BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya Nama Peneliti Judul Penelitian Iskandar Efektivitas Promosi -Kuantitatif Dalam Khosasi Dalam yang dilakukan oleh (2012) Minat Pengunjung Event G.L.O.W ketika (Glorious Lifestyle dilakukan Of Alat Analisis Menarik -Kuesioner Women) Hasil Penelitian penelitian peneliti, Pluit bahwa promosi dari sebuah event dapat Village Mall Periode membangun dan April 2012. meningkatkan juga minat para dari pengunjung event tersebut, dalam meramaikan tersebut event secara langsung dan tidak langsung. Terras, The Impact of Social -Observasi Hasil dari penelitian Melissa. Media ini, didapat (2012). Dissemnination kesimpulan bahwa, on the -Kuesioner of Research : Result of adanya pengaruh an Experiment. pengunaan media sosial dalam menyebarkan kabar dan informasi dalam bentuk riset . Vinerean, The Effects of Social Kuantitatif Media Simona, dkk. Media Marketing on Kuesioner memungkinkan (2013). Online pelanggan Consumer Behavior. prospek 13 sosial dan untuk 14 berkomunikasi langsung, berdasarkan penelitian ini menunjukkan orang yang berinteraksi secara online diantaranya adalah networkers, orang- orang yang percaya dengan sumber personal, pendengar dan penonton, orangorang yang percaya dengan sumber asing dan dari hasil pemeriksaan bagaimana prediktor yang berbeda terkait dengan situs jejaring sosial dampak memiliki positif pada persepsi responden terhadap iklan online. 15 Elisa Pengaruh (2013) Publikasi -Kuantitatif Social -kuesioner Media Twitter Dalam Menarik Event Shopaholic” penelitian, dapat disimpulkan adanya pengaruh Minat Pengunjung Ke Berdasarkan hasil publikasi social “The media twitter Di dalam menarik Pluit Village Mall minat pengunjung Periode ke April “The event Shopaholic” 2013 di Pluit Village Mall pada periode 2013. Winddari Pengaruh (2013) -Kuantitatif Hasil dari Pengelolaan social -Kuesioner penelitian ini, media didapat twitter terhadap citra kesimpulan Summarecon Mal bahwa, adanya Serpong (Periode pengaruh Februari – April pengelolaan social 2013) media twitter terhadap citra Summarecon Mal Serpong pada periode FebruariApril 2013. Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka Sumber : Penulis Berdasarkan penelitian sebelumnya, perbedaan antara “The Impact of Social Media on the Dissemnination of Research : Result of an Experiment”. Dengan penelitian “Pengaruh Publikasi media sosial (twitter) dalam Menarik Minat Membaca Portal berita di media online Freemagz.com. Pada penelitian sebelumnya, 16 peneliti melakukan observasi, untuk menyimpulkan apakah adanya pengaruh dalam menggunakan media sosial dalam menyebarkan informasi, namun pada peneliti sekarang, melakukan penelitian, menggunakan media sosial untuk mem-publikasi melalui media sosial twitter, berpengaruh dalam menarik minat membaca pada portal media online freemagz.com. Persamaan diantara kedua penelitian tersebut, mempunyai kemiripan dalam menganalisis rumusan masalah, dan juga menggunakan metodologi penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data, yang menggunakan cara dengan menyebarkan kuesioner, dan hasil dari penelitian terdahulu, menyimpulakan adanya hubungan dan pengaruh dalam menggunakan media sosial dalam menyebarkan informasi dalam bentuk riset. 2.2. Landasan Teori Dalam kegiatan penelitian terdapat beberapa landasan teori, yang dipergunakan peneliti, sebagai materi penelitian, diantaranya adalah: 2.2.1. Komunikasi Dalam kehidupan sehari-hari pasti selalu menggunakan komunikasi sebagai alat untuk bertukar informasi, dari satu orang ke orang lain, atau kelompok. Kata komunikasi juga berasal dari bahasa Latin, communis yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam komunikasi sendiri, menurut dari beberapa para ahli, komunikasi adalah suatu kegiatan yang mengacu kepada aktivitas yang berhubungan dengan manusia yang sering terjadi secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi adalah suatu proses transmisi pesan dari suatu sumber kepada penerima pesan, definisi yang dikemukakan Harold Lasswel dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (Nurudin, 2008). Komunikasi adalah suatu proses pengalihan informasi dari satu individu maupun dari sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang atau kelompok lain (Rohim, 2009). Dari beberapa definisi komunikasi ditersebut, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi sebagai alat untuk pertukaran informasi atau suatu kabar antara individu 17 atau sekelompok orang, dengan menggunakan bahasa verbal dan nonverbal seperti menggunakan simbol-simbol tertentu. Hubungan antara komunikasi dengan penelitian ini adalah karena komunikasi alat utama untuk proses tukar-menukar informasi atau suatu pesan yang terjadi dikehidupan sehari-hari. Di dalam penelitian ini pempublikasikan atau menyiarkan informasi melalui media sosial merupakan sebuah komunikasi, yakni disebut komunikasi massa. Dalam hal penelitian ini, informasi dari sebuah rubrik artikel maupun gambar yang disampaikan kepada khalayak merupakan sebuah komunikasi. 