Efek Samping Nyeri Otot dari Simvastatin dan Atorvastatin pada

advertisement
1 Efek Samping Nyeri Otot dari Simvastatin dan Atorvastatin pada
Pasien Jantung RSUD Tarakan
Irma Rosita, Retnosari Andrajati, dan Zainuddin
Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI, Depok, 16424, Indonesia
E-mail: [email protected]
Abstrak
Simvastatin dan atorvastatin sebagai obat penurun kolesterol memiliki berbagai efek samping,
terutama nyeri otot. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek samping nyeri otot pada pasien
yang menggunakan simvastatin dan atorvastatin di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan. Desain
penelitian ini adalah kohort prospektif dengan pengambilan data secara deskriptif dari rekam medis
dan wawancara pasien dengan menggunakan kuesioner. Sampel adalah pasien yang baru mendapatkan
simvastatin dan atorvastatin periode Agustus-November 2014. Pengamatan dilakukan pada 70 pasien
yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 pasien masuk ke dalam
kriteria dropout sehingga tersisa 57 pasien yang terdiri dari 28 orang pemakai atorvastatin dan 29
orang pemakai simvastatin. Berdasarkan analisis dengan algoritma Naranjo, 18 pasien dari kelompok
atorvastatin dan 20 pasien dari kelompok simvastatin kemungkinan besar mengalami efek samping
nyeri otot dari obat statin.
The Muscle Pain Side Effect from Simvastatin and Atorvastatin of CHD
Patients at Tarakan Provincial General Hospital
Abstract
Simvastatin and atorvastatin as cholesterol-lowering drugs have many side effects, especially muscle
pain. This study is aimed to evaluate this side effect in patients that was administered with simvastatin
and atorvastatin at Tarakan Provincial General Hospital. The research design was cohort prospective
using medical record and patient interview with a questionnaire as data collections descriptively.
Samples were patients who have just received simvastatin and atorvastatin in the period of August
until November 2014. Observations were made on 70 patients who met the inclusion criteria. This
study showed that 13 patients were excluded due to the dropout criteria so that the remaining were 57
patients consists of 28 patients of atorvastatin and 29 patients of simvastatin. By Naranjo’s algorithm,
18 patients of atorvastatin and 20 patients of simvastatin have probable muscle pain side effect from
statin drug.
Keywords: atorvastatin; muscle pain side effect; Naranjo’s algorithm; simvastatin; Tarakan
Provincial General Hospital.
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
2 Pendahuluan
Statin merupakan salah satu golongan obat yang paling banyak digunakan untuk
menurunkan Low Density Lipoprotein (LDL) dalam darah dengan cara mekanisme
penghambatan enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzym A reductase (HMG CoAreduktase) (Fedacko et al., 2010). Obat golongan statin ada yang memiliki waktu
paruh singkat dan ada yang memiliki waktu paruh panjang. Golongan statin dengan
waktu paruh singkat antara lain lovastatin, simvastatin, pravastatin, fluvastatin, dan
cerivastatin, sedangkan obat statin dengan waktu paruh panjang adalah atorvastatin
dan rosuvastatin (Gaw, 2001).
Efek samping simvastatin berupa atrial fibrilasi, pusing, konstipasi, myalgia, ISPA,
diare, muntah, lemas, dan sebagainya. Sedangkan efek samping dari atorvastatin
berupa diare, atralgia, nasofaringitis, dispepsia, myalgia, spasme otot, lelah, dan
hilang rasa (American Pharmacists Association, 2012). Salah satu efek samping dari
statin berupa nyeri otot (miopati). Nyeri otot terjadi karena statin tidak spesifik dalam
menghambat atau mengurangi produksi bahan-bahan pembentuk kolesterol saja,
namun statin juga dapat mengganggu metabolisme otot (Fedacko, et al., 2010).
Persentase kejadian nyeri otot dan kram akibat penggunaan obat golongan statin
dilaporkan sebanyak 25 %, dan terdapat 1-5 % kemungkinan orang yang
menggunakan obat golongan statin mengalami rabdomiolisis (Thompson, Clarkson,
& Karas, 2003).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi gambaran parameter prevalensi efek
samping nyeri otot dan perkembangan nyeri otot pada pasien jantung yang
mendapatkan terapi obat simvastatin dan atorvastatin periode Agustus - November
2014 di RSUD Tarakan. Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi dan
deteksi dini bagi tenaga kesehatan mengenai kejadian efek samping nyeri otot akibat
penggunaan simvastatin maupun atorvastatin serta sebagai evaluasi dan bahan
pertimbangan dalam melakukan terapi dislipidemia pada pasien.
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
3 Tinjauan Pustaka
Statin
Statin merupakan golongan obat yang bekerja menurunkan kolesterol dengan cara
menghambat aktivitas enzim 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A atau biasa disebut
HMG CoA-reduktase. Statin menginhibisi enzim HMG CoA-reduktase yang penting
dalam proses produksi mevalonat, yaitu komponen yang dibutuhkan dalam
biosintesis kolesterol (Tomlinson & Mangione, 2005). Inhibisi enzim HMG CoAreduktase akan menyebabkan penurunan kadar kolesterol dengan menimbulkan
mekanisme up-regulation pada reseptor LDL untuk meningkatkan ambilan kolesterol
plasma (Gaw, 2001).
