1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Sebelumnya Nama

advertisement
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Sebelumnya
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Iskandar
Efektivitas Promosi -Kuantitatif
Dalam
Khosasi
Dalam
yang dilakukan oleh
(2012)
Minat
Pengunjung
Event
G.L.O.W
ketika
(Glorious
Lifestyle
dilakukan
Of
Alat Analisis
Menarik -Kuesioner
Women)
Hasil Penelitian
penelitian
peneliti,
Pluit
bahwa
promosi
dari
sebuah event dapat
Village Mall Periode
membangun
dan
April 2012.
meningkatkan
juga
minat
para
dari
pengunjung
event
tersebut,
dalam
meramaikan
tersebut
event
secara
langsung dan tidak
langsung.
Terras,
The Impact of Social -Observasi
Hasil dari penelitian
Melissa.
Media
ini,
didapat
(2012).
Dissemnination
kesimpulan
bahwa,
on
the -Kuesioner
of
Research : Result of
adanya
pengaruh
an Experiment.
pengunaan
media
sosial
dalam
menyebarkan
kabar
dan informasi dalam
bentuk riset .
Vinerean,
The Effects of Social Kuantitatif
Media
Simona, dkk.
Media Marketing on Kuesioner
memungkinkan
(2013).
Online
pelanggan
Consumer
Behavior.
prospek
13
sosial
dan
untuk
14
berkomunikasi
langsung,
berdasarkan
penelitian
ini
menunjukkan orang
yang
berinteraksi
secara
online
diantaranya
adalah
networkers,
orang-
orang yang percaya
dengan
sumber
personal, pendengar
dan penonton, orangorang yang percaya
dengan sumber asing
dan
dari
hasil
pemeriksaan
bagaimana prediktor
yang berbeda terkait
dengan situs jejaring
sosial
dampak
memiliki
positif
pada
persepsi
responden
terhadap
iklan online.
15
Elisa
Pengaruh
(2013)
Publikasi
-Kuantitatif
Social -kuesioner
Media
Twitter
Dalam
Menarik
Event
Shopaholic”
penelitian,
dapat
disimpulkan
adanya pengaruh
Minat Pengunjung
Ke
Berdasarkan hasil
publikasi
social
“The
media
twitter
Di
dalam
menarik
Pluit Village Mall
minat pengunjung
Periode
ke
April
“The
event
Shopaholic”
2013
di
Pluit Village Mall
pada
periode
2013.
Winddari
Pengaruh
(2013)
-Kuantitatif
Hasil
dari
Pengelolaan social -Kuesioner
penelitian
ini,
media
didapat
twitter
terhadap
citra
kesimpulan
Summarecon Mal
bahwa,
adanya
Serpong (Periode
pengaruh
Februari – April
pengelolaan social
2013)
media
twitter
terhadap
citra
Summarecon Mal
Serpong
pada
periode FebruariApril 2013.
Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka
Sumber : Penulis
Berdasarkan penelitian sebelumnya, perbedaan antara “The Impact of
Social
Media on the Dissemnination of Research : Result of an Experiment”. Dengan
penelitian “Pengaruh Publikasi media sosial (twitter) dalam Menarik Minat
Membaca Portal berita di media online Freemagz.com. Pada penelitian sebelumnya,
16
peneliti melakukan observasi, untuk menyimpulkan apakah adanya pengaruh dalam
menggunakan media sosial dalam menyebarkan informasi, namun pada peneliti
sekarang, melakukan penelitian, menggunakan media sosial untuk mem-publikasi
melalui media sosial twitter, berpengaruh dalam menarik minat membaca pada portal
media online freemagz.com.
Persamaan diantara kedua penelitian tersebut, mempunyai kemiripan dalam
menganalisis rumusan masalah, dan juga menggunakan metodologi penelitian
kuantitatif dengan teknik pengumpulan data, yang menggunakan cara dengan
menyebarkan kuesioner, dan hasil dari penelitian terdahulu, menyimpulakan adanya
hubungan dan pengaruh dalam menggunakan media sosial dalam menyebarkan
informasi dalam bentuk riset.
2.2.
Landasan Teori
Dalam kegiatan penelitian terdapat beberapa landasan teori, yang
dipergunakan peneliti, sebagai materi penelitian, diantaranya adalah:
2.2.1. Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari pasti selalu menggunakan komunikasi sebagai alat
untuk bertukar informasi, dari satu orang ke orang lain, atau kelompok. Kata
komunikasi juga berasal dari bahasa Latin, communis yang berarti membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Dalam
komunikasi sendiri, menurut dari beberapa para ahli, komunikasi adalah suatu
kegiatan yang mengacu kepada aktivitas yang berhubungan dengan manusia yang
sering terjadi secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi adalah suatu proses transmisi pesan dari suatu sumber kepada
penerima pesan, definisi yang dikemukakan Harold Lasswel dalam buku Pengantar
Komunikasi Massa (Nurudin, 2008).
Komunikasi adalah suatu proses pengalihan informasi dari satu individu maupun dari
sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu orang
atau kelompok lain (Rohim, 2009).