2.2.1.1. Proses Komunikasi Dalam teori Harold Laswell pada buku yang terdapat didalam (Deddy Mulyana, 2007) mengatakan, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana ?” (Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ?) dengan hal ini, dapat menurunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : 1. Sumber (Source) : Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). 2. Pesan (Message) : yaitu apa yang akan dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen : makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. 3. Saluran atau Media (Channel) : yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. 4. Penerima (Receiver) : yaitu orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola piker dan perasaannya, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan 18 seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian-balik (decoding). 5. Efek (Effect) : yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya. Gambar 2.2 Berlos’s SMCR Model Of Communication Sumber: Deddy Mulyana (2007) 2.2.2. Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) pada umumnya, merupakan konten publik atau umum yang mengalir satu arah yang terus berkuasa, tidak lagi hanya dimiliki oleh media massa “tradisional”. Media – media ini dilengkapi oleh media baru yang juga dibawa pada saat bersamaan. (mcquail, 2011). Maka, komunikasi massa yang termasuk dalam penelitian ini, karena adanya teori komunikasi massa yang menggunakan media sosial sebagai alat publikasi.“Mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television ; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined” (Nurudin, 2007). Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menonton televisi, ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan (Nurudin, 2007). Komunikasi massa adalah suatu proses penciptaan makna bersama antara media massa kepada khalayaknya (Baran, 2012). 19 Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah adanya aliran dalam proses penyampaian pesan atau informasi yang ditujukan kepada massa atau khalayak umum yang mempunyai jumlah besar dalam menggunakan media massa sebagai alatnya. Adanya hubungan antara teori komunikasi massa dengan penelitian ini adalah informasi atau pesan dalam link rubrik artikel yang disampaikan melalui social media twitter merupakan sebuah komunikasi massa, karena penyampaian informasi tersebut yang ditujukan kepada masyarakat umum yang berjumlah sangat besar. 2.2.3. New Media Dalam Kemajuan teknologi komunikasi yang sangat pesat, banyak menghasilkan new media yang merupakan jenis teknologi komunikasi baru dalam digital. New media telah memberikan banyak manfaat dalam individu maupun kelompok sebagai alat yang berfungsi untuk mendukung proses komunikasi, new media mampu menyampaikan suatu informasi kepada khlayak sebagai target komunikasi. Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua pandangan, pertama yaitu pendangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa yang lebih interaktifdan berdasarkan pada masyarakat. “New media merupakan sebuah set berbeda dari teknologi komunikasi yang memiliki fitur tertentu yang terbaru, dibuat dengan cara digital dan banyak tersedia untuk digunakan oleh personal sebagai alat komunikasi” (Novianti, 2010). 20 Sedangkan menurut Gregory, mengungkapkan bahwa : “New media atau media baru merupakan istilah umum untuk jaringan atau internet, telepon genggam, komunikasi broadband, serta lahirnya teknologi 3G yang merupakan saluran baru komunikasi” (Gregory, 2004). Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa new media adalah media komunikasi yang mudah memberikan informasi serta hiburan kepada khalayak dan dapat menghubungkan setiap individu dari belahan dunia untuk bisa berkomunikasi dan berinteraksi tanpa di batasi oleh tempat dan waktu. Pada tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. (web two point-oh), dimana semua menjadi lebih interaktif dan telah menjadi area untuk semua orang, tidak hanya milik beberapa pihak saja. Semua orang saat ini dapat langsung mengambil peran dan menaruh apapun kedalam internet. Perkembangan web 2.0 sebagai platform telah mengubah sifat interaktivitas di web dan membuka alam semesta bagi pengguna media. Sedangkan metafora halaman web 1.0 hanya diperbolehkan untuk mengunduh informasi sejalan dan karena itu tidak berbeda dengan konsumsi media penyiaran, aplikasi web 2.0 memungkinkan pengguna untuk menjadi produsen otonom. Blog, Youtube, Wikipedia, Ebay, Flickr, Second Life dan situs jaringan sosial online lainnya seperti memungkinkan pengguna