Simvastatin
Simvastatin tersedia dalam dosis 5-80 mg, namun dosis yang lazim digunakan adalah
20 mg dosis tunggal, kecuali bagi pasien yang ingin menurunkan kadar kolesterol
lebih dari 45%, maka digunakan simvastatin dengan dosis 40 mg. Simvastatin
dikonsumsi saat malam hari sebelum tidur karena simvastatin memiliki waktu paruh
yang pendek yaitu 2 jam sehingga waktu paling optimal untuk mengonsumsinya
adalah pada saat tubuh beristirahat karena sintesis kolesterol sangat tinggi
(Wierzbicki, et al., 1999).
Atorvastatin
Atorvastatin tersedia dalam dosis 10-80 mg. Atorvastatin memiliki waktu paruh yang
panjang, yaitu sekitar 14 jam. Oleh karena itu, atorvastatin tidak harus dikonsumsi
pada malam hari. Atorvastatin yang beredar di pasaran dikombinasikan dengan ion
kalsium sehingga berbentuk atorvastatin kalsium (Mahley & Bersot, 2006).
Atorvastatin umumnya digunakan pada dosis rendah, yaitu 10 mg dosis tunggal
karena diketahui lebih efektif menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Wierzbicki,
et al., 1999).
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
4 Efek Samping Obat Simvastatin dan Atorvastatin
Efek samping simvastatin dan atorvastatin mulai muncul sekitar kurang lebih
enam minggu (Ma & Lu, 2011; Johnson, 2012). Efek samping yang muncul
antara lain berupa myopathy/myalgia (Molokhia, McKeigue, Curcin, & Majeed,
2008),
hepatotoksisitas
dengan
adanya
peningkatan
enzim
alanin
aminotransferase, adanya gangguan renal yang mengakibatkan proteinuria dan
hematuria, disfungsi ereksi, artritis, gangguan saraf seperti penurunan daya ingat
dan fungsi kognitif, serta gangguan tidur (Sinzinger & Peskar, 2009).
Gangguan Otot (Miopati) akibat Penggunaan Statin
Inhibisi dari enzim HMG CoA-reduktase menyebabkan berkurangnya produksi
mevalonat yang berperan sebagai komponen penting dalam jalur biosintesis
kolesterol. Namun, mevalonat ini selain digunakan dalam biosintesis kolesterol,
juga diperlukan dalam biosintesis ubikuinon atau koenzim Q10. Berkurangnya
sintesis dari ubikoinon ini dapat mengganggu produksi energi dari rantai
respiratori mitokondria yang akan berpengaruh terhadap otot (Tomlinson &
Mangione, 2005).
Gangguan otot akibat penggunaan obat golongan statin ditandai dengan adanya
rasa nyeri pada otot. Gangguan otot juga dapat dideteksi dengan pengukuran
kadar keratin kinase pada darah. Semakin tinggi kadar keratin kinase maka
kemungkinan besar gangguan otot yang terjadi telah cukup parah (Fernandez,
Spatz, Jablecki, & Phillips, 2011). Gangguan otot yang paling umum dirasakan
oleh pasien pemakai obat golongan statin adalah myalgia dan rabdomiolisis
(AbdulRazzaq, Aziz, Hassan, Kassab, & Ismail, 2012).
Deteksi dini yang digunakan untuk mengetahui gangguan otot yang timbul akibat
penggunaan obat golongan statin adalah dari keluhan pasien dan seberapa besar
intensitas nyeri yang dirasakan oleh mereka. Keluhan yang dapat dirasakan adalah
adanya rasa nyeri pada bagian otot, timbulnya rasa lemas pada otot dan kram.
Apabila gangguan otot yang terjadi semakin parah, gejala yang timbul dapat
disertai dengan demam, mual, muntah, dan warna urin yang lebih gelap. Apabila
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
5 hal ini terjadi, maka perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat
kemungkinan terjadinya rabdomiolisis (Tomlinson & Mangione, 2005).
Cara yang umum digunakan untuk menganalisis kejadian ESO salah satunya
dengan algoritma Naranjo (Badan POM RI, 2012). Algoritma Naranjo digunakan
dengan menggabungkan penilaian kualitatif dengan hasil kuantitatif yang didapat
dari skor tiap pertanyaan dalam algoritma Naranjo. Jawaban dari tiap pertanyaan
memiliki skor tertentu dan pada akhir penilaian, skor ditotal untuk mendapatkan
nilai kausalitas dari efek samping tersebut dengan keterangan nilai ≥ 9 berarti
‘Pasti’, nilai 5-8 berarti ‘Lebih mungkin’, nilai 1-4 berarti ‘Mungkin’, nilai ≤ 0
berarti ‘Meragukan.’