Dari beberapa definisi komunikasi ditersebut, penulis menyimpulkan bahwa
komunikasi sebagai alat untuk pertukaran informasi atau suatu kabar antara individu
17
atau sekelompok orang, dengan menggunakan bahasa verbal dan nonverbal seperti
menggunakan simbol-simbol tertentu. Hubungan antara komunikasi dengan
penelitian ini adalah karena komunikasi alat utama untuk proses tukar-menukar
informasi atau suatu pesan yang terjadi dikehidupan sehari-hari. Di dalam penelitian
ini pempublikasikan atau menyiarkan informasi melalui media sosial merupakan
sebuah komunikasi, yakni disebut komunikasi massa. Dalam hal penelitian ini,
informasi dari sebuah rubrik artikel maupun gambar yang disampaikan kepada
khalayak merupakan sebuah komunikasi.
2.2.1.1. Proses Komunikasi
Dalam teori Harold Laswell pada buku yang terdapat didalam (Deddy Mulyana,
2007) mengatakan, cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan
menjawab pertanyaan “Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa
Dengan Pengaruh Bagaimana ?” (Who Says What In Which Channel To Whom With
What Effect ?) dengan hal ini, dapat menurunkan lima unsur komunikasi yang saling
bergantung satu sama lain, yaitu :
1.
Sumber (Source) : Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam
hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah
perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal atau
nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang
disebut penyandian (encoding).
2.
Pesan (Message) : yaitu apa yang akan dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal
yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. Pesan
mempunyai tiga komponen : makna, simbol yang digunakan untuk
menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.
3.
Saluran atau Media (Channel) : yaitu alat atau wahana yang digunakan
sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi
merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah
saluran verbal atau saluran nonverbal.
4.
Penerima (Receiver) : yaitu orang yang menerima pesan dari sumber.
Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola
piker dan perasaannya, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan
18
seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan
yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian-balik (decoding).
5.
Efek (Effect) : yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima
pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan, terhibur, perubahan
sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya.
Gambar 2.2 Berlos’s SMCR Model Of Communication
Sumber: Deddy Mulyana (2007)
2.2.2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) pada umumnya, merupakan
konten publik atau umum yang mengalir satu arah yang terus berkuasa, tidak lagi
hanya dimiliki oleh media massa “tradisional”. Media – media ini dilengkapi oleh
media baru yang juga dibawa pada saat bersamaan. (mcquail, 2011). Maka,
komunikasi massa yang
termasuk dalam penelitian ini, karena adanya teori
komunikasi massa yang menggunakan media sosial sebagai alat publikasi.“Mass
communication is communication addressed to masses, to an extremely large
science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who
reads or everyone who watches television ; rather it means an audience that is large
and generally rather poorly defined” (Nurudin, 2007). Komunikasi massa adalah
komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa
banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua
orang yang menonton televisi, ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan
pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan (Nurudin, 2007).
Komunikasi massa adalah suatu proses penciptaan makna bersama antara media
massa kepada khalayaknya (Baran, 2012).
19
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah
adanya aliran dalam proses penyampaian pesan atau informasi yang ditujukan
kepada massa atau khalayak umum yang mempunyai jumlah besar dalam
menggunakan media massa sebagai alatnya.
Adanya hubungan antara teori komunikasi massa dengan penelitian ini adalah
informasi atau pesan dalam link rubrik artikel yang disampaikan melalui social
media twitter merupakan sebuah komunikasi massa, karena penyampaian informasi
tersebut yang ditujukan kepada masyarakat umum yang berjumlah sangat besar.
2.2.3. New Media
Dalam Kemajuan teknologi komunikasi yang sangat pesat, banyak menghasilkan
new media yang merupakan jenis teknologi komunikasi baru dalam digital. New
media telah memberikan banyak manfaat dalam individu maupun kelompok sebagai
alat yang berfungsi untuk mendukung proses komunikasi, new media mampu
menyampaikan suatu informasi kepada khlayak sebagai target komunikasi.
Teori media baru merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Pierre Levy,
yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori yang membahas mengenai
perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua pandangan, pertama
yaitu pendangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut kedekatannya
dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web (WWW)
sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel dan dinamis, yang
memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga
terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa
yang lebih interaktifdan berdasarkan pada masyarakat.
“New media merupakan sebuah set berbeda dari teknologi komunikasi yang
memiliki fitur tertentu yang terbaru, dibuat dengan cara digital dan banyak tersedia
untuk digunakan oleh personal sebagai alat komunikasi” (Novianti, 2010).
20
Sedangkan menurut Gregory, mengungkapkan bahwa : “New media atau media
baru merupakan istilah umum untuk jaringan atau internet, telepon genggam,
komunikasi broadband, serta lahirnya teknologi 3G yang merupakan saluran baru
komunikasi” (Gregory, 2004).
Dari kedua definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa new media adalah media
komunikasi yang mudah memberikan informasi serta hiburan kepada khalayak dan
dapat menghubungkan setiap individu dari belahan dunia untuk bisa berkomunikasi
dan berinteraksi tanpa di batasi oleh tempat dan waktu.
Pada tahun 2000, internet telah memasuki fase yang disebut web 2.0. (web two
point-oh), dimana semua menjadi lebih interaktif dan telah menjadi area untuk semua
orang, tidak hanya milik beberapa pihak saja. Semua orang saat ini dapat langsung
mengambil peran dan menaruh apapun kedalam internet. Perkembangan web 2.0
sebagai platform telah mengubah sifat interaktivitas di web dan membuka alam
semesta bagi pengguna media. Sedangkan metafora halaman web 1.0 hanya
diperbolehkan untuk mengunduh informasi sejalan dan karena itu tidak berbeda
dengan konsumsi media penyiaran, aplikasi web 2.0 memungkinkan pengguna untuk
menjadi produsen otonom. Blog, Youtube, Wikipedia, Ebay, Flickr, Second Life dan
situs jaringan sosial
online lainnya seperti memungkinkan pengguna media untuk
memiliki pengalaman siaran.