media untuk memiliki pengalaman siaran. Pentingnya Web 2.0 adalah media siar menghasilkan sebuah konteks hubungan sosial instan nasional atau internasional, ada beberapa cara di mana individu mendapatkan interaksi berharga untuk membuat koneksi global secara nyata. Faktanya bahwa pengguna sekarang dapat bekerja dengan materi media siar sebagai sebuah cara mengembangkan ide pada ruang publik (Littlejohn, 2009) Menurut Septiawan Santana Kurnia dalam bukunya Jurnalisme Kontemporer, internet adalah sebuah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik media dari bentuk-bentuk yang terdahulu. Apa yang membuat bentuk-bentuk komunikasi berbeda satu sama lain bukanlah penerapan aktualnya, namun perubahan dalam proses komunikasi seperti kecepatan komunikasi, harga komunikasi, persepsi pihakpihak yang berkomunikasi, kapasitas storage dan fasilitas mengakses informasi, 21 densitas (kepekatan atau kepadatan) dan kekayaan arus-arus informasi, jumlah fungsionalitas atau intelijen yang dapat ditransfer. Jadi menurut Santana, titik esensinya adalah bahwa keunikan internet terletak pada esensinya sebagai sebuah medium (Setyani, 2013). Untuk mengakses Internet, seseorang membutuhkan koneksi Internet dan piranti keras seperti komputer, PDA, Blackberry dan lain sebagainya. Internet yang dianggap sebagai gabungan dari beberapa bentuk media dan fasilitas email, website, newsgroup, e-commerce dan sebagainya (Lievrouw, 2006). Peneliti komunikasi Carrie Heeter pada tahun 1983 memaparkan dimensi dimensi interaktivitas yang digunakan untuk mengklarifikasi media, yaitu: 1. Dimensi kompleksitas dari pilihan yang tersedia. Maksudnya adalah berapa banyak pilihan yang dimiliki khalayak dalam segi isi informasi dan waktu yang bias digunakan untuk mengaksesnya. 2. Dimensi besaran usaha yang harus di keluarkan oleh khalayak untuk dapat menerima pesan dari media yang bersangkutan. Dengan kata lain, bagaimana perbandingan aktivitas yang dilakukan khalayak dengan aktivitas yang dibuat media. 3. Dimensi tingkat respon media terhadap khalayaknya. Maksudnya adalah seberapa aktif sebuah media dapat merespon umpan balik yang diberikan khalayaknya. Media dengan tingkat interaktivitas yang tinggi menanggapiumpan balik yang diberikan oleh khalayaknya dengan cepat. Dalam kondisi tertentu, media dengan tingkat interaktivitas yang tingi dapat melakukan interaksi dengan khalayaknya seakan-akan melakukan percakapan langsung. 4. Dimensi kemampuan untuk mengawasi pengguna informasi oleh khalayaknya. Mediadengan tingkat interaktivitas yang tinggi dapat memantau perilaku khalayak dalam menerima pesannya, kemudian menyesuaikan sistemnya berdasarkan umpan balik yang dihasilkan dari analisis perilaku tersebut. 5. Dimensi kemudahan dalam menambah informasi baru. Maksudnya adalah seberapa mudah khalayak dapat turut menyediakan dan menyebarkan pesan kepada khalayak lain. Berdasarkan kriteria in, siaran televisi memiliki 22 interaktivitas rendah, sedangkan media online memiliki tingkat interaktivitas yang sangat tinggi. 6. Dimensi kemampuan memfasilitasi komunikasi internet. Maksudnya adalah seberapa mudah interaksi terjadi antar khalayak dapat terjadi (Heeter, 1988). 2.2.3.1 Karakteristik New Media Menurut John Vivian, (2008), keberadaan media baru seperti internet bisa melampaui pola penyebaran pesan media tradisional; sifat internet yang bisa berinteraksi mengaburkan batas geografis, kapasitas interaksi, dan yang terpenting bisa dilakukan secara real time. Jika menurut Jan van Dijk, (2006) mencirikan media baru dalam beberapa karakteristik sebagai berikut : 1. Integrasi (Integration) Karakteristik yang paling utama pada media baru secara struktural adalah integrasi antara telekomunikasi, data komunikasi, dan komunikasi massa dalam satu media tunggal. Ini yang disebut proses konvergensi. Maka, media baru sering disebut juga multimedia. Integrasi dapat terjadi pada salah satu ranah berikut. a. Infrastruktur misalnya menggabungkan sambungan transmisi dengan peralatan yang berbeda untuk telepon dan komunikasi data komputer. b. Transportasi misalnya telepon Internet dan web TV menumpang pada televisi satelit atau televisi kabel. c. Manajemen misalnya sebuah perusahaan kabel yang terjun menggeluti layanan telepon dan sebuah perusahaan telepon yang terjun menggeluti televisi kabel. d. Layanan misalnya kombinasi layanan komunikasi dan informasi di Internet. e. Jenis data menyatukan suara, data, teks, dan gambar. Integrasi ini mengarah pada penggabungan bertahap telekomunikasi, komunikasi data, dan komunikasi massa, bahkan mungkin perbedaan makna ketiga istilah ini akan hilang. 