[Sumber: Kementerian Kesehatan RI, 2011]
Gambar 1. Algoritma Naranjo
Metode Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Jakarta
Pusat. Pengambilan data dilakukan dari bulan Agustus hingga November 2014.
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
6 Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan adalah kohort prospektif secara ex post facto. Penelitian
dilakukan dengan pengumpulan data primer dan sekunder secara deskriptif. Data
sekunder adalah rekam medis pasien jantung Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan
yang menggunakan simvastatin atau atorvastatin. Data primer yaitu hasil
wawancara yang diajukan kepada pasien.
Pengambilan data penelitian menggunakan rekam medis pasien yang dikeluarkan
untuk pasien jantung Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan yang menggunakan
simvastatin atau atorvastatin pada periode Agustus - November 2014. Pasien yang
setuju mengikuti studi ini akan diminta untuk menandatangani informed consent.
Pasien ditanyakan mengenai perkembangan efek terakhir yang dirasakan selama
pemakaian obat dan peneliti memeriksa rekam medis pasien untuk melihat
perkembangan obat terakhir yang diresepkan dari dokter setelah enam minggu.
Pemberian resep simvastatin dan atorvastatin harus dibedakan. Perbedaan efek
samping nyeri otot yang muncul antara simvastatin dan atorvastatin diamati oleh
peneliti.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh pasien rawat jalan SMF Jantung dan pasien jantung
Instalasi Rawat Inap dan Cardiovascular Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah
Tarakan, Jakarta Pusat periode Agustus - November 2014. Sampel dalam
penelitian ini adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
sampling.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien yang baru mendapatkan terapi
simvastatin maupun atorvastatin periode Agustus - November 2014. Pasien yang
termasuk ke dalam kriteria eksklusi adalah pasien yang mendapatkan perubahan
terapi dari simvastatin menjadi atorvastatin atau sebaliknya serta pasien dengan
pemakaian obat sebelum periode Agustus 2014. Pasien yang tidak dapat
dihubungi atau dipantau lebih lanjut dimasukkan ke dalam kriteria drop out.
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
7 Alur Kerja
Pengumpulan Data
Peneliti memeriksa rekam medis pasien klinik SMF jantung serta instalasi rawat
inap dan Cardiovascular Care Unit yang menggunakan simvastatin atau
atorvastatin. Pasien diminta kesediaannya dengan diberikan informed consent.
Pasien ditanyakan berupa pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di kuesioner.
Setelah 6 minggu berobat, pasien difollow-up dengan wawancara kembali.
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data meliputi proses editing agar data yang masuk telah benar sesuai
kriteria, tahap klasifikasi data, entry data ke dalam tabel agar lebih ringkas, dan
tahap pemeriksaan kembali sebelum dilakukan analisis untuk memastikan
validitas data.
Analisa efek samping dilakukan dengan algoritma Naranjo untuk melihat
probabilitas Efek Samping Obat yang ditimbulkan. Proporsi dari hasil penelitian
akan dijelaskan secara deskriptif. Sedangkan untuk probabilitas hubungan antara
dua variable digunakan program SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences). Pengolahan data yang ada pada penelitian ini adalah analisis univariat.
Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan frekuensi distribusi pada
variabel bebas maupun variabel terikat. Data yang telah dikategorikan ditampilkan
pada penelitian ini sebagai frekuensi kejadian.
Hasil dan Pembahasan
Jumlah Subyek Penelitian
Atorvastatin dan Simvastatin adalah dua jenis obat statin utama yang diresepkan
untuk penderita dislipidemia di RSUD Tarakan. Sebanyak 95 subjek penelitian
jantung diwawancara oleh peneliti di SMF Jantung, Ruang Rawat Inap, dan
Cardiovascular Care Unit RSUD Tarakan pada periode Agustus - November
2014. Sebanyak 70 subjek penelitian yang menggunakan obat statin pada periode
Agustus – November 2014 dimasukkan sebagai kelompok inklusi.
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
8 Data Demografi Karakteristik Pasien yang Menjadi Subyek Penelitian
Laki-laki cenderung memiliki faktor risiko dislipidemia yang lebih besar
dibandingkan dengan perempuan, namun faktor risiko perempuan akan meningkat
seiring dengan pertambahan usia dan terjadinya menopause (Sukandar, Andrajati,
Sigit, Adnyana, Setiadi, & Kusnandar, 2013). Berdasarkan perbedaan jenis obat,
pemakaian simvastatin lebih banyak pada pasien laki-laki dan pemakaian
atorvastatin lebih banyak pada pasien perempuan karena kemungkinan
menunjukkan bahwa penurunan lipid plasma lebih baik pada pasien perempuan
daripada pasien laki-laki karena atorvastatin memiliki waktu paruh yang lebih
lama sehingga bekerja lebih optimal dalam menurunkan kadar lipid plasma
(Robinson, et al., 2013).