Pentingnya Web 2.0 adalah media siar menghasilkan sebuah konteks hubungan
sosial instan nasional atau internasional, ada beberapa cara di mana individu
mendapatkan interaksi berharga untuk membuat koneksi global secara nyata.
Faktanya bahwa pengguna sekarang dapat bekerja dengan materi media siar sebagai
sebuah cara mengembangkan ide pada ruang publik (Littlejohn, 2009) Menurut
Septiawan Santana Kurnia dalam bukunya Jurnalisme Kontemporer, internet adalah
sebuah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik media dari
bentuk-bentuk yang terdahulu. Apa yang membuat bentuk-bentuk komunikasi
berbeda satu sama lain bukanlah penerapan aktualnya, namun perubahan dalam
proses komunikasi seperti kecepatan komunikasi, harga komunikasi, persepsi pihakpihak yang berkomunikasi, kapasitas storage dan fasilitas mengakses informasi,
21
densitas (kepekatan atau kepadatan) dan kekayaan arus-arus informasi, jumlah
fungsionalitas atau intelijen yang dapat ditransfer. Jadi menurut Santana, titik
esensinya adalah bahwa keunikan internet terletak pada esensinya sebagai sebuah
medium (Setyani, 2013). Untuk mengakses Internet, seseorang membutuhkan
koneksi Internet dan piranti keras seperti komputer, PDA, Blackberry dan lain
sebagainya. Internet yang dianggap sebagai gabungan dari beberapa bentuk media
dan fasilitas email, website, newsgroup, e-commerce dan sebagainya (Lievrouw,
2006).
Peneliti komunikasi Carrie Heeter pada tahun 1983 memaparkan dimensi dimensi
interaktivitas yang digunakan untuk mengklarifikasi media, yaitu:
1.
Dimensi kompleksitas dari pilihan yang tersedia. Maksudnya adalah berapa
banyak pilihan yang dimiliki khalayak dalam segi isi informasi dan waktu
yang bias digunakan untuk mengaksesnya.
2.
Dimensi besaran usaha yang harus di keluarkan oleh khalayak untuk dapat
menerima pesan dari media yang bersangkutan. Dengan kata lain, bagaimana
perbandingan aktivitas yang dilakukan khalayak dengan aktivitas yang dibuat
media.
3.
Dimensi tingkat respon media terhadap khalayaknya. Maksudnya adalah
seberapa aktif sebuah media dapat merespon umpan balik yang diberikan
khalayaknya.
Media
dengan
tingkat
interaktivitas
yang
tinggi
menanggapiumpan balik yang diberikan oleh khalayaknya dengan cepat.
Dalam kondisi tertentu, media dengan tingkat interaktivitas yang tingi dapat
melakukan interaksi dengan khalayaknya seakan-akan melakukan percakapan
langsung.
4.
Dimensi
kemampuan
untuk
mengawasi
pengguna
informasi
oleh
khalayaknya. Mediadengan tingkat interaktivitas yang tinggi dapat memantau
perilaku khalayak dalam menerima pesannya, kemudian menyesuaikan
sistemnya berdasarkan umpan balik yang dihasilkan dari analisis perilaku
tersebut.
5.
Dimensi kemudahan dalam menambah informasi baru. Maksudnya adalah
seberapa mudah khalayak dapat turut menyediakan dan menyebarkan pesan
kepada khalayak lain. Berdasarkan kriteria in, siaran televisi memiliki
22
interaktivitas rendah, sedangkan media online memiliki tingkat interaktivitas
yang sangat tinggi.
6. Dimensi kemampuan memfasilitasi komunikasi internet. Maksudnya
adalah seberapa mudah interaksi terjadi antar khalayak dapat terjadi
(Heeter, 1988).
2.2.3.1 Karakteristik New Media
Menurut John Vivian, (2008), keberadaan media baru seperti internet bisa
melampaui pola penyebaran pesan media tradisional; sifat internet yang bisa
berinteraksi mengaburkan batas geografis, kapasitas interaksi, dan yang terpenting
bisa dilakukan secara real time.
Jika menurut Jan van Dijk, (2006) mencirikan media baru dalam beberapa
karakteristik sebagai berikut :
1.
Integrasi (Integration)
Karakteristik yang paling utama pada media baru secara struktural adalah
integrasi antara telekomunikasi, data komunikasi, dan komunikasi massa
dalam satu media tunggal. Ini yang disebut proses konvergensi. Maka, media
baru sering disebut juga multimedia. Integrasi dapat terjadi pada salah satu
ranah berikut.
a.
Infrastruktur misalnya menggabungkan sambungan transmisi dengan
peralatan yang berbeda untuk telepon dan komunikasi data komputer.
b.
Transportasi misalnya telepon Internet dan web TV menumpang pada
televisi satelit atau televisi kabel.
c.
Manajemen
misalnya
sebuah
perusahaan
kabel
yang
terjun
menggeluti layanan telepon dan sebuah perusahaan telepon yang
terjun menggeluti televisi kabel.
d.
Layanan misalnya kombinasi layanan komunikasi dan informasi di
Internet.
e.
Jenis data menyatukan suara, data, teks, dan gambar.
