Wanita 55 Tahun dengan Hiperkolesterolemia

advertisement
Nyimas|Wanita55TahundenganHiperkolesterolemia
Wanita55TahundenganHiperkolesterolemia
NyimasAnnissaMutiaraAndini,S.Ked
FakultasKedokteranUniversitasLampung
Abstrak
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia. Faktor resiko terbesar penyakit ini adalah
tingginyakolesterolplasma.Untukmembantumengontrolkadarkolesterolpenderita,diperlukanpenatalaksanaansecara
holistik.Penatalaksanaaninimeliputiterapiobat-obatandanjugafungsikeluarga.Studiinimerupakanlaporankasus.Data
primerdiperolehmelaluianamnesis(autoanamnesis)pemeriksaanfisik,kunjunganrumah,melengkapidatakeluarga,dan
psikososialsertalingkungan.Penilaianberdasarkandiagnosisholistikdariawal,prosesdanakhirstudisecarakuantitatifdan
kualitatif.Padapasienditemukanbahwapolamakanpasienselamaini,belumsesuaidenganpiramidagiziseimbang.Pola
makanyangsesuaipadapasien,yaituhanyapadakonsumsiprotein,sebanyak±3porsidalamsehari.Pasienhanyatinggal
berduadengansuamidananak-anakpasienseringtinggaldiluarrumah.Lingkunganrumahpasiencukupbaik,lingkungan
sosialpasienjugasudahcukupbaik.Pasienmemilikifaktorinternalhiperkolesterolemiaberupausia55tahun,jeniskelamin
perempuan,keluargamemilikiriwayathiperkolesterolemia,danpasientidakmelakukanpolamakansesuaigiziseimbang
untuk mengendalikan hiperkolesterolemia. Selain diberikan terapi dengan simvastatin 10 mg sekali setiap malam, pasien
diberikanedukasimengenaipolamakansesuaigiziseimbang,polaolahragaterusmenerus,danpentingnyameminumobat
dankontrolkadarkolesterol.Dukungankeluargadiperlukanntukmembantupasienmengendalikankadarkolesterol.
Katakunci:dukungankeluarga,hiperkolesterolemia,piramidagiziseimbang
A55YearsOldWomanwithHypercholesterol
Abstract
Cardiovasculardiseaseisthemajorcauseofdeathintheworld.Highprevalenceofthisdiseaseisrelatedtohighplasma
cholesterol level. To control patient’s cholesterol level, needs holistic teraphy. These include drugs and family functions.
This study is a case report. Primary data were obtained through anamnesis (autoanamnesis) physical examination, home
visits, family data complement, and psychosocial well as the environment. Based on a holistic assessment of the initial
diagnosis, the process and the end of quantitative and qualitative studies. We have found that the daily servings of the
patientarenotfollowingthefoodpyramid.Onlyinabout3proteinserving.sthatappropiatewiththefoodpyramid.Patient
lived only with her husband. Home environment ia good, and social environment is also good enough. Patient has some
internal factors that correlated to hypercholesterol, there are 55 years old, a woman, history of hypercholesterol in the
family,andthedailyservingsthatarenotappropriatewiththefoodpyramid.Patientaregiventheeducationaboutthe
daily servings that appropriate with the food pyramid to control hypercholesterol, sport activity, and the importance to
consumethedrug.Patientalsoneedthefamilysupporttohelpcontrolthecholesterollevel.
