Seminar Reformed GKA (2) - Pdt. Dr. Stephen Tong

advertisement
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
SEMINAR TEOLOGI REFORMED
SINODE GEREJA KRISTEN ABDIEL (GKA)
DI GKA GLORIA SURABAYA
Tanggal 2-4 AGUSTUS 2007
Oleh: Pdt. Dr. Stephen Tong
Seminar tanggal 3 Agustus 2007
Di dalam sejarah sampai abad ke-19 dan 20, begitu banyak pengajaran yang
salah, begitu banyak penyimpangan dan pengajaran yang sesat merongrong gereja.
Sampai pada akhir abad 20, orang di dunia yang mempunyai ideologi-ideologi,
sistem-sistem epistimologi yang rontok satu per satu membuktikan manusia tidak
bisa mempunyai pegangan untuk pengertian kebenaran yang sejati, maka teologi
Reformed membuktikan bahwa kita mempunyai dasar yang tidak tergoncangkan,
yaitu Kitab Suci.
Semua aliran dalam Kristen juga memakai Kitab Suci, tetapi pengertian yang
secara komprehensif, yang integratif, yang secara mendalam, yang jitu dan akurat,
satu pun tidak terlihat melampaui dari Teologi Reformed. Itu sebab orang Reformed
tidak perlu takut digeser, digoncangkan oleh pemikiran apapun, kecuali kita sendiri
tidak mengerti dan kita tidak bertanggungjawab. Kecuali kita sendiri meragukan apa
yang dimiliki itu tidak mutlak. Kalau Firman Tuhan itu mutlak dan tidak mungkin
digoncangkan apapun di dalam sejarah, maka inilah yang membawa manusia menuju
kepada kekekalan yang tidak perlu diragukan dan kita harus mempunyai kesadaran
untuk memperkuat kenyakinan kita terhadap sandaran Teologi Reformed. Sehingga
ombak bagaimanapun kita tahu, Tuhan ada di dalam diri kita. Kita harus sadar yang
menguasai segala sesuatu adalah Tuhan. Kita tidak perlu takut. Kita bukan
membangunkan Tuhan, tetapi kita minta Tuhan membangunkan kita untuk pegang
kita dalam penyertaan-Nya, Firman-Nya, kebenaran kekakalan-Nya dan hubungan
kita dengan kebenaran, sehingga kita bisa berbicara dengan ketegasan luar biasa. Kita
bisa menyampaikan Firman bagai seorang nahkoda yang tahu arah dan kita
mempunyai kepastian, akhirnya seluruh dunia melihat kembali bahwa otoritas Tuhan
ada di dalam Firman dan Firman itu dimengerti oleh orang yang sungguh-sungguh
memegang firman.
1
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
Rathwinter tahun 1979 diudang berceramah di sekolah teologi di Hongkong. Dia
mengatakan manusia abad 20 sudah kehilangan arah dan mereka tidak tahu siapa
yang harus memimpin mereka. Manusia abad ke-20 perlu pemimpin yang ada
otoritas, tetapi mereka melihat pimpinan gereja tidak ada kesadaran otoritas itu.
Mereka menemukan di dalam Pantekosta dan Kharismatik, ada orang tampil dengan
ototitas sehingga mereka mengira kebenaran ada di pihak sana dan mereka
mengikuti. Kalau kita selidiki, kenapa image of authority tidak ada di gereja yang
mempunyai ajaran benar, tetapi orang yang mempunyai ajaran yang salah telah
mencuri image of authority itu? Karena mementingkan akademik dan akademik
mengadopsi suatu kebiasan memandang semua aliran sama rata, sehingga
mempunyai semangat merelatifkan yang mutlak dan orang di luar itu memutlakkan
yang relatif. Di situ image of authority hilang. Bedanya saya dengan pendeta-pendeta
Protestan yang lain adalah saya berkhotbah dalam setiap kalimat penuh otoritas. Di
zaman ini, orang mendengar khotbah saya dan dibandingkan kebaktian Kharismatik,
mereka melihat keduanya memiliki otoritas lalu mereka meragukan yang mana yang
benar. Tetapi pendeta-pendeta Protestan termasuk pendeta-pendeta Reformed sendiri
tidak memiliki kepastian untuk mempunyai semangat kemutlakan, apalagi terbiasa
dengan akademik relatif yang menghargai semua aliran, bahkan tidak mau
memberitahu pendirian dia sendiri itu apa. Ini bukan pendeta tetapi penipu, termasuk
profesor-profesor dalam sekolah teologi yang tahu dan mengajar begitu banyak.
Tanya dia: "what is your faith?". Dia akan menjawab: "Ini dunia akademik, harus
menghargai satu sama lain." Ini penipu. Dia bukan mengabarkan iman, dia
mengabarkan pengetahuan yang melawan iman. Ini musuh kekristenan.
Kalau engkau tanya Rasul Paulus, "percaya Yesus bangkit tidak?" Apakah Rasul
Paulus mengatakan "menurut Karl Barth... menurut ini.. menurut itu... dan
sebagainya, lalu silakan memilih sendiri?" Rasul Paulus pasti mengatakan "saya
percaya Yesus bangkit dan aku mengetahui apa yang aku percaya. Jika engkau baca
surat yang aku tulis, engkau tahu betapa dalam aku mengerti". Tuhan berkata carilah
Aku, sekarang banyak pendeta, mahasiswa sekolah teologi, carinya gelar, supaya
orang tahu dia sudah S1 S2 S3. Itu penyakit minder pendeta. Kalau tidak ke luar
negeri, sepertinya tidak bisa menjadi hamba Tuhan dengan baik. Rasul Petrus sekolah
di luar negeri mana? Bukan berarti Indonesia sudah cukup, banyak kacaunya juga.
Kalau ke luar negeri mungkin lebih baik. Tetapi kalau lulus dari luar negeri tidak
kembali ke prinsip Alkitab, itu antroposentrik. Otoritas dari mana? Diberikan kepada
siapa? Kebenaran firman yang tidak berubah itu menjadi dasar otoritas.
Banyak orang pinter sudah S3, masih ikut aliran Kharismatik yang tidak
bertanggungjawab. Karena apa? Di bidang dia sudah S3 tetapi di bidang rohani dia
tetap buta. Tetapi pemimpin-pemimpin yang tidak mengetahui Alkitab sebenarnya,
mereka berani berteriak-teriak hanya berdasar pengetahuan sedikit tetapi berdiri
dengan otoritas seperti Tuhan. Itu mengerikan. Sedangkan kita tidak sadar di dalam
diri kita sudah ada pusaka paling besar, tetapi kita tidak menghargai, kita minder.
