BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, dan pemegang saham). Pemasaran sangat penting agar setiap perusahaan dapat bertahan hidup, dan pemasaran menjadi sebuah kebutuhan utama perusahaan untuk bisa terus eksis dan berkembang. Selain itu pemasaran juga berfungsi sebagai konsep strategi bisnis yang mampu melakukan tindakan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang terus berubah, tujuannya agar perusahaan dapat mengatasi persaingan, mencegah merosotnya pangsa pasar, stagnasi dan mencegah kebangkrutan. Secara terus menerus perlu melakukan kaji ulang, penyesuaian dan mentransformasikan dimensi-dimensi perubahan, sustainable dan enterprise untuk mendorong nilai yang terukur bagi stakeholder (Hasan, 2014) Bisnis rental mobil menjadi salah satu bisnis yang sangat menjanjikan. Hal ini terbukti dari kutipan pada harian IPOT dimana dijelaskan bahwa saat ini diperkirakan terdapat sekitar 1,5 juta kendaraan operasional yang digunakan oleh perusahaan di Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 400 ribu unit merupakan kendaraan yang disewa dari berbagai perusahaan rental mobil. Koji menambahkan pertumbuhan bisnis rental mobil juga dipengaruhi oleh banyaknya perusahaan multinasional seperti dari Jepang, Amerika Serikat dan Eropa yang berinvestasi di Indonesia. Sebagian besar perusahaan tersebut memilih untuk menggunakan jasa rental mobil. Pertumbuhan pasar mobil juga dapat dijabarkan dalam bentuk gambar sebagai berikut: 1 Gambar 1.1 Pertumbuhan Pasar Mobil di Indonesia Sumber: Gaikindo, 2015 Dari grafik di atas, dapat terlihat bahwa pertumbuhan pasar mobil di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Dengan naiknya tingkat pertumbuhan pasar mobil di Indonesia, maka gairah masyarakat untuk menyewa mobil semakin tinggi juga. Dengan meningkatnya minat masyarakat untuk menggunakan mobil untuk berpergian, maka para pebisnis dengan melihat peluang ini mencoba membuka penyewaan mobil dan saat ini terlihat banyak perusahaan yang membuka jasa penyewaan mobil seperti jasa travel Cipaganti, Baraya, dan Day Trans. Keterkaitan antara pemasaran dan bisnis penyewaan mobil terletak pada kemampuan perusahaan untuk membuat para pengguna jasa berminat untuk menggunakan jasa tersebut lagi. Dengan adanya pembelian berulang dari para pengguna jasa, maka keuntungan yang didapat oleh perusahaan adalah keuntungan yang meningkat, menambah nilai perusahaan. PT Prayoga Arta Utama adalah sebuah perusahaan yang juga menawarkan jasa penyewaan mobil yang beralamat pusat di Jl. Haji Nawi Raya No. 10c, Jaksel. PT Prayoga Arta Utama memiliki sebuah merek dagang bernama GASIM GROUP. Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh GASIM GROUP menurut Slamet Pamuji selaku Manajer Pemasaran di perusahaan adalah 2 mengenai minat konsumen yang tidak mengalami peningkatan untuk kembali menggunakan jasa GASIM GROUP. Menurut Slamet Pamuji selaku Manajer Pemasaran di perusahaan adalah mengenai rendahnya minat konsumen yang telah menggunakan jasa penyewaan mobil untuk kembali menggunakan jasa dari GASIM GROUP atau repurchase intention yang rendah. Repurchase Intention adalah intensi untuk melakukan pembelian kembali akan suatu produk sebanyak dua kali atau lebih, baik terhadap produk yang sama maupun yang berbeda (Zeng, Zuahao, Rong, & Zhilin, 2009). Hal ini dapat dibuktikan dari penurunan tingkat penggunaan jasa pada perusahaan sebagai berikut: 70 60 50 40 Perusahaan 30 End-user 20 10 0 Januari Februari Maret April Mei Gambar 1.2 Penurunan Tingkat Penggunaan Ulang dari End-User Sumber: PT Prayoga Arta Utama (2014) Dari gambar di atas, terlihat bahwa memang terjadi penurunan minat pembelian secara berulang dari konsumen kepada GASIM GROUP untuk menyewa jasa kendaraan yang disediakan. Hal ini juga menunjukkan rendahnya repurchase intention dari pelanggan. 