Keywords:familysupport,foodpyramid,hypercholesterol
Korespondensi:NyimasAnnissaMA,alamatJl.A.YaniJalurIIBelakangkantorBKDSungailiat-Bangka33215,HP
082185543774,[email protected]
Pendahuluan
Penyakit
kardiovaskuler
adalah
penyebab utama kematian di seluruh dunia.1
Berdasarkan data The World Health
Organization (WHO) pada tahun 2002,
sebanyak 16,7 juta orang meninggal
disebabkan penyakit kardiovaskuler, jumlah
ini meningkat menjadi sekitar 17,3 juta orang
pada tahun 2008, dan angka ini diperkirakan
akan terus meningkat mencapai 23,3 juta
padatahun2030.2,3
Penyakit kardiovaskuler diperkirakan akan
tetap menjadi penyebab utama kematian di
dunia.3 Pada tahun 2008, prevalensi tertinggi
yaitu sebanyak 30% kematian yang terjadi di
Indonesia
disebabkan
oleh
penyakit
kardiovaskuler.4
Penyakit kardiovaskuler salah satunya
dapat timbul karena didasari oleh suatu
proses yang disebut aterosklerosis.1 Inflamasi
adalahprosesbiologimendasaryangberperan
penting dalam aterosklerosis, dan akan
berkembangmenjadipenyakitkardiovaskuler.
Peningkatan proses inflamasi dan disfungsi
endotel berhubungan dengan adanya
dislipidemia.5
Dislipidemia
ditandai
dengan
peningkatantotalserumkolesterol,kolesterol
low-density lipoprotein (LDL), kolesterol very
lowdensitylipoproteinkolesterol(VLDL),dan
JMedulaUnila|Volume4|Nomor1|November2015|131
Nyimas|Wanita55TahundenganHiperkolesterolemia
penurunan level kolesterol high-density
lipoprotein(HDL).6Diantaraseluruhprofillipid
serum, kolesterol biasanya yang paling
berhubungan dengan insiden dislipidemia.7
Tingginya kolesterol plasma merupakan salah
satufaktorresikoterbesaryangberkontribusi
pada prevalensi dan beratnya penyakit
kardiovaskuler. 8,9 Semakin tinggi serum
kolesterol, semakin besar plak aterosklerosis
yang terbentuk. Untuk mencegah timbulnya
aterosklerosis, diperlukan kontrol kadar
kolesterolpadapenderita.10
Untuk membantu mengontrol kadar
kolesterol
penderita,
diperlukan
penatalaksanaan
secara
holistik.
Penatalaksanaan ini meliputi terapi obatobatan dan juga fungsi keluarga.
Penatalaksanaan bertujuan mengidentifikasi
masalah klinis pada pasien dan gangguan
fungsi keluarga, melakukan intervensi, dan
evaluasi hasil intervensi. Intervensi ini
diharapkan dapat menyelesaikan masalah
klinis pada pasien dan keluarga, dan
mengubah perilaku kesehatan keluarga serta
partisipasikeluargadalammengatasimasalah
kesehatan.
Kasus
Pasien E, wanita usia 55 tahun, datang
kePuskesmasKedatondiantarolehsuaminya.
Pasien ingin kontrol dan meneruskan
pengobatankolesteroldiPuskesmasKedaton.
Pasien berharap dengan melakukan
pengobatankolesteroldiPuskesmasKedaton,
kolesterol pasien dapat normal kembali.
Pasien merasa cukup khawatir dan cemas
dengan penyakitnya, terutama saat muncul
keluhanawal.
Pasien mengaku keluhan awalnya
berupa pusing dan sakit kepala setelah
mengalamikelelahan.Pusingdansakitkepala
dirasakanterusmenerussampaimengganggu
aktivitaspasien.Pusingtidakmembaikdengan
istirahat maupun perubahan posisi. Pusing
dan sakit kepala tidak menimbulkan mual
maupun muntah. Pasien mengaku melakukan
pengobatan di Puskesmas Kedaton agar
mendapatkan terapi yang kontinyu untuk
keadaan yang dialami pasien. Pasien
menerima pengobatan pertama dari
Puskesmas Kedaton, pasien tidak terbiasa
menggunakan obat warung. Pasien mengaku
kedua orangtua pasien tidak memiliki riwayat
kolesterol tinggi. Dalam keluarga pasien, adik
JMedulaUnila|Volume4|Nomor1|November2015|132
perempuan pasien diketahui memiliki riwayat
kolesterol tinggi. Pasien mengakui, kolesterol
tinggi yang dialami pasien berhubungan
dengan makanan yang selama ini pasien
konsumsi.
Hampir
setiap
hari
pasien
mengkonsumsi tumisan, gorengan dan
kerupuk. Pasien selama ini tidak mengetahui
polamakanyangsesuaidengangiziseimbang.