2
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
Tuhan mengatakan carilah Aku, berarti hanya menyenangkan Aku. Tidak ada yang
lain membuat engkau berhasil. Keberhasilan lahiriah, keberhasilan fenomenal, itu
hanya keberhasilan sementara. Keberhasilan yang sungguh-sungguh harus menanam
dan harus mempunyai bobot aspek yang tidak kelihatan, seperti fondasi rumah lebih
dari aspek kelihatan rumah di atasnya. Kami di Jakarta sedang membangun gereja
(Gereja Reformed Millenium, gereja GRII Pusat), semua kaget...karena besar...tinggi,
tetapi mereka tidak tahu yang di bawah (fondasi) begitu banyak pilar berjumlah 2600,
semua dari beton dengan masing-masing sebesar 15 meter. Di atas itu cuma 40% dari
besar di bawah. Semua melihat yang di atas. Sekarang banyak orang Kristen cuma
melihat yang di atas. Pendeta yang khotbahnya bagus, wajahnya menarik, jasnya
bagus, tetapi berapa mereka tanam modal membuat fondasi? Tahun 2007 ini saya
sudah berkhotbah 50 tahun. Bulan 1 tanggal 9 tahun 1957 saya menyerahkan diri
kepada Tuhan. Tetapi khotbah saya belum habis, pendengar saya yang pertama
adalah dari gereja ini adalah Merry Go. Kemarin dia ada di sini, sekarang kembali ke
Singapore. Dia pendengar pertama saya. Orang yang dengar 50 tahun lalu yang ikut
kebaktian saya, tetap ada menerima ada sesuatu yang baru dalam khotbah saya.
Karena apa? Karena saya tidak berkhotbah dengan cara psikologi massa, sehingga
membawa orang seperti dibius, tetapi berani bertanggungjawab setiap kalimat yang
dikatakan berdasarkan pengertian kebenaran, sehingga itu mengikuti pertumbuhan
manusia dan itu tidak akan digeser, karena itu Firman Tuhan.
Firman Tuhan mempunyai substansi yang nilainya tidak mungkin digeser atau
dilampaui apa pun, karena itu dari Tuhan Allah, sehingga dalam Perjanjian Lama ke
Perjanjian Baru boleh terus dalam perjalanan sejarah dan memimpin manusia dalam
kebenaran, meskipun penulisnya seperti Petrus, Yohanes hanya nelayan saja. Tetapi
engkau selidiki apa yang menjadi bobot di dalam firman Tuhan yang diberikan
kepada Yohanes jauh lebih tinggi dari Plato, Aristoteles, Socrates dalam
mempengaruhi dunia. Di mana pengertian lebih sungguh-sungguh tentang Logos?
Yohanes atau Stoik? Yohanes. Karena yang disampaikan Yohanes adalah Firman.
Karena Firman begitu penting, maka Teologi Reformed dengan berdasar Sola
Scriptura itu sudah betul. Tetapi kita melihat sekarang gereja-gereja khotbahnya
main-main. Jangan takut khotbahmu tidak di dengar. Ada orang takut khotbahnya
tidak didengar, lalu membuat lelucon lebih banyak dalam khotbah. Makin banyak
lelucon, kamu akan makin jadi lelucon. Berkhotbahlah dengan otoritas, dengan
kuasa, dengan keyakinan dengan pengertian firman, inilah semangat Reformed.
Mengapa orang yang tidak berotoritas berani berdiri di mimbar? Mengapa kita
mempunyai otoritas dengan Firman, tidak berani dengan berotoritas? Salah satu
sebab karena makin banyak belajar, makin menutupi gairah dan semangat perjuangan
dari visi. Bukan belajar tidak baik, saya sendiri terus belajar. Tetapi api dari visi tidak
boleh disaingi dan tidak boleh diganti dengan yang lain. Seorang rektor yang saya
kenal sejak kecil, dia anak pendeta, baik sekali. Segala sesuatu kalau dia berani
kerjakan, mamanya selalu berkata "jangan". Berani ibu bisanya berkata "jangan".
3
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
Pengajar hanya bisa menyelesaikan masalah sendiri dan tidak melihat anak
menyelesaikan masalah sendiri. Ini pendidikan salah. Banyak ibu tidak bisa tahan
melihat anak nakal. Tetapi kenakalan itu lumrah. Tetapi karena mengganggu dia
marah. Engkau menyelesaikan dirimu, bukan menyelesaikan masalah dia. Akibatnya
anak kecil tidak bisa membedakan mana hal besar dan hal kecil. Apalagi hal kecil
marahnya besar, hal besar marahnya kecil. Anak tidak bisa membedakan apa boleh
tidak boleh, semua mengikuti emosi mamanya, itu pendidikan salah. Akibatnya pada
waktu dia besar, tidak berani kerja ini itu, karena takut salah. Akibatnya tidak bisa
berkembang.
Orang Pentakosta dan Kharismatik justru tidak sekolah Teologi, berani
berkhotbah dan dikagumi. Misalnya, penafsiran kitab Wahyu. Kita tidak terlalu
berani menafsirkan, karena begitu sulit. Dan buku Wahyu ada lebih 1300 macam
penafsiran, maka semakin banyak belajar makin tidak sembarangan mengajar. Tetapi
kalau cuma 1 buku yang dipelajari dan dia hafal lalu dikhotbahkan, orang menyangka
dia ahli kitab Wahyu. Dia berani karena modalnya cuma 1 buku, tetapi makin belajar
makin relatif, makin tidak ada pegangan. Itu sebab otoritas menjadi hilang.
Kita melihat di Barat, Kristen hanya mengaku salah satu dari sekian banyak
aliran di dalam Pluralisme, sehingga orang Kristen yang pintar itu makin lemah.
Menyebut Allah Maha Kuasa untuk sembuhkan sakit-penyakit hanya untuk
kepentingan kita sendiri. Tetapi bagi agama lain, menyebut Allah Maha Kuasa dan
rela untuk mati. Ini kekristenan sudah dihancurkan oleh khotbah yang tidak beres.
Khotbah yang Tuhan penuh cinta kasih, engkau kira bisa mendapatkan pendengar
lebih banyak? Homeletik seperti ini homeletik sampah! Pendeta Amerika bikin
lelucon dahulu, setelah semua tertawa lalu dia berkhotbah. Kalau itu sudah dijadikan
patokan, lalu seorang Teolog Inggris mengatakan "saya tidak tahu, darimana contoh
di Alkitab di mulai lelucon supaya orang bisa senang mendengar. Tidak ada! Dari
Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, khotbah itu Firman yang disampaikan sungguhsungguh. Orang senang atau tidak senang orang akhirnya tersentuh hatinya."
Sekarang banyak pendeta badut yang banyak orang menjadi senang, sehingga
gereja banyak orang menonton, bukan banyak orang beriman. Kuasa Firman tidak
dipentingkan, khotbah sependek mungkin. Ada pendeta yang hari Senin tidak mau
masuk kerja. Pendeta yang rajin tidak habis-habis pekerjaannya; tetapi pendeta yang
malas, tidak malas membicarakan dirinya sendiri. Orang yang tidak ada waktu, masih
meluangkan waktu mengerjakan pekerjaan; orang yang kebanyakan waktu
mengatakan saya tidak ada waktu tetapi memakai waktu. Kita perlu bertobat.
Reformasi adalah satu-satunya periode di mana manusia dengan segenap hati,
jiwa, pikiran untuk memuliakan Tuhan dengan pengertian Sola Scriptura, Sola Fide,
Sola Gratia, Sola Christus, Soli Deo Gloria. Sebelum Reformasi ada gerakan
mengubah dunia dan setelah Reformasi ada gerakan yang juga mengubah dunia.