Kelompok atorvastatin maupun simvastatin sama-sama menunjukkan bahwa
semakin bertambah usia, maka semakin banyak pula jumlah pasiennya. Semakin
bertambah usia, semakin banyak yang mengalami penyakit dislipidemia. Data ini
juga menunjukkan bahwa semakin bertambah usia, semakin lebih banyak jumlah
pemakai atorvastatin daripada simvastatin. Namun, kelompok responden yang
berusia > 65 tahun menunjukkan bahwa jumlah pemakai simvastatin justru lebih
banyak daripada atorvastatin karena berdasarkan studi Foody, simvastatin bekerja
lebih efektif daripada atorvastatin pada pasien yang berusia > 65 tahun (Foody, et
al., 2010).
Usia lanjut sangat rentan terjadi penyakit dislipidemia karena membutuhkan lebih
banyak aktivitas reduksi kolesterol LDL. Perubahan aktivitas metabolik tubuh
terjadi pada kelompok usia lanjut seperti peningkatan abdominal body fat dan
perubahan jalur oksidasi asam lemak yang dapat menyebabkan resistensi insulin.
Pertambahan usia berhubungan dengan perubahan metabolisme obat sehingga
membutuhkan konsentrasi plasma yang lebih tinggi pada obat statin (Robinson, et
al., 2013). Pertambahan usia juga menyebabkan peningkatan risiko penyakit
kardiovaskuler sehingga membutuhkan atorvastatin yang bekerja lebih efektif
dalam menurunkan konsentrasi lipid plasma (Athyros, Tziomalos, Karagiannis, &
Mikhailidis, 2010; Robinson, et al., 2013).
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
9 Tabel 1. Karakteristik Dasar Pasien di RSUD Tarakan yang Mendapatkan Terapi Statin (n
= 57 orang)
Karakteristik
Dasar Pasien
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Umur
Dewasa akhir
(36-45 tahun)
Lansia akhir
(56-65 tahun)
> 65 tahun
Faktor Risiko
Perokok
Hipertensi
DM
Menopause
Riwayat
Keluarga
BMI
Underweight
Normal weight
Overweight
Obesity
Atorvarsatin
N = 28
%
Simvastatin
N = 29
%
Total
N = 57
%
16
12
57,1
42,9
19
10
65,5
34,5
35
22
61,4
38,6
2
7,1
3
10,3
5
8,8
12
42,9
10
34,5
22
38,6
5
17,9
8
27,6
13
22,8
7
13
13
10
25,0
46,4
46,4
35,7
8
13
13
8
27,6
44,8
44,8
27,6
25
26
26
18
26,3
45,6
45,6
31,6
10
35,7
5
17,2
15
26,3
Atorvarsatin
N = 26
%
2
7,7
13
50,0
6
23,1
5
19,2
Simvastatin
N = 26
%
15
57,7
0
0
4
15,4
7
26,9
Total
N=52
17
13
10
12
%
32,7
25,0
19,2
23,1
Hipertensi dan diabetes mellitus menjadi faktor risiko terbesar karena merupakan
salah satu kontributor penyebab terjadinya dislipidemia. Hipertensi menyebabkan
tingginya tekanan darah akan meningkatkan tekanan pada arteri dan akhirnya
merusak pembuluh darah sehingga kemungkinan terjadinya penimbunan
kolesterol dalam pembuluh darah semakin besar yang dapat mengarah pada
kejadian dislipidemia (Aurora, Sinambela, & Noviyanti, 2012). Berdasarkan
Framingham Heart Study, diabetes mellitus meningkatkan total kolesterol plasma
sehingga mengakibatkan terjadinya dislipidemia (Mooradian, 2009).
Berdasarkan BMI (Body Mass Index), pasien underweight memakai obat statin
lebih banyak daripada kelompok yang lain. Namun, pemakaian atorvastatin justru
paling banyak pada pasien normal weight. Atorvastatin maupun simvastatin
bekerja lebih cepat pada pasien dengan index BMI dibawa kategori overweight
karena kadar kolesterolnya lebih sedikit sehingga inhibisi enzim 3-hidroksi-3metilglutaril koenzim A atau biasa disebut HMG CoA-reduktase menjadi lebih
cepat. Atorvastatin lebih efektif bekerja pada pasien normal weight karena waktu
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
10 paruhnya lebih panjang yaitu 14 jam dan memiliki konsentrasi plasma yang lebih
tinggi daripada obat statin yang lain sehingga lebih banyak menurunkan jumlah
kadar kolesterol dalam darah (Mahley & Bersot, 2006; Robinson, et al., 2013).
Penggunaan Simvastatin dan Atorvastatin
Mayoritas pengobatan yang sering digunakan sebagai terapi lini pertama pada
minggu awal dan minggu keenam adalah atorvastatin atau simvastatin dengan
dosis 20 mg. Dosis ini dikategorikan sebagai dosis standar statin yang cocok
untuk sebagian besar pasien untuk menurunkan 30-40% kadar kolesterol mereka
(Larosa, Grundy, & Waters, 2005). Statin dengan dosis 20 mg dapat digunakan
untuk penderita diabetes dan gangguan jantung yang banyak diderita oleh subyek
penelitian. Statin dengan dosis 20 mg juga cocok digunakan untuk penderita
serangan jantung dengan peningkatan LDL yang tidak begitu tinggi (Josan &
McAlister, 2007). Namun, penelitian ini terdapat pemakai atorvastatin 40 mg
yang cukup banyak karena berdasarkan studi ARMYDA-RECAPTURE,
atorvastatin 40 mg dapat digunakan sebagai terapi jangka pendek untuk mereduksi
gejala infark miokard secara signifikan pada pasien yang mengalami chronic
stable angina dan mendapatkan terapi statin yang akan melakukan tindakan prePCI (pre Percutaneous Coronary Intervention), terutama pada pasien ACS (Acute
Coronary Syndrome) (Sciascio, Patti, Pasceri, Gaspardone, Collonna, &
Montinaro, 2009).