23 2. Interaktivitas (Interactivity) Karakter struktural media baru yang kedua dalam revolusi komunikasi adalah kemunculan media interaktif. Secara umum, interaktivitas adalah urutan aksi dan reaksi. Van Dijk dan de Vos menawarkan definisi operasional interaktivitas yang seharusnya berlaku untuk komunikasi tatap muka. Kedua peneliti ini mendefinisikan interaktivitas pada empat tingkat akumulatif, dengan landasan bahwa konsep interaktivitas bersifat multidimensi. Pada level pertama, interaktivitas adalah kemungkinan untuk membangun komunikasi dua sisi atau multilateral komunikasi. Ini adalah dimensi ruang. Semua media digital menawarkan kemungkinan ini sampai batas tertentu. Level kedua interaktivitas adalah derajat sinkronisitas. Ini adalah dimensi waktu. Hal ini juga diketahui bahwa urutan aksi dan reaksi (yang tidak terganggu) biasanya meningkatkan kualitas interaksi. Level ketiga interaktivitas adalah cakupan kontrol yang dilakukan oleh para pihak yang berinteraksi. Ini adalah dimensi perilaku, yang didefinisikan sebagai kemampuan pengirim dan penerima untuk berganti peran setiap saat. Dengan kata lain, ini tentang kontrol atas peristiwa dalam proses interaksi. Interaktivitas dalam hal kontrol adalah dimensi yang paling penting dalam semua definisi interaktivitas dalam kajian media dan komunikasi. Level keempat dan tertinggi interaktivitas adalah bertindak dan bereaksi dengan memahami makna dan konteks. Ini adalah dimensi mental kondisi yang diperlukan untuk interaktivitas penuh, misalnya, dalam percakapan fisik dan komunikasi melalui komputer. 3. Kode Digital (digital code) Kode digital merupakan karakteristik media secara teknis yang hanya digunakan untuk mendefinisikan bentuk baru operasi media. Namun, kode digital memiliki konsekuensi yang besar besar untuk komunikasi. Kode digital berarti bahwa dalam menggunakan teknologi komputer, setiap sitem informasi dan komunikasi dapat diubah dan ditransmisikan dalam bentuk rangkaian satu 24 dan nol yang disebut bit. Kode buatan ini menggantikan kode alami pembuatan serta transmisi informasi dan komunikasi analog. Efek besar pertama dari transformasi semua isi media dalam kode digital yang sama adalah keseragaman dan standarisasi isi. Bentuk dan substansi tidak dapat dipisahkan dengan mudah seperti yang dikira oleh banyak orang. Maka, keterkaitan teori ini dengan penelitian ini adalah media yang digunakan dalam mempublikasikan link-link artikel yang dapat dibuka oleh khlayak sebagai sumber bacaan yang inspiratif yakni twitter merupakan sebuah social media yang tidak lain adalah sebuah media baru (new media). Maka, new media penulis jadikan teori dasar dalam social media yang akan dibahas dalam penelitian ini. 2.2.4. Teori Uses and Gratification Dalam teori Uses and Gratifications, adanya sekelompok orang atau orang itu sendiri dianggap aktif dan selektif menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini teori ini mengatakan bahwa individu atau audiens (khalayak) sebagai makhluk sosial mempunyai sifat selektif dalam menerima pesan yang ada dalam media massa itu sendiri. Teori Uses and Gratifications dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumbler, dan Michael Gurevitch (Griffin, 2003) yang menyatakan bahwa pengguna media memainkan peran yang aktif dalam memilih dan menggunakan media. Elihu Katz,Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch dalam Baran dan Davis (2000), menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and Gratification Media sebagai berikut: 1. Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan. 2. Inisiative yang menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dan pilihan media spesifik terletak di tangan audiens. 3. Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan kebutuhan audiens. 4. Orang-orang mempunyai kesadaran-diri yang memadai berkenaan penggunaan media, kepentingan dan motivasinya yang menjadi bukti bagi peneliti tentang gambaran keakuratan penggunaan itu. 25 5. Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik atau isi harus dibentuk. Pengguna media menjadi bagian yang aktif dalam proses komunikasi yang terjadi serta berorientasi pada tujuannya dalam media yang digunakannya. Kebutuhan khalayak yang berkaitan dengan media yaitu : 1. Kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi mengenai pemahaman dan lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan dengan hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan dan memuaskan rasa keingintahuan kita. 2. Kebutuhan afektif yaitu berkaitan dengan peneguhan pengalaman- pengalaman yang estis menyenangkan emosidional. Kebutuhan ini mengacu pada kegiatan atau segala sesuatu yang berkaitan dari segi prilaku yang menyenangkan. 3. Kebutuhan pribadi secara integratif yaitu kebutuhan ini berkaitan dengan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual yang diperoleh dari hasrat dan harga diri. 4. Kebutuhan sosial secara integratif yaitu berkaitan dengan peneguhan kontak bersama keluarga, teman dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat berealisasi bekaitan. 