiak kdp setiap
manusia.
Paham laissez faire laissez aller – biarlah setiap angt
masyarakat menyelenggarakan sendiri kemakmurannya
Dua unsur pokok ngr hukum (Imanuel Kant) :
1. Perlindungan thd HAM.
2. Adanya “pemisahan kekuasaan”
Tipe Ngr Hk : Ngr Kesejahteraan (welfare State)
(Baca Hans Kelsen Teori Umum Hukum dan Negara)


Anglo Saxon– tdk mengenal ngr hk ttp mengenal
“the rule of law” – pemerintahan olh hukum
(Dicey – kelanjutan dr ajaran John Locke).
Tiga unsur rule of law :
1. Supremacy of the law.
2. Equality befor the law (kdkn sama di dpn hk)
3. Hak asasi tdk bersumber pd konstitusi/UUD
(penegasan)ttp sdh ada sejak manusia dilahirkan
KEDAULATAN HUKUM




Sbg kelanjutan dp keadaulatan rakyat.
Hukum berdaulat kr sifatnya imperatif, tanpa
diterima olh rakyatpun hk tetap berlaku (Kelsen)
Hukum berdaulat kr bersumber pada kesadaran
hk rakyat.
Hukum yg baik adl hukum yg dierima olh rakyat
karena mencerminkan harapan rakyat.
(Baca Hans Kelsen Teori Umum Hukum dan Negara)
MODEL HUKUM (Donald Black)
KOMPONEN
YURISPRUDESIAL
Fokus
Proses
Cakupan
Perspektif
Kegunaan
Tujuan
Peraturan-Peraturan
Logika
Universal
Partisipan
Praktis
Pengendalian
SOSIOLOGICAL
Struktur Sosial
Perilaku
Bervariasi
Pengamat
Alamiah
Keseimbangan
PENGEMBANGAN HK TDK TERLEPAS DR ASPEK NORMATIF DAN
SOSIOLOGIS. DALAM KENYATAAN KEDUA MODEL TSB SALING TERKAIT,
SALING MELENGKAPI, DAN SALING MEMBERIKAN SUMBANGAN DLM
APLIKASI
(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)
REALITAS HUKUM
(Law on books & Law in action)
Terjadinya perbedaan karena :



Apakah “pola tingkah laku sosial” tlh mengungkapkan materi
hk yg diumuskan dlm peraturan.
Apakah keputusan pengadilan sama dg apa yg diharuskan
dlm peraturan.
Apakah tujuan yg dikehendaki hukum sama dg efek
peraturan itu dlm kehidupan masyarakat.
* SIKAP AMBIVALEN MERUPAKAN PENGHALANG BAGI TEGAKNYA HUKUM
* KEKUASAAN YG TDK BERPARADIGMA HK MERUPAKAN PELUANG TERJADINYA
PELANGGARAN HAM
(D.L KIMBAL)
(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)
KULIAH KE 2
SISTEM HUKUM
1.
2.
3.
4.
Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law)
Dari Romawi berkembang ke Jerman, Belanda, Perancis, Italia, Indonesia
Bahwa hukum itu memperoleh kekuatan mengikat karena berupa peraturan yang berbentuk
undang-undang yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi. Kepastian hukumlah yang menjadi
tujuan hukum, dapat terwujud apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup diatur
dengan peraturan tertulis.
Adagium: “tidak ada hukum selain undang-undang”. Dengan kata lain, hukum selalu diidentikkan
dengan undang-undang.
Hakim dalam hal ini tidak bebas dalam menciptakanhukum baru, karena hakim hanya menerapkan
dan menafsirkan peraturan yang ada berdasarkan wewenang yang ada padanya. Putusan hakim
tidak dapat mengikat umum tetapi hanya mengikat para pihak yang berperkara saja.
Hukum digolongkan menjadi dua bagian utama yaitu:
Hukum Publik: Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, Hukum Pidana
Hukum Privat: Hukum Perdata, Hukum Dagang
Sistem Hukum Anglo Saxon (Common Law)
Dianut negara-negara anggota persemakmuran Inggris, AS, Kanada, Amerika Utara.
Bersumber pada putusan hakim/putusan pengadilan/yurisprudensi. Putusan-putusan hakim
mewujudkan kepastian hukum, maka melalui putusan2 hakim itu prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah
hukum dibentuk dan mengikat umum.
Hakim berperan besar dalam menciptakan kaidah-kaidah hukum yang mengatur tata kehidupan
masyarakat. Hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan peraturan2 hukum dan
menciptakan prinsip2 hukum yang baru yang berguna bagi pegangan hakim2 yang lain dalam
memutuskan perkara sejenis.
Asas doctrine of precedent, hakim terikat pada prinsip hukum dalam putusan pengadilan yang sudah
ada dari perkara-perkara sejenis.
Hukum digolongkan menjadi dua bagian utama yaitu hukum publik dan hukum privat.
Sistem Hukum Adat
Bersumber dari peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang serta
dipertahankan berdasarkan kesadaran hukum masyarakatnya.
Sifat: tradisional dengan berpangkal pada kehendak nenek moyang.
Sistem Hukum Islam
Bersumber pada Al Qur’an, Sunnah Nabi, Ijma dan Qiyas.
Baca
buku Hans Kelsen, Teori Umum Hukum dan Negara.
PRANATA HUKUM
1. Subyek Hukum
Adalah pengemban hak dan kewajiban.
Siapa saja? Orang pribadi dan badan hukum
(Criminal Justice System)
2. Masyarakat Hukum
Kumpulan dari subyek hukum di dalam suatu
masyarakat sebagai suatu sistem yang teratur
dan hukum yang tercipta dalam hubungan
dengan masyarakat itu sendiri, bersifat abstrak
dan memerlukan adanya relation and
communication.
3. Peranan Hukum
Terdiri dari hak (fakultatif) dan kewajiban
(imperatif).
4. Peristiwa Hukum
Merupakan perbuatan hukum yaitu segala
perbuatan yang dilakukan seseorang untuk
menimbulkan hak dan kewajiban
5. Hubungan Hukum
Bisa sederajat, timbal baik, dan timpang
6. Obyek Hukum
Segala sesuatu yang berguna bagi subyek
hukum, meliputi: materiil dan immateriil
HUKUM DLM KONTEKS PERUBAHAN SOSIAL
SOLIDARITAS SOSIAL
ORGANIS
MEKANIS
Masyarakat segmental
KESADARAN KOLEKTIF
(Collective Conscience)
HUKUM REPRESIF
(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)
Masyarakat modern
HUKUM RESTITUTIF
MEMAHAMI MASYARAKAT
Auguste Comte menggambarkan masyarakat :


Statika Sosial : Menganalogikan masy spt “onatomi” tubuh
manusia yg terdiri dr organ, kerangka & jaringan. Hal Ini =
mempelajari masy dlm keadaan statis sbg pendekatan yg bersifat
sinkronik.
Dinamika Sosial : Menganalogikan masy spt berfungsinya tubuh
manusia, pernafasan, metabolisme, sirkulasi darah dll. utk
menggambarkan pertumbuhan organik dr embrio ke arah
kedewasaan. Hal ini = mempelajari masy dlm keadaan dinamis,
proses berlangsungnya kehidupan masy (perubahan sosial) yg
bersifat diakronik.
Baca: buku Sosiologi Perubahan Sosial
PERUBAHAN SOSIAL DLM KONTEKS PEMBANGUNAN




1.
2.
Perubahan sosial adl transformasi dalam organisasi masyarakat,
dalam pola berfikir dan dalam pola perilaku pd wakt tertentu
(Macionis).
Perubahan sosial adl modifikasi dlm pengorganisasian masyarakat
(Persell).
Perubahan sosial adl perubahan pola perilaku, hub sosial, lembaga
dan struktur sosial pd wkt tertentu (Farley).
Kesimpulan :
Perubahan sosial mengacu pd variasi hubungan antar individu,
kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pd wakt tertentu.
Proses penggantian nilai-nilai budaya & institusi-institusi sosial
dalam konteks struktur dan organisasi masyarakat, menyangkut
pula orientasi berfikir, & gaya hidup manusia yang berlangsung dlm
kehidupan bersama sbg masyarakat.
PEMBANGUNAN