Integrasi ini mengarah pada penggabungan bertahap telekomunikasi,
komunikasi data,
dan komunikasi massa, bahkan mungkin perbedaan
makna ketiga istilah ini akan hilang.
23
2.
Interaktivitas (Interactivity)
Karakter struktural media baru yang kedua dalam revolusi komunikasi
adalah kemunculan media interaktif. Secara umum, interaktivitas adalah urutan
aksi dan reaksi. Van Dijk dan de Vos menawarkan definisi operasional
interaktivitas yang seharusnya berlaku untuk komunikasi tatap muka. Kedua
peneliti ini mendefinisikan interaktivitas pada empat tingkat akumulatif,
dengan landasan bahwa konsep interaktivitas bersifat multidimensi.
Pada level pertama, interaktivitas adalah kemungkinan untuk membangun
komunikasi dua sisi atau multilateral komunikasi. Ini adalah dimensi ruang.
Semua media digital menawarkan kemungkinan ini sampai batas tertentu.
Level kedua interaktivitas adalah derajat sinkronisitas. Ini adalah dimensi
waktu. Hal ini juga diketahui bahwa urutan aksi dan reaksi (yang tidak
terganggu) biasanya meningkatkan kualitas interaksi.
Level ketiga interaktivitas adalah cakupan kontrol yang dilakukan oleh para
pihak yang berinteraksi. Ini adalah dimensi perilaku, yang didefinisikan
sebagai kemampuan pengirim dan penerima untuk berganti peran setiap saat.
Dengan kata lain, ini tentang kontrol atas peristiwa dalam proses interaksi.
Interaktivitas dalam hal kontrol adalah dimensi yang paling penting dalam
semua definisi interaktivitas dalam kajian media dan komunikasi.
Level keempat dan tertinggi interaktivitas adalah bertindak dan bereaksi
dengan memahami makna dan konteks. Ini adalah dimensi mental kondisi yang
diperlukan untuk interaktivitas penuh, misalnya, dalam percakapan fisik dan
komunikasi melalui komputer.
3. Kode Digital (digital code)
Kode digital merupakan karakteristik media secara teknis yang hanya
digunakan untuk mendefinisikan bentuk baru operasi media. Namun, kode
digital memiliki konsekuensi yang besar besar untuk komunikasi. Kode digital
berarti bahwa dalam menggunakan teknologi komputer, setiap sitem informasi
dan komunikasi dapat diubah dan ditransmisikan dalam bentuk rangkaian satu
24
dan nol yang disebut bit. Kode buatan ini menggantikan kode alami pembuatan
serta transmisi informasi dan komunikasi analog.
Efek besar pertama dari transformasi semua isi media dalam kode digital
yang sama adalah keseragaman dan standarisasi isi. Bentuk dan substansi tidak
dapat dipisahkan dengan mudah seperti yang dikira oleh banyak orang. Maka,
keterkaitan teori ini dengan penelitian ini adalah media yang digunakan dalam
mempublikasikan link-link artikel yang dapat dibuka oleh khlayak sebagai
sumber bacaan yang inspiratif yakni twitter merupakan sebuah social media
yang tidak lain adalah sebuah media baru (new media). Maka, new media
penulis jadikan teori dasar dalam social media yang akan dibahas dalam
penelitian ini.
2.2.4. Teori Uses and Gratification
Dalam teori Uses and Gratifications, adanya sekelompok orang atau orang itu
sendiri dianggap aktif dan selektif menggunakan media sebagai cara untuk
memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini teori ini mengatakan bahwa individu atau
audiens (khalayak) sebagai makhluk sosial mempunyai sifat selektif dalam menerima
pesan yang ada dalam media massa itu sendiri.
Teori Uses and Gratifications dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumbler, dan
Michael Gurevitch (Griffin, 2003) yang menyatakan bahwa pengguna media
memainkan peran yang aktif dalam memilih dan menggunakan media.
Elihu Katz,Jay G. Blumler; dan Michael Gurevitch dalam Baran dan Davis (2000),
menguraikan lima elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and Gratification
Media sebagai berikut:
1. Audiens adalah aktif, dan penggunaan media berorientasi pada tujuan.
2. Inisiative yang menghubungkan antara kebutuhan kepuasan dan pilihan media
spesifik terletak di tangan audiens.
3. Media bersaing dengan sumber-sumber lain dalam upaya memuaskan
kebutuhan audiens.
4. Orang-orang
mempunyai
kesadaran-diri
yang
memadai
berkenaan
penggunaan media, kepentingan dan motivasinya yang menjadi bukti bagi
peneliti tentang gambaran keakuratan penggunaan itu.
25
5. Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik atau isi
harus dibentuk.
Pengguna media menjadi bagian yang aktif dalam proses komunikasi yang terjadi
serta berorientasi pada tujuannya dalam media yang digunakannya. Kebutuhan
khalayak yang berkaitan dengan media yaitu :
1.
Kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan
informasi mengenai pemahaman dan lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan
dengan hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan dan memuaskan
rasa keingintahuan kita.
2.
Kebutuhan
afektif
yaitu
berkaitan
dengan
peneguhan
pengalaman-
pengalaman yang estis menyenangkan emosidional. Kebutuhan ini mengacu
pada kegiatan atau segala sesuatu yang berkaitan dari segi prilaku yang
menyenangkan.
3.