Namun, pasien mengetahui contoh bahan
makanan dari zat gizi yang diperlukan. Pasien
mengkonsumsi nasi tiga piring sehari,
ditambahgorenganataukerupukdisorehari.
Laukpaukyangdimakansebanyaktigaporsi,
berupa ikan, ayam, atau tahu tempe yang
digoreng, jarang dipepes atau direbus. Pasien
mengkonsumsi buah sekitar satu buah sehari
ditambah sayur secukupnya. Pasien tidak
mengetahui
kebutuhan
masing-masing
sumber gizi dalam sehari. Selain pola makan,
pasien mengaku kurang sering melakukan
olahraga.Pasienmelakukanolahragabiasanya
setiap Sabtu pagi di sebelah rumah. Pasien
tidak memiliki riwayat merokok maupun
minumalkohol.
Pasiendankeluargaberobatkelayanan
kesehatan jika keluhan sudah benar-benar
menggangu. Pasien memiliki hubungan yang
cukup baik dengan suami dan tetangga.
Namun, semenjak sakit, pasien merasa sering
lemas sehingga kehidupan sehari-hari `pasien
sedikitterganggu.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum baik, tampak sakit ringan,
status generalis dalam batas normal. Status
gizi pasien baik berdasarkan Indeks Masa
Tubuh (IMT) didapatkan IMT pasien normal
(22,65kg/m2).
Mata, telinga dan hidung dalam batas
normal. Tenggorokan faring tidak hiperemis,
tonsil T1-T1, leher KGB tidak didapatkan
pembesaran. Regio Thoraks: cor dan pulmo
dalam batas normal. Pada auskultasi pulmo
didapatkan suara nafas vesikuler , auskultasi
corbunyijantungIdanIIreguler.Ekstremitas
superior dan inferior dalam batas normal.
Statusneurologis:Refleksfisiologis(+),refleks
patologis(-).Padapemeriksaanpenunjang(26
Maret 2015) didapatkan Kolesterol pasien
yaitu276mg/dl.
Pembahasan
StudikasusdilakukanpadapasienNy.E,
usia55tahun.Pasienmerupakananakketiga
Nyimas|Wanita55TahundenganHiperkolesterolemia
dari delapan bersaudara. Pada kunjungan
pertama pasien ke puskesmas (26 Maret
2015), diagnosis yang ditetapkan terhadap
pasien ini adalah hiperkolesterolemia.
Diagnosis ini berdasarkan pada anamnesis
secara autoanamnesis pada pasien dan
pemeriksaan fisik terhadap pasien. Dari
anamnesis diketahui bahwa sebelumnya
pasien sudah mengalami hiperkolesterolemia,
pasien datang untuk kontrol dan
mendapatkanpengobatan.Padapemeriksaan,
didapatkankadarkolesteroltinggipadapasien
yaitu 276 mg/dl. Pasien mengaku keluhan
awalnya berupa pusing dan sakit kepala
setelahmengalamikelelahan.Pusingdansakit
kepala dirasakan terus menerus sampai
mengganggu aktivitas pasien. Pusing tidak
membaikdenganistirahatmaupunperubahan
posisi. Pusing dan sakit kepala tidak
menimbulkan mual maupun muntah. Pasien
mengaku
melakukan
pengobatan
di
Puskesmas Kedaton agar mendapatkan terapi
yang
kontinyu
untuk
keadaan
hiperkolesterolemiayangdialamipasien.
Hiperkolesterolemia merupakan bagian
dari penyakit dislipidemia. Kadar kolesterol
normal yang optimal yaitu < 200 mg/dl. Ada
beberapa faktor risiko yang berpengaruh dan
juga menentukan kadar kolesterol sasaran
pada pasien ini, di antaranya yaitu pasien
adalahwanitausia55tahun,tanpakebiasaan
merokok maupun riwayat ayah dan ibu
menderitakeluhanserupa.11
Diagnosis pasti dikonfirmasi dengan
pemeriksaan penunjang. Pada pasien
didapatkan kadar kolesterol pasien yaitu 276
mg/dl.Berdasarkanliteratur,targetkolesterol
padapasieniniadalah<160mg/dl.11
Pada kunjungan pasien ke Puskesmas
Kedaton, pasien diberi terapi medikamentosa
dengan HMG Co-A Reductase Inhibitor
simvastatin 10 mg diminum stau kali setiap
malam. Obat ini dikonsumsi terus menerus,
sampai kadar kolesterol pasien mencapai
target <160 mg/dl, dan pasien telah dapat
mengaturdiet.11,12
Tujuan pemberian simvastatin adalah
menurunkan jumlah kolesterol dengan cara
menurunkan sintesis kolesterol di hati.11
Terdapat beberapa macam obat yang bekerja
dengan mekanisme yang sama dengan
simvastatin, misalnya lofastatatin dan
atrovastatin. Dibandingkan kedua obat ini
simvastatin memiliki kelebihan yaitu
absorpsinya tidak dipengaruhi oleh intake
makanan.13
Selain golongan HMG Co-A Reductase
Inhibitor terdapat beberapa golongan obat
lain untuk terapi farmakologi hiperkolesterol
di anataranya golongan bile acid seuestrants
seperti colestipol, golongan derivat asam
fibrat seperti gemfibrozil, dan golongan asam
nikotinik
seperti
niaspan.
Kelebihan
simvastatin dibandingkan obat-obat tersebut
yaitustatinmerupakanobatyangcocokuntuk
pasien dengan masalah hiperkolesterolemia
yanglamadansulitdikontrol.namun,dengan
berbagaikelebihantersebutsimvastatintetap
memilikiefeksamping.11,14
Efek samping simvastatin yang tidak
diharapkandiantaranyayaituadanyamiositis
yang ditandai dengan nyeri otot dan
timbulnya gangguan fungsi hati. Oleh karena
itu, penting untuk memantau fungsi hati
dalam masa terapi farmakologis.11 Dalam
melakukan
penatalaksanaan
hiperkolesterolemia, selain diberikan terapi
farmakologis, pasien perlu diberikan terapi
nonfarmakologis.
Terapi non farmakologis dilakukan
untuk menambah pengetahuan pasien dan
keluarga mengenai kebutuhan gizi pada
hiperkolesterolemia dan konsumsi makanan
yang dapat membantu menurunkan
kolesterol. Untuk menentukan terapi non
farmakologis,
sebelumnya
dilakukan
kunjungankerumahpasienuntukmengetahui
pola makan yang selama ini pasien lakukan
dan pengetahuan pasien mengenai gizi
seimbang.
Pada 30 Maret 2015, dilakukan
kunjungan ke rumah pasien untuk mencari
mengetahui pola makan yang selama ini
pasien lakukan dan pengetahuan pasien
mengenai gizi seimbang. Pada kunjungan ini
didapatkan hampir setiap hari pasien
mengkonsumsi tumisan, gorengan dan
kerupuk. Pasien selama ini tidak mengetahui
polamakanyangsesuaidengangiziseimbang.
Namun, pasien mengetahui contoh bahan
makanan dari zat gizi yang diperlukan. Pasien
mengkonsumsi nasi tiga piring sehari,
ditambahgorenganataukerupukdisorehari.
Laukpaukyangdimakansebanyaktigaporsi,
berupa ikan, ayam, atau tahu tempe yang
digoreng, jarang dipepes atau direbus. Pasien
mengkonsumsi buah sekitar satu buah sehari
ditambah sayur secukupnya. Pasien tidak
JMedulaUnila|Volume4|Nomor1|November2015|133
Nyimas|Wanita55TahundenganHiperkolesterolemia
mengetahui
kebutuhan
masing-masing
sumber gizi dalam sehari. Pola makan pasien
selamaini,belumsesuaidenganpiramidagizi
seimbang.