4
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
Sebelum Reformasi ada gerakan Renaissance, yang mempunyai semangat untuk
mengembalikan keunggulan yang pernah dicapai manusia di zaman Yunani dan
Romawi. Mereka menganggap manusia tadinya hebat, unggul, sukses, tetapi setelah
Kristen datang, menutupi kreativitas manusia dan membuat kebudayaan mundur,
maka mereka mengembalikan potensi manusia yang pernah terbukti mencapai
keunggulan luar biasa. Renaissance berarti melahirkan kembali semangat baru yang
pernah di zaman kuno muncul. Kalau engkau melihat ukiran dan seni tinggi sekali
yang pernah dicapai orang Athena, adanya semangat, gerakan, anatomi, seluruh
aspek tubuh manusia begitu indah, sehingga hampir lebih indah dari orang hidup,
tetapi setelah Kristen datang, ukirannya menjadi berbeda. Matanya menatap ke atas,
bagian tangannya proporsinya salah, tetapi ingin mengutarakan dua hal: kesucian dan
beribadah kepada Tuhan. Maka orang-orang Italia Utara ingin mengembalikan
kehormatan dan kejayaan potensi manusia yang pernah diungkapkan pada zaman
dulu. Inti gerakan ini adalah:
• manusia adalah titik pusat alam semesta, maka Allah mulai digeser. Gereja
tidak penting lagi. Butir ini menjadikan manusia antroprosentris. Kharismatik
juga termasuk antroprosentris, asal beriman Tuhan pasti sembuhkan. Kalau
demikian Tuhan harus takluk pada manusia. Kalau begitu orang Kharismatik
tidak bisa mati, asal iman jadi sembuh, sampai tua karena iman jadi sembuh
berarti tidak mungkin mati. Kenapa seumur hidup tidak mau mengerti?
Akhirnya saat mau mati baru mengerti Tuhan tidak sembuhkan?
• Rasio adalah alat untuk mengerti kebenaran. Hal ini belum menonjol terlalu
hebat, baru pada zaman rasionalisme hal ini menjadi mutlak. Manusia
menggunakan rasio untuk mengukur segala sesuatu. Akhirnya ilmiah
merajalela, maka agama, iman, semua dikelasduakan karena tidak ilmiah.
Rasio menjadi tahta seolah mengganti segala sesuatu.
• Yunani dan Romawi menjadi teladan, sehingga tidak seperti Kristen yang
mengagungkan Kristus. Renaissance membawa kuasa manusia yang disebut
demokrasi. Hal ini terjadi mulai Athena. Waktu pemerintah Amerika
mendirikan United States of America, mereka memilih bangunan model apa di
ibukota mereka, mereka tidak mau memakai bentuk Inggris, Perancis, namun
memilih bentuk Yunani. Karena Yunani yang memulai demokrasi, maka untuk
Amerika negara demokrasi maka memakai tiga bentuk Yunani. Kekristenan
tidak ada bangunan yang terlalu penting, kecuali Gothic. Keindahan arsitektur
Yunani tidak terlawan, tidak pernah digugurkan.
• Bumi adalah sasaran terakhir hidup, sehingga tidak perlu bicara tentang surga,
tentang Tuhan. Lukisan yang paling mewakili Renaissance adalah lukisan
Monalisa. Itu lukisan yang luar biasa, mencapai optimistik luar biasa. Tetapi di
dalam lukisan Monalisa tidak ada malaikat, surga, unsur kekristenan, semua
yang paling penting dalam kesucian ibadah hilang, yang ada cuma satu: self
confidence human achievement. Optimisme manusia yang luar biasa. Da
Vinci mengatakan seni bukan imitasi alam, seni adalah gerakan action dari
spirit. Dia pernah membedah lebih dari 30 kali memedah mayat. Saat itu tidak
5
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
boleh membedah mayat, kalau pemerintah tahu dia akan dihukum karena tubuh
manusia begitu hormat setelah mati dikuburkan. Dia demi mau melukis
bagiamana hebatnya tubuh manusia, dia sampai membedah mayat. Karena dia
ketakutan ketahuan maka dia membedah mayat di kuburan. Ada kuburan yang
masuk ke dalam tanah, ada ruangan di sana dia membedah mayat. Kalau
engkau melihat ukiran Itali, Hindu, Tiongkok semua lain cara melukisnya.
Tetapi harus diakui yang paling mengerti anatomi adalah orang Yunani kuno dan
Renaissance.
Kita sudah mengetahui keempat hal yang menjadi dasar Renaissace, maka
orang-orang yang mengikuti Renaissace adalah orang-orang yang tidak perlu Tuhan
lagi, tidak perlu Kitab Suci lagi, tidak perlu gereja lagi, tidak perlu surga lagi, asal
hidup dunia kaya dan sukses itu sudah cukup. Orang-orang di Italia yang mengikuti
Renaissace mereka terjepit dalam Tradisi Gereja yang terlalu kuno sehingga mereka
ingin mengekpresikan sesuatu ide baru yang kreatif dan Iman dalam hati mereka.
Saya percaya Leonardo Da Vinci masih Kristen. Pada waktu dia melukis Yesus dan
murid-murid dalam the last supper itu ekspresi kerohanian luar biasa.
Dan Brown yang menulis Da Vinci Code sampai sekarang belum ditangkap, dia
mengatakan Yohanes yang tidak ada jenggotnya itu adalah Maria Magdalena. Da
Vinci kalau berani membuang Yohanes lalu menggantikan dengan seorang
perempuan ke dalam the last supper dia akan dipenjara. Dan Da Vinci bukan orang
yang sama sekali tidak beriman. Waktu dia melukis Yesus dengan sedih "hari ini ada
seorang dari antara kamu ada orang yang menjual Aku", ekspresi muka itu hampir
tidak ada di dalam sejarah dan 12 murid yang masing-masing ekspresi "apakah saya,
Tuhan?", Leonardo Da Vinci telah menangkap moment tersebut dengan cermat untuk
dilukis. Saya percaya tetap ada iman Kristen di dalamnya, namun mereka sudah
bosan dengan banyak tradisi yang salah sehingga mereka cenderung terbuka pintu
untuk gerakan yang baru.
Dengan demikian Renaissance mencapai kesimpulan orang Kristen harus
memilih: tetap ikut tradisi gereja atau arus yang menuju sekular. Akhirnya banyak
orang pintar luar biasa yang tidak bisa diraih oleh gereja. Yang paling pintar nyanyi
bosan nyanyi di gereja lalu nyanyi di opera house dengan honor lebih besar. Orang
pintar yang dikekang oleh gereja akhirnya mereka lebih suka freelance. Di zaman
Renaissance banyak orang genius yang lepas dari gereja. Sekarang ini khotbahkhotbah di zaman Renaissance tidak ada orang yang mengingat, tetapi pelukispelukis Renaissace makin tinggi nilainya menjadi rebutan museum dengan harga
bermiliar-milar rupiah. Orang yang genius, orang yang mempunyai jiwa seni tinggi
tidak mau diikat oleh gereja. Itu sebab Gereja Katolik mulai kompromi dengan orang
genius. Michael Angelo membuat patung Yesus dengan alat kelamin, Gereja Katolik
6
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
tidak bisa berbuat banyak untuk melarangnya. Zaman itu arus humanisme sedang
merajalela. Pada saat arus dunia berkembang dan merajalela akhirnya gereja menjadi
kompromi.
Kalau seluruh dunia maunya Kharismatik dan gereja Reformed terus menyusut
lalu bagimana? Ikut arus saja? Kemarin ada kalimat yang mengatakan "tidak peduli
teologi apapun yang penting diselamatkan". Ini semua sudah terjadi di dalam sejarah.
Kalau begitu dalam dua / tiga generasi gereja akan hancur, karena tidak bisa
memilihara yang benar. Renaissance membawa manusia ke dalam keempat point di
atas dan akan membawa manusia kepada humanis, yang memperjuangkan hak
manusia dan menggali potensi manusia. Humanis sampai abad 16 ada orang yang
penting yaitu Erasmus dan Martin Luther. Bedanya adalah bagaimana mereka
memberi tempat bagi Tuhan. Erasmus tidak terlalu memberikan tempat bagi Tuhan.
Humanis yang diwakili oleh Erasmus mengatakan bahwa kita ada kemauan bebas
(free will), tetapi Martin Luther menjawab memang kita memang ada keinginan
(will), tetapi kita tidak mempunyai kemauan yang bebas sungguh-sungguh, kita
mempunyai kemauan terkurung, bukan kemauan yang bebas. Kalau orang kafir yang
masuk gereja, masuk sekolah teologi bisa lulus, sampai jadi pendeta pikirannya tetap
kafir. Lalu di atas mimbar meracuni kekristenan. Maka tua-tua penting, dalam sistem
Reformed, tua-tua mengawasi pendeta. Tua-tua harus berani mengatakan kalau
firman yang diberitakan sudah menyeleweng.
Reformed adalah semangat untuk kembali ke Alkitab yang tidak boleh
ditawarkan. Dalam sistem Reformed, pendeta mengajar dan tua-tua sama-sama
memelihara dan melestarikan ajaran rasul-rasul dengan setia, sehingga begitu mimbar
menjadi menyeleweng di situ ada yang menegur dan mengembalikan ajaran yang
benar. Di Indonesia banyak yang asal umurnya tua menjadi tua-tua, asal kaya
menjadi majelis, padahal mereka tidak mengerti teologi. Mereka berpendapat Teologi
urusan pendeta, sedangkan mereka dari pengusaha, pedagang diangkat jadi majelis
sehingga tidak berani menegur pendeta yang salah. Mereka sendiri tidak beres
sehingga tidak berani menegur pendeta. Menghormati firman Tuhan harus lebih
tinggi daripada khotbah yang dikhotbahkan hamba Tuhan. Kalau hamba Tuhan
berkhotbah tidak sesuai firman Tuhan, firman Tuhan harus lebih tinggi daripada yang
dikhotbahkan hamba Tuhan. Jangan kira semua pendeta yang dikhotbahkan adalah
firman Tuhan, itu menguraikan firman Tuhan. Menguraikan firman secara setia kita
salut, yang tidak setia kita bongkar. Jadi gereja bisa kembali ke asalnya, yaitu Tubuh
Kristus yang setia pada Kristus. Ini tidak bisa ditawar. Keseriusan ini harus kita
pegang betul-betul. Majelis harus belajar baik-baik teologi yang benar, kalau ada
pendeta yang salah, mari dibicarakan kesalahannya agar tidak diulangi lagi. Ini
supaya gereja dipelihara baik-baik.
Sistem Chapel di mana Paus kalau mati, semua kardinal dikumpulkan untuk
memilih Paus yang baru. Setiap hari ribuan orang masuk ke Chapel, di mana atapnya
7
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
ada lukisan Michaelangelo yang dilukis selama 2 tahun 8 bulan, waktunya banyak
disita untuk melukis di mana Tuhan menciptakan alam semesta, Adam jatuh, sampai
Nuh, Yusuf ada di atas sana. Lalu dibelakangnya ada lukisan Kristus datang
menghakimi seluruh dunia. Seni yang tinggi mengutarakan keindahan ciptaan Allah.
Setelah Renaissance selesai, maka tinggal dua macam orang: mementingkan
manusia tetapi berdasarkan pengertian Tuhan kepada manusia, yang takut kepada
Tuhan dan antroprosentris humanis, yang berjuang untuk manusia tetapi tidak takut
kepada Tuhan. Calvin adalah humanis yang sepenuhnya takluk kepada Tuhan,
sehingga dia berani melawan Katolik bukan karena tidak taat Tuhan, justru dia
memperjuangkan manusia tidak boleh dibelenggu oleh ajaran Katolik yang salah.
Maka Calvin adalah humanisme yang tunduk kepada firman Tuhan, maka disebut
Humanisme Theosentris.
Martin Luther membedakan will daripada Erasmus dengan begini: satu kelereng
kalau berada di suatu dataran, kalau engkau sentuh dia maka akan bergerak secara
bebas ke kanan ke kiri ke depan. Tetapi pada waktu dia sampai di ujung, dari dataran
tinggi dia jatuh ke dataran rendah, lalu setelah jatuh akan tetap begerak lagi. Cara
bergeraknya sama dengan yang ketika di dataran sebelum jatuh. Bedanya kelereng itu
tidak bisa kembali lagi ke tempat yang tinggi. Akibat gravitasi, kelereng itu turun. Di
sini Martin Luther mengatakan kehendak bebas manusia yang jatuh dalam dosa tidak
lagi bebas, karena sudah terikat oleh dosa. Kita tidak boleh menyangkal kejatuhan
dalam dosa sudah terjadi, bagaimanapun manusia pintar, kita tetap dalam wilayah
dosa. Erasmus mengatakan free will, Martin Luther mengatakan bounded free will.
Augustinus mengatakan free will, tetapi dia mengatakan bahwa itu ada sebelum
manusia jatuh dalam dosa, kecuali Anak Allah membebaskan belenggu dosa. Di
surga mungkinkah kita berdosa lagi? Di surga kehendak manusia sudah
disempurnakan sampai menjadi tidak bercacat-cela mencapai kehendak Allah yang
kekal.
Reformed mengerti bagaimana umat manusia, dengan status dosa sesuai Firman
yang diturunkan Tuhan. Tidak ada satu pun pemikir yang paling hebat di seluruh
dunia bisa mencapai seperti Alkitab. Karena tidak mungkin manusia bisa
menjelaskan diri sendiri dengan otak yang berdosa. Suatu kali di Singopore Bible
College ada mahasiswa membuat makalah / thesis yang di dalamnya memaki-maki
Augustinus, akhirnya dia lulus. Bagi saya, belajar sampai mati pun tidak sampai 1%
dari pemikiran Augustinus. Baru belajar teologi beberapa saat dia sudah berani kritik.
Kemarin ada orang kritik Calvin, bahwa Calvin bunuh orang. Saya akan bawa engkau
ke pengadilan kalau engkau mengatakan itu. Kalau engkau waktu itu berada di
Geneva engkau pasti setuju Calvin, karena orang itu mengacaukan kekristenan Eropa
mengatakan tidak ada Allah Tritunggal, melawan ajaran yang benar gereja, sehingga
orang itu harus dibunuh dalam institusi Katolik, lalu melarikan diri ke Geneva. Di
sana orang itu tetap melawan ajaran benar, daripada orang itu terus menerus
8
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
menyesatkan ajaran yang benar maka Calvin setuju melaksanakan hukuman. Engkau
kalau sudah benci Reformed lalu mencari-cari alasan. Bolehkah hukuman mati di
dunia ini dihapuskan? Saya tidak setuju. Ini melaksanakan keadilan Allah. Ada orang
yang memperkosa 50 perempuan, lalu dia dilepaskan sehingga dia mempunyai lagi
kesempatan memperkosa perempuan lainnya. Ini kegilaan luar biasa.
Semua gereja yang cepat berkembang, harus instropeksi terlebih dulu: sudah
kompromi dalam hal apa? Engkau akan kelihatan cepat berkembang, menerima
investasi dari setan, karena engkau sudah melonggarkan untuk menerima ajaran yang
tidak beres.
Di dalam Teologi Reformed ditemukan banyak hal yang sebelumnya tidak
diperhatikan. Orang-orang Kharismatik dan Pentakosta, seluruh gereja dari abad 1
hingga abad 19 akhir, kurang membicarakan doktrin Roh Kudus. Maka mereka
melakukan dualisme, kalau terlalu banyak bicara Roh Kudus maka berarti doktrin
lain tidak penting. Doktrin tidak penting, doktrin itu mati, hanya kuasa Roh Kudus
yang hidup. Maka mereka menganggap abad 20 adalah abad Roh Kudus. Begitu
nyata kuasa Roh Kudus abad 20, maka gereja mencela gereja-gereja Protestan tidak
ada Roh Kudus. Lalu mereka menyerukan untuk adanya persatuan gereja, di mana
persatuan itu di dalam wadah mereka yang hanya percaya mereka ada Roh Kudus, itu
bukan persatuan! Bersatu yang benar adalah di dalam Firman Tuhan, tetapi mereka
bersatu untuk melawan gereja tradisional untuk bisa digeser dengan mendirikan
gereja yang baru yang tidak perlu bertanggung-jawab dengan iman rasuli.
Tahun 1901, hanya ada di satu orang di Topika yang menganggap untuk harus
ada kebangunan yang sungguh-sungguh sejati, yaitu manifestasi Roh Kudus. Setelah
itu arus ini dipindahkan ke Los Angeles di Jalan Asuza Street, mereka mengatakan
iman rasuli / apostolic faith. Apostolic faith di sini bukan iman rasuli yang biasanya
dibacakan di setiap kebaktian Minggu, tetapi mujizat kesembuhan, berbahasa lidah,
mengusir setan. Mereka mengatakan bahwa doktrin tidak penting, kalau kamu sudah
bisa bermujizat, berbahasa lidah, mengusir setan, maka kuasa Roh Kudus
dinyatakan. Mereka melakukan reinterpretasi kekristenan. Mereka menuntut baptisan
Roh Kudus, mujizat kesembuhan, berbahasa lidah, mengusir setan, maka mereka di
mana-mana berusaha untuk membuktikan hal-hal tersebut untuk membuktikan
adanya Roh Kudus di dalam mereka, maka Sola Christus -- memuliakan Kristus tidak
lagi fokus utama dalam kebaktian, pelayanan mereka. Pemahaman itu sudah bergeser
bukan Kristus menjadi fokus utama, maka itu gereja bukan lagi gereja, hanya merek
gerejanya saja.
Gereja Liberal mementingkan moral Kristus dan bukan ketuhanan Kristus. Sifat
moral Kristus dijunjung tinggi, sehingga mengajarkan bagaimana cinta kasih,
bagaimana hidup bijaksana, hidup berdamai dengan sesama, tetapi keselamatan
Yesus Kristus yang darah-Nya menebus dosa manusia sudah hilang dari mimbar. Di
9
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
tahun 1932, di mimbar suatu gereja Protestan ada sehelai kertas yang dibaca pendeta
waktu naik mimbar, di mana tertulis: "Tolong sebutkan nama Yesus, karena sudah
setahun kita sudah tidak mendengar nama Kristus dari mimbar". Saya pernah masuk
ke gereja tersebut di New York, yang dibicarakan perdamaian dunia, perjuangan
melawan ketidakadilan; tetapi keselamatan, salib Kristus tidak ada.
Saya mengamati dari tahun 1951 sampai sekarang perkembangan Pentakosta di
Indonesia yang di mulai dari orang Belanda. Waktu itu ada Gerakan Pantekosta yang
waktu menyaingi gereja-gereja Protestan. Gerakan Pantekosta waktu itu dianggap
kekristenan dari orang-orang miskin, yang tidak punya uang ke rumah sakit, berdoa
menangis minta kesembuhan Tuhan, akhirnya Tuhan berbelas kasihan dan waktu itu
gereja Pantekosta di Indonesia dianggap aliran pinggiran. Tetapi orang yang kaya,
berkedudukan masuknya di gereja-gereja Protestan. Gereja Pantekosta kesulitan
berjuang yang tidak diakui aliran, tidak diakui di pemerintahan dan masyarakat.
Tetapi gereja-gereja Prostestan banyak terdapat pejabat-pejabat yang diakui sah.
Tetapi setelah Belanda keluar dari Indonesia, pejabat-pejabat Kristen tersebut tidak
memiliki keistimewaan dan anak-anak mereka pelan-pelan tidak mempunyai iman
sesungguhnya, lalu karena orang Pantekosta ngotot berdoa dan akhirnya mereka
beriman dan juga keturunan mereka bertambah-tambah. Dari generasi ketiga dari
Pantekosta banyak yang sekolah di perguruan tinggi banyak yang jadi dokter,
insinyur, ada yang sukses dalam berdagang dari lapisan miskin menjadi kaya. Lalu
mereka berusaha mencari hubungan baik dengan pemerintahan, bukan pemerintahan
Belanda tetapi pemerintahan Indonesia, sehingga mereka memiliki hubungan makin
erat dan makin kuat yang baik dengan pemerintahan.
Di sisi lain, gereja-gereja Prostestan tidak mengalami kemajuan karena tidak
mengetahui Teologi Reformed, tidak mau mengabarkan Injil. Gereja Tionghwa di
Indonesia termasuk GKA, dulu memiliki peran yang sangat penting. GKA satu
diantara 6 sinode yang menjadi pendiri PGI. Gereja-gereja Tionghwa di Indonesia
mendadak berkembang pesat karena peranan John Sung yang pernah datang ke
Indonesia. John Sung memiliki jasa besar di Indonesia karena dia diundang gereja
Tionghwa. Di mana John Sung mengadakan Kebangunan Rohani, langsung bagai api
yang menjalar banyak orang, ke mana dia pergi ke suatu tempat di situ terjadi api
Kebangunan Rohani. Kalau mengundang John Sung harus selama 7 hari, di mana
setiap hari berkhotbah 3 kali. Kehadiran John Sung menjadi teka-teki bagi orang
Reformed dari Belanda namun menjadi perkembangan luar biasa bagi gereja
Tionghwa dan menjadi pengharapan baru bagi orang Pantekosta di Indonesia. Waktu
itu banyak orang gereja Pantekosta yang semula cuma doa minta kesembuhan, ketika
datang ke kebaktian gereja Tionghwa yang dipimpin John Sung, banyak yang
sembuh. Di situ mereka bergabung dengan orang-orang Pantekosta ikut datang waktu
KKR. John Sung menjadi kuasa untuk mengikat semua aliran gereja. Dia bukan
Reformed, tetapi orang yang sangat cinta Tuhan. John Sung mempunyai penginjilan
yang begitu berhasil dan gereja-gereja yang menerima John Sung bertumbuh dan
10
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
gereja-gereja yang tidak menerima John Sung tidak bertumbuh. Setelah John Sung
mati, Andrew Geeh datang dan yang menerimanya menjadi gereja yang maju dan
GKI waktu itu ketinggalan. GKI waktu itu heran mengapa penginjil dari Tiongkok itu
yang bukan Reformed tetapi mengapa berkuasa besar. Orang Belanda mengakui
bahwa cerita atau perumpamaan yang dipakai John Sung begitu tepat dan menggugah
pengertian manusia akan Firman Tuhan sehingga menjadi kekuatan bagi
pendengarnya sehingga banyak orang yang mendengarnya bertobat. Itu yang tidak
pernah ada dari orang-orang Belanda dalam ilmu-ilmu Hermeneutik. Yang lulusan
Belanda tidak memiliki kekuatan seperti itu.
Saya melihat, di dalam Teologi Reformed ada kerangka, ada pengertian firman
yang begitu indah, tetapi ada yang kurang satu hal: kuasa penginjilan. Itu sebabnya
saya mengambil keputusan menamakan gerakan yang diperlukan oleh dunia adalah
Gerakan Reformed Injili. Karena orang Injili kurang Teologi, orang Reformed kurang
menginjili. Kalau dua kekuatan ini, Reformed dan Injili akan menjadi kekuatan luar
biasa untuk seluruh dunia. Itu sebab saya menggarap di Indonesia, saya tidak punya
banyak waktu. Yang tidak melayani untuk satu gereja. Saudara pernah mengikuti
Kebaktian Kebangunan Rohani yang saya pimpin? Saya tidak pernah mengumumkan
jadual kebaktian GRII kepada saudara. Kenapa Stephen Tong mendirikan GRII?
Karena orang yang doktrin benar berhak mendirikan gereja dan orang Kristen yang
sejati harus merestui, mendukung gereja yang didirikan di atas doktrin yang benar.
Saya hidup bukan untuk GRII tetapi untuk seluruh kekristenan. Maka kalau saya
mengadakan kebangunan rohani di suatu kota, saya mengundang semua orang
Kristen dalam berbagai gereja untuk hadir, sesudah itu saya tidak mengumumkan
GRII. Gerakan bersumber Firman untuk masuk ke semua gereja sehingga semua
gereja kembali ke Firman. Teologi Reformed yang tidak menginjili itu mematikan,
maka Reformed Injili menjadi daya yang menggabungkan kedua hal ini: Teologi
Reformed dan Injili.
George Whitefield adalah orang yang secara doktrin Reformed dan secara
semangat Injili. Dia seumur hidup berkhotbah sampai terakhir berkhotbah dihadapan
80.000 orang tanpa loud speaker dengan berteriak dan api penginjilan. Dia hidup
lebih muda dari John Wesley, tetapi Whitefield memiliki doktrin Reformed.
Whitefield menulis surat kepada John Wesley agar John Wesley lebih mengerti lagi
tentang doktrin Predestinasi, namun ditolak John Wesley. Zaman sekarang ini, kita
tidak peduli dengan Firman Tuhan, salah sedikit tidak apa-apa bahkan menyeleweng
tidak apa-apa, yang penting persembahan banyak dan orang datang banyak. Kamu
telah menjual kualitas dan menjual hak sebagai anak sulung. Sukses tidaknya jangan
dilihat dari luar, tetapi bagaimana mengerti Firman dengan tuntas dan setia sampai
mati untuk menjaga kebenaran Tuhan. Jangan lepaskan itu.
Gereja di dalam masa saya berada, saya berjaga dalam pengajaran. Mungkin 10
tahun lagi saya sudah tidak ada di dunia ini. Namun jangan sampai gereja menjadi
salah pengajaran. Tiongkok memiliki banyak raksasa iman. John Sung tidak
11
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
mendirikan gereja. Andrew Geeh mendirikan Kalam Kudus. Chao Che Kuang
mendirikan Gereja Santapan Rohani. Watchmanee sebelum dia mati mendirikan
gereja sudah memiliki cabang 1700. Kalau saya mati tahun ini, GRII punya 40 lebih
cabang. Gereja Andrew Geeh sekarang sebagian sudah menjadi Kharismatik. Begitu
juga Gereja Santapan Rohani di Taipei hampir 80% menjadi Kharismatik. Di dalam
satu generasi saja, imannya sudah menjadi rusak, sudah tidak setia pada Alkitab.
Gereja Watchmanee pada generasi kedua sudah tidak memelihara doktrin yang benar.
Penerus Watchmanee tahun 1968-1969 mengajarkan bahwa Yesus dicipta oleh Allah
Bapa. Pernyataan dia menghebohkan. Di Hongkong langsung pecah menjadi dua
kubu yang bertarung, berperang sampai polisi masuk mengambil alih gereja. Pada
tahun 1970, waktu itu saya berumur 29 tahun, saya mengadakan kebangunan rohani
di Hongkong, selama 27 hari, saya mengadakan 65 kali khotbah, saat itu pemimpin
besar Watchmanee datang ke kebaktian, waktu dia datang gedung sampai penuh
sesak, dia naik di balkon paling tinggi mendengar khotbah saya. Hari itu dia
mengambil keputusan untuk tidak lagi bersatu lagi dengan gereja yang mengajarkan
Yesus dicipta Allah.
Kita mesti memelihara kesetiaan dan kemurnian Firman, sehingga gereja boleh
berada di dunia ini. Kalau di dunia ini ada orang betul-betul memelihara firman
dengan setia maka Tuhan belum menghancurkan dunia ini. Seperti Tuhan berkata
kepada Abraham jikalau ada 50 orang benar, maka Tuhan tidak akan membasmi
Sodom Gomora. Akhirnya terjadi tawar menawar, kalau pun ada 10 orang setia maka
Tuhan tidak akan membasmi Sodom Gomora. Kita berdoa untuk kesejahteraan dunia
ini. Yesus pada waktu di kayu Salib, hanya ada satu muridnya yang memahami
betapa dalamnya Kasih Allah akan dunia ini sehingga mengaruniakan Anak-Nya
yang tunggal, dialah Yohanes yang menulisnya dalam Injil.
Setelah tahun 1905, iman Rasuli / apostolic faith disalahartikan menjadi mujizat
kesembuhan, berbahasa lidah, mengusir setan, sehingga seluruh gereja Pantekosta
tidak lagi membacakan Pengakuan Iman Rasuli lagi, doktin dianggap tidak penting,
doktrin itu mati / mematikan. Mereka menuntut Roh Kudus diartikan menuntut
Karunia Lidah. Kristus sebagai pusat diganti dengan Roh Kudus sebagai pusat. Yang
penting bagaimana Roh Kudus berkata-kata secara pribadi kepada seseorang itu yang
penting, menggali Kitab Suci tidak penting. Kristus sebagai pusat digeser, firman
Tuhan digeser dengan pengalaman subyektif, emosi dan pengalaman rohani. Doktrin
yang obyektif diganti dengan pengalaman yang subyektif. Kitab Suci diganti dengan
Tuhan berbicara dalam pribadi. Yeremia Rim pernah mengatakan bahwa S.Th. itu
Sekolah Tanpa Hasil, D.Th. itu Doktor Tanpa Hasil, dia merasa dia lebih berhasil.
Waktu Yeremia Rim waktu mati saya berkhotbah di situ. Saya tetap mencintai orang
Kharismatik, karena Reformed bukan satu denominasi, Reformed adalah suatu
semangat, Reformed adalah suatu undangan yang mulia bagi seluruh dunia, bagi
seluruh gereja dengan segenap hati. Martin Luther dan Calvin bukan mau mendirikan
gereja, mereka tidak membuat doktrin baru, mereka hanya menjelaskan apa mereka
12
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
percaya sesuai iman Rasuli yang diturunkan pada zaman Yesus Kristus dan Rasul
sehingga mereka mengharap seluruh gereja kembali kepada Alkitab.
Di Menado saya mengunjungi rumah seseorang yang rumahnya ada banyak
pigora yang digambar sendiri pakai tangan. Di sana ada banyak gambar yang
kemudian dia berkata bahwa ini semua adalah wahyu Tuhan kepada saya. Dia berkata
sering mimpi lalu saya gambar. Ini semua untuk mengingat wahyu Tuhan kepada dia.
Lalu dia bertanya bagaimana pendapat Stephen Tong? Saya berkata dirobek saja
semuanya. Lho mengapa, bukankah itu berharga sekali. Kalau Tuhan berbicara
kepadamu, maka kamu seperti Yohanes, Matius, Markus, Petrus dan penulis-penulis
Alkitab lainnya, jadikan halaman baru minta LAI mencetak wahyu yang kamu
terima. Itu bukan wahyu baru, sebab Tuhan tidak mewahyukan lagi. Lalu dia begitu
sedih sekali karena begitu banyak. Saya berkata kepada dia, pelan-pelan anakmu
tidak akan percaya kepada Alkitab tetapi kepada berhala ini. 50 tahun kemudian
cucumu akan mengeramatkan berhala-berhala ini. Manusia sulit membuang hal-hal
yang bernilai demikian. Tetapi bagi Augustinus berbeda, waktu tua dia berkata "kalau
ada pengajaran saya yang tidak cocok dengan Alkitab, silakan kembali ke Alkitab. Ini
harus dipegang oleh hamba-hamba Tuhan untuk kembali kepada Firman."
Ada berbagai macam gereja, ada Pantekosta, Methodist, Anglican, kenapa harus
ngotot Reformed yang paling benar, semua denominasi lain salah? Ini sama sekali
salah pengertian! Reformed kembali ke seluruh Kitab Suci, Kitab Suci seluruhnya
benar, maka seluruh denominasi harus kembali kepada Kitab Suci, itulah Reformed.
Reformed jangan dianggap denominasi, Reformed milik setiap denominasi untuk
kembali kepada Kitab Suci.
Sistem Teologi ada berapa banyak? Pertama, sistem tradisi Katolik, seluruhnya
menyeluruh dan integratif, dalam sistem tradisi Katolik yang dianggap sudah
sempurna dan sudah cukup, tetapi jangan disamakan sistem tradisi dengan Kitab
Suci. Kitab Suci harus mempunyai hak untuk menghakimi untuk semua sistem.
Sistem Katolik memiliki ciri khas, tradisi konsili akan dilestarikan sampai akhir
zaman, yang menganggap satu-satunya gereja yang kudus dan am, dan semua ajaran
doktrinal yang keluar dari keputusan Paus tak mungkin salah sehingga otoritas Paus
menyamakan diri dengan otoritas Alkitab, ini kesalahan yang fatal. Sampai konsili
Vatikan II tidak ada perubahan dalam, ajaran Mariologi sebagai co-redemeer. Ini kita
tidak bisa menerima. Adanya jasa dari orang kudus / suci yang bisa dibagi-bagikan
kepada orang-orang yang memohon, ini kita tidak bisa menerimanya. Sistem Katolik
masih menyembah kepada Maria, berdoa melalui Maria kepada Yesus, kemudian
melalui Yesus kepada Tuhan Allah. Sistem Katolik masih melakukan pengakuan
dosa dihadapan pastor, ini adalah berlawanan dengan Kitab Suci.
Kedua, sistem Lutheran, berawal dari Martin Luther, tetapi sayangnya orangorang Lutheran kurang rendah hati menerima paham Reformed. Calvin menganggap
13
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
Luther adalah guru dan bapaknya. Luther dalam keadaan marah kadangkala berbicara
kasar, sehingga ada seorang murid Luther yang mencatat apa yang semua dibicarakan
Luther (karena dulu tidak ada tape recorder), yaitu dalam The Table Talk Martin
Luther. Calvin berbeda. Calvin mengamati tulisan Luther lalu terjadi beberapa
koreksi sehingga menjadi beberapa tahun kemudian menjadi Institutes of the
Christian Religion dan ini menjadi sistem ketiga, yaitu Sistem Reformed. Seorang
Filsuf mencatat sejarah filsafat, ideologi dan isme sepanjang sejarah dan bukunya
bernama Story of Philisophy pernah menjadi best seller di Amerika Serikat,
mengatakan buku Institutes of the Christian Religion adalah satu diantara 10 buku
penting yang mengubah seluruh dunia.
Sistem keempat, sistem Radical Reformation. Pada zaman reformasi mereka
tidak seberani Luther dan tidak berpikir mendalam seperti Calvin tetapi
mempengaruhi di arus bawah, mereka selain ingin merobohkan sistem Katolik,
mereka menanamkan pengalaman pribadi. Mereka mendirikan sistem teologi yang
tidak terlalu besar dan tidak terlalu penting tetapi mempengaruhi arus bawah,
akhirnya menjadi bibit dari Pantekosta.