Kebutuhan pribadi secara integratif yaitu kebutuhan ini berkaitan dengan
kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual yang diperoleh dari
hasrat dan harga diri.
4.
Kebutuhan sosial secara integratif yaitu berkaitan dengan peneguhan kontak
bersama keluarga, teman dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat
berealisasi bekaitan.
5.
Kebutuhan pelepasan ketegangan yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan
upaya menghindarkan tekanan, tegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
McQuail dalam Miller (2005) Adapun proses internal yang dialami oleh seorang
khalayak dalam mencari gratifikasi (kepuasan) dari media adalah sebagai berikut
Kim & Rubin dalam Miller (2005): Pertama, seorang khalayak akan melakukan
proses seleksi (selectivity). Gratifikasi yang diinginkannya akan disesuaikan dengan
media yang akan digunakannya. Seseorang yang ingin beristirahat setelah capek
bekerja seharian, tentu akan memilih mendengarkan musik-video ketimbang melihat
dialog/debat di televisi.
Kedua, selanjutnya yang dilakukan adalah proses memperhatikan (attention).
Pada proses ini, individu khalayak akan mengalokasikan usaha kognitifnya untuk
mengkonsumsi media. Seseorang yang pelatih sepakbola tentu akan lebih teliti dalam
26
membaca tabloid Bola, ketimbang seseorang yang sekedar membaca untuk mengisi
waktu luang.
Ketiga, proses terakhir adalah proses keterlibatan (involvement). Pada proses ini
seorang khalayak akan terlibat lebih dalam secara personal dengan media tersebut,
bahkan juga memiliki “hubungan spesial” dengan karakter media tersebut. Proses ini
seringkali juga disebut sebagai “para-social interaction”. Misalnya, para penonton
sepakbola level maniak, biasanya akan mampu merasakan ketegangan meski hanya
menonton dari layar televisi.
Pada dasarnya, uses and gratifications selalu membawa pendekatan mutakhir teori
pada tahap awal setiap media komunikasi massa baru Baran & Davis (2009) Thomas
Ruggiero dalam Baran & Davis, (2009) merumuskan 3 karakteristik dari komunikasi
berbasis komputer (internet) yang harus diteliti oleh peneliti berbasis uses and
gratifications, yaitu:
1.
Interactivity
Bermakna suatu kondisi dimana individu dalam setiap proses komunikasi
memiliki kontrol dan dapat mengubahperan dalam proses tersebut
(komunikator – komunikan).
2.
Demassification
Adalah peluang dari individu pengguna media untuk memilih dari menu yang
amat luas/bervariasi. Tidak seperti media tradisional lainnya, internet dalam
hal ini mengijinkan tiap penggunanya untuk menyesuaikan pesan sesuai
dengan kebutuhan mereka.
3.
Asynchroneity
Bermakna
bahwa
pesan
yang dibawa
oleh
media
internet
dapat
menghubungkan komunikator dan komunikan pada waktu yang berbeda,
namun mereka tetap dapat berinteraksi secara nyaman. Seorang individu
dapat mengirim, menerima dan menyimpan sebuah pesan sekehendaknya.
Untuk media televisi, asynchroneity bermakna individu dapat menyimpan
sebuah tayangan televisi untuk kemudian ditontonnya kembali pada waktu
yang lain.
Dalam kasus perkembang media tradisional ke media baru. Uses and
gratifications sangat penting posisinya untuk memetakan kecenderungan media baru
27
yang menjadi suplemen atau bahkan menggantikan posisi media tradisional di dalam
masyarakat (Baran & Davis, 2009). Akan tetapi, uses and gratifications juga tidak
lepas dari adanya kritik. Beberapa pakar menilai teori ini terlalu membesar-besarkan
peran pengguna media dalam memilah media. Mereka menilai bahwa sebagian besar
pengguna media adalah kelompok yang pasif dan dan hanya menjalani kebiasaan,
dan tidak masuk akal untuk menanyakan tentang hal itu kepada orang-orang tersebut.
Problema ini ditemukan pula oleh Jay G. Blumler yang melihat bahwa aktivitas
(audiens, pengguna media) maknanya terlalu luas. Oleh karena itu ia menjelaskan
kembali makna tersebut ke dalam 4 hal: utility, intentionality, selectivity dan
imperviousness to influence.
Utility bermakna media memiliki kegunaan dan pengguna pun menggunakan
media untuk mendapatkan kegunaan tersebut. Intentionality bermakna konsumsi dari
suatu media dapat terjadi karena dorongan yang ada dari tiap orang. Selectivity
bermakna penggunaan media dapat merefleksikan minat dan preferensi yang sedang
dirasakan oleh seorang pengguna. Sedangkan, imperviousness to influence bermakna
seringkali pengguna media bersikap keras kepala, tidak mau diatur oleh siapapun dan
apapun. Sehingga secara otomatis, menghindari tipe media tertentu.
Selain beberapa kegunaan dan alasan untuk menggunakan media tersebut. Katz,
Blumler dan Gurevitch dalam Baran & Davis (2009), menjelaskan juga adanya
situasi sosial yang membuat seorang pengguna membutuhkan media, antara lain:
1.
Situasi sosial dapat melahirkan tekanan dan konflik, ketika itu konsumsi
media bisa jadi adalah obat untuk keluar dari tekanan tersebut.
2.
Situasi sosial dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terus mencari
informasi yang ditawarkan pada media.
3.