3 Corporate Brand Image menjadi faktor pertama yang menjadi akar penyebab rendahnya repurchase intention. Corporate Brand Image atau citra perusahaan menurut Alma (2003) adalah kesan yang diperoleh sesuai pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang sesuatu. Citra dibentuk berdasarkan impresi, berdasarkan pengalaman yang dialami seseorang terhadap sesuatu untuk mengambil keputusan. Melihat dari pengertian tersebut, menunjukkan bahwa memang citra dapat terbentuk dari pelanggan melalui sebuah proses dan dengan banyaknya pesaing yang sudah berdiri lebih lama dibandingkan GASIM GROUP seperti Daytrans, Baraya, Cipaganti. Dengan kemampuan perusahaan-perusahaan lain untuk terus berdiri di pasar saat ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut telah memiliki citra yang positif di pasar. Berikut data-data perusahaan penyediaan jasa transportasi yang sudah cukup terkenal: Tabel 1.1 Perbandingan Citra Perusahaan Travel Nama Perusahaan Jumlah Outlet Jumlah Jasa yang Tahun Berdiri Ditawarkan GASIM GROUP 2 outlet 1. Travel 2005 Baraya 32 outlet 1. Travel 2005 2. Kargo 3. Tour 4. Kurir 5. Kafe Daytrans 17 outlet 1. Travel 2. Kurir 4 2009 Cipaganti 134 outlet -M'Go Shuttle 1994 -Sarerea Shuttle -Rental Car -Tours & Ticketing -Bus Pariwisata -TaxiCab -Paket Dokumen & Logistik Sumber: Observasi, 2015 Dari tabel di atas, terlihat bahwa corporate brand image dari GASIM GROUP belum sekuat dari pesaing lainnya. Terbukti dari jumlah outlet yang sedikit, jumlah jasa yang ditawarkan dan tahun berdiri perusahaan tersebut. Perceived Service Value menjadi faktor pertama yang menjadi akar penyebab konsumen tidak lagi berminat menggunakan jasa dari perusahaan. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007), Perceived Service Value adalah selisih antara evaluasi calon konsumen dari semua manfaat dan semua biaya yang ditawarkan dan alternatif-alternatif lain yang dipikirkan. Saat ini manfaat yang didapat oleh konsumen tidak sesuai yang diharapkan dengan hasil bukti observasi ditemukan beberapa kendala yang membuat konsumen merasa antara apa yang diberikan perusahaan tidak sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh konsumen dengan bukti-bukti seperti fasilitas, service, dan sumber daya. Untuk memperkuat bukti mengenai Perceived Service Value, maka disebarkan kuisioner awal mengenai Perceived Service Value sebagai berikut: 5 Tabel 1.1 Kuisioner Awal Pendukung Variabel Perceived Service Value Pertanyaan 1. Apakah bapak/ibu sudah pernah menggunakan Ya Tidak 20 0 7 13 5 15 jasa GASIM GROUP? 2. Menurut anda, apakah GASIM GROUP menyediakan fasilitas sesuai dengan biaya yang anda keluarkan? 3. Menurut anda, apakah anda merasa pelayanan yang diberikan sesuai dengan biaya yang anda keluarkan? Sumber: Data primer, 2015 Dari kuisioner awal di atas, terlihat bahwa memang dari 20 kuisioner awal yang disebarkan, mayoritas merasa bahwa fasilitas dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan manfaat yang didapatkan oleh konsumen dan membuat konsumen memiliki persepsi bahwa manfaat yang didapatkan tidak sesuai dengan apa yang diberikan oleh konsumen. Merujuk pada hasil penelitian yang dijalankan oleh Tu, Li, Chih (2013) dijelaskan bahwa ternyata selain pengaruh antara customer perceived value dan corporate brand image yang dapat memengaruhi re-purchase intention, dalam penelitian ini dijelaskan bahwa corporate brand image dapat memengaruhi customer perceived value. Oleh karena itu, penelitian ini akan dibentuk dalam sebuah jalur analisis dimana selain meneliti pengaruh corporate brand image terhadap repurchase intention, penelitian ini juga akan meneliti sejauh mana customer perceived service value mampu memengaruhi repurchase intention. Dalam penelitian ini, tentunya semakin baik citra perusahaan di mata konsumen akan membentuk persepsi bahwa 6 apa yang dirasakan nantinya akan sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh konsumen dan akhirnya membuat konsumen berminat untuk melakukan pembelian ulang pada jasa yang ditawarkan perusahaan. Dari seluruh permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan judul dari penelitian ini adalah “PENGARUH CORPORATE BRAND IMAGE TERHADAP PERCEIVED SERVICE VALUE DAN DAMPAKNYA TERHADAP RE-PURCHASE INTENTION PELANGGAN PADA PT PRAYOGA ARTA UTAMA (STUDI KASUS PADA MEREK DAGANG GASIM GROUP).” 