Adanya
ketidaksesuaian
tersebut
menyebabkan pasien kemudian diberikan
edukasi mengenai gizi seimbang. Berdasarkan
piramida gizi seimbang dari USDA
Department, didapatkan kebutuhan sehari
untukkarbohidratyaitu3-8porsi,dimanasatu
porsinya sama dengan satu potong roti atau
setengah mangkuk nasi atau setengah
mangkuk sereal. Kebutuhan sehari untuk
protein yaitu 2-3 porsi, dimana satu porsinya
sama dengan satu potong tahu/tempe atau
tiga ons daging/ayam/ikan. Sedangkan
kebutuhanlemakyaitu2-3porsi,dimanasatu
porsinyasamadengansatusendoktehminyak
atau margarin. Kebutuhan sehari untuk sayur
dan buah masing-masing yaitu 3-5 porsi,
dimana satu porsinya sama dengan satu
potong buah atau setengah mangkuk sayur
dan merupakan kebutuhan kalori serat pada
diethiperkolesterolemia.15,16,17
Untuk perilaku kesehatan keluarga
pasien, pasien diberikan edukasi mengenai
pola makan dan olahraga yang baik bagi
pasien, tentu hal ini membutuhkan adanya
dukungan dari keluarga. Pasien harus
menerapkanpolamakangiziseimbang,pasien
juga harus melakukan olahraga secara terus
menerus.15,18 Oleh karena itu, selain untuk
membantu mengingatkan minum obat,
dukungan dari keluarga terutama suami
pasien penting untuk mendukung perubahan
pola makan dan olahraga yang harus
dilakukanolehpasien.
Pola makan dan olahraga pasien perlu
diaturuntukmencegahkomplikasiyangdapat
muncul karena hiperkolesterolemia. Pola
makan yang baik bagi pasien, selain
menyesuaikan dengan gizi seimbang, perlu
untuk memperbanyak konsumsi serat. Serat
didapatkan dari oatmeal, ataupun buahbuahan.Pasienjugadapatmengkonsumsiikan
sebagai sumber omega 3, dan juga
mengkonsumsi kacang-kacangan seperti
almond. Pasien diharapkan juga dapat
mengikuti hasil konsultasi gizi yang telah
dilakukan di Puskesmas Kedaton. Pola
olahragayangbaikbagipasienyaitudilakukan
terus menerus. Pasien dapat melakukan
olahraga jalan kaki, naik sepeda, ataupun
berenang, disesuaikan dengan kemampuan
JMedulaUnila|Volume4|Nomor1|November2015|134
dan kesenangan pasien, yang penting dapat
dilakukansecaraterusmenerus.11,15,19
Pencarian faktor penyebab juga
dilakukan dengan cara mengidentifikasi
faktor lain yang mempengaruhi tingginya
kadar kolesterol pasien, juga dilakukan
inspeksi ke dalam rumah pasien.20 Hasil
identifikasi ditemukan bahwa pasien hanya
tinggal berdua dengan suami dan anak-anak
perempuan yang tidak lagi tinggal serumah
dan hanya pulang kurang dari satu tahun.
Pasienmengakuhanyaberkomunikasidengan
anak melalui telepon. Hal-hal mengenai
keputusan dalam keluarga diputuskan oleh
kepada keluarga. Pasien hanya mengurusi
seputar konsumsi rumah tangga. Keluarga
pasien masih menerapkan perilaku berobat
hanya jika keluhan mengganggu, belum
menegdepankan
pada
pencegahan.
Lingkungan rumah pasien sudah cukup baik,
lingkungan sosial pasien juga sudah cukup
baik. Setelah melakukan kunjungan ini,
ditentukan terapi non farmakologisuntuk
penatalaksanaanpasiensecaraholistikadalah
dengan memberikan pengetahuan mengenai
penyebab, faktor risiko, serta komplikasi dan
saran mengenai perlunya dukungan anggota
keluarga, serta perbaikan pola makan dan
olahraga
pasien
untuk
membantu
menatalaksanapenyakitpasien.