5. Kebutuhan pelepasan ketegangan yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, tegangan dan hasrat akan keanekaragaman. McQuail dalam Miller (2005) Adapun proses internal yang dialami oleh seorang khalayak dalam mencari gratifikasi (kepuasan) dari media adalah sebagai berikut Kim & Rubin dalam Miller (2005): Pertama, seorang khalayak akan melakukan proses seleksi (selectivity). Gratifikasi yang diinginkannya akan disesuaikan dengan media yang akan digunakannya. Seseorang yang ingin beristirahat setelah capek bekerja seharian, tentu akan memilih mendengarkan musik-video ketimbang melihat dialog/debat di televisi. Kedua, selanjutnya yang dilakukan adalah proses memperhatikan (attention). Pada proses ini, individu khalayak akan mengalokasikan usaha kognitifnya untuk mengkonsumsi media. Seseorang yang pelatih sepakbola tentu akan lebih teliti dalam 26 membaca tabloid Bola, ketimbang seseorang yang sekedar membaca untuk mengisi waktu luang. Ketiga, proses terakhir adalah proses keterlibatan (involvement). Pada proses ini seorang khalayak akan terlibat lebih dalam secara personal dengan media tersebut, bahkan juga memiliki “hubungan spesial” dengan karakter media tersebut. Proses ini seringkali juga disebut sebagai “para-social interaction”. Misalnya, para penonton sepakbola level maniak, biasanya akan mampu merasakan ketegangan meski hanya menonton dari layar televisi. Pada dasarnya, uses and gratifications selalu membawa pendekatan mutakhir teori pada tahap awal setiap media komunikasi massa baru Baran & Davis (2009) Thomas Ruggiero dalam Baran & Davis, (2009) merumuskan 3 karakteristik dari komunikasi berbasis komputer (internet) yang harus diteliti oleh peneliti berbasis uses and gratifications, yaitu: 1. Interactivity Bermakna suatu kondisi dimana individu dalam setiap proses komunikasi memiliki kontrol dan dapat mengubahperan dalam proses tersebut (komunikator – komunikan). 2. Demassification Adalah peluang dari individu pengguna media untuk memilih dari menu yang amat luas/bervariasi. Tidak seperti media tradisional lainnya, internet dalam hal ini mengijinkan tiap penggunanya untuk menyesuaikan pesan sesuai dengan kebutuhan mereka. 3. Asynchroneity Bermakna bahwa pesan yang dibawa oleh media internet dapat menghubungkan komunikator dan komunikan pada waktu yang berbeda, namun mereka tetap dapat berinteraksi secara nyaman. Seorang individu dapat mengirim, menerima dan menyimpan sebuah pesan sekehendaknya. Untuk media televisi, asynchroneity bermakna individu dapat menyimpan sebuah tayangan televisi untuk kemudian ditontonnya kembali pada waktu yang lain. Dalam kasus perkembang media tradisional ke media baru. Uses and gratifications sangat penting posisinya untuk memetakan kecenderungan media baru 27 yang menjadi suplemen atau bahkan menggantikan posisi media tradisional di dalam masyarakat (Baran & Davis, 2009). Akan tetapi, uses and gratifications juga tidak lepas dari adanya kritik. Beberapa pakar menilai teori ini terlalu membesar-besarkan peran pengguna media dalam memilah media. Mereka menilai bahwa sebagian besar pengguna media adalah kelompok yang pasif dan dan hanya menjalani kebiasaan, dan tidak masuk akal untuk menanyakan tentang hal itu kepada orang-orang tersebut. Problema ini ditemukan pula oleh Jay G. Blumler yang melihat bahwa aktivitas (audiens, pengguna media) maknanya terlalu luas. Oleh karena itu ia menjelaskan kembali makna tersebut ke dalam 4 hal: utility, intentionality, selectivity dan imperviousness to influence. Utility bermakna media memiliki kegunaan dan pengguna pun menggunakan media untuk mendapatkan kegunaan tersebut. Intentionality bermakna konsumsi dari suatu media dapat terjadi karena dorongan yang ada dari tiap orang. Selectivity bermakna penggunaan media dapat merefleksikan minat dan preferensi yang sedang dirasakan oleh seorang pengguna. Sedangkan, imperviousness to influence bermakna seringkali pengguna media bersikap keras kepala, tidak mau diatur oleh siapapun dan apapun. Sehingga secara otomatis, menghindari tipe media tertentu. Selain beberapa kegunaan dan alasan untuk menggunakan media tersebut. Katz, Blumler dan Gurevitch dalam Baran & Davis (2009), menjelaskan juga adanya situasi sosial yang membuat seorang pengguna membutuhkan media, antara lain: 1. Situasi sosial dapat melahirkan tekanan dan konflik, ketika itu konsumsi media bisa jadi adalah obat untuk keluar dari tekanan tersebut. 2. Situasi sosial dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terus mencari informasi yang ditawarkan pada media. 3. Situasi sosial dapat membatasi peluang untuk berinteraksi di dunia nyata, di situlah media dapat berfungsi sebagai suplemen atau bahkan menggantikan kehidupan nyata tersebut. 