Situasi sosial dapat membatasi peluang untuk berinteraksi di dunia nyata, di
situlah media dapat berfungsi sebagai suplemen atau bahkan menggantikan
kehidupan nyata tersebut.
4.
Situasi sosial seringkali melahirkan nilai-nilai sosial tertentu. Pemenuhan
kepuasan dari nilai-nilai tersebut dapat difasilitasi oleh konsumsi media
tertentu.
28
5.
Situasi sosial dapat membuat pengguna semakin akrab dengan media.
Kedekatan pengguna dengan media beserta isinya, dimaksudkan untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam kelompok-kelompok tertentu.
Dalam teori uses and gratificaion ini merupakan kebalikan dari jarum hipodemik.
Pada teori jarum hipodermik, media sangat aktif dan kuat, namun audience berada
dipihak yang pasif. Sementara dalam teori use and gartification ditekanka bahwa
audience itu aktif untuk memillih mana media yang harus dipilih untuk memuaskan
kebutuhannya.
Maka teori ini berhubungan dengan penelitian karena, berita yang disampaikan
oleh media freemagz.com dapat disaring oleh audience untuk dibaca sesuai dengan
kebutuhan info yang dibutuhkan oleh audience sendiri.
2.2.5. Publikasi
Publikasi dan publisitas mempunyai perbedaan, kebanyakan besar orang
menngetahui bahwa publikasi dan publisitas adalah sama. Ternyata keduanya
mempunyai pengertian yang berbeda. Publikasi merupakan pernyataan ide-ide atau
gagasan didepan umum yang bertujuan untuk diketahui khalayak umum (Jennings,
2006).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), Publikasi (pub.li.ka.si)
merupakan penerbitan atau pengumuman, memublikasikan (me.mub.li.ka.si)
merupakan menerbitkan, mengumumkan, menyebarkan dan menyiarkan, sedangkan
publisitas merupakan suatu upaya penyebaran pesan oleh individu atau organisasi
agar kegiatannya diberitakan oleh media massa tanpa melakukan pembayaran
(Morissan, 2008).
Dari definisi diatas, penulis mempunyai kesimpulan bahwa, publisitas lebih
menekankan pada suatu proses komunikasi satu arah, antar public relations sebagai
sumber kepada media. Publisitas mempunyai sifat tidak berbayar, dimana media
yang diberikan informasi tidak menarik tarif bayaran kepada sumber informasi
sehingga dalam hal penyebaran informasi sepenuhnya merupakan hak dari media.
Sedangkan publikasi mempunyai sifat berbayar, dimana public relations sebagai
sumber menentukan informasi yang akan disampaikan oleh pihak media kepada
29
publik, sehingga sepenuhnya informasi yang akan disebarkan merupakan hak dari
public relations sebagai sumber.
2.2.6. Social Media
Gambar 2.3 Social Media Landscape
Sumber: onavo insight (2013)
Social media memberikan kesempatan bagi penggunanya untuk memberikan
pendapat / opini publik dan melakukan akitivitas kominikasi secara mudah dan cepat.
Banyak perusahaan menggunakan social media sebagai kegiatan pemasaran maupun
public relations.
“Social media is only a new set of tools, new technology that allows us to more
efficiently connect and build relationship with our customers and prospect. It is
doing what the telephone, direct mail, print advertising, radio, television, and
billboards did for us up until now. But social media is exponentially more effective”
Media sosial adalah seperangkat alat baru, teknologi baru yang memungkinkan
kita untuk lebih efisien terhubung dan membangun hubungan dengan pelanggan dan
prospek. Hal ini telepon, direct mail, iklan cetak, radio, televisi, billboard dan yang
kita lakukan bagi kita sampai sekarang. Tapi media sosial secara eksponensial lebih
efektif (Lon Safko, 2010).
Penulis mengambil kesimpulan bahwa social media adalah sebuah teknologi baru
yang mempunyai fungsi untuk memudahkan pertukaran informasi dan mudah untuk
diakses, sebuah alat komunikasi yang canggih, yang memiliki beranekaragam jenis
diantaranya blog, jejaring sosial seperti facebook dan myspace, microblogging seperti
30
twitter. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan twitter sebagai bahan penelitan
dikarenakan Perusahaan Freemagz.com menggunakan social media twitter sebagai
media untuk mempublikasikan rubrik-rubrik yang akan ditampilkan di konten
Freemagz.com.
Keterkaitan social media dalam penelitian ini adalah karena twitter merupakan
salah satu jenis dari social media, oleh karena itu social media menjadi teori khusus
yang wajib dibahas dalam penelitian ini. Social media twitter mempunyai
karakteristik khusus (Purnama, 2011) sebagai berikut :
1.
Reach (Jangkauan): Daya jangkauan social media dari skala kecil hingga
khalayak global.
2.
Accesbility (Aksesbilitas): Social media lebih mudah diakses oleh publik
dengan biaya yang terjangkau.
3.
Usability (Penggunaan): Social media relatif mudah digunakan karena tidak
memerlukan keterampilan dan pelatihan khusus.
4.
Immediacy (Aktualitas): Social media dapat memancing respon khalayak
lebih cepat.
5.
Permanence (Tetap): Social media dapat mengganti komentar secara instan
atau mudah melakukan proses pengeditan.
Menurut (Badri, 2011), ada 7 jenis social media :
1.
Social network (Jejaring Sosial): Situs yang memungkinkan orang untuk
membantu halaman web pribadi dan terhubung dengan teman-temannya
untuk berbagi konten komunikasi, seperti: facebook dan myspace.