Pembinaan keluarga pada pasien ini
menerapkan konsep dokter keluarga, yakni
sebagai dokter pelayanan primer yang
melayani pasien secara holistik dan
berkisambungan.21,22
Sehingga,
penatalaksanaan tidak hanya terkait pasien
namun juga seluruh anggota keluarga dan
tidak hanya masalah yang berkaitan langsung
dengan masalah kesehatan keluarga tetapi
juga masalah yang tidak berhubungan secara
langsung dengan masalah kesehatan, seperti
fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
keluarga, perilaku kesehatan keluarga, dan
lingkungan.23,24Masalahyangdominandialami
olehpasienadalahmasalahpsikososial,pasien
tinggal jauh dengan kedua anak pasien yang
keduanya perempuan, pasien cukup merasa
khawatir dengan kondisi ini. Faktor lainnya
yaitufaktorperilakukesehatan,yaitukeluarga
hanya mencari pengobatan saat keluhan
sudah benar-benar mengganggu. Oleh karena
itu, keluarga dimotivasi untuk mempererat
hubungan dan memperbanyak komunikasi
melaluimedialain.
Nyimas|Wanita55TahundenganHiperkolesterolemia
Untuk fungsi psikososial pasien, pasien
dan keluarga disarankan untuk melakukan
diskusi keluarga rutin minimal satu kali setiap
bulan, jika tidak dengan keluarga lengkap,
dapatberduadengansuamipasien.Dapajuga
dibuatagarkeduanakpasientetapmengikuti
diskusi keluarga dengan bantuan jejaring
sosial. Komunikasi dan hubungan psikososial
dalam keluarga pasien, dibutuhkan untuk
mendukung perubahan pola makan dan
olahragayangbaikbagipasien.25
DaftarPustaka
1. Mendis, S. Puska, P. Norrving, B. Global
Atlas of Cardiovascular Disease Prevention
and Control. Switzerland: World Health
Organization;2011
2. Hardjojo,B.AnalisisIntervensiPenyuluhan
Penyakit Jantung Koroner terhadap
PerubahanTingkatPengetahuandanSikap
Pegawai Universitas Terbuka yang
BerpotensiPenyakitJantungKoronertahun
2011[internet]. FKUI; 2010 [Diunduh pada
31 Maret 2015]. Tersedia dari :
lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20299457T30321%20...pdf
3. World Health Organization (WHO).
Cardiovascular diseases (CVDs) Fact sheet
N°317 [internet]. Genewa: World Health
ORganization; 2013 [diakses tanggal 31
Maret
2015].
Tersedia
dari
:
http://www.who.int/mediacentre/factshe
ets/fs317/en/
4. World Health Organization. NCD Country
Profiles [internet] Genewa: World Health
ORganization; 2011 [diakses tanggal 31
Maret
2015].
Tersedia
dari
:
http://www.who.int/nmh/countries/idn_e
n.pdf
5. Amelia, R. Oenzil, F. Nasrul, E. Pengaruh
Diet Tinggi Asam Lemak terhadap Fungsi
Endotel Pembuluh Darah Tikus Jantan
Strain Wistar [internet]. Padang: FK
Unand; 2009 [diakses tanggal 31 Maret
2015].Tersedia
dari:
http://pasca.unand.ac.id/id/wpcontent/uploads/2011/09/ARTIKEL-TESISS2.pdf
6. Javed, I. Rahman, ZU. Khan, MZ.
Muhammad, F. Aslam, B. Iqbal, Z. Sultan
JI. Ahmad I. 2009. Antihyperlipidaemic
efficacyofTrachyspermumammiinalbino
rabbits.Acta.Vet.Brno.78:229–236.
7. Hapsari, A. Perbandingan Efek Pemberian
Sari Kedelai Kuning dan Hitam terhadap
Rasio Kolesterol LDL/HDL Darah Tikus
Putih (Rattus norvegicus) dengan Diet
Tinggi Lemak [internet]. Surabaya: FK
Unair; 2009 [diakses tanggal 31 Maret
2015].