4. Situasi sosial seringkali melahirkan nilai-nilai sosial tertentu. Pemenuhan kepuasan dari nilai-nilai tersebut dapat difasilitasi oleh konsumsi media tertentu. 28 5. Situasi sosial dapat membuat pengguna semakin akrab dengan media. Kedekatan pengguna dengan media beserta isinya, dimaksudkan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam kelompok-kelompok tertentu. Dalam teori uses and gratificaion ini merupakan kebalikan dari jarum hipodemik. Pada teori jarum hipodermik, media sangat aktif dan kuat, namun audience berada dipihak yang pasif. Sementara dalam teori use and gartification ditekanka bahwa audience itu aktif untuk memillih mana media yang harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. Maka teori ini berhubungan dengan penelitian karena, berita yang disampaikan oleh media freemagz.com dapat disaring oleh audience untuk dibaca sesuai dengan kebutuhan info yang dibutuhkan oleh audience sendiri. 2.2.5. Publikasi Publikasi dan publisitas mempunyai perbedaan, kebanyakan besar orang menngetahui bahwa publikasi dan publisitas adalah sama. Ternyata keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Publikasi merupakan pernyataan ide-ide atau gagasan didepan umum yang bertujuan untuk diketahui khalayak umum (Jennings, 2006). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Publikasi (pub.li.ka.si) merupakan penerbitan atau pengumuman, memublikasikan (me.mub.li.ka.si) merupakan menerbitkan, mengumumkan, menyebarkan dan menyiarkan, sedangkan publisitas merupakan suatu upaya penyebaran pesan oleh individu atau organisasi agar kegiatannya diberitakan oleh media massa tanpa melakukan pembayaran (Morissan, 2008). Dari definisi diatas, penulis mempunyai kesimpulan bahwa, publisitas lebih menekankan pada suatu proses komunikasi satu arah, antar public relations sebagai sumber kepada media. Publisitas mempunyai sifat tidak berbayar, dimana media yang diberikan informasi tidak menarik tarif bayaran kepada sumber informasi sehingga dalam hal penyebaran informasi sepenuhnya merupakan hak dari media. Sedangkan publikasi mempunyai sifat berbayar, dimana public relations sebagai sumber menentukan informasi yang akan disampaikan oleh pihak media kepada 29 publik, sehingga sepenuhnya informasi yang akan disebarkan merupakan hak dari public relations sebagai sumber. 2.2.6. Social Media Gambar 2.3 Social Media Landscape Sumber: onavo insight (2013) Social media memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk memberikan pendapat / opini publik dan melakukan akitivitas kominikasi secara mudah dan cepat. Banyak perusahaan menggunakan social media sebagai kegiatan pemasaran maupun public relations. “Social media is only a new set of tools, new technology that allows us to more efficiently connect and build relationship with our customers and prospect. It is doing what the telephone, direct mail, print advertising, radio, television, and billboards did for us up until now. But social media is exponentially more effective” Media sosial adalah seperangkat alat baru, teknologi baru yang memungkinkan kita untuk lebih efisien terhubung dan membangun hubungan dengan pelanggan dan prospek. Hal ini telepon, direct mail, iklan cetak, radio, televisi, billboard dan yang kita lakukan bagi kita sampai sekarang. Tapi media sosial secara eksponensial lebih efektif (Lon Safko, 2010). Penulis mengambil kesimpulan bahwa social media adalah sebuah teknologi baru yang mempunyai fungsi untuk memudahkan pertukaran informasi dan mudah untuk diakses, sebuah alat komunikasi yang canggih, yang memiliki beranekaragam jenis diantaranya blog, jejaring sosial seperti facebook dan myspace, microblogging seperti 30 twitter. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan twitter sebagai bahan penelitan dikarenakan Perusahaan Freemagz.com menggunakan social media twitter sebagai media untuk mempublikasikan rubrik-rubrik yang akan ditampilkan di konten Freemagz.com. Keterkaitan social media dalam penelitian ini adalah karena twitter merupakan salah satu jenis dari social media, oleh karena itu social media menjadi teori khusus yang wajib dibahas dalam penelitian ini. Social media twitter mempunyai karakteristik khusus (Purnama, 2011) sebagai berikut : 1. Reach (Jangkauan): Daya jangkauan social media dari skala kecil hingga khalayak global. 2. Accesbility (Aksesbilitas): Social media lebih mudah diakses oleh publik dengan biaya yang terjangkau. 3. Usability (Penggunaan): Social media relatif mudah digunakan karena tidak memerlukan keterampilan dan pelatihan khusus. 4. Immediacy (Aktualitas): Social media dapat memancing respon khalayak lebih cepat. 