Efek Samping Nyeri Otot Setelah Penggunaan Simvastatin dan Atorvastatin
Lemas merupakan jenis nyeri otot akibat penggunaan statin yang paling sering
terjadi pada bagian ekstrimitas (Tomlinson & Mangione, 2005). Karakteristik
lemas berupa peningkatan, penurunan, maupun pergerakan abnormal dari
Creatinine Kinase. Berdasarkan hasil pengamatan biopsi, lemas dapat juga berupa
kerusakan otot dengan nekrosis serat otot dan infiltrasi sel inflamasi (Alrazzaq,
Hadeer Akram Abdul., 2009).
Berdasarkan perkembangan nyeri otot, subjek penelitian kelompok atorvastatin
maupun simvastatin pada minggu pertama kebanyakan merasakan nyeri otot yang
semakin berkurang. Sedangkan pada minggu keenam, subjek penelitian kelompok
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
11 atorvastatin dan simvastatin mayoritas tidak merasakan nyeri otot. Sampai saat
ini, belum ada studi yang meneliti perkembangan nyeri otot pada pasien baik pada
pemakaian atorvastatin maupun simvastatin.
Tabel 2. Data penggunaan simvastatin dan atorvastatin pada subyek penelitian minggu
pertama (subyek penelitian = 57)
Golongan Statin
Simvastatin
Atorvastatin
Dosis Obat
Simvastatin 10 mg
Simvastatin 20 mg
Atorvastatin 20 mg
Atorvastatin 40 mg
Lama Penggunaan
Simvastatin
< 1 bulan
1-3 bulan
> 3 bulan
Atorvastatin
< 1 bulan
1-3 bulan
> 3 bulan
n (pasien)
%
29
28
n (pasien)
50,9
49,1
%
6
23
19
10
20,7
79,3
67,9
35,7
18
11
0
62,1
37,9
0
23
5
0
82,1
17,9
0
Tabel 3. Data penggunaan simvastatin dan atorvastatin pada subyek penelitian minggu
keenam (subyek penelitian = 57)
Golongan Statin
Simvastatin
Atorvastatin
Dosis Obat
Simvastatin 10 mg
Simvastatin 20 mg
Atorvastatin 20 mg
Atorvastatin 40 mg
Lama Penggunaan
Simvastatin
< 1 bulan
1-3 bulan
> 3 bulan
Atorvastatin
< 1 bulan
1-3 bulan
> 3 bulan
n (pasien)
%
29
28
50,9
49,1
9
24
23
10
31,0
82,8
82,1
35,7
1
20
8
3,5
69,0
27,6
0
25
3
0
89,3
10,7
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
12 Tabel 4. Karakteristik Jenis Nyeri Otot Pada Responden yang Menggunakan Statin Pada
Minggu Pertama
No
Jenis Nyeri Otot
1
2
3
Kram
Lemas
Kejang
Bengkak Kaki
Tangan
4
Atorvarsatin
N = 28
%
9
32,1
10
35,7
3
10,7
10
Simvastatin
N = 29
%
14
48,3
17
58,6
0
0
35,7
5
17,2
Total
N=57
23
27
3
15
%
40,4
47,4
5,3
26,3
Tabel 5. Karakteristik Jenis Nyeri Otot Pada Responden yang Menggunakan Statin Pada
Minggu Keenam
No
Jenis Nyeri Otot
1
2
3
4
Kram
Lemas
Kejang
Bengkak Kaki Tangan
Atorvarsatin
N = 28
%
8
28,6
12
42,9
3
10,7
11
39,3
Simvastatin
N = 29
%
10
34,5
12
41,4
3
10,3
3
10,3
Total
N=57
18
24
6
14
%
31,6
42,1
10,5
24,6
Tabel 6. Data kejadian perkembangan nyeri otot pada subyek penelitian yang
mendapatkan obat simvastatin dan atorvastatin di RSUD Tarakan pada Minggu
Awal (n=57 orang)
n (pasien)
Perkembangan nyeri otot
Atorvastatin
%
Simvastatin
%
Tidak nyeri
9
32,1
7
24,1
Semakin parah
1
3,6
1
3,4
Sama saja/tidak berubah
1
3,6
2
6,9
Semakin berkurang
17
60,17
19
65,5
Total
28
100
29
100
Tabel 7. Data kejadian perkembangan nyeri pada subyek penelitian yang mendapatkan
obat simvastatin dan atorvastatin di RSUD Tarakan pada Minggu Keenam (n=57
orang)
n (pasien)
Perkembangan nyeri otot
Atorvastatin
%
Simvastatin
%
Tidak nyeri
13
46,4
13
44,8
Semakin parah
2
7,1
1
3,4
Sama saja/tidak berubah
1
3,6
3
10,3
Semakin berkurang
12
42,9
12
41,4
Total
28
100
29
100
Berdasarkan tingkatan nyeri otot, pasien pemakai atorvastatin dan simvastatin
kebanyakan tidak merasakan nyeri otot pada minggu awal kemudian jumlahnya
menjadi semakin banyak pada minggu keenam.