1.2 Formulasi Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh corporate brand image terhadap perceived service value pada GASIM GROUP? 2. Bagaimana pengaruh perceived service value terhadap re-purchase intention pada GASIM GROUP? 3. Bagaimana pengaruh corporate brand image terhadap re-purchase intention pada GASIM GROUP? 4. Bagaimana pengaruh corporate brand image terhadap re-purchase intention secara tidak langsung melalui perceived service value pada GASIM GROUP? 1.3 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini akan dijalankan pada PT Prayoga Arta Utama, terutama pada merek dagang GASIM GROUP yang beralamat di Jl. Haji Nawi Raya No. 10c, Jaksel. Objek utama dari penelitian ini adalah pengguna dari jasa penyewaan mobil GASIM GROUP untuk mengetahui minat pelanggan untuk kembali menggunakan jasa GASIM GROUP. 7 1.4 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh corporate brand image terhadap perceived service value pada GASIM GROUP. 2. Untuk mengetahui pengaruh perceived service value terhadap re-purchase intention pada GASIM GROUP. 3. Untuk mengetahui pengaruh corporate brand image terhadap re-purchase intention pada GASIM GROUP. 4. Untuk mengetahui pengaruh corporate brand image terhadap re-purchase intention secara tidak langsung melalui perceived service value pada GASIM GROUP. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi GASIM GROUP Agar dapat mengetahui seberapa besarnya kontribusi perceived value, corporate image dan service fairness yang selama ini diterapkan serta dampaknya terhadap repurchase intention. 2. Bagi Pembaca Menambah wawasan mengenai pengaplikasian perceived service value, corporate brand image dalam praktek nyata untuk dapat memberikan nilai bagi pelanggan dan mempengaruhi minat perilaku pelanggan. 3. Bagi Penulis 8 Mendapatkan pengalaman dalam mengaplikasikan pengetahuan dalam melakukan penelitian dalam bidang pemasaran. Dapat membandingkan pengetahuan teori dengan kenyataan yang ada dalam praktek sehari-hari. 4. Bagi Pengembangan Ilmu Sebagai bahan referensi dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. Pengembangan metode analisis regresi berganda dalam melakukan penelitian asosiatif. 1.6 States of The Arts Penelitian terdahulu yang menjadi landasan penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut: Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Penelitian Objek Hasil Penelitian Penelitian Mosavi dan Role of perceived value in Pengguna nilai yang dirasakan Ghaedi (2012) explaining trust and internet yang oleh pelanggan yang repurchase intention in e- membeli tinggi akan mendorong shopping produk travel minat pelanggan untuk di Iran melakukan pembelian berulang Ahmed (2014) From Customer Perceived Konsumen perceived value Value to Repurchase tekstil di memang 9 Intention in Textile Sector Bangladesh mempengaruhi minat of Bangladesh: A pelanggan untuk terus Correlation Study melakukan pembelian. Tu, Li, Chih An Empirical Study of Konsumen Corporate Brand Image (2013) Corporate Brand Image, Sepatu di memiliki pengaruh Customer Perceived Value Taiwan yang signifikan and Satisfaction on terhadpa persepsi Loyalty in Shoe Industry masyarakat atas manfaat yang didapatkan dari sebuah produk Balla dan Ibrahim Impact of Corporate (2012) Konsumen Penelitian ini Brand on Customer’s retail di menjelaskan bahwa Attitude towards Sudan brand image secara Repurchase Intention langsung juga dapat mendorong minat pelanggan untuk kembali membeli produk dari sebuah merek dagang. Ghalandari et al The Moderating Effects of Konsumen Penelitian ini (2013) Corporate Image on the took online di menjelaskan bahwa Relationship between Iran corporate image Perceived Justice memiliki pengaruh Dimensions and Consumer terhadap repurchase Attitudes and Repurchase intention, dan juga Intentions from Online dijelaskan bahwa Shopping in Iran perceived value juga memiliki pengaruh terhadap repurchase 10 intention. Sumber: Oebekutuab terdahulu, 2015 11