5. Permanence (Tetap): Social media dapat mengganti komentar secara instan atau mudah melakukan proses pengeditan. Menurut (Badri, 2011), ada 7 jenis social media : 1. Social network (Jejaring Sosial): Situs yang memungkinkan orang untuk membantu halaman web pribadi dan terhubung dengan teman-temannya untuk berbagi konten komunikasi, seperti: facebook dan myspace. 2. Microblogging: Situs jejaring sosial dikombinasikan blog, dimana sejumlah kecil konten (update) didistribusikan secara online dan melalui jaringan mobile phone. Seperti: twitter. 3. Blog: Bentuk terbaik dari social media, berupa jurnal online dengan pemuatan tulisan terbaik, yaitu tulisan terbaru ada di halaman terdepan. 4. Wikis: Seperti Wikipedia dan ensiklopedia online website. Wikis memperoleh siapa saja untuk mengisi atau mengedit informasi didalamnya, bertindak sebagai sebuah dokumen atau database komunal. 5. Podcast: Menyediakan file-file audio dan video dengan berlangganan melalui layanan seperti Itunes dari Apple. 31 6. Forum: Area untuk diskusi online, seputar topik dan minat tertentu. Forum sudah ada sebelum media sosial dan menjadi komunitas online yang kuat dan populer. 7. Komunitas konten: Seperti flickr untuk berbagi foto dan youtube untuk berbagi video. Komunitas ini mengatur dan berbagi jenis konten tertentu. Dari berbagai ragam jenis social media di atas, dengan manfaat dan penggunaan yang berbeda-beda, social media tetap mempunyai tujuan yang sama yakni untuk bertukar informasi. Dalam penelitian ini, twitter menjadi fokus utama dan sebagai bahan penelitian. 2.2.7. Twitter Asal mula Twitter berawal dari acara diskusi yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan podcast bernama Odeo. Jack Dorsey, seorang mahasiswa sarjana di Universitas New York, mengemukakan gagasannya mengenai penggunaan layanan pesan singkat untuk berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil. Gambar 2.4 Twitter Sumber: onavo insights (2013) Kata twitter secara harafiah berati “berkicau”. Kesuksesan twitter membuat banyak situs lain meniru konsepnya, kadang menawarkan layanan spesifik lokal suatu negara atau menghubungkan dengan layanan lainnya. Suatu sumber tahunan menyebutkan bahwa paling tidak terdapat 111 situs web yang memilki layanan mirip dengan twitter (Purnama, 2010). Twitter mengalami pertumbuhan yang pesat dan dengan cepat meraih popularitas di seluruh dunia. Hingga bulan Januari 2013, terdapat lebih dari 500 juta pengguna terdaftar di Twitter, 200 juta di antaranya adalah pengguna aktif. tinnginya penggunaan Twitter umumnya berlangsung saat terjadinya peristiwa-peristiwa populer. Pada awal 2013, pengguna Twitter mengirimkan lebih dari 340 juta kicauan 32 per-hari, dan Twitter menangani lebih dari 1,6 miliar permintaan pencarian per hari. Hal ini menyebabkan posisi Twitter naik ke peringkat kedua sebagai situs jejaring sosial yang paling sering dikunjungi di dunia, dari yang sebelumnya menempati peringkat dua puluh dua. “Twitter adalah Sejenis aplikasi layanan jejaring sosial dan microblogging untuk berkomunikasi dengan pesan-pesan singkat, bertukar informasi, atau sekadar memberitakan apa yang sedang dilakukan” (Sofia dan Prianto, 2010). “Twitter merupakan sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh twitter.inc yang menawarkan jejaring sosial berupa mikrolog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan atau tweets” (Soetejo, 2012). Penulis telah mengambil kesimpulan media twitter sebagai media penyampaian informasi paling cepat dan ringkas dengan maksimal 140 karakter, namun tidak hanya berfungsi sebagai media bertukar informasi namun juga sebagai media untuk berbagai ide dan memberikan pesan secara cepat dan mudah. Dan Perkembangan Twitter di Indonesia begitu cepat. Menurut laporan dari ReadWriteWeb.com, Indonesia adalah negara pengguna Twitter nomor enam besar di dunia. Keterkaitan teori twitter dalam penelitian ini dikarenakan twitter merupakan variabel penting dalam penelitian ini, dimana twitter dijadikan sebagai faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini, oleh sebab itu twitter dijadikan teori khusus dalam penelitian ini. Konten yang terdapat dalam twitter (Soetejo, 2012) sebagai berikut: 1. Halaman Utama (home) Pada halaman utama, kita bisa melihat kicauan atau tweet yang dikirimkan oleh orang-orang yang menjadi teman kita di twitter. 2. Profil Pada halaman profil, seluruh orang yang mengikuti twitter kita akan melihat data diri kita serta kicauan atau tweet yang sudah pernah dikirim-tampil. 3. Pengikut (Followers) Pengikut adalah pengguna lain yang ingin menjadikan kita sebagai teman dalam twitter, apabila pengguna lain menjadi pengikut akun seseorang, maka 33 kicauan atau tweet seseorang yang ia ikuti tersebut akan masuk ke dalam halaman utama pada akun twitternya sendiri. 4. Ikutan (Following) Berbeda dengan pengikut, ikutan atau following adalah akun seseorang yang mengikuti akun pengguna lain agar kicauan yang dikirim oleh orang yang diikuti tersebut masuk kedalam halaman utama miliknya. 