2.
Microblogging: Situs jejaring sosial dikombinasikan blog, dimana sejumlah
kecil konten (update) didistribusikan secara online dan melalui jaringan
mobile phone. Seperti: twitter.
3.
Blog: Bentuk terbaik dari social media, berupa jurnal online dengan pemuatan
tulisan terbaik, yaitu tulisan terbaru ada di halaman terdepan.
4.
Wikis: Seperti Wikipedia dan ensiklopedia online website. Wikis memperoleh
siapa saja untuk mengisi atau mengedit informasi didalamnya, bertindak
sebagai sebuah dokumen atau database komunal.
5.
Podcast: Menyediakan file-file audio dan video dengan berlangganan melalui
layanan seperti Itunes dari Apple.
31
6.
Forum: Area untuk diskusi online, seputar topik dan minat tertentu. Forum
sudah ada sebelum media sosial dan menjadi komunitas online yang kuat dan
populer.
7.
Komunitas konten: Seperti flickr untuk berbagi foto dan youtube untuk
berbagi video. Komunitas ini mengatur dan berbagi jenis konten tertentu.
Dari berbagai ragam jenis social media di atas, dengan manfaat dan penggunaan
yang berbeda-beda, social media tetap mempunyai tujuan yang sama yakni untuk
bertukar informasi. Dalam penelitian ini, twitter menjadi fokus utama dan sebagai
bahan penelitian.
2.2.7. Twitter
Asal mula Twitter berawal dari acara diskusi yang diselenggarakan oleh sebuah
perusahaan podcast bernama Odeo. Jack Dorsey, seorang mahasiswa sarjana di
Universitas New York, mengemukakan gagasannya mengenai penggunaan layanan
pesan singkat untuk berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil.
Gambar 2.4 Twitter
Sumber: onavo insights (2013)
Kata twitter secara harafiah berati “berkicau”. Kesuksesan twitter membuat
banyak situs lain meniru konsepnya, kadang menawarkan layanan spesifik lokal
suatu negara atau menghubungkan dengan layanan lainnya. Suatu sumber tahunan
menyebutkan bahwa paling tidak terdapat 111 situs web yang memilki layanan mirip
dengan twitter (Purnama, 2010).
Twitter mengalami pertumbuhan yang pesat dan dengan cepat meraih popularitas
di seluruh dunia. Hingga bulan Januari 2013, terdapat lebih dari 500 juta pengguna
terdaftar di Twitter, 200 juta di antaranya adalah pengguna aktif. tinnginya
penggunaan Twitter umumnya berlangsung saat terjadinya peristiwa-peristiwa
populer. Pada awal 2013, pengguna Twitter mengirimkan lebih dari 340 juta kicauan
32
per-hari, dan Twitter menangani lebih dari 1,6 miliar permintaan pencarian per hari.
Hal ini menyebabkan posisi Twitter naik ke peringkat kedua sebagai situs jejaring
sosial yang paling sering dikunjungi di dunia, dari yang sebelumnya menempati
peringkat dua puluh dua.
“Twitter adalah Sejenis aplikasi layanan jejaring sosial dan microblogging untuk
berkomunikasi dengan pesan-pesan singkat, bertukar informasi, atau sekadar
memberitakan apa yang sedang dilakukan” (Sofia dan Prianto, 2010).
“Twitter merupakan sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh
twitter.inc
yang
menawarkan
jejaring
sosial
berupa
mikrolog
sehingga
memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut
kicauan atau tweets” (Soetejo, 2012).
Penulis telah mengambil kesimpulan media twitter sebagai media penyampaian
informasi paling cepat dan ringkas dengan maksimal 140 karakter, namun tidak
hanya berfungsi sebagai media bertukar informasi namun juga sebagai media untuk
berbagai ide dan memberikan pesan secara cepat dan mudah. Dan Perkembangan
Twitter di Indonesia begitu cepat. Menurut laporan dari ReadWriteWeb.com,
Indonesia adalah negara pengguna Twitter nomor enam besar di dunia.
Keterkaitan teori twitter dalam penelitian ini dikarenakan twitter merupakan
variabel penting dalam penelitian ini, dimana twitter dijadikan sebagai faktor yang
mempengaruhi dalam penelitian ini, oleh sebab itu twitter dijadikan teori khusus
dalam penelitian ini.
Konten yang terdapat dalam twitter (Soetejo, 2012) sebagai berikut:
1.
Halaman Utama (home)
Pada halaman utama, kita bisa melihat kicauan atau tweet yang dikirimkan
oleh orang-orang yang menjadi teman kita di twitter.
2.
Profil
Pada halaman profil, seluruh orang yang mengikuti twitter kita akan melihat
data diri kita serta kicauan atau tweet yang sudah pernah dikirim-tampil.
3.
Pengikut (Followers)
Pengikut adalah pengguna lain yang ingin menjadikan kita sebagai teman
dalam twitter, apabila pengguna lain menjadi pengikut akun seseorang, maka
33
kicauan atau tweet seseorang yang ia ikuti tersebut akan masuk ke dalam
halaman utama pada akun twitternya sendiri.
4.
Ikutan (Following)
Berbeda dengan pengikut, ikutan atau following adalah akun seseorang yang
mengikuti akun pengguna lain agar kicauan yang dikirim oleh orang yang
diikuti tersebut masuk kedalam halaman utama miliknya.
5.
Gamitan (Mention)
Biasanya konten ini merupakan balasan dari percakapan agar sesama
pengguna twitter bisa langsung menandai orang yang akan di ajak bicara.
2.2.8. Minat
Minat adalah suatu kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Terbentuknya
minat diawali oleh suatu perasaan senang dan sikap yang positif (Saraswati &
Widaningsih, 2006).
Minat adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap
sesuatu dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun
membuktikan lebih lanjut Bimo Walgito (2005).
Terdapat tiga karakteristik minat, yaitu :
1.
Minat menimbulkan suatu sikap positif dari sebuah objek.
2.
Minat adalah sesuatu hal yang menyenangkan dan timbul dari suatu objek.
3.
Minat mengandung unsur berupa penghargaan, menyebabkan suatu
keinginan, dan kegairahan untuk mendapatkan sesuatu hal yang diinginkan.
Dalam minat atau interest pada (Sarwono, 2003) dapat di definisikan sebagai
berikut :
1.
Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada
perhatian sesorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek
minatnya.
2.
Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktifitas pekerjaan atau objek itu
berharga atau berarti bagi individu.
3.
Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku
menuju satu arah tertentu.
34
Di dalam minat itu sendiri terkandung unsur kognitif, emosi, atau afektif dan
kemauan atau konatif untuk mencari sesuatu obyek tertentu. Eysenck dan Arnold
(dalam Indarto, 2003) menyatakan minat merupakan kecenderungan berperilaku
yang pada setiap individu berbeda intensitasnya, karena minat dipengaruhi oelh
kebutuhan atau kepentingan individu akan suatu obyek minat itu. Semakin individu
membutuhkan atau tertarik terhadap obyek minat tersebut, semakin besar pula
minatnya.
Dari beberapa definisi di berikut, penulis dapat menyimpulkan bahwa minat
adalah sebuah hasrat dari seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan
adanya perasaan senang, sikap yang positif dan adanya perhatian. Adanya
keterkaitan teori minat ini adalah karena minat merupakan variabel yang dipengaruhi
dalam penelitian ini, oleh sebab itu sangat penting untuk mengetahui dasar dari
pengertian minat.
Dalam melakukan kegiatan penelitian ini, penulis menggunakan dimensi AIDA
sebagai dimensi untuk mengukur minat membaca rubrik event di freemagz.com.
AIDA adalah singkatan dari Attention (perhatian), Interest (minat/ ketertarikan),
Desire (keinginan/ hasrat), dan Action (tindakan). Model ini dipopulerkan oleh E.K.
Strong dimana model ini digunakan untuk mengukur minat konsumen dalam suatu
pasar.
Tahap-tahap AIDA (Umar, 2005), yaitu :
1.
Attention
Pada tahap ini iklan yang ditayangkan harus dapat menarik perhatian
khalayak sasarannya. Jika tahap ini tidak berhasil, maka tahap selanjutnya
menjadi tidak berguna. Dengan mengetahui hasil pada tahap ini perusahaan
sudah dapat mengevaluasi program periklanan yang dilaksanakan.
2.
Interest
Jika perhatian khalayak sasaran berhasil direbut, iklan yang ditayangkan
hendaknya dapat membuat khalayak berminat untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai produk yang diiklankan. Untuk itu khalayak harus dirangsang agar
mau mengikuti pesan-pesan iklan tersebut.
3.
Desire
35
Iklan harus dapat menggerakan keinginan khalayak untuk memiliki atau
menikmati produk tersebut. Kebutuhan atau keinginan mereka untuk
memiliki, memakai, atau melakukan sesuatu sebagai kelanjutan tahap
interest.
4.
Action
Pada tahap ini hendaknya calon pembeli sudah dapat mengambil keputusan,
membeli atau tidak, tetapi belum sungguh-sungguh berusaha untuk membeli.
Mungkin keinginan untuk membeli sudah di putuskan tetapi pembelian belum
juga dilakukan karena ada kendala. Untuk itu iklan harus dapat menuntun
calon pembeli untuk mengambil langkah akhir berupa tindakan pembelian.
Keterkaitan teori AIDA dalam penelitian ini dikarenakan AIDA merupakan tahap
pengambilan keputusan konsumen dimana dapat di kaitkan dengan tahap ketertarikan
minat followers @freemagz untuk mengunjungi rubrik di Freemagz.com
Gambar 2.5 AIDA model
Sumber: Umar (2005)
2.3.
Kerangka Berpikir
Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variable terikat
(Y). Di dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel bebas berpengaruh
terhadap variabel terikat. Hubungan antara variabel bebas dengan terikat berupa
hubungan korelasional dan hubungan sebab akibat (kausal) dan bentuk hubungan
anatara variabel bebas dengan variabel terikat yang nantinya akan diketahui hasil
positif ataupun negatif.
36
Penelitian ini digambarkan melalui sebuah model analisis, seperti pada gambar
berikut :
Publikasi media
sosial (twitter)
Variable X
a. Reach
(Jangkauan)
b. Accesbility
(aksesbilitas)
c. Usability
(Penggunaan)
d. Immediacy
(Aktualitas)
e. Permanence
(Tetap)
Minat Membaca
Portal Berita
Freemagz
Variable Y
a. Attention
(Perhatian)
b. Interest
(Keterkaitan)
c. Desire
(Keinginan/H
asrat)
d. Action
(Tindakan)
(Purnama,2011)
(Umar,2005)
Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran
Download