Kata “Pembangunan” secara umum diartikan sbg ush utk
memajukan masy & warganya. Kemajuan dimaksud terutama
menyangkut segi material, shg pembangunan sering diartikan sbg
kemajuan yg dicapai masy hanya di bidang “ekonomi” dengan tdk
melihat segi moralitas manusia.
Ada perbedaan prinsipiil antara konsep pembangunan yg dianut olh
“ngr berkembang” dg pembangunan “ngr maju” (Adikuasa).
Di Ngr berkembang persoalan pembangunan adl bgm
mempertahankan kehidupan sos, & bgm meletakkan dasar-dasar
ekonomi kehidupan masy yg mampu bersaing di pasar
internasional (Pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) dan pembangunan manusia (human development) .
Di Ngr maju (adikuasa) persoalan pembangunan adl bgm
melakukan ekspansi lebih lanjut bagi kehidupan ekonominya yg
sdh mapan.
Antara “Perubahan Sosial” dg “Pembangunan”
terdapat hubungan yang bersifat :
1.
2.
Resiprokal : saling berbalasan, saling bermanfaat, saling
tergantung, juga saling mengisi atau saling mengurangi.
Dialektika : penalaran dg dialog sbg cara utk menyelidiki suatu
masalah. Segala sesuatu yg terdapat di alam semesta itu
terjadi dari hasil pertentangan dua hal & yg kemudian
bertentangan dg yg lain shg menimbulkan hal yg lain lagi.
POLA PERUBAHAN SOSIAL
1. Pola Linear : Perkembangan masyarakat mengikuti pola yg pasti.
 Auguste Comte - Tiga tahap dlm peradaban:
1. Teologis & Militer : semua hub sos bersifat militer; masy/pok
bertujaun menundukkan masy/pok lain; semua konsepsi teoritik
didasarkan pd pemikiran mengenai adikodrati; dan kebijakan
dilandasi imajinasi, penelitian tdk dihargai.
2. Metafisik & Yuridis: jembatan perubahan dr bentuk masyarakat
militer dg masyarakat industri; kebijakan masih dilandasi pd imajinasi
ttp mulai bergeser kearah landasan penelitian.
3. Ilpengtek & Industri: industri mendominasi hub sosial & produksi
jadi tujuan utama masy; imajinasi tergeser olh hasil penelitian &
konsepsi-2 teoritik.
Baca: buku Sosiologi Perubahan Sosial


2.

Unlinear : perkembangan masyarakat tidak selalu menuju kearah
kemajuan tetapi bisa juga ke arah kemunduran (primitivisme).
Spenser : struktur sosial berkembang secara “evolusioner” dari
struktur yg homogen ke arah heterogen. Perubahan struktur sosial
sll diikuti dg perubahan fungsi sosial. Masy sederhana bergerak
maju scr evolusioner ke arah ukuran lebih besar, terpadu,
majemuk, dan kepastian terjelma menjadi bangsa yg beradab atau
sebaliknya menjadi bangsa yg primitif.
Pola Siklus : perkembangan masyarakat laksana st roda, kadang di
atas kadangkala turun ke bawah.
Oswald Spengler : kebudayaan tumbuh, berkembang & pudar
laksana gelombang yg muncul mendadak, berkembang kemudian
lenyap, atau laksana tahap perkembangan seorang manusia
melewati masa muda, dewasa, tua, dan akhirnya punah ( contoh :
bangsa Yunanai, Romawi, Indian, Aborigin dll).
MASALAH YG MENJADI PERHATIAN DLM PERUBAHAN
SOSIAL
• APA YANG BERUBAH. (Kependudukan, Pembagian Kerja,
Perburuhan, Peranan Keluarga dll).
• KEMANA ARAH PERUBAHAN. (Tradisional, Modernisasi).
• BAGAIMANA KECEPATAN DARI PERUBAHAN. (Evolusi,
Reformasi, Revolusi dll).
• MENGAPA TERJADI PERUBAHAN. (Kesenjangan budaya,
Demoralisasi, Disorganisasi, Involusi, Polarisasi, Erosi
Kepemimpinan dll).
• FAKTOR APA YG TERKANDUNG DLM PERUBAHAN. (Inovasi,
Invensi, Difusi dll).
BIDANG-2 YG TERKAIT DLM PERUBAHAN SOSIAL
DIMENSI
STRUKTUR
MASYARAKAT
BUDAYA
FUNGSI
LATENCY
(Membentuk pola
perilaku)
UNSUR-UNSUR

TUJUAN

SISTEM SOSIAL

NORMA

SANKSI

PERINGKAT SOSIAL

SOSIAL
INTEGRATION
(MempersatuKan)



INDIVIDU
INDIVIDU
Baca: buku Sosiologi Sistematik
PERSONAL
GOAL
(Pencapaian
tujuan)
ADAPTATION
(Penyesuaian)


FORMAL
ORGANISASI
PROSES
SYSTEMIC
LINKAGE/
PEREKATAN

KOMUNIKASI

SOSIALISASI

KONTROL SOSIAL

PELEMBAGAAN

PERUBAHAN
STATUS/PERANAN
KEKUASAAN
FASILITAS
KEYAKINAN

SENTIMEN/PERASAAN

TEKANAN/STRESS

BOUNDARY
MAINTENANCE/
TAPAL BATAS/
ARAH
KETEGANGAN/STRAIN
INTERFACE DALAM PERUBAHAN SOSIAL
EKONOMI
(ORIENTASI PROVIT)
PERUBAHAN
POLITIK
(ORIENTASI KEKUASAAN)
EKONOMI TRADISIONAL
FOKUSNYA ADL :
Proses sosial yg memungkinkan
elit ekonomi & politik mengelola
alokasi sumberdaya produksi
PERAN KEKUASAAN DALAM
KEPUTUSAN EKONOMI MRPKN
PIJAKAN UTAMA.
SOSIAL
(ORIENTASI MORAL)
SOSIAL
PEMBANGUNAN
(ORIENTASI MATERIAL)
EKONOMI MODERN
FOKUSNYA ADL :
Alokasi efisien atas sumberdaya
produksi scr berkesinabungan dg
memperhatikan mekanisme sosial
politik, baik oleh lembaga swasta
maupun pemerintah utk mempertahankan/memperbaiki “standar
kualitas hidup manusia”.
PERKEMBANGAN TEORI PEMBANGUNAN
EKONOMI
SOSIALIS
PHERY-PHERY
(NGR PINGGIR)
MUNCUL NEGARA
LEPASNYA PAHAM
MANUSIA DALAM
IKATAN-2 KOLEKTIF
MENUJU INDIVIDUALISM
LIBERALISME
MASHAB KLASIK
SELESAI
PD I & II
• Free fight compatation
• Invisible hand
• devision of labour
• spealization
→
METROPOLITAN
(NGR PUSAT)
FAKTOR PENYEBAB
NEGARA- EROPA
(Trickle Down Efect)
ROSTOW
• SUKSES
FAK INTERNAL
AMERIKA SERIKAT
BANTU
KEHANCURAN
EKONOMI
• PSIKOLOGI - VIRUS N’ACH
• KEBUD
NEGARA-2 ASIA
AFRIKA
AMERIKA LATIN
• GAGAL
• WELFARE STATE
• DEMOKRATISASI
• POLITIK CHECKS &
BALANCES
• PERKUATAN
•KEKUASAAN YUDICEEL
• KETDK SEIMBANGAN EKONOMI
NGR BERKEMBANG DG NGR MAJU
• EKSPLOITASI NGR MAJU THD NGR
BERKEMBANG
• COMPARATIVE ADVANTAGE
AWAL PERKEMBANGAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(UNDP)
KEAMANAN MANUSIA
(HUMAN SECURITY)
→
FAK EKSTERNAL
• SPIRIT
• KREATIFITAS
• RASIONAL
• KETERGANTUNGAN SUATU
NGR KPD NGR LAIN
EKONOMI POLITIK
EKONOMI PEMBANGUNAN
NEGARA BANGSA
NEGARA
KESEJAHTERAAN
KESEIMBANGAN DLM
PEMBANGUNAN
EKONOMI DENGAN
PEMBANGUNAN POLITIK
DALAM HAL :
AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL
(Abad ke-20)








Jumlah penduduk dunia meningkat sangat tinggi
Tuntutan bangsa untuk merdeka meningkat
Polarisasi kekuasaan berkembang meluas
Berkembangnya organisasi & oligarkhi menuntut perluasan
spesialisasi
Bertambah lebar jurang pemisah antara yang memerintah dg yang
diperintah
Hilangnya keseimbangan antara kekuasaan eksekutif, legislatif &
yudikatif
Krisis kekuasaan yudiceel yg disebabkan oleh jumlah gol semakin
membesar, masing-2 berusaha merebut kekuasaan.
Perundang-undangan yg lambat mengantisipasi, shg kekuasaan
yudiceel dipengaruhi oleh kekuatan-2 dominan dlm masyarakat
(politik, ekonomi).
CIVIL LAW
(Eropa Kontinental)
Peranan ngr dlm
pembuatan UU dominan
Hk tertulis sbg
andalan bagi
kepastian hk
ORIENTASI
PERGESERAN SISTEM HUKUM
KOMPONEN
PEMBUATAN
MASYARAKAT
FUNGSI
CAMMON LAW
(Anglo Saxon)
Hk tertulis & konvensi
Mendapat tempat yg
penting
Hakim dpt membuat hk mll
Vonis-2 tanpa hrs terikat
pd hk tertulis
Keadilan diutamakan
PELUANG
CAMMON LAW
Partisipatif dg
mengundangkan
seluas-luasnya
parmas baik scr
individu maupun
kelompok
CIVIL LAW
Sentralistik karena
pembuatannya lbh
banyak ditentukan
olh lbg-2 ngr trtm
pemerintah
Aspiratif,
memenuhi kehendak masyarakat
yg dkontestasikan
scr demokratis
Positivis instrumen
talis dlm arti isinya
lbh mencerminkan
kehendak atau alt
justifikasi atas pro
gram yg akan
dilakukan pmrth
Limitatif karena
memuat kttn prinsip scr rinci & ketat
shg tdk dpt diinterpretasikan scr sepihak olh pmrth,
kecuali hal-2 teknis
Interpretatif krn
hanya memuat
mslh-2 pokok utk
ditafsirkan dg prtn
rendah yg dibuat
olh pemrth, dmn
interpretasi sekedar menyangkut
hal-2 teknis
ALIH-ALIH PELEMBAGAAN HUKUM
GOVERNMENT
POLITIC (Subyektivasi)
RULE MAKING
INSTITUTION
STATE
FEED BACK
Rule
Occupation
NORM (Obyektivasi)
RULE MAKING
INSTITUTION
SANCTION (Internalisasi)
ALL OTHER SOCIETAL
ALL PERSONAL FORCE
(Baca Sosiologi, Hukum dan Sosiologi Hukum. B.R. Rijkschroeff)
PERUBAHAN SOSIAL vs NETRALITAS HUKUM
ARUS POLITIK GLOBAL
NETRALITAS
HUKUM
TUJUAN HUKUM
1.
KEADILAN SOSIAL
2.
KEBENARAN
3.
KEMANFAATAN SOSIAL
PEMBANGUNAN NAS
MASALAH
SOSIAL
PERUBAHAN
SOSIAL
KEBERFIHAKAN
HUKUM
MASALAH SOSIAL
Masalah sosial adalah penyimpangan perilaku individu
maupun lembaga di dalam masyarakat sebagai akibat dari
kebijakan atau penerapan kebijakan tidak tepat dalam
mengelola masyarakat sehingga menimbulkan patologi sosial.
PERMASALAHAN SOSIAL MENYANGKUT :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sistem kelembagaan.
Fungsi lembaga.
Peranan lembaga.
Sarana dan prasarana.
Pengorganisasian lembaga.
Manajemen lembaga.
Folkways,
Mores,
Customs
&
Law
Bentuk-2 Permasalahan
•Rakyat kecil dipakai untuk
mendukung politik massa
•Rakyat kecil di pelosok terperangkap
dalam tarik-ulur politik lokal
Marginalisasi hak hidup warga
asli/suku terasing
Kehidupan ekonomi kian mahal dan sulit
Lingkungan hidup rusak
akibat diskriminasi dlm
peruntukan tanah, dan
kebuasan eksploatasi
sumber daya alam
Manipulasi sentimen etnis dan agama
untuk kepentingan elit politik
DESAS-DESUS
(Horton & Hunt, Smelser, Kornblum, Light, Keller)






Berita yg menyebar secara cepat, tidak berdasarkan
fakta (kenyataan), dr persoalan moral hingga mslh
kenegaraan.
Tersebar karena orang perlu & suka.
Menarik ketika terjadi ketegangan sosial.
Dpt merusak nama baik (reputasi), kaburkan tujuan,
lemahkan semangat – digunakan utk propaganda.
Tdk dpt dibantah scr efektif hanya dg menggunakan
penjelasan yg rasional.
Desas-desus yg berlangsung lama & diterima sbg
kebenaran bisa menjadi legenda.
PANIK
(Horton & Hunt, Smelser, Kornblum, Light, Keller)




Kondisi emosional yg diwarnai olh keputusasaan &
ketakutan yg tdk terkendali, disertai penyelematan
diri scr kolektif yg didasari olh sikap histeris.
Terjadi pd pok yg mengalami keletihan kr tekanan
jiwa (stress) sesaat atau berkepanjangan, berada
dalam keadaan sangat berbahaya & hanya memiliki
kemungkinan membebaskan diri scr terbatas.
Setiap orang menempuh cara utk melindungi dirinya
sendiri.
“Kepemimpinan” sangat diperlukan dlm suasana
panik guna mengorganisasi agr kerjasama; hilangkan
ketidakpastian dg cara memberi arahan &
membangun kepercayaan diri.
GERAKAN SOSIAL
(Horton & Hunt, Smelser, Kornblum, Light, Keller)





Perilaku
masa
yang
melakukan
kegiatan
secara
berkesinabungan
untuk menunjang atau menolak
kebijakan yg dianggap merugikan masyarakat atau
kelompok.
Awal mula gerakan dilakukan olh suatu kelompok yg
merasa tdk puas thd suatu keadaan; pribadi kecewa;
penyaluran kegagalan; atau mereka yg merasa hidup
kurang berarti.
Semula bentuk gerakan tidak terorganisasi, terarah dan
terencana selanjutnya terorganisasi.
Contoh: Gerakan demo, gerakan ekspresif, gerakan utopia,
gerakan reformasi, gerakan revolusioner, (KAMI 1966,
Reformasi 1998).
Faktor pendorong: kemiskinan, ketidakadilan, korupsi yg
parah, kekejaman, konsumerisme, individualisme, gila
materi & jabatan, hedonisme dll
CIVIL DISOBEDIENCE
(Horton & Hunt, Smelser, Kornblum, Light, Keller)


Pembangkangan sipil adl penyimpangan hk secara
umum dan terbuka karena terdorong oleh kata hati
serta pandangan moral, disertai dengan kesediaan
menerima sanksi hukum.
Aksi tsb merupakan teknik paksaan tanpa paksaan
yang menggunakan tuntutan dr sejumlah orang yang
rela menderita demi menegakkan suatu pandangan
moral.



Pembangkangan sipil disebabkan kr munculnya kasus-2 yang berkaitan dengan adanya
perasaan kurang puas atas sistem hukum
yang tidak adil.
Aksi ini merupakan tindakan politik yang
bukan merupakan tindakan kekerasan dengan
tujuan untuk mengubah hukum atau
kebijakan pemerintah.
Pembangkan sipil diilhami oleh pemikiran bhw
keadilan yg berlaku di masyarakat hanya
untuk golongan tertentu saja dan kurang
memperhatikan golongan yang lain.


Pembangkangan sipil bisa mencapai tuntutan
yang dikehendaki apabila memiliki disiplin diri
yg kuat dari para pelaku, dan tdk mengarah
ke tindakan kekerasan.
Cara ini umumnya berlaku di negara-negara
demokrasi di mana para pelaku telah memiliki
kesadaran cukup tinggi dlm hidup bernegara.
Dengan kata lain tuntutannya benar-benar utk
kepentingan bangsa dan negara.



Social disobidience = Paksaan tanpa kekerasan
(nonviolent coercion) sbg teknik perlawanan
(non resistance) atau perlawanan pasif (pasif
resistance).
Sasarannya ialah membangkitkan perasaan
simpati masyarakat dan mempermalukan partai
dominan agar partai dominan mau membuat
kelonggaran.
Teori dasar: ketidakpuasan (discontent theory),
ketidakmampuan menyesuaikan diri
(malajusment theory), kesenjangan (deprivasi).
PATOLOGI SOSIAL




Semua tingkah laku yg bertentangan dg norma kebaikan,
stabilitas lokal, pola kesedarhanaan, moralitas, hak milik,
solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin,
kebaikan dan hukum formal (Penyakit Masyarakat).
Perkembangan tdk seimbang dr macam-2 bag kebudayaan,
shg melahirkan kesenjangan sosial, kelambatan kultural
(cultur lag), disorganisasi sosial, hingga disintegrasi sosial.
Inter-dependensi
antara
disorganisasi
sosial
dan
lingkungan budaya yg buruk merupakan rangsangan bagi
orang normal menjadi sakit sosial (sosiopatik).
Bentuknya
:
Kemiskinan,
Kejahatan,
Alkoholisme, Narkotika, Perjugian, Pelacuran
Pelacuran,
STEREOTIPE




Kesan (pandangan salah, prasangka) tentang ciriciri tertentu (khusus) kelompok luar yang telah
diterima secara luas oleh masyarakat.
Citra kaku tentang suatu kelompok ras atau budaya
yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra
tersebut.
Kecenderungan bahwa sesuatu yang dipercayai
orang besifat terlalu menyederhanakan dan tidak
peka terhadap fakta obyektif.
Stereotype mungkin ada benarnya, tetapi tidak
seluruhnya benar.
ALIENASI


Keterasingan, ketidakberdayaan, ketidakberartian,
keterpencilan, ketidakseimbangan diri
Keterasingan diri atas karyanya di dlm masyarakat
atau kelompok, disertai perasaan tanpa norma,
tanpa arti, tanpa daya, tanpa kemampuan, tanpa
perhatian, merasa rendah diri, terisolasi, dan
tersingkir dlm kehidupan.
ANOMI



Kondisi sosial yg tidak memiliki seperangkat
nilai & sistem penerapannya yang diyakini
benar, berlaku scr konsisten, dan digunakan
sebagai pedoman sikap & perilaku oleh warga
masyarakatnya.
Nilai-nilai lama telah ditinggalkan sedangkan
nilai baru belum terbentuk.
Cara menerapkan nilai lama tidak sesuai dg
perkembangan, sedangkan cara baru belum
ada.
POLARISASI


Proses terjadinya dua lapisan dlm masyarakat (lapisan
atas dan lapisan bawah) yang menunjukkan perbedaan
sikap dan kemampuan dalam merespon (menyerap)
ilmu pengetahuan dan teknologi serta hasil-hasil
pembangunan sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
kesenjangan dlm kesejahteraan dan kemampuan kedua
lapisan tersebut.
Bentuk a.l kesenjangan dlm kesejahteraan, pendidikan,
akses dlm berpolitik dll.
ANOMALI

Anomali adalah proses penyimpangan fungsifungsi lembaga dalam masyarakat yg tdk segera
diperbaiki peranannya sehingga menimbulkan
kegalauan atau keadaan anomi.

Bentuknya berupa pelanggaran thd normanorma sosial yg tlh melembaga atau mapan,
tidak ada sanksi yg efektif, & tidak melakukan
perubahan scr substansial cara utk mengatasi
masalah.
INVOLUSI


Involusi adalah kemunduran, kemerosotan kebudayaan
kr ketidakseimbangan yang terjadi di dalam kehidupan
sosial sudah mencapai bentuk yang pasti, namun tidak
berhasil diseimbangkan atau diubah menjadi suatu pola
baru, justru terus berkembang hingga menjadi semakin
rumit.
Bentuknya berupa peningkatan teknik melangsungkan
kehidupan atas dasar ketertutupan (exclucivisme), dlm
konteks mekanisme daya tahan masyarakat (defencemechanisme), hingga
sikap
sosial
mengalami
dehumanisasi, kepekaan sosial menghilang, persepsi
sosial menjadi kabur, kebanggan hanya pada lambanglambang kesuksesan, mabuk kekuasaan, materi dan
panik
EROSION PATRON-CLIENT
Pengikisan hubungan ketergantungan antara
Klien (yang dipimpin, dilindungi, anggota)
terhadap Patron (Pelindung, Pemimpin)
disebabkan oleh menguatnya nilai kesadaran
rasional di satu sisi, di sisi laian melemahnya
nilai ketauladanan dan rasa tanggungjawab)
Patron sbg pengaruh dr orientasi materi yg
menonjol, serta berfikir dan bertindak scr
ekonomis.
KRISIS

Krisis adl proses melemahnya daya pengikat
sosial berupa nilai-nilai, lembaga-lembaga,
fungsi-fungsi, status-status, peranan-peranan,
mekanisme, tata-cara hidup dalam masyarakat

Bentuknya berupa kontradiksi-kontradiksi sikap
dan tindakan dlm bentuk arogan, brutal,
agresif,
anarkhi
di
masyarakat
dalam
menghadapi setiap kebijakan yg dianggap tidak
selaras dengan pendapat umum
CRIME




Crime is societal problem not
problem (Radcliff Brown).
criminal justice
Tindakan yang bertentangan dg rasa solidaritas
kelompok (Thomas).
Pelanggaran thd perasaan ttg kasihan dan kejujuran
(Garofalo).
Konsep kejahatan sering dilihat dr aspek kegarangan
tindakan (Feloni = kejahatan serius; Misdemeanor =
kejahatan yg kurang serius)
Organized Crime : Suatu tindak kejahatan yg dilakukan

oleh sekelompok orang scr sistematis (modus operandi).
Criminal Organization : Suatu organisasi yg didirikan oleh

para penjahat utk mengoptimalkan pencapaian tujuan
(punya struktur organisasi yg jelas, memiliki keanggotaan
tetap, menggunakan peralatan teknologi, memiliki aksi
kejahatan yang berkelanjutan, menggunakan akumulasi
kekuasaan
State Organized Crime : tindakan yg menurut hk

ditentukan sbg kejahatan & dilakukan olh pejabat pmrth
dlm menunaikan tugas dr negara
Crime againts humanity : 1) kejahatan perang; 2)

pembersihan etnik (genocide; 3) perbudaan dll.
KEJAHATAN PD MASYARAKAT INDUSTRI



Penyelundupan (smuggling) sbg bentuk kejahatan
konvesional yg berdimensi baru, memanfaatkan
teknologi komunikasi, transpotasi (kapal curah,
container, cargo air transportation, diplomatic bag dll).
Penyebaran hama & penyakit mll bahan makanan
import kadaluarsa, baik berasal dr ngr pengeksport yg
kondisi alat angkutnya buruk, maupun yg tertahan di
pelabuhan tujuan.
Pasar gelap (black market) barang-2 terlarang spt
makanan, minuman, drug mll pengemasan & peredaran
yg tdk konvensional (pembuangan limbah 3B, debt
collector).






Pemalsuan
merk
dagang
terkenal
&
pembajakan hak paten.
Penggelapan pajak, pemalsuan restitusi pajak.
Penyalahgunaan credit card, pecurian pulsa
telp, money laundry.
Pelecehan sex dan child abused, kejahatan yg
bersumber dr tekanan psikologis akibat kerja
berat & diburu wakt.
Cyber crime (kejahatan maya.
Kejahatan asuransi.
TERORISME



Strategi untuk mencapai suatu tujuan dengan
menggunakan cara kekerasan atau ancaman
kekerasan utk memaksa pemerintah, penguasa &
rakyat dengan menimbulkan rasa takut.
Digunakan olh kelompok yg hanya memperoleh
dukungan kecil, tetapi memiliki keyakinan yang
teguh atas kebenaran tujutannya.
Berbagai tujuan terorisme : menarik perhatian
dunia, mengacaukan stabilitas pemerintahan,
mendukung revolusi, dan balas dendam.
WHITE COLLOR CRIME




Ciri-2 WCC menurut Laura Snider :
- Dilakukan dlm konteks kewenangan.
- Berlindung di balik jabatan.
- Akibat yg ditimbulkan meluas.
- Menguntungkan diri sendiri maupun kelompok.
- Dilakukan dlm konteks sindikat.
Label yg mengandung pesan moral & politik utk kejahatan yg
dilakukan olh orang-2 yg memiliki kedudukan sosial tinggi &
terhormat dlm pekerjaannya (para pengusaha & eksekutif).
Kegiatan tdk sah tanpa menggunakan kekerasan scr langsung
teruama menyangkut penipuan, penyesatan, penyembunyian
informasi, penggelapan dan manipulasi.
WCC menggugurkan teori yg menyatakan pelaku kriminal adl
orang-2 yg berasal dr kelas sosial & ekonomi rendah.
JUDICIAL ACTIVISM


Hakim
yg mengembangkan atau memperluas
pengertian hukum dan peraturan konstitusi yang
berlaku dengan menggunakan interpretasi hukum
menurut pendapatnya sendiri.
Kecenderungan para penegak hukum untuk
mengarah
ke
upaya
memperluas
atau
mempersempit pengertian peraturan hukum dan
ketetapan konstitusi di luar kehendak pembuat
peraturan hukum dan ketetapan tersebut.
JUDICIAL CRIME
Kejahatan yang dilakukan olh
aparat penegak hukum dlm
konteks jabatan & kekuasaan
untuk menetapkan seseorang
atau sekelompok orang salah
atau tdk bersalah
dg cara
menyimpangkan perkara dari
tujuan hk shg menguntungkan
diri sendiri & merugikan fihak
lain
yg
berperkara
serta
merusak tatanan hukum.
CRIMINAL LAWYER
Aktivitas lawyer yang menjadi
langganan pelanggar hukum baik
perorangan maupun terorganisir.
Pekerjaannya : merekayasa alibi,
mengatur pertemuan yg bersifat
tersembunyi, mempengaruhi polisi,
jaksa maupun hakin dlm membuat
berita acara, menuntut hingga
menyidangkan
perkara.
Juga
menakuti
saksi,
mengaburkan
peristiwa/perkara mll mass media,
dg cara menyuap aparat gakkum,
hingga mengancam keselamatan
hakim.
EXTRA JUDICIAL CRIME




Lembaga yg terbentuk kr ketidakpuasan
masyarakat atas kinerja para penegak hukum.
Masyarakat tdk mempercayai integritas moral
para penegak hukum kr aparat tlah melakukan
penyalahgunaan
wewenang
&
memberi
perlindungan thd praktek-2 kejahatan.
Masyarakat mengganggap tindakannya mrpkn
tindakan suci (mahatma) & mrpkn hk positif.
Masyarakat melakukan upaya penegakan
hukum menurut pandangan & cara-cara mereka
sendiri.
HUMAN SECURITY
(Keamanan Manusia)
MULTI FASET KEAMANAN MANUSIA :
 Keamanan kultural & agama.
 Keamanan harta milik.
 Keamanan hak-hak manusia.
 Keamanan perempuan. Anak
dan lansia.
 Keamanan kerja.
 Keamanan keluarga & Kediaman.
 Keamanan makanan.
 Keamanan perjalanan.
 Keamanan informasi.
 Keamanan hak cipta.
 Keamanan pendidikan.
 Keamanan kesehatan. Jiwa & bencana.
Human security sbg
Sistem keamanan
yg
Berlawanan dengan
Sistem State
sesurity










PENDEKATAN DLM KEAMANAN MANUSIA :
Pengusangan perang.
Pengusangan kekerasan.
Demokratisasi politik, ekonomi & hukum (peradilan)
Keadilan hukum.
Pelestarian lingkungan.
Penyelesaian konflik scr damai.
Perubahan umur kerja.
Multikulturalisme & multirelijionisme.
Hak manusia dg relativism kultural.
Ekoteknologi.






INDUSTRI KEAMANAN :
Asuransi (pendidikan, usia lanjut, rumah,
kendaraan,
kecelakaan,
harta,
pekerjaan,
perjalanan).
Pengawalan, patroli, jaga malam.
Detektif swasta.
Pengamanan fisik (pagar, kunci, alarm, mata
elektronik, senjata api, foto kamera).
Praktek dokter.
Akutansi.
TANTANGAN KEAMANAN MANUSIA MASA DEPAN :
 Pangan, air, tanah, udara.
 Ekologi.
 Informasi.
 Kemiskinan mayoritas.
 Hak intelektual.
 Bencana alam.
 Perpecahan keluarga.
 Kesehatan.
 Radikalisasi agama.
 Terorisme.
 Trans-nasitional crime.
 Keseimbangan biomassa.
PROBLEM SOSIAL MASA KINI
(Makro)







Upaya mempersenjatai diri dan upaya mengurangi
persenjataan (armament and disarment)
Masalah Hak Asasi Manusia
Alih teknologi, inflasi, tawar-menawar secara kolektif
(collective bargaining)
Biaya pemerintahan (government budgeting),
Inovasi kelembagaan (institutional innovation),
Restrukturisasi sosial (social restructuring)
Keikutsertaan buruh dalam mengelola perusahaan, juga
dalam hal penentuan kebijaksanan (codetermination)
serta keterlibatan buruh dlm manajemen (worker’s self
management)








Hak atas non-diskriminasi (atas dasar jenis kelamin,
gender, dan /atau kemampuan melahirkan anak, ras,
kebangsaaan dst)
Perbedaan perlakuan antara laki-laki dan perempuan
dalam bidang khusus, seperti lapangan kerja, sistem
peradilan dll
Kebebasan vs kekerasan.
Hak sipil dan politik lainnya (berkumpul, mengelaurkan
pendapat dll)
Pembagian waris bagi wanita.
Alokasi & peruntukan tanah.
Perubahan tata-nilai dlm kesenian (musik).
Perkawinan sesasama jenis. dll
KONFIGURASI PROBLEM SOSIAL
GRAND THEORY
MIDDLE RANCE THEORY
LOWER THEORY
PROBLEM MAKRO
STRATEGIS
PROBLEM MESSO
TAKTIS
PROBLEM MIKRO
TEKNIS
MASALAH KELEMBAGAAN
MASALAH ORGANISASI
MASALAH
INDIVIDU



Masalah Makro :
- Masalah Keadilan.
- Masalah Kemakmuran.
- Masalah Keamanan.
Masalah Messo :
- Sistem Penegakan Hukum.
- Sistem Kepolisian Nasional.
- Fungsi Lembaga Arbritase.
Masalah Mikro :
- Persaingan Usaha.
- Kepailitan Perusahaan.
- Peranan lembaga.
- Perbankan.
- Perlidungan konsumen.
- Perlindungan wanita.
KULIAH KE 3
ANALISIS MASALAH




Analisis merupakan kegiatan akal budi dlm rangka memecahkan
masalah dan berupaya utk memperoleh jawabannya.
Jenis analisis :
1. Analisis teoretis – suatu kajian untuk mengubah/menambah/
mengembangkan pengetahuan.
2. Analisis praktis – suatu kajian untuk mengubah keadaan atau
menyelesaikan suatu masalah.
3. Analisis problematik – kombinasi dari analisis teoretis dan
analisis praktis untuk mencari jalan keluar secara sistematis dlm
konteks pemecahan mslh empiris. Dalam hal ini menempatkan
proses dan problem dalam konteks sebagai suatu sistem.
4. Analisis yuridis – cara berfikir yg terpola & terarah pd sistem
kaidah hukum positif dan kenyataan di masyarakat. Tujuannya
utk memelihara stabilitas dan prediktabilitas (menjamin ketertiban
dan kepastian hukum), serta utk menyelesaikan kasus scr
imparsial, obyektif, adil dan manusiawi.





Penalaran adalah proses berfikir dari premis ke premis utk
mencapai kesimpulan. Hasilnya disebut argumentasi.
Jenis-2 Argumentasi :
a. Deduksi.
b. Induksi.
c. Abduksi.
Argumen deduksi = mengeksplisitkan kesimpulan yg sdh ada
dlm premis-2 scr tersirat. Bentuk dasarnya adl silogisme.
Hakekatnya merupakan penerapan premis umum pada premis
khusus atau premis mayor pada premis minor.
Argumen induksi = berdasarkan premis-2 khusus utk menarik
kesimpulan umum. Prosesnya membanding-bandingkan
sejumlah kejadian atau fakta, selanjutnya berdasarkan
kesamaan-2 dan perbedaan-2 menarik kesimpulan umum.
Argumen abduksi = berdasarkan sebuah kenyataan konkret yg
dipandang sbg problematika, disugestikan ke sbh aturan umum
utk menyelesaikan kejadian khusus ttt.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Penalaran yuridis adalah proses suatu berfikir dalam rangka
mengidentifikasi hak-2 dan kewajiban-2 spesifik dari orang-2
tertentu. Secara teknik dijabarkan ke dalam enam langkah :
Memaparkan selengkap mungkin fakta dari suatu peristiwa yang
menimbulkan masalah.
Mengidentifikasi sumber hukum yang aplikabel.
Menganalisis sumber-2 hukum utk menetapkan aturan-2 yang
aplikabel & kebijakan (policy, tujuan kemasyarakatan) yang
melandasi aturan-2 tersebut.
Mensintesiskan aturan-2 hukum yang aplikabel ke dlm suatu
struktur koheren yang di dlm nya aturan yang lebih spesifik
dikelompokkan ke bawah aturan yang lebih umum.
Menelaah fakta yang diperoleh utk memilah, menstrukturkan dan
mengkualifikasi fakta yang relevan shg tampil peristiwa hukumnya.
Menerapkan struktur aturan-2 pada fakta yang relevan utk
menetapkan hak-2 dan kewajiban-2 yang diciptakan olh fakta
tersebut dg mengacu pada kebijakan yang melandasi aturan-2
tersebut.
Proses berfikir yuridis – Penalaran hukum = legal reasoning =
argumen yuridis
FENOMENA
Fenomena adalah hal-hal yang dapat dilihat dengan panca indera
dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah. Fenomena ini
merupakan gejala atau kejadian yang dapat ditangkap oleh indera
manusia, misalnya gejala-gejala atau kejadian alam. Dalam kegiatan
kajian terhadap suatu masalah, fenomena merupakan “titik awal”
dalam upaya mendapatkan informasi-informasi dan dijadikan suatu
hal yang ingin diketahui. Fenomena itu kemudian diabstraksikan
dengan konsep-konsep yaitu istilah atau simbol-simbol yang
mengandung pengertian singkat dari fenomena. Hasil dari suatu
penelitian berupa fakta-fakta yang diungkapkan dalam bentuk
proposisi-proposisi, baik berupa teori, dalil, hukum, digunakan untuk
menjelaskan fenomena-fenomena tersebut. Dengan demikian
fenomena-fenomena yang ingin diketahui akan terjawab setelah
diperoleh fakta-fakta.
KONSEP
Kata konsep berasal dari kata latin concipere yang berarti
mencakup, mengandung, mengambil, atau menangkap. Kata
bendanya adalah conceptus yang berarti tangkapan, sehingga arti
konsep sebenarnya adalah tangkapan. Jika intelek (akal budi)
manusia mengangkap atau melihat sesuatu, maka buah atau
hasil dr tangkapan tersebut disebut konsep. Konsep dinyatakan
dalam sebuah kata atau kalimat. Jadi konsep adalah istilah atau
simbol-simbol yang mengandung pengertian singkat dari suatu
fenomena. Dengan kata lain konsep itu penyederhanaan dari
fenomena
D A T A
Data merupakan bentuk jamak dari datum. Dalam bahasa
Indonesia, data diartikan sebagai keterangan yang benar dan nyata
atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis). Data
dapat berupa data kualitatif yaitu yang tidak berbentuk angka yang
diperoleh dari wawancara, pengamatan, dan lain-lainnya, maupun
kuantitatif berbentuk angka yang diperoleh dari penjumlahan atau
pengukuran.
Jadi data adalah keterangan atau hasil dari pengamatan/
pengukuran baik berupa nilai-nilai maupun angka yang biasa
dijadikan sebagai bahan dasar kajian atau analisis. Dalam suatu
kajian, data digunakan untuk menguji kebenaran suatu hipotesis
atau paradigma. Keabsahan hasil pengujian itu tergantung pada
kebenaran dan ketepatan data serta kecermatan analisis data.
F A K T A
Fakta berasal dari bahasa latin factum. Fakta merupakan
bentuk jamak dari factum, berarti peristiwa, bukti atau berita yg
merupakan kenyataan, atau sesuatu yg benar-benar terjadi.
Dengan demikian jika hipotesis atau paradigma dinyatakan
benar setelah diuji secara empirik, maka hubungan-hubungan
informasi yang diprediksikan menjadi penyebab masalah benar,
artinya hubungan-hubungan tersebut benar-benar terjadi dan
suatu peristiwa terbukti kebenaranya berdasarkan fakta.
TEORI
1.
3.
4.
Teori memiliki beberapa pengertian a. l :
Pendapat yg dikemukakan sbg keterangan mengenai suatu
peristiwa. Misalnya, teori tentang kejadian bumi, teori
tentang pembentukan negara.
2.
Asas atau hukum scr umum yg menjadi dasar suatu
kesenian atau ilmu pengetahuan, Misalnya teori ttg
mengendarai mobil, teori ttg hukum dagang.
Seperangkat premis yg berhubungan scr logis baik linear
maupun tdk linear dan dinyatakan scr sistematis utk
menjelaskan gejala-gejala empiris.
Seperangkat konsep yg berhubungan satu sama lain yg
menggambarkan st fenomena dlm hubungan scr kausalitas
dg tujuan utk menerangkan, dan meramalkan fenomena.
PREMIS
Rangkaian pernyataan mengenai hubungan antara dua
atau lebih konsep, yg tidak perlu dibuktikan
kebenarannya namun dpt diterima scr ilmiah (logis).
Contoh Jika mahasiswa Universitas Jayabaya pernah
mengikuti kuliah di perguruan tinggi lain, maka
mereka cenderung belajar secara aktif sehingga
prestasinya cenderung lebih tinggi.
Grand Theory
TEORI FUNGSIONAL
(Durkheim, A. Comte, M. Weber, T. Parsons, H.
Spenser)



Kohesi sosial dalam masyarakat :
Di setiap masyarakat senantiasa dijumpai suatu
keterkaitan (kohesi). Dalam masyarakat seperti itu
terdapat
pengelompokan
intermedier
atas
lembaga-lembaga kemasyarakatan, sehingga di
dalamnya ada semacam struktur tertentu.
Jika dalam pengelompokan membagi nilai dengan
norma-norma yang sama, maka masyarakat memiliki
aturan dalam pergaulan hidup, di mana orang-orang
mempunyai ikatan erat dalam pengelompokan
intermedier,
sehingga
mereka
mengindahkan
nilai-nilai dan norma pergaulan hidup tersebut.
Grand Theory
TEORI KONFLIK
(Hobbes, Karl Maarx, Galtung, Dahrendorf, Simmel,
Coser, Slotkin)



Konflik merupakan fenomena yg normal dan
natural.
Konflik dpt menimbulkan keadaan tidak enak,
meresahkan, menegangkan, menakutkan
namun syarat bagi suatu perubahan.
Konflik sosial merupakan pertentangan antara
dua pihak atau lebih yang menyangkut
masalah ekonomi, kekuasaan, keyakinan
agama, ras.
Lower Theory



Teori-teori Under Control atau teori-teori untuk
mengkaji perilaku jahat seperti teori Disorganisasi
Sosial, teori Netralisasi dan teori Kontrol Sosial. Teori
ini secara umum membahas mengapa ada orang
melanggar hukum meskipun kebanyakan orang tidak
demikian.
Teori-teori Kultur, Status dan Opportunity seperti
teori Status Frustasi, teori Kultur Kelas dan teori
Opportunity yang menekankan mengapa adanya
sebagian kecil orang menentang aturan yang telah
ditetapkan masyarakat di mana mereka tinggal.
Teori Over Control yang terdiri dari teori Labeling,
teori Konflik Kelompok dan teori Marxis. Teori ini
lebih menekankan kepada masalah mengapa orang
bereaksi terhadap kejahatan.
ANOMI
(Emile Durkheim)
Anomi adalah keadaan deregulation dalam
masyarakat, karena tidak ditaatinya aturan-aturan
yang telah mapan (aturan lama ditinggalkan
sedangkan aturan baru belum ada), kehidupan
menjadi seolah-olah tanpa pedoman, orang sulit
manangkap apa yang diharapkan dari orang lain
baik untuk bersikap maupun bertindak, sehingga
keadaan menjadi galau atau membingungkan.
ANOMI


(R.K.MERTON)
Innovation (pembaharuan) adalah keadaan di mana tujuan
dalam masyrakat diakui dan dipelihara, akan tetapi tdk terjadi
perubahan sarana yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Masyarakat masih ada yang percaya dengan cara-cara lama
untuk mencapai tujuan, namun beralih menggunakan sarana
baru jika menemui halangan terhadap cara yang digunakan
untuk mencapai kesusksesan.
Conformity (menyetujui) adalah suatu keadaan di mana
warga masyarakat menerima tujuan dan sarana-sarana baru
(legitimate mean) yang berkembang di masyarakat karena
ada tekanan sosial. Di sisi lain meskipun masyarakat memiliki
sarana yang terbatas tetapi tidak melakukan penyimpangan,
mereka melanjutkan pencapaian tujuan hidup dan percaya
atas legitimasi sarana-sarana konvensional dengan mana
kesusksesan akan dicapai.



Ritualism (tatacara keagamaan) yaitu keadaan di mana warga
masyarakat yang telah menerima tujuan dan sarana-sarana
baru, namun saranasarana baru tidak kunjung diadakan.
Masyarakat meredakan ketegangan dengan menurunkan
skala aspirasi sampai pada batas yang bisa mereka capai
daripada mengejar tujuan budaya kesuksesan yg hanya ilusi.
Retreatism (penarikan diri) yaitu keadaan di mana warga
masyarakat melepaskan tujuan budaya sukses dan saranasarana sah. Warga masyarakat mulai menyesuaikan diri dari
menurut cara-cara sendiri, misalnya dengan mabok-mabokan,
pecandu narkoba hingga puncaknya bunuh diri.
Rebellion (pemberontakan) yaitu keadaan di mana tujuan dan
sarana yang terdapat dalam masyarakat ditolak, berusaha
untuk mengganti atau mengubah seluruhnya. Meraka juga
menginginkan utk mengubah sistem melalui social disobidien
(pembangkangan sosial).
EXCHANGE THEORY
(Peter Blau)





Premis-premisnya :
Pertukaran sosial tidak simetris, ttp dilandasi olh sistem
stratifikasi berdasarkan kekuasaan dan wewenang.
Perbedaan status dlm masyarakat berakibat
adanya
perbedaan transaksi dalam pertukaran antar warga, status
yg rendah ditentukan olh status yg tinggi.
Legitimasi pemimpin dlm masyarakat tdk menjamin para
anggota
merasa puas thd kepemimpinannya, atau
memahami apa yang diharuskan olh pimpinan, karena
setiap pertukaran salalu diikuti oleh pamrih atau balasan.
Kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat sangat
tergantung pd hasil perbandingan cost dan reward yg
menguntungkan semua pihak.
Dalam organisasi hubungan yg asimetris dilestarikan
melalui kekuasaan yg memaksa.
TEORI KONTROL SOSIAL
(Reiss)
Lahirnya teori Kontrol Sosial dilatarbelakangi oleh
tiga aspek perkembangan dalam masyarakat : (1)
Adanya reaksi dari teori labeling dan konflik yang
dilandasi tingkah laku kriminal. Sebagaimana acuan,
teori ini kurang menganalisis masalah kriminal dan
hanya mengarah pada subyek perilaku menyimpang;
(2) Munculnya studi tentang criminal justice sebagai
suatu ilmu telah mempengaruhi hukum menjadi lebih
pragmatis serta berorientasi pada sistem; dan (3)
Teori Kontrol Sosial dikaitkan dg teknik penelitian,
khususnya terhadap tingkah laku remaja, yakni self
report survey.
TEORI KONTROL SOSIAL
(Nye)

Menurut Nye, manusia diberi kendali supaya tidak
melakukan pelanggaran, proses sosialisasi yang
adequat (memadai) akan mengurangi terjadinya
delinkuensi. Pendidikan terhadap seseorang untuk
melakukan pengekangan keinginan (impulse). selain
itu, kontrol intemal dan ekstemal harus kuat utk
membangun
ketaatan
terhadap
hukum
(law-abiding).