5. Gamitan (Mention) Biasanya konten ini merupakan balasan dari percakapan agar sesama pengguna twitter bisa langsung menandai orang yang akan di ajak bicara. 2.2.8. Minat Minat adalah suatu kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Terbentuknya minat diawali oleh suatu perasaan senang dan sikap yang positif (Saraswati & Widaningsih, 2006). Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut Bimo Walgito (2005). Terdapat tiga karakteristik minat, yaitu : 1. Minat menimbulkan suatu sikap positif dari sebuah objek. 2. Minat adalah sesuatu hal yang menyenangkan dan timbul dari suatu objek. 3. Minat mengandung unsur berupa penghargaan, menyebabkan suatu keinginan, dan kegairahan untuk mendapatkan sesuatu hal yang diinginkan. Dalam minat atau interest pada (Sarwono, 2003) dapat di definisikan sebagai berikut : 1. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian sesorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya. 2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktifitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu. 3. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu. 34 Di dalam minat itu sendiri terkandung unsur kognitif, emosi, atau afektif dan kemauan atau konatif untuk mencari sesuatu obyek tertentu. Eysenck dan Arnold (dalam Indarto, 2003) menyatakan minat merupakan kecenderungan berperilaku yang pada setiap individu berbeda intensitasnya, karena minat dipengaruhi oelh kebutuhan atau kepentingan individu akan suatu obyek minat itu. Semakin individu membutuhkan atau tertarik terhadap obyek minat tersebut, semakin besar pula minatnya. Dari beberapa definisi di berikut, penulis dapat menyimpulkan bahwa minat adalah sebuah hasrat dari seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan adanya perasaan senang, sikap yang positif dan adanya perhatian. Adanya keterkaitan teori minat ini adalah karena minat merupakan variabel yang dipengaruhi dalam penelitian ini, oleh sebab itu sangat penting untuk mengetahui dasar dari pengertian minat. Dalam melakukan kegiatan penelitian ini, penulis menggunakan dimensi AIDA sebagai dimensi untuk mengukur minat membaca rubrik event di freemagz.com. AIDA adalah singkatan dari Attention (perhatian), Interest (minat/ ketertarikan), Desire (keinginan/ hasrat), dan Action (tindakan). Model ini dipopulerkan oleh E.K. Strong dimana model ini digunakan untuk mengukur minat konsumen dalam suatu pasar. Tahap-tahap AIDA (Umar, 2005), yaitu : 1. Attention Pada tahap ini iklan yang ditayangkan harus dapat menarik perhatian khalayak sasarannya. Jika tahap ini tidak berhasil, maka tahap selanjutnya menjadi tidak berguna. Dengan mengetahui hasil pada tahap ini perusahaan sudah dapat mengevaluasi program periklanan yang dilaksanakan. 2. Interest Jika perhatian khalayak sasaran berhasil direbut, iklan yang ditayangkan hendaknya dapat membuat khalayak berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk yang diiklankan. Untuk itu khalayak harus dirangsang agar mau mengikuti pesan-pesan iklan tersebut. 3. Desire 35 Iklan harus dapat menggerakan keinginan khalayak untuk memiliki atau menikmati produk tersebut. Kebutuhan atau keinginan mereka untuk memiliki, memakai, atau melakukan sesuatu sebagai kelanjutan tahap interest. 4. Action Pada tahap ini hendaknya calon pembeli sudah dapat mengambil keputusan, membeli atau tidak, tetapi belum sungguh-sungguh berusaha untuk membeli. Mungkin keinginan untuk membeli sudah di putuskan tetapi pembelian belum juga dilakukan karena ada kendala. Untuk itu iklan harus dapat menuntun calon pembeli untuk mengambil langkah akhir berupa tindakan pembelian. Keterkaitan teori AIDA dalam penelitian ini dikarenakan AIDA merupakan tahap pengambilan keputusan konsumen dimana dapat di kaitkan dengan tahap ketertarikan minat followers @freemagz untuk mengunjungi rubrik di Freemagz.com Gambar 2.5 AIDA model Sumber: Umar (2005) 2.3. Kerangka Berpikir Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variable terikat (Y). Di dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Hubungan antara variabel bebas dengan terikat berupa hubungan korelasional dan hubungan sebab akibat (kausal) dan bentuk hubungan anatara variabel bebas dengan variabel terikat yang nantinya akan diketahui hasil positif ataupun negatif. 36 Penelitian ini digambarkan melalui sebuah model analisis, seperti pada gambar berikut : Publikasi media sosial (twitter) Variable X a. Reach (Jangkauan) b. Accesbility (aksesbilitas) c. Usability (Penggunaan) d. Immediacy (Aktualitas) e. Permanence (Tetap) Minat Membaca Portal Berita Freemagz Variable Y a. Attention (Perhatian) b. Interest (Keterkaitan) c. Desire (Keinginan/H asrat) d. Action (Tindakan) (Purnama,2011) (Umar,2005) Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran