BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sekarang semakin canggih memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan media massa. Media massa sebagai alat komunikasi memiliki empat fungsi yaitu sumber informasi, sumber pendidikan, alat hiburan, dan alat mempengaruhi atau propaganda (Effendy, 1999:29) Film adalah salah satu jenis media komunikasi elektronik yang makin lama makin disadari mampu menjadi media yang efektif dalam mempersuasi penonton. Film diakui memiliki kekuatannya sendiri dalam mengalihkan perhatian masyarakat, mengingat menonton film adalah salah salah satu jenis kebutuhan psikologis sebagian besar masyarakat. Film memang tidak dapat mempengaruhi masyarakat untuk mengubah sikap, tetapi cukup berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan oleh masyarakat. Film dapat mempengaruhi persepsi masyarakat mengenai apa yang dianggap penting, bahkan kadang-kadang diseleksi sesuai dengan kondisi film. Kemajuan sebuah negara dapat terlihat dari film mereka. Dalam film terdapat semua unsur budaya, maka film akan memiliki pengaruh kuat pada kehidupan masyarakat penontonnya sehari-hari. Demikian halnya, film nasional dapat mempengaruhi fungsi sosialnya sebagai media massa dan berperan kultural edukatif yang menjadi cerminan dari manusia yang berbudaya dan mendidik. 1 2 Film sebagai alat pembawa pesan sangat di pengaruhi oleh berbagai kepentingan baik individu maupun kelompok. Bahkan suatu pesan yang dibawa oleh media tersebut sangat berpengaruh tergantung dari penerima pesan yaitu penonton. Film sebagai bagian dari media massa dapat memuat berbagai pesan, tergantung dari bagaimana para sineas mengemas film tersebut sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima, dan dipahami oleh para penikmat film. Seperti yang diketahui, perfilman Indonesia saat ini sedang di ramaikan oleh film bergenre horor-porno atau komedi-porno. Dalam film yang digarap oleh Kuntz Aguz yang bekerjasama dengan Amalina Pictures dan Rupakata Cinema ini penonton tidak akan menonton genre film yang telah meramaikan bioskop Indonesia berapa tahun belakangan ini, seperti komedi-porno atau horror-porno. Kuntz Agus memberikan film bergenre drama yang seolah memberikan kita ‘cermin kecil’ atas perubahan hidup yang terjadi ketika masyarakat Indonesia menggunakan media jejaring sosial seperti twitter. Film berjudul Republik Twitter pun tembus ke perfilman Indonesia pada 16 Februari 2012, dibintangi oleh Laura Basuki (Hanum) sebagai jurnalis yang bekerja di media cetak Linimasa, aktif di twitter dan berkenalan dengan mahasiswa semester akhir asal Jogjakarta, Abimana Aryasatya (Sukmo) di twitter. Mereka dekat dan berkisah, tapi dunia maya tak akan pernah memuaskan siapapun yang benar-benar hidup didunia nyata. Tokoh Sukmo diceritakan 3 adalah mahasiswa tingkat akhir berdomisili di Jogjakarta yang mengejar komitmennya di Jakarta, komitmennya itu adalah bertemu dengan Hanum. Republik Twitter adalah sebuah film yang membuat penontonnya mengira bahwa mereka akan disuguhi satu hal, sementara yang ditampilkan justru sesuatu yang tidak diduga. Lebih dari sekedar memajang romansa, film Republik Twitter adalah kisah tentang sebuah fenomena sosial. Di sini, penggunaan layanan jejaring sosial yang sudah begitu pervasif di kalangan orang muda beserta efeknya ditampilkan oleh Kuntz Agus dengan tajam dan lucu. Naskah yang ditulis oleh E. S. Ito juga berisi banyak hasil observasi yang ditampilkan dengan gaya yang santai namun kadang menohok. Tentunya, lengkap dengan berbagai kutipan yang mudah diingat. Twitter yang dikenal sebagai jejaring sosial membuat masyarakat mudah untuk mengakses segala informasi yang dibutuhkan. Media cetak, media elektronik, dan media online sudah menjadi kebutuhan sekunder untuk masyarakat yang ingin mengetahui segala berita dan informasi yang dibutuhkan. Potret dari sisi gelap penggunaan Twitter untuk menyetir opini publik merupakan sesuatu yang dapat membuka mata banyak orang. Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa mereka yang sudah paham tentang kisah belakang layar seperti ini sudah dapat menerka kemana arah ceritanya akan berjalan. Tapi, bagi mereka yang masih naïf dan berpikir bahwa twitter hanyalah tempat untuk bercakap dan melempar opini, tentu kisah yang ditawarkan dalam film ini merupakan sesuatu yang menarik untuk diketahui lalu diberikan tanggapan. 4 Dengan luasnya cakupan isu yang dikemukakan dalam film Republik Twitter, tentu tak mudah untuk menutup kisahnya tanpa meninggalkan banyak pertanyaan di benak penonton. Menyediakan berbagai macam konten untuk kenyamanan berkomunikasi, twitter mempunyai sepuluh konten yang dapat di akses dengan mudah. Konten yang pertama yaitu Laman Utama (Home), pada halaman utama ini kita bisa melihat kicauan (tweet) yang dikirimkan oleh orang-orang yang menjadi teman kita. Halaman utama disebut juga Timeline atau linimasa. Konten kedua ialah Profil, pada halaman ini yang akan dilihat oleh seluruh orangmengenai profil atau data diri serta kicauan yang sudah pernah dikirim. Konten ketiga yaitu Pengikut (Follower), adalah pengguna lain yang ingin menjadikan kita sebagai teman. Bila pengguna lain menjadi pengikut seseorang, maka kicauan seseorang yang ia ikuti tersebut akan masuk ke dalam halaman utama. Selain ada follower, konten lain ialah following atau mengikuti. Konten ini kebalikan dari pengikut, ikutan adalah akun seseorang yang mengikuti akun pengguna lain agar kicauan yang dikirim oleh orang yang diikuti tersebut mask ke dalam halaman utama. Konten ke enam ialah Gamitan (Mentions), biasanya konten ini merupakan balasan dari percakapan agar sesama pengguna bisa langsung menandai orang yang akan diajak bicara. Konten ke tujuh ialah Favorit, kicauan ditandai sebagai favorit agar tidak hilang oleh halaman sebelumnya. 5 Konten ke delapan ada Pesan Langsung (Direct Message singkatnya DM) fungsi pesan langsung lebih bisa disebut SMS karena pengirimanpesan langsung diantara pengguna lain yang bisa melihat pesan tersebut kecuali pengguna yang dikirimi pesan. Konten ke Sembilan yaitu Tagar (hashtag), tagar yang ditulis di depan topik tertentu agar pengguna lain bisa mencari topic yang sejenis yang ditulis oleh orang lain juga, biasa tanda pagar (#) digunakan dalam memulai topik kicauan baru dalam twitter. Konten ke sepuluh ada List, yaitu pengguna twitter dapat mengelompokkan ikutan mereka ke dalam suatu grup sehingga memudahkan untuk dapat melihat secara keseluruhan para nama pengguna (username) yang mereka ikuti (follow). Konten terakhir ialah Topik Hangat (Trending Topic) secara garis besar adalah topic yang sedang banyak dibicarakan oleh pengguna dalam suatu waktu yang bersamaan. Kemudian secara spesifik yaitu sebuah kata, frase yang ditandai dengan tagar (#) yang dilepaskan dengang kecepatan lebih tinggi serta unggul dalam jumlah daripada kata, frase atau yang ditandai dengan tagar (#) lainnya, hal ini biasa dikatakan menjadi Topik Hangat (Trending Topic) dan menjadi populer baik yang melalui upaya terpadu oleh pengguna tau karena suatu peristiwa yang mendorong orang untuk berbicara tentang satu hal tersebut. Menurut data dari Pear Analytic, isi kicauan dalam twitter pun berbagai macam, seperti celotehan yang tidak berarti biasa pengguna hanya ingin menyampaikan rasa atau peristiwa yang telah atau akan dialami ini dinilai 6 mempunyai presentase paling tinggi yaitu 40%, lalu ada percakapan sebanyak 38%, nilai lewat terus (pass along) sebanyak 9%, promosi diri 6%, berita 4%, spam 4%. Twitter di Indonesia sedikit demi sedikit mulai banyak digemari, mungkin setelah sedikit bosan dengan facebook, maka para netter pun mulai mencari alternatif komunikasi lain selain facebook, dan twitter menjadi pilihan yang memang banyak digemari. Pengguna twitter dapat menuliskan apa yang dipikirkan atau sesuatu yang ingin dibagikan pada orang lain maksimal dalam 140 karakter. Dikutip dari www.gatra.com (akses 12 Januari, 2013. 19.01 WITA) Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Budi Setiawan menyatakan pengguna twitter di Indonesia sebanyak 19.500.000. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika April 2012, jumlah pengguna jejaring sosial di Indonesia juga besar. Mengutip pernyataan sutradara kelahiran Boyololali (akses http://www.21cineplex.com, 13 Januari 18.35 WITA). Kuntz yang sebelumnya dikenal sebagai sutradara dari berbagai film pendek dan dokumenter ini mengaku, film Republik Twitter adalah sebagai media pembelajaran yang pas karena mengangkat tema tentang keseharian orang dengan twitter. Dalam film Republik Twitter banyak sindiran halus yang memang dialami oleh pengguna twitter. Salah satunya yaitu ketika Sukmo menemani sahabatnya, Andre (Ben Kasyafani) menjemput pacarnya yang masih duduk di bangku SMA. Andre 7 melihat pacarnya keluar dari sekolah dengan menunduk dan memegang handphone, lalu dia berkata “Dasar generasi menunduk.” Film juga mempunyai beberapa fungsi, yaitu fungsi edukasi yakni dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang (Elvinaro, 2007:145). Faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis. Dari pengalaman kita masingmasing disaat kita menonton film di bioskop, bila tempat duduk sudah penuh atau waktu main sudah tiba pintu-pintu ditutup, lampu dimatikan, tampak di depan kita layar luas dengan gambar-gambar cerita film tersebut. Lalu dalam identifikasi psikologis kita semua dapat merasakan bahwa suasana di gedung bioskop telah membuat pikiran dan perasaan kita larut dalam cerita yang disajikan. Film juga mempunyai pengaruh kepada penontonnya, hal ini berhubungan dengan karakteristik film seperti yang dikatakan dalam bukunya Elvinaro Komunikasi Massa Suatu Pengantar (2007:147) Pengaruh film terhadap jiwa manusia (penonton) tidak hanya sewaktuwaktu atau selama duduk di gedung bioskop tetapi terus sampai waktu yang cukup lama. Kategori penonton yang mudah terpengaruh itu biasanya adalah anak-anak dan generasi muda, meski kadang-kadang orang dewasa pun ada. Kelebihan film adalah karakternya yang audio-visual menjadikan film lebih kuat dalam menyampaikan pesan kepada khalayak yang multikultur dan lintas kelas sosial. Perasaan dan pengalaman yang hadir saat menonton film pun 8 menjadikan film sebagai media yang spesial karena dapat membuat khalayak terbawa ke dalam film bersama dimensi parasosial yang dihadirkan. Sebagai sebuah tontonan, kisah cinta yang ditawarkan dalam Republik Twitter bukan sesuatu yang luar biasa. Realitas yang dipaparkan di dalamnya juga hanya akan lucu dan menarik bila kita merupakan bagian dari fenomena sosial ini. Usaha Kuntz Agus dan E. S. Ito untuk menguak kisah tentang segelintir orang yang sudah memahami kekuatan layanan jejaring sosial, dan tahu apa yang dapat mereka lakukan dengan pengetahuan yang mereka miliki ini Peranan film sebagai media massa sangat besar, sebagai alat komunikasi massa dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasaan tersendiri bagi mahasiswa, terutama mahasiswa Ilmu Sosial dan Politik. Mengingat dalam berkomunikasi dibutuhkan interaksi sosial, dan dalam film Republik Twitter menceritakan kehidupan sosial dan pencitraan diri di jejaring sosial. Mahasiswa merupakan penonton potensial yang mempunyai kapasitas memberikan pernyataan kritis dan penilaian terhadap film tersebut. Mahasiswa juga masuk dalam penikmat film yang dapat dibilang cukup kritis dalam memilih film apa yang akan mereka tonton, khususnya film yang ditayangkan di bioskop. Dalam film Republik Twitter penonton disuguhkan bentuk-bentuk media massa, ada media cetak (majalah) yang digambarkan oleh pembuat film dengan nama media cetak ‘Linimasa’, lalu twitter sendiri yang menggunakan internet untuk mengaksesnya. Dua bentuk media massa tersebut dikemas dengan apik oleh Kuntz Agus dalam film Republik Twitter. 9 Berdasarkan beberapa uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti mengenai “TANGGAPAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TERHADAP FILM REPUBLIK TWITTER” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Faktor apa yang mempengaruhi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin untuk menonton film Republik Twitter? 2. Bagaimana tanggapan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universtias Hasanuddin terhadap film Republik Twitter? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan a. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin untuk menonton film Republik Twitter. b. Untuk mengetahui tanggapan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin terhadap film Republik Twitter. 10 2. Kegunaan Penelitian a. Secara akademis, penelitian ini bertujuan untuk memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya bagi pengembangan penelitian yang berbasis kuantitatif. b. Secara praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan hubungan antara komunikasi massa, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan interaksi sosial. D. Dapat menjadi media literasi. Kerangka Konseptual Setiap individu terlahir unik dan memiliki pengalaman serta tanggapan yang berbeda dalam terhadap suatu permasalahan. Teori Perbedaan Individual (Individual Differences Theory) membahas mengenai hal tersebut dan dikemukakan oleh Melvin D. Defleur . DeFleur (Bungin, 2008: 278) berasumsi bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda dengan karakteristik pribadi dari para anggota audiene. Jadi teori ini menelaah perbedaan-perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu. Selain teori perbedaan individual, teori lain yang membahas tentang terpaan media terhadap khalayak adalah teori Stimulus-Organism-Response atau yang lebih dikenal dengan Teori S-O-R. Menurut stimulus organism response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus 11 sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini yang diambil dalam Effendy (2003; 254) adalah ; Pesan (stimulus, S) Komunikan (organism, O) Efek (Response, R) Media memang berpengaruh kepada individu, tetapi pengaruh ini tidak hanya diterima begitu saja melainkan individu dapat menyaring berbagai informasi yang diterimanya. Hal ini berkenan dengan teori Uses and Gratification yang dimana teori ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan oleh media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya (Rakhmat, 2007: 65). Oleh karena khalayak dianggap aktif dalam menggunakan media, maka respon yang diperlihatkan oleh setiap individu juga berbeda. Ada 3 pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (film) yaitu efek kognitif (pengetahuan), efek afektif (emosional dan perasaan), dan efek behavioral (perilaku). Begitupun, reaksi tiap individu dalam menerima dan menganggapi pesan yang bersifat umum dan universal dari komunikator. Hal ini karena, pesan yang diterima, disaring, dipikirkan dan dipertimbangkan. (Wulan, 2008; 9) 12 Reaksi berupa respon media massa terhadap khalayak dapat diidentifikasi melalui tanggapan. Tanggapan atau respon yang muncul dari setiap individu akan berbeda dari yang satu dengan yang lainnya. Tanggapan ini dapat berupa lisan maupun tulisan dimana tanggapan merupakan umpan balik yang mulanya hanya merupakan sikap saja, tetapi kemudian diekspresikan kepada orang lain. Menurut K. Bertens (dalam Fitriyani, 2011) dalam bukunya yang berjudul Metode Belajar untuk mahasiswa, mahasiswa adalah kalangan intelektual yang penuh bakat dan potensi yang sedang belajar di perguruan tinggi, mahasiswa tidak hanya mempunyai status tetapi ia juga berjuang keras untuk menyelesaikan studinya. Mahasiswa adalah kalangan muda yang umurnya berkisar antara 18-25 tahun yang mengalami masa dari remaja menuju dewasa. Mahasiswa juga dianggap sebagai sosok yang mempunyai pengetahuan dan wawasan yang cukup luas. Mahasiswa juga merupakan salah satu khalayak yang banyak menggunakan media. Media yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan pengetahuan dan wawasannya sebagai seorang mahasiswa. Apalagi sekarang ini, akses untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan jauh lebih cepat. Disini, seorang mahasiswa dapat dianggap sebagai suatu khalayak yang aktif dalam penggunaan media, baik itu media cetak, media elektronik maupun media on line. Model S-O-R menjadi landasan teoritis dalam penelitian ini dengan film Republik Twitter sebagai stimulus, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 13 sebagai organism, dan tanggapan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin sebagai respons. Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Stimulus - Alur cerita - Konflik - Penyutradaraan - Akting Pemain - Setting Lokasi - Isi Cerita - Fitur Animasi Organisme Mahasiswa FISIP UNHAS - Perhatian - Penerimaan - Pengertian Respons Variasi tanggapan mahasiswa mulai dari terburuk hingga terbaik. 14 E. Definisi Operasional a. Tanggapan adalah gambaran tentang segala sesuatu yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan atau setelah kita berfantasi, tanggapan disebut pula kesan, bekas atau kenang-kenangan. Tanggapan kebanyakan berada dalam ruang bawah sadar dan tanggapan itu kita sadari kembali setelah dalam ruang kesadaran. Dalam penelitian ini akan terdapat penilaian Sangat Baik, Baik, Tidak Baik. b. Mahasiswa adalah seorang atau pelajar yang menuntut pendidikan pada jenjang Perguruan Tinggi atau Universitas. c. Fakultas Ilmu Sosial dan Poltik adalah fakultas ke-6 yang terbentuk sesuai dengan SK Menteri P & K tertanggal 30 Januari 1961 No. A 4692/U.U 41961, berlaku mulai 1 Februari 1961. d. Universitas Hasanuddin adalah universitas terbesar di kawasan Indonesia timur yang terletak di jalan Perintis Kemerdekaan KM.10, Makassar. e. Film adalah gambar bergerak, bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. f. Film Cerita adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. g. Republik Twitter adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 16 Februari 2012, disutradarai oleh Kuntz Agus serta dibintangi oleh Laura Basuki dan Abimana Aryasatya. 15 h. Alur Cerita adalah jalan cerita atau rangkaian peristiwa dari awal sampai akhir. Rangkaian peristiwa ini disusun berdasarkan hukum kausalitas (hubungan yang menunjukkan sebab-akibat). Secara garis besar alur dibagi dalam tiga bagian, yaitu awal, tengah, dan akhir. i. Konflik adalah konfrontasi masalah yang terbangun dalam sebuah cerita. j. Penyutradaraan yaitu kemampuan sutradara mengarahkan pemain atau tokoh sesuai dengan karakter dalam cerita berupa akting yang natural, bertujuan untuk membangun struktur dramatik dari sebuah film. k. Akting Pemain ialah sebuah proses pemahaman dan penciptaan seorang aktor atau aktris tentang perilaku dan karakter pribadi seseorang yang diperankan. l. Setting Lokasi yaitu tempat pengambilan gambar yang sesuai dengan skenario film, dalam penelitian ini film Republik Twitter. m. Isi cerita ialah alur yang berupa pesan yang akan disampaikan kepada penonton oleh sutradara dalam kerangka sinematografi. n. Animasi merupakan suatu teknik menampilkan gambar berurut sedemikian rupa sehingga penonton merasakan adanya ilusi gerakan (motion) pada gambar yang ditampilkan. 16 F. Metode penelitian 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – April 2013 yang berlokasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Hasanuddin. 2. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan cara penulisan deskriptif, yaitu menggambarkan atau menjelaskan objek penelitian berdasarkan data dari jawaban responden yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer : Dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang berstruktur dan diajukan kepada responden. b. Data Sekunder : Dilakukan dengan observasi, studi pustaka, baik itu dari buku-buku, situs internet yang relevan dengan fokus permasalahan serta melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan penelitian. 4. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Fakultas dan Ilmu Politik program strata satu (S1) Universitas Hasanuddin, yang aktif berkuliah dan terdaftar pada Semester Genap Tahun 2012/2013. 17 Tabel 1.1 Mahasiswa FISIP UNHAS Yang Aktif Smt Awal T.A 2012/2013 NO. JURUSAN TAHUN ANGKATAN JUMLAH 2005/2006 L P 2006/2007 L P 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 L P L P L P L P L P L P L P 15 7 24 9 19 10 14 19 25 13 30 12 132 70 79 1 Ilmu Politik 5 2 Pemerintahan 2 2 8 1 22 6 22 9 27 21 26 24 36 16 143 3 Hub Inter. 7 3 13 9 9 18 20 23 23 27 16 50 35 33 124 4 Administrasi 12 2 11 4 15 19 18 15 31 47 26 51 117 5 Komunikasi 18 9 18 26 21 18 20 28 35 47 25 51 163 6 Sosiologi 7 Antropologi Jumlah 1 4 3 4 1 23 1 13 15 3 33 13 8 10 13 16 20 22 23 11 125 76 7 9 3 27 6 9 12 11 10 24 16 8 26 95 73 126 13 6 177 21 9 183 20 0 899 78 8 2 61 9 16 3 13 8 18 9 14 90 34 144 82 114 101 Sumber: Bag. Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNHAS T.A 2012/2013 T O T A L 20 2 22 2 28 7 25 5 35 2 20 1 16 8 16 87 18 Pada penentuan sampel, peneliti memakai metode pengambilan sampel secara probability sampling, kemudian teknik penarikan sampelnya berupa sampel berstrata proporsional. Adapun besaran sampel dengan menggunakan tabel Isaac dan Michael dalam buku Sugiyono (penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan syarat kesalahan 1%, 5%, dan 10%). Dengan menggunakan tabel Isaac dan Michael (dalam Sugiyono 2010; 87) dalam penentuan besaran sampel, maka diperoleh sampel sebesar 289 orang dengan memakai syarat kesalahan 5% dari populasi 1.687 orang. Dari populasi sebesar 1687 orang, maka akan ditentukan sampel dari tujuh jurusan di FISIP UNHAS dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Gambar 1.2 Rumus Alokasi Proporsional nI = 𝑁𝐼 𝑥 𝑛 𝑁 n I = 𝑁𝐼 𝑥 𝑛 𝑁 19 Dimana : nI = Banyaknya sampel NI = Jumlah anggota populasi per angkatan n = jumlah anggota populasi N = sampel yang diperoleh dari tabel Isaac dan Michael Maka diperoleh sampel berdasarkan tahun masuk Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik seperti pada tabel berikut: Tabel 1.2 Sampel per jurusan sebagai berikut : 5. 1. Jurusan Ilmu Politik : 202 / 1687 X 289 = 35 2. Jurusan Ilmu Pemerintahan : 222 / 1687 X 289 = 38 3. Jurusan Hub. Internasional : 287 / 1687 X 289 = 49 4. Jurusan Administrasi : 255 / 1687 X 289 = 44 5. Jurusan Ilmu Komunikasi : 352 / 1687 X 289 = 60 6. Jurusan Sosiologi : 201 / 1687 X 289 = 34 7. Jurusan Antroplogi : 168 / 1687 X 289 = 29 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data yang diperoleh dari kuesioner yang telah terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi yang kemudian dijabarkan secara deskriptif. Penelitian ini memanfaatkan software SPSS versi 17.0 dalam pengolahan data.