Sistem kelima, sistem Anglican. Sistem ini berada di Inggris, di mana tradisi
Inggris adalah perpanjangan Katolik. Katolik ingin kalau ingin menguasai seluruh
dunia, menguasai pemerintahan di atas yang paling berkuasa di seluruh dunia, maka
seluruh dunia harus berada di bawah wibawa kerajaan Kristus, dan kerajaan Kristus
hanya diwakili Katolik Roma. Maka Paus harus menguasai semua raja dan semua
raja harus menabiskan kerajaan di seluruh dunia. Tetapi saat itu sudah ada Islam,
Budhisme, Shintoisme yang tentu tidak mau dikuasai kekristenan, tetapi karena
perkembangan kolonialisme, maka kerajaan India harus takluk pada kekuatan
kerajaan Inggris tetapi Inggris tidak bisa menguasai Tiongkok dan Thailand. Sampai
abad 18, kerajaan Tiongkok minta supaya kedutaan seluruh dunia yang datang
ketemu kaisar harus berlutut dengan kepala kena tanah sampai berbunyi 3 kali,
sampai 9 kali baru bisa berdiri di hadapan Kaisar. Seorang duta besar Inggris menulis
bahwa negara Inggris setinggi kerajaan Tiongkok, sama-sama harus saling
menghormati, maka mulai hari ini kami tidak mau tunduk kepada kerajaan Tiongkok.
Vatican maunya semua kerajaan berada di bawah dia dan ditahbiskan dia. Tetapi
negara Kristen pertama yang berani memberontak Vatican dan tidak mau kembali ke
Vatican sampai sekarang adalah Inggris. Ini karena kekuasaan Vatican makin lama
makin kecil dan Inggris makin lama makin besar. Raja Inggris, Henry VIII
mempunyai 6 istri. Suatu kali dia ingin menceraikan istrinya dan minta izin Paus dan
dia marah. Maka sejak itu gereja Inggris tidak perlu patuh kepada Paus. Sehingga
sistem Anglican dimulai dari reformasi yang tidak masuk akal karena pertikaian
pribadi bukan karena doktrin. Saya bersykur kepada Tuhan, kalau Lady Diana tidak
jadi menikah dengan Dody Al Fayed. Kalau jadi menikah, maka anak Diana akan
mempunyai ayah tiri yang Islam, maka itu akan memalukan kekristenan yang luar
biasa. Ini adalah investasi setan dari tidak sucinya pemimpin.
14
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
Sistem Anglican mempunyai motivasi tidak mulia, tetapi orang Anglican yang
sungguh-sungguh mengerti teologi bukan tidak ada. Mereka suatu kali mengadakan
suatu pertemuan, akhirnya terbentuklah Westiminster Confession, yang sebenarnya
dengan sendirinya adalah Teologi Reformed. Orang Reformed di Anglican disebut
Puritan. Ada orang Reformed di Perancis, di Belanda. Reformed telah menjelajah di
seluruh tempat, Reformed mempunyai ajaran universal. Teologi Reformed bukan
dimonopoli oleh GRII, tetapi Reformed bisa di gereja GKA, bisa di Anglican, bisa di
Baptis, karena Reformed adalah universal faith. Saya bukan hanya untuk GRII,
bukan hanya untuk Indonesia, maka saya ke Singapore, Kuala Lumpur, Amerika,
pergi ke Philipina, pergi ke Taiwan dan Reformed diterima di seluruh dunia.
Sistem berikutnya adalah sistem bretheren, yang tidak berbeda dengan radical
reformation dan sistem yang tidak berteologi dan kacau balau adalah sistem
Kharismatik. Sekarang ini, yang paling lemah dan paling banyak hasilnya adalah
sistem Kharismatik. Tetapi suatu saat kalau itu hancur langsung habis total,
sedangkan Teologi Reformed yang meskipun secara kuantitas tidak banyak namun
Teologi Reformed yang kokoh tidak mungkin dihancurkan karena memiliki dasar
yang terlalu kuat. Orang yang cepat mau sukses dan mau cepat berkembang seperti
Rick Warrent memiliki teologi yang lemah. Sedangkan orang Reformed yang ketika
baca bukunya, bukunya tidak ada apa-apanya. Tetapi orang lain menganggap dia luar
biasa dan dianggap sebagai idola. Rick Warrent terakhir berdebat dengan seorang
Atheis, yang dimuat di Newsweek.
Waktu saya baca perdebatan Rick Warrent dengan seorang Atheis di Newsweek,
saya menggelengkan kepala. Dalam penutupnya, Rick Warrent mengatakan suatu
kalimat, kalau anda percaya Allah dan berbuat baik, beriman kepada Dia, kalau mati
baru sadar Allah tidak ada, tidak rugi. Kalau anda percaya kepada Allah, berbuat
baik dan ketika bertemu Dia, nyata Dia ada, bukankah akan senang. Ini adalah cara
apologetika yang sangat rendah. Cara ini pernah diusulkan oleh Blaised Pascal. Ini
cara apologetika yang sudah saya buang karena apologetika ini sampah. Orang
Tionghwa mengatakan itu relativ, kalau percaya ada maka jadi ada, kalau percaya
tidak ada jadinya tidak ada. Orang Atheis mau berdosa secara bebas tetapi tidak mau
ada Allah yang menghakimi. Tuhan Allah tidak akan menjadi tidak ada hanya karena
engkau percaya tidak ada. Tuhan Allah tidak akan menjadi ada hanya karena engkau
percaya ada. Keberadaan Allah bukan akibat diskusi dan perdebatan tentang Dia ada
atau tidak ada. Keberadaan Allah ada sebab (cause) yang mendorong kita berdiskusi
Dia ada atau tidak. Seperti Abraham mendengar janji Allah yang tidak masuk akal,
maka Sara mentertawakan dalam hati. Rasio selalu menertawakan Wahyu Allah.
Secara legal dia berbuat dalam hati, itulah kelemahan hukum tetapi Tuhan Allah
melihat hati.
Di dalam Alkitab, doktrin yang benar tidak berdoa ngotot seperti para nabi palsu
pada saat berhadapan dengan Elia. Justru yang doanya ngotot adalah seperti para nabi
15
Seminar Teologi Reformed Sinode GKA di GKA Gloria Surabaya – Pdt. Dr. Stephen Tong
palsu. Kalau diilustrasikan zaman sekarang, Elia waktu itu satu-satunya Reformed,
tidak ada dukungan politik, musuhnya semuanya Kharismatik. Dalam 1Raja-raja
18:36, Elia berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini
biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah..." Ini adalah Covenant, ini adalah
Teologi Reformed, Elia tetap menjadi hambanya karena janji, Elia berani karena
Allah yang berjanji secara sungguh-sungguh untuk menyatakan kepada bangsa Israel
karena Dia adalah Allah. Kedua, "pada hari ini biarlah diketahui orang, bahwa
Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa
atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara ini." Menyatakan kepada bangsa
Israel bahwa Elia adalah hamba Tuhan.
Dari sistem teologi yang banyak tersebut akhirnya akan melemahkan gereja,
hanya sistem Reformed adalah satu-satunya yang paling kuat karena berakar pada
Firman Tuhan dengan sesungguh-sungguhnya.
Pengutipan dari artikel ini harus mencantumkan:
Dikutip dari
http://www.geocities.com/thisisreformedfaith/artikel/seminarreformedgka02.html
16
Download