Premis teori Kontrol Sosial :
1. Harus ada kontrol intemal maupun ekstemal.
2 . Manusia diberikan kaidah-kaidah supaya tidak
melakukan pelanggaran.
3. Proses sosialisasi yang ade quat (memadai) akan
mengurangi terjadinya delinkuen.
4. Ketaatan thd hukum (law abiding).
TEORI LABELING
(Micholowsky)






Premis-premis teori Labeling sebagai berikut :
1. Kejahatan merupakan kualitas dari reaksi masyarakat atas
tingkah laku seseorang.
2. Reaksi itu menyebabkan tindakan seseorang dicap sebagai
penjahat.
3. Umumnya tingkah laku seseorang yang dicap jahat
menyebabkan orangnya juga diperlakukan sebagai penjahat.
4. Seseorang yang dicap dan diperlakukan sebagai penjahat
terjadi dalam proses interaksi, di mana interaksi tersebut
diartikan sebagai hubungan timbal balik antara individu, antar
kelompok dan antar individu dan kelompok.
5. Terdapat kecenderungan di mana seseorang atau kelompok
yang dicap sebagai penjahat akan menyesuaikan diri dengan
cap yang disandangnya.


Teori Labeling Howard S. Becker menekankan dua
aspek:
(1) Penjelasan tentang mengapa dan bagaimana
orang-orang tertentu sampai diberi cap atau label
sebagai penjahat; dan (2) Pengaruh daripada label itu
sebagai konsekuensi penyimpangan tingkah laku,
perilaku seseorang bisa sungguh2 menjadi jahat jika
orang itu di cap jahat.
Edwin Lemert membedakan tiga penyimpangan, yaitu:
(1)
Individual deviation, di mana timbulnya
penyimpangan diakibatkan oleh karena tekanan psikis
dari dalam; (2)Situational deviation, sebagai hasil stres
atau tekanan dari keadaan; dan (3) Systematic
deviation, sebagai pola-pola perilaku kejahatan
terorganisir dalarn sub-sub kultur atau sistem tingkah
laku.

Pada dasarnya teori labeling menggambarkan:
(1) Tidak ada satupun perbuatan yang pada dasarnya
bersifat kriminal; (2) Predikat kejahatan dilakukan oleh
kelompok yang dominan atau kelompok penguasa; (3)
Penerapan aturan tentang kejahatan dilakukan untuk
kepentingan pihak yang berkuasa; (4) Orang tidak
menjadi penjahat karena melanggar hukum, tetapi
karena ditetapkan demikian oleh penguasa; dan (5)
Pada dasarnya semua orang pernah melakukan
kejahatan, sehingga tidak patut jika dibuat kategori
orang jahat dan orang tidak jahat. Premis tersebut
menggambarkan bahwa sesungguhnya tidak ada orang
yang bisa dikatakan jahat apabila tidak terdapat aturan
yang dibat oleh penguasa untuk menyatakan bahwa
sesuatu tindakan yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang diklasifikasikan sebagai kejahatan.
DIFFERENTIAL ASSOCIATION THEORY
(Edwin H. Sutherland)



Sembilan premis perilaku jahat :
1. Perilaku kejahatan adalah perilaku yang dipelajari,
bukan warisan.
2. Perilaku kejahatan dipelajari dalam interaksi dengan
orang lain dalam suatu proses komunikasi. Komunikasi
tersebut dapat bersifat lisan atau dengan bahasa tubuh).
3. Bagian terpenting dalam proses mempelajari perilaku
kejahatan terjadi dalam hubungan personal yang intim.
Secara negatif ini berarti bahwa komunikasi interpersonal
seperti melalui bioskop, surat kabar, secara relatif tidak
berperanan penting dalam terjadinya kejahatan).



4. Ketika perilaku kejahatan dipelajari, maka yang
dipelajari termasuk: (a) teknik melakukan kejahatan, (b)
motif-motif,
dorongan-dorongan,
alasan-alasan
pembenar dan sikap-sikap tertentu).
5. Arah dan motif dorongan itu dipelajari melalui
definisi-definisi dari peraturan hukum. Dalam suatu
masyarakat,
kadang
seseorang
dikelilingi
oleh
orang-orang yang secara bersamaan melihat apa yang
diatur dalam peraturan hukum sebagai sesuatu yang
perlu diperhatikan dan dipatuhi, namun kadang ia
dikelilingi orang-orang yang melihat aturan hukurn
sebagai sesuatu yang memberikan peluang dilakukannya
kejahatan.
6. Seseorang menjadi delinkuen karena ekses pola-pola
pikir yang lebih melihat aturan hukurn sebagai pernberi
peluang melakukan kejahatan daripada melihat hukurn
sebagai sesuatu yang harus diperhatikan dan dipatuhi)



7. Asosiasi Diferensial bervariasi dalam frekuensi,
durasi, prioritas serta intensitasnya.
8. Proses mempelajari perilaku jahat diperoleh
lewat hubungan dengan pola-pola kejahatan dan
mekanisme yang lazim terjadi dalam setiap proses
belajar secara urnum.
9. Sementara itu perilaku jahat merupakan
ekspresi dari kebutuhan nilai umum, namun tidak
dijelaskan bahwa perilaku yang bukan jahatpun
merupakan ekspresi dari kebutuhan dan nilai-nilai
umum yang sama.
SOCIAL REALITY OF CRIME THEORY
(Richard Quinney)


Premis 1: Definisi ttg tindak kejahatan (perilaku yg
melanggar hukum) adalah perilaku manusia yang
diciptakan oleh para pelaku yang berwenang dalam
masyarakat yang terorganisasi secara politik, atau
kualifikasi atas perilaku yang melanggar hukum
dirumuskan oleh warga-warga masyarakat yang
mempunyai kekuasaan.
Premis 2: Kejahatan adalah gambaran perilaku yang
bertentangan dengan kepentingan kelompok
masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk
membentuk kebijakan publik, atau perumusan
pelanggaran hukum merupakan perumusan tentang
perilaku yang bertentangan dengan kepentingan
pihak-pihak yang membuat perumusan.



Premis 3: Definisi tindak kejahatan diterapkan di
dalam masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk
membentuk pelaksanaan dan administrasi hukum
pidana. Kepentingan penguasa ikut mencampuri di
semua tahap dimana kejahatan itu diciptakan.
Premis 4: Pola aksi tindakan melanggar hukum atau
tidak tergantung pada faktor : (1) kesempatan
dalam masyarakat; (2) pengalaman belajar; (3)
identifikasi pada pihak-pihak lain; (4) konsep diri.
Premis 5: Pemahaman ttg tindak kejahatan dibentuk
dan diserap ke dalam kelompok-kelompok
masyarakat lewat sarana komunikasi.
CULTURE CONFLICT THEORY
(Thorsten Sellin)






Premis 1: Bertemunya dua budaya besar.
Konflik budaya dapat terjadi apabila ada benturan aturan pada
batas daerah budaya yang berdampingan. Pertemuan tersebut
mengakibatkan terjadinya kontak budaya diantara mereka baik dalam
kaitan agama, orientasi kerja, cara berdagang dan budaya minumminuman keras, judi dan lain-lain yang dapat mernperlemah budaya
kedua belah fihak.
Premis 2: Budaya besar menguasai budaya kecil.
Konflik budaya dapat juga terjadi bila satu budaya memperluas
daerah berlakunya ke budaya lain. Hal ini terjadi biasanya dengan
menggunakan undangundang dimana
suatu kelompok budaya
diperlakukan untuk daerah lain.
Premis 3: Anggota dari suatu budaya pindah kebudaya lain.
Konflik budaya timbul karena orang-orang yang hidup dalam
budaya tertentu pindah ke lain budaya yang berbeda.
SUB-CULTURE THEORY


Teori sub-culture membahas kenakalan remaja
serta perkembangan dari berbagai tipe gang
anak-anak di AS.
Teori sub-culture dipengaruhi oleh kondisi
intelektual (intelectual heritage) aliran Chicago,
konsep anomie Robert K. Merton dan Solomon
Kobrin yang melakukan penelitian terhadap
hubungan antara gang jalanan dengan orang
laki-laki yang berasal dari komunitas kelas bawah
(lower class). Hasil penelitiannya menunjukkan
ada kaitan antara hierarki politis dengan
kejahatan teroganisir.
Ada dua teori sub-culture


Teori Delinquent Sub-Culture
Albert K. Cohen dalarn bukunya Delinquent Boys
(1955) berusaha memecahkan masalah kenakalan
remaja dengan meggabungkan teori Disorganivasi
Sosial dari Shaw dan McKay, teori Differential
Association Edwin H. Sutherland dengan teori
Anomie R.K. Merton. Cohen menyimpulkan bahwa
kondisi tsb menyebabkan terjadinya peningkatan
perilaku delinkuen kalangan remaja di daerah kumuh
(slum). Konklusinya menyebutkan bahwa perilaku
delinkuen di kalangan remaja kelas bawah
merupakan cermin ketidak puasan warga terhadap
norma dan nilai kelompok kelas menengah yang
mendominasi kultur Amerika.