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
13 Tabel 10. Data kejadian tingkatan nyeri otot pada subyek penelitian yang mendapatkan obat
simvastatin dan atorvastatin di RSUD Tarakan pada Minggu Awal (n=57 orang)
Tingkatan Nyeri Otot
Normal/ Tidak Nyeri
Nyeri, namun masih bisa
diabaikan (ringan)
Nyeri, tidak bisa diabaikan, namun
tidak mengganggu aktivitas seharihari
(sedang)
Nyeri, tidak bisa diabaikan &
mengganggu konsentrasi
(cukup berat)
Nyeri, tidak bisa diabaikan,
mengganggu hampir seluruh
aktivitas kecuali aktivitas ringan
seperti makan & ke toilet
(berat)
Nyeri, tidak bisa diabaikan hingga
perlu istirahat total
(sangat berat)
Total
n (pasien)
Simvastatin
7
Atorvastatin
9
%
32,1
%
24,1
5
17,9
6
20,7
4
14,3
2
6,9
2
7,1
5
17,2
5
17,9
5
17,2
3
10,7
4
13,8
28
100
29
100
Tabel 11. Data kejadian tingkatan nyeri otot pada subyek penelitian yang mendapatkan obat
simvastatin dan atorvastatin di RSUD Tarakan pada Minggu Keenam
(n=57orang)
Tingkatan Nyeri Otot
Normal/ Tidak Nyeri
Nyeri, namun masih bisa diabaikan
(ringan)
Nyeri, tidak bisa diabaikan, namun
tidak mengganggu aktivitas seharihari
(sedang)
Nyeri, tidak bisa diabaikan &
mengganggu konsentrasi
(cukup berat)
Nyeri, tidak bisa diabaikan,
mengganggu hampir seluruh
aktivitas kecuali aktivitas ringan
seperti makan & ke toilet
(berat)
Nyeri, tidak bisa diabaikan hingga
perlu istirahat total
(sangat berat)
Total
n (pasien)
Simvastatin
13
Atorvastatin
12
%
42,9
8
28,6
8
27,6
3
10,7
3
10,3
1
3,6
2
6,9
1
3,6
1
3,4
3
10,7
2
6,9
28
100
29
100
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
%
44,8
14 Analisis Efek Samping Nyeri Otot Simvastatin dan Atorvastatin dengan
Algoritma Naranjo
Subyek penelitian yang mengalami efek samping nyeri otot kemudian dianalisis
dengan algoritma Naranjo untuk mengetahui apakah reaksi yang timbul setelah
penggunaan obat simvastatin maupun atorvastatin memang muncul akibat reaksi
obat yang tidak dikehendaki atau tidak. Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan algoritma Naranjo, kelompok pengguna atorvastatin menunjukkan
bahwa 18 orang mengalami probable ADR (skor 5-8), 9 orang mengalami
possible ADR (skor 1-4), dan 1 orang mengalami doubtful ADR (skor 0).
Sedangkan pada kelompok pengguna simvastatin menunjukkan bahwa 1 orang
mengalami definite ADR (skor ≥ 9), 19 orang mengalami probable ADR (skor 58), 8 orang mengalami possible ADR (skor 1-4), dan 1 orang mengalami doubtful
ADR (skor 0). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa 18 orang
pemakai atorvastatin termasuk dalam kelompok positif efek samping nyeri otot
karena kemungkinan besar efek samping nyeri otot yang mereka rasakan akibat
dari obat atorvastatin. Sebanyak 10 orang pemakai atorvastatin termasuk dalam
kelompok negatif efek samping nyeri otot karena 9 orang kemungkinan dan 1
orang bukan karena efek samping nyeri otot yang mereka rasakan dari obat
atorvastatin. Sedangkan pada kelompok simvastatin, dapat disimpulkan bahwa 20
orang termasuk dalam kelompok positif efek samping nyeri otot simvastatin dan 9
orang termasuk dalam kelompok negatif efek samping nyeri otot simvastatin.
Sebanyak 20 orang kelompok positif efek samping nyeri otot terdiri dari 19 orang
kemungkinan besar dan 1 orang pasti karena efek samping nyeri otot yang mereka
rasakan dari obat simvastatin. Sebanyak 9 orang kelompok negatif efek samping
nyeri otot simvastatin terdiri dari 8 orang kemungkinan dan 1 orang bukan karena
efek samping nyeri otot yang mereka rasakan dari obat simvastatin.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan berupa waktu pengamatan tiap pasien hanya
1,5 bulan sehingga pengamatan terhadap pasien mengenai perkembangan
pengobatan mereka sangat terbatas, pengamatan ESO hanya dilakukan
berdasarkan pengakuan pasien melalui wawancara, waktu follow-up yang sangat
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
15 terbatas yaitu 1,5 bulan dan pengamatan tidak didukung oleh pemeriksaan
laboratorium.
Kekuatan Penelitian
Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai
pengamatan efek samping gangguan otot pada pemakaian obat statin. Penelitian
ini bersifat lebih spesifik karena mengamati kedua obat statin, yaitu simvastatin
dan atorvastatin. Pengamatan yang dilakukan berupa perbandingan efek samping
nyeri otot. Pengamatan efek samping nyeri otot pada penelitian ini bersifat lebih
spesifik karena selain mengamati tingkatan nyeri otot, juga mengamati jenis dan
letak bagian tubuh yang mengalami nyeri otot. Penelitian ini dapat menjadi
tumpuan dalam memperbaiki pengobatan pada pasien dislipidemia, khususnya
pemakaian simvastatin dan atorvastatin.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Prevalensi pasien jantung yang mengalami efek samping nyeri otot setelah
menggunakan obat atorvastatin sebanyak 18 orang. Sedangkan prevalensi pasien
jantung yang mengalami efek samping nyeri otot setelah menggunakan obat
simvastatin sebanyak 20 orang.
Perkembangan nyeri otot yang dialami oleh pasien jantung yang mendapatkan
simvastatin pada minggu pertama berupa nyeri yang semakin berkurang sebanyak
19 orang dan pada minggu keenam berupa tidak nyeri sebanyak 13 orang.
Sedangkan pada pasien jantung yang mendapatkan atorvastatin pada minggu
pertama berupa nyeri yang semakin berkurang sebanyak 17 orang dan pada
minggu pertama berupa tidak nyeri sebanyak 13 orang.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil yang didapatkan, sebaiknya
dalam penelitian digunakan juga data pasien dari rekam medik selain dari resep
dan wawancara agar data yang didapat lebih lengkap dan peneliti dapat
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
16 melakukan konfirmasi terhadap pengakuan pasien mengenai riwayat penyakit dan
pengobatan mereka. Waktu penelitian sebaiknya lebih diperpanjang agar
pengamatan terhadap pasien selama menggunakan obat statin dapat dilakukan
lebih lama sehingga kemungkinan mendapat data yang lengkap semakin besar.
Pengamatan efek samping nyeri otot selanjutnya juga sebaiknya ditambah dengan
parameter hasil uji laboratorium terhadap kadar keratin kinase pasien agar
pengamatan menjadi lebih akurat.
Daftar Acuan
AbdulRazzaq, H. A., Aziz, N. A., Hassan, Y., Kassab, Y. W., & Ismail, O. (2012).
Predictor of The Common Adverse Drug Reactions of Statins. (R.
Kelishadi, Ed.). Dyslipidemia-From Prevention to Treatment. China :
InTech.
Alrazzaq, Hadeer Akram Abdul. (2009). Dyslipidemia Control and Adverse Drug
Reactions of Statins Among Patients at Cardiac Clinic of Penang
Hospital, Malaysia. Malaysia : USM.
American Pharmacists Association. (2012). Drug Information Handbook with
International Trade Names Index (21st Edition). (William J. Dana, et al.,
Eds.). USA : Lexi-Comp Inc.
Andrajati, Retnosari., Bahtiar, Anton., Sari, Santi Purna., & Saputri, Fadlina
Chany. (2010). Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Depok :
Laboratorium Farmakologi & Farmakokinetika Departemen Farmasi
FMIPA Universitas Indonesia.
Aronson, J.K., & Ferner, R.E. (2003). Joining The Dots: New Approach To
Classifying Adverse Drug Reactions. BMJ 2003;327:1222–1225.
Aurora, Ruth Grace., Sinambela, Aurika., & Noviyanti, Carolina Hasiana. (2012).
Peran
Konseling
Berkelanjutan
pada
Penanganan
Pasien
Hiperkolesterolemia. J Indon Med Assoc, Volume: 62, No. 5, 194-201.
Badan POM RI. (2012). Pedoman Monitoring Efek Samping Obat bagi Tenaga
Kesehatan (Vol. 21, p. 171–174). Jakarta : Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia. doi:10.1007/s13546-011-0393-1.
Calis, K. A., Sidawy, E. N., & Young, L. R. (2007). Clinical Analysis of Adverse
Drug Reaction. Principles of Clinical Pharmacology, 2, 389–402.
Fedacko, J., et al. (2010). Clinical Manifestations of Adverse Effects of Statins,
Oxidative Stress and Possible Role of Antioxidants in Prevention?. The
Open Nutraceuticals Journal, 3, 154–165.
