PENDAHULUAN Latar Belakang Permintaan daging dan susu sapi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan peningkatan kesejahteran masyarakat. Kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani juga menjadi penyebab peningkatan permintaan daging dan susu sapi. Namun peningkatan tersebut tidak sebanding dengan perkembangan populasi sapi potong dan sapi perah. Saat ini terdapat kecenderungan yang menunjukkan semakin lebarnya kesenjangan antara laju permintaan dan laju penawaran. Permasalahan utama di dalam upaya pemenuhan kebutuhan protein hewani nasional adalah ketidakmampuan sektor produksi domestik untuk mengimbangi laju pertumbuhan konsumsi. Upaya peningkatan populasi ternak khususnya ternak sapi dapat dilakukan dengan mengembangkan bioteknologi di bidang peternakan yang salah satu diantaranya adalah sistem transfer embrio. Transfer embrio merupakan suatu metode perkawinan yang dilakukan dengan cara memproduksi banyak embrio pada seekor betina unggul, kemudian diimplantasikan pada banyak resipien sampai anak tersebut dilahirkan. Ternak sapi merupakan hewan monotokus, sehingga untuk memperoleh sejumlah embrio yang memadai untuk ditransfer ke resipien perlu dilakukan superovulasi pada sapi donor. Superovulasi bertujuan memperbanyak oosit yang diovulasikan dengan menggunakan hormon gonadotropin eksogen seperti Follicle Stimulating Hormone (FSH) dengan cara penyuntikan hormon secara terus-menerus selama empat hari dengan dosis menurun. Pemberian hormon tersebut dengan dosis tertentu akan menstimulasi proses pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan ovulasi dari sejumlah besar folikel pada ternak sapi. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian variasi FSH yang diproduksi oleh produsen yang berbeda terhadap tingkat superovulasi pada beberapa bangsa sapi yang meliputi respon superovulasi, jumlah total CL, jumlah total embrio dan ovum terkoleksi serta Recovery Rate. 1 Manfaat Manfaat penelitian ini adalah mengetahui tingkat superovulasi sapi terhadap penggunaan FSH untuk meningkatkan produktivitas superovulasi dari sapi. Perlakuan tersebut berupa pemberian FSH yang diproduksi oleh produsen yang berbeda, sehingga dapat diketahui sumber FSH terbaik yang dapat meningkatkan efisiensi program superovulasi. 2