Teori Differential Opportunity (Perbedaan kesempatan)
Teori ini dikemukakan oleh Richard A.Cloward dan Leyod E.
Ohlin yang membahas perilaku delinkuen remaja (gang) di
Amerika. Menurut Cloward, deviasi perilkau remaja itu
terjadi karena ada perbedaan kesernpatan yang dimiliki
anak-anak untuk mencapai tujuan hidupnya.
Tiga tipe gang kenakalan remaja: (1) Criminal SubSulture, bilamana masyarakat terintegrasi dg baik, mk gang
akan berlaku sebagai kelompok yang belajar dari orang
dewasa. Aspek itu berkorelasi dengan organisasi kriminal;
(2) Retreatist Sub-culture, remaja tidak memiliki struktur
kesempatan shg banyak melakukan perilaku menyimpang
(mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkoba, dan lain
sebagainya); (3) Conflict Sub-culture, terdapat dalam
masyarakat yang tidak terintegrasi sehingga para remaja
menunjukkan perilaku bebas. Ciri khas gang ini adl
kekerasan, perampasan harta benda, dan perilaku
menyimpang lainnya.
TEORI KEKERASAN KOLEKTIF
(Tilly)



Kekerasan Kolektif Primitif – pada dasarnya non politis,
ruang lingkupnya terbatas pada st komunitas lokal
(contoh : pengeroyokan thd pencopet yg tertangkap
tangan).
Kekerasan Kolektif Reaksioner – merupakan reaksi thd
penguasa, pelaku dan pendukungnya tdk semata-mata
berasal dr st komunitas lokal, melainkan siapa saja yg
merasa sesuai dg tujuan kolektif atau tdk setuju dg
sistem yg tdk adil (contoh : demonstrasi buruh)
Kekerasan Kolektif Modern – merupakan sarana utk
mencapai tujuan politis atau ekonomis dlm masyarakat
(contohnya: kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta).
TEORI KONSPIRASI
(Mathias Brockers)



Mutasi dlm kehidupan tdk saja terjadi
atas dsr
pertarungan atau persaingan soal keberadaan, ttp juga
persekutuan & kerjasama yg justru memungkinkan
terjadinya evolusi.
Dlm kehidupan A bersepakat dg B tanpa diketahui C utk
memperoleh keuntungan adl wajar.
Konspirasi mengandung bujukan atau rayuan, bukan
sekedar bernada sama. Kata-kata yg saling terkait
membuat hal-hal yg rumit menjadi sederhana.





Jika tidak ada bukti yg difinitif, kebenaran harus diuji
scr berulang-ulang.
Kecenderungan melempar tggjwb masalah yg rumit
& menyengsarakan merupakan ciri perilaku manusia.
Misteri yg tdk mampu dijelaskan scr logika akan
dilarikan kpd “sdh kehendak Tuhan” sbg Sang
Pencipta.
Konspirasi membuat masalah yg rumit menjadi
sederhana, dan menjadi alat ideal utk propaganda.
Syak wasangka adl suatu keraguan, kritik
dpt
dijadikan bukti bagi realitas utk kemajuan.
PENCEGAHAN KEJAHATAN




Pencegahan = antisipansi sebelum masalah
terjadi,
penanganan kejahatan pada hulu
permasalahan.
Mencegah orang menjadi penjahat & menjadi
korban kejahatan.
Mengendalikan keadaan agar tidak dimanfaatkan
utk berbuat jahat.
Pengenalan metode penanganan kejahatan, serta
peluang terjadinya kejahatan sejak dini (sejak
anak-anak melalui pembinan terhadap kenakalan
remaja.
PENCEGAHAN KEJAHATAN



Perasaan takut thd pelaku kejahatan (karena niat &
peluang berbuat jahat longgar), shg perasaan aman
masyarakat terganggu.
Akar masalah kejahatan menyangkut Faktor Korelatif
Kriminogen.
Pencegahan kejahatan adalah upaya bersama yang
dilakukan oleh aparat dan masyarakat umum dalam
menjaga kelembagaan sosial, sistem sosial, dan peranperan masyarakat melalui mekanisme yg telah
melembaga untuk mewujudkan perasaan aman.
DESAS-DESUS






Berita yg menyebar secara cepat, tidak berdasarkan
fakta (kenyataan), dr persoalan moral hingga
kenegaraan.
Disebarkan kr pd dasarnya orang perlu & suka.
Tercipta manakala terjadi ketegangan sosial.
Dpt merusak nama baik (reputasi), kaburkan tujuan,
lemahkan semangat – digunakan utk propaganda.
Tdk dpt dibantah scr efektif hanya dg menggunakan
penjelasan yg rasional.
Desas-desus yg berlangsung lama & diterima sbg
kebenaran bisa menjadi legenda.
PANIK




Kondisi emosional yg diwarnai olh keputusasaan &
ketakutan yg tdk terkendali, disertai penyelematan
diri scr kolektif yg didasari olh sikap histeris.
Terjadi pd pok yg mengalami keletihan kr tekanan
jiwa (stress) sesaat atau berkepanjangan, berada
dalam keadaan sangat berbahaya & hanya memiliki
kemungkinan membebaskan diri scr terbatas.
Setiap orang menempuh cara utk melindungi dirinya
sendiri.
“Kepemimpinan” sangat diperlukan dlm suasana
panik guna mengorganisasi agr kerjasama; hilangkan
ketidakpastian dg cara memberi arahan &
membangun kepercayaan diri.
PERILAKU KOLEKTIF
(Horton & Hunt, Smelser, Kornblum, Light, Keller)





Tindakan yg dilakukan scr bersama olh sejumlah orang,
bersifat temporer (tdk bersifat rutin), tdk terorganisasi.
Cenderung tdk terkendali.
Sebagai tanggapan atas rangsangan tertentu atau dipicu olh
suatu rangsangan yg sama (peristiwa, benda, ide), sangat
dimungkinkan merusak dan berlaku kriminal.
Contoh : Kerumunan berubah menjadi penjarahan.
Penjarahan di New York – 1977, Los Angeles – 1992, 10 Mei
1963 di Bandung, 13-15 Mei 1998 di Jakarta.
Perlu disiapkan teknik pengendalian kerumunan.
MASALAH-2 SOSIAL YURIDIS
 Hak Atas Kekayaan Intelektual (UU No.7
Tahun 1987 tentang Hak Cipta)
 Badan Arbritase Nasional Dalam Penyelesaian
Sengketa
 Konspirasi Tender Dalam Hukum Persaingan
Usaha
 Kontrak Investasi Antara Perusahaan Nasional
dengan Investor……(Tinjauan dari teori funsional)
 Peranan KPK Dalam Mendinamisir CJS Guna
Mengoptimalkan Pemberantasan Korusi di Indonesia
(Tinjauan dari teori fungsional).
 Koordinasi Kerja Antara Polri dan BC Dalam
Pemberantasan Tindak Pidana Penyelundupan
di…(Tinjauan dari teori fungsional).
 Transfer Dana Secara Elektronik Melalui Kartu Kredit
(tinjauan dari teori pertukaran)
 Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Pengguna
Produk ……(Tinjauan dari teori konflik…)
 Perlidungan Hukum Terhadap Wanita Korban
Kejahatan Perkosaan (Tinjauan dari teori social
reality of crime).
 PHK Terhadap Karyawan Yang Melanggar Perjanjian
Kerja (tinjauan dari teori konflik…).
 Keputusan Hakim Atas Tindak Pidana Yang Dilakukan
Oleh Anak-anak (Tinjauan dari teori social reality of
crime).
 Tindak Pidana Aborsi Ditinjau Dari UU No. 23 Tahun
1992 Tentang Kesehatan (Tinjauan dari teori kontrol
sosial).
 Penanggulangan Narkotika Di Lingkungan Remaja
Berdasarkan UU No.22 Tahun 1991 Tinjauan dari
teori kontrol sosial).
 Sikap Para Gelandangan Terhadap perilaku Seks
(Tinjauan dari teori differential assosiation).
 Fenomena Inul Daratista Dalam Konteks Pornoaksi
(Tinjauan dari teori Anomi)
 Analisis Terorisme Di Indonesia (Tinjauan dari teori
konflik…).
 Ada Tommy Di Tenabang (Tinjauan dari teori
funsionalisme R.K Merton)
 Kiprah Ustad Abu Ba’asir (Tinjauan dari teori labeling)
 Tawuran Antar Warga Masyarakat Desa Gabus Dan
Dese Jatimulyo (Tinjauan dari teori anomi R.K.
Merton).
 Pemberian Release & Discharge (Tinjauan dari Teori
Social Reality of Crime)
 Kejahatan Carding (Tinjauan Dari Teori Differential
Association)
 Tindak Pidana Korupsi Yang Melibatkan Akbar
Tanjung (Tinjauan Dari Teori Labeling)
 Rudy Ramli Dalam Kasus Bank Bali (Tinjauan Dari
Teori Differential Association)
 Analisis Kasus Teluk Buyat Ditinjau Dari Teori
Konflik.
 Kelompok Kapak Merah Ditinjau Dari Teori
Differential Association.
 KKN H.M Soeharto Ditinjau Dari Teori Social
Reality Of Crime.
 Pegawai Tengah Karier Sebagai Change
Leader The Telkom Way 135 Menuju
Transformasi Customer Centric Company
(Tinjauan dari teori pertukaran).
Download