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
17 Foody, JoAnne M., et al. (2010). Safety and Efficacy of Ezetimibe/Simvastatin
Combination Versus Atorvastatin Alone in Adults ≥65 Years of Age With
Hypercholesterolemia and With or at Moderately High/High Risk for
Coronary Heart Disease (the VYTELD Study). The American Journal of
Cardiology, Vol. 106, Issue 9, 1255-1263.
Gaw, A. (2001). Statins in General Practice. United Kingdom : Martin Dunitz.
Hastono, Sutanto Priyo. (2007). Basic Data Analysis For Health Research
Training, Analisis Data Kesehatan. Depok : Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Inoue, Teruo., & Node, Koichi. (2009). Statin Therapy for Coronary Artery
Disease Beyond Lipid Lowering Effect. In Gunnar N. Holmquist (Ed.).
Statins : Indications and Uses, Safety and Modes of Action (pp. 1-3). New
York : Nova Science Publishers, Inc.
ISFI Penerbitan Innovative Scientific Futuristic Informative. (2014). ISO
Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 49 – 2014 s/d 2015. Jakarta :
PT. ISFI Penerbitan.
Johnson, Sarah Kepple. (2012). The Effects of HMG-CoA Inhibitors (Statins) on
Rheumatoid Arthritis Disease Progression : A Systematic Review. Pacific
University CommonKnowledge, 1-36.
Josan, Kiranbir., & McAlister, Finlay A. (2007). Cholesterol lowering for
secondary prevention : What statin dose should we use? Vascular Health
and Risk Management, 3 (5), 615–627.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Visite. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Khurshid, Fowad., Aqil, Mohammed., Shamshir Alam, Mohammad., Kapur,
Prem., & Pillai, Khrisna K. (2012). Monitoring of Adverse Drug Reactions
Associated With Antihypertensive Medicines At a University Teaching
Hospital In New Delhi. DARU Journal of Pharmaceutical Sciences, 20:34,
1-6.
Larosa, J., Grundy, S., & Waters, D. (2005). Intensive Lipid Lowering with
Atorvastatin in Patient with Stable Coronary Disease. N Engl J Med,
352:1425-3.
Mahley, R. W., & Bersot, T. P. (2006). Drug Therapy for Hypercholesterolemia
and Dyslipidemia. In Goodman and Gillmathe Pharmacological Basis of
Therapeutics 11th edition (11th ed.). New York: McGraw Hill
Professional.
Molokhia, Mariam., McKeigue, Paul., Curcin, Vasa., & Majeed, Azeem. (2008).
Statin Induced Myopathy and Myalgia : Time Trend Analysis and
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
18 Comparison of Risk Associated with Statin Class from 1991-2006. PLoS
ONE, e2522, 1-9.
Mooradian, Arshag D., (2009). Dyslipidemia in Type 2 Diabetes Mellitus. Nature
Clinical Practice, Vol. 5, No. 3, 150-159.
Robinson, Jennifer G., et al. (2013). Age, Abdominal Obesity, and Baseline HighSensitivity C-Reactive Protein are Associated with Low-Density
Lipoprotein Cholesterol, Non-High-Density Lipoprotein Cholesterol, and
apolipoprotein B Responses to Ezetimibe/Simvastatin and Atorvastatin in
Patients with Metabolic Syndrome. Journal of Clinical Lipidology 7, 293303.
Riwidikdo, H. (2013). Statitstik Kesehatan dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur
Penelitian. Yogyakarta : Rohima Press.
Sciascio, Germano Di., Patti, Giuseppe., Pasceri, Vincenzo., Gaspardone,
Achille., Collona, Giuseppe., & Montinaro, Antonio. (2009). Efficacy of
Atorvastatin Reload in Patients on Chronic Statin Therapy Undergoing
Percutaneous Coronary Intervention, Results of ARMYDA-RECAPTURE
(Atorvastatin for Reduction of Myocardial Damage During Angioplasty)
Randomized Trial. Journal of the American College of Cardiology, Vol.
54, No. 6, 558-564.
Sinzinger, H., & Peskar, B. A. (2009). Statins: Indication and Uses, Safety and
Modes of Action. (G. N. Holmquist, Ed.). New York : Nova Science
Publisher.
Sukandar, Elin Yulinah., Andrajati, Retnosari., Sigit, Joseph I., Adnyana, I Ketut.,
Setiadi, A. Adji Prayitno, & Kusnandar. (2013). ISO Farmakoterapi Buku
1. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan.
Thompson, P., Clarkson, P., & Karas, R. (2003). Statin-Associated Myopathy.
JAMA, 289:1681-1.
Tomlinson, Susan. S., & Mangione, Kathleen. K. (2005). Potential Adverse Effect
of Statins on Muscle. Journal of The American Physical Therapy
Association, 85, 459–465.
Wierzbicki, S., et al. (1999). Atorvastatin Compared with Simvastatin-Based
Therapies in The Management of Severe Familial Hyperlipidaemias.
QJM  : Monthly Journal of The Association of Physicians, 92(7), 387–94.
November, 6, 2014. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/106278
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
Efek samping..., Irma Rosita, FF UI, 2014
Download