Tersedia
dari:
http://alumni.unair.ac.id/kumpulan-file
/2427827919_abs.pdf
8. Widowati, W. Herlina, T. Ratnawati, H.
Mozef, T. Imanuel, V. Potency of
antioxidant. aticholesterol and platelet
antiaggregation of black tea (Camelia
sinensis).Bul.Littro.2011;Vol.22.No.1:
74–83
9. Kobayashi, M. Hirahata, R. Egusa, S.
Fukuda, M. Hypocholesterolemic Effects
of Lactic Acid-Fermented Soymilk on Rats
Fed a High Cholesterol Diet. Nutrients.
2012;4:1304-1316.
10. Ratnawati,
H.
Widowati,
W.
Anticholesterol Activity of Velvet Bean
(Mucuna pruriens L.) Towards
Hypercholesterolemic Rats. Sains
Malaysiana.2011;40(4):317–321
11. Adam JNF. Dislipidemia. Dalam : Sudoyo
AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Penerbit Buku
KedokteranEGC;2011.hlm:1948-1954
12. Drugs.com. Simvastatin [internet]; 2014
[diakses 8 April 2015]. Tersedia dari:
http://www.drugs.com/pro/simvastatin.ht
ml
13. Hullisz, D. Which Statin Is Right for My
Patient? [internet]. California: Medscape;
2008 [diakses 31 Maret 2015]. Tersedia
dari:http://www.medscape.com/
14. Joseph,DS.TheRisksofCholesterolDrugs
Vary As Widely As The Choice [internet];
2012 [diakses 31 Maret 2015]. Tersedia
dari:
http://newsforumforlawyers.com
/2012/ 05/the-risks-of-cholesterol-drugsvary-as-widely-as-the-choices/
15. National Cholesterol Education Program.
2001.US:USDepartementOfHealthand
HumanServices
16. NN. Penyakit HIpertensi [internet].
[diaksestanggal31Maret2015].Tersedia
dari:http://makananhipertensi.com
17. Gizi.depkes.go.id
18. Endarwati. Kolesterol tinggi dalam tubuh
[internet]. Jakarta: Hallo sehat; 2013
JMedulaUnila|Volume4|Nomor1|November2015|135
Nyimas|Wanita55TahundenganHiperkolesterolemia
19.
20.
21.
22.
[diaksestanggal31Maret2015].Tersedia
dari:http://Halosehat.com
Mayoclinic. Cholesterol : Top 5 foods to
loweryournumber[Online]2012[Akses1
April
2015].
Tersedia
dari
:
http://www.mayoclinic.org/diseasesconditions/high-blood-cholesterol/indepth/cholesterol/art-20045192
NN. The Basics of Cholesterol [Internet];
2014 [diakses tanggal 1 April 2015].
Tersedia
dari
:
http://www.webmd.com/cholesterolmanagement/guide/cholesterol-basics
NN. Dokter Keluarga [internet]; 2015
[diksestanggal1April2015]Tersediadari:
http://www.ppjk.depkes.go.id/index.
php?option=com_content&task=view&id=
61&Itemid=102
NN. What is Family Medicine? [internet];
2007 [diakses tanggal 1 April 2015].
Tersedia dari: http://familymedicine.bsd.
uchicago.edu/OurDepartment/WhatIsFam
ilyMedicine.
JMedulaUnila|Volume4|Nomor1|November2015|136
23. Mansyur, M. Wibowo, A. Maria, A.
Munandar,A.Abdillah,A.Ramadora,AF.
Pendekatan Kedokteran Keluarga pada
Penatalaksanaan Skabies Anak Usia PraSekolah. Majalah Kedokteran Indonesia.
57(2):63-67
24. Kusumaningtyas, I. Rinofaringitis dan
Nyeri Pinggang Bawah pada Ibu Penjual
Minuman : Pekerjaan Wiraswasta di
RumahdenganKurangnyaBantuanSuami
serta Anak. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
KedokteranIndonesia.2010;01(1):59-63.
25. Sholichah, DR. Hubungan Antara
Dukungan Sosial dengan Derajat Depresi
padaPenederitaDiabetesMelitusdengan
Komplikasi [internet]; 2009 [diakses
tanggal 31 Maret 2015] Tersedia dari :
http://
core.ac.uk/download/pdf/1650-
8789.pdf
Download